makalah suku aztek
TRANSCRIPT
BAB II
� Suku Aztek
Suku Aztec atau Astek adalah penduduk asli di Amerika khususnya bagian
selatan, Jika dilihat dari bahasa Nahuatl yang merupakan bahasa asli kaum Aztec, "Aztec"
memiliki arti seseorang yang berasal dari Aztlan. Dilain sisi, Kaum Aztec juga menyebut diri
mereka sebagai Mehika, Meshika atau Mexica, yang konon adalah asal nama Meksiko. Bangsa
Aztek adalah bangsa yang menyembah para dewa dan dewa peling mereka agungkan adalah
dewa Matahari atau dikenal dengan nama Huitzilochti.
� Tempat Keberadaan Suku Aztek
Berdasarkan sebuah legenda dimana pada sebuah pulau di danau Tecoco, bangsa
Aztec memperoleh semacam wangsit karena telah meihat seekor elang dengan seekor ular
dimulutnya, yang sedang bertengger pada pada sebatang kaktus. Karena menganggap hal
tersebut sebagai pertanda gaib,
para pendeta mengikrarkan
bahwa pulau tersebut telah
dipilih untuk bangsa Aztec oleh
dewa-dewa mereka. Distulah
mereka membangun kota
Tenochtitlan.
Mereka memperluas
kota tersebut dengan membuat
rakit-rakit yang terbuat dari anyaman ranting dan rotan yang uruk tanah dan tanaman. Di daerah
danau ini mereka mengembangkan pertanian. Kota Tenocthitlan yang didirikan oleh bangsa
Aztec kemudian berkembang menjadi pusat kegiatan ritual. Bangunan pemujaan berbentuk
piramid banyak didirikan di kota tersebut.
� Kepercayaan Bangsa Aztek
Bangsa Aztec menyembah dewa. Mereka menyembah banyak dewa, dewa yang
paling agung menurut bangsa Aztek adalah Dewa Matahari yaitu
Huitzilochti. Mereka mempercayai bahwa matahari adalah sumber
kehidupan dan harus terus dipelihara agar terus beredar pada
orbitnya dan berputar terbit dan tenggelam untuk itu diperlukan
pelumas yang murni yaitu darah manusia.
Mereka meyakini bahwa pengorbanan manusia
merupakan tugas suci dan wajib dilakukan agar dewa
matahari tetap memberikan kemakmuran bagi manusia selain
itu orang-orang suku aztek percaya bahwa mereka berhutang
darah kepada para dewa dan mereka ingin menghindari
bencana dengan membayar hutang tanpa akhir. Upacara
pengorbanan dilakukan diatas altar dipuncak piramid dengan cara mengambil jantung korban
untuk pendeta. Upacara pengorbanan manusia juga dilakukan secara masal dengan cara
membunuh banyak orang.
Simbol Huitzilochti
Upacara pengrbanan
Suku Aztec memiliki 18 bulan dalam satu siklus, dan untuk masing-masing 18
bulan ada ritual pengorbanan. Korban yang hendak di korbankan akan dicat tubuhnya sebagai
bagian dari ritual, mereka akan ditempatkan pada altar di mana hati dan jantung mereka akan di
ambil kemudian tubuh mereka akan dilemparkan menuruni tangga piramid.
Ada tiga hipotesis yang dilakukan oleh para Antropolog mengenai alasan
pengorbanan manusia disamping alasan untuk pengorbanan dewa, yaitu :
1. Pengorbanan dilakukan untuk mengurangi jumlah penduduk, terutama sejak jumlah
tawanan perang meningkat dengan pesat dibandingkan dengan jumlah kelahiran.
2. Untuk memberikan kepada rakyat mayat-mayat yang dikorbankan sebagai sumber protein
dan vitamin. Hipotesis ini snagat lemah, karena bangsa Aztec menghasilkan jagung,
kacang, serta memlihara anjing, ayam dan kalkun.
3. Pendapat yang lebih rasional adalah untuk menakut-nakuti para pembangkang dan
pemberontak, agar mereka tidak melakukan perlawanan terhadap penguasa raja. Para
tawanan perang banyak dijadikan korban dan jumlah besar untuk dewa matahari, orang-
orang yang bersalah juga yang bersalah juga jadi sasaran untuk jadi korban seperti
jenderal yang salah dalam memimpin perang, para koruptor, hakim yang keliru membuat
keputusan, serta pejabat negara yang berbuat salah, termasuk orang yang memasuki
daerah terlarang istana raja.
Dalam buku Negara dan Bangsa (1990:208), disebutkan bahwa Huzlopochtli
adalah dewa yang demikian rakus sehingga pada upacara istimewa ribuan manusia dikorbankan
sebagai sesaji untuknya dalam waktu satu hari saja. Pada masa Raja Monte Zuma II pernah
mengorbankan 5100 orang korban dalam satu upacara peringatan tahtanya dan pada saat Raja
Auitzotl yang berkuasa pada abad ke-15, paling tidak 20.000 jiwa manusia dijadikan korban
dalam upacara. Calon korban digiring ke puncak piramid tempat pendeta saling berebut bagian
mereka masing-masing dan memotong jantung si korban dengan pisau batu gelas, lalu
memprsembahkannya hangat-hangat dan masih berlumur darah ke batu altar sang dewa. Untuk
sesaji yang sedemikian massalnya itu, bangsa Aztec tidak dapat mengandalkan sukarelawan dan
oleh sebab itu mereka sering mengirim rombongan pejuang ke wilayah sekutunya untuk
menangkapi calon-calon korban.
Dalam penggalian yang dipimpin oleh Cabrera
Castro dari National Institute of Antropology and
History Meksiko,dan Saburo Sugiyama dari Aichi
Prefectural University Jepang.Menggali jauh ke dalam
struktur batu setinggi 43 meter para arkeolog
menemukan lima lokasi pemakaman. Mereka membersihkan lapisan terakhir tanah dari dasar
dan menemukan lokasi pembantaian yang mengerikan.Kepala-kepala tanpa tubuh dan jasad para
pejuang dan para pejabat penting asing,mamalia karnivora,burung pemangsa,dan reptilia
mematikan.
� Masa Kejayaan Aztek
Masa kejayaan Suku azek di perkirakan pada sekitar 1502-1520 M saat di pimpin
oleh Kaisarnya yang bernama Montezuma II. Montezuma II adalah kaisar Aztek yang paling
terkenal ia juga dianggap oleh sejarawan memiliki lambang-lambang kebesaran jika
dibandingkan dengan raja-raja Eropa pada periode yang sama. Raja Montezutna II pernah
mengorbankan sejumlah 5100 korban dalam upacara peringatan kenaikan tahtanya.
Raja raja yang pernah memerintah di aztek antara lain adalah sebagai berikut:
� Tenoch
� 1375: Acamapichtli
� 1395: Huitzilihuitl
� 1417: Chimalpopoca
� 1427: Itzcoatl
� 1440: Moctezuma I ( Motecuhzoma Ilhuicamina)
� 1469: Axayacatl
� 1481: Tizoc
� 1486: Auitzotl
� 1502: Moctezuma II ( Motecuhzoma Xocoyotzin)
� 1520: Cuitlahuac
� 1521: Cuauhtemoc
Bangsa Aztek adalah bangsa yang gemar perang. Bagi mereka perang merupakan
bagian dari budaya sehari-hari serta bagian dari sistem kepercayaannya selain itu dengan
berperang mereka dapat mengumpulkan para korban yang akan di persembahkan untuk
pengorbanan kepada dewa mereka.
Pada puncak kejayaan kekuasaan Aztec, Tenochittlan merupakan pusat upacara
berdarah yang semakin menjadi-menjadi. Berbagai jamuan sakramental dan ritus-ritus lainnya,
menciptakan suatu kehidupan yang dibayang-bayangi oleh lambang kematian. Bagi bangsa
Aztec, darah manusia merupakan bagian upacara untuk mencegah kehancuran dunia, yang
menurut mereka ditandai oleh lenyapnya matahari.
Upacara kurban bagi bangsa Aztec bukanlah hal yang mengerikan, begitu pula
bagi calon korban. Menurut kepercayaan mereka, kematian ditangan para pendeta merupakan
suatu kehormatan. Korban itu dipersembahkan kepada dewa-dewa dengan cara membelah dada
dan mengambil hatinya, agar tidak marah dan lapar dan mendatangkan bencana alam.
Kepercayaan ini mempengaruhi pendangan orang Aztec.
Sejak masa kanak-kanak para anak-anak telah dilatih untuk siap dijadikan kurban
ritual bila mereka tertawan dalam peperangan. Mati sebagai kurban upacara bagi mereka berarti
ikut menyumbangkan hati dan darah untuk dipersembahkan kepada dewa matahari, dan dengan
demikian ikut memperkuat matahari dalam peperangan sehari-hari melawan gelap (malam)
sehingga mereka menjadi bagian penting dari matahari.
� Stratifikasi Sosial Bangsa Aztec
Pada awal migrasi ke Meksiko tidak terdapat pelapisan atau Stratifikasi
sosial karena semua golongan adalah miskin. Tidak diketahui dengan pasti latar belakang
timbulnya stratifikasi sosial ini. Menurut lagenda Aztec, masyarakat dibagi ke dalam beberapa
golongan. Golongan pertama adalah keluarga raja dengan puncak pimpinan adalah kaisar. Kaisar
dibantu oleh golongan bangsawan atau pejabat kekaisaran yang bertindak seperti golongan
feodal Eropa pada zaman pertengahan. Para pangeran atau bangsawan disebut techutli.
Dibawah golongan bangsawan adalah golongan para tentara atau prajurit.
Golongan ini mendapatkan kedudukan istimewa dalam negara karena merekalah yang
mampu menangkap tawanan untuk dijadikan budak atau korban untuk dewa. Bila mereka
gagal melakukan tugas mereka akan dijadikan buruh atau bahkan dijadikan korban untuk dewa.
Kelas dibawah prajurit adalah warga biasa yang disebut maceuatli atau
pekerja. Golongan ini berfungsi sebagai petani, tentara rendahan serta buruh untuk
membangun kuil, jalan jembatan dan lain-lain. Dibawah mereka adalah golongan pekerja
yang tidak memiliki tanah atau disebut thalmaitl Golongan ini memiliki hak kewarganegaraan
dan lebih tinggi dari budak. Golongan paling bawah adalah budak atau disebut tlatocotin.
Golongan ini juga memiliki hak-hak tertentu, yang berbeda dengan golongan budak di
Eropa adalah Mereka diperbolehkan menyembah dewa dan memiliki tanah atas kemampuan
sendiri.
Semua golongan masyarakat menyembah dewa yang sama Huitzilopochtli dan
dewa-dewa laiiinya tetapi dengan kuil yang berbeda-beda, Upacara pengorbanan dipimpin
oleh pendeta yang sering juga berfungfsi sebagai dukun yang meramalkan nasib seseorang pada
masa yang akan datang. Pergantian raja tidak dilakukan menurut hierarld atau keturunan
melainkan berdasarkan pemilihan. Walau anak tertua menjadi prioritas untuk dipilih, aspek
ketrampilan dan kecakapan merupakan dasar pemilihan raja.
� Hasil Kebudayaan Bangsa Aztek
Bangsa Aztec memiliki seni bangun atau arsitektur yang amat tinggi di sini
terdapat bangunan-bangunan seperti aquadec atau bangunan lain, tempat jalan raya menuju kota,
jalan-jalan lebar, serta kanal yang melewati kota serta jembatan diatasnya. Bangunan-bangunan
tersebut menggunakan teknologi tinggi menurut jamannya. Di pusat kota dibangun kuil-kuil
besar sebagai persembahan kepada dewa matahari. Tinggi bangunan tersebut 30 meter, terdiri
atas tiga tingkat, yang masing-masing tingkat memiliki 120 anak tangga. Di bangunnya jalan-
jalan dan kanal-kanal yang lebar adalah untuk memudahkan lalu lintas orang dan barang
dagangan. Dalam kegitan perdagangan tersebut mereka memperjualbelikan hewan ternak.
Kebanyakan arsitektur bangsa Aztec lebih memen-tingkan fungsi. Di
pegunungan, rumah orang Aztec terbuat dari batu bata yang dijemur, Di dataran rendah, rumah
mereka berdinding ranting-ranting
atau batang padi yang diplester
dengan tanah liat dan beratapkan
alang-alang. Sebagi tambahan pada
tempat tinggal utama, umumnya
mereka mempunyai bangunan lain
seperti tempat penyimpanan.
Kuil Aztec dan bangunan lain dengan dekorasi patung merupakan salah satu
karya terindah di Amerika. Tetapi hanya sedikit peninggalan karya arsitektur Aztec yang masih
dapat ditemukan. Para ahli menyimpulkan bahawa bangsa Aztec memiliki tingkat kebudayaan
dan peradaban yang tinggi. Peradaban ini runtuh karena penaklukan oleh bangsa Spanyol di
bawah pimpinan Hernando Cortez pada tahun 1521.
Kota Tenocthitlan