makalah psak 46

20
Masalah yang timbul dalam akuntansi untuk pajak penghasilan adalah bahwa standard atau aturan yang digunakan dalam pelaporan akuntansi, dalam hal ini adalah Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan seringkali tidak sama atau bertentangan dengan peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia dalam menentukan Laba atau penghasilan kena pajak. Dalam hal perbedaan tersebut, ada yang bersifat sementara (temporary different) dan ada yang bersifat tetap (Permanent different). Atas perbedaan tersebut harus dilakukan suatu tahapan yang disebut rekonsiliasi fiskal, sehingga pada akhirnya dapat diketahui laba fiskal perusahaan. Perbedaan tetap adalah merupakam suatu konsekwensi yang harus diterima bahwa hal tersebut harus dikeluarkan dari laporan laba rugi karena secara fiskal atau berdasar peraturan pajak tidak dapat dibebankan atau bukan merupakan penghasilan. Berbeda dengan perbedaan tetap, perbedaan sementara baik secara standard akuntansi maupun peraturan perpajakan boleh diakui, hanya saja waktu pengakuannya yang berbeda, tetapi pada akhirnya mempunyai nilai yang sama. Sebelum diberlakukan PSAK no. 46, banyak perusahaan yang mengabaikan perbedaan tersebut. Menurut pendekatan ini, beban pajak penghasilan dalam laporan keuangan dicatat sebesar pajak yang

Upload: babylove

Post on 08-Jun-2015

7.125 views

Category:

Documents


47 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah psak 46

Masalah yang timbul dalam akuntansi untuk pajak penghasilan adalah bahwa standard atau

aturan yang digunakan dalam pelaporan akuntansi, dalam hal ini adalah Pernyataan Standard

Akuntansi Keuangan seringkali tidak sama atau bertentangan dengan peraturan perpajakan yang

berlaku di Indonesia dalam menentukan Laba atau penghasilan kena pajak.

Dalam hal perbedaan tersebut, ada yang bersifat sementara (temporary different) dan ada yang

bersifat tetap (Permanent different). Atas perbedaan tersebut harus dilakukan suatu tahapan yang

disebut rekonsiliasi fiskal, sehingga pada akhirnya dapat diketahui laba fiskal perusahaan. Perbedaan

tetap adalah merupakam suatu konsekwensi yang harus diterima bahwa hal tersebut harus dikeluarkan

dari laporan laba rugi karena secara fiskal atau berdasar peraturan pajak tidak dapat dibebankan atau

bukan merupakan penghasilan.

Berbeda dengan perbedaan tetap, perbedaan sementara baik secara standard akuntansi maupun

peraturan perpajakan boleh diakui, hanya saja waktu pengakuannya yang berbeda, tetapi pada

akhirnya mempunyai nilai yang sama.

Sebelum diberlakukan PSAK no. 46, banyak perusahaan yang mengabaikan perbedaan tersebut.

Menurut pendekatan ini, beban pajak penghasilan dalam laporan keuangan dicatat sebesar pajak yang

dihitung dalam SPT periode bersangkutan. Metode ini disebut Metode Tanpa Alokasi.

Sejak Januari 1995 dengan diberlakukannnya PSAK No. 16, maka perusahaan diperkenankan

muntuk memilih :

1. Menghitung pajak penghasilannya dengan menyajikan selisih efek perhitungan tersebut dari

Pajak Penghasilan yang terutang menurut ketentuan perpajakan sebagai akibat adanya

perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan beban (untuk tujuan akuntansi dan pajak) di

dalam neraca sebagai ”Pajak Penghasilan yang Ditangguhkan”. Metode ini disebut Metode

Penangguhan

2. Melakukan perhitungan secara akuntansi dan secara pajak, adapaun selisih antara kedua

metode tersebut tidak akan disajikan dalam neraca.Metode ini sebagai mana disebutkan diatas

disebut dengan Metode Tanpa Alokasi. Hal ini berakibat bahwa Neraca belum dapat

Page 2: makalah psak 46

dikatakan sebagai suatu laporan tentang posisi atau keadaan keuangan suatu perusahaan secara

lengkap.

PSAK 46 mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam :

1. Mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan periode mendatang

untuk hal hal sebagai berikut :

a. Pemulihan nilai tercatat aktiva dan pelunasan nilai tercatat kewajiban yang disajikan di

dalam neraca

b. Transaksi atau kejadian lain dalam periode berjalan yang diakui dan disajikan didalam

laporan komersial perusahaan

2. Pengakuan aktiva pajak tangguhan yang berasal dari sisa kerugian yang belum dikompesasikan,

penyajian pajak penghasilan di dalam laporan keuangan komersial dan pengungkapan informasi

yang berhubungan dengan pajak penghasilan

Prinsip Dasar Akunansi Pajak Penghasilan

Akuntansi pajak penghasilan seperti diatur dalam PSAK 46 menggunakan dasar akrual, yang

mengharuskan untuk diakuinya pajak penghasilan yang kurang dibayar atau terutang dan pajak yang

lebih bayar dalam tahun berjalan.Secara garis besar prinsip dasar akuntansi pajak penghasilan adalah

sebagai berikut :

1) Pajak penghasilan tahun berjalan yang kurang bayar atau terutang diakui sebagai Kewajiban

Pajak Kini (Hutang Pajak) sedangkan yang lebih dibayar disebut Aktiva Pajak Kini (Piutang

Pajak)

2) Konsekuensi pajak peiode mendatang yang dapat didistribusikan dengan perbedaan temporer

kena pajak diakui sebagai Kewajiban Pajak Tangguhan, sedangkan efek perbedaan temporer

yang boleh dikurangkan dan sisa kerugin yang belum dikompensasikan diakui sebagai Aktiva

Pajak Tangguhan.

3) Pengukuran kewajiban dan aktiva pajak didasarkan pada peraturan pajak yang berlaku

Page 3: makalah psak 46

4) Penilaian kembali Aktiva Pajak Tangguhan harus dilakukan pada setiap tanggal neraca, terkait

dengan kemungkinan dapat atau tidaknya pemulihan aktiva pajak direalisasikan dalam periode

mendatang

Perbedaan Sementara (Temporary Different)

Adalah perbedaan antara dasar pengenaan pajak (DPP) dari suatu aktiva atau kewajiban

(Fiskal) dengan nilai tercatat aktiva dan kewajiban tersebut (Komersial), yang berakibat pada kenaikan

atau bertambahnya laba fiskal periode mendatang atau berkurangnya laba fiskal periode mendatang,

dimana pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan atau diselesaikan.Perbedaan temporer yang

mengakibatkan harus diakuinya aktiva dan atau kewajiban pajak tangguhan terjadi atau timbul apabila :

1) Adanya penghasilan dan/atau beban yang harus diakui untuk penghitungan laba fiskal dan untuk

penghitungan laba akuntansinya dalam periode yang berbeda

2) Bagian dari biaya perolehan dalam suatu penggabungan usaha, yang secara substansi merupakan

suatu akuisisi, dialokasi kepada aktiva atau kewajiban tertentu berdasar nilai wajarnya dan

penyesuaian atau perlakuan akuntansi demikian tidak diperkenankan oleh peraturan perpajakan.

3) Goodwill atau goodwill negatif yang timbul dalam konsolidasi

4) Perbedaan nilai tercatat dengan dasar pengenaan pajak dari suatu aktiva atau kewajiban pada saat

pengakuan awalnya.

Perbedaan sementara timbul sebagai konsekwensi logis dari adanya perbedaan standard atau

ketentuan yang berkaitan dengan pengakuan dan pengukuran atau penilaian elemen elemen laporan

keuangan yang berlaku dalam disiplin akuntansi perpajakan dengan standard atau ketentuan yang

berlaku dalam disiplin akuntansi keuangan.

Pengakuan dan Pengukuran

Perbedaan dasar pengukuran dan pengakuan aktiva atau kewajiban untuk tujuan pelaporan

keuangan fiskal atau perhitungan laba rugi fiskal dan pelaporan keuangan komersial atau perhitungan

laba rugi akuntansi adalah salah satu sumber penyebab terjadinya perbedaan sementara.

Page 4: makalah psak 46

Menurut peraturan perpajakan, dasar pengenaan pajak dari suatu aktiva adalah jumlah yang dapat

dikurangkan untuk tujuan fiskal dengan kata lain dapat diperlakukan sebagai biaya fiskal terhadap

setiap manfaat ekonomi kena pajak yang akan diterima atau diperoleh perusahaan sebagai wajib pajak

pada saat pemulihan nilai tercatat aktiva terkait.

Sedangkan pada sisi kewajiban, sesuai dengan ketentuan perpajakan kewajiban adalah nilai tercatat

dari kewajiban terkait dikurangi dengan setiap jumlah yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto

atau diperlakukan sebagai biaya periode mendatang.

Penentuan dasar pengenaan pajak dari aktiva dan kewajiban tidaklah mudah, karena peraturan

perpajakan lebih mengutamakan pengakuan dan pengukuran pendapatan dan beban daripada

pengakuan dan pengukuran aktiva dan kewajiban.Dalam akuntansi perpajakan, aktiva dan kewajiban

merupakan akibat semata mata dari hasil dari pengakuan dan pengukuran pendapatan dan beban yang

dilakukan sesuai dengan ketentuan pajak yang berlaku.

Penyajian Dalam LaporanKeuangan

Sebagai metode akuntansi pajak penghasilan yang menerapkan pendekatan aktiva-kewajiban PSAK 46

mengharuskan penyajian aktiva dan kewajiban dan beban pajak penghasilan terkait di dalam laporan

keuangan berdasar ketentuan sebagai berikut :

1. Aktiva dan Kewajiban Pajak

Didalam neraca, aktiva pajak dan kewajiban pajak harus disajikan secara terpisah dari aktiva dan

kewajiban lainnya. Aktiva pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan harus juga disajikan

secara terpisah dari aktiva pajak kini dan kewajiban pajak kini. Aktiva pajak kini disajikan dalam

kelompok aktiva atau kewajiban tidak lancar. Didalam neraca kewajiban pajak kini di offset

dengan aktiva pajak kini dan disajikan sejumlah nettonya

2. Beban Pajak Penghasilan

Didalam Laporan Laba Rugi, penghasilan dan biaya fiskal yang berhubungan dengan laba-rugi

dari aktivitas operasi harus disajikan secara terpisah dari penghasilan atau keuntungan dan biaya

atau kerugian yang berasal dari aktivitas non operasi

3. Pajak Penghasilan Final

Page 5: makalah psak 46

Perbedaan nilai tercatat aktiva atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final

dengan dasar pengenaan pajak tidak boleh diakui sebagai aktiva atau kewajiban pajak tangguhan.

4. Perubahan Tarif Pajak atau Peraturan Perpajakan

Penyesuaian terhadap nilai tercatat aktiva pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan harus

dilakukan apabila terjadi perubahan tarif atau peraturan perpajakan. Efek perubahan diakui dan

disajikan didalam laporan laba rugi dalam periode terjadinya perubahan tarif atau peraturan

perpajakan, sebagai komponen laba rugi dari operasi berlanjut.

Pengungkapan

PSAK 46 juga mengharuskan untuk diungkapkannya informasi lain yang berhubungan dengan

aktiva dan kewajiban pajak sebagai elemen neraca serta penghasilan dan biaya fiskal sebagai elemen

laba rugi tersebut di dalam laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan berikut ini :

1) Unsur unsur utama penghasilan dan biaya fiskal yang meliputi

a) Penghasilan dan biaya fiskal tahun berjalan

b) Penyesuaian yang diakui pada periode berjalan atas pajak kini yang berasal dari periode

sebelumnya

c) Penghasilan atau beban pajak tangguhan yang berasal dari perbedaan sementara maupun

realisasinya

d) Penghasilan atau beban pajak tangguhan yang beasal dari perubahan tarif atau peraturan

perpajakan

e) Manfaat dari rugi fiskal atau perbedaan sementara periode sebelumnya yang belum diakui

yang dapat diperlakukan sebagai pengurang beban pajak kini

f) Manfaat dari rugi fiskal atau perbedaan sementara periode sebelumnya yang belum diakui

yang dapat diperlakukan sebagai pengurang beban pajak tangguhan

g) Beban pajak tangguhan yang berasal dari penurunan nilai atau pembatalan penurunan

periode sebelumnya atas aktiva pajak tanguhan

Page 6: makalah psak 46

2) Jumlah pajak kini dan pajak tangguhan yang berasal dari transaksi yang dibebenkan atau

dikreditkan langsung kerekening ekuitas

3) Penghasilan dan biaya fiskal yang berasal dari pos luar biasa yang diakui dalam periode berjalan

4) Hubungan antara beban pajak penghasilan dengan laba akuntansi dalam salah satu atau kedua

bentuk berikut ini :

a) Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dengan hasil perkalian laba akuntansi dengan

tarif yang berlaku

b) Rekonsiliasi antara tarif pajak efektif dan tarif pajak yang berlaku

5) Efek perubahan tarif pajak dalam tahun berjalan dengan perbandingannya dengan tarif pajak

yang berlaku pada periode sebelumnya, jika ada.

6) Lumlah perbedaan sementara yang boleh dikurangkan dan sisa kerugian yang masih dapat

dikompensasi dalam periode mendatang yang tidak diakui sebagai aktiva pajak tangguhan

7) Jumlah aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang disajikan di dalam neraca dan jumlah beban

atau penghasilan pajak tangguhan yang disajikan di dalam laporan laba rugi; untuk setiap

kelompok perbedaan sementara dan setiap kelompok rugi yang dapat dikompensasi dalam

periode mendatang.

8) Beban pajak dari operasi yang tidak dilanjutkan atau penghentian segmen

9) Sifat bukti yang mendukung pengakuan dan penyajian aktiva pajak tangguhan

Page 7: makalah psak 46

PERMASALAHAN KASUS

PT X adalah perusahaan dagang elektronika di Jakarta. Perusahaan ini ingin

menerapkan PSAK 46 didalam laporan keuangannya. Berikut ini adalah sebagian dari

Laporan Keuangan PT X tahun 2001 dan 2002 :

PT XPERHITUNGAN LABA RUGI

PERIODE 1 JANUARI S/D 31 DESEMBER(Dalam satuan rupiah)

CATATAN 2001 2002

PENJUALAN B.1 2.260.250.300 2.599.598.345

HPP B.2 1.469.338.195 1.777.899.216

LABA KOTOR 791.182.105 821.699.129

BIAYA OPERASI B.3 694.561.460 704.593.985

PEND(BEBAN ) LAIN LAIN B.4 25.100.496 7.990.570

LABA BERSIH SBLM PAJAK

121.721.141 125.095.714

Catatan Perhitungan Laba/Rugi

1. Penjualan

Merupakan penjualan bersih selama periode 1 Januari sampai 31 Desember 2001 dan 2002

dengan rinciaan :

2001 2002Penjualan ke pemungut PPN 486.250.000 559.187.500Penjualan ke pihak lain 1.774.270.300 2.040.410.845Jumlah Penjualan 2.260.520.300 2.599.598.345

2. Harga Pokok Penjualan

Merupakan harga pokok barang dagangan yang terjual untuk periode 1 Januari sampai 31

Desember 2001 sebesar 1.469.338.195 dan tahun 2002 sebesar 1.777.899.216

Page 8: makalah psak 46

3. Biaya Usaha / Operasi

2001 2002Gaji Karyawan 382.000.000 382.000.000Iuran Jamsostek 19.110.000 19.110.000Komisi Penjualan 26.754.000 26.754.000Komisi Penjualan 10.525.000 15.787.500Pesangon Karyawan 36.000.000 0Makan Siang Karyawan 16.250.000 18.687.500Penyusutan 139.318.750 139.318.750Telp, Air, Listrik 12.386.695 14.244.700Advertensi 9.285.400 23.213.500PBB & Pajak Reklame 2.568.200 2.953.430Entertainment (Tdk ada bukti nominatifnya)

15.250.000 22.875.000

Pemeliharaan Inventaris dan Bangunan

8.699.000 10.003.850

Perawatan Kendaraan(Sedan 1.580.000 & 2.600.000)

4.484.900 5.157.635

Sumbangan 5.604.100 15.000.000Kerugian Piutang 5.000.000 7.500.000Lain Lain (Tanpa Bukti Nominatif)

1.325.415 1.988.120

Total Biaya Operasi 694.561.460 704.593.985

4. Pendapatan (B eban) Lain Lain

2001 2002Pendapatan Jasa Giro 2.600.496 2.990.570Pendapatan Sewa LCD & Projector

12.500.000 5.000.000

Keuntungan Pengalihan Tanah

10.000.000 0

Total Pendapatan (Beban) Lain Lain

25.100.496 7.990.570

Page 9: makalah psak 46

Rincian Penyusutan Tahun 2001 dan 2002PT. X DAFTAR AKTIVA TETAP PER 31 DESEMBER 2001

             

No Jenis AktivaTahunPerolh

UmurPnyst

HargaPerolehan

TarifPenyst.

PenyusutanTahun 2001

Ak. Peny s/d31-Dec-01

Nilai Buku31-Dec-01

I TANAH DAN BANGUNAN        

1. Tanah 1999 25,000,000 - - 25,000,000

2. Kantor (permanen) 1999 10 150,000,000 10% 15,000,000 45,000,000 105,000,000

  JUMLAH TANAH & BANGUNAN   175,000,000 15,000,000 45,000,000 130,000,000

II KENDARAAN        

1. Mobil Box (L-300) 1999 4 50,000,000 25.00% 12,500,000 37,500,000 12,500,000

2. Mobil Box (Toyota Kijang) 2001 4 120,000,000 25.00% 30,000,000 30,000,000 90,000,000

3. Sedan Direktur 2001 4 300,000,000 25.00% 75,000,0

00 75,000,000 225,000,000

4. Honda Astrea 2000 4 12,000,000 25.00% 3,000,000 6,000,000 6,000,000

  JUMLAH KENDARAAN   482,000,000 120,500,000 148,500,000 333,500,000

III INVENTARIS        

1. 2 buah meja & kursi Staff 1999 8 1,000,000 12.50% 125,000 375,000 625,000

2. 2 buah Filing Cabinet 1999 8 1,000,000 12.50% 125,000 375,000 625,000

3. 1 Buah kursi & meja direktur 1999 8 2,500,000 12.50% 312,500 937,500 1,562,500

4. Computer 1 unit 1999 8 7,000,000 12.50% 875,000 2,625,000 4,375,000

5. Printer 1999 8 1,250,000 12.50% 156,250 468,750 781,250

6. 1 buah kalkulator 1999 8 100,000 12.50% 12,500 37,500 62,500

7. 1 buah facsimile 1999 8 1,200,000 12.50% 150,000 450,000 750,000

8. 1 alm. besi Chubb kastel size II 2000 8 2,000,000 12.50% 250,000 500,000 1,500,000

9. 1 Buah mesin ketik elektronik 2000 8 500,000 12.50% 62,500 125,000 375,000

10. 3 bh kursi & Meja kantor 2000 8 1,500,000 12.50% 187,500 375,000 1,125,000

11. Mesin foto copy 2000 8 11,000,000 12.50% 1,375,000 2,750,000 8,250,000

12. 2 buah Filing Cabinet 2001 8 1,500,000 12.50% 187,500 187,500 1,312,500

  JUMLAH INVENTARIS   30,550,000 3,818,750 9,206,250 21,343,750

  TOTAL     687,550,000   139,318,750 202,706,250 484,843,750

Catatan :Semua aktiva diperoleh di awal tahunPenyusutan menggunakan Metode Garis LurusKendaraan sedan adalah kendaraan dinas direktur yang dibawa pulang.

Page 10: makalah psak 46

PT. X DAFTAR AKTIVA TETAP PER 31 DESEMBER 2002             

No Jenis AktivaTahunPerolh

UmurPnyst

HargaPerolehan

TarifPenyst.

PenyusutanTahun 2002

Ak. Peny s/d31-Dec-02

Nilai Buku31-Dec-02

I TANAH DAN BANGUNAN       

1. Tanah1999 25,000,000 - - 25,000,000

2. Kantor (permanen)1999 10 150,000,000 10% 15,000,000 60,000,000 90,000,000

  JUMLAH TANAH & BANGUNAN  175,000,000 15,000,000 60,000,000 115,000,000

II KENDARAAN       

1. Mobil Box (L-300)1999 4 50,000,000 25.00% 12,500,000 50,000,000 -

2. Mobil Box (Toyota Kijang)2001 4 120,000,000 25.00% 30,000,000 60,000,000 60,000,000

3. Sedan Direktur2001 4 300,000,000 25.00% 75,000,000 150,000,000 150,000,000

4. Honda Astrea2000 4 12,000,000 25.00% 3,000,000 9,000,000 3,000,000

  JUMLAH KENDARAAN  482,000,000 120,500,000 269,000,000 213,000,000

III INVENTARIS     

1. 2 buah meja & kursi Staff1999 8 1,000,000 12.50% 125,000 500,000 500,000

2. 2 buah Filing Cabinet1999 8 1,000,000 12.50% 125,000 500,000 500,000

3. 1 Buah kursi & meja direktur1999 8 2,500,000 12.50% 312,500 1,250,000 1,250,000

4. Computer 1 unit1999 8 7,000,000 12.50% 875,000 3,500,000 3,500,000

5. Printer1999 8 1,250,000 12.50% 156,250 625,000 625,000

6. 1 buah kalkulator1999 8 100,000 12.50% 12,500 50,000 50,000

7. 1 buah facsimile1999 8 1,200,000 12.50% 150,000 600,000 600,000

8. 1 alm. besi Chubb kastel size II2000 8 2,000,000 12.50% 250,000 750,000 1,250,000

9. 1 Buah mesin ketik elektronik2000 8 500,000 12.50% 62,500 187,500 312,500

10. 3 bh kursi & Meja kantor2000 8 1,500,000 12.50% 187,500 562,500 937,500

11. Mesin foto copy2000 8 11,000,000 12.50% 1,375,000 4,125,000 6,875,000

12. 2 buah Filing Cabinet2001 8 1,500,000 12.50% 187,500 375,000 1,125,000

  JUMLAH INVENTARIS  30,550,000 3,818,750 13,025,000 17,525,000

  TOTAL     687,550,000   139,318,750

342,025,000

345,525,000

Jika perusahaan ingin menerapkan PSAK 46 dalam laporan keuangannya, bagaimanakah pengaruhnya terhadap laba perusahaan .

Page 11: makalah psak 46

PEMBAHASAN

Langkah Dasar dalam Perhitungan Pajak Penghasilan Sesuai PSAK 46

1. Kumpulkan data perpajakan yang diperlukan, meliputi :

a. Laba Komersial

b. Laba kena pajak dan perbedaan sementara yang dimulai maupun yang membalik pada

periode berjalan yang digunakan untuk menghitung laba kena pajak

c. Tarif pajak yang berlaku

d. Perbedaan sementara per akhir tahun yang diidentifikasikan sebagai jumlah yang dapat

dikurangkan pada masa depan

e. Saldo perkiraan aktiva dan kewajiban pajak tangguhan per awal tahun

2. Hitung hutang pajak dalam tahun berjalan

3. Hitung saldo akhir untuk perkiraan aktiva dan kewajiban pajak tangguhan pada periode

bersangkutan

4. Tentukan penyesuaian pada perkiraan aktiva dan kewajiban pajak tangguhan tersebut

5. Siapkan ayat jurnal

Jika kita melihat dari Laporan laba rugi dari PT X, maka terjadi beberapa perbedaan baik itu beda

sementara maupun beda tetap sebagai akibat tidak sejalannya standard akuntansi keuangan dengan

peraturan pajak yang berlaku.Sebagai awalnya kita akan mencari beda waktu antara penyusutan

komersial dan penyusutan fiskal seperti perhitungan berikut ini :

Page 12: makalah psak 46

PENUTUP

Seperti kita bahas di awal bahwa peraturan perpajakan yang berlaku seringkali tidak sejalan

dengan Standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK). Karena perbedaan inilah

akhirnya terjadi perbedaan didalam pengakuan penghasilan dan beban pada akuntansi keuangan.

Perbedaan ini bisa bersifat tetap maupun sementara. Didalam PSAK 16 perusahan sebagai wajib

pajak diperbolehkan untuk memilih Metode Tanpa Alokasi maupun Metode Tengguhan dalam

hal yang berhubungan dengan kewajiban perpajakannya. Jika perusahaan meilih menggunakan

metode tanpa alokasi maka neraca dalam laporan keuangannya tidak mencerminkan kondisi

sebenarnya dari keadaan keuangan perusahaan tersebut disisi lain dengan menggunakan metode

tngguhan mana PSAK No 46 mengatur tentang bagaimana mengukur perlakuan pajak

penghasilan sesuai dengan Standar akuntansi dan juga untuk mempertanggungjawabkan

konsekwensi pajak pada periode berjalan dan periode yang akan datang.

Dengan menggunakan aktiva/kewajiban pajak tangguhan didalam perhitungan pajak, maka

beban pajak akan dapat dialokasikan sesuai dengan prinsip di dalam akuntansi.

Bagi perusahaan yang sudah go public, penerapan PSAK 46 didalam laporan keuangannya sudah

menjadi syarat mutlak. Auditor yang memeriksa laporan keuangan perusahaan tersebut tidak bisa

memberikan opini wajar tanpa pengecualian jika perusahaan tidak menerapkan PSAK 46

didalam laporan keuangannya dikarenakan neraca perusahaan tersebut tidak mencerminkan

kondisi yang sebenarnya.

Dengan adanya Akuntansi Pajak Penghasilan yang diatur dalam PSAK 46 ini maka seorang

akuntan dituntut untuk melakukan upgrade terhadap kemampuannya, tidak hanya harus

menguasai Akuntansi Keuangan dalam hal ini disiplin Akuntansi yang sesuai dengan PSAK saja,

tetapi disamping itu juga harus menguasai peraturan perpajakan yang berlaku.Dengan gabungan

dari kedua kemampuan tersebut maka seorang akuntan akan mempunyai nilai lebih sebagai

Akuntan Pajak (Tax Officer).

Page 13: makalah psak 46

PENERAPAN PSAK 46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK TANGGUHAN

STUDI KASUS PADA PT X

KELOMPOK TRIPLE O

1. ARSANTO RAHARJO OP NIM. 2008120267

2. THOMAS JUHARA NIM. 2008120281

3. YULIANTO NIM. 2008120284

Page 14: makalah psak 46

JOINT PROGRAMME FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2008

DAFTAR PUSTAKA

1. Perpajakan Indonesia, Valentina Sri., SE., MSi, Aji Suryo., SE., MM, UPP SMP YKPN

2. Perencanaan Pajak, Erly Suwandy, Salemba Empat

3. Undang Undang No.17 tahun 2000 perubahan ketiga Undang Undang No 7 tahun 1983

tentang pajak penghasilan

4. Intermediate Accounting, Kieso,Weygand,Warfield, Wiley

5. www.scribd.com , Prinsip Akuntansi dalam PSAK 46, Bambang Agus

6. Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia

7. Akuntansi Perpajakan , Harnanto