makalah pendidikan agama islam
TRANSCRIPT
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KEIMANAN DAN KETAKWAAN
DISUSUN OLEH :
1. EFA NOVIANTI (08021181320021)
2. ERDA KURNIA EKA PUTRI (08021181320011)
3. FETRISSA (08021381320006)
4. PANJI AGUNG PERKASA (08021281320008)
PEMBIMBING:
KHAIRATUL AINI, S.PdI, M.ED.
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013/2014
KATA PENGANTAR
لسالمعليكم ورحمة هللا وبركاتها
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah “Keimanan dan
Ketakwaan” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai pengertian iman dan takwa, wujud iman, proses
terbentuknya iman, korelasi keimanan dan ketakwaan, dan ciri-ciri orang beriman dan
bertakwa. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
لسالمعليكم ورحمة هللا وبركاتهاو
Indralaya, September 2013
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
KEIMANAN DAN KETAKWAAN
A. Pengertian Iman dan Takwa................................................................................... 1
B. Fungsi dan Peranan Aqidah................................................................................... 2
C. Tingkatan Aqidah.................................................................................................. 4
D. Faktor-faktor Pembinaan Aqidah.......................................................................... 5
E. Eksistensi Ketakwaan............................................................................................ 5
F. Proses Terbentuknya Iman dan Takwa.................................................................. 7
G. Ciri-ciri orang Beriman dan Bertakwa.................................................................. 8
H. Korelasi antara Keimanan dan Ketakwaan........................................................... 14
I. Rangkuman............................................................................................................ 14
PENUTUP........................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 17
ii
KEIMANAN DAN KETAKWAAN
A. Pengertian Iman dan Takwa.
Kata iman berasal dari bahasa arab amana-yu'minu–imanan yang berarti percaya.
Oleh karena itu iman berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati.
Iman menurut bahasa adalah percaya atau yakin, keimanan berarti kepercayaan atau
keyakinan. Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti, atau pokok – pokok kepercayaan
yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama Islam.
Secara sempurna pengertiannya adalah membenarkan (mempercayai) Allah dan
segala apa yang datang dari pada-Nya sebagai wahyu melalui rasul-rasul-Nya dengan kalbu,
mengikrarkan dengan lisan dan mengerjakan dengan perbuatan.
Dalam surat al-Baqarah ayat 165, dikatakan bahwa orang yang beriman adalah orang
yang amat sangat cinta kepada Allah (asyaddu hubban lillah).
Artinya: Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-
orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang
yang berbuat zalim itu, mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa
kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya
mereka menyesal).
Oleh karena itu, beriman kepada Allah berarti sangat rindu terhadap ajaran Allah.
Oleh karena itu beriman kepada Allah berarti amat sangat menaati ajaran Allah yaitu Al-
Quran dan sunnah rasul.
Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah Atthabrani, iman didefinisikan
dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal
perbuatan.
Takwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga,
memelihara dan melindungi. Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka takwa dapat
1
diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama
Islam secara utuh dan konsisten ( istiqomah ).
Seorang muslim yang bertakwa pasti selalu berusaha melaksanakan perintah
Tuhannya dan menjauhi segala larangan-Nya dalam kehidupan ini.
B. Fungsi dan Peranan Aqidah.
Secara etimoligis, aqidah berasal dari ‘aqada-ya‘qidu- ‘aqdan. Yang berarti simpul,
ikatan, perjanjian, dan kokoh.
Sedangkan secara terminologi aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima
secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah.
Aqidah memiliki fungsi beberapa diantaranya yaitu:
1. Menuntun dan mengembangkan dasar ketuhanan yang dimiliki manusia sejak lahir.
Manusia sejak lahir memiliki potensi keberagamaan (fitrah) sehingga sepanjang
hidupnya membutuhkan agama dalam rangka mencari keyakinan terhadap Tuhan.
Aqidah Islam menuntun, dan mengarahkan manusia pada keyakinan yang benar
tentang Tuhan, tidak menduga-duga atau mengira-ngira, melainkan menunjukkan
Tuhan yang sebenarnya.
يمجسانه أو ينصرانه أو يهودانه فأبواه الفطرة على يولد مولود لۥك
“Setiap manusia yang lahir, mereka lahir dalam keadaan fitrah. Orang tuanya lah
yang menjadikannya Yahudi atau Nasran atau Majusii” (HR. Bukhari-Muslim)
2. Memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa.
Agama sebagai kebutuhan fitrah akan senantiasa menuntut dan mendorong
manusia untuk terus mencarinya. Aqidah memberikan jawaban yang pasti sehingga
kebutuhan rohaniahnya dapat terpenuhi. Ia memperoleh ketenangan dan ketentraman
jiwa yang diperlukannya.
Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah
atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada
2
perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui
3. Memberikan pedoman hidup yang pasti.
Keyakinan terhadap Tuhan memberikan arahan dan pedoman yang pasti sebab
aqidah menunjukkan kebenaran keyakinan yang sesungguhnya. Aqidah memberikan
pengetahuan asal dan tujuan hidup manusia sehingga kehidupan manusia akan lebih
jelas dan lebih bermakna.
Artinya: Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-
orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.
4. Meyakini bahwa Islam adalah agama yang terakhir,agama yang benar disisi Allah,
dan merupakan agama yang universal.
Aqidah memiliki peranan penting dalam kehidupan, Abu A‟la Al Maududi
menyebutkan peranan aqidah sebagai berikut.
1. Menjauhi manusia dari pandangan yang sempit dan picik.
2. Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga diri.
Artinya: Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih
hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu
orang-orang yang beriman. (QS. Ali Imran: 139)
3. Menumbuhkan sifat rendah hati dan khidmat.
Artinya: Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-
orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang
3
jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung)
keselamatan. (QS. Al Furqon: 63)
4. Membentuk manusia menjadi jujur dan adil.
5. Menghilangkan sifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap persoalan
dan situasi.
6. Membentuk pendirian yang teguh, kesabaran, ketabahan dan optimisme.
7. Menanamkan sifat ksatria, semangat dan berani; tidak gentar menghadapi resiko,
bahkan tidak takut kepada maut.
Artinya: Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu,
Kendatipun kamu di dalam benteng yang Tinggi lagi kokoh, dan jika mereka
memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan
kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari
sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka
mengapa orang-orang itu (orang munafik) Hampir-hampir tidak memahami
pembicaraan sedikitpun. (QS. An Nisa‟: 78)
8. Menciptakan sikap hidup damai dan ridha.
9. Membentuk manusia menjadi patuh, taat dan disiplin menjalankan peraturan
Illahi.
C. Tingkatan Aqidah.
Tingkatan aqidah itu sebagai berikut :
1. Haqqul yakin, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas dalil-dalil rasional, ilmiah
dan mendalam, dan mampu membuktikan hubungan antara obyek keyakinan dengan
4
dalil-dalil serta mampu menemukan dan merasakan keyakinan tersebut melalui
pengalaman agamanya.
2. Ainunul yakin, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas dalil-dalil rasional,
ilmiah yang mendalam, sehingga mampu membuktikan hubungan antara obyek
keyakinan dengan dalil-dalil serta mampu memberikan argumentasi yang rasional
terhadap sanggahan-sanggahan yang datang.Ia tidak mungkin terkecoh oleh
argumentasi lain yang dihadapkan kepadanya.
3. Yakin, yaitu keyakinan yang didasarkan atas bukti dan dalil yang jelas, tetapi belum
sampai menemukan hubungan yang kuat antara obyek keyakinan dan dalil yang
diperolehnya. Hal ini memungkinkan orang terkecoh oleh sanggahan-sanggahan atau
dalil-dalil lain yang lebih rasional dan lebih mendalam.
4. Taqlid, tingkatan keyakinan yang didasarkan atas pendapat orang yang diikutinya
tanpa dipikirkan.
D. Faktor-faktor Pembinaan Aqidah.
Adapun faktor-faktor pembinaan tersebut yaitu:
1. Memahami konsep Islam yang sebenarnya dan memahami konsep aqidah secara
khusus.
2. Mengerjakan amal shaleh dengan sebaik-baiknya.
3. Senantiasa berjihad melawan nafsu dan syaitan untuk beriltizam dengan Islam.
4. Bertawakkal kepada Allah.
5. Membersihkan hati dengan cara meninggalkan dosa dan melakukan perkara-perkara
yang diperintahkan oleh Allah sehingga akan mendapatkan keridhoan Allah.
E. Eksistensi Ketakwaan
Takwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah. Yang berarti takut, menjaga,
memelihara dan melindungi. Sesuai dengan makna tersebut, maka takwa dapat diartikan,
sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama islam secara
utuh dan konsisten (istiqomah).
5
Yang dimaksud eksistensi ketakwaan adalah wujud dari ketakwaan seorang umat.
Karakteristik orang-orang yang bertakwa, secara umum dapat dikelompokkan sebagai berikut
:
1. Memelihara fitrahnya.
2. Mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan melalui kesanggupan
mengorbankan harta.
3. Mendirikan shalat dan menunaikan zakat.
4. Menepati janji, yang dalam pengertian lain memelihara kehormatan diri.
5. Sabar disaat mendapat cobaan.
Adapun ruang lingkup takwa terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu :
1. Hubungan manusia dengan Allah SWT
Seseorang yang bertaqwa (muttaqin) adalah seorang yang menghambakan
dirinya kepada Allah SWT.
Ketakwaan kepada Allah dapat dilakukan dengan cara beriman kepada Allah
menurut cara-cara yang diajarkan-Nya melalui wahyu yang sengaja diturunkan-Nya
untuk menjadi petunjuk dan pedoman hidup manusia, seperti yang terdapat dalam
(QS. Ali-Imran 3:138)
Artinya: (Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta
pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
2. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
Selain kita harus bertakwa kepada Allah, manusia juga harus bisa menjaga hati
nuraninya dengan baik seperti yang telah dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW.
Selain itu manusia juga harus bisa mengendalikan hawa nafsunya karena tak
banyak diantara umat manusia yang tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya
sehingga semasa hidupnya hanya menjadi budak nafsu belaka seperti yang tertulis
dalam Al-quran Surat Yusuf ayat 53 :
6
Artinya: Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi
rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha
Penyanyang.
3. Hubungan manusia dengan manusia.
Orang yang bertakwa akan dapat dilihat dari peranannya di tengah-tengah
masyarakat. Sikap takwa tercermin dalam bentuk kesetiaan untuk menolong orang
lain, melindungi yang lemah, suka memaafkan orang lain, menepati janji, lapang
dada, menegakkan keadilan dan berlaku adil.
4. Hubungan manusia dengan lingkungan hidup.
Hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya dapat dikembangkan antara
lain dengan memelihara dan menyayangi binatang dan tumbuhan, tanah, air, dan
udara serta semua alam semesta yang sengaja diciptakan Allah untuk kepentingan
manusia dan makhluk lain. Yang dijelaskan dalam surat Al-A‟raf ayat 56 :
Artinya: Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima)
dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada
orang-orang yang berbuat baik.
F. Proses Terbentuknya Iman dan Takwa
Sebelum Allah SWT menciptakan manusia di permukaan bumi ini, Allah telah
menginformasikan bahwa manusia di alam ruh sudah mengikrarkan Allah adalah tuhan
mereka, hal ini disebutkan dalam surat al-„A‟raf ayat 172 :
7
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami
menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
ini (keesaan Tuhan)”.
Ayat diatas sudah sangat jelas bahwa secara fitrahnya manusia sudah mengimani Allah
sejak dalam kandungan.
Untuk menjaga kefitrahannya itu menurut Abdurrahman Hasan Habanakah dalam
bukunya ( Al-aqidah Al-Islamiyah wa ususuha halaman 73 ) menjelaskan .
1. Hendaklah ditanamkan keimanan, bahwa Allah bersifat wahdaniyah, serta
mempunyai sifat-sifat mulia.
2. Hendaklah ditanamkan ketauhidan uluhiyah, yaitu bahwa Allahlah satu-satunya yang
berhak disembah.
3. Hendaklah ditanamkan ketauhidan rububiyah, yaitu Allah SWT lah yang memberi
segala kenikmatan berupa rezeki materi maupun immateri.
4. Bahwa kehidupan didunia ini bersifat sementara sedangkan akhirat adalah tempat
yang abadi.
G. Ciri-ciri Orang Beriman dan Bertakwa.
Di dalam al-Qur‟an banyak sekali terdapat ciri-ciri orang beriman, diantaranya:
1. Senantiasa mengingat Allah, sebagaimana pada surat Al-Anfal: 2
8
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut
nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya
bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal.
2. Senantiasa tawakal, salah satu dalilnya adalah surat at-Thaghabun: 13.
Artinya: (Dia-lah) Allah tidak ada Tuhan selain Dia. dan hendaklah orang-orang
mukmin bertawakkal kepada Allah saja.
3. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya (QS. Al-
Mu‟minun: 1-2).
Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-
orang yang khusyu' dalam sembahyangnya.
4. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat (QS. Al- Mu‟minun: 3)
Artinya: Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan)
yang tiada berguna.
5. Menafkahkan rezki yang diterimanya (QS. Al-Mu‟minun: 4).
9
Artinya: Dan orang-orang yang menunaikan zakat.
6. Menjaga kehormatannya (QS. Al-Mu‟minun: 5)
Artinya: Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya.
7. Memelihara amanah dan menepati janji (QS. Al-Mu‟minun: 8)
Artinya: Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan
janjinya.
8. Berjihad di jalan Allah dan suka menolong (QS. Al-Anfal: 74)
Artinya: Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan
Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan
(kepada orang-orang muhajirin), mereka Itulah orang-orang yang benar-benar
beriman. mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia.
Sedangkan, beberapa dari ciri-ciri dari orang bertakwa, diantaranya:
1. Beriman kepada Allah dan yang ghaib (QS. Al Baqarah: 2-3)
10
Artinya: Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan
shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
2. Sholat, zakat, puasa (QS. Al Baqarah: 183)
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
3. Infak disaat lapang dan sempit, serta menahan amarah dan memaafkan orang lain
(QS.Ali Imran:133-134)
Artinya: Dan bersegeralah kamu kepada
ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan.
11
4. Takut pada Allah (QS. Al Maidah: 28)
Artinya: Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku,
aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu.
Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam.
5. Menepati janji (QS. At Taubah: 4)
Artinya: Kecuali orang-orang musyrikin yang kamu telah Mengadakan Perjanjian
(dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi sesuatu pun (dari isi perjanjian)mu
dan tidak (pula) mereka membantu seseorang yang memusuhi kamu, Maka terhadap
mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertaqwa.
6. Berlaku lurus pada musuh ketika mereka pun melakukan hal yang sama (QS.At-
Taubah: 7)
Artinya: Bagaimana bisa ada Perjanjian (aman) dari sisi Allah dan RasulNya dengan
orang-orang musyrikin, kecuali orang-orang yang kamu telah Mengadakan
Perjanjian (dengan mereka) di dekat Masjidilharaam? Maka selama mereka Berlaku
12
Lurus terhadapmu, hendaklah kamu Berlaku Lurus (pula) terhadap mereka.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.
7. Bersabar dan menjadi pendukung kebenaran (QS. Ali-Imran: 146)
Artinya: Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka
sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah
karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula)
menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.
8. Tidak meminta ijin untuk tidak ikut berjihad (QS. At-Taubah: 44)
Artinya: Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, tidak akan
meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. dan
Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.
9. Berdakwah agar terbebas dari dosa ahli maksiat (QS. Al-An'am: 69)
Artinya: Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikitpun atas orang-orang yang
bertakwa terhadap dosa mereka; akan tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan
agar mereka bertakwa.
13
Dari beberapa dalil di atas bisa kita simpulkan bahwasanya iman dan takwa adalah dua
hal yang saling berhubungan satu sama lainnya.
H. Korelasi antara Keimanan dan Ketakwaan.
Keimanan dan ketakwaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena keimanan
merupakan suatu fondasi, adapun ketakwaan adalah manifestasi daripada keimanan untuk
mendapatkan derajat ketakwaan.
Dalam al-Qur‟an sering diungkapkan kata-kata iman dan ujung daripada ungkapan itu
biasanya dipergunakan kata-kata agar kamu dapat bertakwa kepada Allah. Artinya bahwa
seseorang yang beriman tidak cukup hanya dia beriman tetapi diharapkan dia bertakwa.
Takwa itu adalah puncak kemuliaan disisi Allah sebagaimana firman Allah dalam al-Qur‟an
surat al Hujarat: 13
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha Mengenal.
Untuk mencapai tingkat ketakwaan seorang harus melalui jalur muslim, mukmin, dan
muttaqin.
I. Rangkuman
Secara bahasa iman berarti percaya, adapun menurut bahasa iman adalah mempercayai
dengan hati, diucapkan melalui lisan, dan diamalkan dengan anggota tubuh. Iman juga bisa
diartikan sebagai aqidah. Sedangkan takwa adalah mengerjakan perintah-perintah Allah dan
menjauhi larangan-larangan-Nya.
14
Adapun fungsi aqidah diantaranya, menuntun dan mengembangkan dasar ketuhanan
yang dimiliki manusia sejak lahir, memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa,
memberikan pedoman hidup yang pasti, meyakini bahwa Islam adalah agama yang
terakhir,agama yang benar disisi Allah, dan merupakan agama yang universal.
Kepercayaan seseorang diukur dari tingkatan yang tertinggi sampai terendah yaitu,
haqqul yakin, ainul yakin, yakin, dan taqlid. Sebelum manusia diciptakan ke muka bumi ini,
manusia sudah mengikrarkan bahwa Allah adalah Tuhan mereka. Di dalam al-Qur‟an banyak
dijelaskan ciri-ciri dari orang beriman dan bertakwa. Karena, keimanan dan ketakwaan tidak
bisa dipisahkan satu sama lainnya.
15
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya. Terimakasih.
16
DAFTAR PUSTAKA
Nurhasan, dkk. 2011. Buku Ajar Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Agama Islam.
Palembang: Penerbit Unsri.
Mustofa. 2011. Ciri-ciri Orang Beriman dan Bertaqwa Menurut Al-Quran. [Online].
Tersedia: http://musthof.blogspot.com/2011/08/ciri-ciri-orang-beriman-dan-
bertaqwa.html. Diakses pada tanggal 6 September 2013.
Nayawati. 2009. Pengertian dan Fungsi Aqidah, Hubungan Aqidah dengan Semua Ibadah,
dan Aplikasinya. [Online]. Tersedia: http://nayawati.blogspot.com/2009/11/1-
pengertian-dan-fungsi-aqidah-hubungan.html. Diakses pada tanggal 6 September
2013.
________, 2013. Mengenal Agama Yang Fitrah. [Online]. Tersedia:
http://muslim.or.id/aqidah/mengenal-agama-yang-fitrah.html. Diakses pada tanggal 7
September 2013.
Luthfi. 2012. Taqwa. [Online]. Tersedia: http://ueu6448.blog.esaunggul.ac.id/2012/08/04/14.
Diakses pada tanggal 5 September 2013.
________, 2013. Makalah Takwa dan Ruang Lingkupnya. [Online]. Tersedia:
http://taqwadanberiman.blogspot.com/2013/04/makalah-taqwa-dan-ruang-
lingkupnya.html. Diakses pada tanggal 5 September 2013.
17