makalah reformulasi pendidikan agama islam

15
MAKALAH REFORMULASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam pada semester 2 Program Studi D-IV Teknik Kimia Produksi Bersih Dosen Pembimbing : Hasan Al-Murtadho, S.Ag., M. Ag. Kelas : IA-Teknik Kimia Produksi Bersih Kelompok : 3 Nama Anggota : Annisa Novita Nurisma NIM 131424005 Habibah Akmal NIM 131424011 Nabila Vidiaty Novera NIM 131424015 Rita Inayah NIM 131424025 PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH

Upload: nismar09

Post on 30-Sep-2015

36 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

PAI

TRANSCRIPT

MAKALAH REFORMULASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam pada semester 2 Program Studi D-IV Teknik Kimia Produksi Bersih

Dosen Pembimbing: Hasan Al-Murtadho, S.Ag., M. Ag.

Kelas: IA-Teknik Kimia Produksi BersihKelompok: 3Nama Anggota: Annisa Novita NurismaNIM 131424005 Habibah AkmalNIM 131424011 Nabila Vidiaty NoveraNIM 131424015 Rita InayahNIM 131424025

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIHJURUSAN TEKNIK KIMIAPOLITEKNIK NEGERI BANDUNG2014Kata Pengantar

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena dengan izin dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam pada semester dua jurusan Teknik Kimia program studi D-IV Teknik Kimia Produksi Bersih Politeknik Negeri Bandung. Adapun judul dari laporan ini adalah Makalah Reformulasi Pendidikan Agama Islam.Dalam menyusun makalah ini, penulis memperoleh banyak bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:1. Pak Hasan selaku dosen Mata Kuliah Umum Politeknik Negeri Bandung yang telah membimbing penulis dalam menyusun makalah ini.2. Seluruh rekan di Politeknik Negeri Bandung yang telah membantu dan memberikan arahan untuk penyusunan makalah ini.3. Orang tua dan adik, yang telah memberikan dorongan moril dalam kelancaran penyusunan makalah ini.4. Semua pihak yang telah membantu, membimbing dan memberikan arahan dalam penyusunan makalah ini.Semoga bantuan dan bimbingan serta dorongan dibalas oleh Allah Swt.Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak agar penulis dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan diri di masa yang akan datang.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan menambah pengetahuan umumnya bagi keluarga besar Politeknik Negeri Bandung.

Bandung, 2 Juni 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...iDAFTAR ISI.iiBAB I PENDAHULUAN.11.1 Latar Belakang.11.2 Rumusan Masalah....................................................................................11.3 Tujuan Penulisan..1BAB II LANDASAN TEORI..22.1 Visi dan Misi Pendidikan Islam...................32.2 Reformulasi Tujuan Pendidikan Islam.42.3 Kurikulum Pendidikan Islam...5BAB III SIMPULAN ...................................................................64.1 Simpulan ......................................................7DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbicara pendidikan Islam tidak bisa terlepas dari sejarah perkembangan Islam itu sendiri. Lahirnya Islam di Indonesia Para ahli pendidikan menemui kesulitan dalam merumuskan definisi pendidikan. Kesulitan itu antara lain disebabkan oleh banyaknya jenis kegiatan serta aspek kepribadian yang dibina dalam kegiatan ini. Joe Park merumuskan pendidikan sebagai kegiatan pendidikan diletakan pada pengajaran. Sedangkan segi kepribadian yang dibina adalah aspek kognitif dan kebiasaan.Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah. Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagai mana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup manusi itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah.

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana konsep dasar dan tujuan dari Reformulasi Pendidikan Agama Islam?2. Bagaimana proses dan tahapan untuk mereformulasi Pendidikan Agama Islam?

1.3 Tujuan

BAB IILANDASAN TEORI

DINAMIKA Pendidikan Islam sampai kapanpun selalu memancing perhatian banyak orang, baik dari kalangan institusi pendidikan maupun dari luar institusi pendidikan / masyarakat. Bahkan tidak sedikit dari kaum ilmuwan di luar negeri ikut membicarakan, meneliti dan merespon eksistensi pendidikan Islam ini. Sebut saja misalnya, Karel A. Steenbrink yang meneliti keberadaan pendidikan Islam, mulai asal-usul pertumbuhan, perkembangan,dan proses modernisasinya di Nusantara ini. Pendidikan Islam sebagai agen pencerahan dan penyelamatan hidup manusi sangat membutuhkan pondasi yang kuat, arah yang jelas dan tujuan yang utuh.Melalui pondasi arah dan tujuan tersebut diharapkan idealitas pendidikan Islam seperti yang tersirat dalam sumber ajaran Islam (Al-Quran dan Hadist) senantiasa mendorong umatnya menjadi orang atau kelompokyang berkualitas (berilmu), beriman, dan punya kesolehan yang tinggi. Meskipun secara konseptual pendidikan Islam masih mengalami perbedaan pandangan, akan tetapi dalam implementasi dan tujuan yang dicita-citakannya sama. Perbedaan tersebut terjadi karena cara pandang mereka juga berbeda-beda dalam memahami hakekat, luang lingkup dan fungsi Islam. Paling tidak ada 4 versi pandangan :1. Islam sebagai agama terakhir dan penyempurna dari agama-agama wahyu sebelumnya.2. Islam hanya mengatur hubungan antara manusia dan Tuhan.3. Islam bukanlah sebuah sistem kehidupan dan praktis dan baku, melainkan sebuah sistem nilai dan norma secara dinamis.4. Islam adalah agama petunjuk hidup yang menghidupkan.Seiring dengan perubahan zaman, pendidikan Islam ini harus berbenah diri dalam rangka menghasilkan generasi baru yang mempunyai kekokohan spiritual, keluruhan akhlak, kematangan profesional dan keluasan ilmu, disamping menyiapkan memenuhi standar kebutuhan lapangan kerja. Secara filosofis, pendidikan bertujuan untuk mengembang potensi manusia kearah yang maksimal. Potensi yang diberikan oleh Tuhan tidak akan berkembang sendirinya tanpa dukuangan pendidikan yang memadai. Sehingga orientasi pendidikan tidak hanya memasuki wilayah fisiologis, melainkan juga harus merambah kawasan spiritual psikologis serta nilai-nilai etis (akhlak).

2.1 Visi dan Misi Pendidikan IslamMenurut Tobroni (2008) menjelaskan bahwa visi dan misi pendidikan Islam itu harus mampu membawa cita-cita mulia yaitu menjadi rahmat bagi semesta alam, menghargai ilmu dan orang yang berilmu, membangun peradaban di era informasi dan penyelamat peradaban umat Islam.Pendidikan Islam sebagai poros utama untuk mendorong perubahan perilaku dan watak manusia agar menjadi khaira ummah (kaum yang berkualitas). Melalui pendidikan Islamlah sosok generasi akan terwujud kesadaran sebagai Abdullah dan sekaligus khalifatullah secara utuh. Suatu generasi yang berilmu pengetahuan, berakhlak mulia, terampil dan istiqamah kepada nilai-nilai kebenaran, keadilan, kasih sayang dan selalu berkarya kebajikan untuk bersama.Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, mendorong umatnya untuk menuntuk ilmu sampai ajal datang. Para ahli hikmah mengilustrasikan bahwa ilmu adalah kekuatan, mukzizat, perisai, yang akan melindungi pemiliknya dari kehancuran. Dalam panggung sejarah kita menyaksikan bahwa bangsa yang kuat adalah bangsa yang mampu menguasai ilmu pengetahuan, yang dapat menciptakan kemakmuran, kesejahteraan dan kehormatan. Karena itu pendidikan Islam sangat menghargai ilmu, tidak saja ilmu agama tetapi juga ilmu dunia / umum.Setelah memilikiilmu yang kuat, generasi nanti mampu membangun peradaban baru yang elegan di percaturan dunia informasi. Budaya dan transformasi nilai-nilai sosial harus lebih baik dengan didukung oleh teknolohi informasi yang sedemikian pesat. Melalui pendidikan Islam diangankan tercipta sebuah peradaban baru yang etis dan humanis. Suatu peradaban yang menjunjung tinggi nilai-nilai fitrah kemanusiaan yang sesuai dengan aturan illahi.Pendidikan Islam membawa misi untuk menjadikan manusia yang setiap waktu sadar untuk berbuat kebajikan, keadilan, kasih sayang dan bermanfaat bagi orang lain. Misi tersebut juga selaras dengan tujuan yang dirumuskan pendidikan nasional tentang sosok manusia sempurna. Profil manusia Indonesia yang berkepribadian tangguh secara lahiriah dan batiniah, mampu menjalin hubungan vertikal dengan Tuhan-Nya dan hubungan horizontal kepada sesama manusia, memberikan makna positif bagi kemajuan dan keharmonisan hidup bangsa dan umat manusia.

2.2 Reformulasi Tujuan Pendidikan IslamMembahas tujuan pendidikan Islam sangatlah penting untuk melahirkan formulasi yang gamblang untuk memberikan pencerahan di masa yang akan datang formulasi pendidikan Islam biasanya dilihat dari dua perspektif, yaitu perspektif manusia (pribadi), perspektif masyarakat (makluk sosial). Perspektif manusia ideal digambarkan seperti manusia kamil, insan cita, manusia paripurna, manusia berkualitas, manusia unggul, manusia bertakwa dan lain sebagainya. Agar tujuan pendidikanIslam efektif, dibutuhkan pendekatan-pendekatan yang terpadu, seperti pendekatan melalui normatif filosofis, pendekatan melalui analisa historis, dan pendekatan melalui analisa ilmiah tentang realita kehidupan yang aktual.Pendekatan normatif-filosfis mengajak semua manusia komitmen menegakan nilai kebenaran dan keadilan dalam berbagai dimensianya, baik dibidang sisoal, ekonomi, politik dan budaya. Dengan merujuk pada ajaran wahyu dan sunnah, setiap manusia harus bisa berlaku adil dan benar. Pendekatan ini juga menekankan pentingnya mengkedepankan aspek akhlak sebagai pondasi pendidikan.Selain itu, juga membangun pondasi akidah/spiritual yang kuat sebagai sentral keyakikanan seseorang.Tujuan pendidikan Islam merupakan kelanjutan misi besar yang terkandung dalam Wahyu ilahi dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Merujuk pada 2 sumber utama itulah, pendidikan Islam harus bersentuhan dengan segala dimensi kehidupan. Tidak hanya seputar pendidikan agama, melainkan juga menyentuh persoalan-persoalan sosioal, kultural, ekonomi, politik, dan sebagainya. Pendidikan tidak ingin melahirkan generasi yang berat sebelah. Artinya suatu generasi yang hanya mementingkan satu dimensi keilmuan, sementara yang lain dipandang tidak penting. Model pendidikan Islam semacam ini justru akan terjebak pada formulasi yang mengarah terjadinya dikhotomi ilmu.Untuk menghindarimodel formulasi dikhotomi tersebut, pendidikan Islam harus kontekstual sesuai dengan persoalan hidup seperti yang diajarkan Al-Quran dan sunnah nabi. Kontekstualisasi pendidikan dengan persoalan zaman adalah pilihan strategis dan rasional yang relevan dengan semangat dan spirit doktrin Islam. Pendidikan Islam harus mengambil pola-pola yang modern, tetapi tidak mengesampingkan nilai-nilai spiritualitas dan akhlakul karimah.2.3 Kurikulum Pendidikan IslamBerbicara tentang kurikulum adalah berbicara tentang kontens dan struktur keilmuan dalam pendidikan. Kurikulum sebagai komponen utama harus mendapat aksentuasi yang mendalam bagi setiap pengembang dan praktisi di setiap satuan pendidikan. Kurikulum pendidikan Islam, seperti yang diinginkan para pakar dan ahli pendidikan Islam, harus dibangun dari formulasi pemahaman terhadap wahyu dan realitas empirik yang memadahi.Kurikulum pendidikan Islam diarahkan bagaimana menyiapkan lulusan yang memiliki karakter dan jiwa yang utuh. Selain itu, mereka juga punya ketrampilan dan keahlian yang handal yang dibutuhkan untuk hidup dan kehidupan ini.Kurikulum pendidikan Islam memiliki misi untuk menjabarkan pesan kitab suci dan sunnah Nabi agar dapat membenahi kualitas hidup manusia kearah lebih baik. Sesuai dengan konteks Indonesia, pendidikan Islam sangat dipengaruhi oleh budaya, ideologi dan cara keberagamaan yang kuat. Oleh karenanya, kurikulum pendidikan Islam diformat yang mampu meyentuh sesuatu yang substansial seperti yang dikehendaki oleh nilai-nilai budaya, ideologi dan tingkat keberagamaan yang terdapat dalam bangsa ini. Kontekstualisasi kurikulum pendidikan Islam diharapkan memberikan kontribusi yang positif terhadap prilaku peserta didik.Secara keseluruhan mata pelajaran yang diajarkan disekolah, merupakan jabaran dari kurikulum yang hakekatnya tidak ada yang terpisah dari konteks ajaran wahyu dan sunnah. Kalau pendidikan Islam hanya mengajarkan masalah ubudiyah saja,maka akan melahirkan kesalehan pribadi saja. Sedang tujuan pendidikan Islam tidak menghendaki seperti itu.Kurikulum pendidikan Islam harus dibangun secara integral antara dimensi kewahyuan, dimensi kealaman dan dimensi social kemanusiaan. Melalui integralisasi dimensi-dimensi tersebut, kurikulum pendidikan Islam dimaksudkan untuk memecahkan problematika dalam dunia pendidikan (Islam). Secara filosofis, tingkat kemajuan hidup manusia sangat ditentukan oleh rekayasa pendidikanyang berbasis kurikulum unggul, maju dan integral. Atas dasar itulah kurikulum pendidikan Islam tidak boleh mengalami stagnasi inovasi dan memikirkan masa depan yang akan berkembang.Kurikulum pendidikan Islam harus menjadi kekuatan (power) yang ampuh untuk menghadapi wacana kehidupan manusia, persoalan-persoalan baru muncul dengan aneka ragam bentuknya. Tantangan semacam harus direspons secara apresiatif agar kurikulum pendidikan Islam tidak dikatakan sebagai out off date (ketinggalan zaman).Refleksi pemikiran dan rumusan kurikulum pendidikan Islam harus bernafaskan kekinian ( up to date ). Dalam kacamata historis memang boleh melihat masa lalu sebagai pelajaran, tetapi jangan sampai lupa menaruh perhatian masa kini dan mendatang sebagai modal untuk melakukan improvisasi dan perubahan yang mendasar.Supaya pendidikan Islam tidak terpelosok ke dalam lubang kehancuran, maka proses improvisasi kurikulum harus dilakukan terus-menerus setiap waktu. Kurikulum pendidikan Islam harus mencari terobosan baru yang sesuai dengan nafas pola hidup umat manusia yang menitik beratkan nilai kemajuan dan terbebas dari kebodohan dan kemiskinan. Sebab secara substantive , antara kebodohan dan kemiskinan itu merupakan dua sifat manusia yang mengkristal dan menjadi lawan nyata bagi dunia pendidikan pada umumnya.

BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA