makalah pai aka 1

Upload: achmad-ridwan

Post on 12-Jul-2015

114 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Mengetahui Dinul IslamPengertian ad-Din dalam Al-Qur'anKata al-din adalah bentuk mashdar dari kata kerja dana yadinu. Dari segi bahasanya, kata itu mengandung banyak arti, di antaranya: cara atau adat kebiasaan, peraturan, undang-undang, taat atau patuh, menunggalkan ketuhanan, pembalasan, perhitungann, hari kiamat, nasihat dan agama. Dalam terjemahan konvensional atau yang lazim, kata al-din dalam al-Quran juga mewawkili banyak arti, di antaranya yang menonjol menurut Moenawar Chalil adalah: Pembalasan atau balas jasa (QS al-Fatihah ayat 3; al-Dzariyat :6; al-Infithar ayat 17). Penyembahan atau ibadah (QS Al-Araf ayat 29; al-Zumar ayat 2,3), Hukum atau undang-undang Negara (Q.S. Yusuf ayat 76); Agama atau millah (Q.S. Al-anam ayat 156, al-Syura 12; al-Kafirun ayat 6); Patuh atau taat (Q.S. al-Nahl ayat 52). Menurut hasil penelitian, kebanyakan arti al-din adalah pembalasan, perhitungan, ketaatan dan syariah. Jadi dalam al-Quran pengertian din tidak hanya dibatasi pada gejala hubungan dengan yang gaib saja. Karena itu maka beragama kalau al-din kita artikan sebagai agama- dapat pula mengandung arti bermasyarakat, berorganisasi atau bernegara, di mana orang-orang yang bersangkutan bersikap patuh, taat, mengikuti undang-undang atau berbudi pekerti luhur. Tidak sulit dibayangkan, bahwa pada zaman dulu, sesuai dengan konteksnya pada waktu itu, sebelum timbul konsep dan realitas yang bernama nation-state atau Negara kebangsaan, kesadaraan beragama mengandung arti yang sama atau sejalan dengan kesadaran bernegara pada waktu sekarang, karena lembaga kekuasaan pada waktu (yang sekarang desebut negara) mengandung undang-undang, yang pada pokoknya bersumber pada ajaran agama. Setidak-tidaknya, beragama mengandung arti dan dipersesikan sebagai bermasyarakat. Menurut Moenawar Chalil, yang menulis pada tahun 50-an itu, dalam alQuran dan Sunnah, agama juga mengandung arti peraturan dan adat kebiasaan. Dalam memahami gejala di atas, orang perlu ingat tentang perubahan arti katra dari lambang-lambang yang disebut bahasa. Dan kata al-din di sini berkedudukan sebagai kata generic. Dalam al-Quran, kata al-din, sebagai istilah generic, tanpa memperhitungkan beberapa kata jadiannya, disebut sebanyak 93 kali. Pada umumnya, diartikan sebagai agama, penilaian atau pengadilan dan hari kiamat jika ditambah dengan kata yawm sehingga menjadi yawm al-din. Beberapa kata jadiannya pada umumnya diartikan sebagai (dalam keadaan) berhutang, hutang piutang, perjanjian atau kesepakatan. Jika hal itu dikaitkan dengan ketuhanan, maka perjanjian atau hutang piutang itu artunya suatu kata kesepakatan dengan Tuhan pada masa primordial manusia, yang terjadi segera setelah manusia diciptakan (al-Araf 173).

Klasifikasi Agama & Agama Islam Serta Perbedaannya Ditinjau dari sumbernya agama dibagi dua, yaitu: Agama wahyu (agama samawi) adalah agama yang diterima oleh manusia dari AllahSang Pencipta melalui malaikat Jibril dan disampaikan serta disebarkan oleh RasulNyakepada umat manusia. Wahyu-wahyu dilestarikan melalui Al Kitab, suhuf (lembaranlembaran bertulis) atau ajaran lisan. Agama wahyu menghendaki iman kepada Tuhan Pemberiwahyu, kepada rasul-rasul penerima wahyu dan kepada kitab-kitab kumpulan wahyu serta pesannya disebarkan kepada seluruh umat manusia Agama rayu (agama budaya) bersandar semata-mata kepada ajaran seorang manusiayang dianggap memiliki pengetahuan tentang kehidupan dalam berbagai aspeknya secara mendalam. Contohnya agama Budha yang berpangkal pada ajaran Sidharta Gautama dan Confusianisme yang berpangkal pada ajaran Kong Hu Cu. Perbedaan kedua jenis agama ini dikemukakan Al Masdoosi dalam Living Religious of the World sebagai berikut : 1.Agama wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan sedangkan agama rayu tidak demikian. 2.Agama wahyu beriman kepada Nabi, sedangkan agama rayu tidak. 3.Dalam agama wahyu sumber utama tuntunan baik dan buruk adalah kitab suci yangdiwahyukan, sedangkan agama rayu kitab suci tidak penting. 4.Semua agama wahyu lahir di Timur Tengah, sedangkan agama rayu lahir di luar itu. 5.Agama wahyu lahir di daerah-daerah yang berada di bawah pengaruh ras semetik. 6.Agama wahyu sesuai dengan ajarannya adalah agama misionaris, sedangkan agama rayu agama bukan misionaris. 7.Ajaran agama wahyu jelas dan tegas, sedangkan agama rayu kabur dan elastis. 8.Agama wahyu memberikan arah yang jelas dan lengkap baik aspek spritual maupunmaterial, sedangkan agama rayu lebih menitik beratkan kepada aspek spritual saja,seperti pada Taoisme, atau pada aspek material saja seperti pada Confusianisme. Agama wahyu disebut juga agama samawi (agama langit) dan agama rayu disebut agama budaya (ardhi / bumi). Sedangkan yang termasuk dalam kategori agama Samawi yang masih murni saat ini hanyalah Islam. Adapun ciri-ciri Agama Wahyu (langit), ialah : 1. Secara pasti dapat ditentukan lahirnya, dan bukan tumbuh dari masyarakat, melainkan diturunkankepada masyarakat. 2.Disampaikan oleh manusia yang dipilih Allah sebagai utusan-Nya. Utusan itu bukan menciptakanagama, melainkan menyampaikannya. 3.Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia. 4.Ajarannya serba tetap, walaupun tafsirnya dapat berubah sesuai dengan kecerdasan dan kepekaanmanusia. 5.Konsep ketuhanannya adalah : monotheisme mutlak (tauhid) 6. Kebenarannya adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia, masa dan keadaan. Adapun ciri-ciri agama budaya (ardhi), ialah : 1.Tumbuh secara komulatif dalam masyarakat penganutnya. 2. Tidak disampaikan oleh utusan Tuhan (Rasul). 3.Umumnya tidak memiliki kitab suci, walaupun ada akan mengalami perubahanperubahan dalam perjalanan sejarahnya. 4. Ajarannya dapat berubah-ubah, sesuai dengan perubahan akal pikiran masyarakatnya(penganutnya).

5. Konsep ketuhanannya: dinamisme, animisme, politheisme, dan paling tinggi adalah monotheismenisbi. 6. Kebenaran ajarannya tidak universal, yaitu tidak berlaku bagi setiap manusia, masa, dan keadaan.

Pengertian IslamA. Arti Etimologis Secara etimologis (asal-usul kata, lughawi) kata Islam berasal dari bahasa Arab: salima yang artinya selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Sebagaimana firman Allah SWT, Bahkan, barangsiapa aslama (menyerahkan diri) kepada Allah, sedang ia berbuat kebaikan, maka baginya pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati (Q.S. 2:112). Dari kata aslama itulah terbentuk kata Islam. Pemeluknya disebut Muslim. Orang yang memeluk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah dan siap patuh pada ajaran-Nya . Hal senada dikemukakan Hammudah Abdalati . Menurutnya, kata Islam berasal dari akar kata Arab, SLM (Sin, Lam, Mim - , , ) yang berarti kedamaian, kesucian, penyerahan diri, dan ketundukkan. Dalam pengertian religius, menurut Abdalati, Islam berarti penyerahan diri kepada kehendak Tuhan dan ketundukkan atas hukum-Nya (Submission to the Will of God and obedience to His Law). Hubungan antara pengertian asli dan pengertian religius dari kata Islam adalah erat dan jelas. Hanya melalui penyerahan diri kepada kehendak Allah SWT dan ketundukkan atas hukum-Nya, maka seseorang dapat mencapai kedamaian sejati dan menikmati kesucian abadi. Ada juga pendapat, akar kata yang membentuk kata Islam setidaknya ada empat yang berkaitan satu sama lain. 1. Aslama. Artinya menyerahkan diri. Orang yang masuk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah SWT. Ia siap mematuhi ajaran-Nya. 2. Salima. Artinya selamat. Orang yang memeluk Islam, hidupnya akan selamat. 3. Sallama. Artinya menyelamatkan orang lain. Seorang pemeluk Islam tidak hanya menyelematkan diri sendiri, tetapi juga harus menyelamatkan orang lain (tugas dakwah atau amar maruf nahyi munkar). 4. Salam. Aman, damai, sentosa. Kehidupan yang damai sentosa akan tercipta jika pemeluk Islam melaksanakan asalama dan sallama. B. Arti Terminologis Secara terminologis (istilah, maknawi) dapat dikatakan, Islam adalah agama wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia, di mana pun dan kapan pun, yang ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Cukup banyak ahli dan ulama yang berusaha merumuskan definisi Islam secara terminologis. KH Endang Saifuddin Anshari mengemukakan, setelah mempelajari sejumlah rumusan tentang agama Islam, lalu menganalisisnya, ia merumuskan dan menyimpulkan bahwa agama Islam adalah: Wahyu yang diurunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada segenap umat manusia sepanjang masa dan setiap persada. Suatu sistem keyakinan dan tata-ketentuan yang mengatur segala perikehidupan dan penghidupan asasi manusia dalam pelbagai hubungan: dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam lainnya. Bertujuan: keridhaan Allah, rahmat bagi segenap alam, kebahagiaan di dunia dan akhirat. Pada garis besarnya terdiri atas akidah, syariatm dan akhlak.

Bersumberkan Kitab Suci Al-Quran yang merupakan kodifikasi wahyu Allah SWT sebagai penyempurna wahyu-wahyu sebelumnya yang ditafsirkan oleh Sunnah Rasulullah Saw. C. Nama Islam Pemberian Allah. Nama Islam bagi agama ini diberikan oleh Allah SWT sendiri. Dia juga menyatakan hanya Islam agama yang diridhai-Nya dan siapa yang memeluk agama selain Islam kehidupannya akan merugi di akhirat nanti. Islam juga dinyatakan telah sempurna sebagai ajaran-Nya yang merupakan rahmat dan karunia-Nya bagi umat manusia, sehingga mereka tidak memerlukan lagi ajaran-ajaran selain Islam. Sesungguhnya dien (agama) yang diridhai Allah hanyalah Islam. (Q.S. 3:19) Dan siapa saja yang memeluk agama selain Islam, tidak akan diterima (oleh Allah) dan dia termasuk orang-orang yang merugi di akhirat nanti. (Q.S. 3:85) Pada hari ini Aku telah sempurnakan agamamu (Islam) dan Aku telah melimpahkan nikmat-Ku padamu, dan Aku ridha Islam sebagai agamamu. (Q.S. 5:3). Menurut Al-Quran, semua agama yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul sebelum Muhammad pun pada hakikatnya adalah agama Islam dan pemeluknya disebut Muslim (Q.S. 2:136, 10:72 dan 84, 12:101, 3:52, 4:163-165). Bahkan, Hawariyun, yakni sebutan bagi pengikut Nabi Isa a.s., menyebut diri mereka Muslim (Q.S. 3:52). Inilah salah satu kekhasan agama Islam. Nama Islam tidak diasosiasikan pada pribadi seseorang, nama ras, suku, ataupun wilayah. Sebagaimana dikemukakan Abul Ala AlMaududi , Islam sama sekali tidak seperti nama agama-agama lain yang dikaitkan dengan nama sesuatu atau seseorang. Christianity takes its appelation from the name of its prophet Yesus Christ; Budhism from its founder Gautama Budha; Zoroastrianisme from its founder Zoroaster; and Judaism, the reigion of Jews, from the name of tribe Judah (of the Country of Judea) where in it took its birth. But no so with Islam Zoroaster adalah agama di Parsi. Nama itu disandarkan pada nama pendirinya, Zoroaster yang meninggal tahun 583 SM. Agama Budha (Budhism) berasal dari nama Sidharta Budha Gautama, lahir tahun 560 SM di India. Budha adalah gelar bagi Sidharta yang dianggap memperoleh penerangan agung. Yahudi (Judaism), yang dianut orang-orang Yahudi, berasal dari nama negara Juda (Judea) atau Yahuda. Agama Hindu (Hinduism) adalah kumpulan macam-macam agama dan tanggapan tentang dunia dari orang-orang India. Agama Tao (Taoism) pada mulanya adalah suatu ajaran filsafat, sebagai aspek manifestasi perasaan, spontanitas, dan khayalan orang-orang Cina yang berkembang menjadi agama dalam Dinasti Han (206 SM-220 M). Kristen diambil dari nama Tuhan yang dipujanya, Jesus Christ. Pengikut Kristus disebut pula orang-orang Kristen. Dalam Al-Quran ada istilah Nasrani atau Nashoro, disandarkan pada asal daerah Jesus, yakni Nazareth (Jesus of Nazareth) . Wallahu alam.* Oleh ASM. Romli. Referensi: Drs. Nasruddin Razak, Dienul Islam, Al-Maarif Bandung, 1989, hlm. 56-57; Hammudah Abdalati, Islam in Focus, American Trust Publications Indianapolis-Indiana, 1975; Endang Saifuddin Anshari, Kuliah Al-Islam, Pusataka Bandung, 1978.*

Kata Islam, berasal dari kata as la ma - yus li mu Is la man artinya, tunduk, patuh,menyerahkan diri. Kata Islam terambil dari kata dasar sa la ma atau sa li ma yang artinyaselamat, sejahtera, tidak cacat, tidak tercela. Dari akar kata sa la ma itu juga terbentuk katasalmon, silmun artinya damai patuh dan meyerahkan diri. Sedangkan agama, menurut bahasaAl-Quran banyak digunakan din.

Islam adalah agama sepanjang sejarah manusia, ajaran dari seluruh nabi dan rasulnyayang penah di utus oleh Allah SWT pada bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok manusia.Islam agama bagi Adam a.s, Nabi Ibrahim, Nabi Yakub, Nabi Musa, Nabi Daud, NabiSulaiman dan Nabi Isa a.s.Agama Islam adalah agama Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAWuntuk disampaikan serta diteruskan kepada seluruh umat manusia yang mengandungketentuan-ketentuan keimanan (aqidah) dan ketentuanketentuan ibadah dan muamalah(syariah) yang menentukan proses berpikir, merasa, berbuat, dan proses terbentuknya hati.Pada dasarnya Islam terdiri dari 3 unsur pokok yaitu iman, islam dan ihsan , meskipun ketiganya mempunyai pengertian yang berbeda tetapi dalam praktek satu sama lain salingterkait dan tidak dapat dipisahkan.Iman artinya membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan danmerealisasikannya dalam perbuatan akan adanya Allah SWT, dengan adanya segala Kemahasempurnaan-Nya, para Malaikat, Kitab-kitab Allah, para Nabi dan Rasul, hari akhir sertaQadha dan Qadhar.Islam artinya taat, tunduk, patuh dan menyerahkan diri dari segala ketentuan yang telahditetapkan Allah SWT.Ihsan artinya berakhlak serta berbuat shalih sehingga dalam melaksanakan ibadah kepadaAllah dan bermuamalah (interaksi) dengan sesama mahluk dilaksanakan dengan penuhkeikhlasan seakan-akan Allah menyaksikan gerak-geriknya sepanjang waktu meskipun iasendiri tidak melihatnya.Dari yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa pada agama Islamlah kita temui ciri-ciri agama wahyu yang lengkap. Sehingga agama Islam, bukan hanya agama yang benar,tetapi juga agama yang sempurna.

Ulul AzmiUlu al-Azmi (Arab )adalah gelar yang diberikan kepada para rasul yang memiliki kedudukan tinggi/ istimewa karena ketabahan dan kesabaran yang luar biasa, dalam menyebarkan agama. Hanya lima rasul yang mendapatkan julukan ini, dari beberapa rasul yang telah diutus oleh Allah. Gelar ini adalah gelar tertinggi/istimewa ditingkat para nabi dan rasul. Tentang gelar ini telah dijelaskan pada Al-Qur'an Surah Al-Ahqaaf ayat 35 dan Asy-Syuraa ayat 13.

Para Rasul yang memiliki julukan Ulul Azmi adalah: Nuh Ibrahim Musa Isa Muhammad Ada beberapa kriteria yang menjadi acuan untuk mendapatkan gelar ini, di antara lain adalah: Memiliki kesabaran yang tinggi ketika berdakwah Senantiasa memohon kepada Allah agar tidak menurunkan azab kepada kaumnya Senantiasa berdoa agar Allah memberi hidayah kepada kaum mereka Nabi Nuh as adalah rasul pertama yang diutus Allah untuk meluruskan akidah dan akhlak umat yang telah menyimpang jauh dari ajaran yang benar. Kualifikasi Nuh sebagai ulul azmi di antaranya karena kesabarannya dalam berdakwah dan mendapat hinaan dari kaumnya. Nuh tanpa menyerah terus menerus mendakwahi keluarga, kerabat dan masyarakat umum, untuk kembali kejalan yang lurus. Hampir 1000 tahun usianya jumlah umat yang mengikutinya tidak lebih dari 200 orang. Bahkan istri dan anaknya yang bernama Kanan termasuk penentangnya. Atas kehendak Allah umat Nuh yang membangkang ditenggelamkan dengan gelombang air bah dan semuanya hancur, kecuali Nuh dan pengikutnya yang beriman.

Nuh

Ibrahim

Sejak masih bayi Ibrahim harus diasingkan ke dalam gua, yang disebabkan oleh perintah Raja Namrudz untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Setelah dewasa, ia harus berhadapan dengan raja dan masyarakat penyembah berhala termasuk kedua orang tuanya yang pembuat berhala. Bahkan ia harus menerima siksaan yang pedih, yaitu dibakar hidup-hidup dan diusir dari kampung halamannya. Sudah hampir seratus tahun usia dan pernikahannya dengan Sarah, ia belum dikaruniai anak hingga istrinya meminta ia menikahi seorang budak berkulit hitam bernama Hajar untuk dijadikan istri. Akhirnya Hajar dapat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ismail. Allah memerintahkan Ibrahim untuk mengasingkan istri dan anak yang baru lahir dan sangat dicintainya itu ke tanah gersang di Makkah. Karena kesabaran dan kepatuhannya, perintah itu dilaksanakan. Namun, perintah lebih berat diterima Ibrahim, yaitu harus mengorbankan Ismail yang baru beranjak remaja. Hal ini pun ia laksanakan, meskipun akhirnya yang disembelih adalah seekor domba. selain itu ujian Ibrahim yang lain adalah membangun Ka'bah, membersihkan ka'bah dari kemusyrikan, menghadapi Raja Namrudz yang zalim.

MusaMusa termasuk orang sabar dalam menghadapi dan mendakwahi Firaun. Selain itu, dia juga mampu untuk bersabar dalam memimpin kaumnya yang sangat pembangkang. Ketika Musa akan menerima wahyu di Bukit Sinai, pengikutnya yang dipimpin Samiri menyeleweng dengan menyembah berhala emas anak sapi. Harun yang ditugasi mengganti peran Musa, tidak sanggup untuk menghalangi niat mereka, bahkan ia diancam hendak dibunuh. Tetapi, Musa pernah tidak dapat bersabar ketika berguru kepada Khidir.

IsaBanyak hal yang menunjukkan bahwa Isa memiliki kesabaran dan keteguhan dalam menyampaikan ajaran Allah. Terutama, ketika Isa sabar menerima cobaan sebagai seorang yang miskin, pengkhianatan seorang muridnya, Yudas Iskariot, menghadapi fitnah, penolakan, hendak diusir dan dibunuh oleh kaum Bani Israil. Kehidupan Isa menggambarkan kezuhudan dan ketaatan dalam beribadah. Isa menemui kaumnya dengan memakai pakaian dari wol. Ia keluar dalam keadaan tidak beralas kaki sambil menangis serta wajahnya tampak pucat karena kelaparan dan bibirnya tampak kering karena kehausan. Isa berkata, Salam kepada kalian wahai Bani Israil. Aku adalah seseorang yang meletakkan dunia di tempatnya sesuai dengan izin Allah, tanpa bermaksud membanggakan diri. Apakah kalian mengetahui di mana rumahku? Mereka menjawab: "Di mana rumahmu wahai Ruhullah?" Isa menjawab: Rumahku adalah tempat ibadah, wewangianku adalah air, makananku adalah rasa lapar, pelitaku adalah bulan di waktu malam dan salat ku di waktu musim dingin di saat matahari terletak di Timur, bungaku adalah tanaman-tanaman bumi, pakaianku terbuat dari wol, syiarku adalah takut kepada Tuhan Yang Maha Mulia, teman-temanku adalah orang-orang yang fakir, orang-orang yang sakit, dan orang-orang yang miskin. Aku memasuki waktu pagi dan aku tidak mendapati sesuatu pun di rumahku begitu juga aku memasuki waktu sore dan aku tidak menemukan sesuatu pun di rumahku. Aku adalah seseorang yang jiwanya bersih dan tidak tercemar. Maka siapakah yang lebih kaya daripada aku?[1][2]

Muhammad

Sejak kecil sampai dewasa, Muhammad selalu mengalami masa-masa sulit. Pada usia 6 tahun dia sudah menjadi yatim piatu. Setelah dewasa ia harus membantu meringankan beban paman yang merawatnya sejak kecil. Tantangan terberat yang dihadapi adalah setelah diangkatnya menjadi seorang rasul. Penentangan bukan saja dari orang lain, tetapi juga dari Abu Lahab, pamannya sendiri. Muhammad juga harus ikut menderita tatkala Bani Hasyim diboikot (diasingkan) di sebuah lembah dikarenakan dakwahnya. Tokoh-tokoh Quraisy mempelopori pemboikotan tersebut yang isinya antara lain melarang berhubungan jual beli, pernikahan, dan hubungan sosial lainya kepada Bani Hasyim. Pemboikotan yang berjalan sekitar 3 tahun itu dan telah menghabiskan hartanya dan istrinya, Khadijah. Kewajiban-kewajiban utama seorang muslim antara lain meliputi: 1. Kewajiban terhadap Allah Sebagai hamba Allah, seorang muslim harus menghambakan dirinya kepada Allah semata dan tidak menyekutukannya. Dalam surat adz-dzariyat 56 Allah taala bearfirman: dan tidaklah kami ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah. Menaati perintah dan menjahui segala laranganNya termasuk dalam kewajiban seorang muslim dan menyelisihkan berarti dosa besar. Beberapa ayat berikut menjadi dalil keharusan taat kepadaNya: Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".(Qs. Ali-Imran : 32) dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat.(Qs. Ali-Imran: 132) (Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah kemenangan yang besar.(Qs. An-nisa : 13) Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka

kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.( An-nisa :59) dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja)[1], dan Barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat[2] yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah[3]. jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada Perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, Maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa yang tidak memperolehnya[4], Maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.(Qs. Al-Maidah: 92) [1] Seperti: menembak burung terkena seorang mukmin. [2] Diat ialah pembayaran sejumlah harta karena sesuatu tindak pidana terhadap sesuatu jiwa atau anggota badan. [3] Bersedekah di sini Maksudnya: membebaskan si pembunuh dari pembayaran diat. [4] Maksudnya: tidak mempunyai hamba; tidak memperoleh hamba sahaya yang beriman atau tidak mampu membelinya untuk dimerdekakan. menurut sebagian ahli tafsir, puasa dua bulan berturut-turut itu adalah sebagai ganti dari pembayaran diat dan memerdekakan hamba sahaya. Kesadaran atas kewajibannya terhadap Allah swt, akan menghadirkan rasa tanggung jawab seorang muslim untuk menegakan aturan-aturan Allah di muka bumi sampai tetasan darah terakhir. Mengembalikan kekhalifahan fil ardhi, senantiasa menjadi cita-cita ideal muslim di manapun berada. 2. Kewajiban terhadap diri sendiri Kewajiban seorang muslim seterusnya ialah terhadap dirinya sendiri. Diri adalah amanah Allah SWT yang harus dijaga,fisik,akal pikiran maupun batin. a. Fisik dapat terjaga ketika seorang muslim rajin berolah raga secara rutin, makan minum yang bergizi dan menjaga kebersihan tubuh dan lingkungannya. Sabda rasul saw: Mukmin yang kuat lebih baik dan dicintai Allah daripada mukmin yang lemah. (HR. Ibnu Majah) b. Batin alias rohani akan terjaga ketika kita istiqomah dalam beribadah kepada Allah swt. Berdzikir dan bertafakur juga sangat membantu muslim menjaga ketentraman batinnya. Allah swt berfirman, Ketahuhilah, dengan berdzikir kepada Allah, hati-hati bias menhadi tenang. (Qs. Arradu: 28) Disamping itu, amal-amal shaleh pun tak kalah urgennya dalam memelihara kondisi batin seseorang. Muslim yang banyak bersedekah akan lebih tentram batinnya disbanding dengan yang kurang bersedekah. Hal lain yang membantu menjaga ketenraman batin adalah memperbanyak doa dan memilih teman bergaul sehari-hari dari kalangan orangorang sholeh. Firman Allah : dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas(Qs. Al-Kahfi:28) c. Akal, diperlihara dengan cara menuntut ilmu sepanjang hayat. Menuntut ilmu bagi seorang muslim merupakan kewajiban sekaligus kemuliaan. Nabi saw bersabda, menuntut ilmu adalah kewajiban atas setiap muslim.(HR. Ibnu Majah) Allah Juga berfirman,

Apakah sama orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya hanya orang yang berakal yang dapat menerima pelajaran. (Qs. Az-Zumar: 9) Ilmu yang ditekuni dan di pelajari oleh setiap muslim adalah kitabullah dengan segala hal yang berkaitan dengannya. Selanjutnya adalah al-hadits. Dan setelah itu bias mempelajari beragam ilmu-ilmu lainnya seperti sirah,fiqih, ilmu-ilmu alam dan sebagainya. Dan yang tak kalah penting adalah menekuni bahasa arab. 3. Kewajiban terhadap keluarga 1) Terhadap orang tua a. Berbakti kepada orang tua Sebagai seorang anak, seorang muslim harus berbakti kepada ibu bapaknya (Birrul walidain). Ibunya telah susah payah mengandung dan menyusuinya selama dua tahun. Bapaknya telah menafkahinya hingga ia menjadi remaja dan dewasa. Kebaikan keduanya taka bisa dinilai dengan materi sepenuh bumi pun banyaknya. Allah berfirman, Dan kami wasiatkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang amat sangat.(Qs.al- Luqman: 14) Pada ayat yang lain Allah menyatakan, sembahlah Allah dan jangalah kamu menyekutukannya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua(Qs. An-Nisa:36) Ajaran islam memberikan penekanan khusus perihal berbakti kepada kedua orang tua ini. Bahkan pun ketika keduanya mengajak kepada kemusyrikan, seorang muslim harus tetap bergaul dengan keduanya dengan cara yang baik. Dalam hal ini Allah Berfirman: dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.(Qs. Luqman: 15) Pada ayat 23-24 dari surat al-Isra Allah memerintahkan orang islam agar bersifat lemah lembut kepada kedua orang tua, firman-Nya, 23. dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia 24. dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu. b. Tetap berbakti meskipun keduanya non muslim Meskipun kedua orang tua seorang muslim belum mendapat hidayah, ia diwajibkan tetap berbuat baik kepadanya. Peristiwa ini seperti pernah dialami oleh Asma binti Abu bakar ketika ia bercerita, pada masa rasulullah, ibuku pernah mendatangiku sedangkan dia musyrik. Lalu aku meminta petunjuk kepada rasulullah saw, ibuku telah dating kepadaku dengan penuh harapan kepadaku, apakah aku harus menyambung hubungan dengannya? Benar, sambunglah hubungan dengan ibumu, jawab beliau.( Muttafaqun Alaih). c. Mendahulukan ibu kemudian bapak Pernah datang seseorang kepada rasulullah saw, lalu bertannya, ya Rasulullah, siapa yang paling berhak mendapat pergaulan baik dariku? Rasulullah saw menjawab, Ibumu.

Orang itu bertanya lagi, kemudian siapa lagi? Ibumu,jawab rasulullah saw. Kemudian siapa lagi, orang itu bertanya lagi, Ibumu, jawab rasulullah saw. Dan orang itu bertanya lagi, kemudian siapa lagi? kemudian bapakmu.(Muttafaqun alaih) Dari hadits diatas, kita melihat bahwa rasul saw mengajarkan kepada anak-anak muslim agar berbuat baik kepada ibunya tiga kali lipat dibanding terhadap bapaknya. Dengan kata lain, islam mengajarkan agar mendahulukan berbakti kepada ibu terlebih dahulu lalu baru bapak. d. Berbuat baik kepada sahabat orang tua Termasuk berbakti kepada orang tua ialah bila kita tetap menyambung tali silaturrahmi kepada sahabat-sahabat orang tua kita. Dalam riwayat muslim, nabi saw bersabda, jagalah hubungan baik dengan orang-orang yang dicintai ayahmu, janganlah kamu memutuskannya yang menyebabkan Allah memadamkan cahayamu.(HR Muslim). 2) Terhadap istri Muslim yang telah menikah, kewajibannya bertambah yakni terhadap isterinya. Menikah memang bisa menjadi kewajiban seorang muslim ketika ia telah mampu. Dengan menikah, hidupnya menjadi tentram. Ada tempat untuk berbagi rasa bahagia dan duka yang sah. Kasih saying bisa dicurahkan kepada yang berhak sesuai tuntutan fitrah insane. Allah berfirman, dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.( Ar-Ruum:21) Isteri harus diberlakukan dengan baik. Ia harus didik agar senantiasa menjadi isteri shalihah yang dapat menyertai suami tidak saja di dunia tetapi juga akhirat. Muslim harus memaikan peran sebagai qowwam dalam bahtera rumah tangganya. Jika ia benar-benar memahami ajaran islam, maka ia akan menjadi pemimpin keluarganya dengan segenap tanggung jawab di pundaknya. Seorang suami yang shalih dan mentaati ajaran agamanya, juga akan berusaha menyerasikan antara keridhaan orang tua dengan kewajibannya terhadap isteri. Dengan demikian, ia akan menjadi suami yang sukses dan ideal di mata isteri dan kedua orang tuanya. 3) Terhadap anak Jika dikaruniakan anak, bertambah pulalah kewajiban seorang muslim. Ia harus mencari nafkah yang lebih banyak lagi. Kemudian ia bertanggung jawab pula terhadap pendidikan anak-anaknya. Ia harus memilihkan sekolah islami bagi anak-anaknya hingga pendidikan agama mereka terjaga. Anak-anak perlu mendapat kasih saying dan perhatian. Sebagai kepala keluarga, seorang muslim harus pandai mengatur waktunya antara waktu kerja,ibadah,bermasyrakat dan keluarga. Anak-anak perlu diperlakukan secara adil dan mendapat kasih saying yang sama. a) Tanggung jawab besar terhadap anak Anak adalah anggota keluarga yang harus diberi pendidikan agama sehingga kelak ia menjadi anak yang shalih. Firman Allah Wahai orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Dalam sebuah hadits nabi saw bersabda perintahkan kepada anak-anakmu untuk mengerjakan solat pada saat mereka berusia tujuh tahun dan pukullah mereka nila mereka enggan mengerjakannya pada saat mereka berusia sepuluh tahun.(HR Hakim) b) Menanamkan akhlakul karimah Akhlak adalah kebiasaan spontan yang dilakukan seseorang tanpa dipikirkan lagi. Pendidikan akhlak akan sangat berkesan jika dilakukan saat seseorang masih anak-anak. Dari sebab ini, islam menekankan pendidikan akhlak terhadap anak-anak.

Saat orang tua bergaul dengan anak-anaknya, ia tentu dapat menyelami kedalaman jiwa anaknya. Ia tahu saat-saat yang tepat untuk mengajarkan pendidikan akhlak kepada mereka. Yang tak kalah urgen dalam pendidikan ini adalah mengajarkan kepada anakanak bagaimana cara mencintai rasulullah saw. 4) Terhadap kerabat Kewajiban selanjutnya adalah terhadap saudara-saudara sendiri. Mereka adalah kakak atau adik sekandung, atau sebapak, atau seibu dan seterusnya yang mempunyai kekerabatan. Mencintai saudara-saudara sendiri seraya menyambung tali silaturrahim amat dianjurkan dalam islam. Sebaliknya, bertengkar atau bercanda yang menyakitkan apalagi mengguncing saudarasaudara sendiri amat dibenci dalam islam. Tolong menolong dengan saudara sendiri nilainya dua kali lipat di banding menolong orang lain. Bila ada saudaranya miskin, sementara ia menjadi penolong orang berkecukupan, maka saudaranya lebih berhak mendapat dermanua sebelum yang lalinnya. Seorang muslim juga berkewajiban mendoakan saudaranya meskipun dari kejahuan. Pendek kata, persoalan tolong menolong tidak hanya dalam wujud fisik nyata, tetapi juga yang bersifat abstrak spiritual juga tak kalah pentingnya. a) Penghormatan terhadap kerabat Perhatian islam terhadap hak-hak kerabat antara lain ditunjukan dalam firman Allah swt, . sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabildan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,(An-Nisa: 36) Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang Muslim dan yang bukan Muslim. Ibnus sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat yang kehabisan bekal. Termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya. Dan dalam ayat lain, Allah juga berfirman , . dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.( Qs. Al-Isra:26) b) Menyambung silaturrahim Bersilaturrahim amat dianjurkan dalam islam, apalagi terhadap kerabat sendiri. Seorang muslim hendaklah memperhatikan pula adab bersilaturrahim sesuai dengan ajaran islam. Mengenai keutamaan silaturrahim ini, nabi saw bersabda Barang siapa ingin diluaskan rezekinya dan diperpanjang umurnya, hendaklah ia menyamgbung tali silaturrahim.(Muttafaqun alaih) 4. Kewajiban terhadap masyarakat Sebagai makhluk social, seorang muslim tidak dapat hidup sendirian. Ia pastilah hidup di tengah-tengah masyarakat. Untuk dapat hidup tenteram aman bersama mereka, dibutuhkan sikap pengertian antara sesame warga dan sikap konsisten terhadap hukum. Tentu tidak etis jika seseorang muslim memberikan contoh melanggar hukum kepada masyarakat. Oleh kerena itu, ia harus memiliki sifat-sifat terpuji sebagai berikut: a) Jujur ( bukan seorang yang pendusta) b) Tidak suka mengorek aib orang lain c) Selalu memenuhi janji d) Sabar dan pemaaf e) Tawadhu ( tidak sombong) f) Menegakkan amar makruf dan nahyi munkar g) Tidak menipu dan tidak berkhianat h) Lembut dan penyayang i) Memiki sifat malu

j) Adil dalam mengambil keputusan