makalah perbaikan kepgrian
DESCRIPTION
pgriTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan organisasi PGRI erat kaitannya dengan kesadaran para anggotanya
berorganisasi dan berjuang demi kemajuan organisasi dan sesuai dengan arah dan tujuan
organisasi. Adapun arah dan pokok pandangan PGRI yaitu mewujudkan cita-cita proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia dan mewujudkan solidaritas organisasi yang didukung oleh
anggotanya sendiri dan berkomitmen dalam mempertahankan, memperoleh dan mencapai
tujuan organisasi sesuai dengan AD/ART PGRI.
Pada akhir-akhir ini mencuat suatu tema dalam forum organisasi PGRI yaitu:
“Membangun PGRI yang kuat dan bermartabat”. Dalam hal ini tergambar pula dari kata
sambutan ketua umum PGRI Dr. Sulistiyo, M.Pd masa bakti (2008-2013) mengatakan bahwa
PGRI yang lahir sejak 25 Nopember 1945 di Surakarta Provinsi Jawa Tengah, telah
mengalami pasang surut dan perkembangan yang sangat dinamis. Kegiatan utamanya adalah
berupaya mewujudkan guru dan tenaga kependidikan yang professional, sejahtera,
bermanfaat dan terlindungi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
PGRI menempatkan dirinya sebagai mitra kerja pemerintah dan juga pihak-pihak
lain dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia dan peningkatan mutu pendidikan.
B. Batasan Masalah
Dari latar belakang di atas maka penulis merumuskan batasan masalah sebagai beriku;
1. Definisi PGRI
2. Arti dan makna organisasi PGRI bagi guru
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Menjelaskan definisi PGRI
2. Mendeskrifsikan arti dan makna organisasi PGRI bagi guru
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Organisasi
Pengertian organisasi menurut para ahli:
1. Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb)
sehingga merupakan kesatuan yang teratur. (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus
Umum Bahasa Indonesia).
2. Organisasi adalah sistem sosial yang memiliki identitas kolektif yang tegas, daftar
anggota yang terperinci, program kegiatan yang jelas, dan prosedur pergantian
anggota.
3. Menurut Stoner, organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui
mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
4. Menurut James D. Mooney, organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia
untuk mencapai tujuan bersama.
5. Menurut Chester I. Bernard, organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja
sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
6. Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon-alat) adalah suatu kelompok orang yang
memiliki tujuan yang sama. Baik dalam penggunaan sehari-hari maupun ilmiah,
istilah ini digunakan dengan banyak cara.
7. Organisasi adalah bentuk formal dari sekelompok manusia dengan tujuan
individualnya masing-masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam
suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama (tujuan organisasi). Agar
tujuan organisasi dan tujuan individu dapat tercapai secara selaras dan harmonis
maka diperlukan kerjasama dan usaha yang sungguh-sungguh dari kedua belah
pihak (pengurus organisasi dan anggota organisasi) untuk bersama-sama berusaha
saling memenuhi kewajiban masing-masing secara bertanggung jawab, sehingga
pada saat masing-masing mendapatkan haknya dapat memenuhi rasa keadilan
baik bagi anggota organisasi/pegawai maupun bagi pengurus organisasi/pejabat
yangberwenang.
8. Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk
mencapai tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi lewat hirarki
otoritas dan tanggungjawab (Schein). Karakterisitik organisasi menurut Schein
meliputi: memiliki struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan
bagian yang lain untuk mengkoordinasikan aktivitas di dalamnya.
9. Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasikan
usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu (Kochler).
10. Organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi
oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.
B. Pengertian PGRI
PGRI merupakan singkatan dari Persatuan Guru Republik Indonesia. PGRI merupakan
suatu organisasi atau wadah tempat berkumpulnya guru dan tenaga kependidikan yang
berkomitmen mewujudkan kerjasama dalam mencapai tujuan organisasi yang memiliki jati diri
organisasi yaitu sebagai organisasi perjuangan, profesi dan ketenagakerjaan.Tenaga
kependidikan adalah orang-orang yang berpartisipasi atau yang bekerja di lembaga pendidikan
baik negeri maupun swasta.
PGRI sebagai organisasi perjuangan menurut AD/ART adalah mengemban amanat dan
cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945, menjamin, menjaga dan mempertahankan keutuhan dan
kelangsungan NKRI dengan membudayakan nilai-nilai luhur pancasila. Maknanya adalah PGRI
merupakan wadah bagi para guru dalam memperoleh, mempertahankan, meningkatkan dan
membela hak-hak azasinya baik sebagai pribadi, anggota masyarakat,warga negara, maupun
pemangku profesi keguruan.
PGRI sebagai organisasi profesi merupakan suatu organisasi yang terdiri dari guru-guru
dan tenaga kependidikan yng sejawat berkumpul dalam suatu wadah persatuan atau
perkumpulan dan berjuang mewujudkan semua amanat keputusan organisasi baik yang tersurat
maupun yang tersirat sesuai dengan ketentuaun atau aturannya.
PGRI berfungsi sebagai wadah kebersaman, rasa kesejawatan atau seprofesi dalam
mewujdakan peningkatan keahliannya atau kariernya dalam menjalankan tugas-tugas
keprofesiannnya secara profesianal.
PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan merupakan organisasi yang menyadari bahwa
anggotanya mempunnyai hak untuk bekerja, untuk memilih tempat kerja secara bebas, untuk
memilih lingkungan kerja yang pantas dan aman serta dilindungi dan hak untuk mendapatkan
upah dan pekerjaan secara adil tanpa diskriminasi serta hak untuk membentuk dan bergabung
dalam serikat pekerja untuk melindungi kebutuhuan-kebutuhannya. PGRI merupakan wadah
perjungan hak-hak azasi guru sebagai pekerja terutama dalam kaitanya dengan kesejahteraan.
Guru sebagai kelompok tenaga kerja professional memerlukan jaminan yang pasti menyangkut
hukum, kesejahteraan, hak-hak pribadi sebagai warga negara.
Menurut AD/ART PGRI pasal 4, sifat-sifat orgaisasi PGRI yaitu sebagai berikut:
1. Unitaristik, merupakan sikap atau pandangan organisasi yang menyatu atau satu
kesatuan menyeluruh tanpa memandang perbedaan seperti ijazah, tempat kerja
kedudukan , agama, suku, golongan, gender,dan asal-usul dari anggotanya.
2. Independen, yaitu apa yang dilakukan dalam kegiatan organisasi berlandaskan pada
prinsip dengan mengutamakaan kemitrasejajaran dengan berbagai pihak, baik
terhadap pemerintah maupun masyarakat pada umunya
3. Non partai politik, artinya sikap organisasi PGRI tidaklah mengangap dirinya sebagai
bagian dari suatu partai politik dan tidak berafiliasi atau bergabung dengan partai
politk apapun. Dalam hal ini ketua umum PGRI Dr. Sulistiyo, M. Pd periode (2008-
2013) yang juga sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah RI Periode (2009-2014)
menekankan kepada para pengurus PGRI provinsi pengertian sifat PGRI tentang
partai non politik bukan berarti PGRI non politik atau tidak ikut berpolitik, tetapi ha
nyalah berpandangan bahwa PGRI tidak ada kerjasama dengan partai politik
Contoh: Untuk mewujudkan pengesahan undang-undang No 14 tahun 2005 tentang
guru dan dosen, memerlukan perjuangan dan pengorbanan organisasi-organisasi yang
berkepentingan termasuk PGRI. Upaya untuk mendesak DPR dan kepala negara
dilakakan sejak tahun 1999 dan terwujud pada tahun 2005. Dengan berlakunya
Undang-Undang tersebut maka pemerintah berkewajiban untuk melaksanakan apa
yang diinginkan oleh pernyataan yang berbentuk instruksi atau penetapan kebijakan
yang harus diprogramkan dalan anggaran negara setiap tahunnya untuk kepentingan
bangsa ini kedepannya.
C. Arti Organisasi PGRI Bagi Guru
Terwujudnya Undang-Undang guru dan dosen ini maka terbuktilah bahwa guru harus
mampu berpolitik, salah satunya ikut mewujudkan politik pendidikan secara konsepsional,
prosedural dan konstitusional.
Sikap politik organisasi PGRI perlu dipahami oleh semua pihak baik secara interen
maupun secara eksteren atau baik dari pihak PGRI maupun dari pihak luar PGRI. Politik adalah
mengurus pekerjaan atau kegiatan untuk kepentingan umum atau rakyat banyak dalam koridor
tata negara yang sah. Secara organisatoris tidak ada yang menyatakan PGRI memihak kepada
suatu partai tertentu, tetap netral dan kemana arah aspirasi anggotanya diserahkan sepenuhnya
kepada anggota PGRI.
Dalam kongres PGRI XIX di Semarang dan konferensi pusat tahun 2004 di Jakarta telah
dihasilkan satu pernyataan PGRI sebagai panduan bagi para guru dalam menghadapi pemilu
tahun 2004 . Salah satu butir pernyataan itu berbunyi: “ para guru anggota PGRI menyadari dan
memahami bahwa pemilihan umum 2004 merupakan sarana demokrasi dalam menuju
kehidupan bebangsa dan bernegara untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur”. Oleh
karena itu:
1. PGRI mendukung penyelenggaraan pemilu dan pilpres yang luber, jujur dan adil yang
senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan nasional dalam wadah NKRI
2. Menyerukan kepada seluruh guru untuk menggunakan hak politiknya dalam pemilu2004
dengan menjatuhkan pilihannya secara tepat untuk mendapatkan wakil rakyat dan
pemimpin bangsa yang manang dengan kriteria:
a. Menunjukan kualitas kepemimpinan yang utuh,
b. Benar-benar dikenal oleh rakyat khusunya guru,
c. Memiliki keunggulan paripurna, dan
d. Jelas-jelas kebepihakannya kepada dunia pendidikan dan guru.
3. Mengutuk munculnya preman-preman poltik yang akan menodai demokrasi dan
menginjak-injak hak dan martabat rakyat dan guru pada khususnya, serta menyerukan
kepada guru untuk mewaspadai dan tidak terpancing dengan iming-iming preman politik
demi keunntungan seketika.
D. Makna Organisasi PGRI Bagi Guru
Makna dari terwujudnya PGRI sebagai Organisasi Perjuangan:
1) Wahana mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2) Wahana untuk membela, mempertahankan, dan melestarikan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
3) Wahana untuk meningkatkan integritas bangsa dalam menjamin terpeliharanya
keutuhan, kesatuan, dan persatuan bangsa.
4) Berperan aktif memperjuangkan tercapainya tujuan nasional dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa.
5) Wadah bagi para guru dalam memperoleh, mempertahankan, meningkatkan, dan
membela hak asasinya baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan
pemangku profesi kependidikan.
6) Wahana untuk memberikan perlindungan dan membela kepentingan guru dan tenaga
kependidikan yang berhubungan dengan persoalan-persoalan hukum.
Makna dari terwujudnya PGRI sebagai Organisasi Profesi:
1) Wahana memperjuangkan peningkatan kualifikasi dan kompetensi bagi guru.
2) Wahana mempertinggi kesadaran dan sikap guru dan tenaga kependidikan dalam
meningkatkan mutu profesi dan pelayanan kepada masyarakat.
3) Wahana menegakkan dan melaksanakan kode etik dan ikrar guru Indonesia.
4) Wahana untuk melakukan evaluasi pelaksanaan sertifikasi, lisensi, dan akreditasi bagi
pengukuhan kompetensi profesi guru.
5) Wahana pembinaan bagi Himpunan Profesi dan Keahlian Sejenis di bidang pendidikan
yang menyatakan diri bergabung atau bermitra dengan PGRI.
6) Wahana untuk mempersatukan semua guru dan tenaga kependidikan di semua jenis,
jenjang, dan satuan pendidikan guna mneningkatkan pengabdian dan peran serta dalam
pembangunan nasional.
7) Wahana untuk mewujudkan pengabidan secara nyata melalui anak lembaga dan badan
khusus.
8) Wahana untuk mengadakan hubungan kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan,
organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan, dan atau organisasi kemasyarakatan
umumnya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dan kebudayaan.
Makna dari terwujudnya PGRI sebagai Organisasi Ketenagakerjaan:
1) Wahana untuk memperjuangkan terwujudnya hak-hak guru dan tenaga kependidikan
2) Wahana untuk memperjuangkan kesejahteraan guru yang berupa: imbal jasa, rasa aman,
hubungan pribadi, kondisi kerja dan kepastian karier.
3) Wahana untuk mewujudkan prinsip dan pendekatan ketenagakerjaan dalam upaya
meningkatkan harkat dan martabat guru melalui peningkatan kesejahteraan anggota.
4) Wahana untuk memperkuat kedudukan, wibawa dan martabat guru serta kesetiakawanan
organisasi.
5) Wahana untuk membela dan melindungi guru sebagai pekerja.
6) Wahana untuk membina dan meningkatkan hubungan kerjasama dengan organisasi
ketenagakerjaan baik lokal, regional maupun global.
Makna dari terwujudnya PGRI sebagai Organisasi yang Mandiri:
1) Menjalin kerjasama dengan semua pihak atas dasar kemitrasejajaran, saling menghormati
dan berdiri di atas semua golongan.
2) Menggali dan mengembangkan potensi baik sumber daya manusia maupun sumber daya
keuangan dan sumber daya organisasi lainnya yang tidak tergantung dari pihak manapun
3) Membangun transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan organisasi
dengan menempatkan iuran anggota sebagai sumber utama pembiayaan organisasi.
Makna dari terwujudnya PGRI sebagai Organisasi yang Non Partai Politik :
1) PGRI tidak menjadi bagian dari partai politik manapun dan tidak berafiliasi dengan partai
manapun.
2) PGRI memberikan kebebasan kepada anggotanya untuk menentukan pilihan politiknya
secara merdeka.
3) PGRI selalu menjalin hubungan baik dengan seluruh partai dan komponen masyarakat
dalam memajukan pendidikan nasional.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisasi merupakan sistem sosial yang memiliki identitas kolektif yang tegas, daftar
anggota yang terperinci, program kegiatan yang jelas, dan prosedur pergantian
anggota. PGRI sebagai organisasi perjuangan menurut AD/ART adalah mengemban amanat
dan cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945, menjamin, menjaga dan mempertahankan
keutuhan dan kelangsungan NKRI dengan membudayakan nilai-nilai luhur pancasila. Sikap
politik organisasi PGRI perlu dipahami oleh semua pihak baik secara interen maupun secara
eksteren atau baik dari pihak PGRI maupun dari pihak luar PGRI. Makna Organisasi PGRI
Bagi Guru : Makna dari terwujudnya PGRI sebagai Organisasi Perjuangan, Makna dari
terwujudnya PGRI sebagai Organisasi Profesi, Makna dari terwujudnya PGRI sebagai
Organisasi Ketenagakerjaan, Makna dari terwujudnya PGRI sebagai Organisasi
Ketenagakerjaan, Makna dari terwujudnya PGRI sebagai Organisasi yang Mandiri.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah kita sebagai calon guru dapat
meneruskan cita-cita PGRI yaitu sepenuhnya dapat mengabdikan diri untuk masyarakat agar
masyarakat dapat terbebas dari kebodohan sehingga dapat hidup tenang dan sejahtera serta
dengan adanya PGRI selalu mengingatkan kita tentang semangat kemerdekaan dan perjuangan
mendapatkan kemerdekaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Hosen, Hasan Basri. 2010. KePGRIan. Padang: Sekretariat PGRI Provinsi Sumatera Barat.
repository.upi.edu/.../s_sej_0705417_chapter1.pdf
iierrrr.blogspot.com/.../organisasi-profesi-keguruan
(http://organisasi.org/pengertian_definisi_dan_arti_organisasi_organisasi_formal_dan_informal_
belajar_online_lewat_internet_ilmu_manajemen)Selanjutnya, pengertian di bawah ini
diambil dari Wikipedia, tanggal 16 Februari. Alamat web/halaman:
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi.
himmatstkip.blogspot.com/.../pengertian-organisas.