makalah p4b
DESCRIPTION
wordTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, maka diperlukan
berbagai terobosan, misalnya dalam pengembangan kurikulum, inovasi
pembelajaran, pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan, dan sebagainya.
Dalam undang-undang RI No.20 Tahun 2003 tentang system pendidikan
Nasional, pada Bab I Ketentuan Umum pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepridian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Dalam ayat tersebut di atas terdapat kalimat “…..mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran.” Kalimat tersebut tentu memiliki makna yang
luas dan mendalam, bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan nasional harus
melalui proses belajar dan pembelajaran. Namun untuk mencapai kedua hal
tersebut maka harus ditempuh berbagai cara untuk ketercapaian pelaksanaannya.
Salah satu yang menjadi faktor tercapainya hal tersebut di atas adalah
dengan ketersediaan bahan dan materi ajar yang ada di sekolah. Melalui materi
ajar guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan
lebih terbantu dan mudah dalam belajar.
Pentingnya materi ajar dalam proses belajar mengajar tak dapat lagi
dipungkiri. Dengan materi ajar yang disajikan, maka siswa akan dapat mencapai
tujuan pembelajaran. Selain itu, materi ajar juga berfungsi sebagai alat untuk
pencapaian tingkat pemahaman yang tinggi bagi siswa. Untuk menjadi pengajar
yang baik, maka sudah menjadi sebuah kewajiban seorang pengajar untuk dapat
memahami apa itu materi ajar dan seberapa penting peranannya dalam proses
belajar mengajar. Pemahaman semacam itu mutlak harus dimiliki oleh seorang
pengajar yang berkompeten. Mengingat bahwa fungsi guru sebagai fasilitator
dalam kegiatan pembelajaran adalah untuk menyampaikan materi kepada siswa.
Namun, pada kenyataannya, meskipun kemutlakan itu diberlakukan, masih saja
penyajian materi ini belum maksimal. Ini dapat terlihat dari masih sederhananya
penyajian materi atau bahkan dapat dikatakan belum mencapai target seharusnya.
Mata kuliah P4B merupakan satu mata kuliah yang diberikan pada
mahasiswa kependidikan dengan tujuan untuk membangun pemahaman dan
kemampuan untuk mengembangkan materi ajar khususnya dalam bidang
pendidikan biologi. Tujuan ini pada akhirnya akan dijadikan sebuah bekal bagi
para calon guru agar ia memiliki kemampuan dalam mengembangkan materi ajar
bagi pembelajaran di kelas. Dengan demikian, para guru tersebut akan mampu
mencapai keterampilan dalam mengembangkan materi atau bahan ajar sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
Dari latar belakang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa materi ajar
itu sangat penting untuk di pahami dan dikuasai. Oleh Karena itu, kami tertarik
untuk menulis sebuah makalah yang berjudul Pengembangan Materi Ajar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka yang menjadi rumusan
masalah adalah:
1. Apa yang dimaksud materi ajar / materi pembelajaran
2. Apa saja yang termasuk jenis-jenis materi ajar
3. Apa prinsip-prinsip pengembangan materi ajar / Materi pembelajaran
4. Bagaimana implementasi materi ajar/ materi pembelajaran
C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan dari makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui materi ajar / materi pembelajaran
2. Untuk mengetahui jenis-jenis materi ajar/ materi pembelajaran
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengembangan materi ajar/ Materi
pembelajaran
4. Untuk mengetahui implementasi materi ajar/ materi pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakekat Materi Ajar
Materi ajar adalah segala bentuk materi yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Materi yang
dimaksud bisa berupa materi tertulis, maupun materi tidak tertulis.
Dalam website Dikmenjur dikemukakan pengertian bahwa, meteri ajar
merupakan seperangkat materi/substansi pelajaran yang disusun secara
sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Dengan materi ajar memungkinkan siswa dapat
mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan
sistematis, sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi
secara utuh dan terpadu. Materi ajar merupakan informasi, alat, dan teks yang
diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Dari berberapa pendapat di atas dapat disaringkan bahwa materi ajar adalah
seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan
atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Materi ajar bertujuan
untuk membantu siswa dalam mempelajari sesuatu, menyediakan berbagai jenis
pilihan materi ajar, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, serta
agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. Manfaat materi ajar adalah
membantu pelaksanaan belajar mengajar, dapat diajukan sebagai karya yang
dinilai untuk menambah angka kredit guru untuk keperluan kenaikan pangkat,
selanjutnya akan menambah penghasilan guru apabila hasil karangannya
diterbitkan.
B. Jenis-jenis Materi Ajar
Dalam Anonim (2009) membedakan jenis-jenis materi pembelajaran
sama dengan pembegian materi pelajaran oleh Merril (1977) dalam Sanjaya
(2009) mereka membedakan isi materi pelajaran memjadi empat macam yaitu:
1. Materi Fakta: fakta merupakan semua pengetahuan yang telah diketahui
oleh manusia, tetapi belum terorganisasikan secara sistematis. Dalam suatu
fakta terdapat konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk
menguraikan suatu kejadian, bahkan mungkin dikemukakan hukum-hukum
yang melahirkan suatu teori. Misaalnya, di dalam sebuah akuarium berisi air
penuh terdapat populasi ikan mas hias sebanyak 6 ekor berukuran masing-
masing 1 ons, tumbuhan air (hydrillah) sebanyak 3 batang dengan panjang
masing-masing 20 cm, dan tanpa diberi kipas pengatur sirkulasi udara,
ternyata kehidupan ikan hanya bertahan satu minggu saja? Mengapa terjadi
demikian? Hal ini, karena oksigen yang dihasilkan tanaman Hydrillan tidak
seimbang dengan kebutuhan untuk bernapas enam ekor ikan dan tumbuhan
sendiri, itulah faktanya.
2. Materi konsep: konsep dapat didefenisikan dalam berbagai hal seperti
berikut: konsep adalah gambaran dari ciri-ciri sesuatu objek sehingga dapat
membedakannya dengan objek lainnya (Good, dalam Resna, dkk.,1992).
Konsep merupakan suatu abstraksi yang mewakili suatu kelas objek-objek
kejadian, kegiatan-kegiatan atau hubungan-hubungan yang mempunyai
atribut yang sama (Rosses, 1994, dalam Ratna WD, 1989).
Sehubungan dengan berbagai pengertian macam konsep tersebut, sulit
rasanya untuk sampai pada satu defenisi konsep yang tepat. Hal ini, karena
setiap orang mengalami stimulus-stimulus ynag berbeda-beda, dan orang
membentuk konsep sesuai dengan pengelompokan stimulus-stimulus dengan
cara tertentu serta pengalamannya masing-masing. Berdasarkan pengertian-
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan suatu
abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri, karakter atau atribut yang sama dari
sekelompok objek dari suatu fakta, baik merupakan suatu proses, peristiwa,
benda atau fenomena di alam yang membedakannya dari kelompok lainnya.
Untuk lebih jelasnya dalam memahami apa itu konsep, cobalah simak tanda-
tanda suatu konsep. Menurut Flavel 1970, dalam Ratna WD, (1989) bahwa
konsep dapat dibedakan dalam tujuh dimensi yaitu: atribut, struktur,
keabstrakan, keinklusifan, keumuman (generalitas), ketepatan dan kekuatan.
Untuk lebih jelasnya simak uraian tanda-tanda konsep di bawah ini.
a. Konsep itu memiliki atribut
Setiap konsep memiliki sejumlah atribut (tanda) tertetu, seperti apa itu
yang dinamakan kursi, meja, jamur, serangga, Arthopoda, dsb. Contohnya,
kursi memiliki atribut adanya bagian dari objek itu yang dapat digunakan
sebagai tempat duduk apapun bentuknya, sehingga dikenal ada berbagai
macam kursi.
b. Konsep itu memiliki struktur
Struktur menyatakan cara bergabungnya (cara terkaitnya) atribut-atribut
suatu konsep. Berdasarkan strukturnya ini, konsep dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
- Konsep-konsep konjunktif adalah konsep-konsep yang
menampilkan dua atau lebih sifat sehingga memenuhi syarat sebagai
contoh konsep. Contohnya, serangga itu sebagai hama dan penyerbuk
bunga tanaman itu.
- Konsep-konsep disjunktif adalah konsep-konsep yang menampilkan
satu dari dua atau lebih sifat-sifat harus ada. Contohnya, hama
tanaman itu adalah sejenis serangga.
- Konsep-konsep relasional adalah konsep-konsep yang menyatakan
hubungan tertentu antar atribut-atributnya. Contohnya fotosintesis
adalah terjadi jika tumbuhan memiliki korofil dan mendapatkan sinar
matahari. Serta tersedianya air dan karbohidrat.
Secara struktur, materi pelajaran yang menyajikan konsep-konsep
konjunktif lebih baik dari pada konsep-konsep disjunktif, karena dapat
memberikan penjelasann yang lebih lengkap atributnya dan konsep-konsep
relasional menyajikan pengertian yang lebih lengkap lagi tentang suatu
konsep, hanya saja lebih banyak tuntutan memori untuk memahaminya.
c. Konsep itu memiliki keabstrakkan
Konsep itu bisa konkrit (benda nyata) atau abstrak (“digeneralisasikan”)
contohnya serangga adalah kosep konkrit, bila disertakan bendanya yang
dapat dilihat oleh lebih baik dari pada mata. Tetapi serangga dapat
tergolong abstrak, bila tidak disertakan bendanya atau hanya merupakan
suatu pernyataan saja. Contoh lain hidup adalah konsep abstrak karena
hanya digeneralisasi berdasarkan gejal-gejalanya saja.
d. Konsep itu memiliki keinklusifan
Setiap konsep ada pengembangan lebih luas contohnya orang lebih
mengenal kucing dari pada harimau, tetapi pengetahuan tentang kucing
akan mudah memahami tentang harimau sebagai kucing hutan. Dengan
demikian pengetahuan tentang kucing dapat dikembangkan kepada jenis
kucing-kucing lainnya.sehingga dikenal istilah Felis domestica (kucing
rumah) dan Felis tigris (kucing hutan/ harimau/macan)
e. Konsep itu memiliki generalisasi (keumuman)
Konsep-konsep dapat berbeda menurut hierarkinya. Dalam system
klasifikasi, konsep-konsep dapat diurutkan menurut taksonnya
posisi/kedudukan superordinat atau subordinat). Contohnya, kucing rumah
(felis domestica) dan kucing hitam/harimau (felis tigris) adalah subordinat
terhadap konsep kucing (felis), dan keduanya sebagai bagian dari bangsa
hewan pemakan daging (Carnivora) sehingga kedudukannya satu bangsa
(ordo) dengan anjing. Selanjutnya, kucing, harimau, dan anjing sebagai
Carnivora adalah bagian dari hewan menyusui (Mammalia) sehingga
kedudukannya satu kelas dengan sapi sang pemakan rumput. Akhirnya,
karena kucing, harimau, anjing, dan sapi adalah hewan yang memiliki
tulang belakang, maka mereka adalah segolongan Vertebrata.
f. Konsep itu memiliki ketepatan
Ketepatan suatu konsep menyangkut suatu aturan-aturan untuk
membedakan contoh-contoh dari non contoh, non contoh suatu konsep.
Misalnya, mengapa hiu tergolong ikan (pisces), sedangkan paus tergolong
hewan menyusui (Mammalia), bukankah keduanya hidup di air? Di
sinilah pentingnya pemahaman suatu atribut utama suatu konsep, baik
berupa tanda-tanda morfologis maupun fisiologis lebih penting dari pada
habitatnya.
g. Konsep itu memiliki kekuatan
Kekuatan suatu konsep ditetukan oleh sejauh mana orang setuju bahwa
konsep itu penting disajikan atau dipelajari atau atau mengandung materi
esensial. Seyogiannya setiap konsep/subkonsep yang tercatum dalam
kurikulum memiliki kekuatan (power). Suatu konsep/subkonsep memiliki
kekuatan jika ia dinilai mengandung materi esensial. Oleh karena itu, guru
pun berkewajiban untuk melakukan analisis terhadap materi pelajaran
yang tercantum dalam kurikulum. Untuk melakukan analisis dan
menetapkan bahwa konsep itu merupakan materi esensial sedikitnya
memenuhi enam kriteria dari sebelas kriteria berikut, yaitu:
1) Konsep menunjang tercapainya tujuan
Konsep/subkonsep yang merupakan bahan kajian itu adalah diperlukan
untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran (TPU/TPK) dengan
berbagai metode. Tujuan pembelajaran yang ideal adalah tercapainya
aspek-aspek kognitif, psikomotor, dan afektif dari konsep yang
diajarkan. Pembelajaran konsep hendaknya bukan hanya untuk
mencapai pemerolehan konsep, tetapi juga untuk menanamkan nilai dan
moral yang terkandung didalamnya.
2) Konsep merupakan konsep dasar
Konsep-konsep yang di berikan bersifat memberikan dasar-dasar dari
berbagai keilmuan, dan tanpa konsep dasar ini tujuan pembelajaran
tidak akan tercapai dengan baik. Konsep dasar merupakan konsep yang
dibutuhkan bagi pengembangan konsep-konsep lainnya, dan biasanya
sebagai hal-hal yang bersifat umum.
3) Konsep itu mengandung aplikasi tinggi
Konsep yang di pelajari dapat meningkatkan kemampuan dan
keterampilan siswa mulai dari aspek pemahaman, analisis, sitesis, atau
mengevaluasi suatu program. Konsep yang mengandung aplikasi tinggi
akan merangsang pengembangan berfikir siswa.
4) Konsep itu sebagai prasyarat materi berikutnya
Bila konsep ini tidak diberikan/dipelajari, maka beberapa konsep
lainnya akan berdampak kurang dipahaminya, karena tidak ada
kesinambungan antara materi sebelumnya dengan materi yang diajarkan
pada tingkat yang lebih tinggi.
5) Konsep itu memberikan motifasi bagi siswa
Konsep ini dapat memacu motifasi siswa untuk mau belajar dan
berkreasi meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan
sikapnya.
6) Konsep itu terkait dengan mata pelajaran lain
Konsep-konsep yang dapat menunjang dan diterapkan atau merupakan
bagian dari pelajaran lainnya adalah penting untuk dipelajari, karena
dapat mengokohkan suatu pemahaman konsep. Misalnya, belajar
konsep tentang fisiologi adalah banyak menerapkan konsep dan prinsip-
prisip yang terdapat dalam fisika maupun kimia.
7) Konsep itu mengandung unsure pengembangan IPTEK
Konsep-konsep yang menunjang pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sangat dibutuhkan bagi kemakmuran dan kesejahteraan
manusia.
8) Konsep itu terkait lingkungan
Konsep ini mudah di ajarkan dengan memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar bagi siswa, mulai dari lingkungan terdekat bergerak ke
lingkungan yang lebih jauh.
9) Konsep itu mudah dilaksanakan untuk PBM
Konsep yang mudah dilakasanakan untuk proses belajar mengajar di
sekolah , baik dirasakan oleh siswa maupun guru yang mengelola
pembelajarannya adalah dianggap konsep esensial.
10) Kebutuhan masyarakat luas
Untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, konsep yang pelajari
semestinya menunjang kebutuhan hidup dari sebagian besar masyarakat
seperti menunjang swasembada sembako kebutuhan masyarakat.
11) Konsep sesuai tuntutan pembangunan
konsep yang diajarkan adalah memang diperlukan bagi tuntutan
pembangunan di sekitar sekolah, tempat tinggal, kota, propinsi, dan
pembangunan Negara. Daerah pantai dan daerah perkebunan sesuai
dengan kebutuhan pengembangan daerahnya.
3. Materi Prosedur: meliputi langkah-langkah secara sistematis atau
berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas atau kronologis suatu system.
Contohnya langkah-langkah mmebuat preparat basah dan menggunakan
mikroskop.
4. Materi Sikap atau nilai : merupakan hasil belajar aspek afektif misalnya
kejujuran, kasih sayang, tolong menolong, semangat dan minat belajar dan
bekerja.
C. Prinsip-prinsip Pengembangan Materi Ajar
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyususnan bahan
ajar atu materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi
pembelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.
1. Prinsip Relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan
atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian strandar kompetensi
dan kompetensi dasar. Sebagai misal, jika kompetensi yang diharapkan
dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang
diajarkan harus berupa fakta atau bahan hafalan.
2. Prinsip Konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi siswa yang harus
dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga
harus meliputi empat macam.
3. Prinsip Kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai
dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi
tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit
akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang
tidak perlu untuk mempelajarinya.
D. Penentuan Cakupan dan Urutan Materi / Ruang Lingkup Materi
1. Penentuan Cakupan
Masalah cakupan atau ruang lingkup, kedalaman dan urutan
penyampaian materi pembelajaran penting diperhatikan. Ketepatan dalam
menentukan cakupan, ruang lingkup, dan kedalaman materi pembelajaran
akan menghindarkan guru dari mengajarkan terlalu sedikit dan terlalu banyak,
terlalu dangkal atau terlalu mendalam. Ketepatan urutan penyajian
(sequencing) akan memudahkan bagi siswa mempelajari materi
pembelajarannya.
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran/
bahan ajar harus diperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta,
konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotor, sebab
nantinya jika sudah dibawa ke kelas maka jenis masing-masing jenis materi
tersebut memerlukan sttrategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda.
Selain memperhatikan jenis materi pembelajaran juga harus
memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan
cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman
materinya. Keluasan cakupan menggambarkan berapa banyak materi-materi
yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman
materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di
dalamnya harus dipelajari/dikuasai oleh siswa. Prinsip berikutnya adalah
prinsip kecukupan (adequacy) atau memadainya cakupan materi juga perlu
diperhatikan dalam pengertian. Cukup tidaknya aspek materi dari suatu materi
pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar
yang telah ditentukan.
2. Penentuan urutan Bahan Ajar / materi pembelajaran
Urutan penyajian (sequencing) materi pembelajaran sangat penting
untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan
yang tepat, jika di antara beberapa materi pelajaran mempunyai hubungan yang
bersifat prasyarat (prerequisite) tidak menyulitkan siswa dalam
mempelajarinya. Materi pelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta
kedalamnya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan
prosedural dan hirerarkis.
a. Pendekatan Posedural
Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-
langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu
tugas. Misalnya langkah-langkah membuat awetan kering/ herbarium
b. Pendekatan Hierarkis
Urutan materi pe.mbelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang
bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi
sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari
materi berikutnya.
E. Langkah-langkah penentuan materi ajar
1. Identifikasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu
diidentifikasi aspek-aspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau
dikuasai peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap
standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang
berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Harus ditentukan apakah
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta
didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah afektif.
Ranah kognitif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian.
Ranah Psikomotor jika kompetensi yang ditetapkan meliputi geral
awal, semi rutin dan rutin.
Ranah afektif (sikap) jika kompetensi yang ditetapkan meliputi
pemberian respin, apersepsi, penilaian dan internalisasi.
2. Identifikasi Jenis-jenis Materi Pembelajaran
Identifikasi dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi pembelajaran
dengan tingkatan aktivitas /ranah pembelajarannya. Materi yang sesuai
untuk ranah kognitif ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan
aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan
berpikir. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah kognitif
adalah fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Materi pembelajaran yang
sesuai untuk ranah afektif ditentukan berdasarkan perilaku yang
menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan
cara penyesuaian diri. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk
ranah afektif meliputi rasa dan penghayatan, seperti pemberian respon,
penerimaan, internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran yang
sesuai untuk ranah psikomotor ditentukan berdasarkan perilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik. Dengan demikian, jenis materi
yang sesuai untuk ranah psikomotor terdiri dari gerakan awal, semirutin,
dan rutin. Misalnya tulisan tangan, mengetik, berenang,
mengoperasikan komputer, mengoperasikan mesin dan sebagainya.
Materi yang akan dibelajarkan perlu diidentifikasi secara tepat agar
pencapaian kompetensinya dapat diukur. Di samping itu, dengan
mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan dibelajarkan, maka guru
akan mendapatkan ketepatan dalam metode pembelajarannya. Sebab,
setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi, metode, media, dan
sistem evaluasi yang berbeda-beda. Misalnya metode pembelajaran materi
fakta atau hafalan bisa menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan
ingatan” (mnemonics), sedangkan metode pembelajaran materi prosedur
dengan cara “demonstrasi”. Cara yang paling mudah untuk
menentukan jenis materi pembelajaran yang akan dibelajarkan adalah
dengan cara mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang
harus dikuasai peserta didik. Dengan mengacu pada kompetensi
dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita belajarkan
berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau keterampilan
motorik.
Berikut adalah pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis
materi pembelajaran.
a. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa
mengingat nama suatu objek, simbol atau suatu peristiwa? Kalau
jawabannya “ya” maka materi pembelajaran yang harus diajarkan
adalah “fakta”. Contoh: Nama dan lambang zat kimia, nama-nama
organ tubuh manusia.
b. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik
berupa
kemampuan untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas
sesuatu, mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa contoh
objek sesuai dengan suatu definisi? Kalau jawabannya “ya” berarti
materi yang harus diajarkan adalah “konsep”. Contoh : Seorang guru
Biologi menunjukkan beberapa tumbuh-tumbuhan kemudian peserta
didik diminta untuk menglasifikasikan atau mengelompokkan mana
yang termasuk tumbuhan berakar serabut dan mana yang berakar
tunggang.
c. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa
menjelaskan atau melakukan langkah-langkah atau prosedur secara
urut atau membuat sesuatu? Bila “ya” maka materi yang harus
diajarkan adalah “prosedur”. Contoh : Seorang guru Fisika menjelaskan
tentang bagaimana membuat magnet buatan. Seorang guru Kimia
mengajarkan bagaimana membuat sabun mandi.
d. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik
berupa menentukan hubungan antara beberapa konsep, atau
menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep? Bila
jawabannya “ya”, berarti materi pembelajaran yang harus diajarkan
termasuk dalam kategori “prinsip”. Contoh : Seorang guru Ekonomi
menjelaskan hubungan antara penawaran dan permintaan suatu barang
dalam lalu lintas ekonomi. Jika permintaan naik sedangkan penawaran
tetap, maka harga akan naik.
F. Penyampaian jenis-jenis materi
1. Penyampaian fakta.
Jika guru akan menyajikan materi pembelajaran jenis fakta (nama –
nama benda, nma tempat, peristiwa, sejarah, nama orang, nama lambing
atau simbol dsb) dapat digunakan contoh langkah-langkah berikut:
Menemukan fakta yang harus dipelajari melalui kajian literature dan
sumber lain
Menghafal materi fakta-fakta tersebut
Berlatih mengerjakan soal-soal mengingat kembali (review)
Selanjunya guru memberikan umpan balik dan melakukan tes.
2. Penyampaian Konsep
3. Penyampaian Materi Pembelajaran Prinsip
4. Penyampaian Prosedur
5. Menyampaikan materi aspek Sikap
G. Mempelajari Materi Pembelajaran
Dalam mempelajari materi pembelajaran, kegiatan peserta didik dapat
dikelompokkan menjadi menghafal, mengamati dan menggunakan/
mengaplikasikan, menemukan, dan memilih. Darmadi (2009) mengatakan
bahwa kegiatan siswa dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu:
1. Menghafal (Verbal dan parafase)
Ada dua jenis menghafal yaitu menghafal verbal (remember verbatim)
dan menghafal parafase (remember paraphrase). menghafal verbal
(remember verbatim)adalah menghafal persis apa adanya. Misalnya nama
orang, tempat, nama zat, lambing, peristiwa sejarah, nama-nama bagian
atau komponen suatu benda, dsb. Sebaliknya ada juga materi pembelajaran
yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya tetapi diungkapkan
dengan bahasa atau kalimat sendiri, ang penting siswa paham atau
mengerti.
2. Menggunakan / mengaplikasikan (use)
Materi pelajaran setelah dihafal atau dipahami kemudian digunakan atau
diaplikasikan. Jadi dalam proses pembelajaran, siswa perlu memiliki
kemampuan untuk menggunakan, menerapkan atau mengaplikasikan
materi yang telah dipelajari.
3. Menemukan
Yang dimaksud dengan menemukan (finding) disini adalah menemukan
cara memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan fakta,
konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari. Menemukan
merupakan hasil tingkat belajar tinggi. Gagne (1987) menyebutnya
sebagai penerapan strategi kognitif.
4. Memilih
Memilih di sini menyangkut aspek afektif atau sikap. Yang dimaksudkan
dengan memilih disini adalah memilih untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu misalnya memilih membaca novel atau membaca buku ilmiah.
Daftar Pustaka
Anonim.2013. Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran. Di akses pada tanggal 20 November 2013.
Darmadi.2009. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung Alfabeta.
Rustaman, Dirdjosoemarto, dkk. 2003. Stategi Belajar Mengajar Biologi. Common Text book edisi Revisi. JICA IMSTEP DGHE.
Sanjaya. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta. kencana