makalah tentang selayang pandang lembaga ekolabel indonesia

14
Selayang Pandang LembagaEkolabel Indonesia A. LEI Sebagai CBO Perubahan yang signifikan pada LEI sebagai organisasi terjadi pada Oktober 2004, dimana LEI yang semula berbadan hukum Yayasan mengubah bentuk organisasinya menjadi organisasi berbasiskan konstituen (LEI-CBO/Constituent Based Organisation). Dengan perubahan ini, keberadaan LEI menjadi “sah” karena organisasi ini menjadi pemegang mandat para konstituennya, yang terdiri dari masyarakat adat, petani hutan, para pelaku bisnis seperti pemegang HPH/HTI, pengelola industri hasil hutan, pemerhati lingkungan, akademisi, dan para tokoh lingkungan. Agar mandatnya tercapai, maka setiap kelompok konstituen dibagi menurut kelompoknya dan masing-masing kelompok konstituen memiliki kuota hak suara dalam konteks pengambilan keputusan. Besarnya kuota hak suara setiap kelompok konstituen ditentukan dari besarnya dampak yang diterima oleh konstituen dari suatu pengelolaan hutan. Konstituen yang menerima dampak yang lebih besar mandapatkan kuota hak suara yang lebih banyak, dan seterusnya. Konstituen LEI terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok kamar bisnis, kelompok kamar pemerhati, kelompok kamar masyarakat adat/petani hutan, dan kelompok kamar eminent persons (para tokoh 1

Upload: aldi-aldinar

Post on 15-Apr-2017

331 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Tentang Selayang Pandang Lembaga Ekolabel Indonesia

Selayang Pandang

LembagaEkolabel Indonesia

A. LEI Sebagai CBO

Perubahan yang signifikan pada LEI sebagai organisasi terjadi pada Oktober 2004, dimana LEI yang semula berbadan hukum Yayasan mengubah bentuk organisasinya menjadi organisasi berbasiskan konstituen (LEI-CBO/Constituent Based Organisation).

Dengan perubahan ini, keberadaan LEI menjadi “sah” karena organisasi ini menjadi pemegang mandat para konstituennya, yang terdiri dari masyarakat adat, petani hutan, para pelaku bisnis seperti pemegang HPH/HTI, pengelola industri hasil hutan, pemerhati lingkungan, akademisi, dan para tokoh lingkungan.

Agar mandatnya tercapai, maka setiap kelompok konstituen dibagi menurut kelompoknya dan masing-masing kelompok konstituen memiliki kuota hak suara dalam konteks pengambilan keputusan. Besarnya kuota hak suara setiap kelompok konstituen ditentukan dari besarnya dampak yang diterima oleh konstituen dari suatu pengelolaan hutan. Konstituen yang menerima dampak yang lebih besar mandapatkan kuota hak suara yang lebih banyak, dan seterusnya.

Konstituen LEI terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok kamar bisnis, kelompok kamar pemerhati, kelompok kamar masyarakat adat/petani hutan, dan kelompok kamar eminent persons (para tokoh lingkungan). Masing-masing kelompok kamar memiliki kuota hak suara sebagai berikut :

1. Kelompok kamar masyarakat adat/petani hutan 35%2. Kelompok kamar bisnis 30% suara3. Kelompok pemerhati 20%4. Kelompok eminent persons 15%

Dengan bentuk organisasi yang berbasiskan konstituen ini, melalui kerja-kerja para konstituennya peran LEI dapat berkembang lebih luas dari peran pengembangan sistem sertifikasi memasuki ranah fasilitasi mediasi penyelesaian konflik pengelolaan sumberdaya alam untuk mendorong tercapainya kondisi yang kondusif bagi pengelolaan sumberdaya alam, dengan menggunakan sistem sertifikasi sebagai medianya.

1

Page 2: Makalah Tentang Selayang Pandang Lembaga Ekolabel Indonesia

Walaupun hasilnya masih jauh dari yang diharapkan, dalam konteks menggunakan konstituen LEI sebagai pendorong penyelesaian konflik dan mendorong ke arah perbaikan pengelolaan hutan, setidaknya beberapa upaya penyelesaian konflik di tingkat lokal telah mulai berjalan melalui koordinasi antar stakeholder melalui instrumen sertifikasi. Hal ini terutama terlihat sekali pada upaya penyelesaian konflik melalui rekomendasi-rekomendasi penyelesaian keberatan yang dikeluarkan oleh Dewan Pertimbangan Sertifikasi.

Dalam penyelesaian keberatan atas keputusan sertifikasi, Dewan Pertimbangan Sertifikasi dapat merekomendasikan hal-hal yang dianggap perlu dilakukan oleh pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan persoalan yang pada umumnya berkisar pada konflik pengelolaan sumberdaya hutan.

B. Akreditasi LEI

Sebuah system sertifikasi yang terselenggara dengan baik pelaksanaanya memerlukan kelengkapan system yang memenuhi kualifikasi tertentu. Untuk menjamin persyaratan kualifikasi itu terpenuhi maka diperlukan proses akreditasi oleh Lembaga Ekolabel Indonesia terhadap para pihak yang akan mengoperasikan system sertifikasi ini.

Lembaga Ekolabel Indonesia melaksanakan proses akreditasi terhadap Lembaga Sertifikasi yang akan mengoperasikan sistem sertifikasi di lapangan, lembaga pelatihan, dan lembaga sertifikasi personnel.

Proses akreditasi dijalankan dengan transparan dan mengacu pada ketentuan-ketentuan yang ditujukan untuk memelihra pelaksanaan sistem sertifikasi yang benar.

Lembaga Ekolabel Indonesia telah menyusun Dokumen Manual Akreditasi sebagai panduan dalam melakukan akreditasi terhadap lembaga-lembaga yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan sertifikasi. Dokumen ini juga akan menjadi acuan dalam melakukan evaluasi berkala terhadap lembaga-lembaga yang telah diakreditasi agar kualifikasinya senantiasa terjaga.

Sampai saat ini Lembaga Ekolabel Indonesia telah melakukan proses akreditasi terhadap 3 lembaga sertifikasi untuk melakukan proses-proses sertifikasi di lapangan, yaitu :

PT. Mutu Agung Lestari PT. TUV International Indonesia PT. Sucofindo

Ketiga Lembaga ini telah memenuhi kualifikasi untuk menjalankan proses-proses sertifikasi ekolabel untuk pengelolaan hutan lestari berdasarkan standard LEI.

C. Proses Untuk Menjadi Lembaga Sertifikasi LEI

Untuk menjadi Lembaga Sertifikasi LEI, ada beberapa persyaratan untuk dipenuhi. Persyaratan untuk dipenuhi calon Lembaga Sertifikasi LEI adalah sebagai berikut :

2

Page 3: Makalah Tentang Selayang Pandang Lembaga Ekolabel Indonesia

1. Memiliki komitmen yang kuat pada pencapaian pengelolaan hutan produksi lestari.2. Bebas konflik kepentingan. Lembaga Sertifikasi tidak diperkenankan memiliki keterkaitan dengan, namun tidak terbatas pada :

a) Lembaga yang memiliki atau menyelenggarakan kegiatan usaha dalam bidang yang disertifikasi;b) Lembaga konsultasi PHPL atau menyelenggarakan program konsultasi PHPL;c) Lembaga pelatihan atau penyelenggara pelatihan penilai lapangan dan/atau pakar sertifikasi PHPL.

Bila terdapat konflik kepentingan, lakukan desain ulang terhadap tujuan organisasi, komitmen organisasi, dan setiap persoalan yang terkait konflik kepentingan.

3. Memiliki sumberdaya keuangan dan sumberdaya lainnya yang cukup untuk menjalankan proses sertifikasi.4. Memiliki sumber daya manusia yang cukup untuk menjalankan tugas-tugas sertifikasi.5. Memiliki sistem mutu yang memberikan keyakinan atas kemampuan menjalankan sistem sertifikasi LEI.6. Dokumen pengajuan akreditasi, antara lain mencantumkan namun tidak terbatas pada :

a) Pernyataan organisasi;b) Dokumen yang menyatakan legalitas keberadaannya dan rincian struktur organisasi serta kepemilikan saham atas nama individu dan/atau organisasi;c) Bagan struktur organisasi yang menunjukkan dengan jelas garis kewenangan, tanggung jawab, dan fungsi, serta hubungan antar bagian yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan sertifikasi;d) Tugas operasional dan fungsional serta jasa yang berkenaan dengan sertifikasi sehingga lingkup tanggung jawab tiap personil diketahui oleh seluruh pihak yang terkait;e) Nama jabatan, kualifikasi, wewenang, dan tanggung jawab personil yang terlibat dan berpengaruh terhadap mutu sertifikasi yang dilakukan;f) Kebijakan dan prosedur penerimaan maupun pelatihan personil baik untuk staf tetap maupun yang dikontrak;g) Prosedur administrasi termasuk pengendalian dokumen;h) Kebijakan dan prosedur untuk melakukan tinjauan manajemen;i) Persyaratan dan standar operasional untuk proses pelaksanaan sertifikasi.

Permohonan akreditasi diajukan kepada Lembaga Ekolabel Indonesia sebagai Lembaga Akreditasi untuk proses-proses serttifikasi pengelolaan hutan di Indonesia.

Penilaian akreditasi dilakukan oleh sebuah Tim Akreditasi untuk melakukan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan dokumen, office visit, dan wawancara. Penilaian atas akreditasi calon Lembaga Sertifikasi dilakukan atas dasar kriteria-kriteria yang dijelaskan dalam Pedoman LEI 99-01.

3

Page 4: Makalah Tentang Selayang Pandang Lembaga Ekolabel Indonesia

D. Lembaga Sertifikasi LEI

Penilaian unit manajemen dalam sistem sertifikasi LEI -berupa kegiatan audit., pemeriksaan lapangan, konsultasi publik, dan seluruh proses sertifikasi- dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi yang telah mendapatkan akreditasi dari LEI.  Artinya Lembaga Sertifikasi tersebut telah memiliki kompetensi yang tepat untuk melakukan sertifikasi pengelolaan hutan lestari menggunakan sistem sertifikasi LEI.

Lembaga Sertifikasi LEI yang telah mendapatkan akreditasi dari LEI adalah:

1.    PT. TUV Rheinland Indonesia Menara Karya, 10th floorJL HR Rasuna Said Blok X-5 Kav 1-2Jakarta 12950, INDONESIATelp. 021-57944579Contact Person: Muhammad Bashcarul AsanaE-mail : [email protected]:  www.tuv.com/id

2.    PT. Superintending Company of Indonesia (SUCOFINDO) Contact Person : Haris WicaksonoGraha Sucofindo 4 th FloorJl. Raya Pasar Minggu Kav. 34 Jakarta 12780Tel. 021-7983666, Fax 021-7983888E-mail : [email protected]; [email protected] : www.sucofindo.co.id

3.    PT. Mutuagung Lestari Contat Person : Taufik MarganiJl. Raya Bogor No. 19 Km 35,5, Cimanggis Jakarta 16953 IndonesiaTel. (021) 8740202, Fax. (021) 87740745-46E-mail : [email protected] : www.mutucertification.com

4. PT. SGS IndonesiaCilandak Commercial Estate # 108CJl. Raya Cilandak KKO, Jakarta 12560Tel. (021) 7818111Website: www.sgs.com

5. PT. FURNI JAWA LESTARIJL Palagan Tentara Pelajar Km 8,3 Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DI Yogyakarta, IndonesiaTelp : 0274- 888583 Fax :0274-865526E-mail : [email protected] Person :Mr. Jajag Suryo Putro

6. Greenliving IndonesiaJl. Kemang I No. 12 BJakarta Selatan.Contact Person : MayaHP : 0817 6822752

4

Page 5: Makalah Tentang Selayang Pandang Lembaga Ekolabel Indonesia

7. PT. UNISERAYA Kantor :JL Diponegoro No. 18 Selat Panjang 28753Bengkalis , RiauPhone : +62-763-33055Fax : +62-763-31255E-mail : [email protected] person : Chandra Winando (Deputy Plan Manager)

1. Pabrik :Kampung Lentuk Selat Panjang, Kab Bengkalis, Riau

2. Sejumlah HPH dan HTI dan hutan rakyat telah mendapatkan sertifikat ekolabel dari LEI.3. Untuk mendapatkan bahan baku dari kayu bersertifikat, dapat mengontak para pengelola

hutan bersertifikat secara langsung.

Lingkup peran Lembaga Sertifikasi LEI adalah :

1. Menerima aplikasi sertifikasi dari unit manajemen.2. Memfasilitasi proses sertifikasi di lapangan sampai pengambilan keputusan sertifikasi,

mulai dari aplikasi, penilaian di lapangan serta penilikan (surveillance)3. Memfasilitasi penanganan keberatan atas keputusan sertifikasi.4. Menyediakan informasi yang relevan dan aksesnya bagi publik berkaitan dengan

sertifikasi yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi.5. Mempromosikan sistem sertifikasi LEI.6. Menjelaskan sistem sertifikasi LEI kepada unit manajemen yang disertifikasi.

7. Di Indonesia sudah ada produk bersertifikat LEI. Bila berminat untuk memiliki furniture dan handicraft bersertifikat ekolabel untuk di rumah atau di kantor, bisa dibeli di :

E. Jenis Standar LEI

Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) telah mengembangkan sistem dan standar sertifikasi untuk hutan alam, hutan tanaman, dan pengelolaan hutan berbasiskan masyarakat (community based forest management). Secara umum di Indonesia terdapat 3 tipe pengelolaan hutan dan pengelolanya yaitu tipe pengelolaan hutan alam yang dikelola oleh para pemilik HPH, tipe pengelolaan hutan tanaman yang dikelola oleh HTI, dan tipe pengelolaan hutan berbasiskan masyarakat yang dikelola sebagai hutan rakyat (hutan milik) atau hutan adat.

Karena itu LEI telah mengembangkan dan kini telah berjalan standar sertifikasi yang berlaku di Indonesia :

1. Sertifikasi Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL),2. Sertifikasi Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari (PHTL),3. Sertifikasi Pengelolaan Hutan berbasis Masyarakat Lestari (PHBML),4. Sertifikasi Lacak Balak yang diperuntukkan bagi industri pengolahan hasil hutan kayu,

5

Page 6: Makalah Tentang Selayang Pandang Lembaga Ekolabel Indonesia

5. Sertifikasi Bertahap yang diperuntukkan bagi unit pengelola hutan yang memiliki komitmen untuk memperbaiki kinerja pengelolaan hutannya namun masih memiliki beberapa persoalan atau kendala untuk memenuhi standard yang ada.

Pengelola hutan dapat memilih standar sertifikasi pengelolaan hutan yang sesuai dengan tipe pengelolaan hutannya.

Unit usaha industri hasil hutan dapat memilih sertifikasi lacak balak. Unit usaha yang telah lolos sertifikasi lacak balak LEI terjamin bahwa bahan baku kayu yang digunakannya dapat ditelusuri sumbernya dan berasal dari hutan yang lestari.

Logo LEI pada produk kayu memberikan jaminan bahwa keseluruhan produksi, mulai dari sumber bahan baku, hingga ke pengolahan akhir memenuhi prinsip kelestarian dan keadilan.

Keterangan :Standard-standard ini telah digunakan untuk melakukan penilaian sertifikasi pada unit-unit manajemen hutan/ pengelola hutan dan industri di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.Dari dua puluh buah unit pengelola hutan yang menjalani proses sertifikasi, dari kurun waktu 1998-2008, sebanyak 14 (empat belas) unit pengelola hutan dan unit usaha kehutanan yang lulus penilaian dan berhak mendapatkan sertifikat ekolabel dari LEI.

F. 5 Tahap Proses Sertifikasi LEI

Untuk menjaga betul kredibilitas hasil sertifikasi maka proses sertifikasi LEI dibagi menjadi 5 tahapan, yang memisahkan antara proses pengambilan data dengan proses pengambilan keputusan. Di setiap proses yang krusial selalu melibatkan stakeholder di dalamnya.

Tahap 1: Mengirimkan aplikasi sertifikasi kepada Lembaga Sertifikasi yang sudah diakreditasi oleh LEI

Tahap 2: Pra-penilaian lapangan.Penilaian atas dokumen pengusahaan hutan, pelingkupan lapangan, dan rekomendasi dari panel pakar untuk meneruskan atau menghentikan proses sertifikasi. Rekomendasi untuk meneruskan dapat berupa rekomendasi untuk menempuh proses sertifikasi bertahap atau langsung ke tahap penilaian lapangan.

Tahap 3: Penilaian Lapangan dan Masukan Publik.Lembaga Sertifikasi melakukan penilaian lapangan dan memfasilitasi masukan publik sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan bagi panel pakar.

Tahap 4: Evaluasi Kinerja dan Pengambilan Keputusan SertifikasiPanel Pakar mengevaluasi kinerja unit pengelola hutan berdasarkan dokumen yang dikumpulkan, laporan penilaian lapangan, dan masukan dari publik. Panel Pakar merumuskan rekomendasi atas evaluasi kinerja unit pengelola hutan.

6

Page 7: Makalah Tentang Selayang Pandang Lembaga Ekolabel Indonesia

Tahap 5: Keputusan Sertifikasi Lembaga Sertifikasi menetapkan keputusan sertifikasi untuk diumumkan kepada publik. Lembaga Sertifikasi juga menetapkan periode penilikan atas unit pengelola hutan yang bersangkutan.Jika ada keberatan ataupun claim atas keputusan sertifikasi, keberatan dapat diajukan kepada Lembaga Sertifikasi.

G. Environmental Labelling

 environmental labelclaim which indicates the environmental aspects of a product or service (ISO 14020 : 1998 (E)) label lingkunganpernyataan yang menunjukan aspek lingkungan dalam suatu produk atau jasa  Label lingkungan atau ekolabel merupakan perangkat manjemen lingkungan yang bersifat proaktif sukarela dalam upaya memperbaiki kualitas lingkungan dari sisi produksi dan konsumsi suatu produk. Ekolabel juga merupakan sarana penyampaian informasi yang akurat, ‘verifiable’ dan tidak menyesatkan kepada konsumen mengenai aspek lingkungan dari suatu produk.

Dalam penerapan ekolabel, International Organization for Standardization Technical Committee 207 (ISO/TC 207) mengembangkan Standar Internasional sebagai rujukan dalam penerapannya yaitu :

1. Ekolabel Tipe I, model ekolabel ini besifat sukarela, berbasis multi kriteria dengan proses evaluasi oleh pihak ketiga, standar rujukan ISO 14024 Environmental labels and declarations – Type I environmental labelling – Principles and procedures.

2. Ekolabel Tipe II, pada model ini produsen suatu produk dapat mengklaim atau mendeklarasikan sendiri (swadeklarasi) aspek lingkunan dari produknya tanpa pemenuhan terhadap kriteria yang ditetapkan dan sertifikasi dari pihak ketiga. Rujukan standar yang digunakan ISO 14021 Environmental labels and declaratios – Self-declared environmental claims (Type II environmental labelling).

3. Ekolabel Tipe III, adalah model ekolabel yang menginformasikan aspek lingkungan pada produk secara kuantitatif. Standar rujukan ISO 14025 Environmental labels and declarations – Type III environmental declarations – Principles and procedures.

H. Perusahaan dan Produk yang tersertifikasi ekolabel

1. Produk Ekolabel tipe 1

No

Produk Kategori Produk

Fungsi Produk Merek Dagang

Produsen Labe Lingkungan

(Tipe I)1 Cat Cat

DindingCat Dasar Dulux

Alkali Resisting

ICI Paints Indonesia, PT

Green Label, Singapore

7

Page 8: Makalah Tentang Selayang Pandang Lembaga Ekolabel Indonesia

Primer2 Cat Cat

DindingMenghasilkan warna halus tidak mengkilap

Dulux Pentalite Ultra Matt Smoot Finish

ICI Paints Indonesia, PT

Green Label, Singapore

3 Cat Modified Acrylic Emulsion Paint

Pengecat Dinding

Jotaplast Jotun Indonesia, PT

Green Label, Singapore

4 Deterjen

Deterjen Cair

Pembersih Pakaian

Yuri-matic Joenoes Ikamulya, PT

Green Label, Singapore

5 Deterjen

Deterjen Cair

Pembersih Peralatan Dapur

Ligent Joenoes Ikamulya, PT

Green Label, Singapore

6 Kertas Kerta Multi Fungsi

Fotocopy, cetak, fax dll

Bola Dunia Asia Pulp Paper

Ramah Lingkungan, Indonesia

7 Kertas Kertas Multi Fungsi

Fotocopy, cetak, fax dll

Sinar Dunia Pindo Deli Pulp and Paper Mills, PT

Ramah Lingkungan, Indonesia

2. Produk Ekolabel tipe 2

No

Produk Kategori Produk

Fungsi Produk Merek Dagang

Produsen Deklarasi Lingkungan

(Tipe II)1 Deterjen Deterjen

BubukPembersih Pakaian

So Klin Bio-Matic

Wings Surya, PT

Biodegradable Surfactant

2 Deterjen Deterjen Bubuk

Pembersih Pakaian

Attack Plus Softener

KAO Indonesia, PT

Surfaktan Biodegradable

3 Deterjen Deterjen Bubuk

Pembersih Pakaian

Rinso Molto Ultra

Unilever Indonesia, PT, Tbk

Biodegradable Surfactant

4 Pelembut & Pengharum Cucian

Pelembut & Pengharum Cucian Cair

Melembutkan dan Mengharumkan Cucian

Babysoft Joenoes Ikamulya, PT

Biodegradable Softener

5 Pembersih Kaca

Pembersih Kaca Cair

Membersihkan Kaca

Glass Cleaner - Fresh Lilac

Joenoes Ikamulya, PT

Biodegradable Surfactant

8

Page 9: Makalah Tentang Selayang Pandang Lembaga Ekolabel Indonesia

6 Pembersih Lantai

Pembersih Lantai Cair

Membersihkan Lantai

Aganol Joenoes Ikamulya, PT

Biodegradable Surfactant

7 Sabun Sabun Cair Membersihkan Tangan

Hand Soap

Joenoes Ikamulya, PT

Biodegradable Surfactant

I. Program Ekolabel Indonesia

Adalah program ekolabel yang dikembangkan oleh KLH merujuk pada ekolabel tipe I. Berikut adalah beberapa prinsip dalam penerapan ekolabel tipe I :

1. Multi kriteria;2. Proaktif, dengan proses evaluasi oleh pihak ketiga

(Lembaga Sertifiksi Eklabel) yang kompeten dan kredibel;

3. Penggunaan logo ekolabel diijinkan apabila produk memenuhi kriteria untuk kategori produk tertentu;

4. Kriteria disusun dengan mempertimbangkan dampak lingkungan sepanjang daur hidup produk;

5. Kriteria ekolabel harus objektif, tidak memihak dan berdasarkan data ilmiah;6. Transparansi dan keterlibatan stakeholders (proses konsensus);7. Tidak dimaksudkan untuk menghambat perdagangan

KLH melalui Panitia Teknis Manajemen Lingkungan telah menyusun kriteria ekolabel Indonesia yang diterbitkan dalam bentuk Standar Nasional Indonesia (SNI). Ada 7 kategori produk yang telah disusun dalam 11 kriteria ekolabelnya yaitu :

Kategori Produk:

1. Kertas;2. Deterjen;3. Tekstil dan produk tekstil;4. Kulit;5. Baterai;6. Cat Tembok;7. Kantong Belanja Plastik

 Kriteria ekolabel Indonesia :

No Judul SNI1. Kriteria ekolabel – Bagian 1: Kategori produk kertas–Seksi 3:

Kertas cetak tanpa salutSNI 19-7188.1.3-2006

2. Kriteria ekolabel – Bagian 2: Kategori produk deterjen – Seksi 1: SNI 19-7188.2.1-2006

9

Logo Ekolabel Indonesia

Page 10: Makalah Tentang Selayang Pandang Lembaga Ekolabel Indonesia

Serbuk deterjen pencuci sintetik rumah tangga3. Kriteria ekolabel – Bagian 4: Kategori tekstil dan produk tekstil SNI 19-7188.4.1-20064. Kriteria ekolabel – Bagian 3: Kategori produk kulit – seksi 1: Kulit

jadiSNI 19-7188.3.1-2006

5. Kriteria ekolabel – Bagian 3: Kategori produk kulit – Seksi 2: Sepatu kasual

SNI 19-7188.3.2-2006

6. Kriteria ekolabel – Bagian 1: Kategori produk kertas – Seksi 2: Kertas tisu untuk kebersihan (Sanitary tissue)

SNI 19-7188.1.2-2006

7. Kriteria ekolabel – Bagian 1: Kategori produk kertas – Seksi 1: Kertas kemas

SNI 19-7188.1.1-2006

8. Kriteria ekolabel – Bagian 1: Kategori produk kertas – Seksi 4: Kertas cetak salut

SNI 7188.1.4:2010

9. Kriteria ekolabel – Bagian 5: Kategori produk baterai – Seksi 1: Baterai primer tipe carbon zinc dan alkaline

SNI 7188.5.1:2010

10. Kriteria ekolabel – Bagian 6: Kategori produk cat tembok SNI 7188.6:201011. Kriteria ekolabel – Bagian 7: Kategori produk kantong belanja

plastikSNI 7188.7:2011

  Untuk pelaksanaan sertifikasi ekolabel Indonesia, pada saat ini sudah ada 2 (dua) Lembaga Sertifikasi Ekolabel (LSE) yang beroperasi di Indonesia yang diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).

Sampai dengan saat ini sudah ada 4 (empat) industri dengan 19 (sembilan belas) merek produk yang telah sertifikasi Ekolabel Indonesia untuk Kriteria ekolabel Kertas cetak tanpa salut.

J. Program Ekolabel Swadeklarasi Indonesia

adalah program ekolabel yang dikembangkan oleh KLH yang merujuk pada model ekolabel tipe II. Program ini merupakan apresiasi kepada produsen yang telah mampu mempertimbangkan aspek lingkungan pada produknya.

Pada model ini KLH memberikan persetujuan untuk menggunakan logo Swadeklarsi Indonesia yang hak paten dimiliki oleh KLH setelah suatu produk diverifikasi terhadap kesesuaian klaimnya.

 

10

Logo Ekolabel Swadeklarasi