makalah pcl kel.10
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sejak menyatakan kemerdekaannya bangsa Indonesia telah sepakat untuk
menentukan Pancasila menjadi dasar negara. Bangsa Indonesia selalu berusaha untuk
mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Meskipun dalam kenyataan masih terdapat kerancuan bagaimana implementasi
Pancasila dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Asal mula Pancasila secara
materiil merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia,
yaitu berupa nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Pancasila merupakan
pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk.
Secara formal merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah pergerakan nasional
yang berpuncak pada proklamasi kemerdekaan, yaitu berupa proses perumusan dan
pengesahannya sebagai dasar filsafat NKRI. Mengapa begitu besar pengaruh
Pancasila terhadap bangsa dan negara Indonesia? Kondisi ini dapat terjadi karena
perjalanan sejarah dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman
suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya bangsa Indonesia
yang sudah tertanam nilai-nilai Pancasila jauh sebelum Pancasila tersebut dilahirkan.
Secara materiil, nilai-nilai Pancasila bermula dari tradisi hidup-berdampingan
(antar yang berbeda agama), toleransi umat beragama, persamaan haluan politik yang
anti-penjajahan untuk mencita-citakan kemerdekaan, gerakan nasionalisme, dan
sebagainya. Yang kesemuanya telah hidup dalam adat, kebiasaan, kebudayaan, dan
agama-agama bangsa Indonesia. Namun untuk saat ini, sebagian orang justru
memberikan dampak negatif terhadap kualitas dari hubungan yang mereka jalin.
Bagaimana tidak, belakangan ini masyarakat lebih nyaman mengumpulkan teman-
teman didunia maya daripada aktif pada kegiatan-kegiatan organisasi riil yang dapat
memberikan kualitas hubungan pertemanan yang lebih kongkrit dan intents. Inilah
salah satu dampak negatif dunia maya yang sampai sekarang mungkin belum disadari
oleh beberapa orang. Mereka telah kehilangan nilai-nilai pancasila untuk berbaur
dengan masyarakat dan cenderung nyaman dengan kehidupan dunia maya. Padahal
jika terjadi suatu hal yang krusial pada kehidupan kita, yang bisa membantu kita
Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 1
bukanlah orang-orang yang kita kenal didunia maya tapi orang-orang yang hidup
disekitar kita.
Oleh karena itu, mari kita mengimbangi kehidupan aktif kita didunia maya
dengan menjalin hubungan dan komunikasi yang intents dengan masyarakat yang ada
disekitar kita. Dengan demikian kita tidak akan terkotak-kotakkan oleh hubungan
yang sempit dan kita tidak akan kehilangan nilai- nilai pancasila yang telah
dirumuskan oleh para bangsa indonesia sejak awal kemerdekaan. Pancasila juga
berfungsi sebagai paradigm yaitu bahwa Pancasila sebagai sistem nilai acuan,
kerangka-acuan berpikir, pola-acuan berpikir; atau jelasnya sebagai sistem nilai yang
dijadikan kerangka landasan, kerangka cara, dan sekaligus kerangka arah/tujuan bagi
yang menyandangnya. Yang menyandangnya itu di antaranya: pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, pengembangan sosial politik, pengembangan ekonomi,
pengembangan kebudayaan bangsa, pembangunan hukum, pengembangan kehidupan
antar umat beragama dan sejarah perjuangan bangsa Indonesia sebagai titik tolak
memahami asal mula Pancasila.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan paradigma?
1.2.2 Bagaimana peran pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan politik,
ekonomi, sosial budaya, hukum, kehidupan antar umat beragama dan IPTEK?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan paradigma.
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana peran pancasila sebagai paradigma dalam
pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya, hukum, kehidupan antar umat
beragama dan IPTEK
.
Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
2..1 Pengertian Paradigma
Istilah paradigma pada awalnya berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan terutama
dalam kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan. Paradigma kemudian berkembang dalam
pengertian sebagai kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok ukur,
parameter, arah dan tujuan. Sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu dijadikan sebagai
kerangka, acuan, tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah kegiatan.
Paradigma dalam bahasa Inggris disebut paradigm dan dalam bahasa Perancis disebut
paradigme, istilah tersebut berasal dari bahasa Latin, yakni para dan deigma. Secara
etimologis, para berarti (di samping, di sebelah) dan deigma berarti (memperlihatkan, yang
berarti, model, contoh, arketipe, ideal). Berdasarkan uraian tersebut, secara epistemologis
paradigma berarti di sisi model, di samping pola atau di sisi contoh. Paradigma juga bisa
berarti, sesuatu yang menampakkan pola, model atau contoh (Lorens Bagus, 2005: 779).
Selanjutnya secara sinonim, arti paradigma bisa disejajarkan dengan guiding
principle, basic point of view atau dasar perspektif ilmu atau gugusan pikir, terkadang juga
ada pula yang menyejajarkannya dengan konteks (Zumri, 2003: 28).
2.1.1 Pengertian paradigma secara komprehensif.
Arti paradigma secara etimologis.
Kata paradigma berasal dari bahasa Yunani yang berarti suatu model, teladan, arketif
dan ideal. Berasal dari kata para yang berarti di samping memperlihatkan dirinya.
Arti paradigma ditinjau dari asal usul beberapa bahasa diantaranya:
Ø Menurut bahasa Inggris adalah keadaan lingkungan.
Ø Menurut bahasa Yunani adalah para yang berarti disamping di sebelah dan dikenal
sedangkan deigma berarti suatu model, teladan, arketip, dan ideal.
Arti paradigma secara terminologis.
Ø Paradigma adalah konstruk berpikir berdasarkan pandangan yang menyeluruh dan
konseptual terhadap suatu permasalah dengan menggunakan teori formal,
eksperimentasi dan metode keilmuan yang terpercaya.
Ø Paradigma adalah suatu pandangan terhadap dunia alam sekitarnya, yang
merupakan persfektif umum, suatu cara untuk menjabarkan masalah-masalah dunia
nyata yang kompleks.
Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 3
2.1.2 Pengertian paradigma menurut para ahli.
Thomas Khun
Menurut Thomas Khun; paradigma merupakan landasan berpikir atau konsep dasar
yang dianut atau dijadikan model, baik berupa model atau pola yang dimaksud para
ilmuwan dalam upayanya mengandalkan studi-studi keilmuan. Thomas Khun dalam
karyanya The Structure of Scientific Revolution (Chicago: The Univesity of Chicago
Prerss, 1970). Paradigma di sini diartikan Khun sebagai kerangka referensi atau
pandangan dunia yang menjadi dasar keyakinan atau pijakan suatu teori.
C.J. Ritzer
Menurut C.J. Ritzer paradigma merupakan pandangan mendasar para ilmuawan
tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang seharusnya dipelajari oleh suatu
cabang ilmu pengetahuan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan, dalam suatu cabang
ilmu pengetahuan dimungkinkan terdapat beberapa paradigma. Artinya dimungkinkan
terdapatnya beberapa komunitas ilmuwan yang masing-masing berbeda titik
pandangnya tentang apa yang menurutnya menjadi pokok persoalan yang semestinya
dipelajari dan diteliti oleh cabang ilmu pengetahuan tersebut. (ahmad sihabudin dalam
Jurnal Kampus Tercinta, 1996 : 43).
Robert Friedrichs.
Paradigma adalah kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir seseorang sebagai
titik tolak pandangannya sehingga akan membentuk citra subyektif seseorang
mengenai realita dan akhirnya akan menentukan bagaimana seseorang menanggapi
realita itu.
Menurut Denzin & Lincoln (1994:105)
Mendefinisikan paradigma sebagai: “Basic belief system or worldview that guides the
investigator, not only in choices of method but in ontologically and epistomologically
fundamental ways” (sistem keyakinan dasar atau cara memandang dunia yang
membimbing peneliti tidak hanya dalam memilih metode tetapi juga cara-cara
fundamental yang bersifat ontologis dan epistomologis) dapat juga diartikan sebagai
pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan
suatu cabang ilmu pengetahuan. Istilah paradigma makin lama makin berkembang
tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti bidang politik,
hukum, sosial dan ekonomi.
Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 4
Lorens Bagus (2005: 779)
Dalam Kamus Filsafat memaparkan beberapa pengertian tentang paradigma secara
lebih sistematis. Paradigma dalam beberapa pengertian adalah sebagai berikut:
a) Cara memandang sesuatu,
b) Dalam ilmu pengetahuan artinya menjadi model, pola, ideal. Dari model-model
ini fenomenon yang dipandang dijelaskan.
c) Totalitas premis-premis teoritis dan metodologis yang menentukan atau
mendefinisikan suatu studi ilmiah konkret. Dan ini melekat di dalam praktek
ilmiah pada tahap tertentu.
d) Dasar untuk menyeleksi problem-problem dan pola untuk memecahkan problem-
problem riset.
Istilah pembangunan menunjukan adanya pertumbuhan, perluasan ekspansi yang
bertalian dengan keadaan yang harus digali dan dibangun agar dicapai kemajuan dimasa yang
akan datang. Didalam proses pembangunan terdapat perubahan yang terus menerus diarahkan
untuk menuju kemajuan dan perbaikan ke arah tujuan yang diciptakan. Dengan kata lain,
pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan dan mencakup semua
aspek kehidupan untuk mewujudkan tujuan hidup. Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa secara umum paradigma pembangunan adalah suatu model, pola yang merupakan
sistem berfikir sebagai upaya untuk melaksanakan perubahan yang direncanakan guna
mewujudkan cita-cita kehidupan masyarakat menuju hari esok yang lebih baik
2.2 Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
Paradigma menempati posisi tinggi dan penting dalam melaksanakan segala hal dalam
kehidupan manusia. Pancasila sebagai paradigma, artinya nilai-nilai dasar pancasila secara
normatif menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolok ukur segenap aspek pembangunan
nasional yang dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai konsekuensi atas pengakuan dan
penerimaan bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional. Hal
ini sesuai dengan kenyataan objektif bahwa Pancasila adalah dasar negara Indonesia,
sedangkan negara merupakan organisasi atau persekutuan hidup manusia maka tidak
berlebihan apabila pancasila menjadi landasan dan tolok ukur penyelenggaraan bernegara
termasuk dalam melaksanakan pembangunan.
Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 5
Nilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasar hakikat manusia. Hakikat
manusia menurut Pancasila adalah makhluk monopluralis. Kodrat manusia yang
monopluralis tersebut mempunyai ciri-ciri, antara lain:
susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga
sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus social
kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk tuhan.
Kita tentunya tahu rumusan Pembukaan Undang – Undang dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 alenia IV. Dalam rumusan tersebut dinyatakan bahwa tujuan negara
Republik Indonesia adalah melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah
indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka bangsa indonesia
menyelenggarakan proses pembangunan nasional. Pembangunan nasional merupakan usaha
peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan,
berlandaskan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Dalam pelaksanaanya,
pembangunan nasional mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai – nilai luhur yang
universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan,
sejahtera, maju serta kokoh kekuatan moral dan etikanya. Oleh sebab itu, untuk mencapai
semua itu bangsa dan negara Indonesia harus menjadikan pancasila sebagai paradigma
pembangunan
Berdasarkan itu, pembangunan nasional diarahkan sebagai upaya meningkatkan harkat
dan martabat manusia yang meliputi aspek jiwa, raga,pribadi, sosial, dan aspek ketuhanan.
Secara singkat, pembangunan nasional sebagai upaya peningkatan manusia secara totalitas.
Pembangunan sosial harus mampu mengembangkan harkat dan martabat manusia secara
keseluruhan. Oleh karena itu, pembangunan dilaksanakan di berbagai bidang yang mencakup
seluruh aspek kehidupan manusia. Pembangunan, meliputi bidang politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan. Pancasila menjadi paradigma dalam pembangunan
politik,ekonomi,social budaya dan pertahanan keamanan
Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 6
2.2.1 Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Dalam Bidang Politik
Manusia Indonesia selaku warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku
politik bukan sekadar objek politik. Pancasila bertolak dari kodrat manusia maka
pembangunan politik harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sistem politik
Indonesia yang bertolak dari manusia sebagai subjek harus mampu menempatkan kekuasaan
tertinggi pada rakyat. Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem
politik Indonesia yang sesuai pancasila sebagai paradigma adalah sistem politik demokrasi
bukan otoriter. Berdasar hal itu, sistem politik Indonesia harus dikembangkan atas asas
kerakyatan (sila IV Pancasila). Pengembangan selanjutnya adalah sistem politik didasarkan
pada asas-asas moral daripada sila-sila pada pancasila. Oleh karena itu, secara berturut-turut
sistem politik Indonesia dikembangkan atas moral ketuhanan, moral kemanusiaan, moral
persatuan, moral kerakyatan, dan moral keadilan. Perilaku politik, baik dari warga negara
maupun penyelenggara negara dikembangkan atas dasar moral tersebut sehingga
menghasilkan perilaku politik yang santun dan bermoral.
Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial politik diartikan bahwa Pancasila
bersifat sosial-politik bangsa dalam cita-cita bersama yang ingin diwujudkan dengan
menggunakan nilai-nilai dalam Pancasila. Pemahaman untuk implementasinya dapat dilihat
secara berurutan-terbalik:
Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik, budaya,
agama, dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari
Mementingkan kepentingan rakyat (demokrasi) bilamana dalam pengambilan
keputusan.
Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan berdasarkan
konsep mempertahankan persatuan;
Dalam pencapaian tujuan keadilan menggunakan pendekatan kemanusiaan yang
adil dan beradab.
Tidak dapat tidak; nilai-nilai keadilan sosial, demokrasi, persatuan, dan
kemanusiaan (keadilan-keberadaban) tersebut bersumber pada nilai Ketuhanan
Yang Maha Esa.
Di era globalisasi informasi seperti sekarang ini, implementasi tersebut perlu
direkonstruksi kedalam pewujudan masyarakat-warga (civil society) yang mencakup
masyarakat tradisional (berbagai asal etnik, agama, dan golongan), masyarakat industrial,
Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 7
dan masyarakat purna industrial. Dengan demikian, nilai-nilai sosial politik yang
dijadikan moral baru masyarakat informasi adalah:
~nilai toleransi
~nilai transparansi hukum dan kelembagaan
~nilai kejujuran dan komitmen (tindakan sesuai dengan kata)
~bermoral berdasarkan konsensus (Fukuyama dalam Astrid: 2000:3).
proses pe4mbangunan politik negara terutama dalam proses reformasi dewasa ini harus
mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila pancasila, sehingga
praktek-praktek politik yang menghalalkan segala cara seperti memfitnah, memprovokasi,
dan menghasut rakyat harus segera di akhiri. Selain itu, perwujudan pancasila dalam
pengembangan kehidupan politik dapat di;lakukan dengan cara:
1. Mewujudkan tujuan negara demi peningkatan harkat dan martabat manusia Indonesia.
2. Memposisikan rakyat Indonesia sebagai subjek dalam kehidupan politik, bukan hanya
sebagai objek politik penguasa semata.
3. Sistem politik negara harus mendasarkan pada tuntutan hak dasar kemanusiaan,
sehingga sistem politik negara harus mampu menciptakan sistem yang menjamin
perwujudan hak asai manusia.
4. Para penyelenggara negara dan para politisi senantiasa memegang budi pekerti
ke,manusiaan serta memegang teguh cita-cita moral rakyat Indonesia
2.2.2 Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Bidang Ekonomi
Sesuai dengan paradigma pancasila dalam pembangunan ekonomi maka sistem dan
pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila. Secara khusus, sistem
ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas ketuhanan (sila I Pancasila) dan
kemanusiaan ( sila II Pancasila). Sistem ekonomi yang mendasarkan pada moralitas dam
humanistis akan menghasilkan sistem ekonomi yang berperikemanusiaan. Sistem ekonomi
yang menghargai hakikat manusia, baik selaku makhluk individu, sosial, makhluk pribadi
maupun makhluk tuhan.
Sistem ekonomi yang berdasar pancasila berbeda dengan sistem ekonomi liberal yang
hanya menguntungkan individu-individu tanpa perhatian pada manusia lain. Sistem ekonomi
demikian juga berbeda dengan sistem ekonomi dalam sistem sosialis yang tidak mengakui
kepemilikan individu. Pancasila bertolak dari manusia sebagai totalitas dan manusia sebagai
Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 8
subjek. Oleh karena itu, sistem ekonomi harus dikembangkan menjadi sistem dan
pembangunan ekonomi yang bertujuan pada kesejahteraan rakyat secara keseluruhan. Sistem
ekonomi yang berdasar pancasila adalah sistem ekonomi kerakyatan yang berasaskan
kekeluargaan. Sistem ekonomi Indonesia juga tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai moral
kemanusiaan. Pembangunan ekonomi harus mampu menghindarkan diri dari bentuk-bentuk
persaingan bebas, monopoli dan bentuk lainnya yang hanya akan menimbulkan penindasan,
ketidakadilan, penderitaan, dan kesengsaraan warga negara.
Pancasila sebagai paradigma pengembangan ekonomi lebih mengacu pada Sila
Keempat Pancasila; sementara pengembangan ekonomi lebih mengacu pada pembangunan
Sistem Ekonomi Indonesia. Dengan demikian subjudul ini menunjuk pada pembangunan
Ekonomi Kerakyatan atau pembangunan Demokrasi Ekonomi atau pembangunan Sistem
Ekonomi Indonesia atau Sistem Ekonomi Pancasila. Dalam Ekonomi Kerakyatan,
politik/kebijakan ekonomi harus untuk sebesarbesar kemakmuran/kesejahteraan rakyat—
yang harus mampu mewujudkan perekonomian nasional yang lebih berkeadilan bagi seluruh
warga masyarakat (tidak lagi yang seperti selama Orde Baru yang telah berpihak pada
ekonomi besar/konglomerat). Politik Ekonomi Kerakyatan yang lebih memberikan
kesempatan, dukungan, dan pengembangan ekonomi rakyat yang mencakup koperasi, usaha
kecil, dan usaha menengah sebagai pilar utama pembangunan ekonomi nasional. Oleh sebab
itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Bangun
perusahaan yang sesuai dengan ini ialah koperasi. Ekonomi Kerakyatan akan mampu
mengembangkan program-program kongkrit pemerintah daerah di era otonomi daerah yang
lebih mandiri dan lebih mampu mewujudkan keadilan dan pemerataan pembangunan daerah.
Dengan demikian, Ekonomi Kerakyatan akan mampu memberdayakan daerah/rakyat
dalam berekonomi, sehingga lebih adil, demokratis, transparan, dan partisipatif. Dalam
Ekonomi Kerakyatan, Pemerintah Pusat (Negara) yang demokratis berperanan memaksakan
pematuhan peraturan-peraturan yang bersifat melindungi warga atau meningkatkan kepastian
hukum. Perwujudan pancasila sebagai paradigma dan moralitas dalam pembangunan bidang
ekonomi dapat dilakukan dengan cara :
1. Sistem ekonomi negara senantiasa mendasarkan pada pemikiran untuk
mengembangkan ekonomi atas dasar moralitas kemanusiaan dan ketuhanan.
2. Menghindari pengembangan ekonomi yang mengarah pada sistem monopoli dan
persaingan bebas.
Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 9
3. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan dan kekeluargaan yang ditujukan untuk
mencapai kesejahteraan rakyat secara luas
2.2.3 Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Bidang Sosial Budaya
Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang pancasila bertolak dari
hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini sebagaimana tertuang dalam sila
Kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu, pembangunan sosial budaya harus
mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya
dan beradab. Pembangunan sosial budaya yang menghasilkan manusia-manusia biadab,
kejam, brutal dan bersifat anarkis jelas bertentangan dengan cita-cita menjadi manusia adil
dan beradab.
Manusia tidak cukup sebagai manusia secara fisik, tetapi harus mampu meningkatkan
derajat kemanusiaannya. Manusia harus dapat mengembangkan dirinya dari tingkat homo
menjadi human. Berdasar sila persatuan Indonesia, pembangunan sosial budaya
dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam
di seluruh wilayah Nusantara menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa. Perlu
ada pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai kelompok
bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan diterima sebagai warga bangsa.
Dengan demikian, pembangunan sosial budaya tidak menciptakan kesenjangan,
kecemburuan, diskriminasi, dan ketidakadilan sosial. Paradigma-baru dalam pembangunan
nasional berupa paradigma pembangunan berkelanjutan, yang dalam perencanaan dan
pelaksanaannya perlu diselenggarakan dengan menghormati hak budaya komuniti-komuniti
yang terlibat, di samping hak negara untuk mengatur kehidupan berbangsa dan hak asasi
individu secara berimbang (Sila Kedua).
Hak budaya komuniti dapat sebagai perantara/penghubung/penengah antara hak
negara dan hak asasi individu. Paradigma ini dapat mengatasi sistem perencanaan yang
sentralistik dan yang mengabaikan kemajemukan masyarakat dan keanekaragaman
kebudayaan Indonesia. Dengan demikian, era otonomi daerah tidak akan mengarah pada
otonomi suku bangsa tetapi justru akan memadukan pembangunan lokal/daerah dengan
pembangunan regional dan pembangunan nasional (Sila Keempat), sehingga ia akan
menjamin keseimbangan dan kemerataan (Sila Kelima) dalam rangka memperkuat persatuan
dan kesatuan bangsa yang akan sanggup menegakan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI
(Sila Ketiga).
Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 10
Apabila dicermati, sesungguhnya nilai-nilai Pancasila itu memenuhi kriteria sebagai
puncak-puncak kebudayaan, sebagai kerangka-acuan-bersama, bagi kebudayaan –
kebudayaan di daerah:
Sila Pertama
Menunjukan tidak satu pun sukubangsa ataupun golongan sosial dan komuniti
setempat di Indonesia yang tidak mengenal kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
Sila Kedua
Merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap warganegara Indonesia
tanpa membedakan asal-usul kesukubangsaan, kedaerahan, maupun golongannya.
Sila Ketiga
Mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekad masyarakat majemuk di
kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri sebagai satu bangsa yang berdaulat;
Sila Keempat
Merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di kalangan masyarakat majemuk
Indonesia untuk melakukan kesepakatan melalui musyawarah. Sila ini sangat relevan
untuk mengendalikan nilai-nilai budaya yang mendahulukan kepentingan perorangan;
Sila Kelima
Betapa nilai-nilai keadilan sosial itu menjadi landasan yang membangkitkan semangat
perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikutserta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Pembangunan sosial budaya termasuk salah satu aspek pembangunan yang penting
dan senantiasa terus ditingkatkan kualitasnya. Seperti halnya dalam pembangunan aspek yang
lainnya, pancasila kembali menjadi dasar moralitas utama untuk menyelenggarakan proses
pembangunan dalam aspek ini, yang dapat diwujudkan dengan cara :
1. Senantiasa berdasarkan kepada sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya
yang dimiliki oleh masyarakat indonesia.
2. Pembangunan ditujukan untuk meningkatkan derajat kemerdekaan manusia dan
kebebasan spiritual.
3. Menciptakan sistem sosial budaya yang beradap melaui pendekatan kemanusian
secara universal
Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 11
2.2.4 Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Bidang Hukum
Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung
jawab tidak hanya oleh penyelenggara negara saja, tetapi juga rakyat Indonesia secara
keseluruhan. Atas dasar tersebut, sistem pertahanan dan keamanan adalah mengikut sertakan
seluruh komponen bangsa. Sistem pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia disebut
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata).
Sistem pertahanan yang bersifat semesta melibatkan seluruh warga negara, wilayah,
dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan
diselenggarakan secara total terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.
Penyelenggaraan sistem pertahanan semesta didasarkan pada kesadaran atas hak dan
kewajiban warga negara, serta keyakinan pada kekuatan sendiri. Sistem ini pada dasarnya
sesuai dengan nilai-nilai pancasila, di mana pemerintahan dari rakyat (individu) memiliki hak
dan kewajiban yang sama dalam masalah pertahanan negara dan bela negara. Pancasila
sebagai paradigma pembangunan pertahanan keamanan telah diterima bangsa Indonesia
sebagaimana tertuang dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang pertahanan Negara.
Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa pertahanan negara bertitik tolak
pada falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjamin keutuhan dan tetap
tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Dengan ditetapkannya UUD 1945, NKRI telah memiliki sebuah
konstitusi, yang di dalamnya terdapat pengaturan tiga kelompok materi-muatan konstitusi,
yaitu:
Adanya perlindungan terhadap Ham
Adanya susunan ketatanegaraan negara yang mendasar.
Adanya pembagian dan pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yang juga mendasar.
Sesuai dengan UUD 1945, yang di dalamnya terdapat rumusan Pancasila, Pembukaan
UUD 1945 merupakan bagian dari UUD 1945 atau merupakan bagian dari hukum positif.
Dalam kedudukan yang demikian, ia mengandung segi positif dan segi negatif. Segi
positifnya, Pancasila dapat dipaksakan berlakunya (oleh negara); segi negatifnya, Pembukaan
dapat diubah oleh MPR—sesuai dengan ketentuan Pasal 37 UUD 1945. Hukum tertulis
seperti UUD—termasuk perubahannya—, demikian juga UU dan peraturan perundang-
undangan lainnya, harus mengacu pada dasar negara (sila – sila Pancasila dasar negara).
Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 12
Dalam kaitannya dengan ‘Pancasila sebagai paradigma pengembangan hukum’, hukum (baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis) yang akan dibentuk tidak dapat dan tidak boleh
bertentangan dengan sila-sila:
Ketuhanan Yang Maha Esa
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan demikian, substansi hukum yang dikembangkan harus merupakan
perwujudan atau penjabaran sila-sila yang terkandung dalam Pancasila. Artinya, substansi
produk hukum merupakan karakter produk hukum responsif (untuk kepentingan rakyat dan
merupakan perwujuan aspirasi rakyat).
2.2.5 Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Antar Umat Beragama
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Umat Beragama Bangsa
Indonesia sejak dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah dan santun, bahkan predikat ini
menjadi cermin kepribadian bangsa kita di mata dunia internasional. Indonesia adalah Negara
yang majemuk, bhinneka dan plural. Indonesia terdiri dari beberapa suku, etnis, bahasa dan
agama namun terjalin kerja bersama guna meraih dan mengisi kemerdekaan Republik
Indonesia kita. Namun akhir-akhir ini keramahan kita mulai dipertanyakan oleh banyak
kalangan karena ada beberapa kasus kekerasana yang bernuansa Agama. Ketika bicara
peristiwa yang terjadi di Indonesia hampir pasti semuanya melibatkan umat muslim, hal ini
karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Masyarakat muslim di Indonesia
memang terdapat beberapa aliran yang tidak terkoordinir, sehingga apapun yang diperbuat
oleh umat Islam menurut sebagian umat non muslim mereka seakan-seakan
merefresentasikan umat muslim.
Paradigma toleransi antar umat beragama guna terciptanya kerukunan umat beragama
perspektif Piagam Madinah pada intinya adalah seperti berikut:
1. Semua umat Islam, meskipun terdiri dari banyak suku merupakan satu
komunitas (ummatan wahidah)
2. Hubungan antara sesama anggota komunitas Islam dan antara komunitas Islam
dan komunitas lain
Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 13
Lima prinsip tersebut mengisyaratkan:
Persamaan hak dan kewajiban antara sesama warga negara tanpa diskriminasi yang
didasarkan atas suku dan agama.
Pemupukan semangat persahabatan dan saling berkonsultasi dalam menyelesaikan
masalah bersama serta saling membantu dalam menghadapi musuh bersama. Dalam
“Analisis dan Interpretasi Sosiologis dari Agama” (Ronald Robertson, ed.) misalnya,
mengatakan bahwa hubungan agama dan politik muncul sebagai masalah, hanya pada
bangsa-bangsa yang memiliki heterogenitas di bidang agama.
Hal ini didasarkan pada postulat bahwa homogenitas agama merupakan kondisi
kesetabilan politik. Sebab bila kepercayaan yang berlawanan bicara mengenai nilai-nilai
tertinggi (ultimate value) dan masuk ke arena politik, maka pertikaian akan mulai dan
semakin jauh dari kompromi. Dalam beberapa tahap dan kesempatan masyarakat Indonesia
yang sejak semula bercirikan majemuk banyak kita temukan upaya masyarakat yang
mencoba untuk membina kerunan antar masayarakat. Lahirnya lembaga-lembaga kehidupan
sosial budaya seperti “Pela” di Maluku, “Mapalus” di Sulawesi Utara, “Rumah Bentang” di
Kalimantan Tengah dan “Marga” di Tapanuli, Sumatera Utara, merupakan bukti-bukti
kerukunan umat beragama dalam masyarakat.
Ke depan, guna memperkokoh kerukunan hidup antar umat beragama di Indonesia
yang saat ini sedang diuji kiranya perlu membangun dialog horizontal dan dialog Vertikal.
Dialog Horizontal adalah interaksi antar manusia yang dilandasi dialog untuk mencapai
saling pengertian, pengakuan akan eksistensi manusia, dan pengakuan akan sifat dasar
manusia yang indeterminis dan interdependen. Identitas indeterminis adalah sikap dasar
manusia yang menyebutkan bahwa posisi manusia berada pada kemanusiaannya. Artinya,
posisi manusia yang bukan sebagai benda mekanik, melainkan sebagai manusia yang berkal
budi, yang kreatif, yang berbudaya.
2.2.6 Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Iptek
Pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) merupakan
salah satu syarat menuju terwujudnya kehidupan masyarakat bangsa yang maju dan modern.
Pengembangan dan penguasaan iptek menjadi sangat penting, manakala dikaitkan dengan
kehidupan global yang ditandai dengan persaingan. Namun demikian pengembangan iptek
bukan semata-mata untuk mengejar kemajuan meterial melainkan harus memperlihatkan
Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 14
aspek-aspek spiritual. Artinya, pengembangan iptek harus diarahkan untuk mencapai
kebahagiaan lahir dan batin. Dengan pemikiran diatas dapat kita ketahui adanya tujuan
essensial daripada iptek, yaitu demi kesejahteraan umat manusia, sehingga pada hakikatnya
iptek itu tidak bebas nilai, melainkan terikat oleh nilai.
Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila silanya harus merupakan sumber nilai,
kerangka pikir serta asas moralitas bagi pembangunan iptek. Sebagai bangsa yang memiliki
pandangan hidup pancasila, maka tidak berlebihan apabila pengembangan iptek harus
didasarkan atas paradigma pancasila. Apabila kita melihat sila demi sila menunjukkan sistem
etika dalam pembangunan iptek.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengkomplementasikan ilmu pengetahuan,
mencipta, perimbangan antara rasional dan irasional, antara akal, rasa dan kehendak. Sila ini
menempatkan manusia di alam semesta bukan merupakan pusatnya melainkan sebagai bagian
yang sistematik dari alam yang diolahnya (T. Jacob, 1986), dapat disimpulkan berdasarkan
sila ini iptek selalu mempertimbangkan dari apa yang ditemukan, dibuktikan, dan diciptakan,
adakah kerugian bagi manusia.
Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, menekankan bahwa iptek haruslah bersifat
beradab dan bermoral, sehingga terwujud hakikat tujuan iptek yaitu, demi kesejahteraan umat
manusia. Bukan untuk kesombongan dan keserakahan manusia melainkan harus diabdikan
demi peningkatan harkat dan martabat manusia.
Sila Persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa indonesia bahwa rasa
nasionalime bangsa indonesia akibat dari adanya kemajuan iptek. Oleh sebab itu iptek harus
dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan selanjutnya dapat
dikembangkan dalam hubungan manusia indonesia dengan masyarakat internasional.
Sila keempat, mendasari pengembangan iptek secara demokratis. Disini ilmuwan
tidak hanya ditempatkan untuk memiliki kebebasan dalam pengembangan iptek, namun juga
harus ada saling menghormati dan menghargai kebebasan orang lain dan bersikap terbuka
untuk menerima kritikan, atau dikaji ulang dan menerima perbandingan dengan penemuan
teori lainya.
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, iptek didasarkan pada
keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan, yaitu keseimbangan keadilan dalam
hubunganya dengan dirinya sendiri, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia
lain, manusia dengan masyarakat bangsa dan negara, serta manusia dengan alam
lingkunganya (T. Jacob, 1986).
Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 15
Jadi dapat disimpulkan bahwa sila-sila pancasila harus merupakan sumber nilai,
kerangka pikir serta basis moralitas bagi pengembangan iptek di Indonesia, dimana
didalamnya mencakup semua tujuan hidup dalam Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara.
Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 16
BAB III
PENUTUP
Dari hasil pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai
berikut:
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pebahasan dapat diambil kesimpulan bahwa:
3.1.1 Pengertian Paradigma
Secara etimologis. berasal dari bahasa Yunani yang berarti suatu model, teladan,
arketif dan ideal. Berasal dari kata para yang berarti di samping memperlihatkan
dirinya.
Secara terminologis, Paradigma adalah konstruk berpikir berdasarkan pandangan yang
menyeluruh dan konseptual terhadap suatu permasalah dengan menggunakan teori
formal, eksperimentasi dan metode keilmuan yang terpercaya.
Sedangkan menurut salah satu ahli, Thomas Khun, Paradigma merupakan landasan
berpikir atau konsep dasar yang dianut atau dijadikan model, baik berupa model atau
pola yang dimaksud para ilmuwan dalam upayanya mengandalkan studi-studi
keilmuan. Paradigma di sini diartikan Khun sebagai kerangka referensi atau
pandangan dunia yang menjadi dasar keyakinan atau pijakan suatu teori
3.1.2 Pancasila sebagai Paradigma dalam Pembangunan
Paradigma menempati posisi tinggi dan penting dalam melaksanakan segala hal dalam
kehidupan manusia, seperti:
Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Dalam Bidang Politik
Perwujudan pancasila dalam pengembangan kehidupan politik dapat
di;lakukan dengan cara:
1. Mewujudkan tujuan negara demi peningkatan harkat dan martabat manusia Indonesia.
2. Memposisikan rakyat Indonesia sebagai subjek dalam kehidupan politik, bukan hanya
sebagai objek politik penguasa semata.
3. Sistem politik negara harus mendasarkan pada tuntutan hak dasar kemanusiaan,
sehingga sistem politik negara harus mampu menciptakan sistem yang menjamin
perwujudan hak asai manusia.
4. Para penyelenggara negara dan para politisi senantiasa memegang budi pekerti
ke,manusiaan serta memegang teguh cita-cita moral rakyat Indonesia
Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 17
Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Dalam Bidang Ekonomi
Perwujudan pancasila sebagai paradigma dan moralitas dalam pembangunan
bidang ekonomi dapat dilakukan dengan cara :
1. Sistem ekonomi negara senantiasa mendasarkan pada pemikiran untuk
mengembangkan ekonomi atas dasar moralitas kemanusiaan dan ketuhanan.
2. Menghindari pengembangan ekonomi yang mengarah pada sistem monopoli dan
persaingan bebas.
3. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan dan kekeluargaan yang ditujukan untuk
mencapai kesejahteraan rakyat secara luas
Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Dalam Bidang Sosial-Budaya
Pancasila kembali menjadi dasar moralitas utama untuk menyelenggarakan
proses pembangunan dalam aspek ini, yang dapat diwujudkan dengan cara :
1. Senantiasa berdasarkan kepada sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh masyarakat indonesia.
2. Pembangunan ditujukan untuk meningkatkan derajat kemerdekaan manusia dan
kebebasan spiritual.
3. Menciptakan sistem sosial budaya yang beradap melaui pendekatan kemanusian
secara universal
Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Dalam Bidang Hukum
Dengan Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Dalam Bidang Hukum,
sudah seharusnya substansi hukum yang dikembangkan merupakan perwujudan atau
penjabaran sila-sila yang terkandung dalam Pancasila. Artinya, substansi produk
hukum merupakan karakter produk hukum responsif (untuk kepentingan rakyat dan
merupakan perwujuan aspirasi rakyat).
Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Pembangunan Kehidupan Antar Umat
Beragama
Sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Umat Beragama Bangsa
Indonesia, sudah seharusnya pancasila dijadikan sebagai Tolak Ukur kita dalam
bermasyarakat dalam kehidupan antar umat beragama. Sesuai dengan sila pertama
yang terkandung di dalamnya, sebagai warga negara yang baik sudah seharusnya kita
menerapkan rasa Toleransi antar umat beragama sesuai dengan apa yang telah
ditetapkan di dalamnya. Sejak dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah dan santun,
Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 18
bahkan predikat ini menjadi cermin kepribadian bangsa kita di mata dunia
internasional.
Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Pembangunan IPTEK
Pancasila dijadikan sebagai tolak ukur dalam Pembangunan Pembangunan
IPTEK di Indonesia, dimana Pengembangan dan penguasaan iptek menjadi sangat
penting, manakala dikaitkan dengan kehidupan global yang ditandai dengan
persaingan. Namun demikian pengembangan iptek bukan semata-mata untuk mengejar
kemajuan meterial melainkan harus memperlihatkan aspek-aspek spiritual. Artinya,
pengembangan iptek harus diarahkan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
Dengan pemikiran diatas dapat kita ketahui adanya tujuan essensial daripada iptek,
yaitu demi kesejahteraan umat manusia, sehingga pada hakikatnya iptek itu tidak
bebas nilai, melainkan terikat oleh nilai dan disini Pancasila yang mengikat
perkembangan IPTEK tersebut.
3.2 Saran
Berdasarkan uraian di atas kiranya kita dapat menyadari bahwa Pancasila merupakan
kepribadian bangsa Indonesia yang mana setiap warga negara Indonesia harus menjunjung
tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa
tanggung jawab. Agar pancasila tidak terbatas pada coretan tinta belaka tanpa makna.
Dalam hidup berbangsa, bernegara dan bermasyarakat, pancasila harus mewarnai
gerak langkah, sikap dan perilaku kita. Sebagai landasan hidup pancasila harus dipahami
secara mendalam, menyeluruh dan kontekstual.
Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 19