makalah (pro) pangan rekayasa genetika
TRANSCRIPT
-
i
MMAAKKAALLAAHH ((PPRROO)) PPAANNGGAANN RREEKKAAYYAASSAA GGEENNEETTIIKKAA
Diajukan sebagai tugas mata kuliah
Ilmu Kealaman Dasar
Disusun oleh :
Rohmad Putra A.S 411306092
Risky Aji Maulana 411306147
Arif Rizki Wicaksana 411306117
Suryah Oktavianus S. 411306190
Andy Kriswantoro 1461404834
Achmad ismail 411306126
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2016
-
ii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2
BAB II TUJUAN PUSTAKA
A. Definisi Rekayasa Genetika Pada Umumnya................................................. 3
B. Prinsip Dasar Rekayasa Genetika .................................................................. 4
C. Tujuan Rekayasa Genetika............................................................................. 4
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................... 5
A. Beberapa Contoh Pangan Hasil Rekayasa Genetika....................................... 7
B. Keunggulan Pangan Rekayasa Genetika......................................................... 9
C. Bagaimana Pangan Hasil Rekayasa Genetika Dikaji Keamanannya ? ........... 10
D. Isu Penting Yang Terkait Dengan Keamanan Pangan Hasil
Rekayasa Genetik ........................................................................................... 12
BAB IV KESIMPULAN........................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 13
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pertumbuhan penduduk dunia yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun mulai menjadi ancaman yang cukup serius. Hal tersebut dikarenakan peningkatan
jumlah penduduk akan berbanding lurus dengan peningkatan kebutuhan pangan,
sedangkan lahan pertanian justru semakin sempit karena sebagian besar lahan dikonversi
menjadi area pemukiman dan industri. Diperkirakan pada tahun 2050 penduduk bumi
akan mencapai angka 9 miliar jiwa dan satu hal yang paling dikhawatirkan dari fenomena
tersebut adalah: krisis pangan.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya krisis pangan, salah
satunya adalah melalui bioteknologi berupa rekayasa genetika. Secara teori, rekayasa
genetika merupakan upaya manusia yang dengan sengaja mengubah, memodifikasi,
dan/atau menambahkan susunan suatu gen dengan material baru pada suatu organisme
untuk mendapatkan keturunan sesuai dengan yang diinginkan manusia (Suryanegara,
2011). Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa latin),
artinya suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara Etimologikata genetika berasal dari
kata genos dalam bahasa latin, yang berarti asal mula kejadian. Namun, genetika
bukanlah ilmu tentang asal mula kejadian meskipun pada batas-batas tertentu memang
ada kaitannya dengan hal itu juga. Genetika adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk
alih informasi hayati dari generasi ke generasi. Oleh karena cara berlangsungnya alih
informasi hayati tersebut mendasari adanya perbedaan dan persamaan sifat diantara
individu organisme, maka dengan singkat dapat pula dikatakan bahwa genetika adalah
ilmu tentang pewarisan sifat. Dalam ilmu ini dipelajari bagaimana sifat keturunan
(hereditas) itu diwariskan kepada anak cucu, serta variasi yang mungkin timbul
didalamnya.
Beberapa kalangan bersepakat bahwa rekayasa genetika dapat menjadi solusi bagi
krisis pangan melalui tanaman transgenik atau lebih dikenal dengan GMO (Genetically
Modified Organism). Tanaman transgenik mulai dikembangkan pada tahun 1973 oleh
Hurbert Boyer dan Stanley Cohen (BPPT, 2000 dalam Karmana 2009). Sejak saat itu,
semakin banyak jumlah tanaman transgenik yang dibuat dan disebarluaskan ke seluruh
-
2
dunia. Enam belas tahun sejak diperkenalkan (1988), sudah terdapat sekitar 23 tanaman
transgenik. Jumlah tersebut meningkat pada 1989 menjadi 30 tanaman dan pada tahun
1990 meningkat lagi menjadi 40 tanaman. Perakitan tanaman transgenik ini diikuti pula
oleh bidang industri dengan perluasan lahan tanam transgenik. Dokumen FAO tahun
2001 menunjukkan luasan tanaman transgenik di dunia sudah mencapai 175.2 juta hektar
pada tahun 2013 dan sebagian besarnya terdiri atas kedelai (58%) dan jagung (23%)
(James, 2013; Widodo, tanpa tahun dalam Karmana, 2009). Amerika latin merupakan
wilayah dengan luas areal tanaman transgenik tertinggi di dunia yaitu seluas 94 juta
hektar atau 54% dari total keseluruhan (James, 2013).
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan yang disampaikan oleh penulis dalam pembuatan makalah tentang Pro
Pangan Rekayasa Genetika ini adalah sebagai berikut :
1. Mengkaji dan menjelaskan tentang pangan rekayasa genetika ?
2. Dapat memperkanalkan tentang apa saja produk-produk pangan rekayasa
genetika.
3. Memperoleh penjelasan tentang apa saja keunggulan yang ada pada pangan
hasil rekayasa genetika.
4. Dapat memperoleh penjelasan tentang keamanan dari pangan rekayasa
genetika.
-
3
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Definisi Rekayasa Genetika Pada Umumnya
Bioteknologi sudah dikenal manusia sejak ribuan tahun yang lalu dengan
menggunakan sistem-sistem hayati, makhluk hidup ataupun derivatifnya untuk
membuat atau memodifikasi produk-produk atau proses-proses untuk tujuan
penggunaan khusus. Bioteknologi sering digunakan oleh para petani yaitu memodifikasi
tanaman dan hewan melalui perkawinan silang untuk mendapatkan turunan dengan sifat
seperti yang diinginkan. Selain itu bioteknologi juga diterapkan pada teknik fermentasi
dalam pembuatan roti, bir, dan keju. Bioteknologi tersebut dilakukan dengan harapan
dapat meningkatkan produksi dan menyempurnakan kualitas pangan guna memenuhi
kebutuhan hidup manusia.
Bioteknologi berkembang seiring dengan majunya ilmu pengetahuan manusia
khususnya di bidang biologi molekuler. Pada tahun 1950-an para ilmuwan menemukan
struktur DNA (deoxyribonucleic-acid) yang terdapat dalam gen setiap makhluk hidup/
organisme. Di dalam DNA ini terkandung informasi genetis yang menjadi ciri khusus
suatu organisme. Penemuan ini membuka kemungkinan dapat dimodifikasinya kode
genetik suatu organisme sehingga menghasilkan sifat-sifat tertentu yang tidak dapat
dihasilkan oleh teknik pemuliaan konvensional. Modifikasi dilakukan dengan cara
memotong helai-helai DNA dari satu organisme dan kemudian ditempelkan ke dalam
organisme lainnya. Teknik inilah yang dinamakan dengan rekayasa genetika. Teknik
gunting-tempel ini dilakukan dari satu organisme ke organisme lainnya yang bahkan
tidak sekerabat misalnya, ikan ke dalam tomat, manusia ke dalam babi, bakteri ke dalam
kapas dan sebagainya, yang kemudian menghasilkan organisme baru yang sebelumnya
tidak pernah ada. Organisme yang dihasilkan dari teknik ini dikenal sebagai Living
Modified Organisms (LMOs)/Genetically Modified Organisms (GMOs), dalam bahasa
Indonesia disebut Organisme Hasil Rekayasa Genetika (OHRG), atau lebih populer
disebut dengan istilah transgenik.
-
4
B. Prinsip Dasar Rekayasa Genetika
Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan
perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam
struktur DNA organisme penerima. Gen yang diselipkan dan organisme penerima dapat
berasal dari organisme apa saja.
Prinsip dasar rekayasa genetika adalah sebagai berikut :
1. Penyisipan informasi genetik ke dalam organisme
2. Replikasi gen
3. Pembelahan (duplikasi) sel dan DNA
4. Mutagenesis (mutasi gen baik yang spontan maupun dengan induksi)
5. DNA rekombinan
6. Pengklonan gen
Misalnya, gen dari bakteri bisa diselipkan di kromosom tanaman, sebaliknya gen
tanaman dapat diselipkan pada kromosom bakteri. Gen serangga dapat diselipkan pada
tanaman atau gen dari babi dapat diselipkan pada bakteri, atau bahkan gen dari manusia
dapat diselipkan pada kromosom bakteri.
Produksi insulin untuk pengobatan diabetes diproduksi di dalam sel bakteri E. coli
di mana gen penghasil insulin diisolasi dari sel pankreas manusia yang kemudian diklon
dan dimasukkan ke dalam sel E. coli. Dengan demikian produksi insulin dapat
dilakukan dengan cepat, massal, dan murah.Teknologi rekayasa genetika juga
memungkinkan manusia membuat vaksin pada tumbuhan, menghasilkan tanaman
transgenik dengan sifat-sifat baru yang khas.
C. Tujuan Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika pada tanaman mempunyai target dan tujuan antara lain
peningkatan produksi, peningkatan mutu produk supaya tahan lama dalam penyimpanan
pascapanen, peningkatan kandungan gizi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit
tertentu (serangga, bakteri, jamur, atau virus), tahan terhadap herbisida, sterilitas dan
fertilitas serangga jantan (untuk produksi benih hibrida), toleransi terhadap pendinginan,
penundaan kematangan buah, kualitas aroma, nutrisi, dan perubahan pigmentasi.
-
5
BAB III
PEMBAHASAN
Selama bertahun-tahun, manusia telah melakukan seleksi tanaman untuk menghasilkan
produk bahan pangan yang lebih baik untuk kelangsungan hidupnya. Meskipun mereka tidak
mengetahui pengetahuan rekayasa genetika, pada kenyataannya mereka telah menggunakan
prinsip-prinsip bioteknologi. Dengan kata lain leluhur kita telah memindahkan dan mengubah
gen untuk meningkatkan kualitas makanan tanpa menyadarinya. Sekarang, bioteknologi
modern memungkinkan produsen makanan untuk melakukan hal yang sama tetapi dengan
pemahaman dan ketepatan yang lebih tinggi.
Rekayasa genetika merupakan salah satu teknik bioteknologi yang dilakukan dengan
cara pemindahan gen dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya (dikenal juga dengan
istilah transgenik). Tujuannya adalah untuk menghasilkan tanaman/hewan/jasad renik yang
memiliki sifat-sifat tertentu sehingga mendatangkan keuntungan yang lebih besar bagi
manusia. Gen merupakan suatu unit biologis yang menentukan sifat-sifat makhluk hidup yang
dapat diturunkan.
Pangan hasil rekayasa genetika merupakan pangan yang diturunkan dari makhluk hidup
hasil rekayasa genetika. Pada umumnya pangan bersumber dari tanaman, dan tanamanlah
yang sekarang ini paling banyak dimuliakan melalui teknik rekayasa genetika. Tanaman hasil
rekayasa genetika dikembangkan menggunakan alat bioteknologi modern. Berbeda dengan
metode pertanian tradisional/konvensional. Keduanya mempunyai maksud yang sama yaitu
menghasilkan varietas tanaman unggul dengan sifat yang telah diperbaiki, yang
menjadikannya lebih baik untuk ditanam, dan lebih menarik untuk dimakan serta manfaat
lainnya. Perbedaannya terletak pada bagaimana hasil itu diperoleh. Pemuliaan tradisional
memerlukan persilangan yang mencampur ribuan gen dari dua jenis tanaman dengan harapan
akan mendapatkan sifat yang diinginkan. Dengan bioteknologi modern, seseorang dapat
memilih sifat yang diinginkan dan menyisipkan sifat tersebut ke dalam biji. Sama halnya
dengan menambahkan satu kata Spanyol ke dalam kamus bahasa Inggris. Dengan pemuliaan
tanaman tradisional seseorang harus mencampur kedua kamus tersebut menjadi satu dan
mengharapkan kata yang diinginkan berakhir dalam bahasa Inggris. Tentu saja akan banyak
kata lain yang tidak diinginkan mulus, efisien dan memberikan hasil yang lebih baik.
(American Dietetic Association, Biotechnology resource kit,2000).
-
6
Pada tahun 1994, tanaman pangan hasil rekayasa genetika pertama, tomat dengan sifat
kemasakan tertunda, ditanam dan dikonsumsi di Negara maju. Sejak saat itu jumlah pangan
yang berasal dari tanaman hasil rekayasa genetika kian hari kian bertambah.
Pangan yang berasal dari tanaman hasil rekayasa genetika telah mengalami lebih
banyak pengujian dibandingkan dengan pangan lainnya dalam sejarah. Sebelum dipasarkan
pangan tersebut dikaji sesuai dengan pedoman yang telah dikeluarkan oleh berbagai lembaga
ilmiah internasional seperti World Health Organization (WHO), Food And Agriculture
Organization (FAO) dan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).
Pedoman tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pangan hasil rekayasa genetika harus diatur seperti halnya dengan pengaturan pangan
yang dihasilkan dengan metode selain rekayasa genetika. Resiko yang terkait dengan
pangan yang berasal dari hasil rekayasa pada dasarnya sama dengan pangan yang
dihasilkan secara konvensional
2. Produk-produk tersebut akan dinilai berdasarkan keamanan, alergenisitas, toksisitas,
dan nutrisinya masing-masing, bukan atas dasar metode atau teknik yang digunakan
untuk menghasilkan produk tersebut.
3. Setiap penambahan unsur baru ke dalam pangan melalui rekayasa genetika akan
dimintakan persetujuan sebelum dipasarkan seperti halnya penambahan bahan
tambahan pangan (misalnya pengawet dan pewarna) untuk makanan yang harus
mendapat izin sebelum diedarkan.
-
7
A. Beberapa Contoh Pangan Hasil Rekayasa Genetika
Jenis
Tanaman
Sifat yang telah
dimodifikasi
Modifikasi Foto
Padi Mengandung provitamin A (beta karoten) dalam jumlah dalam jumlah
tinggi
Gen dari tumbuhan narsis,
jagung, dan bakteri Erwinia
disisipkan pada kromosom
padi
Jagung,
kentang
Tahan (resisten)
terhadap hama.
Gen toksin Bt dari bakteri
Bacillus thuringiensis
ditransfer ke dalam tanaman.
Tembakau Tahan terhadap
cuaca dingin.
Gen untuk mengatur pertahanan pada cuaca dingin dari tanaman Arabidopsis thaliana atau dari sianobakteri
(Anacyctis nidulans)
dimasukkan ke tembakau.
-
8
Tomat Proses pelunakan
tomat
diperlambat
sehingga tomat
dapat disimpan
lebih lama dan
tidak cepat busuk
Gen khusus yang disebut
antisenescens ditransfer ke
dalam tomat untuk
menghambat enzim
poligalakturonase (enzim
yang mempercepat kerusakan
dinding sel tomat). Selain
menggunakan gen dari bakteri
E. coli, tomat transgenik juga
dibuat dengan memodifikasi
gen yang telah dimiliknya
secara alami.
Kedelai Mengandung
asam oleat tinggi
dan tahan
terhadap
herbisida glifosat.
Dengan
demikian, ketika
disemprot dengan
herbisida
tersebut, hanya
gulma di sekitar
kedelai yang akan
mati.
Gen resisten herbisida dari
bakteri Agrobacterium galur
CP4 dimasukkan ke kedelai
dan juga digunakan teknologi
molekular untuk
meningkatkan pembentukan
asam oleat.
Ubi jalar Tahan terhadap
penyakit tanaman
yang disebabkan
virus
Gen dari selubung virus tertentu ditransfer ke dalam ubi jalar dan dibantu dengan teknologi peredaman gen.
-
9
Pepaya Resisten terhadap
virus tertentu,
contohnya
Papaya ringspot
virus (PRSV).
Gen yang menyandikan
selubung virus PRSV
ditransfer ke dalam tanaman
pepaya
Melon Buah tidak cepat
busuk.
Gen baru dari bakteriofag T3
diambil untuk mengurangi
pembentukan hormon etilen
(hormon yang berperan dalam
pematangan buah) di melon.
B. KEUNGULAN PANGAN REKAYASA GENETIKA
Tanaman pangan hasil rekayasa genetika hampir serupa dengan tanaman aslinya
tetapi mempunyai keistimewa yang menjadikannya lebih baik dan bermutu. Tanaman
hasil rekayasa genetika mempunyai keunggulan sebagai berikut :
1. Tanaman transgenik memiliki kualitas yang lebih tinggi dibanding degan
tanaman konvensional, memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi, tahan
hama, tahan cuaca sehingga penanaman komoditas tersebut dapat memenuhi
kebutuhan pangan secara capat dan menghemat devisa akibat penghematan
pemakaian pestisida atau bahan kimia serta memiliki produktivitas yang lebih
tinggi.
2. Meningkatnya derajat kesehatan manusia. Apabila nutrisi terpenuhi dengan
baik otomatis akan meningkatkan kesehatan masyarakat. Dan dengan
diproduksinya berbagai hormon manusia seperti insulin dan hormon
pertumbuhan lainnya sangat membantu perbaikan kesehatan masyarakat.
-
10
3. Teknik rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman yaitu memperbaiki
sifat-sifat tanaman dengan menambah sifat-sifat ketahanan terhadap
cengkeraman hama maupun lingkungan yang kurang menguntungkan
sehingga tanaman transgenik memiliki kualitas lebih baik dari tanaman
konvensional serta bukan hal yang baru karena sudah lama dilakukan tetapi
tidak disadari oleh masyarakat.
4. Mengurangi dampak kerusakan dan pencemaran lingkungan, misalnya
tanaman transgenik tidak perlu pupuk kimia dan pestisida sehingga tanaman
transgenik dapat membantu upaya perbaikan lingkungan.
5. Proses industri yang lebih murah, efisien dan efektif. Modifikasi genetika
dapat mengurangi biaya produksi ( seperti tenaga kerja) namun tetap
menghasilkan produk yang melimpah dan tidak banyak menghabiskan waktu.
6. Masa simpan lebih lama.
C. BAGAIMANA PANGAN HASIL REKAYASA GENETIKA DIKAJI
KEAMANANNYA ?
Sebelum pangan hasil rekayasa genetika dipasarkan, harus diuji secara teliti
terlebih dahulu oleh pengembang, dan secara terpisah diuji oleh pakar di bidang
nutrisi, toksikologi, alergenitas dan berbagai aspek pangan lainnya. Pengkajian
keamanan pangan tersebut didasarkan pada pedoman yang telah disusun oleh badan
pengaturan yang kompeten dari setiap negara yang meliputi : deskripsi produk pangan,
informasi rinci tentang maksud penggunaannya, data molekuler, toksikologi, nutrisi
dan alergenisitas.
Di indonesia keamanan pangan di atur dalam Undang-undang RI No.7 Tahun
1996 tentang Pangan, Pasal 13 ayat (1), dinyatakan bahwa setiap orang yang
memproduksi pangan atau menggunakan bahan baku, bahan tambahan pangan, dan
atau bahan bantu lain dalam kegiatan atau proses produksi pangan yang dihasilkan dari
proses rekayasa genetik wajib terlebih dahulu memeriksakan keamanan pangan bagi
kesehatan manusia sebelum diedarkan. Ketentuan ini kemudian diperjelas lagi dalam
Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 2004 tentang Keamanan Mutu dan Gizi Pangan,
Pasal 14 yang berbunyi:
-
11
1. Setiap orang yang memproduksi pangan atau menggunakan bahan baku,
bahan tambahan pangan, dan/atau bahan bantu lain dalam kegiatan atau
proses produk sipangan yang dihasi lkan dari proses rekayasa genetika wajib
terlebih dahulu memeriksakan keamanan pangan tersebut sebelum diedarkan.
2. Pemeriksaan keamanan pangan produk rekayasa genetika sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. informasi genetika, antara lain deskripsi umum pangan produk rekayasa
genetika dan deskripsi inang serta penggunaanya sebagai pangan;
b. deskripsi organisme donor;
c. deskripsi modifikasi genetika;
d. karakterisasi modifikasi genetika; dan
e. Informasi keamanan pangan, antara lain kesepadanan substansial,
perubahan nilai gizi, alergenitas dan toksisitas.
3. Pemeriksaan keamanan pangan produk rekayasa genetika sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan oleh komisi yang menangani keamanan
pangan produk rekayasa genetika.
4. Persyaratan dan tata cara pemeriksaan keamanan pangan produk rekayasa
genetika sebagaimana dimaksud pada ayat 3 ditetapkan oleh komisi yang
menangani keamanan pangan produk rekayasa genetika.
5. Kepala Badan menetapkan bahan baku, bahan tambahan pangan, dan/atau
bahan bantu lain hasil proses rekayasa genetika yang dinyatakan aman
sebagai pangan dengan memperhatikan rekomendasi dari komisi yang
menangani keamanan pangan produk rekayasa genetika.
Sehingga dapat dikatakan jika pangan rekayasa genetika dapat dikatakan aman untuk
dikonsumsi oleh masyarakat, karna pemerintah sudah melindunginya dalam UUD. Dan
selama PRG itu didaftarkan pada BPOM maka PRG itu dapat dikatakan aman untuk
dikomsusi.
-
12
D. ISU PENTING YANG TERKAIT DENGAN KEAMANAN PANGAN HASIL
REKAYASA GENETIKA
Resistensi Terhadap Antibiotika
Beberapa tanaman produk bioteknologi mengandung gen yang mengatur sifat
yang disebut dengan resistensi terhadap antibiotika. Peneliti menggunakan gen
tersebut sebagai penanda untuk mengetahui apakah gen yang diinginkan telah berhasil
dimasukkan ke dalam sel. Kekhawatiran yang timbul adalah gen penanda tersebut
dapat pindah dari tanaman produk rekayasa genetika ke mikroorganisme, yang
umumnya terdapat dalam usus manusia dan mengakibatkan meningkatnya ketahanan
terhadap antibiotika. Telah banyak pengkajian dan penelitian tentang hal ini dan
menyimpulkan sebagai berikut :
Kemungkinan pindahnya gen resisten terhadap antibiotika ke organisme
lainnya adalah sangat-sangat kecil, dan
Apabila kemungkinan yang sangat kecil tersebut terjadi, dampak daripada
pemindahan sifat resisten terhadap antibiotika ini dapat diabaikan, karena
penanda yang digunakan sangat terbatas digunakan pada manusia dan
hewan.
Meskipun demikian, peyaringan alergenisitas merupakan bagian yang sangat penting
dari uji keamanan pangan sebelum suatu pangan diedarkan. Alergen mempunyai
kesamaan sifat seperti : tetap stabil selama pencernaan, cenderung tetap stabil selama
proses pembuatan pangan, terdapat dalam jumlah besar dalam pangan. Tidak satupun
protein yang dimasukkan ke dalam produk rekayasa genetika memiliki salah satu dari
sifat tersebut. Protein dalam produk rekayasa genetika memiliki fungsi yang telah
diketahui dengan cermat dan berada dalam jumlah yang sangat sedikit, mudah
terdegradasi dalam usus.
-
13
BAB IV
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
Rekayasa genetika merupakan transplantasi atau pencangkokan satu gen ke gen
lainnya dimana dapat bersifat antar gen dan dapat pula lintas gen sehingga mampu
menghasilkan produk
Rekayasa genetika pada tanaman mempunyai target dan tujuan antara lain
peningkatan produksi, peningkatan mutu produk supaya tahan lama dalam
penyimpanan pascapanen, peningkatan kandungan gizi, tahan terhadap serangan
hama dan penyakit tertentu.
Didalam pangan rekayasa genetika memiliki banyak sekali manfaat seperti sebagai
sumber gizi bagi manusia, tahan terhadap hama, berkurangnya polusi karna karna
penggunaan pestisida yang berlebihan dll.
PRG tidak dapat menyebabkan alergenitas karena Protein dalam produk rekayasa
genetika memiliki fungsi yang telah diketahui dengan cermat dan berada dalam
jumlah yang sangat sedikit, mudah terdegradasi dalam usus.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://nanashe08.blogspot.com/2011/05/mengenal-pangan-hasil-rekayasa-genetika.html
2. https://www.academia.edu/10235112/Rekayasa_Genetika_Tumbuhan_bidang_perkebuna
n_dan_pertanian
3. http://www.mediaperkebunan.net
4. https://duniabiologianda.blogspot.com/2012/08/rekayasa-genetika-dan-genetika-
modified.html?m=1
http://nanashe08.blogspot.com/2011/05/mengenal-pangan-hasil-rekayasa-genetika.htmlhttps://www.academia.edu/10235112/Rekayasa_Genetika_Tumbuhan_bidang_perkebunan_dan_pertanianhttps://www.academia.edu/10235112/Rekayasa_Genetika_Tumbuhan_bidang_perkebunan_dan_pertanianhttp://www.mediaperkebunan.net/https://duniabiologianda.blogspot.com/2012/08/rekayasa-genetika-dan-genetika-modified.html?m=1https://duniabiologianda.blogspot.com/2012/08/rekayasa-genetika-dan-genetika-modified.html?m=1