makalah pancasila dalam perspektif etika

17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nilai, norma, dan moral adalah konsep-konsep yang saling berkaitan. Dalam hubungannya dengan Pancasila maka ketiganya akan memberikan pemahaman yang saling melengkapi sebagai sistem etika. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai yang menjadi sumber dari segala penjabaran norma baik norma hukum, norma moral maupun norma kenegaran lainnya. Di samping itu, terkandung juga pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis dan komprehensif. Oleh karena itu, suatu pemikiran filsafat adalah suatu nilai-nilai yang bersifat mendasar yang memberikan landasan bagi manusia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat praksis atau kehidupan nyata dalam masyarakat, bangsa dan negara maka diwujudkan dalam norma-norma yang kemudian menjadi pedoman. Norma- norma itu meliputi : (1) Norma Moral yaitu yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik maupun buruk, sopan atau tidak sopan, susila atau tidak susila. (2) Norma Hukum yaitu suatu sistem peraturan perundang- 1

Upload: rowscribd

Post on 31-Oct-2015

503 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pancasila Dalam Perspektif Etika

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nilai, norma, dan moral adalah konsep-konsep yang saling berkaitan.

Dalam hubungannya dengan Pancasila maka ketiganya akan memberikan

pemahaman yang saling melengkapi sebagai sistem etika.

Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan

suatu nilai yang menjadi sumber dari segala penjabaran norma baik norma

hukum, norma moral maupun norma kenegaran lainnya. Di samping itu,

terkandung juga pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional,

sistematis dan komprehensif. Oleh karena itu, suatu pemikiran filsafat adalah

suatu nilai-nilai yang bersifat mendasar yang memberikan landasan bagi

manusia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat praksis

atau kehidupan nyata dalam masyarakat, bangsa dan negara maka diwujudkan

dalam norma-norma yang kemudian menjadi pedoman. Norma-norma itu

meliputi : (1) Norma Moral yaitu yang berkaitan dengan tingkah laku

manusia yang dapat diukur dari sudut baik maupun buruk, sopan atau tidak

sopan, susila atau tidak susila. (2) Norma Hukum yaitu suatu sistem

peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu tempat dan waktu

tertentu dalam pengertian ini peraturan hukum. Dalam pengertian itulah

Pancasila berkedudukan sebagai sumber dari segala sumber hukum.

Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya bukan merupakan suatu

pedoman yang langsung bersifat normatif ataupun praksis melainkan

merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber norma.

Pancasila banyak memegang peranan yang sangat penting bagi

kehidupan bangsa Indonesia, salah satunya adalah “Pancasila sebagai suatu

sistem etika”. Di dunia internasional bangsa Indonesia terkenal sebagai salah

satu negara yang memiliki etika yang baik, rakyatnya yang ramah tamah,

sopan santun yang dijunjung tinggi dan banyak lagi, dan pancasila memegang

peranan besar dalam membentuk pola pikir bangsa ini sehingga bangsa ini

1

Page 2: Makalah Pancasila Dalam Perspektif Etika

dapat dihargai sebagai salah satu bangsa yang beradab di dunia.

Kecenderungan menganggap acuh dan sepele akan kehadiran pancasila

diharapkan dapat ditinggalkan. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang

beradab. Pembentukan etika bukan hal yang susah dan bukan hal yang

gampang, karena berasal dari tingkah laku dan hati nurani. Oleh karena itu,

makalah ini akan membahas Pancasila dalam perspektif Etika agar dapat

membuka pikiran akan pentingnya arti sebuah pancasila bagi kehidupan

bangsa ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang

timbul adalah :

1. Apakah yang dimaksud dengan etika?

2. Bagaimanakah nilai-nilai etika yang terkandung dalam Pancasila?

3. Bagaimanakah Pancasila dalam perspektif etika?

2

Page 3: Makalah Pancasila Dalam Perspektif Etika

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika

Sebagai suatu usaha ilmiah, filsafat dibagi menjadi beberapa cabang

menurut lingkungan bahasannya masing-masing. Cabang–cabang itu dibagi

menjadi dua kelompok bahasan pokok yaitu filsafat teoritis dan filsafat

praktis. Kelompok pertama mempertanyakan segala seusuatu yang ada,

sedangkan kelompok yang kedua membahas bagaimana manusia bersikap

terhadap apa yang ada tersebut. Jadi filsafat teoritis mempertanyakan dan

berusaha mencari jawabannya tentang segala sesuatu, misalnya hakikat

manusia, alam, hakikat realitas sebagai suatu keseluruhan, tentang

pengetahuan, tentang apa yang kita ketahui, tentang yang transenden dan lain

sebagainya. Dalam hal ini filsafat teoritispun juga mempunyai maksud-

maksud dan berkaitan erat dengan hal-hal yang bersifat praktis, karena

pemahaman yang dicari menggerakkan kehidupannya.

Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua

kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika merupakan suatu

pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-

pandangan moral. Etika adalah suatu suatu ilmu yang membahas tentang

bagaimana dan mengapa kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab

berhadapan dengan pelbagai ajaran moral (Suseno, 1987). Etika umum

mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia,

sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya

dengan pelbagai aspek kehidupan manusia (Suseno, 1987). Etika khusus

dibagi menjadi etika individual yang membahas kewajiban manusia terhadap

diri sendiri dan etika sosial yang membahas tentang kewajiban manusia

terhadap manusia lain dalam hidup masyarakat, yang merupakan suatu bagian

terbesar dari etika khusus.

Etika berkaitan dengan pelbagai maslaah nilai karena etika pada

pokoknya membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan predikat

nilai “susila” dan “tidak susila”, “baik” dan “buruk”. Sebagai bahasan khusus

3

Page 4: Makalah Pancasila Dalam Perspektif Etika

etika membicarakan sifat-sifat yang menyebabkan orang dapat disebut susila

atau bijak. Kualitas-kualitas ini dinamakan kebajikan yang dilawankan

dengan kejahatan yang berarti sifat-sifat yang menunjukkan bahwa orang

yang memilikinya dikatakan orang yang tidak susila. Sebenarnya etika lebih

banyak bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam

hubungan dengan tingkah laku manusia (Kattsoff, 1986). Dapat juga

dikatakan bahwa etika berkaitan dengan dasar-dasar filosofis dalam hubungan

dengan tingkah laku manusia.

B. Nilai-nilai Etika yang Terkandung dalam Pancasila

Sebagaimana dipahami bahwa sila-sila Pancasila adalah merupakan

suatu sistem nilai, artinya setiap sila memang memiliki nilai akan tetapi

masing-masing sila berhubungan, saling ketergantungan secara sistemik dan

diantara nilai satu sila dengan lainnya memiliki tingkatan. Oleh karena itu,

dalam kaitannya dengan nilai-nilai etika yang terkandung dalam sila-sila

Pancasila juga bersifat bertingkat. Nilai-nilai yang terkandung dalam

Pancasila merupakan sekumpulan nilai yang diangkat dari prinsip-prinsip

nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut

berupa nilai-nilai religius, nilai adat-istiadat kebudayaan dan setelah disahkan

menjadi dasar negara terkandung di dalamnya nilai kenegaraan.

Dalam kedudukannya sebagai dasar filsafat negara, maka nilai-nilai

Pancasila harus dijabarkan dalam suatu norma yang merupakan pedoman

pelaksanaan dalam penyelenggaraan kenegaraan, bahkan kebangsaan dan

kemasyarakatan. Terdapat dua macam norma dalam kehidupan kenegaraan

dan kebangsaan yaitu norma hukum dan norma moral atau etika.

Sebagaimana dipahami bahwa suatu norma hukum positif, maka Pancasila

dijabarkan dalam suatu peraturan perundang-undangan yang berifat eksplisit,

hal ini secara kongkrit dijabarkan dalam tertib hukum indonesia. Namun

demikian disamping tertib hukum, di dalam pelaksanaannya memerlukan

suatu norma moral yang merupakan dasar pijak pelaksanaan tertib hukum di

Indonesia. Bagaimanapun baiknya suatu peraturan perundang-undangan

jikalau tidak dilandasi oleh moral yang luhur dalam pelaksanaan dan

4

Page 5: Makalah Pancasila Dalam Perspektif Etika

penyelenggaraan negara, maka niscaya hukum tidak akan dapat mencapai

suatu keadilan bagi kehidupan kemanusiaan.

Oleh karena itu, selain sila-sila Pancasila merupakan suatu sumber

nilai bagi tertib hukum di Indonesia, sekaligus juga merupakan suatu sumber

norma moral bagi pelaksanaan hukum, penyelenggaraan kenegaraan dan

kebangsaan. Dengan sendirinya nilai-nilai moral yang terkandung dalam sila-

sila Pancsaila tidak dapat ditafsirkan secara sila-demi sila, melainkan sebagai

suatu kesatuan sistem etika serta moral. Sebagaimana dipahami bahwa sistem

etika dalam Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologis sila-sila

Pancasila. Jikalau dilakukan suatu abstraksi dasar ontologis sila-sila Pancasila

pada hakikatnya adalah manusia, karena Pancasila adalah dasar negara dan

negara pada hakikatnya adalah lembaga persekutuan hidup bersama yang

unsuru-unsurnya adalah manusia dan demi tujuan harkat dan martabat

manusia. Dengan demikian dasar ontologis Pancasila sekaligus sebagai dasar

antopologis sila-sila Pancasila, merupakan suatu subjek pokok bagi

kehidupan kenegaraan, sehingga merupakan suatu dasar fundamental bagi

penjabaran norma-nomra moral dan etika dalam kehidupan kenegaraan,

kebangsaaan dan kemasyarakatan.

Etika dan moral bagi manusia dalam kehidupan kenegaraan,

kebangsaan dan kemasyarakatan, senantiasa bersifat relasional. Hal ini berarti

bahwa etika serta moral yang terkandung dalam sila-sila Pancasila, tidak

dimaksudkan untuk menusia secara pribadi, namun secara relasional

senantiasa dalam hubungannya dengan yang lain. Sebagaimana dipahami

bahwa secara ontologis, hakikat manusia meliputi susunan kodrat, yaitu

meliputi unsur jasmani dan rokhani. Sifat kodrat manusia, merupakan

makhluk individu dan makhluk sosial, serta kedudukan kodrat manusia

sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan Yang

Maha Esa. Oleh karena itu, etika Pancasila mendasarkan hakikat manusia

secara moralitas memiliki hubungan etis, antara manusia dengan dirinya

sendiri dalam pengertian jasmani dan rokhani, antara manusia dengan

manusia lain secara individual, antara manusia dengan masyarakat, bangsa

dan negara, dan antara manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Keseluruhan

5

Page 6: Makalah Pancasila Dalam Perspektif Etika

aspek moral tersebut harus terlaksana secara simultan, sistemik dan

komprehensif.

Oleh karena itu, dalam kehidupan kenegaraan dan kebangsaan di

samping dasar hukum yang merupakan suatu landasan formal bagi

pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, juga harus dilandaskan oleh norma-

norma etika dan moral sebagaimana terkandung dalam Pancasila. Hal ini juga

dikemukakan oleh Moh. Hatta, takala mendirikan negara. Ia menyatakan

bahwa “..... negara pada hakikatnya adalah berdasarkan atas Ketuhanan Yang

Maha Esa serta kemanusiaan yang adil dan beradab sebagai landasan moral,

yang mewajibkan kepada pelaksana dan penyelenggara negara agar

memegang teguh moral Ketuhanan dan Kemanusiaan yang luhur, agar negara

tidak terjerumus ke dalam kekuasaan diktaktor”.

Oleh karena itu sebagaimana terkandung dalam pokok pikiran

keempat, bahwa negara berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa, berdasarkan

atas kemanusiaan yang adil dan beradab, menunjukkan dalam kehidupan

kenegaraan terdapat landasan dan dasar-dasar fundamental tentang etika dan

moral. Hal ini jelas kita lihat dalam proses reformasi dewasa ini, yang

seharusnya reformasi itu melakukan suatu penataan dan perbaikan atas negara

agar menuju kepada suatu taraf kehidupan masyarakat dan rakyat yang lebih

sejahtera. Namun dalam kenyataannya sampai tahun keempat proses

reformasi, belum menunjukkan perbaikan yang berarti terhadap nasib rakyat,

dikarenakan kalangan elit politik dalam negara hanya meneriakkan dasar

hukum tanpa mengembangkan dasar moral bernegara. Akibatnya kalangan

elit politik baik legislatif maupun eksekutif bahkan juga elemen-elemen yang

ada dalam masyarakat atau yang populer disebut Lembaga Swadaya

Masyarakat, hanya menurut kemauan lembaga serta golongannya masing-

masing dengan mengatasnamakan rakyat. Sehingga negara hanya merupakan

suatu ajang perebutan kekuasaan, dan bukannya berupaya secara bersama-

sama melakukan perbaikan negara demi kesejahteraan masyarakat dan rakyat

secara luas. Dalam keadaan yang demikian ini secara moral kita berdosa

terhadap rakyat yang menderita di sana-sini, karena sulitnya kehidupan

6

Page 7: Makalah Pancasila Dalam Perspektif Etika

ekonomi, keamanan tidak terjamin dan masa depan mereka semakin tidak

menentu.

C. Pancasila dalam Perspektif Etika

Pancasila merupakan suatu sitem filsafat pada hakekatnya merupakan

suatu etika atau nilai sehingga sehingga merupakan sumber dari segala

penjabaran norma baik norma hukum, norma moral ataupun kenegaraan

lainnya. Pemikiran filsafat tidak secara langsung menyajikan norma-norma

yang merupakan pedoman dalam suatu tindakan atau aspek praktis suatu

nilai-nilai yang bersifat mendasar.

Sebagai suatu nilai, Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat

fundamental dan universal bagi manusia baik bermasyarakat berbangsa dan

bernegara.

Nilai atau “value” termasuk bidang kajian filsafat. Persoalan-

persoalan tentang nilai dibahas dan dipelajari salah satu cabang filsafat yaitu

filsafat nilai (Axiology Theory of Value). Filsafat juga diartikan sebagai ilmu

tentang nilai-nilai. Istilah nilai di dalam bidang filsafat dipakai untuk

menunjukkan kata benda abstak yang artinya keberhagaan atau kebaikan dan

kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau

melakukan penilaian.

Di dalam Dictionary of Sosciology and Related Sciences dikemukakan

bahwa nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda

untuk memuaskan manusia. Nilai pada hakekatnya adalah sifat atau kualitas

yang melekat pada suatu objek, bukan objek itu sendiri. Sesuatu itu

mengandung nilai artinya ada sifat atau kualitas yang melekat pada suatu itu.

Misalnya bunga itu indah, perbuatan itu susila. Indah, susila adalah sifat atau

kualitas yang melekat pada bunga dan perbuatan. Dengan demikian nilai itu

sebenarnya adalah suatu kenyataan yang tersembunyi dibalik kenyataan

lainnya, nilai itu karena adanya kenyataan-kenyataan lain sebagai pembawa

nilai (wartrager).

Menilai berarti menimbang, suatu kegiatan manusia untuk

menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain, kemudian untuk

7

Page 8: Makalah Pancasila Dalam Perspektif Etika

selanjutnya diambil keputusan. Keputusan itu merupakan keputusan nilai

yang dapat menyatakan berguna atau tidak berguna, benar atau tidak benar,

baik atau tidak baik, indah atau tidak indah. Keputusan nilai ditentukan oleh

subjek penilai. Suatu itu dikatakan bernilai apabila suatu itu berharga,

berguna, benar, indah, baik, dan lain sebagainya.

Nilai, norma, dan moral adalah konsep-konsep yang saling berkaitan.

Dalam hubungannya dengan Pancasila maka ketiganya akan memberikan

pemahaman yang saling melengkapi sebagai sistem etika. Di samping itu,

terkandung juga pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional,

sistematis dan komprehensif.

Oleh karena itu, suatu pemikiran filsafat adalah suatu nilai-nilai yang

bersifat mendasar yang memberikan landasan bagi manusia dalam hidup

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat praksis

atau kehidupan nyata dalam masyarakat, bangsa dan negara maka diwujudkan

dalam norma-norma yang kemudian menjadi pedoman. Norma-norma itu

meliputi :

1. Norma Moral

Yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur

dari sudut baik maupun buruk, sopan atau tidak sopan, susila atau tidak

susila.

Dalam kapasitas inilah nilai-nilai pancasila telah terjabarkan dalam

suatu norma-norma moralitas atau norma-norma etika sehingga pancasila

merupakan system etika dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.

2. Norma Hukum

Suatu sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam

suatu tempat dan waktu tertentu dalam pengertian ini peraturan hukum

yang berlaku di Indonesia. Dalam pengertian itulah Pancasila

berkedudukan sebagai sumber dari segala sumber hukum di Negara

Indonesia.

Sebagai sumber dari segala sumber hukum nilai-nilai pancasila

sejak dahulu telah merupakan suatu cita-cita moral yang luhur yang

8

Page 9: Makalah Pancasila Dalam Perspektif Etika

terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar inilah maka Pancasila

sebenarnya berasal dari bangsa Indonesia sendiri atau dengan kata lain

perkataan bangsa Indonesia sebagai asal mula materi dari nilai-nilai luhur

pancasila.

Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya bukan merupakan suatu

pedoman yang langsung bersifat normatif ataupun praksis melainkan

merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber norma.

9

Page 10: Makalah Pancasila Dalam Perspektif Etika

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua

kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika merupakan suatu

pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-

pandangan moral. Etika adalah suatu suatu ilmu yang membahas tentang

bagaimana dan mengapa kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab

berhadapan dengan pelbagai ajaran moral.

Dalam kedudukannya sebagai dasar filsafat negara, maka nilai-nilai

Pancasila harus dijabarkan dalam suatu norma yang merupakan pedoman

pelaksanaan dalam penyelenggaraan kenegaraan, bahkan kebangsaan dan

kemasyarakatan. Terdapat dua macam norma dalam kehidupan kenegaraan

dan kebangsaan yaitu norma hukum dan norma moral atau etika.

Oleh karena itu, selain sila-sila Pancasila merupakan suatu sumber

nilai bagi tertib hukum di Indonesia, sekaligus juga merupakan suatu sumber

norma moral bagi pelaksanaan hukum, penyelenggaraan kenegaraan dan

kebangsaan. Dengan sendirinya nilai-nilai moral yang terkandung dalam sila-

sila Pancsaila tidak dapat ditafsirkan secara sila-demi sila, melainkan sebagai

suatu kesatuan sistem etika serta moral.

Dengan demikian, dalam perspektif etika Pancasila pada hakikatnya

bukan merupakan suatu pedoman yang langsung bersifat normatif ataupun

praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan

sumber norma.

B. Saran

Dalam kehidupan kenegaraan dan kebangsaan di samping dasar

hukum yang merupakan suatu landasan formal bagi pelaksanaan dan

penyelenggaraan negara, juga harus dilandaskan oleh norma-norma etika dan

moral sebagaimana terkandung dalam Pancsaila. Oleh karena itu, elit politik

dalam negara harus berlandaskan dasar hukum dan dasar moral bernegara.

10

Page 11: Makalah Pancasila Dalam Perspektif Etika

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan. 2009. Filsafat Pancasila: Pandangan Hidup Bangsa Indonesia.

Yogyakarta: Paradigma.

............. 2001. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Suseno, Franz Magnis. 1987. Etika Politik, Prinsip-Prinsip Moral dasar

Kenegaraan Modern. Jakarta: PT. Gramedia.

Kattsoft, Louis O. 1986. Pengantar Filsafat, diterjemahkan oleh Soejono

Soemargono. Yogyakarta: Tiara Wacana.

11