makalah pkn-demokrasi

12
I. Pengertian Demokrasi Kata "demokrasi" berasal dari dua kata, demos = rakyat, dan kratos/cratein =  pemerintahan. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Salah satu  pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif). II. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dibagi menjadi beberapa periodesasi: 1. Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi ( 1945   1950 ). Tahun 1945    1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan baik. Hal itu disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih terdapat sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang berbnyi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan dibantu oleh KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang absolut pemerintah mengeluarkan : a. Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP  berubah menjadi lembaga legislatif.  b. Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan Partai Politik. c. Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan sistem pemerintahn presidensil menjadi parlementer 2) Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama a. Masa demokrasi Liberal 1950   1959 Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai lambang atau  berkedudukan sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai politik.  Namun demikian praktik demok rasi pada masa ini dinilai gagal disebabkan:

Upload: fina-violita

Post on 18-Oct-2015

95 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

demokrasi

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 MAKALAH PKN-DEMOKRASI

    1/12

    I. Pengertian Demokrasi

    Kata "demokrasi" berasal dari dua kata, demos = rakyat, dan kratos/cratein =

    pemerintahan. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara

    sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk

    dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang

    lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Salah satu

    pilar demokrasi adalah prinsip trias politicayang membagi ketiga kekuasaan politik negara

    (eksekutif, yudikatif dan legislatif).

    II. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia

    Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dibagi menjadi beberapa periodesasi:

    1. Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi ( 19451950 ).Tahun 1945 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang

    ingin kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan

    dengan baik. Hal itu disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal

    kemerdekaan masih terdapat sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4

    Aturan Peralihan UUD 1945 yang berbnyi sebelum MPR, DPR dan DPA

    dibentuk menurut UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan

    dibantu oleh KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah

    negara yang absolut pemerintah mengeluarkan :

    a. Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIPberubah menjadi lembaga legislatif.

    b. Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang PembentukanPartai Politik.

    c. Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahansistem pemerintahn presidensil menjadi parlementer

    2) Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama

    a. Masa demokrasi Liberal 19501959Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai lambang atau

    berkedudukan sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif.

    Masa demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi

    dan berkembangnya partai-partai politik.

    Namun demikian praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal disebabkan:

  • 5/28/2018 MAKALAH PKN-DEMOKRASI

    2/12

    Dominannya partai politik

    Landasan sosial ekonomi yang masih lemah

    Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950

    Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5

    Juli 1959 :

    Bubarkan konstituante

    Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950

    Pembentukan MPRS dan DPAS

    b. Masa demokrasi Terpimpin 1959 1966Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965

    adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

    permusyawaratan perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat

    secara gotong royong diantara semua kekuatan nasional yang progresif

    revolusioner dengan berporoskan nasakom dengan ciri:

    1. Dominasi Presiden

    2. Terbatasnya peran partai politik

    3. Berkembangnya pengaruh PKI

    Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:

    1. Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang

    dipenjarakan

    2. Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan

    presiden membentuk DPRGR

    3. Jaminan HAM lemah

    4. Terjadi sentralisasi kekuasaan

    5. Terbatasnya peranan pers

    6. Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur)

    Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI.

    c. Pelaksanaan demokrasi Orde Baru 19661998Pelaksanaan demokrasi orde baru ditandai dengan keluarnya Surat

    Perintah 11 Maret 1966, Orde Baru bertekad akan melaksanakan Pancasila

    dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen. Awal Orde baru memberi

    harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang melalui Pelita I, II,

    III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan

    Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.

  • 5/28/2018 MAKALAH PKN-DEMOKRASI

    3/12

    Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap

    gagal sebab:

    Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada

    Rekrutmen politik yang tertutup Pemilu yang jauh dari semangat demokratis Pengakuan HAM yang terbatas Tumbuhnya KKN yang merajalelaSebab jatuhnya Orde Baru:

    Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi ) Terjadinya krisis politik TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden

    Soeharto untuk turun jadi Presiden

    Pelaksanaan demokrasi pada masa Reformasi 1998 s/d sekarang.Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan

    dari Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei

    1998.

    Pelaksanaan demokrasi Orde Reformasi 1998 sekarangDemokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya adalah

    demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, dengan

    penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-peraturan yang tidak

    demokratis, dengan meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi

    negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang

    mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara

    lembaga-lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.

    Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR

    MPR hasil Pemilu 1999 yang telah memilih presiden dan wakil presiden serta

    terbentuknya lembaga-lembaga tinggi yang lain.

    Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis

    antara lain:

    Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokokreformasi

  • 5/28/2018 MAKALAH PKN-DEMOKRASI

    4/12

    Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentangReferandum

    Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yangbebas dari KKN

    Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa JabatanPresiden dan Wakil Presiden RI

    Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IVIII. Demokrasi Pancasila

    Demokrasi yang dianut di Indonesia, yaitu demokrasi berdasarkan Pancasila, masih

    dalam taraf perkembangan . Secara ringkas, demokrasi Pancasila memiliki beberapa

    pengertian sebagai berikut:

    1. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang mengandung unsur-unsur

    berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur,

    berkepribadian Indonesia dan berkesinambungan.

    2. Dalam demokrasi Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh rakyatsendiri atau dengan persetujuan rakyat.

    3. Dalam demokrasi Pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi harusdiselaraskan dengan tanggung jawab sosial.

    4. Dalam demokrasi Pancasila, keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan dengancita-cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, sehingga

    tidak ada dominasi mayoritas atau minoritas.

    IV. Prinsip Pokok Demokrasi Pancasila

    1. Pemerintahan berdasarkan hukum: dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan:

    a. Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak berdasarkankekuasaan belaka (machtstaat),

    b. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifatabsolutisme (kekuasaan tidak terbatas),

    c. Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan MPR.

  • 5/28/2018 MAKALAH PKN-DEMOKRASI

    5/12

    2. Perlindungan terhadap hak asasi manusia,

    3. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah,

    4. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan

    yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan

    lain contoh Presiden, BPK, DPR, DPA atau lainnya.

    5. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi Untukmenyalurkan aspirasi rakyat,

    6. Pelaksanaan Pemilihan Umum;7. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR (pasal 1

    ayat 2 UUD 1945),

    8. Keseimbangan antara hak dan kewajiban,9. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan YME,

    diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain,

    10. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita Nasional.

    V. Sistem Pemerintahan Demokrasi Pancasila

    Sistem pemerintahan demokrasi Pancasila menurut prinsip-prinsip yang terkandung di

    dalam Batang Tubuh UUD 1945 berdasarkan tujuh sendi pokok, yaitu sebagai berikut:

    1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukumNegara Indonesia berdasarkan hukum (Rechsstaat). Hal ini mengandung arti bahwa

    baik pemerintah maupun lembaga-lembaga negara lainnya dalam melaksanakan

    tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum dan tindakannya bagi rakyat harus ada

    landasan hukumnya.

    2. Indonesia menganut sistem konstitusional Pemerintah berdasarkan sistemkonstitusional dan tidak bersifat absolutisme. Sistem konstitusional ini lebih

    menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau

    dibatasi oleh ketentuan konstitusi.

    3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan negarayang tertinggi

  • 5/28/2018 MAKALAH PKN-DEMOKRASI

    6/12

    4. Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah MajelisPermusyawaratan Rakyat (MPR)

    5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi

    pelaksanaan mandat (kekuasaan pemerintah).

    6. Menteri Negara adalah pembantu presiden,7. Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR

    Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan menteri

    negara.

    8. Kekuasaan Kepala Negara terbatas. Kepala Negara tidak bertanggung jawabkepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya kekuasaan terbatas. Ia harus

    memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR. Kedudukan DPR kuat karena tidak

    dapat dibubarkan oleh presiden dan semua anggota DPR merangkap menjadi

    anggota MPR.

    VI. Ciri-ciri Demokrasi

    Ciri-ciri demokrasi adalah:

    1. Pemerintah berdasarkan konstitusi2. Pemilihan umum yang demokratis3. Pembuatan undang-undang4. Sistem peradilan yang independen5. Kekuasaan lembaga kepresidenan6. Peran media yang bebas7. Peran kelompok-kelompok kepentingan8. Hak masyarakat untuk tahu9. Melindungi hak-hak minoritas10. Kontrol sipil atas militer11. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan

    politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).

  • 5/28/2018 MAKALAH PKN-DEMOKRASI

    7/12

    12. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak- hak asasirakyat (warga negara).

    13. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.14. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai

    alat penegakan hukum

    15. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.16. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan

    mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.

    17. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembagaperwakilan rakyat.

    18. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih)pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.

    19. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan, dansebagainya).

    VII. Fungsi Demokrasi Pancasila

    Demokrasi Pancasila memiliki beberapa fungsi, antara lain:

    1. Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara. Contohnya:a. Ikut menyukseskan Pemilu;

    b. Ikut menyukseskan Pembangunan;

    c. Ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan.

    2. Menjamin tetap tegaknya negara RI3. Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan sistem

    konstitusional

    4. Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila5. Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara lembaga negara6. Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab,

    Contohnya:

    a. Presiden adalah Mandataris MPR,

  • 5/28/2018 MAKALAH PKN-DEMOKRASI

    8/12

    b. Presiden bertanggung jawab kepada MPR.

    VIII. Dampak Positif Sistem Demokrasi di Indonesia

    Hal positif dari sistem demokrasi di Indonesia antara lain berlangsungnya prosespilpres secara langsung dan berjalan dengan baik.

    Terdapat penghitungan hasil pemungutan suara yang dilakukan oleh seorang petugas,dengan disaksikan sejumlah masyarakat dan pihak berwenang.

    IX. Dampak Negatif Sistem Demokrasi di Indonesia

    Wakil ketua DPR RI Priyo Budi Santoso (PBS) pada pertemuan antara Wakil Ketua

    DPR RI dengan delegasiHouse Democracy Partnership CommitteeKongres Amerika Serikat

    yang dipimpin oleh Anggota Kongres David Dreier (23 Februari 2011) mengatakan bahwa

    demokrasi di Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di dunia.

    Indonesia saat ini dikenal sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim

    terbesar di dunia yang menganut sistem demokrasi. Kenyataan ini telah menjadikan Indonesia

    sebagai sebuah model di mana Islam dan demokrasi dapat berjalan seiringan, ujarnya

    sebagaimana dilansir detikcom(04/0311).

    Namun sejujurnya ungkapan tersebut perlu dipertanyakan, sebab masayarakat masih

    merasa gagal dengan pemerintahan Indonesia. Buah dari penerapan sistem demokrasi tapi

    sudah dijadikan sebagai model percontohan. Bahkan dikatakan salah satu yang terbaik di

    dunia mengungguli AS karena berhasil melakukan pilpres secara langsung.

    Pelaksanaan pemilu yang merupakan salah satu pilar demokrasi ini telah menelan

    biaya yang luar biasa besarnya. Padahal notabene anggaran yang digunakan adalah

    mengambil uang rakyat. Menurut perkiraan KPU, pemilu 2009 menghabiskan dana sebanyak

    47,9 triliun, belum diketahui berapa hasil akhir audit dana pemilu tersebut. Di tingkat daerah,

    pemilukada 2010 mencapai 4,2 trilyun rupiah.

    Biaya yang sangat besar tersebut ternyata gagal menghasilkan pemimpin yang

    berkualitas. Masyarakat harus disuguhi dengan praktik-praktik jual beli politik. Melahirkan

    pemimpin peragu dalam mengambil keputusan, seringkali kebijakannya tidak berpihak pada

    rakyat..

  • 5/28/2018 MAKALAH PKN-DEMOKRASI

    9/12

    Banyak kepala daerah dan pejabat negara yang terjerat kasus korupsi , hal ini wajar

    terjadi dalam pemilu demokrasi disebabkan mahalnya ongkos naik menjadi pejabat,

    sedangkan hitung-hitungan gaji yang akan di dapat tak menutupi, maka secara otomatis dia

    akan mencari balik modal.

    Efek moral demokrasi prosedural. Data sengketa Pilkada yang mendapat putusan

    Mahkamah Konstitusi pada tahun 2009 adalah sebanyak 78 kasus (57%), dan yang juga

    berada dalam proses sidang sebesar 46 kasus (34%). Konflik dan sengketa pada Pilkada

    Langsung ini bukan hanya berdampak pada aspek politik, namun lebih luas lagi pada aspek

    sosial budaya masyarakat. Bagaimana kita lihat begitu banyaknya terjadi berbagai konflik di

    tengah-tengah masyarakat akibat pemilu. Begitu pula buah dari demokrasi prosedular telah

    berdampak negatif bagi kehidupan spiritual masyarakat, di mana kasus money politik dan

    suap menyuap ini rentan terjadi di tingkat kelurahan sampai tingkat pusat yang mungkin tak

    terhitung lagi jumlahnya.

    Terkait Demokrasi sistemik.

    Demokrasi memiliki asas kedaulatan di tangan rakyat. Artinya rakyatlah yang membuat

    hukum atau Undang-Undang. Fakta di Indonesia, rakyat mengamanahkan para wakilnya yang

    duduk di parlemen yang terpilih dalam pemilu. Namun pada kenyataannya yang berdaulat

    adalah para pemilik modal.

    Dalam demokrasi-kapitalisme, kekuatan pemilik modal menjadi faktor utama dalam

    mengambil kebijakan. Hal ini disebabkan mahalnya ongkos naik menjadi pejabat parleman

    maupun Presiden sekalipun. Jika dia bukan seorang yang meiliki modal yang sangat besar,

    maka dia akan mencari sponsor pemodal lain. Sehingga muncul politik balas budi.

    Kemudian munculnya UU Migas, UU Air, RUU Investasi, UU listrik, dll adalah bukti

    nyata adanya intervensi asing, bahkan diakui sendiri oleh anggota Komisi IV DPR RI

    Siswono Yudhohusodo, bahwa setidaknya ada 60 produk perundangan Indonesia yang

    dipengaruhi kepentingan perusahaan asing dan sangat merugikan kepentingan nasional. (RM

    online20/10/10).

    Hasilnya, negeri ini ibarat tergadai. Indonesia mudah dikontrol oleh pihak asing melalui

    investor pemerintah luar negri maupun lembaga-lembaga internasional seperti Word Bank,

  • 5/28/2018 MAKALAH PKN-DEMOKRASI

    10/12

    dll. Harta kekayaan alam Indonesia dikuras oleh asing. Bertengger nama-nama seperti

    Freeport, ExxonMobile, Newmont, serta Inco Internasional yang menguasai SDA potensial.

    Seperti: emas, nikel, gas, dan minyak bumi. Begitu pula di Sektor finansial, terutama adalah

    perbankan, termasuk bank-bank kecil, juga tak lepas dari cengkeraman pemodal asing,

    meskipun realitasnya lebih menggantungkan keuntungan dari Sertifikat Bank Indonesia

    (SBI), padahal itu adalah uang negara. Sedangkan Laba triliunan rupiah yang didapat dari

    uang rakyat itu kembali ke kantong para investornya.

    Implikasinya rakyat menjadi korban, sehingga angka kemiskinan masih amat tinggi

    ditengah negri yang kaya raya. Lapangan pekerjaan terus menyempit, kasus gizi buruk, dll.

    30 juta jiwa lebih penduduk miskin menurut data BPS, itu pun menggunakan standard

    kemiskinan berpendapatan 7000 per hari. Bila menggunakan standar bank dunia (2 dollar per

    hari) maka kemiskinan di Indonesia hampir 50 persen.

    Demokrasi sekulerisme di Indonesia yang memisahkan agama dengan kehidupan juga

    telah melahirkan banyaknya premanisme, angka kriminalitas, kelahiran diluar nikah,

    merebaknya aliran-aliran sesat yang berlindung dibalik HAM nya demokrasi, dan dampak-

    dampak buruk lainnya.

    Indonesia merupakan negara yang berlandaskan hukum. Sebagai negara hukum,

    seharusnya negara ini tidak hanya menjamin kebebasan warganya dalam hukum, politik, dan

    pemerintahan, lebih dari itu, negara ini juga harus menjamin konsistensi penegakkan hak

    asasi manusia. Penegakkan hak-hak asasi manusia saat ini memang sudah diatur dalam

    beberapa hukum tertulis. Tetapi dalam praktik kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

    bernegara, penegakkan hak asasi manusia masih dirasa belum konsisten. Konsistensi

    penegakkan hak-hak asasi manusia di Indonesia dapat diukur secara baik dengan menilai

    fakta-fakta sejarah yang pernah terjadi di negara ini dari sudut pandang yang objektif.

    Kemajuan selama era reformasi di Indonesia selama ini tampaknya masih belum

    memberikan catatan yang begitu memuaskan, khususnya di bidang penegakkan hak-hak asasi

    manusia (HAM). Pertanyaan ini memang mendesak untuk dijawab, terutama karena ada

    banyak pihak berpendapat bahwa proses reformasi ternyata mengalami kemandekan.

    Jika diamati dari sudut pandang yang objektif, tampaknya upaya pengusutan

    pelanggaran HAM berat di Indonesia selama ini masih mengalami kemacetan. Masyarakat

  • 5/28/2018 MAKALAH PKN-DEMOKRASI

    11/12

    pun bisa menilai sendiri bagaimana upaya pengusutan Peristiwa Trisakti-Semanggi I-

    Semanggi II, Peristiwa Wamena-Wasior, Peristiwa Kerusuhan 13-15 Mei 1998, Peristiwa

    Penghilangan Orang Secara Paksa, dan Peristiwa Talangsari 1989 yang berkali-kali

    dikembalikan oleh pihak Kejaksaan Agung kepada Komnas HAM. Pihak Kejaksaan Agung

    menyatakan tak bisa melakukan penyidikan karena belum ada penetapan pengadilan HAM ad

    hoc oleh parlemen. Ketidakmampuan penuntasan masalah HAM dengan adanya impunitas

    bagi para pelakunya telah menimbulkan pertanyaan menyangkut keseriusan pemerintah.

    Kebebasan politik yang dinikmati oleh masyarakat Indonesia ternyata juga tak

    diimbangi dengan perlindungan hukum yang semestinya bagi hak-hak sipil, seperti, hak atas

    kemerdekaan dan keamanan pribadi, hak atas kebebasan dari penyiksaan, atau perlakuan atau

    hukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat, hak atas

    pemeriksaan yang adil dan proses hukum yang semestinya, hak atas pengakuan pribadi di

    depan hukum, dan larangan atas propaganda untuk perang dan hasutan kebencian. Dari

    berbagai daerah, seperti, Poso, Lombok, Papua, juga Jakarta, dan tempat-tempat lain di

    Indonesia, dilaporkan masih terjadi kekerasan horisontal yang melibatkan unsur-unsur polisi

    dan militer. Penganiayaan dilaporkan masih terus di alami oleh kelompok-kelompok

    masyarakat, seperti, buruh, petani, masyarakat adat, kelompok minoritas agama, dan para

    mahasiswa.

    Hal yang memprihatinkan, seringkali dalam peristiwa kekerasan horisontal, aparat

    keamanan seolah-olah tidak berdaya melindungi kelompok-kelompok yang menjadi sasaran

    kekerasan tersebut. Laporan-laporan HAM yang dikeluarkan oleh LSM dan PBB

    menyatakan, penyiksaan masih terus terjadi di pusat-pusat penahanan di kepolisian. Selama

    hampir dua belas tahun terakhir ini, sistem hukum dan jajaran aparaturnya, seperti, polisi,

    jaksa, dan hakim tidak mampu menjawab secara semestinya kasus-kasus kekerasan horisontal

    dan vertikal yang melibatkan aparat polisi dan atau tentara.

    Kasus-kasus pelanggaran HAM berat masa lalu, seperti, kasus pembunuhan,

    penculikan, penahanan sewenang-wenang terhadap ratusan ribu orang yang disangka

    mempunyai kaitan dengan PKI, dan beberapa kasus lainnya, sampai hari ini belum

    memperoleh penanganan yang adil. Sebagian dari mereka yang diduga kuat terlibat

    melakukan pelanggaran HAM berat (kejahatan genosida dan kejahatan terhadap

    kemanusiaan) masih ada yang bebas berkeliaran tanpa pernah tersentuh oleh hukum.

  • 5/28/2018 MAKALAH PKN-DEMOKRASI

    12/12

    Para pelaku pelanggaran HAM yang diajukan ke pengadilan, umumnya dikenakan

    pasal pidana ringan, misalnya kasus penembakan para petani oleh oknum polisi, di

    Manggarai, biasanya para terdakwa itu akan dikenakan pasal pidana ringan, dan akhirnya

    dikenakan hukuman ringan, antara 1 tahun, 2 tahun, atau beberapa bulan saja, atau bahkan

    dibebaskan sama sekali, seperti, dalam kasus-kasus pelanggaran HAM di Timor-Timur pasca

    jajak pendapat 1999, dan kasus Tanjung Priok 1984.

    Hal inilah yang kemudian menjadi budaya pembiaran (culture of impunity) yang terus

    merasuki sistem hukum dan aparaturnya, seperti polisi, jaksa dan hakim, terutama ketika

    aparat penegak hukum harus menangani kasus-kasus pelanggaran HAM yang melibatkan

    polisi dan tentara. Budaya pembiaran inilah yang menghambat setiap upaya penegakan

    hukum. Budaya impunityitu bila dibiarkan terus berkembang dalam jangka waktu yang tidak

    terlalu lama akan menghancurkan kedaulatan hukum, dan pada gilirannya akan

    menghancurkan sistem demokrasi di Indonesia.