makalah pelabuhan sunda kelapa.docx
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk
menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya.
Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan
membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudang berpendingin juga
disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang berkepentingan. Sering pula
disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan pemrosesan barang.
Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 2001 mengatur tentang pelabuhan dan fungsi serta
penyelengaraannya
Sama halnya dengan Bandara, Pelabuhan Laut mempunyai fungsi sangat penting
sebagai prasarana yang menunjang pembangunan negara. Jika Bandara adalah prasarana
alternative yang baru, maka sejak dahulu, nenek moyang kita selalu menggunakan kapal-
kapal laut untuk berbagai macam kepentingan. Semakin berkembangnya permintaan,
maka sebagai engineer sipil kita harus bisa membuat perencanaan Pelabuhan Laut yang
tepat.
Pada saat ini, pelabuhan Sunda Kelapa merupakan salah satu pelabuhan tempat
berlabuhnya kapal-kapal muatan barang yang ada di Jakarta selain pelabuhan Tanjung
Priok. Pada pelabuhan Sunda Kelapa sangat banyak sekali perubahan-perubahan bentuk
bahkan perubahan guna yang terjadi pada saat ini di bandingkan dengan pada masa tempo
dulu.
Pelabuhan Sunda telah mengalami pengembangan dan perubahan dalam penggunaan
dan letaknya, dan salah satu pelabuhan di Jakarta yang hingga kini keberadaannya masih
menjadi salah satu tulang punggung berlabuhnya kapal-kapal yang ingin ke Jakarta untuk
mengangkut dan menurunkan barang dari berbagai tempat.
1.2 Rumusan Masalah
Setelah Melihat latar belakang pada makalah ini yang sebagai landasan pembuatan
makalah ini, maka dapat disumpulkan beberapa rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimanakah kelengkapan fasilitas pelabuhan Sunda Kelapa bila dibandingkan
dengan keadaan fasilitas pelabuhan Sunda Kelapa pada tempo dulu ?
2. Apakah pelabuhan Sunda Kelapa sudah memenuhi criteria standar dalam penyediaan
fasilitas, maupun kelayakan pelabuhan
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan pada makalah ini adalah bertujuan agar makalah ini nantinya dapat
menjadi salah bacaan bagi mahasiswa lainnya dalam hal pendataan dan keterangan
mengenai pelabuhan terutama pelabuhan Sunda Kelapa.
1.4 Manfaat Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini penulis tentunya memikir daya manfaat yang
terkandung dalam makalah ini, adapun manfaat penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui bagaimana kelengkapan fasilitas pelabuhan Sunda Kelapa sekarang
dengan yang dulu.
2. Untuk mengetahui apakah pelabuhan Sunda Kelapa sudah memasuki kriteria standar
dalam penyediaan fasilitas pelabuhan maupun layak atau tidaknya pelabuhan Sunda
Kelapa tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pelabuhan
2.1.1 Definisi Pelabuhan
Kata Pelabuhan dapat diartikan dalam dua istilah, yaitu Bandar dan Pelabuhan.
Bandar ( harbour )
1. Bandar adalah suatu fasilitas di daerah per-air-an (estuari atau muarasungai, teluk)
dengan kedalaman air yang memadai dan terlindung darigempuran gelombang,
angin dan arus untuk berlabuh, bertambat maupuntempat singgah kapal untuk
mengisi bahan bakar, reparasi dan sebagainya.
2. Pelabuhan ( port ) Pelabuhana dalah suatu daerah per-air-an (di samudera,
estuari/muarasungai, dan teluk) dengan kedalaman yang memadai dan terlindung
darigempuran gelombang, angin dan arus, serta dilengkapi dengan
fasilitasterminal laut dan darat.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 2001
TentangKepelabuhanan,Pelabuhanadalah tempat yang terdiri dari daratan dan
perairandisekitarnya dengan batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan
dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar,
berlabuh,naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
Pengertian secara umum, pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera,
sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo
maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang
dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapalyang
berlabuh. Crane dan gudang berpendingin juga di sediakan oleh pihak pengelola
maupun pihak swasta yang berkepentingan. Sering pula disekitarnya dibangun
fasilitas penunjang seperti pengalengan dan pemrosesan barang.
Ditinjau dari sub sistem angkutan ( transport ), maka pelabuhan adalah salah
satu simpul dari mata rantai kelancaranangkutan muatan laut dan darat. Jadi secara
umum pelabuhan adalah suatu daaerah perairan yang terlindung terhadap
badai/ombak/arus, sehingga kapal dapat berputar ( turning basin ),
bersandar/membuang sauh, sedemikian rupa sehingga bongkar muat atas barang
dan perpindahan penumpang dapat dilaksanakan; guna mendukung fungsi-fungsi
tersebut dibangun dermaga (piers or wharves), jalan, gudang, fasilitas penerangan,
telekomunikasi dan sebagainya, sehingga fungsi pemindahanmuatan dari/ke kapal
yang bersandar di pelabuhan menuju pelabuhanselanjutnya dapat dilaksanakan.
2.1.2 Arti Penting Pelabuhan
Arti penting Pelabuhanbagi suatu daerah atau negara dapat ditinjau dari beberapa
aspek, yaitu :
A. Dariaspek transportasi
B. Dari aspek pelayanan
C. Dari aspek Hinterland Connection
A. Dari aspek transportasi
o Interface atautitik temuantaramoda transportasi laut dan modatransportasi
darat
o gateway atau pintu gerbang utama untuk arus keluar masuknya barang
perdagangan dari atau ke daerah belakang pelabuhan( hinterland ) yang
bersangkutan,
o industry estate atau industri estat untuk pengembangan industri didaerah
pelabuhan yang berorientasi ekspor
B. Dari aspek pelayanan
Pelayanan pelabuhan diantaranya yaitu :
o Kebutuhan perdagangan terutama perdagangan internasional
daridaerah belakang pelabuhan tersebut,
o Membantuberjalannya roda perdagangan dan pengembanganindustri
nasional,
o Menampung pangsa pasar yang semakin meningkat guna melayani
perdagangan internasional baik tran’shipment maupun transit traff,
o Menyediakan fasilitas transit untuk tujuan daerah belakang
ataudaerah/negara tetangga,
o Menyediakan fasilitas pengembangan industri di sekitar Pelabuhan
bagi industri yang berorientasi eksport.
C. Dari aspek Hinterland Connection
Antara Pelabuhan dan hinterland terjadi hubungan yang
salingmempengaruhi dansaling ketergantungan. Pelabuhan tidak akan
adaartinya bila tidak didukung oleh hinterland yang berpotensi untuk
berkembang
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, hinterland connection
berarti semua fasilitas yang memungkinkan terlaksananyahubungan antara
pelabuhan dengan seluruh lokasi industri, pertanian dan perdagangan dalam
arti luas yang berada di hinterland di mana pelabuhan tersebut berada.
2.2 Fasilitas-Fasilitas Pelabuhan
Fasilitas pelabuhan pada dasarnya di bagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu fasilitas
pokok dan fasilitas penunjang. Pembagian ini dibuat berdasarkan kepentingannya
terhadap kegiatan pelabuhan itu sendiri.
2.2.1 Fasilitas pokok pelabuhan
Fasilitas Pokok Pelabuhan terdiridarialur pelayaran (sebagai ‘jalan’
kapalsehingga dapat memasuki daerah pelabuhan dengan aman dan lancar), penahan
gelombang (breakwater untuk melindungi daerah pedalaman pelabuhan dari
gelombang, terbuat dari batu alam, batu buatan dan dinding tegak) kolam
pelabuhan(berupa perairan untuk bersandarnya kapal-kapal yang berada di pelabuhan)
dan dermaga (sarana dimana kapal kapal bersandar untuk memuat dan menurunkan
barang atau untuk mengangkut dan menurunkan penumpang)
2.2.2 Fasilitas Penunjang Pelabuhan
Fasilitas penunjang pelabuhan terdiri dari gudang, lapangan
penumpukan,terminal dan jalan
1. Gudang
Gudang adalah bangunan yang digunakan untuk menyimpan barang- barang
yang berasal dari kapal atau yang akan dimuat ke kapal. Gudang dibedakan
berdasarkan :
a. Jenis
(lini-I, untuk penumpukan sementara dan lini-II sebagaitempat untuk
melaksanakan konsolidasi/distribusi barang, verlengstuk –bangunan dalam lini-
II, namun statusnya lini-I, enterpot –bangunan diluar pelabuhan, namun
statusnya sebagailini-I)
b. Penggunaan
(gudang umum, gudang khusus–untuk menyimpan barang-barang berbahaya,
gudang CFS–untuk stuffing/stripping)
2. Lapangan Penumpukan
Lapangan penumpukan adalah lapangan di dekat dermaga yang
digunakanuntuk menyimpan barang-barang yang tahan terhadap cuaca untuk
dimuatatau setelah dibongkar dari kapal.
3. Terminal
Terminal adalah lokasi khusus yang diperuntukan sebagai tempat kegiatan
pelayanan bongkar/muat barang atau petikemas dan atau kegiatan naik/turun
penumpang didalam pelabuhan. Jenis terminal meliputi terminal petikemas,
terminal penumpang dan terminal konvensional.
4. Jalan
Jalan yang dimaksud adalah suatu lintasan yang dapat dilalui oleh kendaraan
maupun pejalan kaki, yang menghubungkan antara terminal/lokasiyang lain, dimana
fungsi utamanya adalah memperlancar perpindahan kendaraan di pelabuhan
2.3 Klasifikasi Pelabuhan
Pelabuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam tergantung dari sudut
tinjauannya, yaitu dari :
2.3.1 Di tinjau dari penyelenggaraannya
Pelabuhan Umum
Pelabuhan umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat
umum. Penyelenggaraan pelabuhan umum dilakukan oleh pemerintah dan
pelaksanaannya dapat di limpahkan kepada badan usaha milik negara yang di
dirikan untuk maksud tersebut. Di Indonesia dibentuk empat badan usaha milik
negara yang diberi wewenang untuk mengelola pelabuhan umum
diusahakan.Keempat badan usaha tersebut dalah : PT(Persero) Pelabuhan Indonesia
I berkedudukan di Medan, Pelabuhan Indonesia II berkedudukan di Jakarta,
Pelabuhan Indonesia III berkedudukan di Surabaya dan Pelabuhan Indonesia IV
berkedudukan di Ujung Pandang.
Pelabuhan Khusus
Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri
gunamenunjangkegiatan tertentu. Pelabuhan initidak boleh digunakan untuk
kepentingan umum,kecuali dalam keadaan tertentu dengan ijin pemerintah.
Pelabuhan khususdibangun oleh suatu perusahaan baik pemerintah maupun swasta
yang berfungsiuntuk prasarana pengirimanhasil produksi perusahaan tersebut.
Sebagai contohadalah pelabuhan LNGArun di Aceh yang digunakan untuk
mengirimkan hasilproduksi gas alamcair ke daerah atau negara lain. Pelabuhan
pabrik alumuniumAsahan diKuala Tanjung Sumatra Utara digunakan untuk
melayani import bahan baku bauksit dan exort alumunium ke daerah/negara lain
2.3.2 Di tinjau dari segi kegunaannya
Pelabuhan Ikan
Pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman air yang
besar,karena kapal-kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan tidak besar.
Di Indonesia pengusahaan ikan relatif masih sederhana yang dilakukan oleh
nelayan-nelayan dengan menggunakan perahu kecil.Jenis kapal ikan ini bervariasi,
dari yang sederhana berupa jukung sampai kapalmotor. Kapal yang lebih besar
terbuat dari papan atau fiberglass dengan lebar 2,0–2,5 mdan panjang 8–12 meter,
digerakkan oleh motor. Kapal Ex-Trawl mempunyai lebar 4,0–5,5 m dan panjang
16-19 meter digerakkan oleh motor. Ada pula kapal lebih besar dengan panjang
mencapai 30-40 meter.
Pelabuhanikan dibuat disekitar daerah perkampungan nelayan. Pelabuhan ini
harusdi lengkapi denganpasar lelang, pabrik/gudang es, persediaan bahan bakar,dan
juga tempat cukupluas untuk perawatan alat alat penangkap ikan.Pelabuhan ikan
Cilacapberada di Pantai Teluk Penyu dan menghadap keSamudera Indonesia dengan
gelombang cukup besar. Pelabuhan tersebutmerupakan pelabuhan dalam yang
dibuat dengan mengeruk daerah daratanuntuk digunakan sebagai perairan
pelabuhan. Dengan membuat kolam pelabuhan di daerah darat, akan dapat
mengurangi panjang pemecah gelombang. Tetapi, dengan demikian dibutuhkan
pengerukan yang lebih besar. Pemecah gelombang dibuat dari tumpukan
batudengan lapis pelindung dari tetra pod. Biaya pembuatan pemecah gelombang
dilaut dengan gelombang sangat besar akan mahal. Pemecah gelombang ini hanya
berfungsi untuk melindungi mulut pelabuhan (bukan perairan pelabuhan)sehingga
bisa lebih pendek dan murah. Pelabuhan ini direncanakan dapat menampung 250
kapal dengan ukuran kapal maksimum 40 GRT, dengan dimensi panjang 30 meter,
lebar 5 meter dan draft maksimum 2,3 m. Produksi ikan yang diharapkan adalah 36
ton/hari.Fasilitas-fasilitas yang ada pada pelabuhan ini adalah kantor
pelabuhan,kantor syah bandar, pemecah gelombang, dermaga (pier/jetty), tempat
pelelangan ikan, penyedian air tawar, persediaan bahan bakar minyak pabrik es,
tempat pelayanan/reparasi kapal (spilway), rambu suar,tempat penjemuran ikan dan
perawatan jala.
Pelabuhan Barang
Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk
bongkar muat barang. Pelabuhan dapat berada di pantai atau estuary dari sungai
besar. Daerah perairan pelabuhan harus cuku tenang sehingga memudahkan
bongkar muat barang. Pelabuhan barang ini bisa dibuat oleh pemerintah sebagai
pelabuhan niaga atau perusahaan swasta untuk keperluan transport hasil
produksinya seperti baja, alumunium, pupuk, batu bara, minyak dan sebagainya.
Sebagai contoh, Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara adalah pelabuhan
milik pabrik alumunium Asahan.Pabrik pupuk Asean dan Iskandar Muda juga
mempunyai pelabuhan sendiri.
Pelabuhan Minyak
Untuk keamanan, pelabuhan minyak harus diletakkan agak jauh dari keperluan
umum. Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau pangkalan
yang harus dapat menahan muatan vertikal yang besar,melainkan cukup membuat
jembatan perancah atau tambatan yang dibuat menjorok ke laut untuk mendapatkan
kedalaman air yang cukup besar.Bongkar muat dilakukan dengan pipa-pipa dan
pompa-pompa. Pipa-pipa penyalur diletakkan di bawah jembatan agar lalu lintas
diatas jembatantidak terganggu. tetapi pada tempat-tempat di dekat kapal yang
merapat, pipa-pipa dinaikkan ke atas jembatan guna memudahkan penyambungan
pipa-pipa. Biasanya, di jembatan tersebut juga ditempatkan pipa uap untuk
memebersihkan tangki kapal dan pipa air untuk suplai air tawar. Karena jembatan
tidak panjang, maka pada ujung kapal harus diadakan penambatan dengan bolder
atau pelampung pengikat agar kapal tdak bergerak. Perkembangan ukuran kapal
tangker yang cukup pesat mempunyai konsekuensi draft kapal melampaui
kedalaman air pelabuhan sehingga kapal tidak bisa berlabuh. Untuk itu kapal
tangker membuang sauh di laut dalam dan mengeluarkan minyak dengan
menggunakan pipa bawah laut, atau memindahkan minyak ke kapal yang lebih kecil
dan mengangkutnya ke pelabuhan..
Pelabuhan Penumpang
Pelabuhan penumpang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan barang. Pada
pelabuhan barang di belakang dermaga terdapat gudang-gudang, sedang untuk
pelabuhan penumpang dibangun stasiun penumpang yang melayani segala kegiatan
yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang bepergian, seperti kantor imigrasi,
duane, keamanan, direksi pelabuhan,maskapai pelayaran, dan sebagainya. Barang-
barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu banyak, sehingga gudang barang
tidak perlu besar.Untuk kelancaran masuk keluarnya penumpang dan barang,
sebaiknya jalan masuk/keluar dipisahkan. Penumpang melalui lantai atas dengan
menggunakan jembatan langsung ke kapal, sedang barang-barang melalui dermaga.
Pelabuhan Campuran
Pada umumnya percampuran pemakaian ini terbatas untuk penumpang dan
barang, sedangkan untuk keperluan minyak dan ikan biasanya tetap terpisah. Tetapi
bagi pelabuhan kecil atau masih dalam taraf perkembangan, keperluan untuk
bongkar muat minyak juga menggunakan dermaga atau jembatan yang sama guna
keperluan barang dan penumpang. Pada dermaga dan jembatan juga diletakkan
pipa-pipa untuk mengalirkan minyak
Pelabuhan Militer
Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk
memungkinkan gerakan cepat kapal-kapal perang dan agar letak bangunan cukup
terpisah. Konstruksi tambatan maupun dermaga hampir sama dengan pelabuhan
barang,hanya saja situasi dan perlengkapannya agak lain. Pada pelabuhan
barangletak/kegunaan bangunan harus seefisien mungkin, sedang pada pelabuhan
militer bangunan-bangunan pelabuhan harus dipisah-pisah yang letaknya agak
berjauhan.
2.3.3 Di Tinjau dari Segi Geografisnya
Pelabuhan Alam
Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badaidan
gelombang secara alam, misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di
teluk,estuari dan muara sungai. Di daerah ini pengaruh gelombang sangat kecil.
Pelabuhan cilacap yang terletak di selat antaradaratan Cilacap dan Pulau Nusa
Kambangan merupakan contoh pelabuhan alam yang daerah perairannya terlindung
dari pengaruh gelombang yaitu oleh pulau Nusa Kambangan. Contoh dari
pelabuhan alam lainnya adalah pelabuhan Palembang, Belawan, Pontianak,New
York, San Fransisco, London, dsb yang terletak di muara sungai (estuari). Estuari
adalah bagian dari sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pada waktu
pasang air laut masuk ke hulu sungai. Saat pasang tersebut air sungai dari hulu
terhalang dan tidak bisa langsung dibuang ke laut. Dengan demikian di estuari
terjadi penampungan air dalam jumlah sangat besar. Pada waktu surut,air tersebut
akan keluar ke laut. Karena volume air yang dikeluarkan sangat besar,maka
kecepatan aliran cukup besar yang dapat mengerosi endapan di dasar sungai. Lama
periode air pasang dan surut tergantung pada tipe pasang surut. Untuk pasang surut
tipe di urne periode air pasang dan surut masing-masing adalahs ekitar 12 jam.
Sedang tipe semi di urne periode adalah 6 jam. Karena adanya pasang surut tersebut
maka kedalaman air di estuari cukup besar, baik pada waktu air pasang maupun
surut, sehingga memungkinkan kapal-kapal untuk masuk kedaerah perairan
tersebut. Di estuari initidak dipengaruhi oleh gelombang, tetapi pengaruh arus dan
sedimentasi cukup besar.
Pelabuhan Buatan
Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari
pengaruh gelombang dengan membuat bangunan pemecah gelombang
(breakwater).Pemecah gelombang ini membuat daerah perairan tertutup dari laut
dan hanya dihubungkan oleh suatu celah atau mulut pelabuhan untuk keluar
masuknya kapal. Di dalam daerah tersebut dilengkapi dengan alat penambat.
Bagunan ini dibuat mulai dari pantai dan menjorok ke laut sehingga gelombang
yang menjalar kepantai terhalang oleh banguan tersebut. Contoh dari pelabuhan ini
adalah pelabuhan Tanjung priok,Tanjung Mas dsb
Pelabuhan Semi Alam
Pelabuhan ini merupakan campuran dari kedua tipe di atas. Misalnya suatu
pelabuhan yang terlindungi oleh lidah pantai dan perlindungan buatan hanya
padaalur masuk. Pelabuhan bengkulu adalah contoh dari pelabuhanini.
Pelabuhanbengkulu memanfaatkan teluk yang terlindung oleh lidah pasir untuk
kolam pelabuhan. Pengerukan dilakukan pada lidah pasir untuk membentuk saluran
sebagai jalan masuk/keluar kapal. Contoh lainnya adalah muara sungai yang kedua
sisinya dilindungi oleh jetty. Jetty tersebut berfungsi untuk menahan masuknya
transpor pasir sepanjang pantai ke muara sungai, yang dapat menyebabkan
terjadinya pendangkalan.
BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa
Sunda Kelapa adalah nama sebuah pelabuhan dan tempat sekitarnya
di Jakarta, Indonesia. Pelabuhan ini terletak di kelurahan Penjaringan,kecamatan
Penjaringan, Jakarta Utara.
Meskipun sekarang Sunda Kelapa hanyalah nama salah satu pelabuhan di Jakarta,
daerah ini sangat penting karena desa di sekitar pelabuhan Sunda Kelapa adalah cikal-
bakal kota Jakarta yang hari jadinya ditetapkan pada tanggal 22 Juni 1527. Kala itu
Kalapa, nama aslinya, merupakan pelabuhan kerajaan Pajajaran yang beribukota
di Pakuan (sekarang kota Bogor) yang direbut oleh pasukan Demak dan Cirebon.
Walaupun hari jadi kota Jakarta baru ditetapkan pada abad ke-16, sejarah Sunda Kelapa
sudah dimulai jauh lebih awal, yaitu pada zaman pendahulu Pajajaran, yaitu
kerajaanTarumanagara. Kerajaan Tarumanagara pernah diserang dan ditaklukkan oleh
kerajaan Sriwijaya dari Sumatera.
Gambar 1. Pelabuhan Sunda Kelapa Pertengahan Abad 20
Pelabuhan Kalapa telah dikenal semenjak abad ke-12 dan kala itu merupakan
pelabuhan terpenting Pajajaran. Kemudian pada masa masuknya Islam dan para penjajah
Eropa, Kalapa diperebutkan antara kerajaan-kerajaan Nusantara dan Eropa. Akhirnya
Belanda berhasil menguasainya cukup lama sampai lebih dari 300 tahun. Para penakluk
ini mengganti nama pelabuhan Kalapa dan daerah sekitarnya. Namun pada awal tahun
1970-an, nama kuno Kalapa kembali digunakan sebagai nama resmi pelabuhan tua ini
dalam bentuk "Sunda Kelapa".
3.1.1 Masa Hindu Budha
Menurut penulis Portugis Tomé Pires, Kalapa adalah pelabuhan terbesar di Jawa Barat, selain Sunda (Banten), Pontang, Cigede, Tamgara dan Cimanuk yang juga dimiliki Pajajaran. Sunda Kelapa yang dalam teks ini disebut Kalapa dianggap pelabuhan yang terpenting karena dapat ditempuh dari ibu kota kerajaan yang disebut dengan nama Dayo (dalam bahasa Sunda modern: dayeuh yang berarti kota) dalam tempo dua hari.
Pelabuhan ini telah dipakai sejak zaman Tarumanagara dan diperkirakan sudah ada sejak abad ke-5 dan saat itu disebut Sundapura. Pada abad ke-12, pelabuhan ini dikenal sebagai pelabuhanlada yang sibuk milik Kerajaan Sunda, yang memiliki ibukota di Pakuan Pajajaran atau Pajajaran yang saat ini menjadi Kota Bogor. Kapal-kapal asing yang berasal dari Tiongkok, Jepang, IndiaSelatan, dan Timur Tengah sudah berlabuh di pelabuhan ini membawa barang-barang seperti porselen, kopi, sutra, kain, wangi-wangian, kuda, anggur, dan zat warna untuk ditukar denganrempah-rempah yang menjadi komoditas dagang saat itu
3.1.2 Masa Islam dan Kolonialisme Barat
Pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, para penjelajah Eropa mulai berlayar
mengunjungi sudut-sudut dunia. Bangsa Portugis berlayar ke Asia dan pada tahun
1511, mereka bahkan bisa merebut kota pelabuhan Malaka, di Semenanjung Malaka.
Malaka dijadikan basis untuk penjelajahan lebih lanjut di Asia Tenggara dan Asia
Timur.
Tome Pires, salah seorang penjelajah Portugis, mengunjungi pelabuhan-pelabuhan
di pantai utara Pulau Jawa antara tahun 1512 dan 1515. Ia menggambarkan bahwa
pelabuhan Sunda Kelapa ramai disinggahi pedagang-pedagang dan pelaut dari luar
seperti dari Sumatra, Malaka, Sulawesi Selatan, Jawa dan Madura. Menurut laporan
tersebut, di Sunda Kelapa banyak diperdagangkan lada, beras, asam, hewan potong,
emas, sayuran serta buah-buahan.
Laporan Portugis menjelaskan bahwa Sunda Kelapa terbujur sepanjang satu atau
dua kilometer di atas potongan-potongan tanah sempit yang dibersihkan di kedua tepi
sungai Ciliwung. Tempat ini ada di dekat muaranya yang terletak di teluk yang
terlindung oleh beberapa buah pulau. Sungainya memungkinkan untuk dimasuki 10
kapal dagang yang masing-masing memiliki kapasitas sekitar 100 ton. Kapal-kapal
tersebut umumnya dimiliki oleh orang-orang Melayu, Jepang dan Tionghoa. Di
samping itu ada pula kapal-kapal dari daerah yang sekarang disebut Indonesia Timur.
Sementara itu kapal-kapal Portugis dari tipe kecil yang memiliki kapasitas muat antara
500 - 1.000 ton harus berlabuh di depan pantai. Tome Pires juga menyatakan bahwa
barang-barang komoditas dagang Sunda diangkut dengan lanchara, yaitu semacam
kapal yang muatannya sampai kurang lebih 150 ton.
Lalu pada tahun 1522 Gubernur Alfonso d'Albuquerque yang berkedudukan di
Malaka mengutus Henrique Leme untuk menghadiri undangan raja Sunda untuk
membangun benteng keamanan di Sunda Kalapa untuk melawan orang-orang Cirebon
yang bersifat ekspansif. Sementara itu kerajaan Demak sudah menjadi pusat kekuatan
politik Islam. Orang-orang Muslim ini pada awalnya adalah pendatang dari Jawa dan
merupakan orang-orang Jawa keturunan Arab.
Maka pada tanggal 21 Agustus 1522 dibuatlah suatu perjanjian yang menyebutkan
bahwa orang Portugis akan membuat loji (perkantoran dan perumahan yang dilengkapi
benteng) di Sunda Kelapa, sedangkan Sunda Kelapa akan menerima barang-barang
yang diperlukan. Raja Sunda akan memberikan kepada orang-orang Portugis 1.000
keranjang lada sebagai tanda persahabatan. Sebuah batu peringatan atau padraõ dibuat
untuk memperingati peristiwa itu. Padrao dimaksud disebut sebagai layang salaka
domas dalam cerita rakya Sunda Mundinglaya Dikusumah. Padraõ itu ditemukan
kembali pada tahun 1918 di sudut Prinsenstraat (Jalan Cengkeh) dan Groenestraat
(Jalan Nelayan Timur) di Jakarta.
Kerajaan Demak menganggap perjanjian persahabatan Sunda-Portugal tersebut
sebagai sebuah provokasi dan suatu ancaman baginya.
Lantas Demak menugaskan Fatahillah untuk mengusirPortugis sekaligus merebut kota
ini. Maka pada tanggal 22 Juni 1527, pasukan gabungan Demak-Cirebon di bawah
pimpinan Fatahillah (Faletehan) merebut Sunda Kelapa. Tragedi tanggal 22 Juni inilah
yang hingga kini selalu dirayakan sebagai hari jadi kota Jakarta. Sejak saat itu nama
Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta. Nama ini biasanya diterjemahkan sebagai
kota kemenangan atau kota kejayaan, namun sejatinya artinya ialah "kemenangan yang
diraih oleh sebuah perbuatan atau usaha" dari bahasa Sanskerta, jayakaṛta
3.1.3 Masa Kolonialisme Belanda
Kekuasaan Demak di Jayakarta tidak berlangsung lama. Pada akhir abad ke-
16, bangsa Belanda mulai menjelajahi dunia dan mencari jalan ke timur. Mereka
menugaskan Cornelis de Houtman untuk berlayar ke daerah yang sekarang disebut
Indonesia. Eskspedisinya walaupun biayanya tinggi dianggap berhasil dan Vereenigde
Oostindische Compagnie (VOC) didirikan. Dalam mencari rempah-rempah di Asia
Tenggara, mereka memerlukan basis pula. Maka dalam perkembangan selanjutnya
pada tanggal 30 Mei 1619, Jayakarta direbut Belanda di bawah pimpinan Jan
Pieterszoon Coen yang sekaligus memusnahkannya. Di atas puing-puing Jayakarta
didirikan sebuah kota baru. J.P. Coen pada awalnya ingin menamai kota ini Nieuw
Hoorn (Hoorn Baru), sesuai kota asalnya Hoorn di Belanda, tetapi akhirnya dipilih
nama Batavia. Nama ini adalah nama sebuah suku Keltik yang pernah tinggal di
wilayah negeri Belanda dewasa ini pada zaman Romawi.
Menurut catatan sejarah, pelabuhan Sunda Kelapa pada masa awal ini
dibangun dengan kanal sepanjang 810 meter. Pada tahun 1817, pemerintah Belanda
memperbesarnya menjadi 1.825 meter. Setelah zaman kemerdekaan, dilakukan
rehabilitasi sehingga pelabuhan ini memiliki kanal sepanjang 3.250 meter yang dapat
menampung 70 perahu layar dengan sistem susun sirih.
3.1.4 Abad ke-19
Sekitar tahun 1859, Sunda Kalapa sudah tidak seramai masa-masa
sebelumnya. Akibat pendangkalan, kapal-kapal tidak lagi dapat bersandar di dekat
pelabuhan sehingga barang-barang dari tengah laut harus diangkut dengan perahu-
perahu. Kota Batavia saat itu sebenarnya sedang mengalami percepatan dan sentuhan
modern (modernisasi), apalagi sejak dibukanya Terusan Suezpada 1869 yang
mempersingkat jarak tempuh berkat kemampuan kapal-kapal uap yang lebih laju
meningkatkan arus pelayaran antar samudera. Selain itu Batavia juga bersaing
denganSingapura yang dibangun Raffles sekitar tahun 1819.
Maka dibangunlah pelabuhan samudera Tanjung Priok, yang jaraknya sekitar
15 km ke timur dari Sunda Kelapa untuk menggantikannya. Hampir bersamaan dengan
itu dibangun jalan kereta apipertama (1873) antara Batavia - Buitenzorg (Bogor).
Empat tahun sebelumnya (1869) muncul trem berkuda yang ditarik empat ekor kuda,
yang diberi besi di bagian mulutnya.
Selain itu pada pertengahan abad ke-19 seluruh kawasan sekitar Menara
Syahbandar yang ditinggali para elit Belanda dan Eropa menjadi tidak sehat. Dan
segera sesudah wilayah sekelilingBatavia bebas dari ancaman binatang buas dan
gerombolan budak pelarian, banyak orang Sunda Kalapa berpindah ke wilayah selatan.
3.1.5 Abad ke-20
Pada masa pendudukan oleh bala tentara Dai Nippon yang mulai pada
tahun 1942, Batavia diubah namanya menjadi Jakarta. Setelah bala tentara Dai Nippon
keluar pada tahun 1945, nama ini tetap dipakai oleh Belanda yang ingin menguasai
kembali Indonesia. Kemudian pada masa Orde Baru, nama Sunda Kelapa dipakai
kembali. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No.D.IV a.4/3/74
tanggal 6 Maret 1974, nama Sunda Kelapa dipakai lagi secara resmi sebagai nama
pelabuhan. Pelabuhan ini juga biasa disebut Pasar Ikan karena di situ terdapat pasar
ikan yang besar.
3.1.6 Sunda Kelapa saat ini
Pada saat ini Pelabuhan Sunda Kelapa direncanakan menjadi
kawasan wisata karena nilai sejarahnya yang tinggi. Saat ini Pelabuhan Sunda Kelapa
adalah salah satu pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelindo II yang tidak
disertifikasi International Ship and Port Security karena sifat pelayanan jasanya hanya
untuk kapal antar pulau.
Saat ini pelabuhan Sunda Kelapa memiliki luas daratan 760 hektar serta luas
perairan kolam 16.470 hektar, terdiri atas dua pelabuhan utama dan pelabuhan
Kalibaru. Pelabuhan utama memiliki panjang area 3.250 meter dan luas kolam lebih
kurang 1.200 meter yang mampu menampung 70 perahu layar motor. Pelabuhan
Kalibaru panjangnya 750 meter lebih dengan luas daratan 343.399 meter persegi, luas
kolam 42.128,74 meter persegi, dan mampu menampung sekitar 65 kapal antar pulau
dan memiliki lapangan penumpukan barang seluas 31.131 meter persegi.
Dari segi ekonomi, pelabuhan ini sangat strategis karena berdekatan dengan
pusat-pusat perdagangan di Jakarta seperti Glodok, Pasar Pagi, Mangga Dua, dan lain-
lainnya. Sebagai pelabuhan antar pulau Sunda Kelapa ramai dikunjungi kapal-kapal
berukuran 175 BRT. Barang-barang yang diangkut di pelabuhan ini selain barang
kelontong adalah sembako serta tekstil. Untuk pembangunan di luar pulau Jawa, dari
Sunda Kelapa juga diangkut bahan bangunan seperti besi beton dan lain-lain.
Pelabuhan ini juga merupakan tujuan pembongkaran bahan bangunan dari luar
Jawa seperti kayu gergajian, rotan, kaoliang, kopra, dan lain sebagainya. Bongkar muat
barang di pelabuhan ini masih menggunakan cara tradisional. Di pelabuhan ini juga
tersedia fasilitas gudang penimbunan, baik gudang biasa maupun gudang api.
Dari segi sejarah, pelabuhan ini pun merupakan salah satu tujuan wisata bagi
DKI. Tidak jauh dari pelabuhan ini terdapat Museum Bahari yang menampilkan dunia
kemaritiman Indonesia masa silam serta peninggalan sejarah kolonial Belanda masa
lalu.
Di sebelah selatan pelabuhan ini terdapat pula Galangan Kapal VOC dan
gedung-gedung VOC yang telah direnovasi. Selain itu pelabuhan ini direncanakan
akan menjalani reklamasi pantai untuk pembangunan terminal multifungsi Ancol
Timur sebesar 500 hektar
Gambar 2. Pelabuhan Sunda Kelapa Kini (Wikipedia)
Gambar 3. Menara Pengawas Sunda Kelapa (Wikipedia)
#penjelasan 4.1 dan tabel
Jika kita melihat tabel fasilitas yang terdapat di pelabuhan Sunda Kelapa tersebut,
maka kita dapat melihat bahwa luas keseluruhan pelabuhan Sunda Kelapa tersebut yaitu
21.154 m2 sedangkan kapasitas keseluruhan yang dihitung semenjak 1986 hingga 2010
adalah 39,663.75 ton. Dimana terdapat tujuh lapangan pelabuhan yang diperuntukkan sebagai
penumpukan barang.
#Penjelasan 4.2 dan peta
Pelabuhan Sunda Kelapa bila dilihat dari unsure historis merupakan pelabuhan yang
sudah sangat besar peranannya dalam hal menyumbang pembangunan. Namun pada saat ini
Pelabuhan Sunda Kelapa sudah sangat dianggap tidak mampu memenuhi permintaan
pelayanan seiring dengan pertumbuhan penduduk yang sangat signifikan sehingga jumlah
kapal-kapal yang ada pun sudah sangat berkembang jumlah nya baik lokal maupun asing.
4.2.1 KESESUAIAN LOKASI PELABUHAN
Berdasarkan data industri dan perdagangan, bahwa produk dari Jakarta dan Sekitarnya
termasuk dalam wilayah interlen pelabuhan Sunda Kelapa. Hal ini terlihat bahwa
sebagian muatan dikirim melalui Sunda Kelapa sedang selebihnya melalui pelabuhan
Priok. Hal ini menandakan bahwa pelabuhan sebagai simpul dari jaringan transportasi
telah berfungsi secara baik dan diminati para pengirim barang. Peranan ini dapat tetap
bertahan hingga di masa yang akan dating bila tingkat pelayanannya terhadap seluruh
kegiatan yang diselenggarakan dijaga konsisten sebagaimana sebelumnya atau bila
mungkin ditingkatkan. Dalam analisis ini akan diusahakan terjadi peningkatan kinerja
pelayanan terhadap kapal maupun kinrja bongkar/muat, sehingga pelayanan semakin
efisien.
4.2.2 Sasaran Dan Strategi Pengembangan
Setiap pelabuhan mencanangkan sasaran dan strategi yang berbeda-beda mengenai
arah pengembangan fasilitas, hal ini tergantung situasi dan permasalahan yang ada di
lingkukan masing-masing. Pada pelabuhan Sunda Kelapa sasaran investasi pada
prinsipnya harus dapat mendorong efisiensi untuk skala local maupun regional. Ada 4
sasaran yang diusulkan berurutan tingkat kepentingannya atas dasar skala prioritas,
yaitu mencakup :
1. memaksimalkan keuntungan bagi perekonomian secara local maupun regional
2. memaksimalkan penampungan lapangan pekerjaan
3. meminimalkan waktu putar (turn round time) kapal di pelabuhan
4. memaksimalkan utilisasi fasilitas dan arus barang serata kunjungan kapal Implikasi
dari sasaran di atas terhadap perencanaan investasi dan pengembangan pelabuhan
Sunda Kelapa adalah sebagai berikut :
Memaksimalkan keuntungan bagi perekonomian secara local maupun regional
merupakan target utama, dan harus dilakukan kajian secara menyeluruh
dengan memperhatikan kepentingan pemakai jasa dan tentu saja kepentingan
pengguna jasa kepelabuhanan.
Penampungan lapangan pekerjaan sebanyak mungkin hanya dapat dilakukan
bila seluruh kegiatan bongkar muat dilakukan secara tradisional. Modernisasi
atau mekanisasi peralatan akan mengurangi kesempatan kerja, tetapi
merupakan satu-satunya jalan untuk usaha efisiensi investasi dan peningkatan
surflus perekonomian local maupun regional dan nasional. Proporsionalitas
antara investasi peralatan dan pengeluaran rutin gaji pegawai akan memberi
gambaran dan arah penentuan keputusan antara mekaniasasi atau tenaga
angkut manusia.
Usaha untuk memperkecil TRT kapal yang akan bersandar dapat dilakukan
dengan memperkecil waktu tunggu (waiting time) dan waktu tambat (berthing
time). Dari beberapa kasus di lapangan terhadap adanya kapal yang menunggu
baik di dermaga atau di kolam pelabuhan, umumnya disebabkan menunggu
muatan yang akan diangkaut belum siap, bukan karena dermaganya yang
terpakai seluruhnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha untuk
menurunkan TRT kapal lebih banyak tergantung pada kesiapan dari para
pengirim barang dan usaha pihak pemakai jasa. Berthing time yang lebih dapat
ditingkatkan efisiensinya disbanding waiting time, factor yang mempengaruhi
adalah efisiensi kecepatan pelayanan barang yang dapat diperikasa pada
kinerjanya. Peningkatan kinerja hanya dapat dilakukan dengan mekanisasi
kegiatan bongkar muat. Efek mekanisasi ini adalah tidak tercapainya sasaran
pengembangan yang lain yaitu meningkatkan lapangan kerja. Sehingga perlu
pertimbangan lebih lanjut berdasarkan faktor-foktor lain.
Memaksimalkan utilisasi fasilitas dapa dilakukan dengan cara mendorong
datangnya barang dan kapal agar bertambat di pelabuhan Sunda Kelapa atau
mengurangi keberadaan fasilitas tertentu yang dapat secara fleksibel ditambah
dan disusutkan.
4.2.3 Sistem Transportasi Multimoda
Untuk meningkatkan pelayanan pelabuhan yang optimum diperlukan
tercipatanya system transportasi yang terintegrasi baik secara fisik maupun system
layanan, artinya keberadaan sarana transportasi yang ada baik prasarana moda darat
dan laut saling mendukung kegiatan jasa transportasi serta terencana sedemikian rupa
sehingga terbebentuk 1 jaringan system transportasi yang optimum.
Sebagai moda angkutan yang memungkinkan untuk distribusi barang dan
penumpang di Sunda Kelapa yakni moda trnsportasi darat berupa jalan dan moda
transportasi laut yang berupa angkutan laut dan penyebrangan. Keperluan penanganan
muatan dilayani oleh perusahaan ekpidisi muatan. Perusahaan angkutan darat bisa
dikatakan merupakan pihak ketiga bagi pelabuhan,
Maksudnya berbeda dengan kapal dan muatannya yang berhubungan langsung
dengan pengelolaan pelabuhan. Hubungan antara angkutan darat dan pelabuhan dapat
dirumuskan bahwa angkutan darat tidak menumbuhkan lalu lintas yang
menguntungkan secara langsung pada pelabuhan artinya mereka tidak menghasilkan
pendapatan bagi pelabuhan kecuali hanya sekedar pas masuk dan parker. Namun
hubungan erat dengan angkutan darat tetap harus dipelihara, karena tanpa adanya
jaringan angkutan darat kepedelaman yang murah dan efisien, sebuah pelabuhan tidak
akan ada gunanya. Jalur jaringan jalan raya antara pelabuhan dengan wilayah
pedalamannya harus memadai.
Sebagai moda angkutan yang memungkinkan untuk distribusi barang dan
penumpang di Sunda Kelapa yakni moda trnsportasi darat berupa jalan dan moda
transportasi laut yang berupa angkutan laut dan penyebrangan. Keperluan penanganan
muatan dilayani oleh perusahaan ekpidisi muatan. Perusahaan angkutan darat bisa
dikatakan merupakan pihak ketiga bagi pelabuhan, maksudnya berbeda dengan kapal
dan muatannya yang berhubungan langsung dengan pengelolaan pelabuhan.
Hubungan antara angkutan darat dan pelabuhan dapat dirumuskan bahwa
angkutan darat tidak menumbuhkan lalu lintas yang menguntungkan secara langsung
pada pelabuhan artinya mereka tidak menghasilkan pendapatan bagi pelabuhan kecuali
hanya sekedar pas masuk dan parker. Namun hubungan erat dengan angkutan darat
tetap harus dipelihara, karena tanpa adanya jaringan angkutan darat kepedelaman yang
murah dan efisien, sebuah pelabuhan tidak akan ada gunanya. Jalur jaringan jalan raya
antara pelabuhan dengan wilayah pedalamannya harus memadai.
4.2.4 Zona-zona yang dikembangkan
Dalam perencanaan pelabuhan Sunda Kelapa ini dibagi dalam beberapa zona antara
lain sebagai berikut :
1. Zonasi Kawasan Pelabuhan
a. Zona Kegiatan Bongkar/Muat
Kegiatan bongkar/muat barang dan embarkasi/debarkasi penumpang
merupakan kegiatan utama dalam rencana operasional pelabuhan Sunda Kelapa,
dimana kapal-kapal barang dan penyeberangan melakukan bongkar muat untuk
selanjutnya dibawa ke tempat tujuan. Fasilitas yang terkait dengan kegiatan ini
antara lain adalah :
Dermaga dengan perlengkapannya
Alat Bongkar/Muat Gudang Lapangan penumpukan
Terminal penumpang
Area parker
2. Zona Perkebalan
Pada zona ini dilakukan kegiatan pelayanan yang berupa pengisian perbekalan
untuk kebutuhan operasional kapal. Fasilitas yang terkait dengan kegiatan pelayanan
ini antara lain adalah :
Dermaga dengan perlengkapannya
Area labuh/parkir kapal
Fasilitas depo BBM
Fasilitas air bersih
3. Zona Perbaikan Pemeliharaan
Zona ini menampung kegiatan perbaikan dan [emeliharaan bagi kapal-
kapalyang mengalami kerusakan (kecil, atau perawatan rutin) bagi kapal-kapal yang
akan beroperasi kembali. Kegitan ini memerlukan fasilitas antara lain sebgai berikut :
Areal tambat/istirahat
Bengkel
Gudang
Peralatan Galangan
4. Zona Administrasi dan Perkantoran Zona
ini merupakan pusat kegiatan adminitrasi pelabuhan. Semua kegiatan
administrasi yang menyangkut operasi dan pengawasan pelabuhan, pelayanan
masyarakat dan sebagainya dilakukan di kantor administrasi. Fasilitas yang terkait
antara lain adalah :
Kantor administrasi dan pelayanan pelabuhan
Kantor instansi terkait
5. Zona Industri dan Pergudangan
Zona ini menampung kegiatan pergudangan and industri biasanya tidak
langsung di area pelabuhan. Walaupun demikian pengelola pelabuhan perlu
mempertimbangkan penyediaan area ini agar lebih menarik pengguna jasa
kepelabuhan. Fasilitas yang terkait antara lain adalah :
Gudang penyimpanan lini 2
Kawasan industry
6. Zona Kegiatan Sosial
Zona ini menampung kegiatan social yang bersifat menunjang aktivitas di
pelabuhan, seperti istirahat, ibadah, pelayanan kesehatan dan lain-lain. Fasilitas yang
terkait antara lain adalah :
Musholla
Kantin
Balai
Kesehatan
Pelabuhan
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Setelah melihat bab-bab sebelumnya dalam pembahasan pada makalah ini, maka
dapat disimpulkan bahwa pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai,
atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang
ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk
memuat dan membongkar muatan kapal-kapalyang berlabuh. Crane dan gudang
berpendingin juga di sediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang
berkepentingan. Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti
pengalengan dan pemrosesan barang.
Sama halnya dengan Bandara, Pelabuhan Laut mempunyai fungsi sangat penting
sebagai prasarana yang menunjang pembangunan negara. Jika Bandara adalah prasarana
alternative yang baru, maka sejak dahulu, nenek moyang kita selalu menggunakan kapal-
kapal laut untuk berbagai macam kepentingan. Semakin berkembangnya permintaan,
maka sebagai engineer sipil kita harus bisa membuat perencanaan Pelabuhan Laut yang
tepat.
Pada saat ini, pelabuhan Sunda Kelapa merupakan salah satu pelabuhan tempat
berlabuhnya kapal-kapal muatan barang yang ada di Jakarta selain pelabuhan Tanjung
Priok. Pada pelabuhan Sunda Kelapa sangat banyak sekali perubahan-perubahan bentuk
bahkan perubahan guna yang terjadi pada saat ini di bandingkan dengan pada masa tempo
dulu.
Pelabuhan Sunda telah mengalami pengembangan dan perubahan dalam
penggunaan dan letaknya, dan salah satu pelabuhan di Jakarta yang hingga kini
keberadaannya masih menjadi salah satu tulang punggung berlabuhnya kapal-kapal yang
ingin ke Jakarta untuk mengangkut dan menurunkan barang dari berbagai tempat
Pelabuhan yang sudah dikenal sejak abad ke 12 ini dahulu merupakan pelabuhan
penting kerajaan Sunda yang beribukotakan Pakuan Pajajaran (sekarang kota Bogor).
Namun jauh sebelum kerajaan Sunda berdiri, kerajaan Tarumanegara sudah terlebih
dahulu berdiri.
Kerajaan ini kemudian diserang oleh kerajaan kuat Sriwijaya dari Sumatera, oleh
karena itu penduduk di sekitar pelabuhan ini menggunakan bahasa Melayu sebagai
bahasa ibu mereka yang merupakan asal bahasa nasional Indonesia. Karena posisi
pelabuhan Sunda Kelapa yang stategis sebagai pusat perdagangan di Asia.
Kapal-kapal asing yang berasal dari Tiongkok, Jepang, India Selatan, dan Timur
Tengah merapat di pelabuhan ini membawa barang komoditi seperti porselen, kopi, sutra,
kain, wangi-wangian, kuda, anggur, dan zat warna untuk ditukar dengan rempah-rempah
yang menjadi komoditas dagang saat itu. Maka banyak kerajaan nusantara dan bangsa
Eropa berusaha untuk menguasai pelabuhan ini, namun akhirnya Belanda lah yang
berhasil berkuasa. Sebenarnya pelabuhan ini sudah beberapa kali berganti nama, namun
pada 1970-an, nama kuno "Sunda Kelapa" kembali digunakan sebagai nama resmi
pelabuhan bersejarah ini.
5.2 Saran
Seperti telah disampaikan sebelumnya bahwa fasilitas-fasilitas yang ada di
pelabuhan bertujuan demi kelancaran pelaksanaan kegiatan kepelabuhanan. Jika tidak
adafasilitas-fasilitas tersebut, niscaya akan berpengaruh pada banyak sektor, antara
lainsektor industri dan terutama yang paling penting adalah sektor ekonomi.
Semua hal di dunia ini pasti mempunyai umur, termasuk juga fasilitas-fasilitas
pelabuhan ini. Dan tentunya, dari segi umur ini ditentukan juga oleh bagaimana sikap
kitaketika menggunakannya. Semakin asal-asalan kita dalam menggunakan fasilitas-
fasilitastersebut, maka umurnya pun akan semakin tidak tahan lama.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika kita menggunakan dan
memanfaatkanfasilitas-fasilitas ini dengan baik dan dengan cara yang benar. Karena
kadang sesuatu yang benar belum tentu baik. Dengan begitu, diharapkan kita dapat
memanfaatkanfasilitas-fasilitas yang ada di pelabuhan secara terus menerus.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Sunda_Kelapa
http://id.wikipedia.org/wiki/Pelabuhan
http://sastrasipilindonesia.wordpress.com/2012/02/23/bagian-1-perencanaan-pelabuhan-laut/
http://shippingtraining.blogspot.com/2010/06/pengertian-dan-jenis-pelabuhan.html
http://shippingtraining.blogspot.com/2010/06/jenis-pelabuhan.html
LAMPIRAN
Kantor Pusat Pelabuhan Sunda Kelapa
Salah satu kapal yang berlabuh di pelabuhan Sunda Kelapa
\
Salah satu gudang penyimpanan
Salah satu aktifitas padat di Pelabuhan Sunda Kelapa
Tumpukan peti kemas di Pelabuhan Sunda Kelapa
Bagia peti kemas yang siap di angkut
Salah satu alat bantu pengangkat barang di Pelabuhan Sunda Kelapa
Salah satu gudang penyimpanan barang di pelabuhan Sunda Kelapa