makalah pancasila sebagai ideologi

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sikap positif warga Negara terhadap nilai-nilai Pancasila terlihat dalam sejarah perjuangan bangsa dan Negara Republik Indonesia. Sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 telah terbukti bahwa Pancasila yang merupakan ideologi, pandangan hidup bangsa, dan dasar Negara Kesatuan RI benar-benar sesuai dengan kepribadian bangsa dan jiwa bangsa Indonesia serta merupakan sarana untuk mengatasi dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh bangsa dan Negara Indonesia. Pertama, Pancasila hanya akan berkembang kalau segenap komponen masyarakat bersedia bersikap proaktif, terus-menerus melakukan reinterpretasi (penafsiran ulang) terhadap Pancasila dalam suasana dialog kritis –konstruktif. Bila masyarakat bersikap pasif, Pancasila akan makin kehilangan relevansinya. Atau, bias pula Pancasila berubah menjadi ideology 1

Upload: nia-itayorhie

Post on 31-Jul-2015

516 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah pancasila sebagai ideologi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sikap positif warga Negara terhadap nilai-nilai Pancasila terlihat dalam

sejarah perjuangan bangsa dan Negara Republik Indonesia. Sejak Proklamasi 17

Agustus 1945 telah terbukti bahwa Pancasila yang merupakan ideologi,

pandangan hidup bangsa, dan dasar Negara Kesatuan RI benar-benar sesuai

dengan kepribadian bangsa dan jiwa bangsa Indonesia serta merupakan sarana

untuk mengatasi dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh bangsa dan

Negara Indonesia.

Pertama, Pancasila hanya akan berkembang kalau segenap komponen

masyarakat bersedia bersikap proaktif, terus-menerus melakukan reinterpretasi

(penafsiran ulang) terhadap Pancasila dalam suasana dialog kritis –konstruktif.

Bila masyarakat bersikap pasif, Pancasila akan makin kehilangan relevansinya.

Atau, bias pula Pancasila berubah menjadi ideology tertutup, karena

penafsirannya didominasi oleh penguasa atau kelompok masyarakat tertentu.

Kedua, karena terbuka untuk ditafsirkan oleh siapa saja, bias terjadi

Pancasila semata-mata ditafsirkan sesuai dengan kepentingan si penafsir.

Sikap positif itu terutama adalah kesediaan segenap komponen

masyarakat untuk aktif mengungkapkan pemahamannya mengenai Pancasila.

Sikap positif lain adalah kesediaan segenap komponen bangsa

menjadikan nilai-nilai Pancasila makin tampak nyata dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehari-hari.

1

Page 2: makalah pancasila sebagai ideologi

Sikap positif yang paling dibutuhkan untuk menjadikan Pancasila sebagai

ideology terbuka yang berwibawa adalah terus – menerus secara konsisten berjuang

memperkecil kesenjangan antara ideal-ideal Pancasila dengan kenyataan kehidupan

berbangsa sehari-hari.

B. Dasar Hukum

Pancasila sebagai dasar negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia

telah diterima secara luas dan telah bersifat final. Hal ini kembali ditegaskan

dalam Ketetapan MPR No XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan

Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia No. II/MPR/1978 tentang

Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa) dan

Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara jo Ketetapan MPR

No. I/MPR/2003 tentang Peninjauan Terhadap Materi dan Status Hukum

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tahun 1960 sampai dengan Tahun

2002. Selain itu Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil kesepakatan

bersama para Pendiri Bangsa yang kemudian sering disebut sebagai sebuah

“Perjanjian Luhur” bangsa Indonesia.

Namun dibalik itu terdapat sejarah panjang perumusan sila-sila Pancasila

dalam perjalanan ketata negaraan Indonesia. Sejarah ini begitu sensitif dan

salah-salah bisa mengancam keutuhan Negara Indonesia. Hal ini dikarenakan

begitu banyak polemik serta kontroversi yang akut dan berkepanjangan baik

mengenai siapa pengusul pertama sampai dengan pencetus istilah Pancasila.

Artikel ini sedapat mungkin menghindari polemik dan kontroversi tersebut. Oleh

2

Page 3: makalah pancasila sebagai ideologi

karena itu artikel ini lebih bersifat suatu "perbandingan" (bukan "pertandingan")

antara rumusan satu dengan yang lain yang terdapat dalam dokumen-dokumen

yang berbeda. Penempatan rumusan yang lebih awal tidak mengurangi

kedudukan rumusan yang lebih akhir.

Pasal 2 Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan menyatakan ‘Pancasila merupakan sumber dari

segala sumber hukum negara.  Ironisnya, ketentuan yang maha penting ini –

yaitu mengenai ’sumber dari segala sumber hukum negara’ – tidak diatur dalam

Undang-Undang Dasar yang secara formil merupakan dasar negara.  Dengan

demikian, patut dipertanyakan: apa dasarnya dari Pasal 2 UU 10/2004 itu?  Kita

dapat melihat bahwa sila-sila dari pancasila telah tercantum dalam pembukaan

dan pasal-pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD

1945) Jika dilihat secara keseluruhan; namun, tidak ada ketentuan secara

eksplisit bahwa Pancasila harus menjadi ’sumber dari segala sumber hukum

negara’.  Berikut ini saya akan berikan contoh-contoh bab, pasal dan ayat UUD

1945 yang mengandung sila-sila dari Pancasila, namun ini memang sebagai

contoh saja dan tidak menggambarkan secara lengkap bagaimana Pancasila

sudah dijamin dalam UUD 1945.

C. Identifikasi/Perumusan Masalah

1. Sebutkan tiga contoh peristiwa yang pernah terjadi yang mengancam

keberadaan Pancasila?

2. Bagaimana kedudukan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa?

3

Page 4: makalah pancasila sebagai ideologi

3. Sebutkan tiga contoh sikap positif yang sesuai dengan sila persatuan

Indonesia?

D. Tujuan/Manfaat Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini yaitu:

1. Untuk menyelesaikan tugas dari mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan.

2. Untuk menambah nilai mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Manfaat penulisan makalah, yaitu:

1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang sikap positif terhadap

Pancasila.

2. Untuk memperdalam ilmu pengetahuan dalam pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan.

4

Page 5: makalah pancasila sebagai ideologi

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Sikap Positif Terhadap Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan

Bernegara

1. Pentingnya sikap positif terhadap pancasila

Bangsa Indonesia telah meyakini Pancasila sebagai Ideologi Negara

Pancasila memiliki sejarah menunjukkan bahwa Pancasila berhasil melalui

berbagai cobaan yang mengancam keberadaan pancasila sebagai dasar

Negara Republik Indonesia

Berikut berbagai peristiwa yang pernah mengancam keberadaan Indonesia.

a. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun pada tahun

1948 yang ingin didirikan Negara komunis di Indonesia.

b. Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang ingin

mendirikan Negara Islam Indonesia.

c. Gerakan 30 September pada tahun 1965 yang dikenal dengan sebutan

G30 S/PKI. Gerakan ini ingin mengganti dasar Negara pancasila dengan

ideologi komunis.

2. Sikap positif terhadap pancasila

Upaya mempertahankan pancasila sebagai ideoligi dan dasar Negara.dengan

cara berikut.

a. Menetapkan pancasila sebagai ideologi dan dasar Negara.

Penetapan ini merupakan suatu keputusan politik yang tertuang dalam

UUD yang berlaku di Indonesia.

b. Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila

5

Page 6: makalah pancasila sebagai ideologi

Nilai-nilai tersebut yaitu nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,

kerakyatan, dan keadilan social. Jika nilai-nilai tersebut diamalkan maka

pancasila akan tetap bertahan sebagai ideologi bangsa dan akan mampu

mewujudkan masyarakat Indonesia yang religious, humanis, rukun,

demokratis dan sejahtera.

c. Ketegasan pemerintah

Pemerintah menindak secara tegas segala bentuk rongrong dan upaya

penggantian pancasila dengan ideologi lain. Hal ini penting sebab

berdasarkan pengalaman sejarah, pancasila telah beberapa kali

mengalami ancaman.

B. Sikap Positif Terhadap Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat

Dalam kehidupan bermasyarakat kita harus menerapkan nilai-nilai yang

terkandung dalam pancasila

1. Pelaksanaan sila Ketuhanan YME

Dalam sila ini hal yang harus diperhatikan adalah katuhanan dan sikap

beragama. Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah kenyataan adanya

perbedaan agama ditengah masyarakat sehingga ada keyakinan dan

kepercayaan masyarakat yang beranekaragam

Pelaksanaan dalam sila ini dapat dilakukan dalam bentuk sebagai berikut:

a. Percaya dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan agama

yang dianut.

b. Menghormati, menghargai dan bertoleransi terhadap pemeluk dan

kegiatan peribadatan agama lain.

6

Page 7: makalah pancasila sebagai ideologi

c. Melaksanakan ajaran moral agama dalam semua kegiatan

kemasyarakatan (bekerja, berdagang, bergaul, dll)

d. Melaksanakan ajaran dan moral agama tidak hanya dalam bentuk

peribadatan atau hubungan dengan Tuhan.

e. Membina kerukunan dan kedamaian hidup dengan pemeluk agama lain

yang berbeda.

2. Pelaksanaan sila kedua yang adil dan beradab.

Sila ini menyelenggarakan terhadap warga Negara yang harus

mempertimbangkan segi-segi keadilan dan peradaban. Pengamalan sila ini

dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Melaksanakan hak;

b. Tidak melakukan tindakan pelanggaran terhadap orang lain;

c. Tidak menganggap memiliki kedudukan;

d. Menghormati, menghargai dan menyayangi.

3. Pelaksanaan sila “Persatuan Indonesia”

Sila ketiga memuat nilai pokok persatuan pengamalan sila ketiga beberapa

perbuatan

a. Mengakui dan menghargai keberadaan suku yang ada di Indonesia

b. Memnbina kerjasama dan hubungan yang baik individu maupun

masyarakat

c. Mengutamakan kepentingan bersama

d. Bersikap toleran terhadap pelaksanaan tradisi atau adat istiadat.

4. Pelaksanaan sila “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan/perwakilan”

7

Page 8: makalah pancasila sebagai ideologi

Dalam pelaksanaan sila keempat ini hal yang perlu diperhatikan adalah

musyawarah dan demokrasi. Untuk itu, perbuatan-perbuatan yang harus

dilakukan untuk mengamalkan sila ini, antara lain:

a. Memperhatikan aspirasi masyarakat atau anggota kelompok dalam

setriap membuat keputusan yang menyangkut kepentingan barsama.

b. Memberi kesempatan kepada masyarakat atau anggota kelompok untuk

menyampaikan pendapat berkenaan dengan keputusa yang akan di ambil

bersama.

c. Mengutamakan cara musyawarah dalam menyelesaikan masalah dan

membuat keputusan yang menyangkut kepentingan bersama.

d. Menghoramti dan melaksanakan hasil musyawarah yang telah di ambil

dan di sepakati bersama.

5. Pelaksanaan sila”Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”

Sila kelima memuat nilai pokok tentang keadilan.Untuk mewujudkan

keadilan dalam kehidupan bermsyarakat,kita dapat melakukan:

a. Berlaku adil terhadap sesama tanpa membedakan suku,agama,jenis

kelamin,golongan,dan asal-usul lain;

b. Ikut aktif menciptakan tata pergaulan dan kehidupan yang adil.

c. Ikut mendukung berbagai upaya penyelesaian masalah-masalah

kemasyarakatan dan kelompok secara adil.

C. Proses perumusan pancasila

Anggota BPUPKI resmi dilantik pada tanggal 28 Mei 1945. Sehari

berikutnya yaitu tanggal 29 Mei 1945, BPUPKI mulai bersidang. Sidang

8

Page 9: makalah pancasila sebagai ideologi

berlangsung sampai tanggal 1 Juni 1945. Salah satu agendanya adalah

merumuskan dasar negara Indonesia merdeka. Dalam sidang tersebut, beberapa

anggota mengajukan usulan tentang dasar negara. Ada tiga tokoh yang

mengajukan gagasan tentang dasar negara Indonesia. Mereka adalah Mohammad

Yamin, Soepomo, dan Soekarno.

Muh. Yamin

Pada tanggal 29 Mei 1945, Mohammad Yamin mengemukakan

gagasannya. Menurutnya, negara Indonesia harus berpijak pada lima dasar

Merdeka yang diidam-idamkan. Kelima asas tersebut adalah.

1. Peri Kebangsaan.

2. Peri Kemanusiaan.

3. Peri Ketuhanan.

4. Peri Kerakyatan.

5. Kesejahteraan Rakyat.

Setelah berpidato, Mr. Muhammad Yamin menyampaikan usulan secara

tertulis mengenai rancangan Undang-Undang Dasar (UUD) Republik Indonesia.

Dalam rancangan UUD itu tercantum pula rumusan lima asas dasar negara

sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kebangsaan Persatuan Indonesia

3. Rasa Kemanusian yang Adil dan Beradab

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/ perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

9

Page 10: makalah pancasila sebagai ideologi

Prof.Dr.soepomo

Pada tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Mr. Soepomo tampil berpidato di

hadapan sidang BPUPKI. Dalam pidatonya itu beliau menyampaikan

gagasannya mengenai lima dasar negara Indonesia merdeka yang terdiri

dari:

1. Persatuan

2. Kekeluargaan

3. Keseimbangan lahir batin

4. Musyawarah

5. Keadilan rakyat

Ir.Soekarno

Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya di hadapan

sidang BPUPKI. Dalam pidato tersebut diajukan oleh Ir. Soekarno secara

lisan usulan lima asas sebagai dasar negara Indonesia yang akan dibentuk.

Rumusan dasar negara yang diusulkan Ir. Soekarno tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia

2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan

3. Mufakat atau Demokrasi

4. Kesejahteraan social

5. Ketuhanan yang berkebudayaan

Lima asas di atas oleh Ir. Soekarno diusulkan agar diberi nama “Pancasila”.

Dikatakan oleh beliau istilah itu atas saran dari salah seorang ahli bahasa. Usul

mengenai nama “Pancasila” bagai dasar negara tersebut secara bulat diterima oleh

10

Page 11: makalah pancasila sebagai ideologi

sidang. Selanjutnya beliau mengusulkan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas

menjadi Tri Sila yang rumusannya:

1. Sosio Nasionalisme, yaitu Nasionalisme dan Internasionalisme

2. Sosio Demokrasi, yaitu Demokrasi dengan Kesejahteraan Rakyat

3. Ketuhanan Yang Maha Esa

Ir. Soekarno mengusulkan bahwa Tri Sila tersebut masih dapat diperas lagi

menjadi Eka Sila atau satu sila yang intinya adalah “gotong-royong”. Setelah Ir.

Soekarno menyampaikan pidatonya, dr. Radjiman Wedyodiningrat, selaku ketua

BPUPKI menganjurkan supaya para anggota mengajukan usulnya secara tertulis.

Usul tertulis harus sudah masuk paling lambat tanggal 20 Juni 1945. Dibentuklah

Panitia Kecil untuk menampung dan memeriksa usulan lain mengenai rumusan dasar

negara. Anggota panitia terdiri atas delapan orang (Panitia Delapan), yakni sebagai

berikut:

1. Ir. Soekarno (Ketua), dengan anggota-anggotanya terdiri atas:

2. Mr. A.A. Maramis (anggota)

3. Ki Bagoes Hadikoesoemo (anggota)

4. K.H. Wahid Hasjim (anggota)

5. M. Soetardjo Kartohadikeosoemo (anggota)

6. Rd. Otto Iskandardinata (anggota)

7. Mr. Muhammad Yamin (anggota)

8. Drs. Mohammad Hatta (anggota)

11

Page 12: makalah pancasila sebagai ideologi

Kemudian, pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara BPUPKI,

Panitia Delapan, dan Tyuo Sangi In (Badan Penasihat Pemerintah Pusat Bala Tentara

Jepang). Rapat dipimpin Ir. Soekarno di rumah kediaman beliau Jalan Pegangsaan

Timur Nomor 56 Jakarta. Rapat menyetujui Indonesia merdeka selekasnya, sebagai

negara hukum yang memiliki hukum dasar dan memuat dasar/filsafat negara dalam

Mukadimahnya. Untuk menuntaskan hukum dasar maka dibentuklah Panitia

Sembilan dengan susunan anggota sebagai berikut.

1. Ir. Soekarno (Ketua)

2. Drs. Mohammad Hata (Anggota)

3. Mr. A.A. Maramis (Anggota)

4. K.H. Wahid Hasjim (Anggota)

5. Abdoel Kahar Meozakir (Anggota)

6. H. Agoes Salim (Anggota)

7. Abikeosno Tjokrosoejoso (Anggota)

8. Mr. Achmad Soebardjo (Anggota)

9. Mr. Muhammad Yamin Anggota)

Pada tanggal 22 Juni 1945 malam Panitia Sembilan langsung mengadakan rapat

di rumah kediaman Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta. Rapat

berlangsung alot, karena terjadi perbedaan konsepsi antara golongan nasionalis dan

Islam tentang rumusan dasar negara. Akhirnya disepakati rumusan dasar negara yang

tercantum dalam Mukadimah (Pembukaan) Hukum Dasar, sebagai berikut.

1. Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk

pemeluknya 

12

Page 13: makalah pancasila sebagai ideologi

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Naskah Mukadimah yang ditandatangani oleh 9 orang anggota Panitia Sembilan

itu kemudian terkenal dengan nama “Jakarta Carter” atau “Piagam Jakarta”.

Mukadimah tersebut selanjutnya dibawa ke sidang BPUPKI tanggal 10-17 Juli 

1945. Pada tanggal 14 Juli 1945 Mukadimah disepakati oleh BPUPKI. Pada tanggal

17 Juli 1945 sidang berhasil menyelesaikan rumusan Hukum Dasar dan Pernyataan

Indonesia Merdeka.

Dalam perkembangan selanjutnya, Jepang mengalami kekalahan dalam perang

melawan sekutu. Pemerintah Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan

Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Zyunby Inkai. Untuk keperluan pembentukan

panitia tersebut, pada tanggal 8 Agustus 1945, Ir Soekarno, Drs. Mohammad Hata

dan dr. Radjiman Wedyodiningrat berangkat ke Saigon untuk memenuhi panggilan

Jenderal Besar Terauchi. Menurut Ir. Soekarno, Terauchi memberikan keputusan

sebagai berikut:

1. Ir. Soekarno dianggkat sebagai Ketua PPKI, Drs Mohammad Hatta sebagai

wakil ketua dan dr. Radjiman Wedyodiningrat sebagai anggota.

2. Panitia persiapan boleh mulai bekerja pada tanggal 9 Agustus 1945

3.  Cepat atau tidaknya pekerjaan panitia diserahkan sepenuhnya kepada panitia.

13

Page 14: makalah pancasila sebagai ideologi

Setelah pertemuan di Saigon terjadi dua peristiwa yang sangat bersejarah dalam

proses kenerdekaan Republik Indonesia. Pertama, tanggal 14 Agustus 1945 Jepang

menyerah tanpa syarat. Kedua, pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia

memproklamirkan kemerdekaanya.

Tanggal 18 Agustus 1945, PPKI bersidang untuk mengesahkan naskah Hukum

Dasar Indonesia yang sekarang kita kenal dengan Undang-Undang Dasar Tahun

1945 yang disingkat UUD 1945. UUD 1945 terdiri atas tiga bagian yaitu

Pembukaan, Batang Tubuh (yang berisi 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan dan 2 pasal

aturan tambahan) dan Penjelasan. Pembukaan UUD 1945 terdiri atas empat alenia.

Pada alenia keempat tercantum rumusan Pancasila yang berbunyi sebagai berikut:

1. Ketuhanan yang maha esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sejak saat itulah perkataan Pancasila telah menjadi salah satu kosakata dalam

bahasa Indonesia dan merupakan istilah umum. Walaupun dalam alinea IV

Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah Pancasila, namun yang dimaksudkan

dasar negara Republik Indonesia adalah Pancasila.

14

Page 15: makalah pancasila sebagai ideologi

BAB III

PEMBAHASAN

Sikap positif warga Negara terhadap pancasila didasari oleh fungsi pancasila.

Dalam bentuknya yang sekarang, pancasila berfungsi sebagai dasar Negara yang

statis karena merupakan landasan berdirinya Negara kesatuan Republik Indonesia;

tuntutan yang dinamis karena pancasila bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan

dengan perubahan zaman (inilah mengapa pancasila dimaknai sebagai ideology

terbuka); serta alat pemersatu bangsa.

Sikap positif terhadap pancasila pada dasarnya adalah sejauh mana kita

memaknai nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, untuk selanjutnya diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari. Kita sering mendengar bahwa pancasila perlu

diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pengamalan

pancasila dalam kehidupan bernegara dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut.

1. Pengamalan secara objektif

Pengamalan secara objektif adalah melaksanakan dan menaati peraturan

perundang-undangan sesuai norma hukum Negara yang berlandaskan pancasila.

Pengamalan secara objektif memerlukan dukungan kekuasaan Negara. Pengamalan

secara objektif bersifat memaksa dan disertai sanksi hukum. Artinya, siapa saja yang

melanggar norma hukum mendapatkan sanksi. Pengamalan objektif ini merupakan

konsekuensi dari perwujudan nilai dasar pancasila sebagai norma hukum Negara.

15

Page 16: makalah pancasila sebagai ideologi

2. Pengamalan secara subjektif

Pengamalan secara subjektif adalah menjalankan nilai-nilai pancasila yang

berwujud norma etik secara pribadi atau kelompok sebagai pedoman bersikap dan

bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam pengamalan

secara subjektif ini, pancasila menjadi sumber etika dalam bersikap dan bertingkah

laku setiap warga Negara dan penyelenggara Negara. Etika kehidupan berbangsa dan

bernegara yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila sebagaimana tertuang dalam

Ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 adalah norma-norma etik yang dapat kita

amalkan. Pelanggaran terhadap norma etik tidak mendapatkan sanksi hukum,

melainkan sanksi dari diri sendiri. Pengamalan secara subjektif merupakan

konsekuensi dari mewujudkan nilai dasar pancasila sebagai norma etik berbangsa

dan bernegara.

16

Page 17: makalah pancasila sebagai ideologi

BAB IV

KESIMPULAN

Dari makalah yang telah dibuat tadi dapat di simpulkan bahwa pancasila

mempunyaiarti sangat penting bagi kehidupan masyarakat bangsa indonesia,

pancasila mempunyai nilai-nilai positif bagi kehidupan kita.Disamping itu banyak

langkah - langkah yang harus kita ambil untuk menjalankan atau menerapkan

pancasila dalam kehidupan kita.

17

Page 18: makalah pancasila sebagai ideologi

DAFTAR PUSTAKA

Buku Paket Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII.

Mijitin Kebot Sadja. 2012. Dikutip dari http://kulimijit.blogspot.com/2009/07/sikap-

positif-terhadap-pancasila.html (Pukul 14.38 tgl 11-10-2012)

Undang Undang Dasar 1945

Wajar. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Penerbit : CV. Graha Pustaka

18