makalah pcl kel.10

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sejak menyatakan kemerdekaannya bangsa Indonesia telah sepakat untuk menentukan Pancasila menjadi dasar negara. Bangsa Indonesia selalu berusaha untuk mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Meskipun dalam kenyataan masih terdapat kerancuan bagaimana implementasi Pancasila dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Asal mula Pancasila secara materiil merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia, yaitu berupa nilai- nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Secara formal merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah pergerakan nasional yang berpuncak pada proklamasi kemerdekaan, yaitu berupa proses perumusan dan pengesahannya sebagai dasar filsafat NKRI. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan negara Indonesia? Kondisi ini dapat terjadi karena perjalanan sejarah dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya bangsa Indonesia yang sudah tertanam nilai-nilai Pancasila jauh sebelum Pancasila tersebut dilahirkan. Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 1

Upload: dinia-risalatul-fawaiz

Post on 27-Oct-2015

24 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah PCL Kel.10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sejak menyatakan kemerdekaannya bangsa Indonesia telah sepakat untuk

menentukan Pancasila menjadi dasar negara. Bangsa Indonesia selalu berusaha untuk

mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Meskipun dalam kenyataan masih terdapat kerancuan bagaimana implementasi

Pancasila dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Asal mula Pancasila secara

materiil merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia,

yaitu berupa nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Pancasila merupakan

pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk.

Secara formal merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah pergerakan nasional

yang berpuncak pada proklamasi kemerdekaan, yaitu berupa proses perumusan dan

pengesahannya sebagai dasar filsafat NKRI. Mengapa begitu besar pengaruh

Pancasila terhadap bangsa dan negara Indonesia? Kondisi ini dapat terjadi karena

perjalanan sejarah dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman

suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya bangsa Indonesia

yang sudah tertanam nilai-nilai Pancasila jauh sebelum Pancasila tersebut dilahirkan.

Secara materiil, nilai-nilai Pancasila bermula dari tradisi hidup-berdampingan

(antar yang berbeda agama), toleransi umat beragama, persamaan haluan politik yang

anti-penjajahan untuk mencita-citakan kemerdekaan, gerakan nasionalisme, dan

sebagainya. Yang kesemuanya telah hidup dalam adat, kebiasaan, kebudayaan, dan

agama-agama bangsa Indonesia. Namun untuk saat ini, sebagian orang justru

memberikan dampak negatif terhadap kualitas dari hubungan yang mereka jalin.

Bagaimana tidak, belakangan ini masyarakat lebih nyaman mengumpulkan teman-

teman didunia maya daripada aktif pada kegiatan-kegiatan organisasi riil yang dapat

memberikan kualitas hubungan pertemanan yang lebih kongkrit dan intents. Inilah

salah satu dampak negatif dunia maya yang sampai sekarang mungkin belum disadari

oleh beberapa orang. Mereka telah kehilangan nilai-nilai pancasila untuk berbaur

dengan masyarakat dan cenderung nyaman dengan kehidupan dunia maya. Padahal

jika terjadi suatu hal yang krusial pada kehidupan kita, yang bisa membantu kita

Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 1

Page 2: Makalah PCL Kel.10

bukanlah orang-orang yang kita kenal didunia maya tapi orang-orang yang hidup

disekitar kita.

Oleh karena itu, mari kita mengimbangi kehidupan aktif kita didunia maya

dengan menjalin hubungan dan komunikasi yang intents dengan masyarakat yang ada

disekitar kita. Dengan demikian kita tidak akan terkotak-kotakkan oleh hubungan

yang sempit dan kita tidak akan kehilangan nilai- nilai pancasila yang telah

dirumuskan oleh para bangsa indonesia sejak awal kemerdekaan. Pancasila juga

berfungsi sebagai paradigm yaitu bahwa Pancasila sebagai sistem nilai acuan,

kerangka-acuan berpikir, pola-acuan berpikir; atau jelasnya sebagai sistem nilai yang

dijadikan kerangka landasan, kerangka cara, dan sekaligus kerangka arah/tujuan bagi

yang menyandangnya. Yang menyandangnya itu di antaranya: pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, pengembangan sosial politik, pengembangan ekonomi,

pengembangan kebudayaan bangsa, pembangunan hukum, pengembangan kehidupan

antar umat beragama dan sejarah perjuangan bangsa Indonesia sebagai titik tolak

memahami asal mula Pancasila.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan paradigma?

1.2.2 Bagaimana peran pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan politik,

ekonomi, sosial budaya, hukum, kehidupan antar umat beragama dan IPTEK?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan paradigma.

1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana peran pancasila sebagai paradigma dalam

pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya, hukum, kehidupan antar umat

beragama dan IPTEK

.

Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 2

Page 3: Makalah PCL Kel.10

BAB II

PEMBAHASAN

2..1 Pengertian Paradigma

Istilah paradigma pada awalnya berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan terutama

dalam kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan. Paradigma kemudian berkembang dalam

pengertian sebagai kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok ukur,

parameter, arah dan tujuan. Sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu dijadikan sebagai

kerangka, acuan, tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah kegiatan.

Paradigma dalam bahasa Inggris disebut paradigm dan dalam bahasa Perancis disebut

paradigme, istilah tersebut berasal dari bahasa Latin, yakni para dan deigma. Secara

etimologis, para berarti (di samping, di sebelah) dan deigma berarti (memperlihatkan, yang

berarti, model, contoh, arketipe, ideal). Berdasarkan uraian tersebut, secara epistemologis

paradigma berarti di sisi model, di samping pola atau di sisi contoh. Paradigma juga bisa

berarti, sesuatu yang menampakkan pola, model atau contoh (Lorens Bagus, 2005: 779).

Selanjutnya secara sinonim, arti paradigma bisa disejajarkan dengan guiding

principle, basic point of view atau dasar perspektif ilmu atau gugusan pikir, terkadang juga

ada pula yang menyejajarkannya dengan konteks (Zumri, 2003: 28).

2.1.1 Pengertian paradigma secara komprehensif.      

Arti paradigma secara etimologis.

Kata paradigma berasal dari bahasa Yunani yang berarti suatu model, teladan, arketif

dan ideal. Berasal dari kata para yang berarti di samping memperlihatkan dirinya.

Arti paradigma ditinjau dari asal usul beberapa bahasa diantaranya:

Ø  Menurut bahasa Inggris adalah keadaan lingkungan.

Ø  Menurut bahasa Yunani adalah para yang berarti disamping di sebelah dan dikenal

sedangkan deigma berarti suatu model, teladan, arketip, dan ideal.

Arti paradigma secara terminologis.

Ø  Paradigma adalah konstruk berpikir berdasarkan pandangan yang menyeluruh dan

konseptual terhadap suatu permasalah dengan menggunakan teori formal,

eksperimentasi dan metode keilmuan yang terpercaya.

Ø  Paradigma adalah suatu pandangan terhadap dunia alam sekitarnya, yang

merupakan persfektif umum, suatu cara untuk menjabarkan masalah-masalah dunia

nyata yang kompleks.

Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 3

Page 4: Makalah PCL Kel.10

2.1.2 Pengertian paradigma menurut para ahli.

Thomas Khun

Menurut Thomas Khun; paradigma merupakan landasan berpikir atau konsep dasar

yang dianut atau dijadikan model, baik berupa model atau pola yang dimaksud para

ilmuwan dalam upayanya mengandalkan studi-studi keilmuan. Thomas Khun dalam

karyanya The Structure of Scientific Revolution (Chicago: The Univesity of Chicago

Prerss, 1970). Paradigma di sini diartikan Khun sebagai kerangka referensi atau

pandangan dunia yang menjadi dasar keyakinan atau pijakan suatu teori.

C.J. Ritzer

Menurut C.J. Ritzer paradigma merupakan pandangan mendasar para ilmuawan

tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang seharusnya dipelajari oleh suatu

cabang ilmu pengetahuan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan, dalam suatu cabang

ilmu pengetahuan dimungkinkan terdapat beberapa paradigma. Artinya dimungkinkan

terdapatnya beberapa komunitas ilmuwan yang masing-masing berbeda titik

pandangnya tentang apa yang menurutnya menjadi pokok persoalan yang semestinya

dipelajari dan diteliti oleh cabang ilmu pengetahuan tersebut. (ahmad sihabudin dalam

Jurnal Kampus Tercinta, 1996 : 43).

Robert Friedrichs.

Paradigma adalah kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir seseorang sebagai

titik tolak pandangannya sehingga akan membentuk citra subyektif seseorang

mengenai realita dan akhirnya akan menentukan bagaimana seseorang menanggapi

realita itu.

Menurut Denzin & Lincoln (1994:105)

Mendefinisikan paradigma sebagai: “Basic belief system or worldview that guides the

investigator, not only in choices of method but in ontologically and epistomologically

fundamental ways” (sistem keyakinan dasar atau cara memandang dunia yang

membimbing peneliti tidak hanya dalam memilih metode tetapi juga cara-cara

fundamental yang bersifat ontologis dan epistomologis) dapat juga diartikan sebagai

pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan

suatu cabang ilmu pengetahuan. Istilah paradigma makin lama makin berkembang

tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti bidang politik,

hukum, sosial dan ekonomi.

Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 4

Page 5: Makalah PCL Kel.10

Lorens Bagus (2005: 779)

Dalam Kamus Filsafat memaparkan beberapa pengertian tentang paradigma secara

lebih sistematis. Paradigma dalam beberapa pengertian adalah sebagai berikut:

a) Cara memandang sesuatu,

b) Dalam ilmu pengetahuan artinya menjadi model, pola, ideal. Dari model-model

ini fenomenon yang dipandang dijelaskan.

c) Totalitas premis-premis teoritis dan metodologis yang menentukan atau

mendefinisikan suatu studi ilmiah konkret. Dan ini melekat di dalam praktek

ilmiah pada tahap tertentu.

d) Dasar untuk menyeleksi problem-problem dan pola untuk memecahkan problem-

problem riset.

Istilah pembangunan menunjukan adanya pertumbuhan, perluasan ekspansi yang

bertalian dengan keadaan yang harus digali dan dibangun agar dicapai kemajuan dimasa yang

akan datang. Didalam proses pembangunan terdapat perubahan yang terus menerus diarahkan

untuk menuju kemajuan dan perbaikan ke arah tujuan yang diciptakan. Dengan kata lain,

pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan dan mencakup semua

aspek kehidupan untuk mewujudkan tujuan hidup. Dari uraian di atas dapat disimpulkan

bahwa secara umum paradigma pembangunan adalah suatu model, pola yang merupakan

sistem berfikir sebagai upaya untuk melaksanakan perubahan yang direncanakan guna

mewujudkan cita-cita kehidupan masyarakat menuju hari esok yang lebih baik

2.2 Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan

Paradigma menempati posisi tinggi dan penting dalam melaksanakan segala hal dalam

kehidupan manusia. Pancasila sebagai paradigma, artinya nilai-nilai dasar pancasila secara

normatif menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolok ukur segenap aspek pembangunan

nasional yang dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai konsekuensi atas pengakuan dan

penerimaan bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional. Hal

ini sesuai dengan kenyataan objektif bahwa Pancasila adalah dasar negara Indonesia,

sedangkan negara merupakan organisasi atau persekutuan hidup manusia maka tidak

berlebihan apabila pancasila menjadi landasan dan tolok ukur penyelenggaraan bernegara

termasuk dalam melaksanakan pembangunan.

Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 5

Page 6: Makalah PCL Kel.10

Nilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasar hakikat manusia. Hakikat

manusia menurut Pancasila adalah makhluk monopluralis. Kodrat manusia yang

monopluralis tersebut mempunyai ciri-ciri, antara lain:

susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga

sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus social

kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk tuhan.

Kita tentunya tahu rumusan Pembukaan Undang – Undang dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 alenia IV. Dalam rumusan tersebut dinyatakan bahwa tujuan negara

Republik Indonesia adalah melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah

indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadilan sosial. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka bangsa indonesia

menyelenggarakan proses pembangunan nasional. Pembangunan nasional merupakan usaha

peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan,

berlandaskan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Dalam pelaksanaanya,

pembangunan nasional mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai – nilai luhur yang

universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan,

sejahtera, maju serta kokoh kekuatan moral dan etikanya. Oleh sebab itu, untuk mencapai

semua itu bangsa dan negara Indonesia harus menjadikan pancasila sebagai paradigma

pembangunan

Berdasarkan itu, pembangunan nasional diarahkan sebagai upaya meningkatkan harkat

dan martabat manusia yang meliputi aspek jiwa, raga,pribadi, sosial, dan aspek ketuhanan.

Secara singkat, pembangunan nasional sebagai upaya peningkatan manusia secara totalitas.

Pembangunan sosial harus mampu mengembangkan harkat dan martabat manusia secara

keseluruhan. Oleh karena itu, pembangunan dilaksanakan di berbagai bidang yang mencakup

seluruh aspek kehidupan manusia. Pembangunan, meliputi bidang politik, ekonomi, sosial

budaya, dan pertahanan keamanan. Pancasila menjadi paradigma dalam pembangunan

politik,ekonomi,social budaya dan pertahanan keamanan

Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 6

Page 7: Makalah PCL Kel.10

2.2.1 Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Dalam Bidang Politik

Manusia Indonesia selaku warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku

politik bukan sekadar objek politik. Pancasila bertolak dari kodrat manusia maka

pembangunan politik harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sistem politik

Indonesia yang bertolak dari manusia sebagai subjek harus mampu menempatkan kekuasaan

tertinggi pada rakyat. Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem

politik Indonesia yang sesuai pancasila sebagai paradigma adalah sistem politik demokrasi

bukan otoriter. Berdasar hal itu, sistem politik Indonesia harus dikembangkan atas asas

kerakyatan (sila IV Pancasila). Pengembangan selanjutnya adalah sistem politik didasarkan

pada asas-asas moral daripada sila-sila pada pancasila. Oleh karena itu, secara berturut-turut

sistem politik Indonesia dikembangkan atas moral ketuhanan, moral kemanusiaan, moral

persatuan, moral kerakyatan, dan moral keadilan. Perilaku politik, baik dari warga negara

maupun penyelenggara negara dikembangkan atas dasar moral tersebut sehingga

menghasilkan perilaku politik yang santun dan bermoral.

Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial politik diartikan bahwa Pancasila

bersifat sosial-politik bangsa dalam cita-cita bersama yang ingin diwujudkan dengan

menggunakan nilai-nilai dalam Pancasila. Pemahaman untuk implementasinya dapat dilihat

secara berurutan-terbalik:

Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik, budaya,

agama, dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari

Mementingkan kepentingan rakyat (demokrasi) bilamana dalam pengambilan

keputusan.

Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan berdasarkan

konsep mempertahankan persatuan;

Dalam pencapaian tujuan keadilan menggunakan pendekatan kemanusiaan yang

adil dan beradab.

Tidak dapat tidak; nilai-nilai keadilan sosial, demokrasi, persatuan, dan

kemanusiaan (keadilan-keberadaban) tersebut bersumber pada nilai Ketuhanan

Yang Maha Esa.

Di era globalisasi informasi seperti sekarang ini, implementasi tersebut perlu

direkonstruksi kedalam pewujudan masyarakat-warga (civil society) yang mencakup

masyarakat tradisional (berbagai asal etnik, agama, dan golongan), masyarakat industrial,

Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 7

Page 8: Makalah PCL Kel.10

dan masyarakat purna industrial. Dengan demikian, nilai-nilai sosial politik yang

dijadikan moral baru masyarakat informasi adalah:

~nilai toleransi

~nilai transparansi hukum dan kelembagaan

~nilai kejujuran dan komitmen (tindakan sesuai dengan kata)

~bermoral berdasarkan konsensus (Fukuyama dalam Astrid: 2000:3).

proses pe4mbangunan politik negara terutama dalam proses reformasi dewasa ini harus

mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila pancasila, sehingga

praktek-praktek politik yang menghalalkan segala cara seperti memfitnah, memprovokasi,

dan menghasut rakyat harus segera di akhiri. Selain itu, perwujudan pancasila dalam

pengembangan kehidupan politik dapat di;lakukan dengan cara:

1. Mewujudkan tujuan negara demi peningkatan harkat dan martabat manusia Indonesia.

2. Memposisikan rakyat Indonesia sebagai subjek dalam kehidupan politik, bukan hanya

sebagai objek politik penguasa semata.

3. Sistem politik negara harus mendasarkan pada tuntutan hak dasar kemanusiaan,

sehingga sistem politik negara harus mampu menciptakan sistem yang menjamin

perwujudan hak asai manusia.

4. Para penyelenggara negara dan para politisi senantiasa memegang budi pekerti

ke,manusiaan serta memegang teguh cita-cita moral rakyat Indonesia

2.2.2 Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Bidang Ekonomi

Sesuai dengan paradigma pancasila dalam pembangunan ekonomi maka sistem dan

pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila. Secara khusus, sistem

ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas ketuhanan (sila I Pancasila) dan

kemanusiaan ( sila II Pancasila). Sistem ekonomi yang mendasarkan pada moralitas dam

humanistis akan menghasilkan sistem ekonomi yang berperikemanusiaan. Sistem ekonomi

yang menghargai hakikat manusia, baik selaku makhluk individu, sosial, makhluk pribadi

maupun makhluk tuhan.

Sistem ekonomi yang berdasar pancasila berbeda dengan sistem ekonomi liberal yang

hanya menguntungkan individu-individu tanpa perhatian pada manusia lain. Sistem ekonomi

demikian juga berbeda dengan sistem ekonomi dalam sistem sosialis yang tidak mengakui

kepemilikan individu. Pancasila bertolak dari manusia sebagai totalitas dan manusia sebagai

Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 8

Page 9: Makalah PCL Kel.10

subjek. Oleh karena itu, sistem ekonomi harus dikembangkan menjadi sistem dan

pembangunan ekonomi yang bertujuan pada kesejahteraan rakyat secara keseluruhan. Sistem

ekonomi yang berdasar pancasila adalah sistem ekonomi kerakyatan yang berasaskan

kekeluargaan. Sistem ekonomi Indonesia juga tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai moral

kemanusiaan. Pembangunan ekonomi harus mampu menghindarkan diri dari bentuk-bentuk

persaingan bebas, monopoli dan bentuk lainnya yang hanya akan menimbulkan penindasan,

ketidakadilan, penderitaan, dan kesengsaraan warga negara.

Pancasila sebagai paradigma pengembangan ekonomi lebih mengacu pada Sila

Keempat Pancasila; sementara pengembangan ekonomi lebih mengacu pada pembangunan

Sistem Ekonomi Indonesia. Dengan demikian subjudul ini menunjuk pada pembangunan

Ekonomi Kerakyatan atau pembangunan Demokrasi Ekonomi atau pembangunan Sistem

Ekonomi Indonesia atau Sistem Ekonomi Pancasila. Dalam Ekonomi Kerakyatan,

politik/kebijakan ekonomi harus untuk sebesarbesar kemakmuran/kesejahteraan rakyat—

yang harus mampu mewujudkan perekonomian nasional yang lebih berkeadilan bagi seluruh

warga masyarakat (tidak lagi yang seperti selama Orde Baru yang telah berpihak pada

ekonomi besar/konglomerat). Politik Ekonomi Kerakyatan yang lebih memberikan

kesempatan, dukungan, dan pengembangan ekonomi rakyat yang mencakup koperasi, usaha

kecil, dan usaha menengah sebagai pilar utama pembangunan ekonomi nasional. Oleh sebab

itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Bangun

perusahaan yang sesuai dengan ini ialah koperasi. Ekonomi Kerakyatan akan mampu

mengembangkan program-program kongkrit pemerintah daerah di era otonomi daerah yang

lebih mandiri dan lebih mampu mewujudkan keadilan dan pemerataan pembangunan daerah.

Dengan demikian, Ekonomi Kerakyatan akan mampu memberdayakan daerah/rakyat

dalam berekonomi, sehingga lebih adil, demokratis, transparan, dan partisipatif. Dalam

Ekonomi Kerakyatan, Pemerintah Pusat (Negara) yang demokratis berperanan memaksakan

pematuhan peraturan-peraturan yang bersifat melindungi warga atau meningkatkan kepastian

hukum. Perwujudan pancasila sebagai paradigma dan moralitas dalam pembangunan bidang

ekonomi dapat dilakukan dengan cara :

1. Sistem ekonomi negara senantiasa mendasarkan pada pemikiran untuk

mengembangkan ekonomi atas dasar moralitas kemanusiaan dan ketuhanan.

2. Menghindari pengembangan ekonomi yang mengarah pada sistem monopoli dan

persaingan bebas.

Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 9

Page 10: Makalah PCL Kel.10

3. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan dan kekeluargaan yang ditujukan untuk

mencapai kesejahteraan rakyat secara luas

2.2.3 Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Bidang Sosial Budaya

Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang pancasila bertolak dari

hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini sebagaimana tertuang dalam sila

Kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu, pembangunan sosial budaya harus

mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya

dan beradab. Pembangunan sosial budaya yang menghasilkan manusia-manusia biadab,

kejam, brutal dan bersifat anarkis jelas bertentangan dengan cita-cita menjadi manusia adil

dan beradab.

Manusia tidak cukup sebagai manusia secara fisik, tetapi harus mampu meningkatkan

derajat kemanusiaannya. Manusia harus dapat mengembangkan dirinya dari tingkat homo

menjadi human. Berdasar sila persatuan Indonesia, pembangunan sosial budaya

dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam

di seluruh wilayah Nusantara menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa. Perlu

ada pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai kelompok

bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan diterima sebagai warga bangsa.

Dengan demikian, pembangunan sosial budaya tidak menciptakan kesenjangan,

kecemburuan, diskriminasi, dan ketidakadilan sosial. Paradigma-baru dalam pembangunan

nasional berupa paradigma pembangunan berkelanjutan, yang dalam perencanaan dan

pelaksanaannya perlu diselenggarakan dengan menghormati hak budaya komuniti-komuniti

yang terlibat, di samping hak negara untuk mengatur kehidupan berbangsa dan hak asasi

individu secara berimbang (Sila Kedua).

Hak budaya komuniti dapat sebagai perantara/penghubung/penengah antara hak

negara dan hak asasi individu. Paradigma ini dapat mengatasi sistem perencanaan yang

sentralistik dan yang mengabaikan kemajemukan masyarakat dan keanekaragaman

kebudayaan Indonesia. Dengan demikian, era otonomi daerah tidak akan mengarah pada

otonomi suku bangsa tetapi justru akan memadukan pembangunan lokal/daerah dengan

pembangunan regional dan pembangunan nasional (Sila Keempat), sehingga ia akan

menjamin keseimbangan dan kemerataan (Sila Kelima) dalam rangka memperkuat persatuan

dan kesatuan bangsa yang akan sanggup menegakan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI

(Sila Ketiga).

Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 10

Page 11: Makalah PCL Kel.10

Apabila dicermati, sesungguhnya nilai-nilai Pancasila itu memenuhi kriteria sebagai

puncak-puncak kebudayaan, sebagai kerangka-acuan-bersama, bagi kebudayaan –

kebudayaan di daerah:

Sila Pertama

Menunjukan tidak satu pun sukubangsa ataupun golongan sosial dan komuniti

setempat di Indonesia yang tidak mengenal kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa.

Sila Kedua

Merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap warganegara Indonesia

tanpa membedakan asal-usul kesukubangsaan, kedaerahan, maupun golongannya.

Sila Ketiga

Mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekad masyarakat majemuk di

kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri sebagai satu bangsa yang berdaulat;

Sila Keempat

Merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di kalangan masyarakat majemuk

Indonesia untuk melakukan kesepakatan melalui musyawarah. Sila ini sangat relevan

untuk mengendalikan nilai-nilai budaya yang mendahulukan kepentingan perorangan;

Sila Kelima

Betapa nilai-nilai keadilan sosial itu menjadi landasan yang membangkitkan semangat

perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa, dan ikutserta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Pembangunan sosial budaya termasuk salah satu aspek pembangunan yang penting

dan senantiasa terus ditingkatkan kualitasnya. Seperti halnya dalam pembangunan aspek yang

lainnya, pancasila kembali menjadi dasar moralitas utama untuk menyelenggarakan proses

pembangunan dalam aspek ini, yang dapat diwujudkan dengan cara :

1. Senantiasa berdasarkan kepada sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya

yang dimiliki oleh masyarakat indonesia.

2. Pembangunan ditujukan untuk meningkatkan derajat kemerdekaan manusia dan

kebebasan spiritual.

3. Menciptakan sistem sosial budaya yang beradap melaui pendekatan kemanusian

secara universal

Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 11

Page 12: Makalah PCL Kel.10

2.2.4 Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Bidang Hukum

Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung

jawab tidak hanya oleh penyelenggara negara saja, tetapi juga rakyat Indonesia secara

keseluruhan. Atas dasar tersebut, sistem pertahanan dan keamanan adalah mengikut sertakan

seluruh komponen bangsa. Sistem pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia disebut

sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata).

Sistem pertahanan yang bersifat semesta melibatkan seluruh warga negara, wilayah,

dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan

diselenggarakan secara total terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan

negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.

Penyelenggaraan sistem pertahanan semesta didasarkan pada kesadaran atas hak dan

kewajiban warga negara, serta keyakinan pada kekuatan sendiri. Sistem ini pada dasarnya

sesuai dengan nilai-nilai pancasila, di mana pemerintahan dari rakyat (individu) memiliki hak

dan kewajiban yang sama dalam masalah pertahanan negara dan bela negara. Pancasila

sebagai paradigma pembangunan pertahanan keamanan telah diterima bangsa Indonesia

sebagaimana tertuang dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang pertahanan Negara.

Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa pertahanan negara bertitik tolak

pada falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjamin keutuhan dan tetap

tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945. Dengan ditetapkannya UUD 1945, NKRI telah memiliki sebuah

konstitusi, yang di dalamnya terdapat pengaturan tiga kelompok materi-muatan konstitusi,

yaitu:

Adanya perlindungan terhadap Ham

Adanya susunan ketatanegaraan negara yang mendasar.

Adanya pembagian dan pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yang juga mendasar.

Sesuai dengan UUD 1945, yang di dalamnya terdapat rumusan Pancasila, Pembukaan

UUD 1945 merupakan bagian dari UUD 1945 atau merupakan bagian dari hukum positif.

Dalam kedudukan yang demikian, ia mengandung segi positif dan segi negatif. Segi

positifnya, Pancasila dapat dipaksakan berlakunya (oleh negara); segi negatifnya, Pembukaan

dapat diubah oleh MPR—sesuai dengan ketentuan Pasal 37 UUD 1945. Hukum tertulis

seperti UUD—termasuk perubahannya—, demikian juga UU dan peraturan perundang-

undangan lainnya, harus mengacu pada dasar negara (sila – sila Pancasila dasar negara).

Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 12

Page 13: Makalah PCL Kel.10

Dalam kaitannya dengan ‘Pancasila sebagai paradigma pengembangan hukum’, hukum (baik

yang tertulis maupun yang tidak tertulis) yang akan dibentuk tidak dapat dan tidak boleh

bertentangan dengan sila-sila:

Ketuhanan Yang Maha Esa

Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Persatuan Indonesia

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dengan demikian, substansi hukum yang dikembangkan harus merupakan

perwujudan atau penjabaran sila-sila yang terkandung dalam Pancasila. Artinya, substansi

produk hukum merupakan karakter produk hukum responsif (untuk kepentingan rakyat dan

merupakan perwujuan aspirasi rakyat).

2.2.5 Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Antar Umat Beragama

Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Umat Beragama Bangsa

Indonesia sejak dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah dan santun, bahkan predikat ini

menjadi cermin kepribadian bangsa kita di mata dunia internasional. Indonesia adalah Negara

yang majemuk, bhinneka dan plural. Indonesia terdiri dari beberapa suku, etnis, bahasa dan

agama namun terjalin kerja bersama guna meraih dan mengisi kemerdekaan Republik

Indonesia kita. Namun akhir-akhir ini keramahan kita mulai dipertanyakan oleh banyak

kalangan karena ada beberapa kasus kekerasana yang bernuansa Agama. Ketika bicara

peristiwa yang terjadi di Indonesia hampir pasti semuanya melibatkan umat muslim, hal ini

karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Masyarakat muslim di Indonesia

memang terdapat beberapa aliran yang tidak terkoordinir, sehingga apapun yang diperbuat

oleh umat Islam menurut sebagian umat non muslim mereka seakan-seakan

merefresentasikan umat muslim.

Paradigma toleransi antar umat beragama guna terciptanya kerukunan umat beragama

perspektif Piagam Madinah pada intinya adalah seperti berikut:

1. Semua umat Islam, meskipun terdiri dari banyak suku merupakan satu

komunitas (ummatan wahidah)

2. Hubungan antara sesama anggota komunitas Islam dan antara komunitas Islam

dan komunitas lain

Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 13

Page 14: Makalah PCL Kel.10

Lima prinsip tersebut mengisyaratkan:

Persamaan hak dan kewajiban antara sesama warga negara tanpa diskriminasi yang

didasarkan atas suku dan agama.

Pemupukan semangat persahabatan dan saling berkonsultasi dalam menyelesaikan

masalah bersama serta saling membantu dalam menghadapi musuh bersama. Dalam

“Analisis dan Interpretasi Sosiologis dari Agama” (Ronald Robertson, ed.) misalnya,

mengatakan bahwa hubungan agama dan politik muncul sebagai masalah, hanya pada

bangsa-bangsa yang memiliki heterogenitas di bidang agama.

Hal ini didasarkan pada postulat bahwa homogenitas agama merupakan kondisi

kesetabilan politik. Sebab bila kepercayaan yang berlawanan bicara mengenai nilai-nilai

tertinggi (ultimate value) dan masuk ke arena politik, maka pertikaian akan mulai dan

semakin jauh dari kompromi. Dalam beberapa tahap dan kesempatan masyarakat Indonesia

yang sejak semula bercirikan majemuk banyak kita temukan upaya masyarakat yang

mencoba untuk membina kerunan antar masayarakat. Lahirnya lembaga-lembaga kehidupan

sosial budaya seperti “Pela” di Maluku, “Mapalus” di Sulawesi Utara, “Rumah Bentang” di

Kalimantan Tengah dan “Marga” di Tapanuli, Sumatera Utara, merupakan bukti-bukti

kerukunan umat beragama dalam masyarakat.

Ke depan, guna memperkokoh kerukunan hidup antar umat beragama di Indonesia

yang saat ini sedang diuji kiranya perlu membangun dialog horizontal dan dialog Vertikal.

Dialog Horizontal adalah interaksi antar manusia yang dilandasi dialog untuk mencapai

saling pengertian, pengakuan akan eksistensi manusia, dan pengakuan akan sifat dasar

manusia yang indeterminis dan interdependen. Identitas indeterminis adalah sikap dasar

manusia yang menyebutkan bahwa posisi manusia berada pada kemanusiaannya. Artinya,

posisi manusia yang bukan sebagai benda mekanik, melainkan sebagai manusia yang berkal

budi, yang kreatif, yang berbudaya.

2.2.6 Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Iptek

Pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) merupakan

salah satu syarat menuju terwujudnya kehidupan masyarakat bangsa yang maju dan modern.

Pengembangan dan penguasaan iptek menjadi sangat penting, manakala dikaitkan dengan

kehidupan global yang ditandai dengan persaingan. Namun demikian pengembangan iptek

bukan semata-mata untuk mengejar kemajuan meterial melainkan harus memperlihatkan

Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 14

Page 15: Makalah PCL Kel.10

aspek-aspek spiritual. Artinya, pengembangan iptek harus diarahkan untuk mencapai

kebahagiaan lahir dan batin. Dengan pemikiran diatas dapat kita ketahui adanya tujuan

essensial daripada iptek, yaitu demi kesejahteraan umat manusia, sehingga pada hakikatnya

iptek itu tidak bebas nilai, melainkan terikat oleh nilai.

Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila silanya harus merupakan sumber nilai,

kerangka pikir serta asas moralitas bagi pembangunan iptek. Sebagai bangsa yang memiliki

pandangan hidup pancasila, maka tidak berlebihan apabila pengembangan iptek harus

didasarkan atas paradigma pancasila. Apabila kita melihat sila demi sila menunjukkan sistem

etika dalam pembangunan iptek.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengkomplementasikan ilmu pengetahuan,

mencipta, perimbangan antara rasional dan irasional, antara akal, rasa dan kehendak. Sila ini

menempatkan manusia di alam semesta bukan merupakan pusatnya melainkan sebagai bagian

yang sistematik dari alam yang diolahnya (T. Jacob, 1986), dapat disimpulkan berdasarkan

sila ini iptek selalu mempertimbangkan dari apa yang ditemukan, dibuktikan, dan diciptakan,

adakah kerugian bagi manusia.

Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, menekankan bahwa iptek haruslah bersifat

beradab dan bermoral, sehingga terwujud hakikat tujuan iptek yaitu, demi kesejahteraan umat

manusia. Bukan untuk kesombongan dan keserakahan manusia melainkan harus diabdikan

demi peningkatan harkat dan martabat manusia.

Sila Persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa indonesia bahwa rasa

nasionalime bangsa indonesia akibat dari adanya kemajuan iptek. Oleh sebab itu iptek harus

dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan selanjutnya dapat

dikembangkan dalam hubungan manusia indonesia dengan masyarakat internasional.

Sila keempat, mendasari pengembangan iptek secara demokratis. Disini ilmuwan

tidak hanya ditempatkan untuk memiliki kebebasan dalam pengembangan iptek, namun juga

harus ada saling menghormati dan menghargai kebebasan orang lain dan bersikap terbuka

untuk menerima kritikan, atau dikaji ulang dan menerima perbandingan dengan penemuan

teori lainya.

Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, iptek didasarkan pada

keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan, yaitu keseimbangan keadilan dalam

hubunganya dengan dirinya sendiri, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia

lain, manusia dengan masyarakat bangsa dan negara, serta manusia dengan alam

lingkunganya (T. Jacob, 1986).

Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 15

Page 16: Makalah PCL Kel.10

Jadi dapat disimpulkan bahwa sila-sila pancasila harus merupakan sumber nilai,

kerangka pikir serta basis moralitas bagi pengembangan iptek di Indonesia, dimana

didalamnya mencakup semua tujuan hidup dalam Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara.

Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 16

Page 17: Makalah PCL Kel.10

BAB III

PENUTUP

Dari hasil pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai

berikut:

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pebahasan dapat diambil kesimpulan bahwa:

3.1.1 Pengertian Paradigma

Secara etimologis. berasal dari bahasa Yunani yang berarti suatu model, teladan,

arketif dan ideal. Berasal dari kata para yang berarti di samping memperlihatkan

dirinya.

Secara terminologis, Paradigma adalah konstruk berpikir berdasarkan pandangan yang

menyeluruh dan konseptual terhadap suatu permasalah dengan menggunakan teori

formal, eksperimentasi dan metode keilmuan yang terpercaya.

Sedangkan menurut salah satu ahli, Thomas Khun, Paradigma merupakan landasan

berpikir atau konsep dasar yang dianut atau dijadikan model, baik berupa model atau

pola yang dimaksud para ilmuwan dalam upayanya mengandalkan studi-studi

keilmuan. Paradigma di sini diartikan Khun sebagai kerangka referensi atau

pandangan dunia yang menjadi dasar keyakinan atau pijakan suatu teori

3.1.2 Pancasila sebagai Paradigma dalam Pembangunan

Paradigma menempati posisi tinggi dan penting dalam melaksanakan segala hal dalam

kehidupan manusia, seperti:

Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Dalam Bidang Politik

Perwujudan pancasila dalam pengembangan kehidupan politik dapat

di;lakukan dengan cara:

1. Mewujudkan tujuan negara demi peningkatan harkat dan martabat manusia Indonesia.

2. Memposisikan rakyat Indonesia sebagai subjek dalam kehidupan politik, bukan hanya

sebagai objek politik penguasa semata.

3. Sistem politik negara harus mendasarkan pada tuntutan hak dasar kemanusiaan,

sehingga sistem politik negara harus mampu menciptakan sistem yang menjamin

perwujudan hak asai manusia.

4. Para penyelenggara negara dan para politisi senantiasa memegang budi pekerti

ke,manusiaan serta memegang teguh cita-cita moral rakyat Indonesia

Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 17

Page 18: Makalah PCL Kel.10

Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Dalam Bidang Ekonomi

Perwujudan pancasila sebagai paradigma dan moralitas dalam pembangunan

bidang ekonomi dapat dilakukan dengan cara :

1. Sistem ekonomi negara senantiasa mendasarkan pada pemikiran untuk

mengembangkan ekonomi atas dasar moralitas kemanusiaan dan ketuhanan.

2. Menghindari pengembangan ekonomi yang mengarah pada sistem monopoli dan

persaingan bebas.

3. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan dan kekeluargaan yang ditujukan untuk

mencapai kesejahteraan rakyat secara luas

Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Dalam Bidang Sosial-Budaya

Pancasila kembali menjadi dasar moralitas utama untuk menyelenggarakan

proses pembangunan dalam aspek ini, yang dapat diwujudkan dengan cara :

1. Senantiasa berdasarkan kepada sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang

dimiliki oleh masyarakat indonesia.

2. Pembangunan ditujukan untuk meningkatkan derajat kemerdekaan manusia dan

kebebasan spiritual.

3. Menciptakan sistem sosial budaya yang beradap melaui pendekatan kemanusian

secara universal

Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Dalam Bidang Hukum

Dengan Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Dalam Bidang Hukum,

sudah seharusnya substansi hukum yang dikembangkan merupakan perwujudan atau

penjabaran sila-sila yang terkandung dalam Pancasila. Artinya, substansi produk

hukum merupakan karakter produk hukum responsif (untuk kepentingan rakyat dan

merupakan perwujuan aspirasi rakyat).

Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Pembangunan Kehidupan Antar Umat

Beragama

Sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Umat Beragama Bangsa

Indonesia, sudah seharusnya pancasila dijadikan sebagai Tolak Ukur kita dalam

bermasyarakat dalam kehidupan antar umat beragama. Sesuai dengan sila pertama

yang terkandung di dalamnya, sebagai warga negara yang baik sudah seharusnya kita

menerapkan rasa Toleransi antar umat beragama sesuai dengan apa yang telah

ditetapkan di dalamnya. Sejak dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah dan santun,

Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 18

Page 19: Makalah PCL Kel.10

bahkan predikat ini menjadi cermin kepribadian bangsa kita di mata dunia

internasional.

Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Pembangunan IPTEK

Pancasila dijadikan sebagai tolak ukur dalam Pembangunan Pembangunan

IPTEK di Indonesia, dimana Pengembangan dan penguasaan iptek menjadi sangat

penting, manakala dikaitkan dengan kehidupan global yang ditandai dengan

persaingan. Namun demikian pengembangan iptek bukan semata-mata untuk mengejar

kemajuan meterial melainkan harus memperlihatkan aspek-aspek spiritual. Artinya,

pengembangan iptek harus diarahkan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.

Dengan pemikiran diatas dapat kita ketahui adanya tujuan essensial daripada iptek,

yaitu demi kesejahteraan umat manusia, sehingga pada hakikatnya iptek itu tidak

bebas nilai, melainkan terikat oleh nilai dan disini Pancasila yang mengikat

perkembangan IPTEK tersebut.

3.2 Saran

Berdasarkan uraian di atas kiranya kita dapat menyadari bahwa Pancasila merupakan

kepribadian bangsa Indonesia yang mana setiap  warga negara Indonesia harus menjunjung

tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa

tanggung jawab. Agar pancasila tidak terbatas pada coretan tinta belaka tanpa makna.

Dalam hidup berbangsa, bernegara dan bermasyarakat, pancasila harus mewarnai

gerak langkah, sikap dan perilaku kita. Sebagai landasan hidup pancasila harus dipahami

secara mendalam, menyeluruh dan kontekstual.

Mata Kuliah Pancasila 56 Kelompok.10 UNIVERSITAS JEMBER Page 19