makalah penyakit diare

14
MAKALAH PENYAKIT DIARE ZAINUL MUTTAQIN KP.12.00919 ABSTRAK Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia baik dikarenakan masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik maupun rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, dan masih banyak faktor penyebab munculnya penyakit diare tersebut. Kebersihan lingkungan merupakan suatu yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan pada umumnya. Banyaknya penyakit-penyakit lingkungan yang menyerang masyarakat karena kurang bersihnya lingkungan disekitar ataupun kebiasaan yang buruk yang mencemari lingkungan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan penyakit yang dibawa oleh kotoran yang ada di lingkungan bebas tersebut baik secara langsung ataupun tidak langsung yaitu melalui perantara. Penyakit diare merupakan suatu penyakit yang telah dikenal sejak jaman Hippocrates. Sampai saat ini, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama masyarakat Indonesia Diare merupakan penyakit berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian dan dapat menimbulkan letusan kejadian luar biasa (KLB). Penyebab utama kematian pada diare adalah dehidrasi yaitu sebagai akibat hilangnya cairan dan garam elektrolit pada tinja diare (Depkes RI, 1998). Keadaan dehidrasi kalau tidak segera ditolong 50-60% diantaranya dapat meninggal. Tentang penatalaksanaan dan pencegahan diare, peran orang tua yang paling penting. Tingkat pengetahuan orang tua tentang diare pada balita sangat berpengaruh terhadap penatalaksanan dan pencegahan terhadap diare itu sendiri. Pengetahuan orang tua dengan kejadian diare pada balita dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti media masa, penyuluhan yang dilakukan tim kesehatan, lingkungan maupun dari berbagai sumber lainnya. Selama ini persepsi yang sering muncul di masyarakat tentang diare adalah karena proses pembuangan zat-zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh dan tidak memerlukan penanganan karena akan sembuh dengan sendirinya. Atau mungkin juga muncul persepsi jika balita tidak

Upload: dilan-rasyid

Post on 26-Nov-2015

83 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

  • MAKALAH PENYAKIT DIARE

    ZAINUL MUTTAQIN

    KP.12.00919

    ABSTRAK

    Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis

    lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia baik dikarenakan

    masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik maupun rendahnya perilaku

    masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, dan masih banyak faktor penyebab munculnya

    penyakit diare tersebut.

    Kebersihan lingkungan merupakan suatu yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan

    pada umumnya. Banyaknya penyakit-penyakit lingkungan yang menyerang masyarakat

    karena kurang bersihnya lingkungan disekitar ataupun kebiasaan yang buruk yang mencemari

    lingkungan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan penyakit yang dibawa oleh kotoran yang ada

    di lingkungan bebas tersebut baik secara langsung ataupun tidak langsung yaitu melalui

    perantara. Penyakit diare merupakan suatu penyakit yang telah dikenal sejak jaman

    Hippocrates. Sampai saat ini, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama

    masyarakat Indonesia

    Diare merupakan penyakit berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian dan dapat

    menimbulkan letusan kejadian luar biasa (KLB). Penyebab utama kematian pada diare adalah

    dehidrasi yaitu sebagai akibat hilangnya cairan dan garam elektrolit pada tinja diare (Depkes

    RI, 1998). Keadaan dehidrasi kalau tidak segera ditolong 50-60% diantaranya dapat

    meninggal.

    Tentang penatalaksanaan dan pencegahan diare, peran orang tua yang paling penting.

    Tingkat pengetahuan orang tua tentang diare pada balita sangat berpengaruh terhadap

    penatalaksanan dan pencegahan terhadap diare itu sendiri. Pengetahuan orang tua dengan

    kejadian diare pada balita dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti media masa,

    penyuluhan yang dilakukan tim kesehatan, lingkungan maupun dari berbagai sumber lainnya.

    Selama ini persepsi yang sering muncul di masyarakat tentang diare adalah karena proses

    pembuangan zat-zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh dan tidak memerlukan penanganan

    karena akan sembuh dengan sendirinya. Atau mungkin juga muncul persepsi jika balita tidak

  • kunjung sembuh dari diare, maka orientasi ibu selalu menginginkan anaknya segera dapat

    buang air secara normal saran tanpa memperhitungkan akibat buruk dari obat diare yang

    tidak sesuai penggunaannya.

  • Begitu pula dengan penyebaran penyakit diare di Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang

    yang sering terjadi dikarenakan faktor perilaku manusia itu sendiri yang kurang memahami

    akan pentingnya hidup bersih dan sehat, juga dikarenakan masih buruknya kondisi sanitasi

    dasar lingkungan fisik maupun rendahnya sikap dan perilaku masyarakat untuk hidup bersih

    dan sehat sehingga sangat dibutuhkan adanya suatu penelitian guna mengevaluasi tingkat

    pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam pencegahan diare dirumah.

    Oleh karena itu dengan mempelajari perilaku dari masyarakat ini diharapkan dapat

    menjadi pedoman dalam kehidupan kita sehari-hari akan pentingnya hidup bersih dan sehat

    dan segera melakukan tindakan pengobatan bagi masyarakat yang telah terinfeksi diare.

  • A.

    Diare di Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang

    A.1 Latar Belakang

    Berdasarkan studi pendahuluan yang

    dilakukan pada tanggal 18-21 September

    2007 di Dusun Ngumpul, Jogoroto,

    Jombang yaitu dengan survey dan

    wawancara didapatkan hasil dari 15

    keluarga diketahui bahwa 9 diantaranya

    masih kurang dalam pengetahuan tentang

    akibat dan cara penanganan penyakit diare,

    7 orang kurang dalam sikap yaitu mereka

    membiarkan anak bermain di sungai dan

    tidak membiasakan anaknya untuk cuci

    tangan sebelum makan, juga 5 orang

    mempunyai perilaku yang kurang baik

    dalam pencegahan penyakit diare yaitu

    mencuci tangan tidak menggunakan sabun,

    tetapi hanya dilakukan sewaktu tangan

    tampak kotor. Dalam hal sanitasi

    misalnya, berdasarkan hasil survey

    didapatkan masih banyaknya masyarakat

    yang membiarkan anaknya bermain di

    sungai, BAB disungai, mereka masih

    memanfaatkan toilet terbuka yang

    biasanya terletak di kebun, pinggir sungai,

    atau empang, dan membuang sampah di

    belakang rumah ataupun di lahan kosong

    belakang rumah. Dan data tentang kejadian

    diare di Kelurahan Ngumpul yang ada di

    Polindes yaitu sebanyak 137 kasus diare.

    Perilaku semacam itu dipengaruhi oleh

    beberapa faktor, antara lain faktor ekonomi

    karena untuk membuat septic tank

    diperlukan biaya. Tidak tersedianya septic

    tank umum dan layanan yang baik untuk

    penyedotannya. Buang air besar di area

    terbuka (sungai atau empang) telah

    menjadi kepraktisan dan dilakukan banyak

    orang di sekitarnya.

    A.2 Definisi Operasional

    1. Pengetahuan keluarga tentang diare adalah

    pengetahuan salah satu anggota keluarga

    yang mempunyai anak usia sekolah di

    Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang yang

    meliputi : definisi, tanda dan gejala, akibat

    diare, cara penularan, prinsip pengobatan,

    cara pencegahan diare.

  • 2. Sikap keluarga dalam pencegahan diare

    adalah respon atau reaksi salah satu

    anggota keluarga dalam mencegah diare

    pada anak usia sekolah di Dusun

    Ngumpul, Jogoroto, Jombang yang

    meliputi : datang ke tempat penyuluhan,

    memotong kuku setiap kuku panjang,

    kebiasaan untuk cuci tangan dengan sabun,

    menyiapkan makanan yang higienis, BAB

    di toilet, menjaga kebersihan baik

    perorangan ataupun untuk lingkungan

    dengan cara kerja bakti, membuang

    sampah pada tempatnya. Untuk

    mengkategorikan Sikap, menggunakan

    skala ordinal berdasarkan kategori baik,

    cukup, kurang.

    3. Perilaku keluarga dalam pencegahan diare

    adalah kegiatan atau aktivitas salah satu

    anggota keluarga dalam mencegah diare

    pada anak usia sekolah di Dusun

    Ngumpul, Jogoroto, Jombang yang

    meliputi : yaitu menjaga kebersihan

    lingkungan, melakukan cuci tangan,

    menjaga kebersihan perorangan, menjaga

    sanitasi air agar tetap bersih, menjaga

    kehigienisan makanan, dan sebagainya.

    Untuk mengkategorikan perilaku,

    menggunakan skala ordinal berdasarkan

    kategori baik, cukup, kurang.

  • BAB III

    PEMBAHASAN

    A. Pengertian diare

    Menurut WHO (1999) secara klinis

    diare didefinisikan sebagai bertambahnya

    defekasi (buang air besar) lebih dari

    biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai

    dengan perubahan konsisten tinja (menjadi

    cair) dengan atau tanpa darah. Secara klinik

    dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu

    diare cair akut, disentri, dan diare persisten.

    Sedangkan menurut menurut Depkes RI

    (2005), diare adalah suatu penyakit dengan

    tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan

    konsistensi dari tinja, yang melembek sampai

    mencair dan bertambahnya frekuensi buang air

    besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari

    .

    Diare akut diberi batasan sebagai

    meningkatnya kekerapan, bertambah cairan,

    atau bertambah banyaknya tinja yang

    dikeluarkan, akan tetapi hal itu sangat relatif

    terhadap kebiasaan yang ada pada penderita

    dan berlangsung tidak lebih dari satu minggu.

    Apabila diare berlangsung antara satu sampai

    dua minggu maka dikatakan diare yang

    berkepanjangan (Soegijanto, 2002).

    B. Penyebab diare

    Diare terjadi akibat adanya rangsangan

    terhadap saraf otonom di dinding usus

    sehingga menimbulkan reflex mempercepat

    peristaltic usus, rangsangan ini dapat

    ditimbulkan oleh :

    a. Infeksi oleh bakteri pathogen, misalnya

    bakteri E.Colie

    b. Infeksi oleh kuman thypus (kadang-kadang)

    dan kolera

    c. Infeksi oleh virus, misalnya influenza perut

    dan travellers diarre

    d. Akibat dari penyakit cacing (cacing gelang,

    cacing pita)

    e. Keracunan makanan dan minuman

    f. Gangguan gizi

    g. Pengaruh enzyme tertentu

    h. Pengaruh saraf (terkejut, takut, dan lain

    sebagainya)

  • Beberapa perilaku yang dapat meningkatkan

    risiko terjadinya diare pada balita, yaitu (

    Depkes RI, 2007):

    1. Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6

    bulan pertama pada kehidupan. Pada balita

    yang tidak diberi ASI resiko menderita diare

    lebih besar daripada balita yang diberi ASI

    penuh, dan kemungkinan menderita dehidrasi

    berat lebih besar.

    2. Menggunakan botol susu, penggunaan botol

    ini memudahkan pencemaran oleh kuman

    karena botol susah dibersihkan. Penggunaan

    botol yang tidak bersih atau sudah dipakai

    selama berjam-jam dibiarkan dilingkungan

    yang panas, sering menyebabkan infeksi usus

    yang parah karena botol dapat tercemar oleh

    kuman-kuman/bakteri penyebab diare.

    Sehingga balita yang menggunakan botol

    tersebut beresiko terinfeksi diare.

    3. Menyimpan makanan masak pada suhu kamar,

    bila makanan disimpan beberapa jam pada

    suhu kamar, makanan akan tercermar dan

    kuman akan berkembang biak.

    4. Menggunakan air minum yang tercemar.

    5. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar

    dan sesudah membuang tinja anak atau

    sebelum makan dan menyuapi anak.

    6. Tidak membuang tinja dengan benar,

    seringnya beranggapan bahwa tinja tidak

    berbahaya, padahal sesungguhnya

    mengandung virus atau bakteri dalam jumlah

    besar. Selain itu tinja binatang juga dapat

    menyebabkan infeksi pada manusia.

    Faktor perilaku penyebab diare di daerah

    Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang :

    a. masih kurang dalam pengetahuan tentang

    akibat dan cara penanganan penyakit diare,

    b. membiarkan anak bermain di sungai,

    c. tidak membiasakan anaknya untuk cuci

    tangan sebelum makan,

    d. mencuci tangan tidak menggunakan

    sabun, tetapi hanya dilakukan sewaktu

    tangan tampak kotor,

    e. masih banyaknya masyarakat yang

    membiarkan anaknya bermain di sungai,

    BAB disungai, mereka masih

    memanfaatkan toilet terbuka yang

    biasanya terletak di kebun, pinggir sungai,

    atau empang, dan

    f. membuang sampah di belakang rumah

    ataupun di lahan kosong belakang rumah.

  • C. Penularan Diare

    Penularan penyakit diare adalah

    kontak dengan tinja yang terinfeksi secara

    langsung, seperti :

    1) Makanan dan minuman yang sudah

    terkontaminasi, baik yang sudah dicemari

    oleh serangga atau kontaminasi oleh

    tangan yang kotor.

    2) Bermain dengan mainan yang

    terkontaminasi, apalagi pada bayi sering

    memasukan tangan, mainan, ataupun yang

    lain kedalam mulut. Karena virus ini dapat

    bertahan dipermukaan udara sampai

    beberapa hari.

    3) Pengunaan sumber air yang sudah

    tercemar dan tidak memasak air dengan

    benar.

    4) Pencucian dan pemakaian botol susu yang

    tidak bersih.

    5) Tidak mencuci tangan dengan bersih

    setelah selesai buang air besar atau

    membersihkan tinja anak yang terinfeksi,

    sehingga mengkontaminasi perabotan dan

    alat-alat yang dipegang.

    D. Gejala dan Akibat diare

    Departemen Kesehatan RI (2000),

    mengklasifikasikan jenis diare menjadi empat

    kelompok yaitu :

    1) Diare akut: yaitu diare yang berlangsung

    kurang dari empat belas hari (umumnya

    kurang dari tujuh hari),

    2) Disentri; yaitu diare yang disertai darah dalam

    tinjanya,

    3) Diare persisten; yaitu diare yang berlangsung

    lebih dari empat belas hari secara terus

    menerus,

    4) Diare dengan masalah lain; anak yang

    menderita diare (diare akut dan persisten)

    mungkin juga disertai penyakit lain seperti

    demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.

    Diare akut dapat mengakibatkan:

    (1) kehilangan air dan elektrolit serta gangguan

    asam basa yang menyebabkan dehidrasi,

    asidosis metabolik dan hipokalemia,

    (2) Gangguan sirkulasi darah, dapat berupa

    renjatan hipovolemik sebagai akibat diare

    dengan atau tanpa disertai muntah,

    (3) Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya

    cairan berlebihan karena diare dan muntah.

    D.1 Gejala Diare

    a. bayi atau anak menjadi cengeng dan

    gelisah. Suhu tubuhnya meninggi

    b. tinja bayi encer, berlendir, atau berdarah

    c. warna tinja kehijauan akibat bercampur

    dengan cairan empedu

    d. anusnya lecet

    e. gangguan gizi akibat intake (asupan)

    makanan yang kurang

    f. muntah sebelum atau sesudah diare

    g. hipoglikemia (penurunan kadar gula

    darah)

    h. dehidrasi (kekurangan cairan)

    D.2 Akibat Diare

    a) Dehidrasi

    Dehidrasi akan menyebabkan

    gangguan keseimbangan metabolisme

    tubuh. Gangguan ini dapat mengakibatkan

  • kematian pada bayi. Kematian ini lebih

    disebabkan bayi atau anak kehabisan

    cairan tubuh. Hal ini disebabkan karena

    asupan cairan itu tidak seimbang dengan

    pengeluaran melalui muntah dan berak,

    meskipun berlangsung sedikit demi

    sedikit. Banyak orang menganggap bahwa

    pengeluaran cairan seperti ini adalah hal

    biasa dalam diare. Namun, akibatnya

    sungguh berbahaya. Presentase kehilangan

    cairan tidak harus banyak baru

    menyebabkan kematian. Kehilangan cairan

    tubuh sebanyak 10% saja sudah

    membayakan jiwa.

    Dehidrasi dibagi menjadi tiga

    macam, yaitu dehidrasi ringan, dehidrasi

    sedang dan dehidrasi berat. Disebut

    dehidrasi rigan jika cairan tubuh yang

    hilang 5%. Jika cairan yang hilang sudah

    lebih 10% disebut dehidrasi berat. Pada

    dehidrasi berat, volume darah berkurang,

    denyut nadi dan jantung bertambah cepat

    tetapi melemah, tekanan darah merendah,

    penderita lemah, kesadaran menurun dan

    penderita sangat pucat.

    b) Gangguan pertumbuhan

    Gangguan ini terjadi karena asupan

    makanan terhenti sementara pengeluran zat

    gizi terus berjalan. Jika tidak ditangani

    dengan benar, diare akan menjadi kronis.

    Pada kondisi ini obat-obatan yang

    diberikan tidak serta merta dapat

    menyembuhkan diare. Ketidaktahuan

    orangtua, cara penanganan dokter yang

    tidak tepat, kurang gizi pada anak, dan

    perubahan makanan mendadak dapat

    menjadi faktor pencetus diare.

    Pada orang dewasa, diare jarang

    menimbulkan kematian. Pada bayi atau

    anak-anak, dalam waktu singkat, diare

    akan menyebabkan kematian. Jika diare

    dapat disembuhkan tetapi sering terjadi

    lagi, akan menyebabkan berat badan anak

    terus merosot. Akibatnya, anak akan

    kekurangan gizi yang menghambat

    pertumbuhan fisik dan jaringan otaknya.

    E. pencegahan diare

    Dalam pencegahan diare, beberapa upaya

    yang mudah dilakukan yaitu :

    a. Penyiapan makanan yang higienis seperti

    menjaga kebersihan dari makanan atau

    minuman yang kita makan, tutuplah

    makanan rapat rapat agar terhindar dari

    lalat dan kebersihan perabotan makan

    ataupun alat bermain si kecil.

    b. Penyediaan air minum yang bersih yaitu

    dengan cara merebus air minum hingga

    mendidih

    c. Sanitas air yang bersih

    d. Kebersihan perorangan

    e. Cucilah dengan sabun sebelum dan

    makan, mengolah makanan juga setelah

    buang air besar. Karena penularan kontak

    langsung dari tinja melalui tangan/

    serangga, maka menjaga kebersihan

    dengan menjadikan kebiasaan mencuci

    tangan untuk seluruh anggota keluarga.

    Cucilah tangan sebelum makan dengan

  • sabun atau menyediakan makanan untuk

    sikecil.

    f. Biasakan buang air besar pada tempatnya

    (WC, toilet, jamban)

    g. Tempat buang sampah yang memadai

    yaitu memisahkan sampah kering dengan

    yang basah

    h. Berantas lalat agar tidak menghinggapi

    makanan

    i. Lingkungan hidup yang sehat yaitu

    dengan cara menjaga kebersihan

    lingkungan sekitar

    Sikap keluarga dalam pencegahan diare,

    antara lain yaitu :

    - menyediakan makanan yang higienis

    - mencuci tangan dengan sabun

    - menutup makanan

    - memasak air sampai mendidih

    - dll

  • F. Pengobatan diare

    Obat-obat yang diberikan untuk mengobati

    diare ini dapat berupa :

    a. Kemoterapi

    b. Obstipansia

    c. Spasmolitik

    d. Probiotik

    Sebelum diberikan obat yang tepat

    mak pertolongan pertama pengobatan diare

    ialah mengatasi pengeluaran cairan atau

    elektrolit yang berlebihan (dehidrasi)

    terutama pada pasien bayi dan usia lanjut,

    karena dehidrasi dapat mengakibatkan

    kematian. Gejala dehidrasi :

    - Haus

    - Mulut dan bibir kering

    - Kulit menjadi keriput (kehilangan turgor)

    - Berkurangnya air kemih

    - Berat badan menurun dan

    - gelisah

    pertolongan yang pertama dilakukan

    adalah pemberian oralit yaitu campuran

    dari :

    - NaCl 3,5 gram

    - KCl 1,5 gram

    - NaHCO3 2,5 gram

    - Glukosa 20 gram

    Atau dengan memberikan larutan infuse

    secara intra vena antara lain :

    Larutan NaCl 0,9 % (normal saline)

    Larutan Na. laktat majemuk (ringer laktat)

    Setelah itu dapat diberikan obat-obatan

    lain yang dipilih berdasarkan jenis

    penyebab diare melalui pemeriksaan yang

    teliti.

    1) Kemoterapi

    Untuk terapi kausal yang memusnahkan

    bakteri penyebab penyakit digunakan obat

    golongan sulfonamide tau antibiotic

    2) Obstipansia

    Untuk terapi simptomatis dengan tujuan

    untuk menghentikan diare, yaitu dengan

    cara :

    Menekan peristaltic usus (loperamid)

    Menciutkan selaput usus atau adstringen

    (tannin)

    Pemberian adsorben untuk menyerap

    racun ayng dihasilkan bakteri atau racun

    penyebab diare yang lain (carbo adsorben,

    kaolin)

    Pemberian mucilage untuk melindungi

    selaput lender usus yang luka

    3) Spasmolitik

    Zat yang dapat melemaskan kejang-kejang

    otot perut (nyeri perut) pada diare (atropin

    sulfat)

    4) Probiotik untuk meningkatkan daya tahan

    tubuh

    Lactobacillus dan bifidobacteria (disebut

    Lactid Acid Bacteria / LAB) merupakan

    probiotik yang dapat menghasilkan

    antibiotic alami yang dapat mencegah /

    menghambat pertumbuhan bakteri

    pathogen. LAB dpat menghasilkan asam

    laktat yang mneybabkan pH usus menjadi

  • asam, suasana asam akan menghambat

    pertumbuhan bakteri pathogen. LAB ini

    dapat membantu memperkuat dan

    memperbaiki pencernaan bayi, mencegah

    diare.

  • BAB IV

    PENUTUP

    A. Kesimpulan Diare didefinisikan sebagai

    bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih

    dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari,

    disertai dengan perubahan konsisten tinja

    (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara

    klinik dibedakan tiga macam sindroma diare

    yaitu diare cair akut, disentri, dan diare

    persisten. Sedangkan menurut menurut Depkes

    RI (2005), diare adalah suatu penyakit dengan

    tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan

    konsistensi dari tinja, yang melembek sampai

    mencair dan bertambahnya frekuensi buang air

    besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari

    .

    Faktor perilaku penyebab diare di daerah

    Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang :

    a. masih kurang dalam pengetahuan tentang

    akibat dan cara penanganan penyakit diare,

    b. membiarkan anak bermain di sungai,

    c. tidak membiasakan anaknya untuk cuci

    tangan sebelum makan,

    d. mencuci tangan tidak menggunakan

    sabun, tetapi hanya dilakukan sewaktu

    tangan tampak kotor,

    e. masih banyaknya masyarakat yang

    membiarkan anaknya bermain di sungai,

    BAB disungai, mereka masih

    memanfaatkan toilet terbuka yang

    biasanya terletak di kebun, pinggir sungai,

    atau empang, dan

    f. membuang sampah di belakang rumah

    ataupun di lahan kosong belakang rumah.

  • Diposkan oleh Helwatin Najwa di 06.16

    Kirimkan Ini lewat

    EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi

    ke Facebook

    Tidak ada komentar:

    Poskan Komentar

    Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

    Langganan: Poskan Komentar (Atom)