makalah saraf dan otot fix
DESCRIPTION
makalahTRANSCRIPT
Saraf dan Otot: Aspek Saraf Pendengaran,
Aspek Saraf Penglihatan, dan Otot
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Biofisika
yang dibina oleh Ibu Siti Imroatul Maslikah, S.Si., M.Si.
dan Ibu Vita Ria Mustikasari, S.Pd, M.Pd
Oleh
Ervina Mega S (130351615583)
Rifka Amilia (130351615569)
Safitri (130351603589)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
September 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Telinga merupakan organ kompleks dengan komponen-komponen
fungsional yang penting dan memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di
sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui atau mengidentifikasi apa yang terjadi
di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Telinga
dapat dibagi dalam tiga bagian : telinga luar, telinga tengah, telinga dalam.
Pendengaran normal merupakan suatu keadaan dimana orang tidak hanya dapat
mendengar tetapi juga dapat mengerti apa yang didengarnya, sedangkan
kekurangan pendengaran yaitu keadaan dimana orang kurang dapat mendengar
dan mengerti perkataan yang didengarnya. Gelombang suara adalah getaran udara
yang merambat dan terdiri dari daerah-daerah bertekanan rendah karena
penjarangan molekul tersebut. (Sherwood, 2001). Sewaktu suatu gelombang suara
mengenai jendela oval, tercipta suatu gelombang tekanan ditelinga dalam.
Gelombang tekanan menyebabkan perpindahan mirip gelombang pada membrane
basilaris terhadap membrane tektorium. Sewaktu menggesek membrane
tektorium, sel-sel rambut tertekuk. Hal ini menyebabkan terbentuknya potensial
aksi. Apabila deformitasnya cukup signifikan, maka saraf-saraf aferen yang
bersinap dengan sel-sel rambut akan terangsang untuk melepaskan potensial aksi
dan sinyal disalurkan ke otak. (Corwin, 2001)
Mata adalah bagian yang sangat penting, karena merupakan salah satu dari
panca indera manusia. Mata dapat berfungsi dengan baik apabila ada cahaya.
Dengan adanya cahaya ini maka mata akan dapat melihat dengan baik. Bila di
dalam kegelapan maka mata tidak mampu melihat benda dikarenakan tidak ada
cahaya yang masuk. Mata sendiri terdiri dari dua organ, yaitu organ dalam dan
luar.
Dalam kehidupan sehari-hari otot merupakan salah satu bagian yang
memiliki fungsi sebagai organ untuk bergerak aktif. Jaringan otot merupakan
kumpulan dari sel sel serabut otot. Di dalam sel serabut otot ini terdapat unit
kontaksi berupa protein yang trerdiri atas miofibril-miofibril. Miofibril ini
1
merupakan kumpulan dari lapis tebal (miosin) dan lapis tipis (aktin) (Syaifuddin:
1997). Otot juga merupakan alat gerak aktif, ini adalah suatu sifat yang penting
bagi organisme. Sebagaian besar otot tubuh ini melekat pada kerangka yang
menyebabkan dapat bergerak secara aktif sehingga dapat menggerakkan bagian-
bagian kerangka dalam suatu letak yang tertentu.
Pada makalah ini penulis akan menjelaskan tentang anatomi, fisiologi dan
mekanisme telinga, anatomi, fisiologi dan mekanisme pendengaran, anatomi,
fisiologi dan mekanisme otot. Mengingat indera pendengaran, penglihatan serta
otot sangat penting bagi manusia, maka penulis berharap dengan makalah ini
mampu menambah pengetahuan mengenai indera pendengaran, pendengaran dan
otot manusia.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
a. Bagaimanakah anatomi, fisiologi, dan mekanisme saraf pendengaran?
b. Bagaimanakah anatomi, fisiologi dan mekanisme Saraf Penglihatan?
c. Bagaimanakah jenis-jenis dan mekanisme otot?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui:
a. Untuk mendeskripsikan anatomi, fisiologi, dan mekanisme saraf
pendengaran
b. Untuk mendeskripsikan anatomi, fisiologi dan mekanisme Saraf
Penglihatan
c. Untuk mendeskripsikan jenis-jenis dan mekanisme otot.
2
BAB II
ISI
2.1 Aspek Pendengaran
2.1.1 Anatomi Dan Fisiologi Telinga
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan
untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian
telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah
meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada
telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls
ke otak untuk diolah.
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan
untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian
telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
3
2.1.1 bagian-bagian telinga
Telinga manusia merupakan salah satu bagian yang lebih luar biasa dari
tubuh manusia, bukan hanya karena keindahan dan strukturnya, tetapi juga karena
sensitivitas yang luar biasa terhadap suara. Dari sudut pandang anatomi, telinga
dibagi menjadi tiga bagian yaitu : telinga bagian luar, telinga bagian tengah dan
telinga bagian dalam
a. Telinga luar
Telinga bagian luar terdiri atas
daun telinga (aurikula), saluran telingan
luar (analis auditoris eksternal), dan
gendang telinga (Membran Timpani)
yang membatasinya dengan telinga
dalam.
Daun Telinga terbentuk oleh
susunan tulang rawan yang memiliki
bentuk khas untuk mendukung
fungsinya, yaitu untuk memusatkan
gelombang suara yang masuk ke saluran
telinga.
Saluran Telinga Luar, dalam bagian ini terdapat kelenjar sudorifera
yaitu kelenjar yang dapat menghasilkan serumen (bahan mirip lilin yang
dapat mengeras). Serumen ini menjaga telinga agar tidak banyak kotoran dari
luar yang masuk ke dalam, juga dapat menghindari masuknya serangga
karena memiliki bau tidak sedap. Membran Timpani adalah bagian yang
berfungsi untuk menangkap gelombang suara.
b. Telinga tengah
4
2.1.2 Anatomi dan
Fisiologi Telinnga
Bagian Luar
2.1.3 Anatomi dan Fisiologi Telinnga Bagian Tengah
Telinga tengah merupakan rongga yang berisi udara dan menjaga
tekanan udara tetap seimbang. Dinding dari bagian ini dilapisi oleh sel epite.
Fungsi Utamanya adalah untuk meneruskan Suara yang diterima dari Telinga
Luar ke Telinga Bagian Dalam. Pada telinga bagian tengah terdapat Tuba
Eustachius, yaitu bagian yang menghubungkan telinga dengan rongga mulut
(faring). Tuba Eustachius Ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara
antara telinga bagian luar dengan telinga bagian tengah.
Telinga bagian tengah terdiri atas 3 tulang pendengaran utama yaitu
Maleus(Martil), Incus(Landasan), dan Stapes(sanggurdi), Tulang-Tulang ini
saling berhubungan satu sama lain (dihubungkan oleh sendi) karena adanya
sendi maka tulang-tulang ini dapat bergerak. Rangkaian 3 Tulang yang
sedemikian rupa ini berfungsi untuk mengirimkan getaran yang diterima dari
membran timpani pada telinga luar menuju ke Jendela Oval Telinga Dalam.
Tuba Eustachius ini selalu menutup kecual saat menelan dan menganga. Oleh
karena itu saat kita dalam ketinggian tertentu, apabila telinga berdengung,
kita dianjurkan untuk menelan, karena menelan dapat membuka tuba
eustachius yang akan menyeimbangkan kembali tekanan udara.
c. Telinga dalam (labirin)
Telinga Dalam terdiri atas bagian tulang dan bagian membran. Telinga
dalam disebut juga sebagai labirin karena bentuknya. Labirin tulang (Labirin
Osea) merupakan rongga yang terbentuk pada tonjolan tulang pelipis yang
berisikan cairan perilimfe. Labirin Membran terletak pada bagian yang sama
dengan bagian labirin tulang, namun tempatnya lebih dalam dan dilapisi oleh
sel epitel serta berisi cairan endolimfe.
5
Labirin Tulang telinga dalam terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :
Koklea (Fungsinya lebih ke pendengaran)
Vestibuli (Fungsinya lebih ke menjaga keseimbangan)
Kanalis Semisirkularis (Fungsinya lebih ke menjaga keseimbangan)
1. Koklea (Rumah Siput)
Koklea berbentuk seperti tabung bengkok ke belakang lalu berlilit
mengelilingi tulang dan membentuk seperti kerucut di ujungnya. Koklea
berfungsi sebagai reseptor karena memiliki sel – sel saraf di dalamnya. Dalam
Tabung Koklea terdapat bagian yang dibentuk oleh tulang dan membran
koklea, bagian ini disebut Membran Basilaris. Membran Basilaris berfungsi
memisahkan koklea menjadi 2 bagian, yaitu pada bagian atas disebut Skala
Vestibuli, dan pada bagian bawah disebut skala timpani. Diantara skala
vestibuli dan skala timpani terdapat skala media. Bagian atas Skala media
dibatasi oleh membran vestibularis (reissner) dan bagian bawahnya oleh
membran basilaris.
Dalam skala vestibuli dan Skala Timpani terdapat cairan yang disebut
dengan cairan perilimfe. Cairan ini berasal dari cairan serebrospinal yang
masuk melalui sebuah saluran kecil, kemudian bermuara di vestibuli.
Sedangkan dalam skala media terdapat cairan yang disebut dengan endolimfe
yang belum diketahui darimana asalnya.
Pada Bagian atas membran basilaris terdapat suatu struktur khusus
yang dikenal dengan nama organ korti. Organ Korti berfungsi mengubah
getaran suara menjadi impuls. Organ Korti adalah struktur yang disusun oleh
6
2.1.4 Anatomi dan Fisiologi
Telinga Bagian Dalam
sel-sel rambut dan sel penyokong, sel rambut pada organ korti ini
dihubungkan dengan bagian auditori (pendengaran) dari saraf otak VIII.
2. Vestibuli
Vestibuli adalah bagian yang terdiri dari sakula dan utrikula. Sakula
dan Utrikula ini disusun oleh sel rambut yang memiliki struktur khusus, sel
rambut ini disebut macula acustika. Sel rambut pada sakula tersusun secara
vertikal, sedangkan pada utrikula tersusun secara horizontal. Pada sel rambut
macula austica ini tersebar partikel serbuk protein kalsium karbonat (CaCO3)
yang disebut otolith. Secara sederhana cara kerja vestibuli dapat dijelaskan
yaitu, Saat berubahnya posisi kepala, Otolith yangs sensitif terhadap gravitasi
lepas dari sel rambut pada macula asutica, hal ini merangsang timbulnya
“respon pendengaran” yang akan direspon oleh otot untuk menjaga
keseimbangan.
3. Kanalis Semisirkularis (Saluran Setengah Lingkaran)
Kanalis Semisirkularis adalah saluran setengah lingkarang yang terdiri
dari 3 saluran semisirkularis yang tersusun menjadi satu kesatuan dengan
posisi yang berbeda. 3 Saluran tersebut adalah :
Kanalis Semisirkularis Horizontal
Kanalis Semisirkularis Vertikal Superior (Vertikal Atas)
Kanalis Semirikularis Vertikal Posterior (Vertikal Belakang)
2.1.2 Mekanisme Pendengaran pada Telinga
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan
gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela
oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang
7
2.1.4 Anatomi dan
Fisiologi Telinga
ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan
membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah.
Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan
membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran
timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela
bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-
selaput Basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah.
Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan
(impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel
sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim
ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran. susunan dan Cara
Kerja Alat Keseimbangan. Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan
berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula
(kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus.
Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebutampula
yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang
menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat
keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori
yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini
disebut kupula.Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap
gerakan kepala. Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari
sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat
padaotolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan
otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak
2.2 Aspek Penglihatan
Penglihatan pada manusia melibatkan deteksi gelombang cahaya yang
sangat sempit dengan panjang gelombang sekitar 400 sampai 750 nm. Panjang
gelombang terpendek dipersepsi sebagai warna biru, dan panjang gelombang
terpanjang dipersepsi sebagai warna merah. Mata memiliki fotoreseptor yang
mampu mendeteksi cahaya, tetapi, sebelum cahaya mengenai reseptor yang
8
bertanggung jawab untuk deteksi ini, cahaya harus difokuskan ke retina (ketebalan
200 μm) oleh kornea dan lensa.
2.2.1 Anatomi Sistem Penglihatan
1. Bagian Luar
Gb.2.2.1 Bagian Luar Mata
a. Bulu Mata
Bulu mata yaitu rambut-
rambut halus yang terdapat ditepi kelopak mata.
b. Alis Mata (Supersilium)
Alis yaitu rambut-rambut halus yang terdapat diatas mata.
c. Kelopak Mata (Palpebra)
Kelopak mata merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulit yang terletak
di depan bulbus okuli.
d. Kelenjar Air Mata
kelenjar di mata yang mengeluarkan air mata.
2. Bagian Dalam
9
Gb. 2.2.2 Anatomi Bagian Dalam pada Mata
a. Konjungtiva
Konjungtiva adalah membran tipis bening yang melapisi permukaan
bagian dalam kelopak mata dan dan menutupi bagian depan sklera
(bagian putih mata), kecuali kornea. Konjungtiva mengandung banyak
sekali pembuluh darah.
b. Sklera
Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat dan berada pada
lapisan terluar mata yang berwarna putih.
c. Kornea
Kornea merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita
dapat melihat membran pupil dan iris.
d. Koroid
Koroid adalah lapisan yang dibangun oleh jaringan ikat yang memiliki
banyak pembuluh darah dan sejumlah sel pigmen.
e. Iris
Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata.
f. Pupil
Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan
kuantitas cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil
mata akan melebar jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan
menyempit jika kondisi ruangan terang.
g. Lensa
Lensa berada tepat dibelakang iris dan tergantung pada ligamen
suspensori. Bentuk lensa disebut ruang viretus, berisi cairan yang lebih
kental(humor viterus), yang bersama dengan humor akueus
berperandalam memelihara bentuk bola mata.
h. Retina
Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sangat
sensitif terhadap cahaya. Pada retina terdapat reseptor(fotoreseptor).
i. Aqueous humor
10
Gb.2.2.3 Aqueous Humor
Aquaeous humor atau cairan berair terdapat dibalik kornea.
Strukturnya sama dengan cairan sel, mengandung nutrisi bagi kornea
dan dapat melakukan difusi gas dengan udara luar melalui kornea.
j. Vitreus humor (Badan Bening)
Badan bening ini terletak dibelakang lensa. Bentuknya berupa zat
transparan seperti jeli(agar-agar) yang jernih. Zat ini mengisi pada
mata dan membuat bola mata membulat.
k. Bintik Kuning
Bintik kuning adalah bagian retina yang paling peka terhadap cahaya
karena merupakan tempat perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk
kerucut dan batang
l. Saraf Optik
Gb. 2.2.4 Anatomi Saraf Optik
11
Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju
ke otak.
m. Otot Mata
Gb. 2.2.5 Anatomi Otot Mata
Otot-otot yang melekat pada mata :
Muskulus levator palpebralis superior inferior.
Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata.
Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata)
Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata)
Muskulus obliques okuli inferior
Muskulus obliques okuli superior.
2.2.2 Fisiologi Penglihatan
1. Bagian Luar
No. Bagian Mata Struktur/Gambar Fungsi
1. Bulu Mata
Bulu mata berfungsi untuk
melindungi mata dari benda-
benda asing.
2. Alis Mata
Alis mata berfungsi mencegah
masuknya air atau keringat dari
dahi ke mata
12
3. Kelopak Mata
Kelopak mata berfungsi
pelindung mata sewaktu-waktu
kalau ada gangguan pada
mata(menutup dan membuka
mata)
4.Kelenjar Air
Mata
Berfungsi untuk menghasilkan
air mata yang bertugas untuk
menjaga mata agar tetap
lembab (tidak kekeringan).
2. Bagian Dalam
No. Bagian Mata Struktur/Gambar Fungsi
1. Konjungtiva
Konjungtiva berfungsi
melindungi kornea dari
gesekan, memberikan
perlindungan pada sklera
dan memberi pelumasan
pada bola mata.
2. Sklera
Skelera berfungsi
melindungi bola mata dari
kerusakan mekanis dan
menjadi tempat melakatnya
otot mata.
13
3. Kornea
Berfungsi sebagai
pelindung mata gar tetap
bening dan bersih, kornea
ini dibasahi oleh air mata
yang berasal dari kelenjar
air mata.
4. Koroid
Memberi nutrisi ke retina
dan badan kaca, dan
mencegah refleksi internal
cahaya.
5. Iris
Iris terdapat di belakang
kornea dan berpigmen.
Pigmen ini menentukan
warna pada mata
seseorang. Iris juga
mengatur jumlah cahaya
yang masuk ke mata dan
dikendalikan oleh saraf
otonom.
6. Pupil
Pupil berfungsi sebagai
tempat untuk mengatur
banyak sedikitnya cahaya
yangmasuk kedalam mata.
Pupil juga Lubang di dalam
Iris yang dilalui berkas
cahaya. Pupil merupakan
tempat lewatnya cahaya
menuju retina.
14
7. Lensa
Lensa berfungsi
memfokuskan pandangan
dengan mengubah bentuk
lensa.Lensa berperan
penting pada pembiasan
cahaya.
8. Retina
Retina berfungsi untuk
menerima cahaya,
mengubahnya menjadi
impuls saraf dan
menghantarkan impuls ke
saraf optik(II).
9. Aqueous humor
Aqueous humor(humor
berair) berfungsi menjaga
bentuk kantong depan bola
mata.
10.Vitreus humor
(Badan Bening)
Vitreous humor(humor
bening) berfungsi
menyokong lensa dan
menolong dalam menjaga
bentuk bola mata.
Bintik Kuning
Fungsi bintik kuning yang
terdapat di retina pada mata
adalah untuk menerima
cahaya dan meneruskan ke
otak.
15
Saraf Optik
Saraf optik memiliki fungsi
untuk meneruskan sebuah
rangsang cahaya hingga ke
otak. Semua informasi
yang akan dibawa oleh
saraf nantinya diproses di
otak. Dan Dengan
demikian kita bisa melihat
suatu benda.
Otot Mata a). Muskulus orbikularis
okuli otot lingkar mata,
fungsinya untuk menutup
mata.
b). Muskulus orbikularis
okuli otot lingkar mata,
fungsinya untuk menutup
mata.
c). Muskulus rektus okuli
inferior(otot disekitar
mata), fungsinya untuk
menutup
mata.
d). Muskulus rektus okuli
medial(otot disekitar mata),
fungsinya menggerakkan
mata dalam(bola mata).
e). Muskulus obliques
okuli inferior, fungsinya
menggerakkan bola mata
ke
bawah dan kedalam.
16
f). Muskulus obliques okuli
superior, fungsinya
memutar mata ke atas ke
bawah
dan keluar.
2.2.3 Cara Kerja Indra Penglihatan
Gb. 2.2.6 Gambaran Umum Cara Kerja Indra Penglihatan
Mata manusia memiliki cara kerja otomatis yang sempurna, mata dibentuk
dengan 40 unsur utama yang berbeda dan kesemua bagian ini memiliki fungsi
penting dalam proses melihat. Kerusakan atau ketiadaan salah satu fungsi
bagiannya saja akan menjadikan mata mustahil dapat melihat. Lapisan tembus
cahaya di bagian depan mata adalah kornea, tepat dibelakangnya terdapat iris,
selain memberi warna pada mata, iris juga dapat merubah ukurannya secara
otomatis sesuai kekuatan cahaya yang masuk, dengan bantuan otot yang melekat
padanya. Misalnya ketika berada di tempat gelap iris akan membesar untuk
memasukkan cahaya sebanyak mungkin. Ketika kekuatan cahaya bertambah, iris
akan mengecil untuk mengurangi cahaya yang masuk ke mata. System pengaturan
otomatis yang berkeja pada mata bekerja sebagaimana berikut.
17
Ketika cahaya mengenai mata sinyal saraf terbentuk dan dikirimkan ke
otak, untuk memberikan pesan tentang keberadaan cahaya, dan kekuatan cahaya.
Lalu otak mengirim balik sinyal dan memerintahkan sejauh mana otot disekitar
iris harus mengerut. Bagian mata lainnya yang bekerja bersamaan dengan struktur
ini adalah lensa. Lensa bertugas memfokuskan cahaya yang memasuki mata pada
lapisan retina di bagian belakang mata. Karena otot-otot disekeliling lensa cahaya
yang datang ke mata dari berbagai sudut dan jarak berbeda dapat selalu
difokuskan ke retina.Semua system yang telah kami sebutkan tadi berukuran lebih
kecil, tapi jauh lebih unggul daripada peralatan mekanik yang dibuat untuk meniru
desain mata dengan menggunakan teknologi terbaru, bahkan system perekaman
gambar buatan paling modern di dunia ternyata masih terlalu sederhana jika
dibandingkan mata.
Jika kita amati bagian-bagian lebih kecil dari sel sebuah mata maka
kehebatan penciptaan ini semakin terungkap. Anggaplah kita sedang melihat
mangkuk Kristal yang penuh dengan buah-buahan, cahaya yang datang dari
mangkuk ini ke mata kita menembus kornea dan iris kemudian difokuskan pada
retina oleh lensa jadi apa yang terjadi pada retina, sehingga sel-sel retina dapat
merasakan adanya cahaya ketika partikel cahaya yang disebut foton mengenai sel-
sel retina. Ketika itu mereka menghasilkan efek rantai layaknya sederetan kartu
domino yang tersusun dalam barisan rapi. Kartu domino pertama dalam sel retina
adalah sebuah molekul bernama 11-cis retinal. Ketika sebuah foton mengenainya
molekul ini berubah bentuk dan kemudian mendorong perubahan protein lain
yang berikatan kuat dengannya yakni rhodopsin.
Kini rhodopsin berubah menjadi suatu bentuk yang memungkinkannya
berikatan dengan protein lain yakni transdusin. Transdusin ini sebelumnya sudah
ada dalam sel namun belum dapat bergabung dengan rhodopsin karena ketidak
sesuaian bentuk. Penyatuan ini kemudian diikuti gabungan satu molekul lain yang
bernama GTP kini dua protein yakni rhodopsin dan transdusin serta 1 molekul
kimia bernama GTP telah menyatu tetapi proses sesungguhnya baru saja dimulai
senyawa bernama GDP kini telah memiliki bentuk sesuai untuk mengikat satu
protein lain bernama phosphodiesterase yang senantiasa ada dalam sel. Setelah
18
berikatan bentuk molekul yang dihasilkan akan menggerakkan suatu mekanisme
yang akan memulai serangkaian reaksi kimia dalam sel.
Mekanisme ini menghasilkan reaksi ion dalam sel dan menghasilkan
energy listrik energy ini merangsang saraf-saraf yang terdapat tepat di belakang
sel retina. Dengan demikian bayangan yang ketika mengenai mata berwujud
seperti foton cahaya ini meneruskan perjalanannya dalam bentuk sinyal listrik.
Sinyal ini berisi informasi visual objek di luar mata. Agar mata dapat melihat
sinyal listrik yang dihasilkan dalam retina harus diteruskan dalam pusat
penglihatan di otak. Namun sel-sel saraf tidak berhubungan langsung satu sama
lain ada celah kecil yang memisah titik-titik sambungan mereka lalu bagaimana
sinyal listrik ini melanjutkan perjalanannya disini serangkaian mekanisme rumit
terjadi energy listrik diubah menjadi energy kimia tanpa kehilangan informasi
yang sedang dibawa dan dengan cara ini informasi diteruskan dari satu sel saraf ke
sel saraf berikutnya. Molekul kimia pengangkut ini yang terletak pada titik
sambungan sel-sel saraf berhasil membawa informasi yang datang dari mata dari
satu saraf ke saraf yang lain.
Ketika dipindahkan ke saraf berikutnya sinyal ini diubah lagi menjadi
sinyal listrik dan melanjutkan perjalanannya ke tempat titik sambungan lainnya
dengan cara ini sinyal berhasil mencapai pusat penglihatan pada otak disini sinyal
tersebut dibandingkan informasi yang ada di pusat memori dan bayangan tersebut
ditafsirkan akhirnya kita dapat melihat mangkuk yang penuh buah-buahan
sebagaimana kita saksikan sebelumnya karena adanya system sempurna yang
terdiri atas ratusan kompenen kecil ini dan semua rentetan peristiwa yang
menakjubkan ini terjadi pada waktu kurang dari 1 detik.
Secara singkat Mekanisme melihat adalah :
1) Cahaya masuk ke dalam mata melalui pupil.
2) Lensa mata kemudian memfokuskan cahaya sehingga bayangan
benda yang dimaksud jatuh tepat di retina mata.
3) Kemudian ujung saraf penglihatan di retina menyampaikan
bayangan benda tersebut ke otak.
19
4) Otak kemudian memproses bayangan benda tersebut sehingga kita
dapat melihat benda tersebut.
2.2.4 Gangguan/Kelainan pada Sistem Penglihatan
a) Mata miopi (rabun dekat)
Gb. 2.2.7 Bayangan yang Terbentuk pada Mata yang Miopi dan Jenis Lensa
yang di Pakai
Mata miopi adalah mata dengan lensa terlalu cembung atau bola
mata terlalu panjang. Dengan demikian,objek yang dekat akan terlihat jelas
karena bayangan jatuh pada retina, sedangkanobjek yang jauh akan terlihat
kaburkarena bayangan didepan retina. Kelainan mata jenis ini dikoreksi
dengan mata jenis cekung.
b) Hipermetropi (rabun jauh)
Gb. 2.2.8 Bayangan yang Terbentuk pada Mata Heipermetropi dan Jenis
Lensa yang di Pakai
Mata hipermetropi adalah mata dengan lensa terlalu pipih atau bola
mata terlalu pendek. Objek yang dekat akan terlihat kabur karena bayangan
jatuh didepan retina, sedangkan objek yang jauh akan terlihat jelas karena
20
bayangan jatuh di retina. Kelainan mata jenis ini dikoreksi dengan lensa
cembung.
2.3 Otot
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan yang
berfungsi sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan tulang. Otot menyebabkan
pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ dalam organisme
tersebut.
Otot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu :
1. Kontraktibilitas yaitu kemampuan untuk berkontraksi / memendek.
2. Ekstensibilitas yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari
gerakan yang ditimbulkan saat kontraksi.
3. Elastisitas yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula
setelah berkontraksi. Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam
keadaan relaksasi
Bagian-bagian Otot yakni :
1. Sarkolema
Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya
sebagai pelindung otot
2. Sarkoplasma
Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana
miofibril dan miofilamenberada
3. Miofibril
Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
4. Miofilamen
Miofilamen adalah benang-benang/filamen halus yang berasal dari
miofibril.Miofibril terbagi atas 2 macam, yakni :
a. miofilamen homogen (terdapat pada otot polos)
b. miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada
otot rangka/otot lurik).
21
Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut aktomiosin
(aktin dan miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita berkontraksi
(memendek)maka protein aktin yang sedang bekerja dan jika otot kita melakukan
relaksasi (memanjang) maka miosin yang sedang bekerja.
2.3.1 Jenis-jenis Otot
a. Otot lurik (Otot Rangka)
Gambar 2.3.1 Otot Lurik
Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja
di bawah kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunvai jalur-jalur
melintang gelap (anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusun berselang-selang.
Sel-selnya berbentuk silindris dan mempunyai banyak inti. Otot rangka dapat
berkontraksi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat berkali - kali.
Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian:
1. Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang menggembung
2. Urat otot (tendon), merupakan kedua ujung yang mengecil.Urat otot
(tendon) tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat.
Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai
berikut ini:
a. Origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak
berubah kedudukannya ketika otot berkontraksi.
b. Insersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang
bergerak ketika otot berkontraksi. Otot yang dilatih terus menerus
akan membesar atau mengalami hipertrofi, Sebaliknya jika otot
tidak digunakan (tidak ada aktivitas) akan menjadikisut atau
mengalami atrofi.
22
Ciri-ciri otot lurik:
Bentuknya silindris, memanjang.
Tampak adanya garis-garis melintang yang tersusun seperti daerah
gelap danterang secara berselang-seling (lurik).
Mempunyai banyak inti sel.
Bekerja dibawah kesadaran, artinya menurut perintah otak, oleh
karena ituotot lurik disebut sebagai otot sadar.
Terdapat pada otot paha, otot betis, otot dada.
b. Otot Polos
Otot polos disebut juga otot tak sadar, otot polos tersusun dari sel-
sel yang berbentuk kumparan halus.Masing-masing sel memiliki satu inti
yang letaknya di tengah.
Gambar 2.3.2 Otot
Polos
Otot polos terletak di beberapa tempat yakni :
1. Dinding saluran perncernaan
2. Saluran-saluran pernafasan
3. Pembuluh darah
4. Saluran kencing dan kelamin
Ciri-ciri otot polos
Bentuknya gelondong, kedua ujungnya meruncing dan dibagian tengahnya
menggelembung
Mempunyai satu inti sel
23
Tidak memiliki garis garis melintang (polos)
Bekerja diluar kesadaran
c. Otot Jantung
Otot jantung berbentuk silindris atau serabut
pendek. Otot ini tersusun atas serabut lurik yang
bercabang-cabang dan saling berhubungan satu
dengan lainnya. Setiap sel otot jantung mempunyai
satu atau dua inti yang terletak di tengah
sarkoplasma. Otot jantungbekerja di luar kehendak
(otot tidak sadar) atau disebut juga otot involunter dan
selnya dilengkapi serabut saraf dari saraf otonom.
Gambar 2.3.2 Otot Jantung
Ciri-ciri otot jantung:
1. Otot jantung ini hanya terdapat pada jantung, strukturnya samaseperti otot
lurik, gelap terang secara berselang seling dan terdapat pencabangan sel.
2. Kerja otot jantung tidak bisa dikendalikan oleh kemauan kita, tetapi sesuai
dengan gerak jantung.
Dibawah ini merupakan perbedaan setiap jenis otot, yang akan dijelaskan
melalui tabel.
24
Gambar 2.3.4
Perbedaan
jenis-jenis otot
2.3.2 Cara Kerja Otot
a. Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya
berlawanan. Jika ototpertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan
menyebabkan tulang tertarik atauterangkat. Antagonis juga adalah kerja otot yang
kontraksinya menimbulkan efek gerak berlawanan, contohnya adalah:
1. Ekstensor ( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot
trisep dan otot bisep.
2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya
gerak tangan sejajar bahu dan sikap sempurna.
3. Depresor (ke bawah) dan adduktor ( ke atas), misalnya gerak kepala
merunduk dan menengadah.
4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak
telapak tangan menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.
b. Sinergis
Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak
searah. Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang
menyebabkan telapak tnganmenengadah atau menelungkup). Otot sinergis adalah
dua otot atau lebih yang bekerja bersama-sama dengan tujuan yang sama. Jadi,
otot-otot itu berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama. Misalnya, otot – otot
antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita menarik napas.
Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan
memendek, mengeras,dan bagian tengahnya menggembung. Karena memendek,
tulang yang dilekati otot tersebut tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam
otot hanya mampu untukmenggerakan tulang ke satu arah tertentu. Agar tulang
dapat kembali ke posisi semula,otot tersebut harus mengadakan relaksasi.
2.3.3 Mekanisme Kontraksi dan Relaksasi Otot Polos dan Otot Rangka
a. Mekanisme Kontraksi dan Relaksasi Otot Polos
Kontraksi
25
Konsentrasi Ca2+ intraselular
meningkatkan saat Ca2+ masuk ke
dalam sel dan dilepaskan dari
retikulum sarkoplasma.
Ca2+ berikatan dengan kalmodium
(CaM)
Ca2+ kalmodulin mengaktifkan
rantai ringan myosin kinase
(RRMK)
RRMK memfosforilasi rantai
ringan pada kepala myosin dan
meningkatkan aktivitas ATP ase
sehingga meningkatkan tegangan otot.
Relaksasi
Jembatan silang myosin aktif bergeser
sepanjang aktin dan menghasilkan
tegangan otot
Ca2+ bebas dalam sitosol menurun saat
Ca2+ dipompa keluar dari sel atau
kembali ke dalam retikulum sarkoplasma
Ca2+ lepas dari kalmodulin (CaM).
Aktivitas RRMK menurun
Myosin fosfatase melepas fosfat dari
rantai ringan myosin, yang akan
menurunkan aktivitas ATPase myosin
Berkurangnya aktivitas ATPase myosin
menyebabkan penurunan tegangan otot
b. Mekanisme Kontraksi dan Relaksasi Otot Rangka
Kontraksi
26
Kontraksi otot rangka di awali dari proses
pembangkitan potensial otot rangka.
Pertama neuron motorik somatic melepas
Ach di taut otot saraf
Kemudian Na+ masuk melalui kanal
reseptor Ach menginisiasi pembentukan
potensial aksi
Potensial aksi pada tubulus-t mengubah
bentuk reseptor DHP
Reseptor DHP (Kanal Kalsium
dihidropiridin tipe-L) membuka kanal
RyR (Kanal reseptor rianodin) penglepas
Ca2+ di retikulum sarkoplasma dan Ca2+ masuk ke dalam sarkoplasma
Ca2+ berikatan dengan troponin, memungkinkan pengikatan aktin-miosin
Kepala myosin menjalankan pengayuh kuat
Filament aktin bergeser mendekati bagian tengah sarkomer.
Relaksasi
Ca2+ ATPase
sarkoplasma memompa
Ca2+ kembali ke dalam
RS
Penurunan [Ca2+]
bebas dalam sitosol
menyebabkan Ca2+
melepas ikatannya
dengan troponin
Tropomiosin memulihkan situs pengikatannya. Saat kepala miosin lepas,
elemen elastik menarik filament kembali ke posisi relaksasi.
2.3.4 Kelainan Pada Otot
o Atrofi otot, merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau
karena kehilangan kemampuan berkontraksi, misalnya lumpuh.
27
o Distorsi otot, penyakit ini diperkirakan merupakan penyakit genetis dan
bersifat kronis pada otot anak-anak.
o Hipertrofi otot, merupakan kelainan otot yang menyebabkan otot menjadi
lebih besar dan lebih kuat karena sering digunakan, misalnya pada
binaragawan.
o Hernia abdominal, kelainan ini terjadi apabila dinding otot abdominal
sobek dan menyebabkan usus melorot masuk ke rongga perut.
o Kelelahan otot, karena kontraksi secara terus-menerus menyebabkan kram
atau kejang.
o Tetanus, merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang
karena bakteri tetanus.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
a. Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan
untuk keseimbangan.
b. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar,
telinga tengah, dan telinga dalam.
c. Gelombang Suara masuk melalui telinga luar à Masuk ke membran
timpani à Membran Timpani mengubah gelombang suara menjadi
getaran à Getaran Diteruskan ke Koklea (Rumah Siput à Getaran
membuat cairan di rumah siput bergerak à Pergerakan cairan merangsang
berbagai reseptor rambut di koklea (rumah siput) à Sel rambut akan
bergetar à Getaran akan dikirim melalui saraf sensoris menuju otak dalam
bentuk impuls à Otak menerima impuls dan menerjemahkannya sebagai
suara.
28
d. Mata adalah alat indra penglihat yang di dalam nya terdapat jaringan-
jaringan indera penglihatan tersebut berpotensi menimbul kan penyakit
atau kelainan dalam penglihatan.
e. Mata terdiri dari mata bagian luar dan mata bagian dalam.
f. Mekanisme melihat adalah :
Cahaya masuk ke dalam mata melalui pupil.
Lensa mata kemudian memfokuskan cahaya sehingga bayangan
benda yang dimaksud jatuh tepat di retina mata.
Kemudian ujung saraf penglihatan di retina menyampaikan
bayangan benda tersebut ke otak.
Otak kemudian memproses bayangan benda tersebut sehingga kita
dapat melihat benda tersebut.
g. Otot terbagi menjadi 3 jenis, yaitu otot lurik, otot jantung dan otot polos.
h. Cara kerja otot terdiri dari otot antagonis dan otot sinergis.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku suku patasiologi (hands book of pathophysiologi). Jakarta:EGC
Pearce, E.C. 2006. Anatomy & Physiology for Nurse. (Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis). Cetakan ke-28. Alih bahasa: Sri Yuliani Handoyo. Jakarta: PT Gramedia.
Raven dan Johnson. 2002. Biology. 6th edition. The McGrawHill Companies. New York
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia;dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta;EGC.
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 2. Jakarta: EGC
Tortora, G.J. dan Derrickson, B.H. 2009. Principles of Anatomy and Physiology. Twelfth Edition. Asia: Wiley
29
Ward, Jeremy P.T dkk. 2007. A Glance Fisiologi. Jakarta : Erlangga.
30