makalah psikologi

8
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam dunia pendidikan kita sekarang ini, kadang kita menemukan banyak masalah yang terjadi dalam hubungannya dengan proses me-manage unit kerja. Hal ini bisa kita jumpai secara nyata di hampir semua sekolah. Masalah ini bisa kita lihat dalam kinerja pemimpin (PUK/kepala sekolah) di lembaga pendidikan yang ada. Berdasarkan pengamatan kami di lembaga pendidikan tempat kerja kami, kepala sekolah kurang mampu mengorganisir dan membangun relasi yang harmonis dengan para guru. Pada akhirnya, muncul akibat yang tidak menguntungkan yakni putusnya komunikasi antara kepala sekolah selaku pimpinan sekolah dengan para guru selaku teman kerja. Masalah itu memicu munculnya refleksi yang mendasar tentang beberapa hal penting yang dibutuhkan untuk memperbaiki kualitas hubungan antara kepala sekolah dan guru sehingga berpengaruh pada tujuan pendidikan itu sendiri. Bila kita mengkaji lebih mendalam pemicu masalah ini, kelompok kami justru tertarik untuk mencari penyebab dan hubungan sebab akibat antara masalah yang muncul dan dampaknya terhadap dunia pendidikan kita secara umum serta dampaknya terhadap kualitas pendidikan di lembaga pendidikan yang ada. Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kami lebih tertarik untuk melihat aspek psikologisnya, yang berhubungan dengan kecerdasan intelektual, kecerdasan verbal, kecerdasan hubungan interpersonal antara pemimpin dan bawahannya. Kami memfokuskan perhatian pada ketiga kecerdasan ini karena ketiga kecerdasan ini memiliki kontribusi yang besar dalam proses me-manage suatu unit kerja oleh seorang pemimpin. Meskipun kajian dari ketiga kecerdasan ini berbeda

Upload: jonesjilly

Post on 20-Jun-2015

379 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Psikologi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam dunia pendidikan kita sekarang ini, kadang kita menemukan banyak masalah yang

terjadi dalam hubungannya dengan proses me-manage unit kerja. Hal ini bisa kita jumpai secara

nyata di hampir semua sekolah. Masalah ini bisa kita lihat dalam kinerja pemimpin (PUK/kepala

sekolah) di lembaga pendidikan yang ada. Berdasarkan pengamatan kami di lembaga pendidikan

tempat kerja kami, kepala sekolah kurang mampu mengorganisir dan membangun relasi yang

harmonis dengan para guru. Pada akhirnya, muncul akibat yang tidak menguntungkan yakni

putusnya komunikasi antara kepala sekolah selaku pimpinan sekolah dengan para guru selaku

teman kerja.

Masalah itu memicu munculnya refleksi yang mendasar tentang beberapa hal penting yang

dibutuhkan untuk memperbaiki kualitas hubungan antara kepala sekolah dan guru sehingga

berpengaruh pada tujuan pendidikan itu sendiri. Bila kita mengkaji lebih mendalam pemicu masalah

ini, kelompok kami justru tertarik untuk mencari penyebab dan hubungan sebab akibat antara

masalah yang muncul dan dampaknya terhadap dunia pendidikan kita secara umum serta

dampaknya terhadap kualitas pendidikan di lembaga pendidikan yang ada. Berdasarkan hasil

pengamatan kelompok kami lebih tertarik untuk melihat aspek psikologisnya, yang berhubungan

dengan kecerdasan intelektual, kecerdasan verbal, kecerdasan hubungan interpersonal antara

pemimpin dan bawahannya. Kami memfokuskan perhatian pada ketiga kecerdasan ini karena ketiga

kecerdasan ini memiliki kontribusi yang besar dalam proses me-manage suatu unit kerja oleh

seorang pemimpin. Meskipun kajian dari ketiga kecerdasan ini berbeda satu sama lain tetapi

ketiganya sangat dibutuhkan oleh seorang pemimpin dalam membangun relasi yang baik dengan

bawahannya. Kecerdasan intelektual adalah kemampuan seorang pemimpin untuk memikirkan

strategi-strategi yang baik untuk mendukung kinerja seorang pemimpin. Kecerdasan verbal adalah

kemampuan seorang untuk mengartikulasikan pelbagai persoalan yang ada dan penanganan lewat

bahasa. Kecerdasan hubungan interpersonal adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka

terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain. Kepekaan akan ekspresi wajah,

suara, isyarat dari orang lain juga temasuk dalam inteligensi ini. Secara umum inteligensi

interpersonal berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menjalin relasi dan komunikasi

dengan berbagai orang.

Page 2: Makalah Psikologi

Berdasarkan kenyataan yang terja di seperti yang telah dikemukakan di atas maka kelompok

kami bermaksud mengangkat masalah tentang “Pentingnya Kecerdasan Interpersonal Seorang

Kepala sekolah kepada Para Guru yang menjadi mitra kerja di SD FRATER DON BOSCO TOMOHON..

1.2 PEMBATASAN MASALAH

Berhubung karena luasnya masalah dalam pembahasan ini ,maka kelompok kami membatasi

masalah ini pada “Pentingnya Kecerdasan Interpersonal Seorang Kepala sekolah kepada Para Guru

yang menjadi rekan sewajatnya Di SD FRATER DON BOSCO TOMOHON.

1.3 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang diangkat diatas,maka kelompok kami mencoba

merumuskan masalah ini sebagai berikut “Apakah terdapat pengaruhjika seorang kepala sekolah

tidak memiliki kecerdasan interpersonal dalam proses me-manage suatu unit kerja dlam hal ini

sekolah. jika dilihat dari aspek psikologis yang berhubungan dengan kecerdasan intelektual,

kecerdasan verbal, kecerdasan hubungan interpersonal Seorang Kepala sekolah antara pimpinan

dalam hal ini kepala sekolah dan rekan kerja yaitu guru sebagai staf pengajar . Kami memfokuskan

perhatian pada ketiga kecerdasan ini karena ketiga kecerdasan ini memiliki kontribusi yang besar

dalam proses me-manage suatu unit kerja oleh seorang pemimpin..Dalam kasus nyata, terjadi:

oknum kepala sekolah di Sekolah SD Katolik “Don Bosco” sebagai PUK tidak bijaksana dalam

mengambil keputusan dan menjalankan keputusannya. Kepala sekolah tidak objektif mengambil

keputusan-keputusan tertentu yang seharusnya berlaku umum. Dalam beberapa kasus, keputusan

kepala sekolah yang seharusnya berlaku umum untuk semua guru tidak diindahkan oleh beberapa

guru dan kepala sekolah agak “kompromi” dengan beberapa guru tersebut. Jika hal yang sama

berlaku pada guru yang lain, kepala sekolah memberikan respon yang berbeda. Ada masalah: Kepala

sekolah sebagai PUK tidak bijaksana membangun relasi dengan guru-gurunya sebagai rekanan

kerjanya.

1.4 TUJUAN

Menemukan kecerdasan-kecerdasan yang relevan dan perlu dikembangkan dalam rangka

menyikapi perilaku kepala sekolah tersebut. Serta, memberikan advise tindakan yang seharusnya

dilakukan agar tercipta iklim kerjasama yang baik.

Page 3: Makalah Psikologi

Menemukan starting point untuk refleksi psikologi belajar lanjut yang lebih progres yang

relevan untuk dipraktekkan dalam kasus-kasus umum.

1.5 MANFAAT

Mencari penyebab dan hubungan sebab akibat antara masalah yang muncul dan dampaknya

terhadap dunia pendidikan kita secara umum serta dampaknya terhadap kualitas pendidikan di

lembaga pendidikan yang ada.

BAB II LANDASAN TEORI

3.1 INTELIGENSI SECARA UMUM

Istilah inteligensi, semula berasal dari bahasa Latin Intelligere yang berarti menghubungkan atau

menyatukan satu sama lain. Menurut William Stern, salah satu pelopor dalam penelitian inteligensi,

mengatakan bahwa inteligensi adalah kemampuan untuk menggunakan secara tepat segenap alat-alat

bantu dan pikiran guna menyesuaikan diri terhadap tuntutan-tuntutan baru. Sedangkan Leis Hedison

Terman berpendapat bahwa inteligensi adalah kesanggupan belajar secara abstrak. Orang dikatakan

inteligen menurut Terman jika orang tersebut mampu berpikir abstrak dengan baik.

Jean Piaget mendefinisikan intellect ialah akal budi berdasarkan aspek-aspek kognitifnya, khususnya

proses-proses berpikir yang lebih tinggi. Sedangkan intelligence atau inteligensi diartikan sama dengan

kecerdasan yaitu seluruh kemampuan berpikir dan bertindak secara adaptif termasuk kemampuan-

kemampuan mental yang kompleks seperti berpikir, mempertimbangkan, menganalisis, mensintesis,

mengevaluasi, dam menyelesaikan persoalan-persoalan. Ia mengatakan bahwa sebuah kemungkinan

koordinasi yang memberi struktur kepada tingkah laku suatu organisme sebagai adaptasi mental

terhadap situasi baru.

Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi seseorang :

a. Pembawaan yaitu : ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawah manusia sejak

lahir.Batas kesanggupan kita dalam memecahkan suatu masalah/persoalan pertam-tama

ditentukan oleh pembawaan kita.Meskipun menrima latihan dan elajaran yang

sama,perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada

Page 4: Makalah Psikologi

b. Kematangan yaitu: Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan

perkembangan.Tiap organ (fisik maupun Psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah

mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.

c. Pembentukan yaitu : Segala keadaan diluar diri seseorang yag mempengaruhi perkembangan

intelegensi.Dapat kita bedakan pembentukan sengaja(seperti yang dilakukan disekolah-

seolah)dan pembentukan tidak sengaja(Pengaruh sekitar)

d. Minta dan Pembawaan yang khas yaitu: Minat mengrahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan

merupakan dorongan bagi perbuatan itu.Dalam diri manusia terdapat dorongan- dorongan

(motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.Motif

menggunakan dan menyelidiki dunia luar,lama kelamaan timbulah minat terhadap sesuatu.Apa

yang mereka minat terhadap seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih giat

lagi.

e. Kebebasan yaitu : Bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam

memecahkan masalah-masalah.Manusia mempunyai kebebasan mamilih metode,juga bebas

dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.Dengan adanya kebebasan ini berarti

bahwa minat itu tidak selamanya menjadi syarat dalam perbuatan intelegensi.

3.2 MACAM-MACAM KECERDASAN

1. Intelegensi linguistik (lliguistic intelligence)

Intelegensi linguistik adalah sebagai kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata

secara efektif,baik secara oral maupun secara terulis seperti dimiliki para pencipta

puisi,editor,jurnalis,dramawan,sastrawan,pemain sandiwara maupun orator. Kemampuan ini berkaiatan

dengan penggunaaan dan pengembangan bahasa secara umum.Orang yang berintelegensi Liguistik

tinggi akan berbahasa lancar,baik,dan lengkap.

Page 5: Makalah Psikologi

2. Intelegensi matematislogis( logical-mathematical intellegence)

Intelegensi matematislogis adalah kemampuan yangberkaiatan dengan penggunanan bilangan

dan logika secara efektif,seperti dipunyai seorang matematikus,scientis,programmer dan

logikus.Pemikiran orang ini adalah secara induktif-deduktif.jalan pikirannya bernalar dengan mudah

mengembangkan pola sebab akibat.Bila menghadapi persoalan ,ia akan lebih dulu menganalisisnya

secara sistimatis,baru kemudian mengambil langkah untuk memecahkannya.

3 Intelegensi Ruang ( spatial Intellegence)

Adalah kemampuan untuk menangkap dunia dunia ruang-visual secara tepat,seperti dipunyai

para pemburu,arsitek,navigator dan dekorator.orang yang memiliki intelegensi ini memiliki persepsi

yang tepat tentang suatu benda dengan ruang.Orang yang memiliki intelegensi ini memiliki pesepsi yang

tepat

4.Intelegensi kinestetik-badani(bodily-kinesthetic intellegence)

5. Intelegensi musikal ( Musical Intellegence)

6.Intelegensi Interpersonal (Interpersonal Intellegence)

7.Intelegensi Intrapersonal ( Intrapersonal Intellegence)

8.Intelegensi Lingkungan (naturalist Intellegence)

9.Intelegensi eksistensial (Existensial Intellegence )

3.3 KECERDASAN INTERPERSONAL

Kecerdasan antar pribadi. Ini adalah kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang

lain.kecerdasan ini terutama menuntut kemampuan untuk menyerap dan tanggap terhadap suasana

hati, perangai, niat, dan hasrat orang lain. Direktur sosial sebuah kapal pesiar harus mempunyai

kecerdasan ini, sama halnya dengan pemimpin perusahaan besar. Seseorang yang mempunyai

kecerdasan antar pribadi bisa mempunyai rasa belas kasihan dan tanggung jawab sosial yang besar

seperti Mahatma Gandhi, atau bisa juga suka memanipulasi dan licik seperti Machiavelli. Namun,

mereka semua mempunyai kemampuan untuk memahami orang lain dan melihat dunia dari sudut

Page 6: Makalah Psikologi

pandang orang yang bersangkutan. Oleh karena itu, mereka dapat menjadi networker, perunding, dan

guru yang ulung.

Inteligensi interpersonal adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan,

intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain. Kepekaan akan ekspresi wajah, suara, isyarat dari

orang lain juga temasuk dalam inteligensi ini. Secara umum inteligensi interpersonal berkaitan dengan

kemampuan seseorang untuk menjalin relasi dan komunikasi dengan berbagai orang/ inteligensi ini

banyak dipunyai oleh para komunikator, fasilitator, dan penggerak massa.

Orang yang kuat dalam inteligensi interpersonal biasanya sangat mudah bekerja sama dengan orang

lain, mudah berkommunikasi dengan orang lain. Hubungan dengan orang lain bagi mereka

menyenangkan dan sepertinya keluar begitu saja secara otomatis. Mereka dengan mudah mengenali

dan membedakan perasaan serta apa yang dialami teman dang orang lain. Komunikasi baik verbal

maupun non verbal dengan orang lain relatif mudah. Kebanyakan mereka sangat peka dengan teman,

terhadap penderitaan orang lain, dan mudah berempati.

BAB III

PEMBAHASAN

Dari hasil pembahasan kelompok kami dengan melihat masalah yang terjadi