makalah penghayatan pancasila sila pertama
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pembahasan mengenai Penghayatan dan Pengamalan Pancasila Sila Pertama dalam menjawab kebhinekaan dan kemajuan zamanTRANSCRIPT

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia mempunyai latar belakang yang sangat beragam.
Perbedaan itu meliputi banyak aspek kehidupan, mulai dari suku, agama, ras dan
bahasa. Masyarakatnya terdiri dari berbagai penganut agama dan kepercayaan
sejak sebelum kemerdekaan. Walaupun demikian bangsa ini tetap berusaha keras
mempertahankan kesatuan dengan semboyan bhineka tunggal ika yang bahkan
tertera pada lambang negara.
Namun walaupun demikian tidak seluruh rakyat Indonesia bisa
menempatkan diri dalam kerangka itu. Sebagian rakyat Indonesia tersebut tidak
mendapatkan pendidikan yang cukup mengenai hal tersebut. Ada yang kurang
beruntung karena hanya melihat perilaku pemimpin mereka yang jauh dari
penghayatan dan pengamalan Pancasila sebagaimana mestinya. Akibatnya mereka
pun tidak bisa menjadi pengamal Pancasila yang benar.
Kondisi masyarakat Indonesia seperti itulah yang mengarahkan pemikiran
penulis untuk membahas mengenai Pancasila Sila Pertama dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Rumusan makalah ini adalah “Bagaimana Pengamalan Pancasila Sila
Pertama dalam menghadapi tantangan keberagaman dan kemajuan zaman?”
C. Tujuan Makalah
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui Pengamalan Pancasila
Sila Pertama dalam menghadapi tantangan keberagaman dan kemajuan zaman?
1

D. Manfaat Makalah
Penulis berharap makalah ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan
pembaca dalam memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila secara
kaffah. Penulis juga yakin dengan menulis karya ilmiah dalam bentuk makalah
ini, kemampuan penulis dalam menyusun sebuah karya tulis ilmiah dapat
meningkat sehingga.
2

BAB II
PEMBAHASAN
PENGHAYATAN SILA PERTAMA PANCASILA
KETUHANAN YANG MAHA ESA
A. Sila Pertama Pancasila
Sila 1, Ketuhanan Yang Maha Esa, mengajak kita untuk takwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Kita semua punya agama dan keyakinan. Kita tinggal
menjalankan kewajiban kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, sila ke 1
ini mengajak kita untuk menjalin kerukunan dengan sikap saling hormat –
menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama. Walaupun berbeda agama,
kita harus tetap menjaga kerukunan dan menjaga kenyamanan beragama antara
pemeluk agama satu dengan agama yang lainnya. Seperti yang kita tahu,
Indonesia sungguh kaya akan budaya. Bahkan di Indonesia ada 5 agama yang
diakuin. Ada Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Kita semua hidup
berdampingan, dan diharapkan dapat menjaga hubungan baik diantara pemeluk
agama lainnya.
B. Prinsip tata cara Pengamalan Sila Pertama Pancasila
Marilah kita lihat sejenak apa yang dilakukan Ayah, Ibu dan Anda di
rumah, pada saat kedua orang tua Anda menegur kakak atau adik Anda. Mungkin
Anda sendiri yang ditegurnya, misalnya orang tua Anda mengatakan “Nak
janganlah kamu membantah perintah/nasehat Ayah dan Ibumu” nanti kamu bisa
celaka ataupun durhaka. Cobalah buka pintu ataupun jendela rumah Anda, lihatlah
tetangga sebelah mungkin ada suara yang samar terdengar “Wahai Akri misalnya
tetangga Anda anaknya bernama Akri, Janganlah kamu suka menghina orang lain,
walaupun orang lain itu agamanya tidak sama dengan kita”. Lalu kita lihat lebih
jauh lagi, mengapa Polisi itu mengatur kendaraan yang sedang lewat di jalan raya?
Dari beberapa contoh sederhana tadi, apa yang bisa Anda simpulkan?
3

GambarKeserasisan Keluarga
(keluarga: Ayah, Ibu, dan anak yang sedang berkumpul di suatu ruangan)
Cobalah Anda pahami prinsip tata cara Pengamalan Sila Pertama
Pancasila berikut ini:
1. Bangsa Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut kemanusiaan
yang adil dan beradab.
2. Hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan
penganutpenganut kepercayaan yang berbeda-beda.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaannya.
4. Tidak memaksakan sesuatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
Dalam batang tubuh UUD 1945 (Ps 29 UUD 1945) tersirat mengenai
pengaturan dan ketentuan kehidupan agama bagi penduduk Indonesia, Negara
menjamin kemerdekaan kepada penduduk untuk memeluk agama yang
diyakininya. Kebebasan memeluk agama adalah salah satu hak yang paling asasi
diantara hak-hak asasi manusia, sebab kebebasan agama itu langsung
bersumberkan kepada martabat manusia sebagai mahluk Tuhan.
Manusia selain merupakan mahluk ciptaan Tuhan juga merupakan mahluk
sosial, yang berarti bahwa manusia memerlukan pergaulan dengan manusia
lainnya. Setiap manusia perlu bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainnya.
4

Bangsa Indonesia yang beraneka agama, menjalankan ibadahnya masing-masing
dimana pemeluk melaksanakan ajaranNya sesuai dengan norma agamanya. Agar
tidak terjadi pertentangan antara pemeluk agama yang berbeda, maka hendaknya
dikembangkan sikap toleransi beragama, yaitu sikap hormat menghormati sesama
pemeluk agama yang berbeda, sikap menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai ajaran agama masing-masing, dan tidak boleh memaksakan suatu agama
kepada orang lain. Tolenransi beragama tidak berarti bahwa ajaran agama yang
satu bercampur aduk dengan ajaran agama lainnya.
GambarKeserasian dalam Beribadah (tempat ibadah dari semua agama)
C. Pelaksanaan Ibadah Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa
Sebelum Anda membaca materi berikut ini cobalah Anda lihat di sekitar
Anda dan renungkan sejenak! Mengapa teman Anda, tetangga sebelah rumah atau
mungkin Ayah dan Ibu Anda sendiri berbeda suku atau bangsa, adat istiadat,
bahasa serta agama? Tetapi mereka tetap merasa satu sebagai bangsa Indonesia.
Apalagi kalau kita lihat salah satu contoh tentang perikehidupan beragama di
Indonesia, walupun ada yang berbeda agama dan kepercayaan, mereka tetap
bekerjasama saling membantu, tolong menolong tanpa melihat adanya perbedaan.
Ada beberapa faktor yang memberikan pengaruh adanya kehidupan yang selaras,
serasi dan seimbang antara pemeluk agama diantaranya:
5

Latar belakang sejarah dan kehidupan masyarakat Indonesia
Landasan moral/hukum yang meliputi: Pancasila, UUD 1945 serta
ketetapan MPR dan peraturan lainnya.
a. Latar belakang sejarah dan kehidupan masyarakat Indonesia
Dapat kita lihat dimana sejak dahulu keanekaragaman ada pada bangsa
Indonesia. Hal ini terjadi karena masyarakat Indonesia tinggal dipulau yang
berbeda, masing-masing memiliki ciri sendiri. Oleh karena itu bangsa kita
menjadi bangsa yang majemuk, walaupun berasal dari nenek moyang yang sama,
dan sejak zaman dahulu bangsa Indonesia mempunyai keyakinan percaya kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Didasari unsur-unsur kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa maka
dengan mudah dan damai bangsa kita menerima agama dari luar. Perhatikan
gambar di bawah ini:
GambarMacam-macam agama (melaksanakan ibadah Hindu, Budha, Islam, Kristen)
Macam-macam agama seperti pada gambar di atas mudah diterima oleh
bangsa Indonesia, karena:
1. Bangsa Indonesia sudah sejak dahulu kala mempunyai kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Bangsa Indonesia memiliki sikap yang ramah ,toleran dan terbuka
terhadap bangsa lain yang membawa ajaran agamanya.
3. Ajaran agama itu semuanya mengajarkan manusia untuk berbuat baik,
kasih sayang, persaudaraan dan perdamaian sesama manusia.
6

Nenek moyang kita akhirnya memeluk salah satu agama sesuai dengan
keyakinan masing-masing, hal ini berlangsung terus menerus secara turun
temurun sampai sekarang.
b. Landasan Moral/Hukum Bangsa Indonesia
Dalam melaksanakan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa memiliki
landasan yang dapat menjamin kehidupan beragama, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Pancasila, dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan didasari oleh sila-sila
lainnya.
2. Pembukaan UUD 1945: pada alenea ke tiga: Atas berkat rahmat Allah
yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan yang luhur....
Alenea ke empat: Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa .... Pasal 29 ayat (1)
UUD 1945: Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
3. Ketetapan MPR No IV/MPR/1999 tentang GBHN. Garis-garis Besar
Haluan Negara (GBHN). Dalam ketetapan tersebut dicantumkan bahwa
salah satu arah kebijakan bidang agama adalah meningkatkan dan
memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama sehingga tercipta
suasana kehidupan yang harmonis dan saling menghormati dalam
semangat kemajemukan melalui dialog antar umat beragama dan
pelaksanaan pendidikan agama secara deskriptif yang tidak dogmatis
untuk tingkat perguruan tinggi.
Dari beberapa uraian di atas kita dapat menyimpulkan pelaksanaan Ibadah
Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa antara lain:
1. Negara kita adalah negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha
Esa.
2. Negara memberikan jaminan kebebasan kepada warga negara untuk
memeluk salah satu agama atau kepercayaan sesuai dengan keyakinan
masing-masing.
3. Kita tidak boleh memaksakan seseorang untuk memeluk agama kita atau
memaksa seseorang pindah dari satu agama ke agama yang lain.
7

4. Dalam hal ibadah negara memberikan jaminan seluas-luasnya kepada
semua umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan
masing-masing.
5. Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan beriman kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Kemudian pengertian Ibadah adalah perbuatan menghambakan diri kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang didasari kekuatan mengerjakan perintahnya dan
menjauhi larangannya. Agama adalah ajaran, terutama didasarkan antara
hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan sesama dan dengan
alam sekitarnya berdasarkan suatu kitab suci.
Jadi pengertian Ibadah tidak hanya melakukan kewajiban kepada Tuhan,
tetapi juga kepada sesama manusia dan alam sekitarnya. Setiap agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengajarkan kepada pemeluk dan
penganutnya, tentang perintah-perintah dan larangan larangan Tuhan, bagaimana
harus bersikap dan bertindak dalam hubungannya dengan Tuhan maupun dalam
hubungannya dengan sesama manusia dan alam sekitarnya.
GambarSuasana Ibadah (Masjid dan suasana orang selesai ibadah)
8

Agama mempunyai fungsi yang penting antara lain:
Agama sebagai sumber inspirasi. Bagi bangsa indonesia, agama dapat
menjadi sumber inspirasi dalam berbudaya baik yang berupa fisik maupun
non fisik.
Sumber Moral. Agama di Indonesia dapat memberikan dorongan batin
maupun moral atau akhlak yang baik bagi manusia. Pembangunan berjalan
dengan baik karena dilakukan dengan semangat ibadah kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Sumber Motovasi dan Inovasi. Agama dapat memberikan semangat dalam
bekerja dan lebih kreatif serta produktif. Pada gilirannya dapat pula
mendorong tumbuhnya pembaharuan dan penyempurnaan.
Sumber penyatuan dalam melaksanakan pembangunan Nasional. Agama
dapat mengintegrasikan/menyatukan dan menyerasikan segenap aktifitas
manusia baik individual maupun sebagai anggota masyarakat. Dengan
adanya kesamaan dalam katakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
maupun kebersamaan sebagai mahluk sosial, timbul rasa persatuan sebagai
makhluk sosial dengan demikian rasa persatuan sebagai bangsa Indonesia
akan terjadi dengan sendirinya.
D. Pelaksanaan Perintah Agama dan Larangan Agama
Sudah mengertikah Anda, materi yang Anda baca tadi yakni tentang
prinsip tata cara dan pelaksanaan ibadah? Apa pendapat Anda? Bila sudah
memahami kalimat kalimat yang Anda baca, cobalah Anda renungkan sejenak.
Kita seharusnya menyadari betul bahwa negara kita mempunyai prinsip untuk
mengatur rakyatnya, demikian juga seharusnya prinsip itu dimulai dari setiap
individu bagaimana seharusnya individu itu berbuat sesuai dengan norma norma
yang berlaku di masyarakat. Baik, selanjutnya saya harap Anda lebih teliti lagi
membaca tentang pelaksanaan perintah agama dan laranganNya.
Setiap Agama mengajarkan kepada umatnya tentang perintah dan
larangan! Mengapa kita wajib menjalankan perintah Tuhan menurut agama dan
kepercayaan kita masingmasing? Tentu saja Anda sudah mengerti. Kita sebagai
9

bangsa Indonesia yang sudah yakin dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa itu
berarti kita harus selalu berusaha menjalankan perintahNya dan menjauhi
laranganNya. Kepercayaan dan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
hendaknya diikuti oleh ketakwaan terhadapNya, yaitu dengan melaksanakan apa
yang diperintahkan dan menjauhi laranganNya.
Keyakinan itu diantaranya adalah sebagai berikut: -Kita harus selalu
menyembah Tuhan, karena Tuhanlah yang telah menciptakan kita beserta seluruh
alam semesta. -Dan Juga Tuhanlah yang memelihara alam semesta. -Kita
meyakini Tuhan Yang Maha Esa karena Tuhanlah yang telah mengkaruniakan
seluruh nikmat kepada setiap makhlukNya. -Kita meyakini bahwa alam semesta
beserta isinya diatur oleh Tuhan yang Maha Esa. Pada kalimat di atas ada
pertanyaan apakah selama ini Anda melaksanakan segala perintah Tuhan dan
menjauhi laranganNya?
Menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya berarti: kita
melakukan perbuatan menghambakan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
didasari oleh keikhlasan untuk melakukannya. Keihklasan untuk menjalankan
perintahNya dan menjauhi laranganNya bagi umat beriman dan bertakwa bukan
hanya kewajiban, akan tetapi merupakan kebutuhan dan kebanggaan. Hal ini
merupakan pernyataan rasa puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Namun
perlu kita ketahui dan sadari, bahwa perbuatan untuk melaksanakan perintah
agama dan menjauhi larangannya, bukan semata mata beribadah kepada Tuhan
saja, akan tetapi sesama manusiapun kita diperintahkan.
Dengan demikian pelaksanaan perintah Tuhan Yang Maha Esa meliputi:
1. Perintah secara Vertikal, menurut agama Islam hal seperti ini disebut
Hablum Minallah yaitu hubungan secara langsung dengan Tuhan Yang
Maha Esa, sedangkan untuk agama Kristen misalnya kebaktian.
2. Perintah secara Horizontal, disebut juga dengan Hablum Minanas
hubungan dengan mahluk Tuhan terutama manusia dan alam sekitarnya,
menjaga lingkungan hidup/ pelestarian alam dan lain sebagainya.
10

Sedangkan perintah Tuhan untuk menjauhi laranganNya anatara lain
sebagai berikut:
1. Tidak boleh mencuri, menggarong, merampok, malak, dan lain lain.
2. Tidak boleh minum minuman keras/mabuk-mabukan.
3. Tidak boleh minum/menelan obat-obat terlarang, misalnya pil BK,
Megadon, Ectasy, Nipam, Shabu-shabu dan lain sebagainya termasuk di
dalamnya Narkotik atau Ganja.
E. Keselarasan Pemanfaatan IPTEK dengan Pengamalan Sila Pertama
IPTEK merupakan kebutuhan pokok pembangunan, akan tetapi kita harus
dapat memilih dan memanfaatkan ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk
mencapai tujuan pembangunan tanpa menimbulkan efek samping. Manusia
diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk yang tertinggi derajat dan martabatnya,
karena manusia dibekali akal pikiran dan paling sempurna diantara makhluk
lainnya. Dengan akal pikirannya manusia dapat berkehendak, dapat memenuhi
kebutuhannya, dan mampu mengatasi berbagai masalah dalam kehidupannya. Di
samping itu, manusia mempunyai sifat ingin tahu dan memiliki rasa puas yang
bersifat sementara. Apa saja yang sudah diketahuinya, ingin dikembangkan atau
ditingkatkan lagi, yang membuat manusia cenderung terus berkembang, terus
mengembangkan akal dan kemampuannya.
Perubahan cara hidup masyarakat diikuti pula perubahan pengetahuan atau
yang kini kenal dengan istilah Teknologi. Dengan perkataan lain, ilmu
pengetahuan dan Teknologi berkembang seirama dengan perkembangan
manusia.Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia tidak hanya mengejar
kemajuan lahiriah saja, melainkan terciptanya keselarasan, keserasian, dan
keseimbangan antara lahiriah dan batiniah. Kemudahan yang diperoleh dari
peningkatan penguasaan Ilmu pengetahuan dan Teknologi cenderung mengarah
pada kemajuan lahiriah. Oleh karena itu, penguasaan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi harus diimbangi dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Nilai nilai agama akan memberikan petunjuk dan arah dalam
11

pengembangan dan pemanfaatan IPTEK, sedang IPTEK akan memberikan
dukungan kepada manusia dalam usaha meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Contoh seseorang yang mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
tanpa dilandasi nilai nilai agama, dimungkinkan usahanya itu hanya untuk
memenuhi nafsunya saja, bahkan untuk menghancurkan manusia lain. Benar
apabila dikatakan Ilmu Pengetahuan tanpa agama menjadi buta. Oleh karena itu
perlu diingat bahwa dalam pengembangan, pemanfaatan,dan penguasaan IPTEK
hendaknya diperhatikan nilai nilai agama, sehingga keberhasilan dalam
pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan IPTEK akan membawa peningkatan
kesejahteraan umat manusia, bukan merugikan atau menyengsarakan. Penggunaan
IPTEK diharapkan dapat menunjang proses pengembangan agama. Agama
apapun menganjurkan agar umatnya dapat hidup maju, tidak bodoh dan
terbelakang, segala anugerah yang dikaruniakan oleh Tuhan kepada kita harus
dapat kita olah dan kita manfaatkan.
Agar sesuatu dapat bermanfaat kita harus mengembangkan IPTEK,
Pemanfaatan IPTEK mengakibatkan pelaksanaan nilai nilai agama dapat berjalan
dengan baik. Kemajuan di bidang informasi dalam penyebaran nilai nilai agama
mengakibatkan kehidupan beragama dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Dengan demikian benarlah pendapat yang mengatakan bahwa agama tanpa Ilmu
Pengetahuan akan lumpuh. Keselarasan pemanfaatan IPTEK dengan nilai nilai
agama harus diperhatikan dalam setiap aspek pembangunan Nasional. Kita harus
selalu waspada terhadap pengembangan dan pemanfaatan IPTEK, karena hal
tersebut di samping mempunyai dampak positif, juga mempunyai dampak negatif
yang dapat merugikan manusia, misalnya kemajuan IPTEK di bidang kedokteran,
yaitu dengan ditemukannya alat kontrasepsi. Hal itu dapat disalahgunakan oleh
orang-orang tertentu untuk berbuat zina.
12

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Sila 1, Ketuhanan Yang Maha Esa, mengajak kita untuk takwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Kita semua punya agama dan keyakinan. Kita tinggal
menjalankan kewajiban kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, sila ke 1
ini mengajak kita untuk menjalin kerukunan dengan sikap saling hormat –
menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama.
Manusia selain merupakan mahluk ciptaan Tuhan juga merupakan mahluk
sosial, yang berarti bahwa manusia memerlukan pergaulan dengan manusia
lainnya. Setiap manusia perlu bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainnya.
Bangsa Indonesia yang beraneka agama, menjalankan ibadahnya masing-masing
dimana pemeluk melaksanakan ajaranNya sesuai dengan norma agamanya. Agar
tidak terjadi pertentangan antara pemeluk agama yang berbeda, maka hendaknya
dikembangkan sikap toleransi beragama, yaitu sikap hormat menghormati sesama
pemeluk agama yang berbeda, sikap menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai ajaran agama masing-masing, dan tidak boleh memaksakan suatu agama
kepada orang lain.
Setiap Agama mengajarkan kepada umatnya tentang perintah dan
larangan. Kita sebagai bangsa Indonesia yang sudah yakin dan percaya kepada
Tuhan Yang Maha Esa itu berarti kita harus selalu berusaha menjalankan
perintahNya dan menjauhi laranganNya. Kepercayaan dan keyakinan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa hendaknya diikuti oleh ketakwaan terhadapNya, yaitu
dengan melaksanakan apa yang diperintahkan dan menjauhi laranganNya.
Kemudahan yang diperoleh dari peningkatan penguasaan Ilmu
pengetahuan dan Teknologi cenderung mengarah pada kemajuan lahiriah. Oleh
karena itu, penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi harus diimbangi dengan
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Nilai nilai agama akan
memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan dan pemanfaatan IPTEK,
13

sedang IPTEK akan memberikan dukungan kepada manusia dalam usaha
meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
B. Saran
Kita seharusnya menyadari betul bahwa negara kita mempunyai prinsip
untuk mengatur rakyatnya, demikian juga seharusnya prinsip itu dimulai dari
setiap individu bagaimana seharusnya individu itu berbuat sesuai dengan norma
norma yang berlaku di masyarakat.
Kepercayaan dan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa hendaknya
diikuti oleh ketakwaan terhadapNya, yaitu dengan melaksanakan apa yang
diperintahkan dan menjauhi laranganNya.
Walaupun berbeda agama, kita harus tetap menjaga kerukunan dan
menjaga kenyamanan beragama antara pemeluk agama satu dengan agama yang
lainnya.
14

DAFTAR ISI
KAPER
DAFTAR ISI ................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan Makalah .......................................................................... 1
D. Manfaat Makalah ........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN PENGHAYATAN SILA PERTAMA
PANCASILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
A. Sila Pertama Pancasila ................................................................ 3
B. Prinsip tata cara Pengamalan Sila Pertama Pancasila ................. 3
C. Pelaksanaan Ibadah Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa .......................................................................... 5
D. Pelaksanaan Perintah Agama dan Larangan Agama .................. 9
E. Keselarasan Pemanfaatan IPTEK dengan Pengamalan Sila
Pertama ...................................................................................... 11
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ..................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................ 14
15i

PENGHAYATAN SILA PERTAMA PANCASILA
KETUHANAN YANG MAHA ESA
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas PKn
ASTRI
EMILIA
NADHIRA
RENA
RIZKI YANUAR
PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYADINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 3 KOTA TASIKMALAYA2014
16