makalah psak 46
TRANSCRIPT
Masalah yang timbul dalam akuntansi untuk pajak penghasilan adalah bahwa standard atau
aturan yang digunakan dalam pelaporan akuntansi, dalam hal ini adalah Pernyataan Standard
Akuntansi Keuangan seringkali tidak sama atau bertentangan dengan peraturan perpajakan yang
berlaku di Indonesia dalam menentukan Laba atau penghasilan kena pajak.
Dalam hal perbedaan tersebut, ada yang bersifat sementara (temporary different) dan ada yang
bersifat tetap (Permanent different). Atas perbedaan tersebut harus dilakukan suatu tahapan yang
disebut rekonsiliasi fiskal, sehingga pada akhirnya dapat diketahui laba fiskal perusahaan. Perbedaan
tetap adalah merupakam suatu konsekwensi yang harus diterima bahwa hal tersebut harus dikeluarkan
dari laporan laba rugi karena secara fiskal atau berdasar peraturan pajak tidak dapat dibebankan atau
bukan merupakan penghasilan.
Berbeda dengan perbedaan tetap, perbedaan sementara baik secara standard akuntansi maupun
peraturan perpajakan boleh diakui, hanya saja waktu pengakuannya yang berbeda, tetapi pada
akhirnya mempunyai nilai yang sama.
Sebelum diberlakukan PSAK no. 46, banyak perusahaan yang mengabaikan perbedaan tersebut.
Menurut pendekatan ini, beban pajak penghasilan dalam laporan keuangan dicatat sebesar pajak yang
dihitung dalam SPT periode bersangkutan. Metode ini disebut Metode Tanpa Alokasi.
Sejak Januari 1995 dengan diberlakukannnya PSAK No. 16, maka perusahaan diperkenankan
muntuk memilih :
1. Menghitung pajak penghasilannya dengan menyajikan selisih efek perhitungan tersebut dari
Pajak Penghasilan yang terutang menurut ketentuan perpajakan sebagai akibat adanya
perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan beban (untuk tujuan akuntansi dan pajak) di
dalam neraca sebagai ”Pajak Penghasilan yang Ditangguhkan”. Metode ini disebut Metode
Penangguhan
2. Melakukan perhitungan secara akuntansi dan secara pajak, adapaun selisih antara kedua
metode tersebut tidak akan disajikan dalam neraca.Metode ini sebagai mana disebutkan diatas
disebut dengan Metode Tanpa Alokasi. Hal ini berakibat bahwa Neraca belum dapat
dikatakan sebagai suatu laporan tentang posisi atau keadaan keuangan suatu perusahaan secara
lengkap.
PSAK 46 mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam :
1. Mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan periode mendatang
untuk hal hal sebagai berikut :
a. Pemulihan nilai tercatat aktiva dan pelunasan nilai tercatat kewajiban yang disajikan di
dalam neraca
b. Transaksi atau kejadian lain dalam periode berjalan yang diakui dan disajikan didalam
laporan komersial perusahaan
2. Pengakuan aktiva pajak tangguhan yang berasal dari sisa kerugian yang belum dikompesasikan,
penyajian pajak penghasilan di dalam laporan keuangan komersial dan pengungkapan informasi
yang berhubungan dengan pajak penghasilan
Prinsip Dasar Akunansi Pajak Penghasilan
Akuntansi pajak penghasilan seperti diatur dalam PSAK 46 menggunakan dasar akrual, yang
mengharuskan untuk diakuinya pajak penghasilan yang kurang dibayar atau terutang dan pajak yang
lebih bayar dalam tahun berjalan.Secara garis besar prinsip dasar akuntansi pajak penghasilan adalah
sebagai berikut :
1) Pajak penghasilan tahun berjalan yang kurang bayar atau terutang diakui sebagai Kewajiban
Pajak Kini (Hutang Pajak) sedangkan yang lebih dibayar disebut Aktiva Pajak Kini (Piutang
Pajak)
2) Konsekuensi pajak peiode mendatang yang dapat didistribusikan dengan perbedaan temporer
kena pajak diakui sebagai Kewajiban Pajak Tangguhan, sedangkan efek perbedaan temporer
yang boleh dikurangkan dan sisa kerugin yang belum dikompensasikan diakui sebagai Aktiva
Pajak Tangguhan.
3) Pengukuran kewajiban dan aktiva pajak didasarkan pada peraturan pajak yang berlaku
4) Penilaian kembali Aktiva Pajak Tangguhan harus dilakukan pada setiap tanggal neraca, terkait
dengan kemungkinan dapat atau tidaknya pemulihan aktiva pajak direalisasikan dalam periode
mendatang
Perbedaan Sementara (Temporary Different)
Adalah perbedaan antara dasar pengenaan pajak (DPP) dari suatu aktiva atau kewajiban
(Fiskal) dengan nilai tercatat aktiva dan kewajiban tersebut (Komersial), yang berakibat pada kenaikan
atau bertambahnya laba fiskal periode mendatang atau berkurangnya laba fiskal periode mendatang,
dimana pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan atau diselesaikan.Perbedaan temporer yang
mengakibatkan harus diakuinya aktiva dan atau kewajiban pajak tangguhan terjadi atau timbul apabila :
1) Adanya penghasilan dan/atau beban yang harus diakui untuk penghitungan laba fiskal dan untuk
penghitungan laba akuntansinya dalam periode yang berbeda
2) Bagian dari biaya perolehan dalam suatu penggabungan usaha, yang secara substansi merupakan
suatu akuisisi, dialokasi kepada aktiva atau kewajiban tertentu berdasar nilai wajarnya dan
penyesuaian atau perlakuan akuntansi demikian tidak diperkenankan oleh peraturan perpajakan.
3) Goodwill atau goodwill negatif yang timbul dalam konsolidasi
4) Perbedaan nilai tercatat dengan dasar pengenaan pajak dari suatu aktiva atau kewajiban pada saat
pengakuan awalnya.
Perbedaan sementara timbul sebagai konsekwensi logis dari adanya perbedaan standard atau
ketentuan yang berkaitan dengan pengakuan dan pengukuran atau penilaian elemen elemen laporan
keuangan yang berlaku dalam disiplin akuntansi perpajakan dengan standard atau ketentuan yang
berlaku dalam disiplin akuntansi keuangan.
Pengakuan dan Pengukuran
Perbedaan dasar pengukuran dan pengakuan aktiva atau kewajiban untuk tujuan pelaporan
keuangan fiskal atau perhitungan laba rugi fiskal dan pelaporan keuangan komersial atau perhitungan
laba rugi akuntansi adalah salah satu sumber penyebab terjadinya perbedaan sementara.
Menurut peraturan perpajakan, dasar pengenaan pajak dari suatu aktiva adalah jumlah yang dapat
dikurangkan untuk tujuan fiskal dengan kata lain dapat diperlakukan sebagai biaya fiskal terhadap
setiap manfaat ekonomi kena pajak yang akan diterima atau diperoleh perusahaan sebagai wajib pajak
pada saat pemulihan nilai tercatat aktiva terkait.
Sedangkan pada sisi kewajiban, sesuai dengan ketentuan perpajakan kewajiban adalah nilai tercatat
dari kewajiban terkait dikurangi dengan setiap jumlah yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
atau diperlakukan sebagai biaya periode mendatang.
Penentuan dasar pengenaan pajak dari aktiva dan kewajiban tidaklah mudah, karena peraturan
perpajakan lebih mengutamakan pengakuan dan pengukuran pendapatan dan beban daripada
pengakuan dan pengukuran aktiva dan kewajiban.Dalam akuntansi perpajakan, aktiva dan kewajiban
merupakan akibat semata mata dari hasil dari pengakuan dan pengukuran pendapatan dan beban yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan pajak yang berlaku.
Penyajian Dalam LaporanKeuangan
Sebagai metode akuntansi pajak penghasilan yang menerapkan pendekatan aktiva-kewajiban PSAK 46
mengharuskan penyajian aktiva dan kewajiban dan beban pajak penghasilan terkait di dalam laporan
keuangan berdasar ketentuan sebagai berikut :
1. Aktiva dan Kewajiban Pajak
Didalam neraca, aktiva pajak dan kewajiban pajak harus disajikan secara terpisah dari aktiva dan
kewajiban lainnya. Aktiva pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan harus juga disajikan
secara terpisah dari aktiva pajak kini dan kewajiban pajak kini. Aktiva pajak kini disajikan dalam
kelompok aktiva atau kewajiban tidak lancar. Didalam neraca kewajiban pajak kini di offset
dengan aktiva pajak kini dan disajikan sejumlah nettonya
2. Beban Pajak Penghasilan
Didalam Laporan Laba Rugi, penghasilan dan biaya fiskal yang berhubungan dengan laba-rugi
dari aktivitas operasi harus disajikan secara terpisah dari penghasilan atau keuntungan dan biaya
atau kerugian yang berasal dari aktivitas non operasi
3. Pajak Penghasilan Final
Perbedaan nilai tercatat aktiva atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final
dengan dasar pengenaan pajak tidak boleh diakui sebagai aktiva atau kewajiban pajak tangguhan.
4. Perubahan Tarif Pajak atau Peraturan Perpajakan
Penyesuaian terhadap nilai tercatat aktiva pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan harus
dilakukan apabila terjadi perubahan tarif atau peraturan perpajakan. Efek perubahan diakui dan
disajikan didalam laporan laba rugi dalam periode terjadinya perubahan tarif atau peraturan
perpajakan, sebagai komponen laba rugi dari operasi berlanjut.
Pengungkapan
PSAK 46 juga mengharuskan untuk diungkapkannya informasi lain yang berhubungan dengan
aktiva dan kewajiban pajak sebagai elemen neraca serta penghasilan dan biaya fiskal sebagai elemen
laba rugi tersebut di dalam laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan berikut ini :
1) Unsur unsur utama penghasilan dan biaya fiskal yang meliputi
a) Penghasilan dan biaya fiskal tahun berjalan
b) Penyesuaian yang diakui pada periode berjalan atas pajak kini yang berasal dari periode
sebelumnya
c) Penghasilan atau beban pajak tangguhan yang berasal dari perbedaan sementara maupun
realisasinya
d) Penghasilan atau beban pajak tangguhan yang beasal dari perubahan tarif atau peraturan
perpajakan
e) Manfaat dari rugi fiskal atau perbedaan sementara periode sebelumnya yang belum diakui
yang dapat diperlakukan sebagai pengurang beban pajak kini
f) Manfaat dari rugi fiskal atau perbedaan sementara periode sebelumnya yang belum diakui
yang dapat diperlakukan sebagai pengurang beban pajak tangguhan
g) Beban pajak tangguhan yang berasal dari penurunan nilai atau pembatalan penurunan
periode sebelumnya atas aktiva pajak tanguhan
2) Jumlah pajak kini dan pajak tangguhan yang berasal dari transaksi yang dibebenkan atau
dikreditkan langsung kerekening ekuitas
3) Penghasilan dan biaya fiskal yang berasal dari pos luar biasa yang diakui dalam periode berjalan
4) Hubungan antara beban pajak penghasilan dengan laba akuntansi dalam salah satu atau kedua
bentuk berikut ini :
a) Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dengan hasil perkalian laba akuntansi dengan
tarif yang berlaku
b) Rekonsiliasi antara tarif pajak efektif dan tarif pajak yang berlaku
5) Efek perubahan tarif pajak dalam tahun berjalan dengan perbandingannya dengan tarif pajak
yang berlaku pada periode sebelumnya, jika ada.
6) Lumlah perbedaan sementara yang boleh dikurangkan dan sisa kerugian yang masih dapat
dikompensasi dalam periode mendatang yang tidak diakui sebagai aktiva pajak tangguhan
7) Jumlah aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang disajikan di dalam neraca dan jumlah beban
atau penghasilan pajak tangguhan yang disajikan di dalam laporan laba rugi; untuk setiap
kelompok perbedaan sementara dan setiap kelompok rugi yang dapat dikompensasi dalam
periode mendatang.
8) Beban pajak dari operasi yang tidak dilanjutkan atau penghentian segmen
9) Sifat bukti yang mendukung pengakuan dan penyajian aktiva pajak tangguhan
PERMASALAHAN KASUS
PT X adalah perusahaan dagang elektronika di Jakarta. Perusahaan ini ingin
menerapkan PSAK 46 didalam laporan keuangannya. Berikut ini adalah sebagian dari
Laporan Keuangan PT X tahun 2001 dan 2002 :
PT XPERHITUNGAN LABA RUGI
PERIODE 1 JANUARI S/D 31 DESEMBER(Dalam satuan rupiah)
CATATAN 2001 2002
PENJUALAN B.1 2.260.250.300 2.599.598.345
HPP B.2 1.469.338.195 1.777.899.216
LABA KOTOR 791.182.105 821.699.129
BIAYA OPERASI B.3 694.561.460 704.593.985
PEND(BEBAN ) LAIN LAIN B.4 25.100.496 7.990.570
LABA BERSIH SBLM PAJAK
121.721.141 125.095.714
Catatan Perhitungan Laba/Rugi
1. Penjualan
Merupakan penjualan bersih selama periode 1 Januari sampai 31 Desember 2001 dan 2002
dengan rinciaan :
2001 2002Penjualan ke pemungut PPN 486.250.000 559.187.500Penjualan ke pihak lain 1.774.270.300 2.040.410.845Jumlah Penjualan 2.260.520.300 2.599.598.345
2. Harga Pokok Penjualan
Merupakan harga pokok barang dagangan yang terjual untuk periode 1 Januari sampai 31
Desember 2001 sebesar 1.469.338.195 dan tahun 2002 sebesar 1.777.899.216
3. Biaya Usaha / Operasi
2001 2002Gaji Karyawan 382.000.000 382.000.000Iuran Jamsostek 19.110.000 19.110.000Komisi Penjualan 26.754.000 26.754.000Komisi Penjualan 10.525.000 15.787.500Pesangon Karyawan 36.000.000 0Makan Siang Karyawan 16.250.000 18.687.500Penyusutan 139.318.750 139.318.750Telp, Air, Listrik 12.386.695 14.244.700Advertensi 9.285.400 23.213.500PBB & Pajak Reklame 2.568.200 2.953.430Entertainment (Tdk ada bukti nominatifnya)
15.250.000 22.875.000
Pemeliharaan Inventaris dan Bangunan
8.699.000 10.003.850
Perawatan Kendaraan(Sedan 1.580.000 & 2.600.000)
4.484.900 5.157.635
Sumbangan 5.604.100 15.000.000Kerugian Piutang 5.000.000 7.500.000Lain Lain (Tanpa Bukti Nominatif)
1.325.415 1.988.120
Total Biaya Operasi 694.561.460 704.593.985
4. Pendapatan (B eban) Lain Lain
2001 2002Pendapatan Jasa Giro 2.600.496 2.990.570Pendapatan Sewa LCD & Projector
12.500.000 5.000.000
Keuntungan Pengalihan Tanah
10.000.000 0
Total Pendapatan (Beban) Lain Lain
25.100.496 7.990.570
Rincian Penyusutan Tahun 2001 dan 2002PT. X DAFTAR AKTIVA TETAP PER 31 DESEMBER 2001
No Jenis AktivaTahunPerolh
UmurPnyst
HargaPerolehan
TarifPenyst.
PenyusutanTahun 2001
Ak. Peny s/d31-Dec-01
Nilai Buku31-Dec-01
I TANAH DAN BANGUNAN
1. Tanah 1999 25,000,000 - - 25,000,000
2. Kantor (permanen) 1999 10 150,000,000 10% 15,000,000 45,000,000 105,000,000
JUMLAH TANAH & BANGUNAN 175,000,000 15,000,000 45,000,000 130,000,000
II KENDARAAN
1. Mobil Box (L-300) 1999 4 50,000,000 25.00% 12,500,000 37,500,000 12,500,000
2. Mobil Box (Toyota Kijang) 2001 4 120,000,000 25.00% 30,000,000 30,000,000 90,000,000
3. Sedan Direktur 2001 4 300,000,000 25.00% 75,000,0
00 75,000,000 225,000,000
4. Honda Astrea 2000 4 12,000,000 25.00% 3,000,000 6,000,000 6,000,000
JUMLAH KENDARAAN 482,000,000 120,500,000 148,500,000 333,500,000
III INVENTARIS
1. 2 buah meja & kursi Staff 1999 8 1,000,000 12.50% 125,000 375,000 625,000
2. 2 buah Filing Cabinet 1999 8 1,000,000 12.50% 125,000 375,000 625,000
3. 1 Buah kursi & meja direktur 1999 8 2,500,000 12.50% 312,500 937,500 1,562,500
4. Computer 1 unit 1999 8 7,000,000 12.50% 875,000 2,625,000 4,375,000
5. Printer 1999 8 1,250,000 12.50% 156,250 468,750 781,250
6. 1 buah kalkulator 1999 8 100,000 12.50% 12,500 37,500 62,500
7. 1 buah facsimile 1999 8 1,200,000 12.50% 150,000 450,000 750,000
8. 1 alm. besi Chubb kastel size II 2000 8 2,000,000 12.50% 250,000 500,000 1,500,000
9. 1 Buah mesin ketik elektronik 2000 8 500,000 12.50% 62,500 125,000 375,000
10. 3 bh kursi & Meja kantor 2000 8 1,500,000 12.50% 187,500 375,000 1,125,000
11. Mesin foto copy 2000 8 11,000,000 12.50% 1,375,000 2,750,000 8,250,000
12. 2 buah Filing Cabinet 2001 8 1,500,000 12.50% 187,500 187,500 1,312,500
JUMLAH INVENTARIS 30,550,000 3,818,750 9,206,250 21,343,750
TOTAL 687,550,000 139,318,750 202,706,250 484,843,750
Catatan :Semua aktiva diperoleh di awal tahunPenyusutan menggunakan Metode Garis LurusKendaraan sedan adalah kendaraan dinas direktur yang dibawa pulang.
PT. X DAFTAR AKTIVA TETAP PER 31 DESEMBER 2002
No Jenis AktivaTahunPerolh
UmurPnyst
HargaPerolehan
TarifPenyst.
PenyusutanTahun 2002
Ak. Peny s/d31-Dec-02
Nilai Buku31-Dec-02
I TANAH DAN BANGUNAN
1. Tanah1999 25,000,000 - - 25,000,000
2. Kantor (permanen)1999 10 150,000,000 10% 15,000,000 60,000,000 90,000,000
JUMLAH TANAH & BANGUNAN 175,000,000 15,000,000 60,000,000 115,000,000
II KENDARAAN
1. Mobil Box (L-300)1999 4 50,000,000 25.00% 12,500,000 50,000,000 -
2. Mobil Box (Toyota Kijang)2001 4 120,000,000 25.00% 30,000,000 60,000,000 60,000,000
3. Sedan Direktur2001 4 300,000,000 25.00% 75,000,000 150,000,000 150,000,000
4. Honda Astrea2000 4 12,000,000 25.00% 3,000,000 9,000,000 3,000,000
JUMLAH KENDARAAN 482,000,000 120,500,000 269,000,000 213,000,000
III INVENTARIS
1. 2 buah meja & kursi Staff1999 8 1,000,000 12.50% 125,000 500,000 500,000
2. 2 buah Filing Cabinet1999 8 1,000,000 12.50% 125,000 500,000 500,000
3. 1 Buah kursi & meja direktur1999 8 2,500,000 12.50% 312,500 1,250,000 1,250,000
4. Computer 1 unit1999 8 7,000,000 12.50% 875,000 3,500,000 3,500,000
5. Printer1999 8 1,250,000 12.50% 156,250 625,000 625,000
6. 1 buah kalkulator1999 8 100,000 12.50% 12,500 50,000 50,000
7. 1 buah facsimile1999 8 1,200,000 12.50% 150,000 600,000 600,000
8. 1 alm. besi Chubb kastel size II2000 8 2,000,000 12.50% 250,000 750,000 1,250,000
9. 1 Buah mesin ketik elektronik2000 8 500,000 12.50% 62,500 187,500 312,500
10. 3 bh kursi & Meja kantor2000 8 1,500,000 12.50% 187,500 562,500 937,500
11. Mesin foto copy2000 8 11,000,000 12.50% 1,375,000 4,125,000 6,875,000
12. 2 buah Filing Cabinet2001 8 1,500,000 12.50% 187,500 375,000 1,125,000
JUMLAH INVENTARIS 30,550,000 3,818,750 13,025,000 17,525,000
TOTAL 687,550,000 139,318,750
342,025,000
345,525,000
Jika perusahaan ingin menerapkan PSAK 46 dalam laporan keuangannya, bagaimanakah pengaruhnya terhadap laba perusahaan .
PEMBAHASAN
Langkah Dasar dalam Perhitungan Pajak Penghasilan Sesuai PSAK 46
1. Kumpulkan data perpajakan yang diperlukan, meliputi :
a. Laba Komersial
b. Laba kena pajak dan perbedaan sementara yang dimulai maupun yang membalik pada
periode berjalan yang digunakan untuk menghitung laba kena pajak
c. Tarif pajak yang berlaku
d. Perbedaan sementara per akhir tahun yang diidentifikasikan sebagai jumlah yang dapat
dikurangkan pada masa depan
e. Saldo perkiraan aktiva dan kewajiban pajak tangguhan per awal tahun
2. Hitung hutang pajak dalam tahun berjalan
3. Hitung saldo akhir untuk perkiraan aktiva dan kewajiban pajak tangguhan pada periode
bersangkutan
4. Tentukan penyesuaian pada perkiraan aktiva dan kewajiban pajak tangguhan tersebut
5. Siapkan ayat jurnal
Jika kita melihat dari Laporan laba rugi dari PT X, maka terjadi beberapa perbedaan baik itu beda
sementara maupun beda tetap sebagai akibat tidak sejalannya standard akuntansi keuangan dengan
peraturan pajak yang berlaku.Sebagai awalnya kita akan mencari beda waktu antara penyusutan
komersial dan penyusutan fiskal seperti perhitungan berikut ini :
PENUTUP
Seperti kita bahas di awal bahwa peraturan perpajakan yang berlaku seringkali tidak sejalan
dengan Standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK). Karena perbedaan inilah
akhirnya terjadi perbedaan didalam pengakuan penghasilan dan beban pada akuntansi keuangan.
Perbedaan ini bisa bersifat tetap maupun sementara. Didalam PSAK 16 perusahan sebagai wajib
pajak diperbolehkan untuk memilih Metode Tanpa Alokasi maupun Metode Tengguhan dalam
hal yang berhubungan dengan kewajiban perpajakannya. Jika perusahaan meilih menggunakan
metode tanpa alokasi maka neraca dalam laporan keuangannya tidak mencerminkan kondisi
sebenarnya dari keadaan keuangan perusahaan tersebut disisi lain dengan menggunakan metode
tngguhan mana PSAK No 46 mengatur tentang bagaimana mengukur perlakuan pajak
penghasilan sesuai dengan Standar akuntansi dan juga untuk mempertanggungjawabkan
konsekwensi pajak pada periode berjalan dan periode yang akan datang.
Dengan menggunakan aktiva/kewajiban pajak tangguhan didalam perhitungan pajak, maka
beban pajak akan dapat dialokasikan sesuai dengan prinsip di dalam akuntansi.
Bagi perusahaan yang sudah go public, penerapan PSAK 46 didalam laporan keuangannya sudah
menjadi syarat mutlak. Auditor yang memeriksa laporan keuangan perusahaan tersebut tidak bisa
memberikan opini wajar tanpa pengecualian jika perusahaan tidak menerapkan PSAK 46
didalam laporan keuangannya dikarenakan neraca perusahaan tersebut tidak mencerminkan
kondisi yang sebenarnya.
Dengan adanya Akuntansi Pajak Penghasilan yang diatur dalam PSAK 46 ini maka seorang
akuntan dituntut untuk melakukan upgrade terhadap kemampuannya, tidak hanya harus
menguasai Akuntansi Keuangan dalam hal ini disiplin Akuntansi yang sesuai dengan PSAK saja,
tetapi disamping itu juga harus menguasai peraturan perpajakan yang berlaku.Dengan gabungan
dari kedua kemampuan tersebut maka seorang akuntan akan mempunyai nilai lebih sebagai
Akuntan Pajak (Tax Officer).
PENERAPAN PSAK 46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK TANGGUHAN
STUDI KASUS PADA PT X
KELOMPOK TRIPLE O
1. ARSANTO RAHARJO OP NIM. 2008120267
2. THOMAS JUHARA NIM. 2008120281
3. YULIANTO NIM. 2008120284
JOINT PROGRAMME FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2008
DAFTAR PUSTAKA
1. Perpajakan Indonesia, Valentina Sri., SE., MSi, Aji Suryo., SE., MM, UPP SMP YKPN
2. Perencanaan Pajak, Erly Suwandy, Salemba Empat
3. Undang Undang No.17 tahun 2000 perubahan ketiga Undang Undang No 7 tahun 1983
tentang pajak penghasilan
4. Intermediate Accounting, Kieso,Weygand,Warfield, Wiley
5. www.scribd.com , Prinsip Akuntansi dalam PSAK 46, Bambang Agus
6. Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia
7. Akuntansi Perpajakan , Harnanto