makalah tabela siap prin

Upload: idris-hamdan-agr

Post on 14-Jan-2016

99 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

teknik budidaya padi sistem tabela

TRANSCRIPT

  • BUDIDAYA TANAMAN PADI

    DENGAN

    SISTEM TABELA

    OLEH

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS MATARAM

    2015

    NAMA : IDRIS HAMDAN WARIDHO

    NIM : C1M013085

  • PENDAHULUAN

    Pangan adalah kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa.Banyak

    contoh Negara dengan sumberekonomi cukup memadai tetapi mengalami ke

    hancurankarena tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan bagi pendudukny

    a.Beras merupakan salah bahan panganyang paling mendasar di negara

    indonesia khususnya dimana diketahui bahwa makanan pokok warga atau

    masyarakat indoseia 98% membutuhkan bahan pangantersebut.

    Dengan demikian upaya untuk mencapaikemandirian dalam memenuhi ke

    butuhan pangannasional bukan hanya dipandang dari sisi untung rugi ekono

    mi saja tetapi harus disadari sebagai bagian yang mendasar bagi ketahanan na

    sional yang harus dilindungi. Jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai

    216 jutajiwa dengan angka pertumbuhan 1.7% per tahun.Angka tersebut men

    gindikasikan besarnya bahanpangan yang harus tersedia.Kebutuhan yang bes

    ar jika tidak diimbangi peningkatan produksi pangan justru menghadapi masa

    lah bahaya latent yaitu laju peningkatan produksi di dalam negeri yang terus

    menurun. Sudah pasti jika tidak ada upaya untuk meningkatkan produksi

    pangan akan menimbulkan masalah antara kebutuhan dan ketersediaan denga

    n kesenjangan semakin melebar. Rendahnya penerapan teknologi budidaya

    tampak dari besarnya kesenjangan potensi produksi dari hasil penelitian

    dengan hasil di lapangan yang diperoleh oleh petani. Hal ini disebabkan

    karena pemahaman dan penguasaan penerapan paket teknologi baru yang

    kurang dapat dipahami oleh petani secara utuh sehingga penerapan teknologi

    nya tidak secara menyeluruh.

    Untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada dalam rangka memenuhi ke

    butuhan pangan dalam negeri,diantaranya diadakanya alat penebur benih padi

    yang mempercepat proses penanaman dengan menggunakan (gerobak penab

    ur benih padi)

  • 1. Persemaian Benih

    Sebelum tanam, benih direndam selama 24 jam dan benih yang

    mengambang dibuang, benih di rendam selama 24 jam dengan tujuan

    agar masa dormansi dari benih tersebut terpecahkan,benih ditiriskan

    selama 12 jam, pada tempat yang teduh, atau ditutup karung agar

    tumbuh radikula , syarat benih siap tanam jika telah sedikt keluar calon

    akar, benih yang dibutuhkan untuk menanamami satu hektar lahan

    ialah 25 30 kg / ha

    2. Penyiapan lahan

    Cara pengolahan tanah dalam budidaya padi tabela pada

    prinsipnya sama dengan budidaya tanam pindah. Untuk mendapatkan

    hasil yang optimal diperlukan pengolahan tanah yang sempurna.

    Pengolahan tanah yang dalam akan mempercepat pertumbuhan

    tanaman sehingga tanaman tidak mudah rebah pada stadia generatif.

    Permukaan tanah harus rata agar tinggi permukaan air dapat dikontro

    3. Penanaman

    Teknik tanam tabela dengan menggunakan alat tanam Atabela

    tidak memerlukan pesemaian seperti pada teknik tanam pindah. Benih

    langsung direndam selama 24 jam kemudian dikering anginkan selama

    1214 jam dan langsung di tanam dalam larikan. Benih yang digunakan

    sekitar 40 kg/ha sedangkan tanam pindah (tapin) hanya 25 kg/ha.

    Sebelum tanam, tanah harus pada kondisi yang macak macak agar

    proses penanaman dapat dilakukan dengan alat tanam benih langsung (

    TABELA / Seeder ) atau secara manual dengan menggunakan alat bantu

    caplak untuk membuat alur. Jangan menabur benih jika diperkirakan

    akan turun hujan

    4. Perawatan Setelah Tanam

    Kondisi air di biarkan setelah tanam hingga umur 7 dalam

    keadanaan macak-macak dan jangan biarkan sampai kering sampai

    kering. Atau dengan pengaturan pengairan. Maksudnya, bila pagi ini

    benih ditanam, subuh keesokan hari nya, sawah diairi, kemudian sekitar

  • pukul 13.00 air dikeluarkan. Subuh berikutnya diairi kemmbali, siang

    dikeringkan. Demikian terus selama 7 hari. Cara ini ternyata dapat

    menekan tumbuhnya gulma.Dan setelah umur kurang lebih 2 minggu

    perawatan sama seperti pada tanaman pindah

    A. Pengendalian Gulma

    Gulma merupakan masalah penting pada pertanaman padi

    system langsung. Tanpa pengendalian gulma dapat menurunkan hasi

    20-53% Penggunaan herbisida pratumbuh seperti Sopit dan herbisida

    pasca tumbuh Pengendalian gulma dilakukan dengan mengkombinasik

    an cara mekanik dan kimiawi. Dapat digunakan herbisida pra tumbuh

    yang sesuai atau herbisida pasca tumbuh. Herbisida pra tumbuh

    disemprotkan 2 3 hari sebelum tanam. Untuk herbisida pasca tumbuh,

    3 hari setelah tabur. Penggunaannya harus tepat sesuai dosisnya.

    Pengaturan air pengairan. Walaupun telah menggunakan herbisida, bila

    terlihat ada gulma yang tumbuh perlu dilakukan penyiangan, dengan

    menggunakan sorok

    B. Pemupukan

    Tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan yang

    berperan sangat penting bagi tanaman baik dalam proses pertumbuhan /

    produksi.

    Pemupukan pada system tabor benih langsung dosis pemupukan dises

    uaikan dengan dosis anjuran setempat, karena dosis ajuran telah

    disesuaikan dengan sifat varietas padi yang akan ditanam dan lingkunga

    nnya. Dosis yang terlalu rendah menyebabkan pemupukan tidak efektif,

    sebaliknya jika terlalu berlebihan dapat mengakibatkan gagalnya usaha

    penanaman

    Pupuk umumnya diberikan pada beberapa tahap. Pupuk organik

    biasanya diberikan saat pengolahan tanah. Pupuk anorganik (TSP/SP 36,

    KCL), dan sepertiga bagian 55 pupuk urea diberikan sekaligus setelah

    pengolahan lahan. Sepertiga bagian pupuk urea diberikan sewaktu

    tanaman berumur 6-7 minggu, bersamaan dilakukan penyiangan gulma.

  • Sisa pupuk urea diberikan pada umur 50-60 hari setelah tanam.

    Pemupukan dapat dilakukan dengan cara sebar merata atau ditebarkan

    pada alur-alur/larikan diantara barisan tanaman. Pemupukan saat

    dilakukan, tanah sawah tidak dalam kondisi tergenang air tetapi dalam

    keadaan macakmacak/jenuh air. Pemupukan yang dilakukan dalam

    kondisi sawah tergenang air kurang efektif.

    C. Pengendalian gulma ( penyiangan )

    Pengendalian gulma pada budidaya tabur benih langsung dan

    meliputi pengendalian mekanis (penyiangan) dan pengendalian kimiawi

    (herbisida). Petan melakukan pengendalian gulma secara mekanis gulma

    dicabut dan dimatikan dengan atau cara mengunakan alat landak dan

    sorok, namun ada juga yang menggunakan pengendalian kimiawi.

    Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penyulaman. Pengendalian

    gulma secara kimiawi, gulma dikendalikan dengan herbisida setelah

    sawah selesai digarap, sebelum benih disebar, atau setelah tanaman

    tumbuh

    D. Pengendalian Hama dan Penyakit

    Pengendalian hama yang menyerang tanaman padi tabur benih

    langsun dilaksanakan dengan prinsip hama terpadu. pengendalian hama

    dan penyakitnya menggunakan pestisida. Jenis-jenis hama dan penyakit

    yang menyerang tanaman padi antara lain: wereng, walangsangit,

    penggerek batang, tikus, burung, tungro, kerdil rumput, blast, bercak

    coklat, dan lain-lain

    E. Pengairan

    Pada budidaya sebar langsung, irigasi perlu dikelola dengan baik

    untuk mengendalikan gulma dan mencegah agar benih atau tanaman

    stadia bibit tidak tergenang air. Pada saat benihdisebar, kondisi lahan

    dipertahankan dalam keadaan macak-macak supaya benih

    dapatmelekat ke tanah dan akar tanaman dapat menyebar dengan kokoh

    di tanah. Setelah tanaman tumbuh, air dimasukkan ke sawah yang

    ketinggiannya disesuaikandengan keadaan tanaman. Pengawasan terha

  • dap pertumbuhan padi pada stadia muda (barusebar) perlu dilakukan,

    terutama untuk mencegah agar tanaman tidak terendam air

    5. Panen

    Cara panenan berbeda-beda tergantung kebiasaan serta tingkat adobsi

    teknologi petani. Tahap selanjutnya setelah padi dipanen adalah

    perontokan. Perontokan dapat dilakukan dengan cara diiles/diinjak,

    dibanting/gebjok, dan menggunakan alat perontok gabah.

    6. Pasca panen

    Pasca panen padi meliputi perontokan, pengeringan, pembersiha

    n, dan penyimpanan.

    Pembersihan gabah dengan menghilangkan butir hampa dan

    benda asing lainnya. Hal ini akan mempertinggi daya simpan gabah,

    mempertinggi rendemen penggilingan dan mempertinggi harga jual

    persatuan berat. Pembersihan gabah dilakukan segera setelah

    perontokan dan pada saat pengeringan, dengan cara diayak, ditampi,

    dianginkan, atau menggunakan alat manual blower/cleaner. Selama

    proses pembersihan, gunakan alas dari tikar, bambu, karung plastik

    atau lainnya untuk menghindari banyaknya gabah yang hilang.

    Pembersihan dilakukan berulang hingga gabah cukup bersih (kadar

    hampa dan kotoran + 3%). Apabila pembersihan dilakukan

    menggunakan alat pembersih manual blower atau power blower, dipilih

    yang mudah dioperasikan, ringan, mudah dipindah-pindahkan,

    berkapasitas tinggi dan tahan lama.

    Pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air gabah

    menjadi maksimum 14%. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan

    yang penting dalam memperbaiki/mempertinggi mutu gabah, sehingga

    gabah tidak akan mudah rusak pada waktu disimpan. Harga jualnya

    tinggi, dan akan diperoleh rendemen serta mutu beras yang baik waktu

    digiling. Untuk mengurangi butir kuning, lakukanlah pengeringan

    segera setelah perontokan dan pembersihan. Pengeringan gabah dapat

    dilakukan secara alami maupun mekanik. Apabila musim kemarau,

  • maka penjemuran dapat dilakukan secara alami dengan memanfaatkan

    energi panas matahari. Caranya : jemur gabah di atas lantai jemur

    dengan ketebalan 5-7 cm dan lakukan pembalikan setiap dua jam

    sekali. Gabah dijemur hingga mencapai kadar air 12-14% yang

    biasanya tercapai dalam 2-3 hari. Tempat untuk menjemur gabah, harus

    banyak menerima sinar matahari, bebas banjir, dan bebas dari

    gangguan binatang. Apabila membuat lantai penjemuran dari semen,

    dibuat permukaannya yang bergelombang. Apabila musim penghujan,

    maka penjemuran dilakukan dengan mesin pengering. Suhu

    penjemuran dipertahankan pada kondisi 42-50oC

    Penggilingan dilakukan untuk memecah butir-butir gabah

    sehingga diperoleh butiran beras yang bersih, terpisah dari kulit gabah.

    Untuk mendapatkan beras dengan kualitas tinggi, maka perlu

    diperhatikan umur panen, perlakuan saat panen, kebersihan, dan kadar

    air gabah. Sebelum digiling menjadi beras, sebaiknya gabah diangin-

    anginkan terlebih dahulu untuk menghindari bulir-bulir pecah saat

    digiling.

    Penyimpanan. Gabah/beras yang baik, hendaknyadisimpan

    dalam gudang/lumbung, bebas hama, dan memiliki sirkulasi udara

    yang baik. Hama penyakit yang biasanya menyerang dan

    mengakibatkan kerugian adalah tikus dan jamur. Untuk itu gudang

    harus didesain sedemikian rupa sehingga kondisinya tidak lembab dan

    tidak mudah dimasuki tikus. Untuk mempertahankan mutu gabah lebih

    lama, gunakanlah gudang/lumbung yang bersih dan konstruksinya

    memenuhi syarat sebagai tempat penyimpanan. Gudang/ lumbung haru

    mempunyai lubang angin yang cukup baik, dapat mengalirkan udara

    panas dan kelembaban, serta menjaga keseragam an suhu dan tingkat

    kelembaban tertentu. Gunakanlah alas penyimpanan setinggi + 15 cm

    diatas lantai , bila gudang/lumbung berlantai semen, agar bahan yang

    disimpan tidak kontak langsung dengan lantai dan memudahkan

    terjadinya pengaliran udara

  • DAFTAR PUSTAKA

    Abbas Tjakrawiralaksana. 1983. Usaha Tani. Jakarta: Departemen

    Pendidikandan Kebudayaan

    Fadholi Hernanto. Ilmu Usaha tani. 1996. Jakarta: Penebar Swadaya

    Faizal. 2000. Pendapatan Usahatani Sistem Tanam Benih Langsung dan

    Tanam Pindah Padi Sawah Di Desa Banjar Arum dan Banjar

    Asri Kecamatan Kalibawang Kab. Kulon Progo YK. Tesis S2.

    Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.

    Pitojo, Setijo. 1997. Budi Daya Padi Sawah TABELA. Jakarta: PT

    Penebar Swadaya.

    Prasetiyo. Y. T. 2002. Budidaya Padi Sawah Tanpa Olah Tanah.

    Yogyakarta: Kanisisus

  • Lampiran lampiran

    Gambar 1.(proses penanaman padi system tabela)

    Gambar 2. Alat tanam benih langsung (Atabela)

    Gambar 3: Benih padi siap tabur untuk penggunaan

    alat penabur benih padi setelah direndam air selama 24jam atau 48 jam