makalah sawit
DESCRIPTION
makalah kelapa sawitTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil. Artinya, tanaman dari
family Araceae ini memiliki akar serabut. Radikula pada bibit tumbuh memanjang ke
bawah selama enam bulan hingga mencapai 15 cm dan menjadi akar primer. Akar ini
akan terus berkembang. Akar serabut kelapa sawit tumbuh di seluruh pangkal batang
hingga 50 cm di atas permukaan tanah. Akar ini terdiri dari akar primer, sekunder,
tersier, hingga quarter yang biasa disebut akar feeder roots. Akar serabut primer yang
tumbuh secara vertikal dan horizontal di dalam tanah. Akar ini akan bercabang
menjadi akar sekunder. Selanjutnya, akar sekunder berkembang dan bercabang
kembali menjadi akar tersier, begitu seterusnya. (Setyamidjaja, D. 2006).
Pembibitan merupakan kegiatan awal dilapangan yang bertujuan untuk
mempersiapkan bibit siap tanam. Pembibitan harus sudah disiapkan sekitar satu tahun
sebelum penanaman dilapangan, agar bibit yang ditanam tersebut memenuhi syarat,
umur maupun ukuran (Sunarko, 2009).
Pembibitan dua tahap artinya penanaman kecambah dilakukan di pembibitan
awal (prenursery) terlebih dahulu menggunakan polibag kecil serta naungan,
kemudian dipindahkan ke main nursery ketika berumur 3-4 bulan menggunakan
polibag yang lebih besar (Sastrosayono, 2007).
Lokasi untuk pembibitan prenursery sebaiknya datar sehingga pembuatan
bedengan prenursery nantinya akan rata. Bagian atas bedengan sebaiknya memiliki
2
naungan, berupa atap buatan atau pohon. Pagar prenursery untuk mencegah hewan
pengganggu masuk dan merusak pembibitan. Lokasi sebaiknya dekat dengan sumber
air. Kondisi debit air harus tetap dan tidak mengandung kapur. Lokasi harus dekat
dengan tanah topsoil yang cukup untuk mengisi babybag (polibag kecil), tanah tidak
berkapur, dan akses jalan yang mudah dijangkau (Fauzi, 2007).
Bibit kelapa sawit yang ditanam di prenursery maupun main nursery perlu
dipelihara dengan baik agar pertumbuhannya sehat dan subur. Bibit yang
pertumbuhannya baik dan subur akan dipindahkan ke lahan sesuai dengan umur
dimana ada tempat kegiatan pokok dalam pemeliharan bibit, yaitu penyiraman,
pengendalian hama penyakit, penyiangan, pengawasan dan seleksi (pengafkiran),
serta pemupukan (Sunarko, 2007).
Perawatan pembibitan merupakan faktor utama yang menentukan
keberhasilan program pembibitan, tanpa perawatan yang baik, bibit yang unggul
sekalipun tidak akan bisa mengekspresikan keunggulan dan akan berpengaruh pada
hasil kelapa sawit nantinya.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan ditas maka dapat dirumuskan
masalah :
Bagaimana manajemen pembibitan kelapa sawit pada afdeling alpha di PT.
Karya Tanah Subur?
3
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen
pembibitan kelapa sawit pada afdeling alpha di PT. Karya Tanah Subur.
1.4. Kegunaan
Adapun kegunaan kuliah kerja profesi adalah sebagai berikut :
a. Sebagai aplikasi ilmu bagi mahasiswa dalam upaya memperdalam
pengetahuan di bidang pembibitan kelapa sawit.
b. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian.
c. Diharapkan bermanfaat dan berguna bagi semua pihak yang membaca dan
yang berkeinginan membuka usaha perkebunan khususnya pada bidang
pembibitan.
4
BAB II
METODE KULIAH KERJA PROFESI
2.1. Lokasi dan Ruang Lingkup Kuliah Kerja
Kuliah Kerja Profesi ini dilakukan di PT. Karya Tanah Subur. PT. Karya
tanah subur Terdiri dari 6 afdeling antara lain:
1. Afdeling 1 (alpha) dengan luas 899,11 Ha
2. Afdeling 2 (betha) dengan luas 840,90 Ha
3. Afdeling 3 (charli) dengan luas 532,69 Ha
4. Afdeling 4 (delta) dengan luas 634,32 Ha
5. Afdeling 5 (eko) dengan luas 891,80 Ha
6. Afdeling 6 (fanta) dengan luas 762,53 Ha
Perkebunan di PT. Karya Tanah Subur dibagi menjadi 2 wilayah yaitu
Wilayah 1 terdiri dari afdeling alpha, betha, dan charli. Wilayah 2 terdiri dari afdeling
delta, eko, dan fanta. Masing-masing wilayah mempunyai satu kepala kebun.
Adapun ruang lingkup kuliah kerja profesi ini hanya terbatas pada
manajemen pembibitan yang berlokasi di tempat pembibitan afdeling I (alpha) PT.
Karya Tanah Subur.
2.2. Jadwal Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi
Kuliah kerja profesi dilaksanakan mulai tanggal 10 Januari 2013 sampai
dengan 8 februari 2013. Kegiatan kuliah kerja profesi dimulai pada pukul 06.30-
5
12.00 wib, pada hari senin sampai dengan sabtu, dan libur pada hari minggu atau
pada hari-hari libur nasional.
2.3. Prosedur Kuliah Kerja Profesi
Kuliah kerja profesi ini berlangsung selama satu bulan, terhitung mulai
tanggal 10 Januari s/d 8 Februari 2013. Kegiatan pada kuliah kerja profesi meliputi
aspek teknis di lapangan, aspek manajerial serta administratif.
Aspek teknis di lapangan berupa pengamatan terhadap kerja para karyawan
perkebunan setempat mengenai teknis pelaksanaan budidaya tanaman kelapa sawit.
Aspek teknis ini terdiri dari pembibitan kelapa sawit, pemeliharaan tanaman, panen
sampai kepada pengolahan. Selain aspek teknis, pengamatan terhadap administrasi di
kantor Afdeling juga menjadi bagian dari kegiatan selama kuliah kerja profesi.
Jadwal di lapangan berlangsung mulai pukul 06.00 WIB yang dimulai dengan
apel pagi untuk memberi arahan kerja kepada pekerja tetap (SKU) dan pekerja lepas
(BHL) oleh Asisten dan Mandor. Selama di lapangan penulis didampingi oleh
Asisten Afdeling. Kegiatan penulis di lapangan setiap harinya dapat dilihat di
lampiran 1.
2.4. Metode Pengumpulan Data
a. Literatur
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data-data serta teori-teori yang
berhubungan dengan manajemen pembibitan kelapa sawit.
6
b. Pengamatan (Observasi)
Tahap observasi merupakan tahap yang dilakukan dalam pengumpulan data.
Dalam kuliah kerja profesi ini pengamatan dilakukan pada areal pembibitan kelapa
sawit pada afdelling I (alpha) PT. Karya Tanah Subur.
c. Wawancara
Pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara dengan stakeholder
yang terkait. Stakeholder disini meliputi assisten afdelling I (alpha), mandor rawat
bibit, mandor Hama Penyakit Tanaman (HPT), serta tenaga kerja yang terlibat
langsung pada pembibitan.
2.5. Konsep dan Batasan Variabel
Konsep dan batasan variabel yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai
berikut :
a. Bibit merupakan produk yang dihasilkan dari suatu proses pengadaan
bahan tanaman yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil
produksi pada masa selanjutnya.
b. Pupuk merupakan zat yang dapat meningkatkan unsur hara pada tanaman
c. Pengafkiran adalah penyeleksian bibit, yaitu membuang (memotong) bibit
yang kurang bagus.
d. Buruh harian lepas (BHL) adalah`tenaga kerja yang diambil tanpa
kesepakatan kerja seperti ketetapan Serikat Karyawan Unit (SKU).
7
2.6. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, yang dapat
diartikan sebagai suatu metode dalam meneliti status sekolompok manusia, suatu
objek, suatu kondisi, suatu pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.
2.7. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan : Memuat tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan kuliah kerja profesi.
Bab II Metode Kuliah Kerja Profesi : Memuat tentang cara kerja yang bersistem
untuk kelancaran pelaksanaan kuliah kerja profesi, mencakup langkah-langkah yang
dilaksanakan guna pencapaian tujuan sebagaimana yang telah dirumuskan. Pada
bahagian ini berisikan lokasi, ruang lingkup kuliah kerja, jadwal pelaksanaan,
prosedur kuliah kerja, metode pengumpulan data, konsep dan batasan variabel,
metode analisis dan sistematika penulisan.
Bab III Hasil dan Pembahasan : Bab ini memuat bahasan tentang hasil dari
kegiatan kuliah kerja profesi, yaitu gambar umum lokasi kuliah kerja, bidang fokus
KKP, issue-issue penting (key issue), dan solusi dari issue-issue penting tersebut.
Bab IV Penutup : Berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dan juga
pembelajaran yang diperoleh dari kuliah kerja profesi.
8
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN KULIAH KERJA PROFESI
3.1. Gambaran Umum Lokasi Kuliah Kerja
3.1.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Karya Tanah Subur
Perusahaan PT. Karya Tanah Subur (PT. KTS) merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit. Sebelumnya,
perusahaan ini bekerja sama dengan perusahaan PT. Dina Maju yang bergerak
dibidang penebangan hutan untuk memproduksikan dan memasarkan kayu olahan.
Semenjak tahun 1977 sampai dengan tahun 1987 perusahaan PT. Dina Maju
selesai tugasnya yaitu melakukan penebangan hutan untuk memproduksikan dan
memasarkan kayu olahan, kemudian perusahaan PT. KTS Padang Sikabu mulai
berorientasi pada tahun 1988 dalam perkebunan kelapa sawit, yang waktu itu baru
menanam kelapa sawit dalam jumlah kecil sebagai percobaan.
Pada tahun 1996 perusahaan PT. KTS Padang Sikabu mengeluarkan modal
yang cukup besar untuk menanam kembali kelapa sawit, hal ini disebabkan karena
melihat tanaman kelapa sawit yang ditanam sebelumnya tumbuh dengan baik dan
subur, sehingga pihak perusahaan akhirnya menambah perluasan lahan/areal
penanaman kelapa sawit.
Dilihat dari perkembangan sekarang ini, PT. KTS yang terdapat di Desa
Padang Sikabu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat mempunyai prospek
yang cukup cerah dalam mengusahakan perkebunan kelapa sawit, hal ini disebabkan
9
karena perkebunan kelapa sawit tersebut terletak pada ketinggian tempat 10-15 m
diatas permukaan laut, dan sampai saat ini dengan luas tanam berdasarkan hak guna
usaha (HGU) yaitu seluas 5.100 Ha dengan luas efektif 4.738,5 Ha dan yang sudah
ditanami adalah 4.552 Ha, ini tidak termasuk bangunan, jalan, pabrik dan fasilitas
lainnya.
3.1.2. Struktur Organisasi
Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi, ini di perlukan agar dalam
perusahaan terdapat kejelasan pembagian pekerjaan, agar perusahaan lebih tertib dan
teratur.
Untuk melaksanakan kegiatannya PT. Karya Tanah Subur (PT. KTS) Padang
Sikabu membentuk struktur organisasi yang menunjukkan tugas, wewenang dan
tanggung jawab kepada setiap bagian yang ada dalam perusahaan.
Perusahaan PT. Karya Tanah Subur (PT. KTS) Padang Sikabu Kecamatan
Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat dikepalai oleh seorang Administratur yang
bertanggung jawab langsung kepada Direksi yang berkedudukan di Jakarta.
Administratur ini yang bertanggung jawab atas maju mundurnya perkebunan tersebut,
baik dari segi keuangan maupun dari segi proses pengolahan data untuk kelancaran
proses produksi.
Dalam melaksanakan tugas-tugas perusahaan, Administratur dibantu oleh
Kepala CDO (Community Development Officer) yang bertanggung jawab atas kondisi
di lingkungan kebun, Kepala Kebun 1 dan 2 yang bertanggung jawab mengelola
10
kebun 1 dan 2, Kepala pabrik, Kepala Tata Usaha dan Kepala Tehnik yang
bertanggung jawab terhadap perbaikan kebun.
Kepala kebun 1 dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh asisten afdeling
alpha, betha, dan charli . Kepala Kebun 2 dalam melaksanakan kegiatannya dibantu
oleh asisten afdeling delta, eko, dan fanta.
Kepala Pabrik dalam melaksanakan tugas-tugasnya dibantu oleh Asisten
Proses dan Asisten Maintanance. Kepala Tata Usaha dalam melakukan kegiatannya
dibantu oleh Kepala Bagian Gudang, Kepala Bagian Personalia dan Kepala Bagian
Keuangan dan Krani. Sedangkan kepala Tehnik dibantu oleh Asisten Civil dan
Asisten Workshop.
3.1.3. Keadaan produksi dan Pemasaran
Berdasarkan hasil penelitian pada perusahaan PT. Karya Tanah Subur (PT.
KTS) Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat, diketahui bahwa perusahaan
ini disamping memproduksi buah sawit dalam bentuk Tandan Buah Segar (TBS)
pada kebun sendiri, perusahaan juga membeli buah sawit hasil perkebunan rakyat,
kemudian diproses/diolah lagi pada pabrik penggilingan sendiri menjadi minyak
sawit/CPO.
Hasil produksi dan pemasaran adalah hasil produksi minyak sawit dan kernel
yang dihasilkan oleh perusahaan PT. Karya Tanah Subur (PT. KTS) Kecamatan
Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.
11
Dalam beberapa tahun terakhir ini, minyak sawit dan kernel terus mengalami
peningkatan. Peningkatan ini diakibatkan karena luas tanaman kelapa sawit yang
menghasilkan terus meningkat, sehingga produksi buah sawit dalam bentuk Tandan
Buah Segar (TBS) terus bertambah yang dibarengi dengan terus meningkatnya hasil
minyak sawit setiap tahunnya.
3.2. Bidang fokus Kuliah Kerja Profesi
Bidang fokus kuliah kerja profesi yaitu Manajemen Pembibitan Kelapa Sawit
(Pre dan Main) Nursery di Afdeling alpha PT. Karya Tanah Subur Kecamatan Kaway
XVI di Desa padang sikabu.
Pembibitan adalah sarana untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi
semai atau bibit, dan memeliharanya sampai bibit siap tanam dilapangan. Pembibitan
kelapa sawit dibagi menjadi 2 tahap yaitu pembibitan prenursery dan pembibitan
main nursery.
Pemeliharaan dan kondisi bibit di pembibitan sangat menentukan keadaan
tanaman dilapangan baik keragaman maupun produktifitas. Untuk mendukung
pertumbuhan bibit yang baik, PT. Karya Tanah Subur memilih lokasi yang tepat
yaitu :
1. Areal harus rata dan kering.
2. Dekat dengan sumber air.
3. Tidak tergenang air.
4. Jauh dari sumber hama dan penyakit tanaman.
12
3.2.1. Pembibitan Prenursery
Pembibitan prenursery merupakan pembibitan awal, dari masa penanaman
sampai pada saat umur 3 bulan . Pembibitan prenursery menggunakan polybag kecil
atau disebut juga babybag.
1. Bedengan
Bedengan pada pembibitan prenursery di PT. Karya Tanah Subur dengan
panjang 9 meter/bedengan, lebar 1 meter/bedengan, dan jarak antar bedengan 0,75
meter. Tinggi bedengan 20 cm yang dibuat dari papan setebal 2 cm. Dalam satu
bedengan ditempatkan 10 babybag pada lebar bedengan dan 100 babybag pada
panjang bedengan, atau kapasitas bedengan 10x100 babybag = 1000 babybag.
Gambar bedengan bisa dilihat dibawah ini.
9m 0,75m
1m Kayu pembatas tinggi 20cm
Gambar 1. Bedengan Prenursery
13
2. Naungan
Tujuan dari pembuatan naungan adalah untuk mencegah atau mengurangi
sinar matahari langsung ke bibit. Naungan juga bisa menghambat hama masuk
kedalam pembibitan. Naungan prenursery di PT. Karya Tanah Subur dapat dilihat di
foto 8, lampiran 4.
3. Pemeliharaan
Adapun pemeliharaan bibit prenursery yang dilakukan pada PT. Karya Tanah
Subur yaitu:
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap dua kali sehari secara teratur, yakni pada pagi
dan sore hari. Setiap bibit memerlukan 0,25 – 0,5 lt/ penyiraman . Bibit tidak disiram
apabila hujan lebih dari 10 mm.
Sistem penyiraman yang digunakan di PT. Karya Tanah Subur adalah
menggunakan Irrigatian tubes (selang berlobang). Dengan menggunakan Sistem
Irrigation tubes air akan lebih stabil dan merata.
b. Penyiangan (pengendalian gulma)
Penyiangan secara manual untuk rumput atau gulma lain dilakukan dua
minggu sekali. Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-rumput yang tumbuh
di babybag dengan tangan.
c. Konsolidasi bibit
- Menambah tanah yang kurang
- Menegakkan polybag yang miring
14
d. Pemupukan
Pemupukan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hara bibit. Adapun dosis
dari pemupukan dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 1. Program Pemupukan di PrenurseryUmur Dosis
(Minggu)
4 (daun-1)
30 gr UREA dalam 18 ltr air/400bbt
560 gr NPK dalam 18 ltr air/400 bbt
6
60 gr NPK dalam 18 ltr air/400 bbt
775 gr NPK dalam 18 ltr air/400 bbt
8
90 gr NPK dalam 18 ltr air/400 bbt
e. Pengendalian hama dan penyakit
Serangan hama selama di prenursery biasanya belum ada. Jika ada, dapat
diberantas dengan diambil menggunakan tangan. Serangan penyakit yang berasal
dari sejenis jamur dapat dikendalikan dengan fungisida.
f. Seleksi Bibit
Seleksi dilakukan sebelum bibit dipindahkan ke main nursery. Seleksi bibit
diprenursery bertujuan untuk mencari bibit yang menyimpang. Bibit menyimpang
dapat diakibatkan oleh faktor genetis, kerusakan mekanis, serangan hama dan
penyakit, serta kesalahan kultur teknis. Saat berumur tiga bulan, bibit kelapa sawit
yang normal biasanya berdaun 3-4 helai dan telah sempurna bentuknya. Pengurangan
bibit sejak kecambah diterima hingga dipindahkan ke main nursery dapat mencapai
15
12% atau lebih. Bibit yang mati terlebih dahulu harus dikeluarkan, kemudian bibit
yang tidak normal harus dimusnahkan. Ciri bibit kelapa sawit tidak normal sebagai
berikut :
1. Anak daun sempit dan memanjang seperti daun lalang (narrow leaves).
2. Anak daunnya bergulung kearah longitudinal (rolled leaves).
3. Pertumbuhan bibit memanjang (erreted), terputar (twisted shoot).
4. Daunnya kusut (crinkled), anak daun tidak mengembang, membulat, dan
menguncup(collante).
5. Rusak karena serangan penyakit tajuk (crown disease).
Pertumbuhan bibit yang tidak normal juga terjadi karena kesalahan kultur
teknis. Berikut beberapa kesalahan teknis penanaman yang menyebabkan bibit
tumbuh abnormal.
1. Penanaman kecambah terbalik, bakal daun ditanam ke arah bawah.
2. Kecambah ditanam terlalu dalam sehingga pertumbuhan terlambat atau
terlalu dangkal sehingga akar menggantung.
3. Tanah mengandung bebatuan (tidak disaring), sehingga menggangu akar
4. Tanah terlalu basah karena air tidak terbuang dari kantong plastik atau
penyiraman tidak sempurna.
3.2.2. Pembibitan Main Nursery
Pembibitan main nursery adalah pembibitan yang telah dipindahkan dari
babybag ke largebag, pembibitan main nursery dilakukan selama 10-12 bulan. Bibit
16
akan siap tanam pada umur 12-14 bulan (3 bulan di prenursery dan 10-12 bulan di
main nursery).
1. Jarak Tanam
Jarak tanam yang digunakan adalah 90x90x90cm segitiga sama sisi. Bibit
ditanam lurus ke semua arah, hal ini bertujuan untuk keseimbangan pertumbuhan dan
kemudahan pemeliharaan.
2. Penyiapan largebag
Largebag yang digunakan sebaiknya berwarna hitam dengan panjang 42 cm,
lebar 33 cm atau berdiameter 23 cm, dan tebal 0,15 cm. Largebag diberi lubang
berdiameter 0,5 cm sebanyak dua baris. Jarak antarlubang 7,5 x 7,5 cm. Media tanam
bibit menggunakan topsoil yang memiliki struktur remah atau gembur. Jika terpaksa,
bias digunakan topsoil yang berupa tanah liat. Namun, media tersebut perlu dicampur
dengan pasir kasar dengan perbandingan 3:2. Largebag di isi media tanam hingga
penuh (sekitar 16 kg). Pengisian largebag harus selesai dikerjakan dalam waktu dua
minggu sebelum pemindahan dari prenursery.
3. Transplanting bibit dari Prenursery ke Main Nursery
Sehari sebelum penanaman, media tanam dalam largebag harus disiram. Bibit
dipindahkan dari prenursery setelah berdaun 2-3 helai dan berumur maksimum tiga
bulan. Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang di largebag seukuran
dengan diameter babybag. Babybag disayat menggunakan pisau secara hati-hati dari
bawah ke atas agar mudah dilepas dan media tidak sampai terikut. Bibit dimasukkan
beserta tanahnya ke dalam lubang, lalu diatur agar posisinya tegak seperti semula.
17
Tanah disekeliling lubang ditekan agar lebih padat merata. Bagian atas
largebag yang tidak diisi tanah setinggi 2-3 cm. Bagian ini memungkinkan sebagai
tempat meletakkan pupuk, air, atau mulsa. Naungan sudah tidak diperlukan lagi
di main nursery.
4. Pemeliharaan di Main Nursery
Adapun pemeliharaan bibit Main nursery yaitu :
a. Penyiraman dan Penyiangan
Penyiraman dilakukan setiap hari secara teratur dengan jumlah yang cukup.
Jika musim kemarau, bibit disiram dua kali sehari, yakni pada pagi dan sore hari.
Kebutuhan air penyiraman sebanyak 2 liter air/bibit/hari. Permukaan tanah harus
ditutup dengan serasa organik (mulsa) untuk menghindari pemadatan permukaan
tanah, mencegah penguapan air, dan mengatur kelembaban tanah pada musim
kemarau. Penyiraman main nursery di PT. Karya Tanah Subur juga menggunakan
irrigation tubes, sama seperti pada prenursery tetapi memakai selang yang lebih
besar, penyiramannya dapat dilihat di foto 7, lampiran 4.
Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh dalam polibag,
sekaligus menggemburkan tanah dengan cara menusukkan sepotong kayu.
Penyiangan lahan pembibitan (diluar polibag) dilaksanakan secara clean weeding,
yakni menggunakan garuk. Rotasi penyiangan 20-30 hari, tergantung dari
pertumbuhan gulma.
18
b. Pemupukan
Dosis dan jadwal pemupukan sangat tergantung pada umur dan pertumbuhan
bibit. Lebih dianjurkan menggunakan pupuk majemuk N-P-K-Mg dengan komposisi
15-15-6-4 atau 12-12-12-2, serta ditambah kieserite ( pupuk mengandung Ca dan
Mg). Berikut dosis pemupukan main nursery di PT. Karya Tanah Subur :
Tabel 2. Program Pemupukan di Main Nursery
Umur (Minggu Ke-
Pupuk N-P-K-Mg
(15-15-6-4) (gr)
Pupuk N-P-K-Mg (12-12 -17-2) (gr)
Kieserite
14 2,515 2,516 5,017 5,018 7,520 7,522 10,024 10,026 10,028 10,0 5,030 10,032 10,0 5,034 15,036 15,0 7,538 15,040 15,0 7,542 20,044 20,0 10,046 20,048 20,0 10,050 25,052 25,0 10,0
19
c. Hama dan penyakit
Pengendalian hama dapat dilakukan secara manual, yaitu dengan mengambil
satu per satu serangga, lalu membunuhnya. Pengendalian lain dapat dilakukan secara
kimiawi, yaitu dengan menyemprotkan insektisida yang telah dilarutkan dalam air
sesuai dosis yang direkomendasikan di kemasan ataupun dengan penyemprotan asap
(fogging). Hama lain yang dapat merusak bibit di main nursery adalah babi hutan dan
landak. Hama ini aktif menyerang pada malam hari (nocturnal) secara berkelompok
dengan memakan umbut atau titik tumbuh bibit. Pencegahannya dengan mengecat
pangkal batang bibit menggunakan bahan residu, misalnya oli bekas atau limbah
pabrik yang dicampur Zink Posfit. Selain itu, bisa menggunakan umpan beracun,
seperti racun dicampur dengan pisang, telur, ikan busuk, dan daging babi yang telah
tertangkap.
Penyakit yang terkadang muncul diantaranya crown disease dan blast
disease. Penyakit yang serius jarang ditemukan saat masa pembibitan. Crown
disease adalah penyakit busuk tajuk. Gejalanya ditandai dengan daun muda yang baru
muncul mengalami pembusukan. Penyakit ini belum dapat diatasi secara kimiawi.
Usaha untuk mengurangi gejalanya dengan mengurangi pemberian pupuk yang
mengandung nitrogen, karena tanaman yang kelebihan nitrogen akan rentan terhadap
serangan virus. Blast disease merupakan penyakit busuk akar yang disebabkan oleh
serangan jamur Phytium sp. Pemberantasannya sangat sulit. Tindakan yang dapat
dilakukan hanya dengan mencabut dan membakar tanaman yang diserang, sehingga
tidak menular ke tanaman yang sehat.
20
d. Seleksi
Seleksi di main nursery dilakukan dalam empat tahap sebagai berikut :
1. Setelah bibit dipindahkan dari prenursery.
2. Setelah bibit berumur 4 bulan.
3. Setelah bibit berumur 8 bulan.
4. Saat bibit dipindahkan ke lapangan.
Adapun seleksi yang dilakukan di PT. Karya Tanah Subur terhadap bibit main
nursery dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3. Seleksi bibitNo Uraian Jumlah
Bibit Afkir
% Jumlah Bibit
setelah di afkir
1. Kecambah yang diterima
- Seleksi kecambah termasuk mati 5
100%
2,50%
200
195
2. Di Pre Nursery (seleksi setelah 3 bulan) 24 12% 171
3. Di Main Nursery
- seleksi I, umur 4 bulan
- seleksi II, umur 6 bulan
- seleksi III, umur 8 bulan
- seleksi IV, dipindah kelapangan
5
5
5
6
2,5%
2,5%
2,5%
3,0%
166
161
156
150
4. Sisip dilapangan 7 4% 143
Total 57 29% 143
Dari 200 bibit, 143 bibit (71%) yang akan ditanam di lapangan, 57 bibit
(29%) bibit di musnahkan.
21
Ciri bibit tidak normal dan harus dibuang sebagai berikut :
1. Bibit yang memanjang kaku (errectic), tinggi melebihi rata-rata, dan daunnya
kaku.
2. Bibit yang permukaannya rata (flat) dan daun muda lebih pendek.
3. Bibit yang merunduk (limp).
4. Bibit yang daunnya tidak membelah (fused leaflet).
5. Anak daun pendek (short leaflet), sempit, dan selalu menggulung.
22
3.2.3. Pembagian Tenaga Kerja di Pembibitan
Pembagian tenaga kerja (job description) pada pembibitan di PT. Karya
Tanah Subur seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
Gambar 2. Pembagian Kerja Pembibitan
- Kepala Pembibtan : Staf perkebunan yang merupakan pemimpin tertinggi di
pembibitan
- Mandor Teknis kerja : mengontrol seluruh pekerjaan dan kegiatan di
pembibitan
- SKU : Karyawan yang statusnya telah menjadi karyawan tetap harian atau
bulanan yang tergabung dalam Serikat Kerja Unit
- BHL : Karyawan kerja yang diambil tanpa kesepakatan kerja tetap.
Kepala Pembibitan
AGUSMAIDI
Pekerja BHL
Pekerja SKU
Mandor Teknis Kerja
SYAHWAZIR
23
3.3. Issue-issue Penting (Key issue)
Pada pembibitan main nursery masih banyak kerusakan bibit yang
diakibatkan oleh para pekerja yang rumahnya dekat dengan lokasi pembibitan.
Kerusakan ini biasanya terjadi akibat ulah pekerja ataupun anak dari pekerja yang
bermain layangan disekitar lokasi pembibitan, layangan yang putus masuk kedalam
lokasi pembibitan, dan biasanya mereka melompati pagar pada pembibitan untuk
mengambil layangan tersebut. Hal ini menyebabkan banyak bibit yang rusak dan
patah terkena injakan kaki. Meskipun sudah sangat sering diperingatkan oleh asisten
dan mandor, tapi hal tersebut terus terjadi berulang kali, sampai ada ancaman
pemecatan bagi pekerja yang tertangkap tangan melompati pagar pembibitan.
3.4. Solusi
Diharapkan perusahaan membuat lokasi pembibitan tidak terlalu dekat
dengan perumahan pekerja, hal tersebut dimaksudkan untuk dapat menjaga bibit dari
kerusakan yang disebabkan oleh pekerja.
Diharapkan juga perusahan mengajarkan moral kepada para pekerja seperti
dengan mengadakan pengajian di malam hari. Karena bila moral pekerja tidak ada
akan tidak berarti walaupun diancam terus menerus, mereka akan terus menaiki pagar
pada pembibitan.
24
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas adalah :
1. Pembibitan adalah sarana untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi
semai atau bibit, dan memeliharanya sampai bibit siap tanam dilapangan.
Pembibitan kelapa sawit pada PT. Karya Tanah Subur ada 2 tahapan yaitu
pembibitan prenursery dan pembibitan main nursery.
2. Perawatan pada pembibitan yang dilakukan di PT. Karya Tanah Subur yaitu :
Penyiraman, Penyiangan (pengendalian gulma), Konsolidasi bibit,
Pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan seleksi. Perawatan tersebut
harus dilakukan agar bibit yang dihasilkan lebih berkualitas dan berproduksi
tinggi.
3. Pembagian Tenaga Kerja di Pembibitan : Kepala Pembibitan, Mandor Teknis
kerja, karyawan tetap harian atau bulanan yang tergabung dalam Serikat Kerja
Unit (SKU), dan Buruh Harian Lepas (BHL).
4.2. Pembelajaran Yang Diproleh
Pembelajaran yang diperoleh selama kegiatan kuliah kerja profesi yaitu :
1. Meningkatkan pengetahuan tentang pembibitan kelapa sawit.
25
2. Ikut serta secara langsung dalam berbagai kegiatan perawatan pembibitan,
seperti pengasapan hama yang dilakukan di malam hari, pengafkiran, dan
pemupukan bibit.
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan pekerjaan
di perkebunan kelapa sawit.
4. Memperoleh pengalaman bekerja dan dapat membandingkan antara teori yang
diperoleh dengan praktik di lapangan, baik dari aspek teknis maupun
manajemen dari usaha Kelapa Sawit.
5. Ikut serta secara langsung pada setiap kegiatan perkebunan, mulai dari
kegiatan pembibitan, penanaman, perawatan, pemupukan, pemanenan, sampai
pengolahan CPO.
6. Mendapat pengalaman dan pembelajaran dalam bersosialisasi dengan
masyarakat dan karyawan setempat.
26
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, 2007. Kelapa Sawit. Jakarta. Penebar Swadaya
Sastrosayono, 2007. Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta. Agromedia Pustaka
Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit, Teknik Budidaya, Panen, Pengolahan. Kanisius. Yogyakarta
Sunarko, 2007. Petunjuk Praktis Pengolahan dan Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta. Agromedia Pustaka
Sunarko, 2009. Budidaya dan Pengolahan Kebun Kelapa Sawit Dengan Sistem Kemitraan. Jakarta. Agromedia Pustaka
27
Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi
No Hari/ Tanggal
(Januari -Februari
2013)
Kegiatan
1 Kamis / 10 jan Penyambutan dan perkenalan staf
2 Jumat / 11 jan Pengenalan TBS kelapa sawit
3 Sabtu/ 12 jan Pemberian materi di kantor besar
4 Miggu / 13 jan Istirahat
5 Senin/ 14 jan Pengenalan Lokasi pembibitan
6 Selasa/ 15 jan -Pengenalan cara pengafkiran bibit
- Penyomprotan asap (foging) pada bibit di malam hari
7 Rabu/ 16 jan Tanya jawab dengan staff pembibitan tentang praktek
lapangan
8 Kamis/ 17 jan Pengenalan lokasi TBM
9 Jumat/ 18 jan Praktek penyiangan gulma pada TBM
10 Sabtu/ 19 jan Pemberian materi di kantor besar
11 Minggu/ 20 jan Istirahat
12 Senin/ 21 jan Pengenalan Sistem Irigasi/ Drainase
13 Selasa/ 22 jan Pengenalan lokasi TM
14 Rabu/ 23 jan Memanen TBS
15 Kamis/ 24 jan Pemberian materi panen di kantor kecil
16 Jumat/ 25 jan Pemberian materi panen di kantor kecil
28
17 Sabtu/ 26 jan Pemberian materi di kantor besar
18 Minggu/ 27 jan Istirahat
19 Senin/ 28 jan Pemindahan rumah dari afdeling menuju perumahan
staff
20 Selasa/ 29 jan Pengenalan pabrik
21 Rabu/ 30 jan Pengolahan TBS dipabrik
22 Kamis/ 31 jan Pemberian materi tentang pengolahan
23 Jumat/ 1 feb Bersosialisasi dengan warga di perumahan staff
24 Sabtu/2 feb Pemberian materi di kantor besar
25 Minggu/ 3 feb Istirahat
26 Senin/ 4 feb Persiapan acara pergantian Administatur
27 Selasa/ 5 feb Serah-terima Administatur
28 Rabu/ 6 feb Kekantor teknik
29 Kamis/ 7 feb Perpisahan dengan para staff
30 Jumat/ 8 feb Penjemputan Mahasiswa KKP oleh Dosen
Lampiran 4. Foto kegiatan dalam kuliah kerja profesi
29
Foto 1. Bibit kelapa sawit prenursery di pembibitan afdeling 1 PT.KTS
Foto 2. Bibit kelapa sawit main nursery di pembibitan afdeling 1 PT.KTS
30
Foto 3. Pengisian tanah kedalam largebag (mainnursery)
Foto 4. Pengenalan bibit kelapa sawit (mainnursery)
Foto 5. Persiapan pengasapan (Fogging) yang dilakukan malam hari
31
Foto 6. Hama ulat pada daun bibit
Foto 7. penyiraman menggunakan irrigatian tubes
32
Foto 8. Naungan pada pembibitan prenursery