makalah oral biologi

15
MAKALAH ORAL BIOLOGI IMUNISASI DAN VAKSIN KARIES Kelompok 14 1. Ade Martha J.S 04091004021 2. Fitriah 04091004028 3. Indah Tama Romauli 04091004041 4. Rizky Amenta Tarigan 04091004042

Upload: hasmila-devi

Post on 18-Jan-2016

61 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hhhh

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Oral Biologi

MAKALAH ORAL BIOLOGI

IMUNISASI DAN VAKSIN KARIES

 

 

Kelompok 14

 

1.     Ade Martha J.S              04091004021

2.     Fitriah                             04091004028

3.     Indah Tama Romauli     04091004041

4.     Rizky Amenta Tarigan   04091004042

 

 

 

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

Page 2: Makalah Oral Biologi

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN 2009/2010

 

 

I.                   PENDAHULUAN

Beberapa upaya pencegahan karies telah dilakukan seperti fluoridasi air minum,

topical aplikasi fluor, pit dan fissure sealant, control makanan, control plak dan lain-lain.

Hasil yang dicapai cukup memuaskan dalam mengurangi prevalensi karies, namun

karies masih merupakan masalah. Sehingga dikembangkan satu teknik dan produk

pencegahan yang dapat menjadi upaya andalan yaitu dengan imunisasi.

Imunisasi dilakukan mengingat bahwa karies merupakan penyakit menular yang

disebabkan oleh kuman patogen yang spesifik. Pada umumnya, penyakit menular

dapat dibagi dalam dua kelompok: penyakit menular yang spesifik dan penyakit

menular, dan dikalangan masyarakat, penyakit tersebut mendapat nama tersendiri:

cacar, campak, sampar dan sebagainya.

Penyakit yang menular yang kondisional (komensal) tidak mempunyai gambaran

penyakit dan tahap perkembangan yang pasti, mempunyai lebih dari satu penyebab,

tidak jelas bersifat menular, dan pada orang yang terkena tidak ada gejala penyakit

yang jelas. Penyakit ini timbul kalau kondisinya menguntungkan bagi perkembangan

penyakit ( kondisi penderita yang tidak menguntungkan ). Karies termasuk penyakit

menular yang kondisinal (komensal).

Dalam menghadapi serangan benda asing (misalnya, kuman patogen), tubuh

manusia dibekali system pertahanan untuk melindungi dirinya.

System pertahanan tubuh dikenal sebagai mekanisme imunitas dapat dibagi

menjadi dua bagian, yaitu:

Page 3: Makalah Oral Biologi

a.       Pertahanan dengan spectrum luas, yang diartikan tidak hanya ditujukan

kepada antigen yang spesifik

b.      Mekanisme imunitas yang hanya diekspresikan dan timbul karena

paparan antigen

Tabel 1. Mekanisme imunitas tubuh

Tipe imunitas Contoh

Tidak spesifik Membran mukosa

Sel fagositik

Sekresi enzim

Interferon

Spesifik

Didapat alami

 

Didapat artificial

 

Transfer antibody lewat

plasenta

Sembuh dari sakit

Pemberian antitoksin

vaksinasi

Sumber: Roeslan BO. Imunologi Kelainan di dalam Rongga Mulut. J PDGI

1994; 43 (1):47

Baik sistem imunitas spesifik maupun tidak spesifik, reaksinya dapat bersifat

selular maupun humoral dan dalam melakukan tugasnya, kedua system itu dapat

bekerja sama. Imunitas seluler timbul apabila limfosit –T berkontak dengan antigen.

Sedangkan imunitas humoral merupakan reaksi antigen antibodi. Reaksi antigen

antibodi ini timbul apabila immunoglobulin (Ig) yang berfungsi sebagai antibodi bereaksi

dengan reseptor-reseptor pada permukaan antigen. Ada lima tipe immunoglobulin: IgA,

IgD, IgE, IgG dan IgM.

           

 

 

Page 4: Makalah Oral Biologi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.                  Jenis Imunisasi

            Imunisasi dibedakan atas dua jenis yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi

karies telah dilakukan baik secara aktif maupun pasif. Prinsip kerja dari imunisasi

tersebut secara umum sama dengan prinsip kerja dibidang kedokteran. Adapun

menjadi perbedaannya adalah lokasi dan bahan yang digunakan.

Imunisasi aktif

Imunisasi yang diperoleh dengan adanya antibody atau dari sel limfoid

yang terbentuk sebagai hasil stimulasi antigenic. Meliputi partisipasi aktif

pejamu setelah pemberian ummunogen, diperoleh secara alami selama infeksi

penyakit subklinis atau klinis atau dengan vaksinasi. Masa kerjanya setelah

periode laten. Imunisasi ini dapat bertahan lama serta tergantung ketahan dan

kemampuan limfosit untuk mengenal antigen spesifik.

Imunisasi dilakukan secara oral dan penyuntikan di bawah kulit atau

membrane di mulut, ke dalam rongga peritoneal dan di kelenjar liur besar.

Page 5: Makalah Oral Biologi

Imunisasi pasif

Imunitas yang diperoleh dari pemberian antibodi yang telah dibentuk

sebelumnya atau sel limfoid yang disensitisasi secara khusus atau hasil dari

pejamu yang diimunisasi aktif. Partisipasi pejamu dalam menghasilkan factor

imun tidak dijumpai dan masa kerjanya segera. Imunitas ini bersifat sementara.

Tabel 3. Perbedaan antara imunitas aktif dan imunisasi pasif.

  Aktif Pasif

Ganesis Peran serta host secara

aktif sesudah pemberian

imunogen alami (penyakit

subklinis atau klinis) atau

dengan imunisasi (vaksin)

Tidak ada peran serta host

pemindahan zat yang telah

terjadi (antibody, faktor

transfer, cangkok timus,

interleukin-2) dari host yang

diimunisasi secara aktif

kepada host non imun.

Komponen-komponen Imunitas humoral dan

seluler

Imunisasi humoral dan

seluler

Mulai kerja Hanya sesudah periode

laten

Segera

Jangka waktu Jangka lama Terbatas

Aplikasi Vaksinasi Defisiensi imun, profilaksi

Sumber: Bellanti JA., Imunologi III. Ahli Bahasa : Wahab AS, Yogyakarta,

Gajah Mada University.

 

2.                  Bahan Imunisasi

Bahan-bahan yang digunakan dalam imunisasi juga dibedakan atas dua bagian,

yaitu pada imunisasi aktif dan imunisasi pasif.

Imunisasi Aktif

Page 6: Makalah Oral Biologi

Beberapa metode imunisasi aktif untuk mencegah karies gigi telah

dilakukan pada dekade sebelumnya, yaitu:

Penggunaan peptide sintetik Streptokokus mutans

Antigen Streptokokus mutans digabungkan dengan sub unit toksin

kolera

Penggabungan gen Streptokokus mutans dengan Salmonella

System pengantaran liposom

Imunisasi aktif dengan menggunakan bahan-bahan tersebut di atas

memberikan hasil yang baik. Sebagai salah satu contoh, yaitu penggunaan

peptide sintetik Streptokokus mutans. Penelitian yang dilakukan pada monyet

dimana mukosa gingival diinjeksi dengan peptide sintetik dari permukaan

protein Streptokokus mutans menghasilkan antibody protektif pada cairan

gingival dan saliva. Sedangkan penelitian pada tikus pemberian peptide sintetik

enzim transferase (GTF) Streptokokus mutans sebagai vaksin oral

menunjukkan hambatan fungsi enzim secara efektif.

Namun imunisasi aktif ini menyebabkan efek samping sistemik yaitu

terjadinya lesi auto imun pada jantung atau organ lainnya.

Imunisasi pasif

Meningkatnya penelitian pada imunisasi pasif menghasilkan beberapa

bahan yang dapat digunakan, yaitu:

Antibodi monoclonal yang diaplikasikan secara topical

Susu sapi Bovine yang telah diimunisasi dan air didih

Antibody kuning telur

Antibody tanaman transgenic

Page 7: Makalah Oral Biologi

Secara umum pengembangan imunisasi pasif dimungkinkan sejak

ditemukannya antibody monoclonal. Antibody monoklonal adalah imuniglobulin

yang dihasilkan dari proliferasi klon tunggal sel-sel plasma. Secara tradisional

antibodi monoklonal ini diproduksi dengan menggunakan wadah besar dimana sel-

sel tumbuh dan dibuat untuk jumlah yang besar. Namun ini tidak praktis dan

mahal. Oleh karena sulitnya proses sterilisasi juga mahalnya medium nutrisi (agar)

untuk sel.

Hal ini mendorong dilakukannya penelitian untuk memproduksi antibodi

monoklonal dalam jumlah besar dan biaya yang lebih murah. Teknik genetika

tanaman menjadi pilihan untuk itu. Tanam-tanaman secara normal tidak

menghasilkan antibodi atau protein sejenisnya. Namun secara mengejutkan

diketahui bahwa sel-sel tanaman dapat diinduksi untuk menghasilkan antibodi.

Antibodi merupakan molekul kompleks yang terdiri dari dua cincin protein

berat dan dua cincin protein ringan dan dihubungkan dengan ikatan disulfide.

Antibodi sekretori yang digunakan untuk vaksin karies, yang disebut

antibodi monoklonal Guy’s 13 mempunyai bentuk yang lebih kompleks. Terdiri dari

2 unit monomer immunoglobulin (cincin berat dan cincin ringan) yang digabung

dengan cincin J dimana cincin J berhubungan dengan 4 polipeptida dan komponen

sekretori.

Produksi antibodi sekretori ini dimungkinkan dengan menggunakan

tanaman transgenic. Tananam transgenic adalah tanaman yang mengandung satu

atau beberapa gen yang ditransfer dari spesies lain. Contoh pertama yang

digunakan yaitu tanaman jenis tembakau yang merupakan tanaman model

standar. Jenis tanaman yang lain dapat digunkan seperti kentang, jagung, kedelai

dan kacang polong.

Empat tananam transgenic yang dihasilkan masing-masing terdiri dari

cincin ringan, modifikasi cincin berat, cincin J dan komponen sekretori (SC).

Dilakukan fertilisasi silang antara tanaman tersebut dan rekombinasi hasil

penyilangan untuk menghasilkan satu tanaman dengan empat cincin protein.

Page 8: Makalah Oral Biologi

Hasil dari penggunaan antibody monoklonal yang diaplikasi secara topical

pada monyet berupa pengurangan koloni Streptokokus mutans dan penurun skor

karies. Sedangkan penggunaan antibodi tanaman transgenik dapat menghilangkan

koloni Streptokokus mutans mengglutinasi sel. Dari tanaman transgenic dihasilkan

sekretori immunoglobulin A (Ig A) yang secara alami berfungsi pada permukaan

mukosa dan merupakan antibodi utama pada rongga mulut. Dari kedua jenis

imunisasi tersebut yang patut menjadi pilihan adalah imunisasi pasif dengan bahan

antibody tanaman transgenik. Karena dengan penggunaan bahan ini reaksi silang

yang mungkin timbul seperti juka menggunakan antibody hewan dapat dihilangkan.

Selain itu produksi antibodi monoklonal dengan skala agrikultural dapat dilakukan

dengan biaya murah dan jumlah yang tidak terbatas serta dapat digunakan dalam

kehidupan sehari-hari.

Imunoglobin yang terdapat pada kuning telur ayam disebut juga yolk

immunoglobuline (Ig Y) berfungsi untuk mencegah karies karena dapat

menghambat pembentukan  biofilm Streptoccocus mutans pada tahap awal dan

aktivitas glukosiltrasnferase.

 

3.                  Keuntungan dan kerugian imunisasi aktif dan imunisasi pasif

Imunisasi karies telah dilakukan dengan dua cata yaitu imunisasi aktif dan

imunisasi pasif. Imunisasi aktif maupun pasif memiliki cara kerja yang sangat berbeda

satu sama lain. Hasil yang dicapai dari kedua imunisasi tersebut pun bervariasi.

Sehingga perlu dibandingkan untuk mengetahui keuntungan dan kerugiannya.

Imunisasi aktif dilakukan dengan menyuntikkan sel atau produk sel Streptokokus

mutans. Kemudian tubuh dirangsang untuk membentuk antibody sebagai pertahanan

serangan terhadap bakteri masa kerjanya hanya sesudah periode laten. Keuntungan

yang didapat dari imunisasi aktif yaitu jangka waktu kerjanya yang lama. Adapun

kerugiannya, adanya efek samping sistemik  dengan terjadinya autoimun pada jantung

atau organ lainnya.

Page 9: Makalah Oral Biologi

Imunisasi pasif dilakukan dengan pemberian dengan pemberian antibodi yang

telah dibentuk sebelumnya (dikembangkan diluar tubuh) dan diaplikasikan pada gigi

secara topical. Bahan yang digunakan berupa antibody monoklonal yang dihasilkan dari

tanaman transgenic. Imunisasi pasif mempunyai keuntungan dari segi biaya yang lebih

murah, dan masa kerjanya yang segera. Namun merugikan karena hanya dapat

bertahan dalam waktu yang terbatas (emapat bulan). Sehingga diperlukan aplikasi

berulang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kesimpulan

Page 10: Makalah Oral Biologi

 

Dalam proses terjadinya karies gigi, Streptokokus mutans mempunyai peranan

yang sangat besar, karena merupakan bakteri kariogenik. Hal ini dapat dilihat dari sifat-

sifat yang ada pada Streptokokus mutans dan Streptokokus mutans memenuhi postulat

Koch sebagai penyebab karies.

Pendekatan imunologis diperkirakan dapat menjadi jalan keluarnya, mengingat

bahwa mikroorganisme ( Streptokokus mutans) dapat menimbulkan proses imun.

Imunisasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: Makalah Oral Biologi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Boedi Oetomo. Imunologi Oral kelainan di dalam Rongga Mulut. Jakarta: BP

FK UI, 2002, 148-150.

 

Lehner. Imunologi pada Penyakit Mulut. Ahli bahasa: Faridah R, Suryadhana

NG. Ed.3. Jakarta: EGC, 1995:61-91.

 

Kidd EAMM, Bechal SJ. Dasar-dasar Karies Penyakit dan

Penanggulangannya. Ahli bahasa: Narlan Sumawinata dan Safrida Faruk.

Jakarta: EGC, 1991:21, 164-67.

 

pdf.hulufile.com/dentika-jurnal-pencegahan-karies-gigi-dengan-

imunisasi.html

Page 12: Makalah Oral Biologi

 

http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/232089096.pdfS