makalah tariks islam
DESCRIPTION
TUGAS AL-ISLAMTRANSCRIPT
MAKALAH TARIKS ISLAM
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
(Konsepsi tradisi pra islam , masa Muhammad dan transpormasi nilai islam)
DISUSUN OLEH :
ALI HAMJAH HARAHAP
EKA AGUSTIA
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH TANAH GROGOT TAHUN AKADEMIK
2015
KATA PENGANTAR
Dengan Rahmat Allah SWT, makalah tarik islam dengan judul “Sejarah Kebudayaan Islam”
telah selesai kami susun. Makalah ini membahas sejarah perkembangan islam pada masa pra
Nabi Muhammad SAW. Dengan berbagai referensi yang kami kumpulkan sedikit banyaknya
mempengaruhi pembahasan dari hasil makalah ini.Makalah ini kami susun dengan singkat
dan jelas agar mudah dan menarik untuk dibaca.
Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit kendala yang kami hadapi. Mulai dari kesulitan
mencari referensi tentang kebudayaan Bangsa Arab pada masa pra islam. Selain itu
keterbatasan waktu pencarian bahan refensi juga menjadi kendala bagi penulis.Sulitnya
waktu untuk membahsan dan menyusun krangka tulis oleh individu dalam kelompok
makalah ini. Berkat doa dan dorongan dari orang tua dan teman akhirnya makalah ini bias
kami selesaikan dengan baik.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas dari dosen Al-islam. Selain itu makalah ini
juga diharapkan bias bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri. Dan
kami sangat berharap makalah ini juga dapat menambah nilai mata kuliah Al-islam.
Tanah Grogot,13 September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGB. RUMUSAN MAKALAHC. TUJUAN MAKALAH
BAB II PEMBAHASAN
KENSEP TRADISI PRA ISLAM MASA MUHAMMAD DAN TRANSPORMASI NILAI ISAM
1. ARAB PRA ISLAM DAN REALITAS SEKITARNYA2. MUHAMMAD MASA LAHIR,REMAJA DAN DEWASA3. MASA MUHAMMAD DI MEKKA4. MASA MUHAMMAD DI MADINAH5. PERANG-PERANG MASA NABI SAW6. PERISTIWA-PERISTIWA PENTING YANG DIALAMI NABI SAW(HUJJAH
RASULLAH)7. KONSEP PERUBAHAN YANG DIBAWA MUHAMMAD SAW DENGAN JIHAD
DINIL ISLAM8. YURISPRUDENSI DAN TATA HUKUM SYARIAT ISLAM MASA NABI SAW9. TELAAH KRITIK REALITAS HISTORITAS MUHAMMAD OLEH BARAT
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Nabi muhammad SAW merupakan suritaudan bagi seluruh Alam semesta. Dan
sejarah perkembangan islam khususnya pada masa Rasullah SAW masih hidup
sangat penting untuk kita ketahui. Sebagai nabi yang terakhir yang diutus untuk
memperbaiki akhlak manusia banyak hal dan peristiwa penting yang hampir tidak
bisa dilewatkan oleh kita ummat islam.
Dari masa Rasullah SAW belum lahir hingga beliau kembali kesisi Allah SWT
banyak pelajaran penting yang diwariskan oleh beliau.Alasan kehadiran beliau
ditengah-tengah bangsa Arab dikalah itu dan perjuangan beliau mengembalikan
ajaran kakekNya Ibrahim AS.
Selain suritauladan, makalah ini juga akan membahas mengenai perang-perang
yang di ikuti oleh Nabi SAW dan peristiwa penting selama beliau hidup.
Mengingat sekarang ini, begitu banyak fitnah yang ditujukan kepada umat
Islam.Dan islamphobia dikalangan barang yang menghina dan menuduh Nabi
SAW dengan tuduh yang bertolak belakang.
B. RUMUSAN MAKALAH
Minimnya pengetahuan ummat islam tentang sejarah kehidupan Rasullah merupakan permasalahan tersendiri bagi ummat islam. Sehingga perlu adanya pembelajaran dan tulisan yang memuat sejarah kehidupan Rasullah secara singkat,jelas dan benar. Dari pokok masalah ini penulis mencoba merangkum sejarah Nabi SAW yang dimulai:
Arab pra islam dan realitas sekitarnya Muhammad masa lahir,remaja dan dewasa Masa muhammad di mekka Masa muhammad di madinah Perang-perang masa nabi saw Peristiwa-peristiwa penting yang dialami nabi saw(hujjah rasullah)
Konsep perubahan yang dibawa muhammad saw dengan jihad dinil islam Yurisprudensi dan tata hukum syariat islam masa nabi saw Telaah kritik realitas historitas muhammad oleh barat
C. TUJUAN MAKALAH
Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas dosen Pembina Al-islam.Dengan
terselaikannya makalah ini kami berharap penulis bisa mendapatkan nilai
tambahan untuk mata kuliah Al-islam. Akan tetapi, hal yang paling penting bagi
penulis adalah apa yang telah kami susun ini bisa di pahami oleh penulis sendiri
dan pembaca sekalian.
BAB III
PEMBAHASAN
1. ARAB PRA ISLAM DAN REALITAS SEKITARNYA
Makkah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal di antara kota-kota di negeri Arab, baik karena tradisinya maupun karena letaknya. Dengan adanya Ka’bah di tengah kota, Makkah menjadi pusat keagamaan Arab. Ka’bah adalah tempat mereka berziarah.Makkah kelihatannya makmur dan kuat.Agama dan masyarakat Arab ketika itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi.Jazirah Arab terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu bagian tengah dan bagian pesisir. Sebagian besar daerah jazirah adalah padang pasir Sahara yang terletak ditengah dan memiliki keadaan dan sifat berbeda-beda.Adapun daerah pesisir, bila dibandingkan dengan Sahara sangat kecil, bagaikan selembar pita yang mengelilingi jazirah. Bila dilihat dari asal usul keturunan, penduduk jazirah Arab dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu Qahthaniyun (keturunan Qahthan) dan ‘Adnaniyun (keturunan Ismail Ibnu Ibrahim). Dunia Arab ketika itu merupakan kancah peperangan terus menerus.Akibat dari peperangan yang terus menerus, kebudayaan mereka tidak berkembang.Karena itu, bahan-bahan sejarah Arab pra Islam sangat langka didapatkan di dunia Arab dan dalam bahasa Arab. Dengan begitulah sejarah dan sifat masyarakat Badui Arab dapat diketahui, antara lain bersemangat tinggi dalam mencari nafkah, sabar menghadapi kekerasan alam, dan juga dikenal sebagai masyarakat yang cinta kebebasan.Lain halnya dengan penduduk negeri yang telah berbudaya dan mendiami pesisir
jazirah Arab, sejarah mereka dapat diketahui lebih jelas.Mereka selalu mengalami
perubahan sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi yang mengitarinya.Sampai
kehadiran Nabi Muhammad, kota-kota mereka masih merupakan kota-kota
perniagaan dan memang jazirah Arab ketika itu merupakan daerah yang terletak pada
jalur perdagangan yang menghubungkan antara Syam dan Samudera India.
Golongan Qahthaniyun pernah mendirikan kerajaan Saba’ dan kerajaan Himyar di
Yaman, bagian selatan jazirah Arab.Kerajaan Saba’ inilah yang membangun
bendungan Ma’arib, sebuah bendungan raksasa yang menjadi sumber air untuk
seluruh wilayah kerajaan.Setelah bendungan Ma’arib runtuh, masa gemilang kerajaan
Himyar sedikit demi sedikit memudar.Banyak bangunan roboh dibawa air dan
sebagian besar penduduk mengungsi ke bagian Utara jazirah.Meskipun demikian,
karena daerahnya berada pada jalur perdagangan yang strategis dan tanahnya subur,
daerah ini tetap menjadi incaran kerajaan besar Romawi dan Persia yang selalu
bersaing untuk menguasainya.
Setelah kerajaan Himyar jatuh, jalur-jalur perdagangan didominasi oleh kerajaan
Romawi dan Persia.Pusat perdagangan bangsa Arab serentak kemudian beralih ke
daerah Hijaz.Makkah pun menjadi masyhur dan disegani.Begitu pula suku
Quraisy.Kondisi ini membawa dampak positif bagi mereka, perdagangan menjadi
semakin maju. Melalui jalur perdagangan, bangsa Arab berhubungan dengan bangsa-
bangsa Syiria, Persia, Habsyi, Mesir (Qibthi), dan Romawi yang semuanya telah
mendapat pengaruh dari kebudayaan Hellenisme. Penganut agama Yahudi juga
banyak mendirikan koloni di jazirah Arab, yang terpenting di antaranya adalah
Yatsrib. Mayoritas penganut agama Yahudi tersebut pandai bercocok tanam dan
membuat alat-alat dari besi, seperti perhiasan dan persenjataan.Walaupun agama
Yahudi dan Kristen sudah masuk ke jazirah Arab, bangsa Arab kebanyakan masih
menganut agama asli mereka, yaitu percaya kepada banyak dewa yang diwujudkan
dalam bentuk berhala dan patung.Setiap kabilah mempunyai berhala sendiri.Berhala-
berhala tersebut dipusatkan di Ka’bah, meskipun di tempat-tempat lain juga
ada.Berhala-berhala itu mereka jadikan tempat menanyakan dan mengetahui nasib
baik dan nasib buruk.Demikianlah keadaan bangsa dan jazirah Arab menjelang
kebangkitan Islam.
B. Kondisi Ekonomi
Bagi masyarakat pedalaman, yaitu masyarakat Badui, kehidupan sosial ekonomi
mereka biasanya dilakukan melalui sektor pertanian terutama mereka yang mendiami
daerah subur di sekisar Oase.Akan tetapi bagi masyarakat Arab perkotaan, kehidupan
sosial ekonomi mereka sangat ditentukan oleh keahlian mereka dalam
perdagangan.Oleh Karena itu, bangsa Arab Quraisy sangat terkenal dalam dunia
perdagangan.Mereka melakukan perjalanan dagang dua musim dalam setahun, yaitu
ke Negara Syam pada musim panas dan ke Yaman pada musim dingin.Ada empat
tokoh suku Quraisy yang tercatat sebagai tokoh-tokoh bisnis masa lalu.Mereka adalah
Hasyim yang lebih senang berkunjung ke Syam, Abd Syams memilih ke Habasyah,
al-Muthalib ke Yaman, dan Naufal ke Persia.Sebelum mereka justru para pedagang
dari luar wilayah Makkahlah yang datang menawarkan dagangannya, tetapi dengan
kegiatan keempat tokoh itu, maka wajah perekonomian masyarakat Makkah berubah
dan kesejahteraan pun meningkat.
D. Sistem Pemerintahan
Pada masyarakat Arab pra Islam sudah banyak ditemukan tata cara pengaturan dalam
aktivitas kehidupan sosial yang dapat dibagi pada beberapa sistem-sistem yang ada di
masyarakat, salah satunya adalah sistem politiknya. Pada garis besarnya penduduk
jazirah dapat di bagi berdasarkan teritorial kepada dua bagian yaitu penduduk kota
(al-Hadharah) yang tinggal di kota perniagaan jazirah Arabia, seperti Makkah dan
Madinah. Kota Makkah merupakan kota penghubung perniagaan Utara dan Selatan,
para pedagang dengan khalifah-khalifah yang berani membeli barang dagangan dari
India dan Cina di Yaman dan menjualnya ke Syiria di Utara.
Sebelum kelahiran Islam, ada tiga kekuatan politik besar yang perlu dicatat dalam
hubungannya dengan Arab, yaitu kekaisaran Nasrani Byzantin, kekaisaran Persia
yang memeluk agama Zoroaster, serta Dinasti Himyar yang berkuasa di Arab bagian
Selatan. Setidaknya ada dua hal yang bisa dianggap turut mempengaruhi kondisi
politik jazirah Arab, yaitu interaksi dunia Arab dengan dua adi kuasa saat itu, yaitu
kekaisaran Byzantin dan Persia serta persaingan antara Yahudi, beragam sekte dalam
agama Nasrani dan para pengikut Zoroaster.
D. Pengetahuan Masyarakat Arab
Pengetahuan mereka antara lain:1. AstronomiPengetahuan mereka dalam bidang ini adalah dalam konteks penunjuk arah di darat dan di laut.2. MeteorologiMasyarakat Jahiliyah memiliki juga pengetahuan praktis tentang cuaca yang memungkinkan mereka dapat melakukan ramalan cuaca yang tidak jarang benar.3. SejarahBanyak sekali ayat-ayat al-Qur’an yang berbicara dan menggugah untuk memperhatikan dan mempelajari sejarah dan tentu saja itu menunjukkan bahwa mereka memiliki pengetahuan tentang hal itu.4. Sedikit Menyangkut PengobatanPengetahuan pengobatan berdasarkan pengalaman keseharian mereka.5. SusastraBidang susastra yang mereka kuasai mencakup prosa, puisi, dan perumpamaan-perumpamaan.
E. Agama dan Kepercayaan
Masyarakat Arab lama (sebelum Islam) memiliki keyakinan Animisme, ialah sebuah
faham yang beranggapan bahwa setiap benda mempunyai roh, dan roh tersebut
memiliki kekuatan ghaib yang disebut Mana dan dikenal sebagai “Kaum Watsani”
yaitu kaum yang mempersonifikasikan Tuhan mereka dalam bentuk patung-patung
sembahan yang mereka anggap sebagai perantara dengan Tuhan. Mereka percaya
akan Tuhan Yang Esa. Namun mereka juga meyakini adanya roh-roh penguasa yang
di anggap dan diperlakukan sebagai Tuhan.Berbeda dengan Islam yang mengajarkan
untuk meng-Esakan Allah dan hanya kepada-Nya beribadah tanpa perantara apapun.
2. MUHAMMAD MASA LAHIR,REMAJA DAN DEWASA
Nabi Muhammad Saw. adalah anggota Bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang
berkuasa dalam suku Quraisy. Kabilah ini memegang jabatan siqayah.Nabi
Muhammad lahir dari keluarga terhormat yang relatif miskin.Ayahnya bernama
Abdullah anak Abdul Muthalib, seorang kepala suku Quraisy yang besar
pengaruhnya.Ibunya bernama Aminah binti Wahab dari Bani Zuhrah. Tahun
kelahiran nabi dikenal dengan nama Tahun Gajah (570M). Muhammad lahir dalam
keadaan yatim karena ayahnya meninggal dunia tiga bulan setelah dia menikahi
Aminah. Muhammad kemudian diserahkan kepada ibu pengasuh, Halimah Sa’diyyah
sampai usia 4 tahun. Setelah itu, kurang lebih dua tahun dia berada dalam asuhan ibu
kandungnya dan ketika berumur 6 tahun, dia menjadi yatim piatu.
Setelah Aminah meninggal, Abdul Muthalib mengambil alih tanggung jawab merawat
Muhammad.Namun, dua tahun kemudian Abdul Muthalib meninggal dunia karena
renta.Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada pamannya yaitu Abu Thalib. Dalam
usia muda, Muhammad hidup sebagai pengembala kambing keluarganya dan kambing
penduduk Makkah. Melalui kegiatan pengembalaan ini dia menemukan tempat untuk
berfikir dan merenung.
Pada usia yang ke-25, Muhammad berangkat ke Syiria membawa barang dagangan
saudagar wanita kaya raya yang telah lama menjanda, namanya adalah Khadijah.
Khadijah kemudian melamarnya.Lamaran itu diterima dan perkawinan segera
dilaksanakan. Ketika itu Muhammad berusia 25 tahun dan Khadijah 40 tahun dan
dikarunia enam orang anak, dua putra dan empat putri: Qasim, Abdullah, Zainab,
Ruqayah, Ummu Kulsum, dan Fatimah. Kedua putranya meninggal waktu kecil.
Peristiwa penting yang memperlihatkan kebijaksanaan Muhammad terjadi pada saat
usianya 35 tahun.Waktu itu bangunan Ka’bah rusak berat.Perbaikan Ka’bah
dilakukan secara gotong royong, tetapi pada saat terakhir, ketika pekerjaan tinggal
meletakkan hajar aswad di tempatnya semula, timbul perselisihan. Perselisihan
semakin memuncak, namun akhirnya para pemimpin Quraisy sepakat bahwa orang
yang pertama masuk ke Ka’bah melalui pintu shafa akan dijadikan hakim untuk
memutuskan perkara ini. Ternyata, orang yang pertama masuk itu adalah
Muhammad.Ia pun dipercaya menjadi hakim. Perselisihan dapat diselesaikan dengan
bijaksana dan semua kepala suku merasa puas dengan cara penyelesaian Nabi
Muhammad.
3. MASA MUHAMMAD DI MEKKAH
Rasullah di mekkah dimulai sejak rasullah SAW lahir hingga beliau diangkat menjadi
Rasul.Menjelang usianya yang ke-40, dia sudah terlalu biasa memisahkan diri dari
pergaulan masyarakat, berkontemplasi ke gua Hira, beberapa kilometer di Utara
Makkah.Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Malaikat Jibril muncul di
hadapannya, menyampaikan wahyu Allah yang pertama.Setelah wahyu pertama
datang, Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lama, sementara Nabi Muhammad
menantikannya dan selalu datang ke gua Hira.Dalam keadaan menanti itulah turun
wahyu yang membawa perintah kepadanya untuk berdakwah.
Dengan turunnya perintah itu, mulailah Rasulullah berdakwah.Pertama-tama, beliau
melakukannya secara diam-diam di lingkungan sendiri dan di kalangan rekan-
rekannya.Karena itulah, orang yang pertama kali menerima dakwahnya adalah
keluarga dan sahabat dekatnya.Setelah beberapa lama dakwah tersebut dilaksanakan
secara individual, turunlah perintah agar Nabi menjalankan dakwah secara terbuka.
Mula-mula ia mengundang dan menyeru kerabat karibnya dari Bani Abdul Muthalib.
Langkah dakwah selanjutnya yang diambil Muhammad adalah menyeru masyarakat
umum.Nabi mulai menyeru segenap lapisan masyarakat kepada Islam dengan terang-
terangan, baik golongan bangsawan maupun hamba sahaya.
Setelah dakwah terang-terangan itu, pemimpin Quraisy mulai berusaha menghalangi
dakwah rasul. Menurut Ahmad Syalabi, ada lima faktor yang mendorong orang
Quraisy menentang seruan Islam itu. (1) Mereka tidak dapat membedakan antara
kenabian dan kekuasaan. (2) Nabi Muhammad menyerukan persamaan hak antara
bangsawan dan hamba sahaya. (3) Para pemimpin Quraisy tidak dapat menerima
ajaran tentang kebangkitan kembali dan pembalasan di akhirat. (4) Taklid kepada
nenek moyang adalah kebiasaan yang berurat berakar pada bangsa Arab. (5) Pemahat
dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki.
Banyak cara yang ditempuh para pemimpin Quraisy untuk mencegah dakwah Nabi
Muhammad. Pertama-tama mereka mengira bahwa, kekuatan nabi terletak pada
perlindungan dan pembelaan Abu Thalib yang amat disegani itu. Karena itu mereka
menyusun siasat bagaimana melepaskan hubungan Nabi dengan Abu Thalib, yaitu
dengan cara mengancam Abu Thalib. Tampaknya Abu Thalib cukup terpengaruh
dengan ancaman tersebut. Namun, Nabi menolak dengan mengatakan: “Demi Allah
saya tidak akan berhenti memperjuangkan amanat Allah ini, walaupun seluruh
anggota keluarga dan sanak saudara akan mengucilkan saya”. Abu Thalib sangat
terharu mendengar jawaban keponakannya itu, kemudian berkata: “Teruskanlah, demi
Allah aku akan terus membelamu”.
Setelah cara-cara diplomatik dan bujuk rayu yang dilakukan oleh kaum Quraisy gagal,
tindakan-tindakan kekerasan secara fisik yang sebelumnya sudah dilakukan semakin
ditingkatkan.Kekejaman yang dilakukan oleh penduduk Makkah terhadap kaum
muslimin itu, mendorong Nabi Muhammad untuk mengungsikan sahabat-sahabatnya
ke luar Makkah. Menguatnya posisi umat islam memperkeras reaksi kaum musyrik
Quraisy. Mereka menempuh cara baru dengan melumpuhkan kekuatan Muhammad
yang bersandar pada perlindungan Bani Hasyim. Cara yang ditempuh adalah
pemboikotan.
Pemboikotan itu baru berhenti setelah beberapa pemimpin Quraisy menyadari bahwa
apa yang mereka lakukan sungguh suatu tindakan yang keterlaluan. Tidak lama
kemudian Abu Thalib, paman Nabi yang merupakan pelindung utamanya, meninggal
dunia dalam usia 87 tahun. Tiga hari setelah itu, Khadijah istri Nabi meninggal dunia
pula.Peristiwa itu terjadi pada tahun ke-10 kenabian.Tahun ini merupakan tahun
kesedihan bagi Nabi Muhammad.Untuk menghibur Nabi yang sedang ditimpa duka,
Allah mengisra’ dan memikrajkan beliau pada tahun ke-10 kenabian itu.Setelah
peristiwa Isra’ dan Mikraj, suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam
muncul.
4. MASA MUHAMMAD DI MADINAH
Masa Nabi di madinah dimulai ketika beliau mengalami tindakan yang luar biasa keji
dari penduduk Quraisy.Untuk menghindari hal-hal buruk itulah Rasullah berhijrah ke
Madinah.Madinah merupakan Negara Pertama Ummat Islam yang dipinpin Langsung
oleh nabi.Di Madinah tempat wafat Rasullah SAW dan tempat masa tua Beliau.
Setelah tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah), Nabi resmi menjadi pemimpin
penduduk kota itu. Babak baru dalam Islam pun dimulai.Berbeda dengan periode
Makkah, pada periode Madinah, Islam merupakan kekuatan politik.Ajaran Islam yang
berkenan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah.Nabi Muhammad
mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala
negara.
Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan negara baru itu, ia segera meletakkan
dasar-dasar kehidupan bermasyarakat. Dasar pertama, pembangunan masjid, selain
untuk tempat shalat, juga sebagai sarana penting untuk mempersatukan kaum
muslimin dan mempertalikan jiwa mereka, disamping sebagai tempat bermusyawarah
merundingkan masalah-masalah yang dihadapi, masjid pada masa Nabi bahkan juga
berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Dasar kedua, adalah ukhuwwah islamiyah,
persaudaraan sesama muslim. Nabi mempersaudarakan antara golongan Muhajirin
dan Anshar.Dasar ketiga, hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak
beragama Islam.
5. PERANG-PERANG MASA RASULLAH
Berikut ini beberapa Perang yang dipimpin langsung oleh Nabi SAW.
Perang Badar (17 Ramadan 2 H)
Perang Badar terjadi di Lembah Badar, 125 km selatan Madinah. Perang Badar
merupakan puncak pertikaian antara kaum muslim Madinah dan musyrikin Quraisy
Mekah. Peperangan ini disebabkan oleh tindakan pengusiran dan perampasan harta kaum
muslim yang dilakukan oleh musyrikin Quraisy. Selanjutnya kaum Quraisy terus
menerus berupaya menghancurkan kaum muslim agar perniagaan dan sesembahan
mereka terjamin. Dalam peperangan ini kaum muslim memenangkan pertempuran
dengan gemilang. Tiga tokoh Quraisy yang terlibat dalam Perang Badar adalah Utbah
bin Rabi"ah, al-Walid dan Syaibah. Ketiganya tewas di tangan tokoh muslim seperti Ali
bin Abi Thalib. Ubaidah bin Haris dan Hamzah bin Abdul Muthalib. adapun di pihak
muslim Ubaidah bin Haris meninggal karena terluka.
Perang Uhud (Syakban 3 H)
Perang Uhud terjadi di Bukit Uhud. Perang Uhud dilatarbelakangi kekalahan kaum
Quraisy pada Perang Badar sehingga timbul keinginan untuk membalas dendam kepada
kaum muslim. Pasukan Quraisy yang dipimpin Khalid bin Walid mendapat bantuan dari
kabilah Saqib, Tihamah, dan Kinanah. Nabi Muhammad SAW segera mengadakan
musyawarah untuk mencari strategi perang yang tepat dalam menghadapi musuh. Kaum
Quraisy akan disongsong di luar Madinah. Akan tetapi, Abdullah bin Ubay membelot
dan membawa 300 orang Yahudi kembali pulang. Dengan membawa 700 orang yang
tersisa, Nabi SAW melanjutkan perjalanan sampai ke Bukit Uhud. Perang Uhud dimulai
dengan perang tanding yang dimenangkan tentara Islam tetapi kemenangan tersebut
digagalkan oleh godaan harta, yakni prajurit Islam sibut memungut harta rampasan.
Pasukan Khalid bin Walid memanfaatkan keadaan ini dan menyerang balik tentara Islam.
Tentara Islam menjadi terjepit dan porak-poranda, sedangkan Nabi SAW sendiri terkena
serangan musuh. Pasukan Quraisy kemudian mengakhiri pertempuran setelah mengira
Nabi SAW terbunuh. Dalam perang ini, Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi
SAW) meninggal terbunuh.
Perang Khandaq (Syawal 5 H)
Lokasi Perang Khandaq adalah di sekitar kota Madinah bagian utara. Perang ini juga
dikenal sebagai Perang Ahzab (Perang Gabungan). Perang Khandaq melibatkan kabilah
Arab dan Yahudi yang tidak senang kepada Nabi Muhammad SAW. Mereka
bekerjasama melawan Nabi SAW. Di samping itu, orang Yahudi juga mencari dukungan
kabilah Gatafan yang terdiri dari Qais Ailan, Bani Fazara, Asyja", Bani Sulaim, Bani
Sa"ad dan Ka"ab bin Asad. Usaha pemimpin Yahudi, Huyay bin Akhtab, membuahkan
hasil. Pasukannya berangkat ke Madinah untuk menyerang kaum muslim. Berita
penyerangan itu didengar oleh Nabi Muhammad SAW. Kaum muslim segera
menyiapkan strategi perang yang tepat untuk menghasapo pasukan musuh. Salman al-
Farisi, sahabat Nabi SAW yang mempunyai banyak pengalaman tentang seluk beluk
perang, mengusulkan untuk membangun sistem pertahanan parit (Khandaq). Ia
menyarankan agar menggali parit di perbatasan kota Madinah, dengan demikian gerakan
pasukman musuh akan terhambat oleh parit tersebut. Usaha ini ternyata berhasil
menghambat pasukan musuh.
Perang Khaibar (7 H)
Lokasi perang ini adalah di daerah Khaibar. Perang Khaibar merupakan perang untuk
menaklukkan Yahudi. Masyarakat Yahudi Khaibar paling sering mengancam pihak
Madinah melalui persekutuan Quraisy atau Gatafan. Pasukan muslimin yang dipimpin
Nabi Muhammad SAW menyerang benteng pertahanan Yahudi di Khaibar. Pasukan
muslim mengepung dan memutuskan aliran air ke benteng Yahudi. Taktik itu ternyata
berhasil dan akhirnya pasukan muslim memenangkan pertempuran serta menguasai
daerah Khaibar. Pihak Yahudi meminta Nabi SAW untuk tidak mengusir mereka dari
Khaibar. Sebagai imbalannya, mereka berjanji tidak lagi memusuhi Madinah dan
menyerahkan hasil panen kepada kaum muslim.
Perang Mu"tah (8 H)
Perang ini terjadi karena Haris al-Ghassani raja Hirah, menolak penyampaian wahyu dan
ajakan masuk Islam yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Penolakan ini disampaikan
dengan cara membunuh utusan Nabi SAW. Nabi SAW kemudian mengirimkan pasukan
perang di bawah pimpinan Zaid bin Harisah. Perang ini dinamakan Perang Mu"tah
karena terjadi di desa Mu"tah, bagian utara Semenanjung Arabia. Pihak pasukan muslim
mendapat kesulitan menghadapi pasukan al-Ghassani yang dibantu pasukan Kekaisaran
Romawi. Beberapa sahabat gugur dalam pertempuran tersebut, antara lain Zaid bin
Harisah sendiri. Akhirnya Khalid bin Walid mengambil alih komando dan menarik
pasukan muslim kembali ke Madinah. Kemampuan Khalin bin Walid menarik pasukan
muslimin dari kepungan musuh membuat kagum masyarakat wilayah tersebut. Banyak
kabilah Nejd, Sulaim, Asyja", Gatafan, Abs, Zubyan dan Fazara masuk Islam karena
melihat keberhasilan dakwah Islam.
Penaklukan Kota Mekah/Fath al-Makkah (8 H)
Fath al-Makkah terjadi di sekitar kota Mekah. Latar belakang peristiwa ini adalah adanya
anggapan kaum Quraisy bahwa kekuatan kaum muslim telah hancur akibat kalah perang
di Mu"tah. Kaum Quraisy beranggapan Perjanjian Hudaibiyah (6 H) tidak penting lagi,
maka mereka mengingkarinya dan menyerang Bani Khuza"ah yang berada dibawa
perlindungan kaum muslim. Nabi Muhammad SAW segera memerintahkan pasukan
muslimin untuk menghukum kaum Quraisy. Pasukan muslimin tidak mendapat
perlawanan yang berarti, kecuali dari kaum Quraisy yang dipimpin Ikrimah dan Safwan.
Berhala di kota Mekah dihancurkan dan akhirnya banyak kaum Quraisy masuk Islam.
Perang Hunain ( 8 Safar 8 H)
Perang Hunain berlangsung antara kaum muslim melawan kaum Quraisy yang terdiri
dari Bani Hawazin, Bani Saqif, Bani Nasr dan Bani Jusyam. Perang ini terjadi di Lembah
Hunain, sekitar 70 km dari Mekah. Perang Hunain merupakan balas dendam kaum
Quraisy karena peristiwa Fath al-Makkah. Pada awalnya pasukan musuh berhasil
mengacaubalaukan pasukan Islam sehingga banyak pasukan Islam yang gugur. Nabi
SAW kemudian menyemangati pasukannya dan memimpin langsung peperangan.
Pasukan muslim akhirnya dapat memenangkan pertempuran tersebut.
Perang Ta"if (8 H)
Pasukan muslim mengejar sisa pasukan Quraisy, yang melarikan diri dari Hunain,
sampai di kota Ta"if. Pasukan Quraisy bersembunyi dalam benteng kota yang kokoh
sehingga pasukan muslimin tidak dapat menembus benteng. Nabi Muhammad SAW
mengubah taktik perangnya dengan memblokade seluruh wilayah Ta"if. Pasukan
muslimin kemudian membakar ladang anggur yang merupakan sumber daya alam utama
penduduk Ta"if. Penduduk Ta"if pada akhirnya menyerah dan menyatakan bergabung
dengan pasukan Islam.
Perang Tabuk (9 H)
Lokasi perang ini adalah kota Tabuk, perbatasan antara Semenanjung Arabia dan Syam
(Suriah). Adanya peristiwa penaklukan kota Mekah membuat seluruh Semenanjung
Arabia berada di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Melihat kenyataan itu,
Heraklius, penguasa Romawi Timur, menyusun pasukan besar untuk menyerang kaum
muslim. Pasukan muslimin kemudian menyiapkan diri dengan menghimpun kekuatan
yang besar karena pada masa itu banyak pahlawan Islam yang menyediakan diri untuk
berperang bersama Nabi SAW. Pasukan Romawi mundur menarik diri setelah melihat
besarnya jumlah pasukan Islam. Nabi SAW tidak melakukan pengejaran tetapi berkemah
di Tabuk. Di sini Nabi SAW membuat perjanjian dengan penduduk setempat sehingga
daerah perbatasan tersebut dapat dirangkul dalam barisan Islam.
Perang Widan (12 Rabiulawal 2 H)
Perang ini terjadi di Widan, sebuah desa antara Mekah dan Madinah. Rasulullah SAW
memimpin pasukan muslimin menghadang kafilah Quraisy. Pertempuran fisik tidak
terjadi karena kafilah Quraisy lewat di daerah tersebut. Rasulullah SAW selanjutnya
mengadakan perjanjian kerjasama dengan Bani Damrah yang tinggal di rute perdagangan
kafilah Quraisy di Widan. Kesepakatan tersebut berisi kesanggupan Bani Damrah untuk
membantu kaum muslim apabila dibutuhkan.
6. PERISTIWA-PERISTIWA PENTING YANG DIALAMI RASULLAH
1. Nabi Muhammad lahir 12 Rabbiul Awal 5702. Umur 8 hari : Halimah Sadiyya diagkat sebagai inang pengasuh 3. Umur 6 tahun : Kembali ke Mekah dibawah asuhan ibunya4. Umur 6 tahun : Ibunya, Aminah wafat5. Umur 8 tahun : Kakeknya Abdul-Muttalib wafat6. Umur 12 tahun : Mengunjungi Syiria7. Umur 25 tahun : Mengunjungi Syiria sebagai pesuruh Khadijah8. Umur 25 tahun : Menikah dengan Khadijah9. Umur 28 tahun : Memperoleh momongan Qasim10. Umur 30 tahun : Putrinya, Zainab lahir11. Umur 33 tahun : Putrinya, Rugaya lahir12. Umur 35 tahun : Putrinya, Ummu Kaltum lahir13. Umur 35 tahun : Renovasi Ka’bah, penempatan Batu Hitam (Hajar Aswad)14. Umur 35 tahun : Putrinya, Fatimah lahir15. Umur 40 tahun : Malaikat Jibril menyampaikan wahyu pertama di Gua Hira16. Umur 40 tahun 6 bln : Khadijah, Abu Bakar, Ali, Zaid masuk Islam17. Umur 43 tahun : Mengajak masyrakat Mekah memeluk Islam18. Umur 46 tahun : Rombongan kaum Muslim hijrah ke Abyssinia19. Umur 46 tahun : Blokade oleh suku Abi-Talib20. Umur 46 tahun : Hamzah, Umar menerima Islam21. Umur 49 tahun : Kakeknya Abu Talib dan istrinya Khadijah wafat22. Umur 49 tahun : Menikah dengan Sauda23. Umur 49 tahun : Menikah dengan Aisyah24. Umur 49 tahun : Dakwah ke Taif, 13 km dari Mekah25. Umur 50 tahun : Isra’ Mi’raj dan menerima perintah sholat 5 kali sehari26. Umur 50 tahun : Beberapa orang Madinah memeluk Islam27. Umur 52 tahun : Perjanjian Aqabah pertama28. Umur 52 tahun : Perjanjian Aqabah kedua29. Umur 52 tahun : Hijrah dari Mekah ke gua Thur30. Umur 52 tahun : Migrasi dari Mekah ke Madinah31. Umur 53 tahun (1 H) : Tiba di Madinah setelah Jumatan di Masjid Quba32. Umur 53 tahun : Pembuatan Masjid di Madinah dan adzan pertama oleh Bilal33. Umur 53 tahun : Nabi mempersaudarakan kaum Anshor dan Muhajirin34. Umur 53 tahun : Perjanjian damai dengan kaum Yahudi di Madinah35. Umur 53 tahun : Allah mengijinkan perang mempertahanakan diri36. Umur 53 tahun : Perang (ghazwa) Waddan37. Umur 54 tahun : Perang Safwan38. Umur 54 tahun : Perang Duláshir39. Umur 54 tahun : Salman Al-Farisi masuk Islam40. Umur 54 tahun : Pengubahan arah Qiblat ke Ka’bah dan Puasa Ramadhan41. Umur 54 tahun : Perang Badar42. Umur 54 tahun : Perang dengan bani Salim43. Umur 54 tahun : Idul Fitri dan pembayaran Zakat Fitrah pertama44. Umur 54 tahun : Perintah Kewajiban membayar Zakat45. Umur 54 tahun : Pernikahan Fatimah46. Umur 54 tahun : Perang dengan Bani Qainuqa
47. Umur 54 tahun : Perang Sawiq48. Umur 54 tahun : Perang Ghatfan 49. Umur 55 tahun : Perang Bahran50. Umur 55 tahun : Menikah dengan Hafsyah51. Umur 55 tahun : Perang Uhud52. Umur 55 tahun : Perang Humra Al-Asad53. Umur 55 tahun : Menikah dengan Zainab binti Khazimah54. Umur 56 tahun : Perang dengan Bani Nudair55. Umur 56 tahun : Larangan minum khamar56. Umur 56 tahun : Perang Datur Riqa57. Umur 56 tahun : Menikah dengan Umu Salma58. Umur 56 tahun : Perang Badru Ukhra59. Umur 57 tahun : Perang Dumatul Jandal60. Umur 57 tahun : Perang Dengan bani Mustalaq61. Umur 57 tahun : Menikah dengan Jawariah binti Harits62. Umur 57 tahun : Menikah dengan Zainab binti Hajash63. Umur 57 tahun : Turun perintah berjilbab64. Umur 57 tahun : Perang Ahzap atau Khandaq65. Umur 57 tahun : Perang dengan Bani Quraiza66. Umur 57 tahun : Perang dengan bani Lahyan67. Umur 58 tahun : Perang Dhi Qard atau Ghaiba68. Umur 58 tahun : Perjanjian Hudaibiyah69. Umur 58 tahun : Larangan menikah dengan orang kafir70. Umur 58 tahun : Menikah dengan Habibah71. Umur 58 tahun : Mengajak para penguasa untuk memeluk Islam72. Umur 58 tahun : Perang Khaibar73. Umur 58 tahun : Kembali dari Abyssinia74. Umur 58 tahun : Menikah dengan Safiyya75. Umur 58 tahun : Perang Wadil Qura dan Taim76. Umur 59 tahun : Umrah77. Umur 59 tahun : Menikah dengan Maimunah78. Umur 60 tahun : Khalid bin Walid dan Umar bin Al-Aas masuk Islam79. Umur 60 tahun : Perang Muta80. Umur 60 tahun : Penaklukan Mekah81. Umur 60 tahun : Perang Hunain dan perang Taif82. Umur 60 tahun : Tiba di Ja’rana dan utusan Hawazan memeluk Islam83. Umur 60 tahun : Pembentukan lembaga zakat dan shodaqoh84. Umur 60 tahun : Utusan Ghadara memeluk Islam85. Umur 61 tahun : Utusan Balli memeluk Islam86. Umur 61 tahun : Perang Tabuk, perang terakhir yang dipimpin oleh Rasulullah87. Umur 61 tahun : Aturan membayar pajak keamanan bagi non-Muslim88. Umur 61 tahun : Abu Bakar As-Sidiq menunaikan ibadah haji89. Umur 61 tahun : Turun perintah Haji, dan pelarangan Riba90. Umur 62 tahun 91. Ramadhan : Utusan Taif, Hamadan, Bani Asad and Bani Abbas, Ghuttan menerima
Islam92. Dzul-Qaidah : Bertolak dari Madinah ke Mekah93. Dzul-Hajj : Haji perpisahan, Hajjatul Wada, Khutbah, wahyu terakhir94. Muharam : Utusan Nakha masuk Islam
95. Safar : Ekspedisi militer dipimpin Surya Usama bin Zaid sukses 96. Safar : Nabi jatuh sakit97. 8 Rabiul Awwal: Nabi memimpin sholat selama empat hari98. Umur 63 tahun:99. 12 Rabiul Awwal: Nabi menunjuk Abu Bakar memimpin sholat 100. 12 Rabiul Awwal: Nabi wafat101. 14 Rabiul Awwal: Nabi dimakamkan
7. KONSEP PERUBAHAN YANG DIBAWA MUHAMMAD DENGAN JIHAD DINILLAH
Dasar pertama, pembangunan masjid, selain untuk tempat shalat, juga sebagai sarana
penting untuk mempersatukan kaum muslimin dan mempertalikan jiwa mereka,
disamping sebagai tempat bermusyawarah merundingkan masalah-masalah yang
dihadapi, masjid pada masa Nabi bahkan juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan.
Dasar kedua, adalah ukhuwwah islamiyah, persaudaraan sesama muslim. Nabi
mempersaudarakan antara golongan Muhajirin dan Anshar.Dasar ketiga, hubungan
persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam.
Perjuangan Rasullah mempersatukan bangsa Arab dengan ajaran agama islam dan
ukuwah islamiyah sangat jelas. Waluapun beliau melakukan peperangan bukan berarti
beliau haus kekuasaan seperti yang diberitakan oleh media barat. Akan tetapi ada
beberapa syarat dan hokum yang harus dipatuhi oleh orang-orang islam yang hendak
melakukan perang. Bahkan ketika kaum islam melanggar akan mengakibatkan
kekalahan seperti perang uhud.
Konsep perang nabi Muhammad :
1. Dilarang membunuh anak-anak dan ibu-ibu
2. Apabila musuh sudah menyerah dilarang menyakitinya dan diwajibkan
mendakhwahkan islam kepadanya.
3. Sebelum melakukan peperangan seruan perdamaian terlebih dahulu dilakukan
dengan mengajak musuh memeluk islam. Diisyaratkan dengan seruan azan ( omar
al farukh)
Dan masih banyak aturan dan syariat yang di ajarkan nabi.
8. YURISPRUDENSI DAN TATA HUKUM SYARIAT ISLAM MASA NABI
SAW
Pada masa Rasullah tata hukum dan kepeminpinan islam langsung di pinpin oleh
Rasullah SAW. Dengan syariat dan panduan langsung dari Allah SWT melalui
Wahyu yang di terima Nabi. Pada masa Rasul tata hukum islam sangat baik dan
ukhuwah islam yang kuat. pada periode Madinah, Islam merupakan kekuatan politik.
Ajaran Islam yang berkenan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di
Madinah.Nabi Muhammad mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama,
tetapi juga sebagai kepala negara.
9. TELAAH KRITIK REALITAS HISTORISTIK MUHAMMAD OLEH
BARAT
Ada beberapa kritik historitas Rasul yang di lakukan oleh barat.Diantara kritik yang
paling menonjol adalah realitas Rasul yang menikah dengan Aisyah yang baru
berumur 6 tahun.Beberapa ahli sejarah dari barat melakukan penelitian historis
kehidupan Rasul. Karena ada perbedaan pendapat dikalangan kaum muslim terkait
usia dan waktu peristiwa dalam kehidupan Rasullah.
Hal lain yang dikritikisi oleh ilmuan barat adalah jumlah istri Rasullah Saw. Ummat
islam sendiri banyak yang tidak mengetahui berapa jumlah istri Rasullah SAW.
Banyaknya kritikan dari ilmuan dan media barat tidak lepas dari besarnya pengaruh
islam terhadap perkembangan dunia islam. Dan hal-hal lain yang secara politis
dianggap barat sebagai politik islamisasi.Mulai dari kondisi kesehatan Rasullah saw.
Baru-baru ini protes kaum islam terhadap majalah hebdo di Prancis yang memuat
karikatur Rasullah SAW. Dan berbagai media lain yang menyudutkan dan menghina
Rasullas SAW. Seperti film :” innocent of Muhammad”. Serta sorotan barat terhadap
konsep jihad yang diajarkan oleh Rasullah SAW. Meskipun ummat islam sudah
begitu paham tentang konsep jihad Rasullah akan tetapi fitnah terus dilakukan oleh
barat. Seperti tragedy pemboman WTC ,11 september lalu yang langsung menuduh
pelakunya adalah islam.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari perjalanan sejarah Nabi ini, dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad
disamping sebagai pemimpin agama, juga seorang negarawan, pemimpin politik, dan
administrasi yang cakap.Hanya dalam waktu 11 tahun menjadi pemimpin politik,
beliau berhasil menundukkan seluruh jazirah Arab ke dalam kekuasaannya.
Daftar pustaka
www.wikipediaislam.com
www.muhammadsaw.com
www.omarseriesmbc.com