makalah plb

17
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Pengembangan Lahan Basah ini dengan baik. Makalah Pengembangan Lahan Basah ini merupakan penerapan dari dasar teori yang telah didapatkan pada matakuliah PLB, serta matakuliah lainnya yang berhubungan. Makalah ini bertujuan agar mahasiswa Teknik Sipil lebih memahami dan dapat mengaplikasikan teori yang telah didapatkan. Makalah ini penulis selesaikan dengan bantuan berbagai pihak. Tanpa bantuan dan dorongannya mungkin penulis tidak dapat menyelesaikannya. Oleh Karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada bapak Ir. Drs. Trimaidjon, MT sebagai dosen pembimbing, dan kepada semua teman-teman lain yang telah membantu penyelesaian desain ini. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah di masa mendatang. Semoga pembuatan dan penyusunan Makalah Pengembangan Lahan Basah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin. Pekanbaru, Maret 2014 PENULIS i

Upload: januar-fitri

Post on 20-Jan-2016

59 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Plb

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Pengembangan Lahan Basah ini dengan baik.

Makalah Pengembangan Lahan Basah ini merupakan penerapan dari dasar teori yang telah didapatkan pada matakuliah PLB, serta matakuliah lainnya yang berhubungan. Makalah ini bertujuan agar mahasiswa Teknik Sipil lebih memahami dan dapat mengaplikasikan teori yang telah didapatkan.

Makalah ini penulis selesaikan dengan bantuan berbagai pihak. Tanpa bantuan dan dorongannya mungkin penulis tidak dapat menyelesaikannya. Oleh Karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada bapak Ir. Drs. Trimaidjon, MT sebagai dosen pembimbing, dan kepada semua teman-teman lain yang telah membantu penyelesaian desain ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah di masa mendatang.

Semoga pembuatan dan penyusunan Makalah Pengembangan Lahan Basah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Pekanbaru, Maret 2014

PENULIS

i

Page 2: Makalah Plb

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………….…………………. i

DAFTAR ISI …………………………………………………………...……………...… ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………....… 1

1.2 Tujuan dan Kegunaan …………………………………………………….…… 2

BAB II PEMBAHASAN ………………………….…………….…………………...… 3

2.1 Konsep Lahan Basah………………………………………………..…....…… 3

2.2 Fungsi Lahan Basah ………………………………………………………...… 4

2.3 Potensi Biofisik Lahan Basah ……………………………………………….... 5

2.4 Potensi Ekonomis Lahan Basah

2.5 Rincian Sebab-Sebab Kehilangan Lahan basah

BAB III PENUTUP ………………………………………………….………… 13

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………… 13

3.2 Saran ……………………………………………..…………………… 13

DAFTAR PUSTAKA ……………………………….……………………… 14

ii

Page 3: Makalah Plb

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut konferensi Ramsar lahan basah (wetlands) dapat diartikan sebagai lahan

basah yang secara alami atau buatan selalu tergenang, baik secara terus-menerus ataupun

musiman, dengan air yang diam ataupun mengalir. Air yang menggenangi lahan basah

dapat berupa air tawar, payau dan asin. Tinggi muka air laut yang menggenangi lahan

basah yang terdapat di pinggir laut tidak lebih dari 6 meter pada kondisi surut.

Lahan basah adalah salah satu dari banyaknya lingkungan produktif di dunia. Lahan

basah merupakan “supermarket” dari keanekaragaman hayati. Lahan basah merupakan

istilah kolektif tentang ekosistem yang pembentukannya dikuasai air, dan proses serta

cirinya dikendalikan oleh air. Suatu lahan basah adalah suatu tempat yang cukup basah

selama waktu yang cukup panjang bagi pengembangan vegetasi dan organisme lain yang

teradaptasi khusus. Lahan basah merupakan areal transisi antara lahan kering dan wilayah

perairan seperti danau, rawa, payau, sungai dan pantai. Tidak semua lahan basah yang

selalu berair atau tergenang sepanjang tahun.

Lahan basah merupakan ekosistem yang produktif, mempunyai sejumlah fungsi dan

manfaat yang bernilai bagi manusia. Lahan basah adalah daerah peralihan antara sistem

perairan dansistem daratan. Tumbuhan yang hidup umumya adalah hidrofita, substratnya

berupa tanah hidric yang tidak dikeringkan serta berupa bahan bukan tanah dan jenuh atau

tertutupdengan air dangkal pada suatu waktu selama musim pertumbuhan setiap tahun.

Indonesia merupakan negara yang memiliki ekosistem lahan basah (wetlands) yang

terluas di Asia Tenggara yakni sekitar 37 juta Ha, sehingga menempatkan Indonesia

sebagai salah satu kawasan terkaya di dunia dalam hal potensi keanekaragaman hayati

yang terkandung didalamnya, baik secara ekologis maupun ekonomis.

Mengingat cukup bervariasinya tipe dan sifat ekosistem lahan basah Indonesia, maka

ekosistem lahan basah tersebut mempunyai potensi yang sangat besar untuk dapat

dikembangkan pemanfaatannya secara berkelanjutan.

1

Page 4: Makalah Plb

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui potensi lahan basah baik

secara biofisik maupun ekologis dengan merujuk kepada fungsi-fungsinya. Sedangkan

kegunaannya adalah sebagai bahan informasi bagai mahasiswa dalam meninjau sejauh

mana potensi dan fungsi lahan basah.

2

Page 5: Makalah Plb

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Lahan Basah

Lahan basah adalah istilah kolektif tentang ekosistem yang pembentukannya dikuasai

air, dan proses serta cirinya terutama dikendalikan air. Suatu lahan basah adalah suatu

tempat yang cukup basah selama waktu cukup panjang bagi pengembangan vegetasi dan

organisme lain yang teradaptasi khusus. Lahan basah ditakrifkan (define) berdasarkan tiga

parameter, yaitu hidrologi, vegetasi hidrofitik, dan tanah hidrik.

Lahan basah mencakup suatu rentangan luas habitat pedalaman, pantai, yang memiliki

sejumlah tampakan sama. Lahan basah adalah wilayah rawa, lahan gambut, dan air, baik

alami maupun buatan, bersifat tetap atau sementara, berair ladung (stagnant, static) atau

mengalir yang bersifat tawar, payau, atau asin, Tinggi muka air laut yang menggenangi

lahan basah yang terdapat di pinggir laut tidak lebih dari 6 meter pada kondisi surut.

Lahan basah merupakan komponen penting beraneka ekosistem karena berfungsi

menyimpan air banjir, memperbaiki mutu air, dan menyediakan habitat bagi margasatwa.

Dalam kenyataan lahan basah dapat menyediakan sederetan barang dan jasa penting bagi

manusia dalam penggunaan langsung dan tidak langsung, kesejahteraan margasatwa, dan

pemeliharaan mutu lingkungan. Proses biofisik yang menjadi gantungan penyediaan

barang dan jasa, juga menopang fungsi dan struktur ekosistem.

Pengembangan pertanian paling banyak menghilangkan lahan basah. Sebagai contoh,

di Amerika Serikat pada kurun waktu antara 1950an dan 1970an, 87% lahan basah yang

hilang disebabkan oleh pengembangan pertanian, 8% oleh pengembangan kota, dan 5%

oleh pengembangan lain.

Tiap lahan basah tersusun atas sejumlah komponen fisik, kimia, dan biologi, seperti

tanah, air, spesies tumbuhan dan hewan, serta zat hara. Proses yang terjadi antar-

komponen dan di dalam tiap komponen membuat lahan basah dapat mengerjakan fungsi-

fungsi tertentu, dapat membangkitkan hasilan, dan dapat memiliki tanda pengenal khas

ekosistem.

3

Page 6: Makalah Plb

2.2 Fungsi Lahan Basah

Nilai lahan merupakan gabungan tiga parameter, yaitu fungsi yang dapat dikerjakan,

hasilan (product) yang dapat dibangkitkan, dan tanda pengenal (attribute) berharga pada

skala ekosistem yang dapat disajikan. Tiap lahan basah tersusun atas sejumlah komponen

fisik, kimia, dan biologi, seperti tanah, air, spesies tumbuhan dan hewan, serta zat hara.

Proses yang terjadi antarkomponen dan di dalam tiap komponen membuat lahan basah

dapat mengerjakan fungsi-fungsi tertentu, dapat membangkitkan hasilan, dan dapat

memiliki tanda pengenal khas pada skala ekosistem. Tidak semua ciri (characteristic) ada

pada tiap lahan basah. Maka tidak semua lahan basah dapat menjalankan semua fungsi dan

tidak semua fungsi dapat dikerjakan sama di tiap lahan hasah.

Fungsi khusus terpenting lahan basah mencakup pengimbuhan (recharge) dan

pelepasan (discharge) air bumi (ground water), penqendalian banjir, melindungi garis

pantai terhadap abrasi laut, penambatan sedimen, toksikan, dan hara, serta pemendaman

(sequestering) karbon khususnya di lahan gambut. Hasilan yang dapat dibangkitkan ialah

sumberdaya hutan, sumberdaya pertanian, perikanan, dan pasokan air. Tanda pengenal

berharga pada skala ekosistem ialah keanekaan hayati, keunikan warisan alami (geologi,

tanah, margasatwa, ikan, edafon, vegetasi), dan bahan untuk penelitian ilmiah. Lahan

basah, khususnya lahan gambut, merupakan gudang penyimpan informasi, sangat berguna

tentang lingkungan purba (paleoenvironment) berkenaan dengan ragam vegetasi, keadaan

iklim, lingkungan pengendapan, dan pembentukan gambut sendiri.

Soal fungsi dan tanda pengenal berharga mensyaratkan konservasi penuh, sedang

persyaratan dalam soal hasilan berkisar antara kenservasi penuh dan konversi lengkap.

Pasokan air memerlukan konservasi penuh. Pengembangan sumberdaya pertanian

menghendaki konversi lengkap. Pengembanqan sumberdaya hutan dan ikan dapat

mensyaratkan konversi lengkap, cukup dengan konversi terbatas, atau tidak perlu konversi.

Pengembangan sumberdaya hutan untuk hasilan alami, seperti bahan tumbuhan obat atau

rempah, damar, getah, dan madu, tidak memerlukan konversi. Untuk hasilan kayu dari

hutan alam tidak diperlukan konversi, akan tetapi dapat mengakibatkan konversi tanpa

diniati karena mengusik ekosistem melampaui batas daya 1entingnya (resilience).

Diperlukan konversi lengkap untuk hasilan kayu dan hutan tanaman. Pengusahaan

akuakultur tambak mengkonversi lengkap lahan basah mangrove. Pengembangan

sumberdaya perikanan di perairan umum tidak memerlukan konversi. Dalam system

tertentu, antara lain beje masyarakat Dayak Kalimantan Tengah. dipenlukan konversi

4

Page 7: Makalah Plb

terbatas dengan menggali handil yang berujung di cekungan berair. Handil digunakan

untuk menggiring ikan dari sungai masuk ke dalam cekungan berair dan kolam alami

digunakan untuk menjebak dan menangkap ikan.

Menurut Dugan (1990), fungsi lahan basah ialah:

1. Pengisian kembali air tanah, yang terutama dijalankan oleh dataran banjir, rawa air

tanah, danau, lahan gambut dan hutan rawa.

2. Pelepasan air tanah

3. Penambatan sedimen, bahan beracun dan hara

4. Rekreasi dan turisme

5. Pengendalian banjir, yang dijalankan oleh semua bentuk lahan basah, kecuali system

pantai terbuka (Dijalankan Oleh semua bentuk lahan basah).

6. Pengukuran garis tepilaut (shoreline) dan pengendalian erosi, yang terutama

dijalankan oleh estuari, kewasan mangrove, sistem pantai terbuka, dataran banjir dan

rawa air tawar.

7. Ekspor biomassa, yang dijalankan oleh semua bentuk lahan basah, kecuali lahan

gambut.

8. Perlindungan terhadap badai dan pematah angin, yang terutama dijalankan oleh

estuari, kawasan mangrove, sistem pantai terbuka dan hutan rawa.

9. Pengukuhan iklim mikro, yang terutama dijalankan oleh kawasan mangrove, dataran

banjir, rawa air tawar, danau dan hutan rawa.

10.Pengangkutan air, yang terutama dijalankan oleh estuari, kawasan mangrove, dataran

banjir dan danau. Imbuhan (pengisian kembali) air tanah terjadi pada waktu air

bergerak dari lahan basah ke bawah dan masuk ke dalam akuifer. Selama pergerakan

ini terjadi pembersihan air. Air dalam akuifer dapat mengalir ke samping dan akhirnya

dapat naik ke permukaan lahan basah lain. Jadi, imbuhan air tanah di lahan basah yang

satu bergandengan dengan pelepasan air tanah di lahan basah yang lain. Fungsi

imbuhan dan pelepasan air tanah antarlahan basah dalam setahun dapat tertukarkan,

tergantung pada kenaikan dan penurunan permukaan air tanah setempat yang

mengubah arah landaian permukaan air tanah.

2.3 Potensi Biofisik Lahan Basah

Kinerja lahan basah membangkitkan hasilan dan jasa lingkungan dan ekonomi.

Masyarakat umum masih sulit memahami kepentingan hasilan dan jasa lingkungan

5

Page 8: Makalah Plb

berhubung hasilan dan jasa tersebut sulit dihargai dengan uang karena tidak biasa

dipertukarkan denqan mekanisme pasar. Padahal banyak hasilan atau jasa lingkungan

Iahan basah yang secara ekonomi penting sekali bagi hanyak bentuk kegiatan manusia .

Sebaqai contoh, jasa lingkungan lahan basah menambat air membantu mengurangi

kerusakan karena banjir yang dapat dinilai dengan uang niilyaran rupiah. Contoh lain, jasa

lingkungan lahan basah nembersihkan air dapat dinilai dengan uang menurut pengurangan

pengeluaran untuk memelihara kesehatan ponduduk.

Ada hasilan yang diperoleh dari luar lahan basah yang dapat dijual sebetulnya berasal

dan lahan basah. Contoh, ikan dewasa yang tertangkap di hilir sungai berpijah dan

bertumbuh di lahan basah yang ada di hulu sungai. Seringkali jasa yang dibangkitkan

lahan basah utuh dirasakan maslahatnya di luar lahan basah. Oleh karena asas kausalitas

peristiwa alam tidak difahami, masyarakat umum tidak dapat menghargai upaya

konservasi lahan basah. Ketidakpedulian atau ketidaktanggapan akan masalah-masalah

lingkungan dan konservasi barangkali dapat dirunut ke kelemahan pendidikan lingkungan

di dalam dan di luar sekolah.

Nilai lahan basah ditentukan oleh fungsi yang dapat dijalankan, produk yang dapat

dihasilkan, dan maknanya sebagai ujud. Perbedaan ciri biofisik membawa serta perbedaan

nilai. Fungsi-fungsi terpenting yang dapat dijalankan oleh bagian besar atau semua

kategori lahan basah alami ialah imbuhan (recharge) air tanah, mengatur pelepasan

(discharge) air tanah, mengendalikan banjir, mengukuhkan (stabilize) garis pantai,

mengendalikan erosi, menambat sedimen, hara dan bahan beracun, dan mengukuhkan

iklim mikro. Kemampuan menambat bahan meracun dapat dimanfaatkan untuk

membersihkan limbah cair dan mengendalikan pencemaran oleh sumber baur (nonpoint

source). Di Amerika Serikat juga digunakan lahan basah buatan yang dirancang khusus

untuk keperluan tersebut (Mitsch, 1922; Hammer, 1992). Lahan gambut berperan dalam

mengendalikan emisi CO2 ke atmosfer dengan memendam (sequester) C dalam bahan

organik gambut, berarti membantu menekan efek rumah kaca. Fungsi-fungsi yang dapat

dijalankan menunjukkan bahwa lahan basah alami berperan penting dalam menjaga

keselamatan dan kelestarian lingkungan.

Produk-produk yang dapat dihasilkan lahan basah alami berasal dari sumberdaya

hutan (kayu, damar, buah, bahan obat), sumbedaya satwa liar (kulit, telur, madu),

sumberdaya akuatik (ikan), sumberdaya nabati yang menghasilkan hijauan pakan, dan

bekalan (supply) air dari air yang ditambat. Gambut berkemampuan menambat air sangat

6

Page 9: Makalah Plb

besar. Setiap m3 gambut secara rerata dapat menambat air yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan air rumahtangga satu orang selama 10 hari. Lahan basah alami dapat

dikembangkan untuk budidaya tanaman, ternak dan ikan. orang Bugis dan Banjar

mengembangkan lahan rawa pasang surut untuk budidaya padi sawah. Orang Banjar juga

mengembangkan budidaya padi sawah di lahan lebak, demikian pula orang Palembang.

Lahan lebak oleh orang Banjar juga dikembangkan untuk budidaya ikan. Orang Jawa di

Kedu, Bojonegoro dan Lamongan mengembangkan budidaya tanaman pangan di lahan

bonorowo. Lahan gambut di Palembang dan Kalimantan Barat oleh penduduk setempat

dikembangkan untuk hortikultura (nenas, sayuran). Di Malaysia dan Amerika Serikat

banyak lahan gambut dikembangkan untuk budidaya sayuran. Di Malaysia lahan gambut

juga dikembangkan untuk perkebunan kelapa sawit. Di Riau perkebunan kelapa

berkembang baik di lahan gambut.

2.4 Potensi Ekonomis Lahan Basah

Masih banyak watak, perilaku, dan kegunaan sebenarnya lahan basah yang belum kita

ketahui dan fahami. Tanpa pengetahuan yang memadai, pengelolaan lahan basah tidak

mungkin menghasilkan kemaslahatan menyeluruh yang berkelanjutan, baik dari perspektif

ekonomi, sosial-budaya, maupun lingkungan.

Indonesia memiliki lahan basah terluas di kawasan tropika. Belum ada angka luas

lahan basah dan luas lahan gambut di Indonesia yang darat diterima umum. Ada yang

menyebut luas lahan gambut Indonesia 17 juta ha dan ada yang mengatakan 27 juta ha

(Rieley. dkk., 1996). Barangkali dapat diterima kalau yang 27 juta ha adalah seluruh lahan

basah, sedang yang 7 juta ha adalah lahan gambut. Angka luas lahan gambut Indonesia

yang lebih sening diajukan dalam pustaka internasional ialah 17 juta ha (Maltby, 1986).

RePPProt mengajukan dua angka luas lahan gambut Indonesia yang berbeda menurut

pengukuran tahun 1988 dan 1990. Luas pada tahun 1988 dan 1990 masing-masing ialah

20.072.825 ha dan 17.852.925 ha. Menurut Rieley, dkk. (1996), perbedaan antara kedua

angka tersebut barangkali berkaitan dengan perubahan penggunaan lahan dan kehilangan

lahan gambut karena penebangan hutan, pengatusan, dan pengembangan untuk produksi

dan pemukiman. Kehilangan lahan gambut paling besar selama dua tahun tersebut (1988-

1990) terjadi di Sumatera dari 8.253.450 ha berkurang nenjadi 6.941.250 ha, berarti

menyusut sehanyak 16%. Diantara begitu banyak masalah yang perlu ditelaah dan

ditangani untuk mengungkapkan hakikat lahan basah selengkapnya dan untuk menentukan

7

Page 10: Makalah Plb

system.

Pengelolaannya yang berkelanjutan ada beberapa masalah yang perlu diprioritaskan.

Dimana-mana 1ahan basah hilang atau berubah karena perusakan proses atau oleh

intensifikasi pertanian, urbanisasi, pencemaran, pembangunan bendung, pengalihan air

regional dan intervensi atas sistem ekologi dan hidrologi. Di negara-negara sedang

berkembang, kehilangan lahan basah pada gilirannya memberikan dampak berat atas

masyarakat Setempat yang hidupnya bergantung pada sumberdaya tersebut. Untuk dapat

menyelesaikan persoalannya, sebab-sebab pasti kehilangan lahan basah perlu diaalisis.

2.5 Rincian Sebab-sebab Kehilangan Lahan Basah

Hal yang paling utama berkenaan dengan sebab-sebab kehilangan lahan basah akibat

tindakan manusia ialah:

Secara langsung:

Pengatusan untuk pertanian, kehutanan, dan pengendalian nyamuk

Penggalian saluran untuk navigasi dan perlindungan terhadap banjir

Penimbunan atau peninggian lahan untuk jalan dan pembangunan kawasan tempat

tinggal dan industry

Konversi untuk akuakultur atau marikultur

Pembuatan bendung, tanggul, dan dinding penahan laut untuk pengendalian banjir,

pasokan air, dan irigasi.

Pelepasan pestisida, hara dan limbah rumah tangga dan aliran limpas pertanian, serta

sedimen

Nenambang gambut untuk bahan bakar atau medium semai

Penyedotan air bumi berlebihan

Secara taklangsung:

Pengalihan sedixnen oleh bendung dan saluran dalam

Pengubahan hidrologi oleh saluran dan jalan

Amblesan oleh pengatusan, pematangan tanah mineral, perubahan fisik dan kimia

gambut, serta penyedotan air bumi berlebihan.

8

Page 11: Makalah Plb

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di muka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Lahan basah merupakan lahan yang produktif untuk dikembangkan karena tidak

hanya memanfaatkan aspek keberlanjutan kelestarian populasi tanaman melainkan

keberlanjutan populasi ekosistem lain dapat dipengaruhi dan dikembangkan antara

lain populasi air, hewan, dan keberlanjutan Biodiversitasnya.

2. Secara teknis lahan basah memiliki potensi Biofisik dan potensi Ekonomis yang dapat

menambah pengahasilan masyarakat secara umum dan negara secara khusus

disebabkan banyaknya keterkaitan ekologis yang terkait di dalamnya.

3. Lahan basah juga disamping sangat potensil untuk dikembangkan di bangsa kita juga

perlu diperhatikan konservasinya serta pemanfaatannya secara maksimal dan tidak

hanya menitikberatkan pada lahan kering.

3.2 Saran

Pengelolaan Sumber Daya Air perlu ditata dengan baik bagi kesinambungan dan

ketersediaan air, untuk itu wilayah yang memiliki potensi untuk sumber daya air sebaiknya

di kelola agar mencukupi kebutuhan air sehari-hari.

9

Page 12: Makalah Plb

DAFTAR PUSTAKA

Suripin, 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Penerbit Andi. Yogyakarta.

www.puslittan.bogor.net/berkasPDF/JurnalPP/2006/Nomor-1/08-Sanchez- 2006.pdf

Dugan. P.J. (ed). 1990. Wetland conservation. The World conservation Union. Gland,Switzerland. 96 h

10