makalah upweling
DESCRIPTION
upwellimgTRANSCRIPT
MAKALAH
UPWELLING DI SUMATERA BARAT
NAMA KELOMPOK :
Mohammad Indrajab
Asmiati
Noni K. Taneo
Lesy R. L. Samapati
JURUSAN ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
2014
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha
Esa, atas segala kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul.
“upwelling di sumatera barat”. Dalam penilisan Makalah ini,
berbagai hambatan telah penulis alami. Oleh karena itu,
terselesaikannya Makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan
penulis semata-mata. Namun karena adanya dukungan dan
bantuan dari pihak-pihak yang terkait. Sehubungan dengan hal
tersebut, berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu
menyelesaikan laporan Makalah ini. Dalam penyusunan Makalah
ini, penulis menyadari pengetahuan dan pengalaman penulis masih
sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar Makalah ini lebih
baik dan bermanfaat. Serta akhir kata penulis ucapkan semoga
Tuhan yang Maha Esa selalu membalas budi baik anda semua.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................... 2
BABA II PEMBAHASANA. Pengertian Upwelling.................................................................................... 3
B. Faktor Penyebab Terjadinya Upwelling......................................................... 3
C. Tipe-Tipe Upwelling....................................................................................... 4
D. Upwelling Yang Terjadi Di Sumatera Barat.................................................... 5
E. Pengaruh Upwelling Terhadap Nutrien Di Permukaan Laut.......................... 6
BAB III PENUTUPA. Kesimpulan.................................................................................................... 8
B. Saran.............................................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsentrasi klorofil-a sangat tergantung pada ketrasediaan
nutrien dan intensitas cahaya matahari. Bila nutrien dan intensitas
cahaya matahari cukup tersedia, maka konsentrasi klorofil-a akan
tinggi dan sebaliknya.perairan oseanis di daerah tropis umumnya
memiliki konsentrasi klorofil-a yang rendah karena keterbatasan
nutrien dan kuatnya stratifikasi kolom perairan akibat pemanasan
permukaan perairan yang terjadi hampir sepanjang tahun. Namun
berdasarkan pola penyebaran klorofil-a secara musiman maupun
spesial, di beberapa bagian perairan di jumpai konsentrasi klorofil-a
yang cukup tinggi. Tingginya konsentrasi klorofil-a disebabkan
karena terjadinya pengkayaan nutrien pada lapisan permukaan
perairan melaului berbagai proses dinamika massa air diantaranya
upwelling, pencampuran vertikal massa air serta pola pergerakan
massa air yang membawa massa air kaya nutrien dari perairan
sekitarnya.
Dari semua proses dinamika massa air, upweling merupakan
faktor utama yang berperan terhadap tingginya konsentrasi klorofil-a
di lapisan permukaan perairan. Upwelling merupakan proses
terangkatnya massa dalam yang kaya nutrien kelapisan permukaan
tercampur. Umumnya, sebaran nutrien di dalam perairan
memperlihatkan tingginya konsentrasi nutrien pada lapisan
termoklin. Bila proses upwelling dapat terjadi dengan baik dan di
dukung oleh dangkalnya lapisan termoklin, maka fenomena
upwelling sangat membantu dalam menyediakan nutrien dengan
konsentrasi tinngi pada lapisan permukaan tercampur.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Itu Upwelling ?
2. Apa Saja Penyebab Terjadinya Upwelling ?
3. Apa Saja Tipe Upwelling ?
4. Bagaimana proses terjadinya Upwelling Di Indonesia
(Sumatera Barat)
5. Pengaruh Upwelling Terhadap Nutrien Di Permukaan Laut.
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui Definisi Upwelling.
2. Mengetahui Penyebab Terjadinya Upwelling.
3. Mengetahui Tipe Upwelling.
4. Mengetahui Upwelling Yang Terjadi Di Indonesia (Sumatera
Barat).
5. Mengetahui Pengaruh Upwelling Terhadap Nutrien Di
Permukaan Laut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.PERGERTIAN UPWELLING
Upwelling adalah penaikan massa air laut dari suatu lapisan dalam
ke lapisan permukaan. Gerakan naik ini membawa serta air yang
suhunya lebih dingin, salinitas tinggi, dan zat-zat hara yang kaya ke
permukaan (Nontji, 1993).
B.FAKTOR PENYEBAB TERJADI UPWELING
Menurut Barnes (1988), proses upwelling ini dapat terjadi dalam tiga
bentuk yaitu :
1. Pertama, pada waktu arus dalam (deep current) bertemu dengan
rintangan seperti mid-ocean ridge (suatu sistem ridge bagian tengah
lautan) di mana arus tersebut dibelokkan ke atas dan selanjutnya air
mengalir deras ke permukaan.
2. Kedua, ketika dua massa air bergerak berdampingan, misalnya saat
massa air yang di utara di bawah pengaruh gaya coriolis dan massa air di
selatan ekuator bergerak ke selatan di bawah pengaruh gaya coriolis juga,
keadaan tersebut akan menimbulkan “ruang kosong” pada lapisan di
bawahnya. Kedalaman di mana massa air itu naik tergantung pada jumlah
massa air permukaan yang bergerak ke sisi ruang kosong tersebut dengan
kecepatan arusnya. Hal ini terjadi karena adanya divergensi pada perairan
laut tersebut.
3. Ketiga, upwelling dapat pula disebabkan oleh arus yang menjauhi
pantai akibat tiupan angin darat yang terus-menerus selama beberapa
waktu. Arus ini membawa massa air permukaan pantai ke laut lepas yang
mengakibatkan ruang kosong di daerah pantai yang kemudian diisi dengan
massa air di bawahnya.
C.TIPE-TIPE UPWELLING
1. Coastal upwelling
Merupakan upwelling yang paling umum diketahui, karena membantu
aktivitas manusia dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan.
Upwelling ini terjadi karena, efek coriolis yang membelokan angin
kemudian permukaan laut akan terbawa oleh angin menjauhi pesisir,
sehingga air laut dalam yang mengadung nutrien sangat tinggi, akan
menggantikan air permukaan yang terbawa oleh angin. Daerah yang
sering terjadi coastal upwelling adalah pesisir Peru, Chili, Laut Arabia,
Barat Daya Afrika, Timur New Zealand, Selatan Brazil, dan pesisir
California
2. Equatorial Upwelling
Serupa dengan coastal upwelling namun, lokasi terjadi berada di
daerah equator.
3. Southern Ocean Upwelling
Upwelling yang disebabkan oleh angin yang berhembus dari barat bertiup
ke arah timur di daerah sekitar Antartica membawa air dalam jumlah yang
sangat besar ke arah utara. Upwelling ini serupa dengan coastal
upwelling, namun berbeda dalam lokasi, karena pada daerah selatan tidak
ada benua atau daratan besar antara Amerika Selatan dan Antartika,
sehingga upwelling ini membawa air dari daerah laut dalam.
4. Tropical Cyclone Upwelling
Upwelling yang disebakan oleh tropical cyclone yang melewati area.
Biasanya hanya terjadi pada cyclone yang memiliki kecepatan 5 mph (8
km/h).
5. Artificial Upwelling
Tipe upwelling, yang disebabkan oleh energi gelombang atau
konversi dari energi suhu laut yang dipompakan ke permukaan.
Upwelling jenis ini yang menyebabkan blooming algae Secara
ekologis, efek dari upwelling berbeda-beda.
D. UPWELLING YANG TERJADI SUMATERA BARAT
Perairan Timur Laut Samudera Hindia yang meliputi perairan barat
sumatera dan selatan jawa – Sumbawa merupakan perairan
oseanis tropis, umumnya memiliki konsentrasi klorofil-a rendah.
Meskipun demikian, pada bagian perairan oseanis yang lebih
mendekat pantai, pada waktu tertentu terjadi peningkatan
konsentrasi klorofil-a permukaan laut sebagai akibat terjadinya
upwelling. Dengan demikian secara umum perairan barat sumatera
dan selatan jawa – Sumbawa kemungkinan memiliki pola sebaran
klorofil yang berbeda baik secara persial maupun temporal.
Perbedaan pola sebaran tersebut disebabkan karena angin muson
yang bertiup di atas perairan ini selalu berubah berdasarkan musim.
Perubahan arah dan kekuatan angin muson mengakibat terjadinya
perbedaan dinamika massa air di mana hal ini berperan terhadap
sirkulasi massa air permukaan laut, proses transpor dan
pencampuran massa air dan upwelling.
E. PENGARUH UPWELLING TERHADAP NUTRIEN
DI PERMUKAAN LAUT
Data yang didapatkan dari Oceanographical Cruise Report yang
melakukan observasi kelautan di sepanjang sisi barat pulau
Sumatera tentang kandungan nutrien (P04, NO) dan SO) pada
perairan laut diberbagai kedalaman yang meliputi 30 stasiun
pengambilan sampel. Tidak semua stasiun yang ditampilkan, tetapi
dipilih setiap stasiun yang melakukan pengukuran minimal pada
kedalaman 400 meter Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan Rosette Sampler dari Kapal Baruna Jaya VIIIpada
beberapa kedalaman di beberapa lokasi. Kemudian sampel di
saring dengan kertas saring GFC0.45 ~m dan di analisis
menggunakan spektrofotometer.
Dapat dlihat bahwa semakin ke bawah permukaan laut, kandungan
nitrat semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya
upwelling, makanitrat tersebut akan naik ke permukaan dan dengan
adanya cahaya yang cukup, akan memacu pertumbuhan
fitoplankton. Apalagi, pada lokasi tersebut terjadi masukkan nutrien
dari darat cukup tinggi, sehingga HABs akan sering terjadi. Karena
di Indonesia upwelling yang terjadi termasuk dalam jenis berkala
(periodik type)seperti yang terjadi di selatan pulau Jawa dan jenis
silih berganti (alternatif type) seperti yang terjadi pada Laut Banda
dan Laut Arafuru, maka mesti diwaspadai pada musim-musim
terjadinya upwelling.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Secara Spesial Maupun Temporal Sebaran Klorofil-A Dan
Nutrien Barat Sumatera Dan Selatan Jawa – Sumbawa Di
Pengaruhi Dinamika Pergerakan Air. Bila Dinamika Gerak Air
Menyebabkan Terjadinya Upwelling, Maka Saat Intensitas
Upwelling Tinggi, Kosentrasi Klorofil-A Dan Nitrat Tinggi Suhu
Permukaan Laut Rendah Dan Paras Laut Juga Rendah.
Kondisi Sebaliknya Bila Upwelling Tidak Terjadi.Perubahan
Sebaran Klorofil-A Akan Mengikuti Pola Perubahan Nutrien.
B. SARAN
Dengan Mengetahui Tentang Upwelling Dan Musim Upweling
Di Indonesia Diharapkan Dapat Membatu Mengatur Pola
Tangkap Nelayan. Penulisan Makalah Ini Pun Tidak Sempurna
Karena Masih Banyak Kekurangannya. Maka Dari Itu Penulis
Menerima Kritik Dan Saran Yang Sifatnya Membangun.
DAFTAR PUSTAKA
DAHURI, R., RAIS 1., PUTRA GINTING S., SITEPU M.J.,
1996. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan
Secara Terpadu, Pradnya Paramita, Jakarta. Hal.52 -57.
UTAMININGSIH S., 1995. Pendugaan Lokasi
Upwellingdengan Menggunakan Data Penginderaan Jauh,
Prosiding Seminar Kelautan Nasional 1995, 15-16Nopember
1995.Jakarta. Hal.104
WIDIARTIR., 2004. Keberadaan ista dari Jenis Mikroalga
Berbahaya di Teluk Lampung, http://cdc.eng.ui.
ac.id/article/arti cIeprint 11505/-11251. Akses tanggal 14 Mei
2008.
Kunarso, S. Hadi, N. S. Ningsih, M.S. Baskoro. 2011.
Variabilitas suhu dan klorofil-a di daerah upwelling pada
variasi kejadian ENSO dan IOD di perairan Jawa sampai
Timor. Ilmu Kelautan, 16(3): 171-180.