makalah pengangguran
DESCRIPTION
tugas pkn siswaTRANSCRIPT
MAKALAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“PENGANGGURAN”
Disusun Oleh :
1. Muliana Ahmad2. Ummul Chair3. Rismawati4. Hadijah
SMA NEGERI 1 BONTOA
KABUPATEN MAROS
2009
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat
Allah SWT, atas segala karunaia-Nya sehingga makalah yang
berjudul “Pengangguran“ dapat diselesaikan. Salam dan Taslim
ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan
petunjuk bagi kita semua agar tetap beraktivitas sebagai seorang
hamba yang di ridhoi oleh Allah SWT.
Cukup banyak hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam
menyelesaikan skripsi ini. Meskipun demikian, atas petunjuk dan
limpahan rahmat-Nya hambatan dan kesulitan tersebut dapat
teratasi dengan adanya uluran tangan dan bantuan dari berbagai
pihak. Sehingga pada saatnya makalah ini dapat terwujud meskipun
dalam bentuk sederhana. Untuk itu sudah sepantasnya jika
penyususn menyampaikan penghormatan yang setinggi-tingginya
dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Guru
Pembimbing Drs. Dideng Kadir, M. Pd., atas petunjuk dan bimbingan
yang diberikan kepada Penyusun sehingga makalah ini dapat
diselesaikan. Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada
rekan-rekan dan segenapa pihak yang telah membantu penulis
ii
dalam pengumpulan data selama penyusunan makalah ini.
Keberhasilan penyusunan makalah ini takkan ada tanpa restu dan
dorongan kedua orang tua kamis tercinta. Oleh karena itu, penyusun
mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya.
Disadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritikan yang konstruktif
senantiasa diharapkan demi perbaikan.
Akhirnya kepada Allah SWT. penulis memohon doa restu atas
segala jasa-jasa mereka dapat dibalas dengan pahala yang berlipat
ganda. Amin.
Maros, 23 Nopember 2009
Penyusun,
Kelompok
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................1
A. Latar Belakang .........................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................6
C. Tujuan.......................................................................................7
D. Manfaat ....................................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA .....................................................................8
A. Pengertian Pengangguran .......................................................8
B. Sebab-sebab terjadinya Pengangguran ..................................9
BAB III PEMBAHASAN .........................................................................11
A. Jenis-jenis pengangguran ........................................................11
iv
B. Dampak terjadinya pengangguran ...........................................12
C. Upaya untuk mengatasi pengangguran ..................................16
BAB IV PENUTUP.................................................................................20
A. Simpulan ................................................................................20
B. Saran ......................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................21
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
”Let us take care of employment, employment will take care of
growth.” (Mahbub Ul-Hag,1970)
Lebih dari 30 tahun lalu, Mahbub Ul-Haq, seorang ekonom
kenamaan dari India,mengingatkan pentingnya fokus pada
ketenagakerjaan pada setiap persoalan.
Ketenagakerjaan menyangkut banyak aspek yang tidak
melulu ekonomi, tetapi juga sosial, politik, dan kebahagiaan
individu secara umum. Peringatan Mahbub ini kembali bergaung
saat ini ketika krisis mendera di banyak negara, termasuk
Indonesia. Krisis ekonomi yang berdampak rata pada hampir
semua sektor mengharuskan pengambil kebijakan untuk memilih
prioritas kebijakan mengingat terbatasnya sumber daya. Prioritas
yang tepat bagi Mahbub, yang juga saya amini, adalah
pengatasan masalah pengangguran.
Dari literatur empiris, dampak krisis pada pengangguran di
negara berkembang biasanya tidak separah seperti di negara
1
maju di mana terdapat berbagai asuransi sosial dan perlindungan
pekerja. Sebaliknya, kejatuhan nilai output akibat krisis
cenderung lebih dalam di negara berkembang ketimbang negara
maju.
Kejatuhan nilai output lebih dari 13% pada krisis 1997/1998
di Indonesia, misalnya, hanya diiringi kenaikan tingkat
pengangguran terbuka sekitar 0,5%. Dengan kata lain, hukum
Okun (Arthur Okun, 1962) yang menyatakan bahwa setiap
peningkatan pengangguran akan diiringi oleh penurunan tingkat
output berlipat ganda lebih menemukan aplikasinya di negara
berkembang ketimbang negara maju.
Dari krisis 1997/1998, ada beberapa alasan untuk hal ini.
Pertama, adanya fenomena labour hoarding di mana pengusaha
cenderung menahan pekerja yang dimiliki meski ada kejatuhan
permintaan. Rasio produktivitas akan menurun yang membuat
output tertekan,sementara jumlah pekerja konstan.Satu hal yang
disebabkan sulitnya mencari pekerja dengan skill dan
keterampilan spesifik (Manning,2000).
Kedua,negara berkembang seperti Indonesia memiliki katup
pengaman berupa sektor informal yang lebih luas ketimbang
2
negara maju. Apa yang terobservasi sekadar perpindahan
pekerja dari sektor formal ke sektor informal, bukannya
peningkatan angka pengangguran.
Ketiga,pendapatan relatif pekerja di negara berkembang
jauh lebih rendah ketimbang pekerja di negara maju.Pekerja di
negara berkembang juga biasanya tidak memiliki banyak
tabungan sehingga tidak bekerja bukanlah satu pilihan untuk
mempertahankan keberlangsungan hidup.
Keempat, terkait dengan hal teknis statistik, pekerja yang
terkena PHK akan berhenti mencari kerja dan memilih untuk
melakukan hal lain seperti kembali bersekolah atau sekadar
mengurus rumah tangga. Dengan kata lain, mereka berhenti
menjadi angkatan kerja dan tidak terhitung secara statistik
sebagai pengangguran.
Akan tetapi, kecenderungan ini agaknya tidak akan
berlanjut. Berbagai estimasi,termasuk dari ILO dan
INDEF,menunjukkan akan terdapat peningkatan jumlah
penganggur antara 650.000 sampai dengan 1 juta orang pada
2009. Ini belum termasuk tambahan jumlah penganggur dari
3
pekerja Indonesia di luar negeri yang menurut estimasi Migrant
Care berkisar 500.000 sampai dengan 1 juta orang.
Dengan kata lain, merujuk pada angka angkatan kerja pada
2008, akan terdapat peningkatan angka pengangguran antara 1–
2% pada 2009. Data-data awal juga mengindikasikan keseriusan
persoalan yang ada. Badan Litbang Depnakertrans, misalnya,
menunjukkan sudah terdapat sekitar 90.000 orang yang akan
atau sudah terkena PHK hingga akhir Januari 2009 pada sektor
formal. Ledakan pengangguran pada sektor formal dipastikan
akan berdampak pada sektor informal serta mengikis pendapatan
riil pekerja.
Mereka yang diberhentikan pada sektor formal akan pindah
bekerja pada sektor informal dan mengakibatkan penurunan
produktivitas yang menekan tingkat upah. Kondisi ini akan
mengamplifikasi gejala informalisasi pasar kerja yang sudah
terjadi selama lima tahun terakhir.Pada saat ini, sekitar dua
pertiga dari pekerja bekerja di sektor informal yang umumnya
minim perlindungan dan memiliki produktivitas rendah.
Melemahnya permintaan akibat krisis global akan
meningkatkan rasio pekerja informal. Informalisasi pasar kerja
4
juga akan mempertimpang distribusi pendapatan domestik.
Padahal, angka ketimpangan yang diukur oleh koefisien Gini
sesungguhnya sudah memprihatinkan karena tertinggi selama
hampir 30 tahun terakhir.
Untuk mengatasi dampak krisis global kali ini diperlukan dua
strategi sekaligus. Dalam jangka pendek, satu strategi diperlukan
untuk membantu yang mereka terkena atau bakal terkena PHK di
sektor formal.Implementasi dari strategi ini bisa dilakukan dengan
memperluas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) atau Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang saat ini hanya
diperuntukkan bagi masyarakat miskin dan hampir miskin.
PNPM, misalnya, menyediakan latihan kerja bagi para
penganggur untuk memperoleh keterampilan/skill baru yang
memfasilitasi transisi mereka yang terkena PHK pindah bekerja
ke sektor lain.
Demikian pula,program food for work atau cash for work
harus juga menyentuh mereka yang terkena PHK. Pada saat
sama, KUR bisa digunakan sebagai modal mereka yang terkena
PHK untuk memulai usaha kecil. Perluasan PNPM dan KUR
dalam jangka pendek selain meringankan beban masyarakat
5
kecil, juga akan menopang daya beli dan konsumsi nasional
sehingga tingkat pertumbuhan nasional domestik juga akan turut
tertopang. Pada saat sama, strategi lain yang lebih bersifat
jangka menengah dan panjang diperlukan untuk membenahi
sektor ketenagakerjaan formal. Pekerjaan rumah yang lama
terbengkelai adalah peninjauan ulang berbagai peraturan yang
melingkupi pasar kerja. Berbagai kekakuan pasar kerja dan
birokrasi penetapan upah yang bersumber dari berbagai
peraturan ini harus disederhanakan.
Hal lain yang bersifat jangka panjang adalah
pemberantasan ekonomi biaya tinggi yang masih merupakan
hantu penanaman modal yang membatasi ruang berkembang
bagi sektor formal ketenagakerjaan dalam negeri.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Faktor apa yang mempangaruhi terjadinya pengangguran ?
2. Apa penyebab terjadinya pengangguran di Indonesia ?
3. Bagaimana mengatasi terjadinya pengangguran ?
6
C. Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan masalah yang akan
capai adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian pengangguran dari berbagai
pakar
2. Untuk mengetahui dampak dari pengangguran bagi
perekonomian di Indonesia.
3. Untuk mencari solusi bagaimana mengatasi pengangguran di
Indonesia.
D. Manfaat
Setelah mempelajari makalah ini maka dapat diperoleh beberapa
manfaat sebagai berikut :
1. Mencari solusi bagaimana mengantisipasi terjadinya
pengangguran besar-besaran di Indonesia.
2. Mengetahui dampak terjadinya pengangguran yang terjadi
pada di Indonesia.
3. Mengambil tindakan secepat mungkin untuk menghindari
penambahan pengangguran yang terjadi saat ini.
4. Mengantisipasi diri jangan sampai turut menjadi
pengangguran.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk
orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja,
bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang
yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan
kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah
lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian
karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial
lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara
membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan
kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
8
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang
buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang
adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu
negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal
istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan
oleh lebih banyak orang.
B. Sebab-sebab terjadinya pengangguran
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran
adalah sebagai berikut:
1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan
Kesempatan Kerja
9
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja
lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi
sebaliknya sangat jarang terjadi.
2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan
tenaga terdidik tidak seimbang
Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar
daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak
terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara
tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia.
Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga
kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang
tersedia.
4. Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita
dalam seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia
5. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah
tidak seimbang
10
BAB III
PEMBAHASAN
A. Jenis-jenis Pengangguran
1. Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang
sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu,
informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan
pembuka lamaran pekerjaan.
2. Pengangguran Struktural / Structural Unemployment
Pengangguran struktural adalah keadaan di mana
penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu
memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan
kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan
meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang
memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
11
3. Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment
Pengangguran musiman adalah keadaan
menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka
pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur.
Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, tukan
jualan duren yang menanti musim durian.
4. Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang
menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga
permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran
kerja.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah
angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan
pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran
seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena
dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan
masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
12
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara
membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah
angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur
harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap
penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial
sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP
dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
"pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya
bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih
banyak orang.
13
B. Dampak Pengangguran bagi Perekonomian
Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap per-
ekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran
terhadap dua aspek ekonomi , yaitu:
1. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu
Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara
pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran
masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam
keadaan naik terus.
Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi,
hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan
pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif
terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di
bawah ini:
Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat
memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal
ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan
14
pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat
akan lebih rendah daripada pendapatan potensial
(pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu,
kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih
rendah.
Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional
yang berasal dari sector pajak berkurang. Hal ini terjadi
karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan
kegiatan perekonomian me-nurun sehingga pendapatan
masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak
yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun.
Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan
ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga
kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan
ekonomi. Adanya pengangguran akan menye-babkan
daya beli masyarakat akan berkurang sehingga
permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan
berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan
Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau
15
pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi
menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan
terpacu.
2. Dampak pengangguran terhadap Individu yang Meng-
alaminya dan Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran
terhadap individu yang mengalaminya dan terhadap
masyarakat pada umumnya:
1. Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
2. Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
3. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social
politik.
C. Upaya untuk mengatasi pengangguran
Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-
cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis
pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut :
Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang
digunakan adalah :
16
1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
2. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat
dan sektor yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi
yang kekurangan
3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi
kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
4. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang
mengalami pengangguran.
Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain
dapat digunakan cara-cara sbb:
1. Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan
industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya
2. Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri
untuk merangsang timbulnya investasi baru
3. Menggalakkan pengembangan sector Informal, seperti
home indiustri
4. Menggalakkan program transmigrasi untuk me-nyerap
tenaga kerja di sector agraris dan sector formal lainnya
17
5. Pembukaan proyek-proyek umum oleh peme-rintah,
seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA,
dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara
langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari
kalangan swasta.
Cara Mengatasi Pengangguran Musiman.
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :
1. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja
di sektor lain, dan
2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk
memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
Cara mengatasi Pengangguran Siklus
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini adalah :
1. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang
dan jasa, dan
2. Meningkatkan daya beli Masyarakat.
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka kami dapat menyimpulkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan
kerja dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya. Masalah pengangguran yang menyebabkan
tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran
masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah
pokok makro ekonomi yang paling utama.
2. Penyebab pengangguran
a. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
b. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
c. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
d. Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia
e. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang
19
B. Saran
Dari kesimpulan di atas maka kami dapat menyarankan
hal-hal sebagai berikut ;
1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
2. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan
sektor yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang
kekurangan
3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi
kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
4. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang
mengalami pengangguran.
20
DAFTAR PUSTAKA
Internet
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran, dibaca pada tanggal 8 Desember 2009, didownload pada tanggal 8 Desember 2009. Di warnet three.net
2. http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/804/804/. dibaca pada tanggal 8 Desember 2009, didownload pada tanggal 8 Desember 2009. Di warnet three.net
3. http://www.antaranews.com/view/?i=1245626060. dibaca pada tanggal 8 Desember 2009, didownload pada tanggal 8 Desember 2009. Di warnet three.net
4. http://mimodjo.blogspot.com/2009/02/mengantisipasi-persoalan-pengangguran.html. dibaca pada tanggal 8 Desember 2009, didownload pada tanggal 8 Desember 2009. Di warnet three.net
5. http://www.slideshare.net/DadangSolihin/pengangguran. dibaca pada tanggal 8 Desember 2009, didownload pada tanggal 8 Desember 2009. Di warnet three.net
6. www.slideshare.net/.../pengangguran - Amerika Serikat. dibaca pada tanggal 8 Desember 2009, didownload pada tanggal 8 Desember 2009. Di warnet three.net
7. www.ilmukomputer.org/2009/.../menekan-pengangguran-dengan-blog/. dibaca pada tanggal 8 Desember 2009, didownload pada tanggal 8 Desember 2009. Di warnet three.net
21