makalah p4b

25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, maka diperlukan berbagai terobosan, misalnya dalam pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran, pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan, dan sebagainya. Dalam undang-undang RI No.20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional, pada Bab I Ketentuan Umum pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepridian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dalam ayat tersebut di atas terdapat kalimat “…..mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran.” Kalimat tersebut tentu memiliki makna yang luas dan mendalam, bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan nasional harus melalui proses belajar dan pembelajaran. Namun untuk mencapai kedua hal tersebut maka harus ditempuh berbagai cara untuk ketercapaian pelaksanaannya.

Upload: amry-syukur

Post on 05-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

word

TRANSCRIPT

Page 1: makalah P4B

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, maka diperlukan

berbagai terobosan, misalnya dalam pengembangan kurikulum, inovasi

pembelajaran, pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan, dan sebagainya.

Dalam undang-undang RI No.20 Tahun 2003 tentang system pendidikan

Nasional, pada Bab I Ketentuan Umum pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepridian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara.

Dalam ayat tersebut di atas terdapat kalimat “…..mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran.” Kalimat tersebut tentu memiliki makna yang

luas dan mendalam, bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan nasional harus

melalui proses belajar dan pembelajaran. Namun untuk mencapai kedua hal

tersebut maka harus ditempuh berbagai cara untuk ketercapaian pelaksanaannya.

Salah satu yang menjadi faktor tercapainya hal tersebut di atas adalah

dengan ketersediaan bahan dan materi ajar yang ada di sekolah. Melalui materi

ajar guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan

lebih terbantu dan mudah dalam belajar.

Pentingnya materi ajar dalam proses belajar mengajar tak dapat lagi

dipungkiri. Dengan materi ajar yang disajikan, maka siswa akan dapat mencapai

tujuan pembelajaran. Selain itu, materi ajar juga berfungsi sebagai alat untuk

pencapaian tingkat pemahaman yang tinggi bagi siswa. Untuk menjadi pengajar

yang baik, maka sudah menjadi sebuah kewajiban seorang pengajar untuk dapat

memahami apa itu materi ajar dan seberapa penting peranannya dalam proses

belajar mengajar. Pemahaman semacam itu mutlak harus dimiliki oleh seorang

Page 2: makalah P4B

pengajar yang berkompeten. Mengingat bahwa fungsi guru sebagai fasilitator

dalam kegiatan pembelajaran adalah untuk menyampaikan materi kepada siswa.

Namun, pada kenyataannya, meskipun kemutlakan itu diberlakukan, masih saja

penyajian materi ini belum maksimal. Ini dapat terlihat dari masih sederhananya

penyajian materi atau bahkan dapat dikatakan belum mencapai target seharusnya.

Mata kuliah P4B merupakan satu mata kuliah yang diberikan pada

mahasiswa kependidikan dengan tujuan untuk membangun pemahaman dan

kemampuan untuk mengembangkan materi ajar khususnya dalam bidang

pendidikan biologi. Tujuan ini pada akhirnya akan dijadikan sebuah bekal bagi

para calon guru agar ia memiliki kemampuan dalam mengembangkan materi ajar

bagi pembelajaran di kelas. Dengan demikian, para guru tersebut akan mampu

mencapai keterampilan dalam mengembangkan materi atau bahan ajar sesuai

dengan tujuan pembelajaran.

Dari latar belakang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa materi ajar

itu sangat penting untuk di pahami dan dikuasai. Oleh Karena itu, kami tertarik

untuk menulis sebuah makalah yang berjudul Pengembangan Materi Ajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka yang menjadi rumusan

masalah adalah:

1. Apa yang dimaksud materi ajar / materi pembelajaran

2. Apa saja yang termasuk jenis-jenis materi ajar

3. Apa prinsip-prinsip pengembangan materi ajar / Materi pembelajaran

4. Bagaimana implementasi materi ajar/ materi pembelajaran

C. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan penulisan dari makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui materi ajar / materi pembelajaran

2. Untuk mengetahui jenis-jenis materi ajar/ materi pembelajaran

3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengembangan materi ajar/ Materi

pembelajaran

4. Untuk mengetahui implementasi materi ajar/ materi pembelajaran

Page 3: makalah P4B

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakekat Materi Ajar

Materi ajar adalah segala bentuk materi yang digunakan untuk membantu

guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Materi yang

dimaksud bisa berupa materi tertulis, maupun materi tidak tertulis.

Dalam website Dikmenjur dikemukakan pengertian bahwa, meteri ajar

merupakan seperangkat materi/substansi pelajaran yang disusun secara

sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa

dalam kegiatan pembelajaran. Dengan materi ajar memungkinkan siswa dapat

mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan

sistematis, sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi

secara utuh dan terpadu. Materi ajar merupakan informasi, alat, dan teks yang

diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

Dari berberapa pendapat di atas dapat disaringkan bahwa materi ajar adalah

seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan

atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Materi ajar bertujuan

untuk membantu siswa dalam mempelajari sesuatu, menyediakan berbagai jenis

pilihan materi ajar, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, serta

agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. Manfaat materi ajar adalah

membantu pelaksanaan belajar mengajar, dapat diajukan sebagai karya yang

dinilai untuk menambah angka kredit guru untuk keperluan kenaikan pangkat,

selanjutnya akan menambah penghasilan guru apabila hasil karangannya

diterbitkan.

B. Jenis-jenis Materi Ajar

Dalam Anonim (2009) membedakan jenis-jenis materi pembelajaran

sama dengan pembegian materi pelajaran oleh Merril (1977) dalam Sanjaya

(2009) mereka membedakan isi materi pelajaran memjadi empat macam yaitu:

Page 4: makalah P4B

1. Materi Fakta: fakta merupakan semua pengetahuan yang telah diketahui

oleh manusia, tetapi belum terorganisasikan secara sistematis. Dalam suatu

fakta terdapat konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk

menguraikan suatu kejadian, bahkan mungkin dikemukakan hukum-hukum

yang melahirkan suatu teori. Misaalnya, di dalam sebuah akuarium berisi air

penuh terdapat populasi ikan mas hias sebanyak 6 ekor berukuran masing-

masing 1 ons, tumbuhan air (hydrillah) sebanyak 3 batang dengan panjang

masing-masing 20 cm, dan tanpa diberi kipas pengatur sirkulasi udara,

ternyata kehidupan ikan hanya bertahan satu minggu saja? Mengapa terjadi

demikian? Hal ini, karena oksigen yang dihasilkan tanaman Hydrillan tidak

seimbang dengan kebutuhan untuk bernapas enam ekor ikan dan tumbuhan

sendiri, itulah faktanya.

2. Materi konsep: konsep dapat didefenisikan dalam berbagai hal seperti

berikut: konsep adalah gambaran dari ciri-ciri sesuatu objek sehingga dapat

membedakannya dengan objek lainnya (Good, dalam Resna, dkk.,1992).

Konsep merupakan suatu abstraksi yang mewakili suatu kelas objek-objek

kejadian, kegiatan-kegiatan atau hubungan-hubungan yang mempunyai

atribut yang sama (Rosses, 1994, dalam Ratna WD, 1989).

Sehubungan dengan berbagai pengertian macam konsep tersebut, sulit

rasanya untuk sampai pada satu defenisi konsep yang tepat. Hal ini, karena

setiap orang mengalami stimulus-stimulus ynag berbeda-beda, dan orang

membentuk konsep sesuai dengan pengelompokan stimulus-stimulus dengan

cara tertentu serta pengalamannya masing-masing. Berdasarkan pengertian-

pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan suatu

abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri, karakter atau atribut yang sama dari

sekelompok objek dari suatu fakta, baik merupakan suatu proses, peristiwa,

benda atau fenomena di alam yang membedakannya dari kelompok lainnya.

Untuk lebih jelasnya dalam memahami apa itu konsep, cobalah simak tanda-

tanda suatu konsep. Menurut Flavel 1970, dalam Ratna WD, (1989) bahwa

konsep dapat dibedakan dalam tujuh dimensi yaitu: atribut, struktur,

Page 5: makalah P4B

keabstrakan, keinklusifan, keumuman (generalitas), ketepatan dan kekuatan.

Untuk lebih jelasnya simak uraian tanda-tanda konsep di bawah ini.

a. Konsep itu memiliki atribut

Setiap konsep memiliki sejumlah atribut (tanda) tertetu, seperti apa itu

yang dinamakan kursi, meja, jamur, serangga, Arthopoda, dsb. Contohnya,

kursi memiliki atribut adanya bagian dari objek itu yang dapat digunakan

sebagai tempat duduk apapun bentuknya, sehingga dikenal ada berbagai

macam kursi.

b. Konsep itu memiliki struktur

Struktur menyatakan cara bergabungnya (cara terkaitnya) atribut-atribut

suatu konsep. Berdasarkan strukturnya ini, konsep dapat dikelompokkan

sebagai berikut:

- Konsep-konsep konjunktif adalah konsep-konsep yang

menampilkan dua atau lebih sifat sehingga memenuhi syarat sebagai

contoh konsep. Contohnya, serangga itu sebagai hama dan penyerbuk

bunga tanaman itu.

- Konsep-konsep disjunktif adalah konsep-konsep yang menampilkan

satu dari dua atau lebih sifat-sifat harus ada. Contohnya, hama

tanaman itu adalah sejenis serangga.

- Konsep-konsep relasional adalah konsep-konsep yang menyatakan

hubungan tertentu antar atribut-atributnya. Contohnya fotosintesis

adalah terjadi jika tumbuhan memiliki korofil dan mendapatkan sinar

matahari. Serta tersedianya air dan karbohidrat.

Secara struktur, materi pelajaran yang menyajikan konsep-konsep

konjunktif lebih baik dari pada konsep-konsep disjunktif, karena dapat

memberikan penjelasann yang lebih lengkap atributnya dan konsep-konsep

relasional menyajikan pengertian yang lebih lengkap lagi tentang suatu

konsep, hanya saja lebih banyak tuntutan memori untuk memahaminya.

Page 6: makalah P4B

c. Konsep itu memiliki keabstrakkan

Konsep itu bisa konkrit (benda nyata) atau abstrak (“digeneralisasikan”)

contohnya serangga adalah kosep konkrit, bila disertakan bendanya yang

dapat dilihat oleh lebih baik dari pada mata. Tetapi serangga dapat

tergolong abstrak, bila tidak disertakan bendanya atau hanya merupakan

suatu pernyataan saja. Contoh lain hidup adalah konsep abstrak karena

hanya digeneralisasi berdasarkan gejal-gejalanya saja.

d. Konsep itu memiliki keinklusifan

Setiap konsep ada pengembangan lebih luas contohnya orang lebih

mengenal kucing dari pada harimau, tetapi pengetahuan tentang kucing

akan mudah memahami tentang harimau sebagai kucing hutan. Dengan

demikian pengetahuan tentang kucing dapat dikembangkan kepada jenis

kucing-kucing lainnya.sehingga dikenal istilah Felis domestica (kucing

rumah) dan Felis tigris (kucing hutan/ harimau/macan)

e. Konsep itu memiliki generalisasi (keumuman)

Konsep-konsep dapat berbeda menurut hierarkinya. Dalam system

klasifikasi, konsep-konsep dapat diurutkan menurut taksonnya

posisi/kedudukan superordinat atau subordinat). Contohnya, kucing rumah

(felis domestica) dan kucing hitam/harimau (felis tigris) adalah subordinat

terhadap konsep kucing (felis), dan keduanya sebagai bagian dari bangsa

hewan pemakan daging (Carnivora) sehingga kedudukannya satu bangsa

(ordo) dengan anjing. Selanjutnya, kucing, harimau, dan anjing sebagai

Carnivora adalah bagian dari hewan menyusui (Mammalia) sehingga

kedudukannya satu kelas dengan sapi sang pemakan rumput. Akhirnya,

karena kucing, harimau, anjing, dan sapi adalah hewan yang memiliki

tulang belakang, maka mereka adalah segolongan Vertebrata.

f. Konsep itu memiliki ketepatan

Ketepatan suatu konsep menyangkut suatu aturan-aturan untuk

membedakan contoh-contoh dari non contoh, non contoh suatu konsep.

Misalnya, mengapa hiu tergolong ikan (pisces), sedangkan paus tergolong

hewan menyusui (Mammalia), bukankah keduanya hidup di air? Di

Page 7: makalah P4B

sinilah pentingnya pemahaman suatu atribut utama suatu konsep, baik

berupa tanda-tanda morfologis maupun fisiologis lebih penting dari pada

habitatnya.

g. Konsep itu memiliki kekuatan

Kekuatan suatu konsep ditetukan oleh sejauh mana orang setuju bahwa

konsep itu penting disajikan atau dipelajari atau atau mengandung materi

esensial. Seyogiannya setiap konsep/subkonsep yang tercatum dalam

kurikulum memiliki kekuatan (power). Suatu konsep/subkonsep memiliki

kekuatan jika ia dinilai mengandung materi esensial. Oleh karena itu, guru

pun berkewajiban untuk melakukan analisis terhadap materi pelajaran

yang tercantum dalam kurikulum. Untuk melakukan analisis dan

menetapkan bahwa konsep itu merupakan materi esensial sedikitnya

memenuhi enam kriteria dari sebelas kriteria berikut, yaitu:

1) Konsep menunjang tercapainya tujuan

Konsep/subkonsep yang merupakan bahan kajian itu adalah diperlukan

untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran (TPU/TPK) dengan

berbagai metode. Tujuan pembelajaran yang ideal adalah tercapainya

aspek-aspek kognitif, psikomotor, dan afektif dari konsep yang

diajarkan. Pembelajaran konsep hendaknya bukan hanya untuk

mencapai pemerolehan konsep, tetapi juga untuk menanamkan nilai dan

moral yang terkandung didalamnya.

2) Konsep merupakan konsep dasar

Konsep-konsep yang di berikan bersifat memberikan dasar-dasar dari

berbagai keilmuan, dan tanpa konsep dasar ini tujuan pembelajaran

tidak akan tercapai dengan baik. Konsep dasar merupakan konsep yang

dibutuhkan bagi pengembangan konsep-konsep lainnya, dan biasanya

sebagai hal-hal yang bersifat umum.

3) Konsep itu mengandung aplikasi tinggi

Konsep yang di pelajari dapat meningkatkan kemampuan dan

keterampilan siswa mulai dari aspek pemahaman, analisis, sitesis, atau

Page 8: makalah P4B

mengevaluasi suatu program. Konsep yang mengandung aplikasi tinggi

akan merangsang pengembangan berfikir siswa.

4) Konsep itu sebagai prasyarat materi berikutnya

Bila konsep ini tidak diberikan/dipelajari, maka beberapa konsep

lainnya akan berdampak kurang dipahaminya, karena tidak ada

kesinambungan antara materi sebelumnya dengan materi yang diajarkan

pada tingkat yang lebih tinggi.

5) Konsep itu memberikan motifasi bagi siswa

Konsep ini dapat memacu motifasi siswa untuk mau belajar dan

berkreasi meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan

sikapnya.

6) Konsep itu terkait dengan mata pelajaran lain

Konsep-konsep yang dapat menunjang dan diterapkan atau merupakan

bagian dari pelajaran lainnya adalah penting untuk dipelajari, karena

dapat mengokohkan suatu pemahaman konsep. Misalnya, belajar

konsep tentang fisiologi adalah banyak menerapkan konsep dan prinsip-

prisip yang terdapat dalam fisika maupun kimia.

7) Konsep itu mengandung unsure pengembangan IPTEK

Konsep-konsep yang menunjang pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi sangat dibutuhkan bagi kemakmuran dan kesejahteraan

manusia.

8) Konsep itu terkait lingkungan

Konsep ini mudah di ajarkan dengan memanfaatkan lingkungan sebagai

sumber belajar bagi siswa, mulai dari lingkungan terdekat bergerak ke

lingkungan yang lebih jauh.

9) Konsep itu mudah dilaksanakan untuk PBM

Konsep yang mudah dilakasanakan untuk proses belajar mengajar di

sekolah , baik dirasakan oleh siswa maupun guru yang mengelola

pembelajarannya adalah dianggap konsep esensial.

Page 9: makalah P4B

10) Kebutuhan masyarakat luas

Untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, konsep yang pelajari

semestinya menunjang kebutuhan hidup dari sebagian besar masyarakat

seperti menunjang swasembada sembako kebutuhan masyarakat.

11) Konsep sesuai tuntutan pembangunan

konsep yang diajarkan adalah memang diperlukan bagi tuntutan

pembangunan di sekitar sekolah, tempat tinggal, kota, propinsi, dan

pembangunan Negara. Daerah pantai dan daerah perkebunan sesuai

dengan kebutuhan pengembangan daerahnya.

3. Materi Prosedur: meliputi langkah-langkah secara sistematis atau

berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas atau kronologis suatu system.

Contohnya langkah-langkah mmebuat preparat basah dan menggunakan

mikroskop.

4. Materi Sikap atau nilai : merupakan hasil belajar aspek afektif misalnya

kejujuran, kasih sayang, tolong menolong, semangat dan minat belajar dan

bekerja.

C. Prinsip-prinsip Pengembangan Materi Ajar

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyususnan bahan

ajar atu materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi

pembelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.

1. Prinsip Relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan

atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian strandar kompetensi

dan kompetensi dasar. Sebagai misal, jika kompetensi yang diharapkan

dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang

diajarkan harus berupa fakta atau bahan hafalan.

2. Prinsip Konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi siswa yang harus

dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga

harus meliputi empat macam.

Page 10: makalah P4B

3. Prinsip Kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai

dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi

tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit

akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang

tidak perlu untuk mempelajarinya.

D. Penentuan Cakupan dan Urutan Materi / Ruang Lingkup Materi

1. Penentuan Cakupan

Masalah cakupan atau ruang lingkup, kedalaman dan urutan

penyampaian materi pembelajaran penting diperhatikan. Ketepatan dalam

menentukan cakupan, ruang lingkup, dan kedalaman materi pembelajaran

akan menghindarkan guru dari mengajarkan terlalu sedikit dan terlalu banyak,

terlalu dangkal atau terlalu mendalam. Ketepatan urutan penyajian

(sequencing) akan memudahkan bagi siswa mempelajari materi

pembelajarannya.

Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran/

bahan ajar harus diperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta,

konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotor, sebab

nantinya jika sudah dibawa ke kelas maka jenis masing-masing jenis materi

tersebut memerlukan sttrategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda.

Selain memperhatikan jenis materi pembelajaran juga harus

memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan

cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman

materinya. Keluasan cakupan menggambarkan berapa banyak materi-materi

yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman

materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di

dalamnya harus dipelajari/dikuasai oleh siswa. Prinsip berikutnya adalah

prinsip kecukupan (adequacy) atau memadainya cakupan materi juga perlu

diperhatikan dalam pengertian. Cukup tidaknya aspek materi dari suatu materi

Page 11: makalah P4B

pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar

yang telah ditentukan.

2. Penentuan urutan Bahan Ajar / materi pembelajaran

Urutan penyajian (sequencing) materi pembelajaran sangat penting

untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan

yang tepat, jika di antara beberapa materi pelajaran mempunyai hubungan yang

bersifat prasyarat (prerequisite) tidak menyulitkan siswa dalam

mempelajarinya. Materi pelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta

kedalamnya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan

prosedural dan hirerarkis.

a. Pendekatan Posedural

Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-

langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu

tugas. Misalnya langkah-langkah membuat awetan kering/ herbarium

b. Pendekatan Hierarkis

Urutan materi pe.mbelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang

bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi

sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari

materi berikutnya.

E. Langkah-langkah penentuan materi ajar

1. Identifikasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu

diidentifikasi aspek-aspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau

dikuasai peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap

standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang

berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Harus ditentukan apakah

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta

didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah afektif.

Page 12: makalah P4B

Ranah kognitif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pengetahuan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian.

Ranah Psikomotor jika kompetensi yang ditetapkan meliputi geral

awal, semi rutin dan rutin.

Ranah afektif (sikap) jika kompetensi yang ditetapkan meliputi

pemberian respin, apersepsi, penilaian dan internalisasi.

2. Identifikasi Jenis-jenis Materi Pembelajaran

Identifikasi dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi pembelajaran

dengan tingkatan aktivitas /ranah pembelajarannya. Materi yang sesuai

untuk ranah kognitif ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan

aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan

berpikir. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah kognitif

adalah fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Materi pembelajaran yang

sesuai untuk ranah afektif ditentukan berdasarkan perilaku yang

menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan

cara penyesuaian diri. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk

ranah afektif meliputi rasa dan penghayatan, seperti pemberian respon,

penerimaan, internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran yang

sesuai untuk ranah psikomotor ditentukan berdasarkan perilaku yang

menekankan aspek keterampilan motorik. Dengan demikian, jenis materi

yang sesuai untuk ranah psikomotor terdiri dari gerakan awal, semirutin,

dan rutin. Misalnya tulisan tangan, mengetik, berenang,

mengoperasikan komputer, mengoperasikan mesin dan sebagainya.

Materi yang akan dibelajarkan perlu diidentifikasi secara tepat agar

pencapaian kompetensinya dapat diukur. Di samping itu, dengan

mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan dibelajarkan, maka guru

akan mendapatkan ketepatan dalam metode pembelajarannya. Sebab,

setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi, metode, media, dan

sistem evaluasi yang berbeda-beda. Misalnya metode pembelajaran materi

fakta atau hafalan bisa menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan

Page 13: makalah P4B

ingatan” (mnemonics), sedangkan metode pembelajaran materi prosedur

dengan cara “demonstrasi”. Cara yang paling mudah untuk

menentukan jenis materi pembelajaran yang akan dibelajarkan adalah

dengan cara mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang

harus dikuasai peserta didik. Dengan mengacu pada kompetensi

dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita belajarkan

berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau keterampilan

motorik.

Berikut adalah pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis

materi pembelajaran.

a. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa

mengingat nama suatu objek, simbol atau suatu peristiwa? Kalau

jawabannya “ya” maka materi pembelajaran yang harus diajarkan

adalah “fakta”. Contoh: Nama dan lambang zat kimia, nama-nama

organ tubuh manusia.

b. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik

berupa

kemampuan untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas

sesuatu, mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa contoh

objek sesuai dengan suatu definisi? Kalau jawabannya “ya” berarti

materi yang harus diajarkan adalah “konsep”. Contoh : Seorang guru

Biologi menunjukkan beberapa tumbuh-tumbuhan kemudian peserta

didik diminta untuk menglasifikasikan atau mengelompokkan mana

yang termasuk tumbuhan berakar serabut dan mana yang berakar

tunggang.

c. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa

menjelaskan atau melakukan langkah-langkah atau prosedur secara

urut atau membuat sesuatu? Bila “ya” maka materi yang harus

diajarkan adalah “prosedur”. Contoh : Seorang guru Fisika menjelaskan

tentang bagaimana membuat magnet buatan. Seorang guru Kimia

mengajarkan bagaimana membuat sabun mandi.

Page 14: makalah P4B

d. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik

berupa menentukan hubungan antara beberapa konsep, atau

menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep? Bila

jawabannya “ya”, berarti materi pembelajaran yang harus diajarkan

termasuk dalam kategori “prinsip”. Contoh : Seorang guru Ekonomi

menjelaskan hubungan antara penawaran dan permintaan suatu barang

dalam lalu lintas ekonomi. Jika permintaan naik sedangkan penawaran

tetap, maka harga akan naik.

F. Penyampaian jenis-jenis materi

1. Penyampaian fakta.

Jika guru akan menyajikan materi pembelajaran jenis fakta (nama –

nama benda, nma tempat, peristiwa, sejarah, nama orang, nama lambing

atau simbol dsb) dapat digunakan contoh langkah-langkah berikut:

Menemukan fakta yang harus dipelajari melalui kajian literature dan

sumber lain

Menghafal materi fakta-fakta tersebut

Berlatih mengerjakan soal-soal mengingat kembali (review)

Selanjunya guru memberikan umpan balik dan melakukan tes.

2. Penyampaian Konsep

3. Penyampaian Materi Pembelajaran Prinsip

4. Penyampaian Prosedur

5. Menyampaikan materi aspek Sikap

G. Mempelajari Materi Pembelajaran

Dalam mempelajari materi pembelajaran, kegiatan peserta didik dapat

dikelompokkan menjadi menghafal, mengamati dan menggunakan/

mengaplikasikan, menemukan, dan memilih. Darmadi (2009) mengatakan

bahwa kegiatan siswa dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu:

1. Menghafal (Verbal dan parafase)

Page 15: makalah P4B

Ada dua jenis menghafal yaitu menghafal verbal (remember verbatim)

dan menghafal parafase (remember paraphrase). menghafal verbal

(remember verbatim)adalah menghafal persis apa adanya. Misalnya nama

orang, tempat, nama zat, lambing, peristiwa sejarah, nama-nama bagian

atau komponen suatu benda, dsb. Sebaliknya ada juga materi pembelajaran

yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya tetapi diungkapkan

dengan bahasa atau kalimat sendiri, ang penting siswa paham atau

mengerti.

2. Menggunakan / mengaplikasikan (use)

Materi pelajaran setelah dihafal atau dipahami kemudian digunakan atau

diaplikasikan. Jadi dalam proses pembelajaran, siswa perlu memiliki

kemampuan untuk menggunakan, menerapkan atau mengaplikasikan

materi yang telah dipelajari.

3. Menemukan

Yang dimaksud dengan menemukan (finding) disini adalah menemukan

cara memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan fakta,

konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari. Menemukan

merupakan hasil tingkat belajar tinggi. Gagne (1987) menyebutnya

sebagai penerapan strategi kognitif.

4. Memilih

Memilih di sini menyangkut aspek afektif atau sikap. Yang dimaksudkan

dengan memilih disini adalah memilih untuk berbuat atau tidak berbuat

sesuatu misalnya memilih membaca novel atau membaca buku ilmiah.

Page 16: makalah P4B

Daftar Pustaka

Anonim.2013. Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran. Di akses pada tanggal 20 November 2013.

Darmadi.2009. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung Alfabeta.

Rustaman, Dirdjosoemarto, dkk. 2003. Stategi Belajar Mengajar Biologi. Common Text book edisi Revisi. JICA IMSTEP DGHE.

Sanjaya. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta. kencana