makalah.doc

Upload: phydt

Post on 02-Mar-2016

32 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah tugas kedokteran

TRANSCRIPT

11

PLASMODIUM KNOWLESIUntuk memenuhi tugas Tutorial Ke-3

Oleh:

Pipit Puspitasari W

4111091150FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2013Penyebab malaria jenis terbaru di dunia, plasmodium knowlesi, sudah ditemukan di Indonesia. Kementerian Kesehatan melaporkan, pada 2010 ditemukan enam kasus malaria dengan plasmodium knowlesi di Kalimantan. Plasmodium knowlesi saat ini diakui menjadi perhatian dunia. Karena, jenis plasmodium ini yang terbaru sebagai penyebab malaria. Sebelumnya, plasmodium penyebab malaria adalah plasmodium falciparum, plasmodium vivax, dan plasmodium ovale. Plasmodium knowlesi umumnya hidup di tubuh monyet.1. Gambaran Umum Plasmodium KnowlesiPlasmodium knowlesi adalah parasit dari genus Plasmodium yang secara alami menginfeksi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Parasit ini banyak ditemui di Asia Tenggara dan sudah menyerang manusia. Plasmodium knowlesi ditransmisikan dengan menggunakan nyamuk dari kelompok Anophleles leucosphyrus sebagai vektor perantara, salah satunya adalah Anophleles latens. Parasit ini memiliki kemampuan untuk bereproduksi setiap 24 jam di dalam darah dan hal ini dapat berpotensi menyebabkan kematian. Manusia yang terinfeksi Plasmodium knowlesi cenderung mengalami penurunan jumlah trombosit di dalam darah dan hal ini dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit tersebut.1Saat ini telah dilaporkan beberapa spesies simian malaria yang berhubungan erat dengan infeksi malaria padsa manusia, diantaranya plasmodium knowlesi, plasmodium simiun, plasmodium brasilianum, plasmodium cynomologi dan plasmodium inul. Telah dilaporkan bahwa simian malaria ini memberikan gejala simptomatik malaria pada manusia dengan infeksi alamiah. Diagnosis malaria pada simian malaria masih merupakan kendala sehingga banyak terjadi kesalahan diagnosis malaria karena kemiripan dengan empat spesies plasmodium penyebab malaria pada manusia. Terdapat beberapa laporan mengenai infeksi malaria oleh plasmodium knowlesi pada manusia yang terjadi secara alamiah oleh vector Anopheles lateens di Malaysia dan Thailand. Hal ini menggambarkan kemungkinan terjadinya transinfeksi penyakit dari primate (binatang) ke manusia (zoonosis).1,2Plasmodium knowlesi memiliki kemampuan berkembang biak di dalam darah setiap 24 jam artinya berpotensi membahayakan. Meski tingkat kematiannya dibawah 2%, Plasmodium knowlesi menjadi sama mematikannya dengan Plasmodium falciparum malaria. Para peneliti itu menegaskan bahwa sangat sulit untuk mengukur akurasi tingkat kematian karena kecilnya jumlah kasus yang diteliti.1Berbagai studi menunjukkan, pada infeksi Plasmodium knowlesi, siklus reproduksi aseksual (pembelahan diri dalam tubuh manusia atau hewan) terjadi dalam waktu 24 jam. Lebih cepat dibandingkan siklus 48 jam pada Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, dan Plasmodium falciparum, sedangkan 72 jam pada Plasmodium malariae. Setiap kali sel-sel membelah akan terjadi serangan demam. Gejala pada infeksi Plasmodium knowlesi disebut-sebut mirip dengan malaria berat Plasmodium falciparum. Hal ini terungkap dalam studi bertajuk Clinical and Laboratory Features of Human Plasmodium knowlesi infection oleh sejumlah peneliti Malaysia dan Australia di Kapit Hospital, Sarawak, Malaysia.2Gejala yang tidak spesifik, antara lain demam dan rasa dingin. Kadang muncul kesulitan bernapas dan batuk. Selain itu, ada trombositopenia, yakni berkurangnya jumlah sel keping darah merah pada 98 persen pasien. Semula tiga pasien dalam studi itu tidak mengalami tromobositopenia dan level parasit dalam tubuh rendah. Namun, hanya dalam waktu 24 jam semua pasien mengalami trombositopenia. Ada pula yang mengalami gangguan pada hati. Pengobatan standar malaria dapat menyembuhkan penyakit itu.2,3P. knowlesi memiliki siklus hidup aseksual 24 jam, mengakibatkan pecahnya skizon harian, yang mengarah ke tingkat parasitemia tinggi. Keterlambatan pengobatan yang tepat, seperti yang terlihat pada infeksi kedua pasien dalam penelitian kami, dapat menyebabkan kondisi parah, seperti trombositopenia, gagal ginjal akut, dan hemolisis.12. Sejarah Penemuan Plasmodium KnowlesiParasit malaria Plasmodium knowlesi pertama kali ditemukan oleh Franchini (1927) dengan menemukan parasit dalam darah Silenus cynomolgus (=Macaca fascicularis, Macaca irus) dimana morfologinya berbeda dengan simian malaria lainnya yaitu Plasmodium inul dan Plasmodium cynomolgi. Pada tahun 1931, Dr. H.M. Campbell menemukan Plasmodium knowlesi dalam darah Macaca fascularis, selanjutnya Dr. Napier melakukan percobaan dengan mengambil darah dari kera yang positif tersebut dan diinokulasikan pada tiga ekor kera lain. Ketiga kera tersebut memperlihatkan adanya infeksi.5Bentuk parasit Plasmodium knowlesi dideskripsikan oleh Knowles dan Das Gupta (1932) dan kemungkinannya untuk menginfeksi manusia, dengan melakukan percobaan inokulasi parasit tersebut dari darah yang diambil dari kera Malysia, Malaria irus pada manusia. Parasit ini selanjutnya dinamakan Plasmodium knowlesi sebagai penghargaan pada Dr. R. Knowles.2,4Pada tahun 1965, Chin dkk telah melakukan penelitian dengan menginfeksi secara alamiah malaria Plasmodium knowlesi yang didapat di hutan Malaysia pada manusia. Saat ini mulai banyak dilaporkan infeksi alamiah malaria Plasmodium knowlesi pada orang yang bekerja di hutan Thailand dan Malaysia tetapi mereka sering salah diagnosis sebagai malaria kuartana (Plasmodium malariae).1,33. Penyebaran Plasmodium KnowlesiSebuah penelitian baru menemukan bahwa satu jenis baru penyakit malaria berpotensi mengancam manusia. Sebelumnya parasit Plasmodium knowlesi diperkirakan hanya menjangkiti kera. Namun ternyata parasit itu menyebar secara luas pada manusia di Malaysia, dan penyelidikan paling baru membenarkan bahwa parasit itu bisa menyebabkan kematian jika tidak diobati dengan cepat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh satu tim internasional ini diterbitkan dalam jurnal Penyakit Klinis Menular.4,5 Meski jenis baru penyakit ini hanya menyebar di Asia Tenggara, para peneliti memperingatkan bahwa akibat arus wisatawan ke wilayah ini kasus di negara barat akan segera muncul. Setiap tahun penyakit malaria menewaskan lebih 1 juta orang. Penyakit ini disebabkan oleh parasit malaria yang masuk ke dalam aliran darah manusia oleh nyamuk yang terjangkit parasit itu. Dari empat parasit malaria yang sering menyebabkan penyakit itu pada manusia, Plasmodium falciparum yang lebih umum ditemukan di Afrika adalah yang paling ganas. Parasit lain, Plasmodium malariae yang berkembang di wilayah subtropis dunia, memiliki gejala yang biasanya tidak begitu membahayakan. Plasmodium knowlesi sebelumnya diduga hanya menjangkiti kera, khususnya makaka berekor panjang dan pendek yang ditemukan di hutan Asia Tenggara.5Plasmodium knowlesi sebagai spesies plasmodium terbaru ditemukan pada manusia, telah diidentifikasi pertama kali pada tahun 1931 pada monyet jenis long-tailed macaque (Macaca fascicularis) dan dapat menginfeksi manusia dengan menginokulasikan darah terinfeksi pada tahun 1932. Pada tahun 2004 telah dilaporkan Plasmodium knowlesi sebagai penyebab malaria di Kapit division of Malaysian Borneo dan telah diidentifikasi secara biomolekuler dengan nested PCR screening. Plasmodium knowlesi diperkirakan telah berevolusi mulai dari 98000 ribu tahun yang lalu, dan diduga lebih tua atau sama tua dengan plasmodium yang paling sering didapati pada manusia yaitu Falciparum dan Vivax.5,64. Morfologi dan Daur Hidup

Secara filogenetik maka penggolongan plasmodium dalam taksonomi justru lebih dekat dengan Plasmodium yang menginfeksi manusia. Adapun Plasmodium knowlesi berada dalam satu genus dengan keempat spesies plasmodium yang menginfeksi manusia.4Kerajaan:

Protista

Filum:

Apicomplexa

Kelas:

Aconoidasida

Ordo:

Haemosporida

Famili:

Plasmodiidae

Genus:

Plasmodium

Spesies:

P. knowlesi

Telah diketahui bahwa malaria mempunyai hospes definitive dan hospes perantara. Pada hospes definitive terjadi siklus seksual dan pada hospes perantara terjadi siklus seksual dan hal inilah yang menerangkan kenapa Plasmodium digolongkan dalam kelas sporozoa. Untuk menjadi bentuk infektif (sporozoit) dalam tubuh nyamuk (vector penyakit) maka diperlukan siklus seksual (sporogoni), dan terdapat perbedaan perkembangan pada masing-masing spesies.5Kemampuan vector malaria untuk dapat menginfeksi manusia ditentukan oleh beberapa hal yaitu kebiasaan nyamuk menghisap darah manusia (Zooantropofilik), lama hidup nyamuk betina dewasa (harus lebih dari 10 hari), mempunyai kepadatan yang tinggi dan mendominasi spesies lain dan kemampuan nyamuk mengembangkan plasmodium. Di Asia Tenggara nyamuk yang digolongkan Anopheles dari grup leuchosphyrus merupakan vector malaria pada Plasmodium knowlesi di mana nyamuk ini mempunyai kebiasaan menggigit manusia dan hewan (zooantropofilik) yang hidup hidup di daerah hutan tropis (rain forest) di Asia. Untuk dapat menginfeksi manusia maka sporozoit yang masuk ke darah manusia saat nyamuk menggigit harus dapat mengembangkan diri untuk dapat berkembang biak menjadi bentuk tertentu (tropozoit) yang mampu menginvasi eritrosit. Dan pada Plasmodium knowlesi hal ini dapat terjadi sehingga dapat menginfeksi manusia.4,6Secara filogenetik maka penggolongan plasmodium dalam taksonomi justru lebih dekat dengan Plasmodium yang menginfeksi manusia. Adapun Plasmodium knowlesi berada dalam satu genus dengan keempat spesies plasmodium yang menginfeksi manusia.45. Tanda dan Gejala Terinfeksi Plasmodium Knowlesi

Gejala pada infeksi P.knowlesi disebut-sebut mirip dengan malaria berat plasmodium falcifarum.Hal ini terungkap dalam studi bertajuk Clinical and Laboratory Features of Human Plasmodium Knowlesi infection oleh sejumlah peneliti Malaysia dan Australia di Kapit Hospital, Serawak, Malaysia.6 Gejala yang tidak spesifik,antara lain demam dan rasa dingin.Kadang muncul kesulitan bernapas dan batuk.Selain itu, ada Trombositopenia, yakni berkurangnya jumlah keping sel darah merah pada 98% pasien .Semula tiga pasien dalam studi itu tidak mengalami trombositopenia dan level parasit dalam tubuh rendah.Namun, hanya dalam waktu 24 jam semua pasien mengalami trombositopenia.Ada pula yang mengalami gangguan dalam hati.Pengobatan standar malaria dapat menyembuhkan penyakit itu.3,6Dalam artikel plasmodium knowlesi malaria in human is widely distributed and potentially life-threatening diungkapkan ,p.knowlesi lebih sulit dideteksi lantaran penampakan dibawah mikroskop mirip dengan p.malariae.Akibatnya, terjadi kesalahan identifikasi sebagai p.malariae yang diasosiasikan dengan parastemia rendah dan gejala klinis tidak berat. Di sisi lain, penyakit makin parah. Hal ini memicu serangkaian studi di Malaysia.4,56. DiagnosisHingga saat ini pemeriksaan mikroskopis malaria masih merupakan Gold Standard dalam mendiagnosis malaria. Adanya Plasmodium merupakan diagnosis pasti malaria. Pada pemeriksaan mikroskopis dapat dilakukan pemeriksaan dengan tetes tebal dan hapusan darah tipis dengan pewarnaan giemsa. Morfologi secara jelas dapat dilihat dengan hapusan darah tipis. Namun demikian pada prakteknya pemeriksaan mikroskopis ini sulit untuk membedakan Plasmodium knowlesi dengan Plasmodium malariae karena kemiripannya itu kadang terjadi salah diagnosis.1,4Kesulitan diagnostic laboratorium mikroskopik karena kemiripan dengan Plasmodium falcifarum dab Plasmodium malariae, saat ini dapat dibantu dengan menggunakan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR). Keunggulan dari teknik ini adalah memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, karena mampu mendeteksi dengan sejumlah kecil DNA spesifik untuk DNA organism yang akan diperiksa. Suatu teknik PCR untuk metode diagnostic berdasarkan DNA pada malaria Plasmodium knowlesi di manusia saat ini telah dikembangkan dan digunakna. Dan target pemeriksaan ini adalah small subunit ribosomal RNA (SSU rRNA).6

Daftar Pustaka

1. Lee et al. Hyperparasitaemic human Plasmodium knowlesi infection with atypical morphology in peninsular Malaysia. Malaria Journal 2013 12:88. http://www.malariajournal.com/content/12/1/88. Diunduh: 4 Juni 20132. Antinori S, Galimberti L, Milazzo L, Corbellino M. Plasmodium knowlesi: The emerging zoonotic malaria parasite. Tahun 2012. www.elsevier.com/locate/actatropica. Diunduh: 4 Juni 20133. Lau YL, Tan LH, Chin LC, Fong MY, Abdul M, Noraishah A, Rohela M. Plasmodium knowlesi Reinfection in Human. Emerging Infectious Diseases, Vol. 17, No. 7, July 2011. www.cdc.gov/eid. Diunduh: 4 Juni 20134. Hellemond JJV, Rutten M, Koelewijn R, Zeeman AM, Verweij JJ, Wismans PJ, Kocken CH, Genderen PJ. Human Plasmodium knowlesi Infection Detected by Rapid Diagnostic Test For Malaria. Emerging Infectious Diseases, Vol. 15, No. 9, September 2009. www.cdc.gov/eid. Diunduh: 4 Juni 20135. Daneshvar C et all. Clinical and Laboratory Features of Human Plasmodium knowlesi Infection. http://cid.oxfordjournals.org/. Diunduh: 4 Juni 20136. Antinori S, Galimberti L, Milazzo L, Corbellino M. Biology of Human Malaria Plasmodia Including Plasmodium Knowlesi. Mediterranian Journal Of Hematology And Infectious Diseases. www.mjhid.org. Diunduh: 4 juni 2013