makna belanja di tanjungpinang city...

22
MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY CENTER PADA REMAJA TANJUNGPINANG NASKAH PUBLIKASI Oleh: YULI ANGGRAINI NIM : 100569201023 PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

Upload: hoangdieu

Post on 20-Apr-2018

221 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...Tanjungpinang mampu membeli barang-barang dengan harga mahal di mall

MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY CENTER PADA REMAJA

TANJUNGPINANG

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

YULI ANGGRAINI

NIM : 100569201023

PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

Page 2: MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...Tanjungpinang mampu membeli barang-barang dengan harga mahal di mall

1

MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY CENTER PADA REMAJA

TANJUNGPINANG

YULI ANGGRAINI

Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan ilmu Politik Universitas Maritim

Raja Ali Haji

A B S T R A K

Belanja saat ini menjadi kebiasaan para remaja. Masa remaja merupakan periode

peralihan antara masa kanak-kanak dan dewasa. Di Kota Tanjungpinang baru

pertengahan tahun 2016 berdiri pasar modern yang disebut Mall, yang kemudian

dikenal dengan nama Mall Tanjungpinang City Center, hampir semua kebutuhan

pokok dijual di Mall ini. Namun permasalahannya adalah diketahui bahwa para

remaja adalah orang-orang yang sebagian besar masih berusia sekolah dan tidak

bekerja sehingga tidak mempunyai pendapatan tetap, namun saat ini remaja di Kota

Tanjungpinang mampu membeli barang-barang dengan harga mahal di mall. Mall

dijadikan tempat baru para remaja untuk mengisi waktu luang.

Tujuan dalam penelitia ini yaitu untuk mengetahui Makna Belanja Di

Tanjungpinang City Center Pada Masyarakat Tanjungpinang. Pembahasan dalam

skripsi ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif, Informan yang dipilih adalah 6

orang dengan kriteria yang sudah ditetapkan.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dianalisa bahwa Makna Belanja Di

Tanjungpinang City Center Pada Remaja Tanjungpinang merupakan suatu hal yang

menyenangkan dan memberikan rasa bangga bagi para remaja, mengingat tempatnya

yang nyaman, produknya yang bagus dan harganya yang mahal, Remaja yang

berkunjung ke Mall dalam setiap bulan bervariasi dari jumlah kunjungan antara 1

sampai dengan 4 kali seminggu, hal tersebut menandakan bahwa remaja yang

berkunjung dengan jumlah yang besar dalam setiap bulannya dikategorikan sebagai

berperilaku konsumtif, karena kebanyakan remaja yang berkunjung tidak

memproduksi barang melainkan melainkan berbelanja. Aktivitas remaja di Mall

sebagian besar adalah berbelanja, dan selain itu juga Mall adalah tempat jalan-jalan,

hiburan maupun bersosialisasi, kemudian remaja hanya untuk terlihat modern

didepan teman-teman sebaya.

Kata Kunci : Makna Belanja, Pasar Modern, Remaja

Page 3: MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...Tanjungpinang mampu membeli barang-barang dengan harga mahal di mall

2

A B S T R A C T

Shopping is now a habit of teenagers. A transitional period of adolescence is

between childhood and adulthood. In the town of Tanjung Pinang recently mid-2016

modern market stand called the Mall, then known by the name of Mall

Tanjungpinang City Center, nearly all basic necessities for sale at the Mall. But the

issue was mind that teenagers are the ones who are mostly school age and still not

working so it does not have a fixed income, but teens in the town of Tanjung Pinang

was able to purchase goods with expensive prices at the mall. The Mall was made a

new place teenagers to fill in spare time.

The goal in this is to penelitia know the meaning in Tanjungpinang City

Shopping Center on Community Tanjungpinang. The discussion in this thesis using a

descriptive qualitative techniques, Informants chosen is 6 people with criteria that

has been set.

Based on the research results can then be analyzed that meaning in

Tanjungpinang City Shopping Center on Adolescent Tanjungpinang is a nice thing

and provide a sense of pride for the teens, given his place of comfort, a good product

and the price is expensive, teens who visited the Mall in each month varies from the

number of visits between 1 up to 4 times a week, it would indicate that teenagers are

visiting with large numbers in each month are categorized as behaving consumerist ,

as most teens who visit does not produce goods but rather shopping. The activity of

teenagers at the Mall is mostly shopping, and the Mall is where the streets,

entertainment or socializing, then a teenager only to modern look in front of my

peers.

Key Words: The Meaning Of The Modern Market, Shopping, Teenagers

Page 4: MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...Tanjungpinang mampu membeli barang-barang dengan harga mahal di mall

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada mulanya belanja

merupakan suatu konsep yang

menunjukan suatu sikap untuk

mendapatkan barang yang menjadi

keperluan untuk seharihari dengan

jalan menukarkan sejumlah uang

sebagai pengganti barang tersebut,

akan tetapi pada konsep belanja

sekarang ini telah berkembang

menjadi sebuah cerminan gaya hidup

dan rekreasi dikalangan masyarakat.

Belanja merupakan gaya hidup

tersendiri yang bahkan menjadi suatu

kegemaran oleh sejumlah orang.

(Haris, 2005).

Dalam kehidupan, manusia

selalu berhubungan erat dengan

berbagai aktivitas ekonomi. Aktivitas

ekonomi adalah semua aspek atau

kajian yang berhubungan dengan

upaya pemenuhan kebutuhan serta

roda pergerakan secara material.

Namun demikian dalam kajian yang

lebih luas, aktivitas ekonomi ini

lantas memberikan relevansi yang

kuat terhadap pola interaksi individu

yang ada di dalamnya. Sehingga

secara singkat dalam implikasinya

ekonomi membawa pada suatu

kajian yang berhubungan dengan

aktivitas manusia dalam upaya

memenuhi dan mengorganisir

berbagai kebutuhan hidupnya.

Belanja adalah mengeluarkan

sejumlah uang untuk mendapatkan

barang yang diharapkan mempunyai

nilai yang seimbang. Tetapi,

terkadang uang yang dikeluarkan

tidak setara dengan nilai barang yang

dibeli. Kemampuan belanja adalah

kemampuan khusus yang tidak

semua orang memilikinya. Dikatakan

sebagai kemampuan khusus, karena

setiap orang dan individu pasti akan

memiliki tingkat kemampuan yang

berbeda. Di dalam kamus bahasa

Indonesia, makna dan pengertian

belanja adalah tingkat kemampuan

seseorang dalam menukar suatu

barang atau benda yang diinginkan,

dengan sejumlah nilai uang dengan

nominal yang ditentukan besarnya.

(Sumber : http://www.anneahira.com

diakses tanggal 2 Desember 2016)

Kemampuan berbelanja

setiap orang biasanya tergantung

pada latar belakang masing-masing

pribadi. Antara lain tergantung pada,

tingkat ekonomi seseorang, status

sosial, latar belakang histori

masyarakat serta jenjang pendidikan

seseorang. Beberapa faktor tersebut

dalam kehidupan nyata

mempengaruhi kemampuan

berbelanja seseorang. Siapapun pasti

suka dengan kegiatan belanja ini,

baik itu masyarakat golongan

menengah bawah sampai menengah

atas. Ditambah lagi sekarang

banyaknya variasi harga yang

ditawarkan, mulai dari harga paling

murah sampai mahal. Memberikan

banyak pilihan orang untuk belanja.

Apalagi belanja di tempat yang

khusus menyediakan barang yang

dibeli secara grosiran, harga yang

ditawarkan pasti lebih murah.

Salah satu aktivitas ekonomi

yang erat dengan kehidupan manusia

adalah keberadaan pasar. Sejarah

terbentuknya pasar melalui

Page 5: MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...Tanjungpinang mampu membeli barang-barang dengan harga mahal di mall

4

perubahan yang panjang, hal ini

bermula dari upaya seseorang untuk

memenuhi kebutuhan sendiri. Pada

awalnya kebutuhan manusia masih

terbatas pada masalah pangan saja,

sehingga masih dapat dipenuhi

sendiri dimana pertukaran barang

hanya terbatas pada lingkungan di

sekitarnya. Pada tahap berikutnya,

kebutuhan mulai berkembang

manusia mulai mengadakan

pertukaran barang yang lebih luas

lingkungannya dengan mencari atau

menemui pihak-pihak yang saling

membutuhkan. Selanjutnya tahapan

tersebut mulai berkembang sejalan

dengan intensitas kebutuhan manusia

yang semakin kompleks, hal ini

ditandai dengan bertemunya manusia

yang saling membutuhkan barang di

suatu tempat. Tempat yang

disepakati untuk bertemu tersebut

kemudian disebut sebagai pasar.

Konsumen memaknai pasar

sebagai tempat berkumpulnya

banyak pedagang yang menjual

berbagai jenis macam barang

kebutuhan manusia. Pasar modern

adalah pasar yang dikelola dengan

manajemen modern, umumnya

terdapat diperkotaan, sebagai

penyedia barang dan jasa dengan

mutu dan pelayanan yang baik

kepada konsumen yang umumnya

anggota kelas menengah keatas

(Sinaga, 2008).

Pasar di Indonesia pada umum

nya ada dua yaitu pasar moderen dan

pasar tradisional. Warga Indonesia

maupun warga asing sering datang

ke pasar Moderen ataupun pasar

tradisional untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari atau pun

mecari barang untuk memenuhi

keinginan. Pengertian pasar adalah

tempat bertemunya penjual dan

pembeli untuk melakukan jual beli

barang dan jasa. Namun tidak semua

pasar harus bertemu penjual dan

pembeli untuk melakukan transaksi.

Maka dari itu pengertian pasar secara

luas yaitu adanya transaksi antara

penjual dan pembeli dan adanya

transakasi permintaan dan penawaran

antara dua belah pihak mengenai apa

yang di butuh kan oleh pembeli

ataupun yang di tawarkan oleh

penjual.

Pasar tradisonal menurut

Peraaturan Presiden Nomor 112

Tahun 2007 adalah pasar yang

kegiatan para penjual dan

pembelinya dilakukan secara

langsung dalam bentuk eceran dalam

waktu sementara atau tetap dengan

tingkat pelayanan terbatas. Pasar

Tradisional adalah Pasar yang

dibangun dan dikelola oleh

Pemerintah Daerah, Swasta, Badan

Usaha Milik Negara dan/atau Badan

Usaha Milik Daerah termasuk

kerjasama dengan swasta berupa

tempat usaha yang berbentuk toko,

kios, los, dan tenda yang

dimiliki/dikelola oleh pedagang

kecil, menengah, koperasi dengan

usaha skala kecil, modal kecil dan

melalui proses jual beli barang

dagangan dengan tawar-menawar.

Sedangkan Pasar modern

adalah pasar ini penjual dan

konsumen tidak melakukan

transakasi secara langsung,

melainkan konsumen melihat label

harga yang sudah tertera pada

barang, pasar ini berada dalam

ruangan dan juga pelayanannya

dilakukan secara swalayan atau bisa

Page 6: MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...Tanjungpinang mampu membeli barang-barang dengan harga mahal di mall

5

juga dilayani oleh pramuniaga.

Barang yang dijual umumnya

memiliki kualitas yang baik.

Indikator dalam pasar modern

(http://www.kompasiana.com)

adalah :

1. Tidak bisa tawar-menawar

harga.

2. Harga sudah tertera di barang

yang dijual dan umumnya

diberi barcode.

3. Barang yang dijual

beranekaragam dan biasanya

memiliki kualitas yang baik.

4. Berada dalam bangunan atau

ruangan dan pelayanannya

dilakukan sendiri (swalayan).

5. Layanan yang baik dan

biasanya memuaskan.

6. Tempatnya bersih dan

nyaman, ruangan ber-AC.

7. Tata tempat yang rapi supaya

konsumen atau pembeli dapat

dengan mudah menemukan

barang yang akan di belinya.

8. Pembayarannya dilakukan

dengan membawa barang ke

Kasir dan tentunya tidak ada

tawar-menawar lagi

Pada saat ini, keberadaan mall atau

pusat belanja di berbagai kota

menjadi bagian yang penting untuk

semua pihak. Keberadaan mall atau

pusat belanja bisa memberikan

masukan kepada pemerintah melalui

pajak yang dibayarkan, keberadaan

pusat belanja bisa meningkatkan

kehidupan perekonomian, maupun

keberadaan pusat belanja merupakan

bagian yang penting bagi kehidupan

konsumen.

Saat ini jumlah pasar modern

yang ada diseluruh Indonesia

mencapai 23.000 unit. Jumlah

tersebut mengalami peningkatan

sebesar 14 persen dalam tiga tahun

terakhir yaitu tahun 2013, 2014, dan

2015. Pasar modern ada 23.000 dan

dari jumlah itu sebanyak 14.000

lebih di antaranya merupakan

kelompok usaha minimarket,

sedangkan sisanya adalah

supermarket, saat ini pola beli

masyarat sudah mulai berubah, di

mana yang tadinya membeli barang

kebutuhan di pasar tradisional sedikit

beralih ke pasar modern, baik

supermarket maupun minimarket.

Pasar modern saat ini terus tumbuh

dan berkembang tidak hanya terpusat

pada satu daerah saja. Selain itu,

pembangunan pasar modern selalu

diatur izin pembangunan agar

mampu tersebar ke berbagai daerah

di Indonesia dengan pertimbangan

jarak dan jumlah pertumbuhan

penduduk suatu daerah. (Sumber :

Kompas.com – Kementerian

Perdagangan (Kemendag))

Seiring dengan

perkembangan waktu, adanya

modernisasi dan meningkatnya

kesejahteraan masyarakat, banyak

masyarakat Kota Tanjungpinang

yang berbelanja di pasar modern

(supermarket/hypermart) dan mulai

enggan berbelanja di pasar

tradisional (kecuali untuk produk-

produk yang tidak ada di

supermarket/hypermart). Tidak

sedikit konsumen yang merubah

perilaku belanjanya dari pasar

tradisional pindah, dan cari alternatif

(switching) ke pasar modern. Hal ini

wajar karena kondisi pasar

tradisional selalu identik dengan

Page 7: MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...Tanjungpinang mampu membeli barang-barang dengan harga mahal di mall

6

kurang nyaman. Kelemahan dari

pasar tradisional inilah yang menjadi

daya jual bagi pasar modern.

(Sumber : Rahman Helmi dan

Marnah : 2015)

Di Kota Tanjungpinang juga

memiliki pasar modern yang dapat

dilihat dari tabel berikut :

Tabel I.2

Data Pasar Modern

N

o

Nama Alamat

1 Mall

Ramayana

Tanjung

Pinang

Jalan Wiratno

2 Bestari Mall Teuku Umar

3 Bintan Indah

Mall

Jalan Pos

4 Pasaraya

Bintan 21

Jl.Ir.Sutami

5 Kurnia

Swalayan

Jl.Gatot

Subroto Km.6

6 Suryadi

Swalayan

Jl.Raja Ali

Haji

7 Zoom

Swalayan

Jl. Pemuda

8 Pinang Lestari

Swalayan

Jl.D.I.Panjaita

n Km.9

9 Sumber

Rezeki

Swalayan

Jl.Adi Sucipto

Km.10

10 Tanjungpinan

g City Center

Jl. R.H

Fisabilillah

Sumber : Dinas Perdagangan dan

perindustrian Kota

Tanjungpinang

Berdasarkan tabel diatas

dijelaskan bahwa Mall

Tanjungpinang City Center adalah

mall terbesar sekaligus terlengkap di

Tanjungpinang. Mall ini dikelola

oleh Ramayana, Robinson dan

Ramayana Supermarket. Di

dalamnya mempunyai Salemba Toko

Buku,Optik Rama,Timezone, RM

Bundo Kanduang,Charlies Fried

Chicken,Pegadain,ACA Insurance

dan lain-lain. Mall ini berada di Jalan

Wiratno, Tanjungpinang dekat

Jembatan Wiratno dan Kantor

Gubernur Provinsi Kepulauan Riau.

Kemudian Bestari Mall adalah mall

kedua di Tanjungpinang. Mall ini

berada di Jalan Teuku Umar dekat

Pasar Raya Kota Tanjungpinang,

Bintan Indah Mall adalah mall ketiga

di Tanjungpinang. Di Tanjungpinang

juga ada banyak swalayan atau

supermarket seperti Pasaraya Bintan

21 Jl.Ir.Sutami (Swalayan ini

dulunya adalah Bioskop Cinema 21).

Kurnia Swalayan Jl.Gatot Subroto

Km.6. Suryadi Swalayan Jl.Raja Ali

Haji. Zoom Swalayan Jl.Pemuda.

Pinang Lestari Swalayan

Jl.D.I.Panjaitan Km.9. Sumber

Rezeki Swalayan Jl.Adi Sucipto

Km.10.

Pada jaman dahulu

masyarakat berbelanja dalam

memenuhi kebutuhan sehari-harinya

tempat utama yang dituju adalah

pasar tradisional. Namun kini dengan

adanya tempat atau pusat-pusat

perbelanjaan yang modern telah

memberikan alternatif lain bagi

masyarakat selaku konsumen dalam

memilih tempat berbelanja untuk

mencari dan memilih produk yang

dibutuhkan dan diinginkannya.

Seperti hal nya pada Tanjungpinang

City Center yang menyediakan

tempat yang nyaman, teratur, ber-

Page 8: MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...Tanjungpinang mampu membeli barang-barang dengan harga mahal di mall

7

AC, aman, bersih, dan pembeli bisa

memilih barang dengan leluasa.

Belanja juga saat ini menjadi

kebiasaan para remaja. Masa remaja

merupakan periode peralihan antara

masa kanak-kanak dan dewasa. Pada

masa ini remaja di antaranya mulai

mencari identitas diri, sehingga

seseorang yang sedang berada dalam

masa remaja akan sangat mudah

terpengaruh oleh berbagai hal di

sekelilingnya, baik itu yang positif

maupun yang negatif. Seiring dengan

perubahan tersebut, pada usia remaja

terbentuk pola konsumsi yang dapat

berkembang menjadi pola konsumtif.

Remaja memang sering

dijadikan target pemasaran berbagai

produk industri, antara lain karena

karakteristik mereka yang labil,

spesifik dan mudah dipengaruhi

sehingga akhirnya mendorong

munculnya berbagai gejala dalam

perilaku membeli yang tidak wajar.

Membeli tidak lagi dilakukan karena

produk tersebut memang dibutuhkan,

namun membeli dilakukan karena

alasan-alasan lain seperti sekedar

mengikuti mode, hanya ingin

mencoba produk baru, ingin

memperoleh pengakuan sosial dan

sebagainya.

Dalam memilih barang yang

akan di konsumsi, sebagian besar

para remaja sangat dipengaruhi oleh

perkembangan trend yang ada.

Terutama dengan basic psikologis

dari seorang remaja yang cenderung

masih labil dan bersifat dinamis,

membuat mereka mudah terpengaruh

oleh lingkungan pergaulan. Misalnya

saja dengan keberadaan Mall sebagai

salah satu tempat perbelanjaan yang

menawarkan berbagai konsep baru.

Produk-produk yang ditawarkan pun

sangat beraneka ragam. Dari baju,

celana, sepatu, tas, topi, bahkan

acecories dan kaset pun tersedia di

Mall. (Wahyudi : 2013 : 33)

Gaya hidup berbelanja

kebanyakan kaum remaja. Mereka

beramai-ramai pergi ke mall untuk

belanja barang apa saja yang mereka

inginkan. Biasa di kenal dengan

shopping mall. Dalam shopping

mall, kegiatan belanja yang semata-

mata transaksi jual beli mengalami

perubahan. Kegiatan belanja berubah

fungsi sebagai pengisi waktu

senggang. Ini dapat kita lihat pada

berapa banyak setiap harinya orang-

orang berkeliling di Mall tanpa

berbelanja apapun. Terkadang

mereka cuma berkeliling,

berbincang, atau mengagumi barang-

barang produk baru. Kegiatan

berbelanja merupakan salah satu cara

untuk memuaskan rasa penasaran

akan hal yang baru.

Di Kota Tanjungpinang baru

pertengahan tahun 2016 berdiri pasar

modern yang disebut Mall, yang

kemudian dikenal dengan nama Mall

Tanjungpinang City Center, hampir

semua kebutuhan pokok dijual di

Mall ini. Mulai dari perlengkapan

dapur, perlengkapan sehari-hari,

furniture, dan lain sebagainya. Hal

ini tidak terlepas dari pola perilaku

belanja pelanggan yang sedikit demi

sedikit berubah yang perlu direspons

secara aktif oleh penjual untuk dapat

mempertahankan keberlanjutan

usahanya. Dalam hal ini pelanggan

sangat memperhatikan hal-hal yang

terkait dengan nilai tambah terhadap

kenyamanan mereka dalam

Page 9: MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...Tanjungpinang mampu membeli barang-barang dengan harga mahal di mall

8

melakukan aktivitas belanja

mengingat berubahnya pandangan

bahwa belanja adalah merupakan

aktivitas rekreasi, maupun

pemenuhan keanekaragaman

kebutuhan mereka dalam satu lokasi.

Penelitian terkait tentang ini

dilakukan oleh Wahyudi (2013) yang

menjelaskan bahwa Mall umumnya

adalah seputar fashion dan pernak

pernik , produk keluaran Mall ini

terlihat modern dan eksklusif.

Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa Perilaku konsumtif

pengunjung Mall sebagian besar

dari keseluruhan adalah untuk

berbelanja dan mengkonsumsi

barang yang ditawarkan di pusat

perbelanjaan tersebut meskipun

ada beberapa berkunjung ke Mall

untuk menghilangkan rasa jenuh dan

sebagai sarana rekreasi atau hiburan,

jalan-jalan dan bersosialisasi.

Salah satu Mall yang saat ini

sedang ramai dikunjungi masyarakat

khususnya remaja adalah Mall

Tanjungpinang City Center (TCC),

tempatnya yang jauh lebih luas

dibandingkan pasar modern lainnya,

pasar ini juga memiliki fasilitas yang

jauh lebih baik sehingga masyarakat

bisa berbelanja dengan nyaman. Mall

TCC ini juga memberikan tempat

berbelanja serba ada sehingga

memudahkan masyarakat untuk

mencari kebutuhannya di satu tempat

saja karena di Mall atau pasar

modern semua kebutuhan

masyarakat bisa langsung di

dapatkan seperti berbelanja fashion

dengan merk dan harga yang

beragam, kemudian kebutuhan dapur

seperti bahan lauk pauk yang sudah

di olah maupun belum di olah

kemudian kebutuhan-kebutuhan

makanan pokok lainnya.

Masyarakat Kota

Tanjungpinang seperti remaja saat

ini banyak memenuhi Mall

Tanjungpinang City Center (TCC),

Para Remaja memilih untuk

berbelanja di Mall Tanjungpinang

Center ini karena tertarik dengan

merk-merk yang mereka sediakan,

merk-merk tersebut dianggap

memiliki kualitas yang baik

walaupun dengan harga yang juga

tidak murah. Seperti salah satunya

adalah para ibu memilih brand yang

ada di matahari untuk membeli

barang-barang keperluannya, seperti

perlengkapan fashion seperti seperti

Anisa Ladies, Body Talk, Expand,

Stylist, kemudian aksesori,

kecantikan, hingga peralatan rumah

tangga. Matahari menghadirkan

produk-produk stylish berkualitas

tinggi bekerja sama dengan pemasok

lokal dan internasional yang

terpercaya untuk menawarkan

beragam produk terkini dari merek

eksklusif dan merek internasional.

Namun permasalahannya

adalah diketahui bahwa para remaja

adalah orang-orang yang sebagian

besar masih berusia sekolah dan

tidak bekerja sehingga tidak

mempunyai pendapatan tetap, namun

saat ini remaja di Kota

Tanjungpinang mampu membeli

barang-barang dengan harga mahal

di mall. Mall dijadikan tempat baru

para remaja untuk mengisi waktu

luang. Remaja lebih memilih untuk

menghabiskan waktunya di mall

bersama teman-temannya karena di

mall menawarkan berbagai macam

tempat yang layak di kunjungi oleh

Page 10: MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...Tanjungpinang mampu membeli barang-barang dengan harga mahal di mall

9

para remaja khususnya remaja

perempuan meskipun tidak harus

berbelanja. Keberadaan mall bagi

para remaja merupakan sarana

belanja dan aktifitas sosial lain

karena di tempat ini sudah dilengkapi

dengan berbagai sarana. Para remaja

lebih banyak bersama teman-

temannya ketimbang dengan

keluarga khususnya orangtua.

Mall yang ada di Kota

Tanjungpinang membuat pengusaha

Mall berlomba-lomba menarik

perhatian konsumen termasuk remaja

putri. Untuk menarik perhatian

remaja agar membeli produk yang

dijual, pengusaha Mall melakukan

promosi penjualan seperti beli satu

dapat satu. Selain itu pengusaha juga

mengadakan discount atau potongan

harga untuk setiap pembelian

produknya. Inilah yang menjadi daya

tarik bagi para remaja, barang

dengan merk tertentu yang mahal

namun diberikan diskon hingga

separuh harga membuat banyak

remaja tertarik walaupun tidak dalam

kebutuhannya.

Merk juga merupakan salah

satu pertimbangan bagi remaja untuk

membelinya, karena ada merk

tertentu di mall kisaran harga

terbilang mahal sehingga jika

mampu membelinya ada perasaan

puas dan senang yang dirasakan oleh

remaja tersebut. Tjiptono (2005:49)

menyatakan bahwa brand image

atau brand description adalah

deskripsi tentang asosiasi dan

keyakinan konsumen terhadap merek

tertentu. Brand image merupakan

tanggapan tentang merek yang

direfleksikan konsumen yang

berpegang pada ingatan konsumen

dan cara orang berpikir tentang

sebuah merek secara abstrak dalam

pemikiran mereka, sekalipun pada

saat mereka memikirkannya, mereka

tidak berhadapan langsung dengan

produk (Keller, 2003:66).

Menurut Kotler (2005:202)

keputusan seorang dalam memilih

sesuatu tergantung dari berbagai hal.

Faktor pribadi yang dimaksud ialah

usia dan tahap siklus hidup,

pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya

hidup, serta kepribadian dan konsep-

diri pembeli. Gaya hidup adalah pola

hidup seseorang di dunia yang

terungkap pada aktivitas, minat, dan

opininya, sedangkan kepribadian

merupakan karakteristik individu

yang berbeda yang mempengaruhi

perilaku pembeliannya. Ketika

seseorang telah memperoleh

penghasilan sendiri, seseorang dapat

dengan leluasa membelanjakan apa

yang telah dihasilkannya. Seperti

membeli keperluan untuk menunjang

kebutuhan penampilannya.

Dari latar belakang

permasalahan diatas, dalam

penelitian ini mengambil judul

MAKNA BELANJA DI

TANJUNGPINANG CITY

CENTER PADA REMAJA

TANJUNGPINANG.

B. Perumusan Masalah

Dari identifikasi permasalahan yang

sudah dipaparkan dalam latar

belakang maka penulis mencoba

merumuskan masalah yaitu

Bagaimana Makna Belanja Di

Tanjungpinang City Center Pada

Remaja Tanjungpinang?

Page 11: MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...Tanjungpinang mampu membeli barang-barang dengan harga mahal di mall

10

C. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini sebagai

berikut : untuk mengetahui Makna

Belanja Di Tanjungpinang City

Center Pada Remaja Tanjungpinang

D. Konsep Operasional

Untuk mencapai realitas dalam

rangka penelitian secara empiris,

maka sejumlah konsep yang masih

abstrak perlu dioperasionalkan agar

benar-benar menyentuh fenomena

yang akan diteliti. Penentuan konsep

yang digunakan adalah sebagai

berikut:

1. Makna belanja

Makna belanja yang

dimaksud dalam penelitian

ini nilai yang diberikan oleh

masyarakat terhadap

pemilihan tempat berbelanja

dalam memenuhi

kebutuhannya.

2. Pasar Modern

Pasar yang penjual dan

pembeli tidak bertransaksi

secara langsung melainkan

pembeli melihat label harga

yang tercantum dalam barang

(barcode), berada dalam

bangunan dan pelayanannya

dilakukan secara mandiri

(swalayan) atau dilayani oleh

pramuniaga.

3. Perilaku Konsumtif

Perilaku konsumtif dalam

penelitian ini adalah perilaku

remaja yang tidak lagi

berdasarkan pada

pertimbangan yang rasional,

hasrat yang besar untuk

memiliki benda-benda

mewah dan berlebihan dan

penggunaaan segala hal yang

dianggap paling mahal dan

didorong oleh semua

keinginan untuk memenuhi

hasrat kesenangan semata-

mata.

4. Remaja

Remaja yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah

Remaja berumur 17 sampai

dengan 20 tahun yang

berkunjung dan berbelanja di

Mall Tanjungpinang City

Center sebagai salah satu

Mall atau pasar modern yang

ada di Kota Tanjungpinang,

E. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah jenis

Deskriptif dengan pendekatan

Kualitatif. Penelitian kualitatif

merupakan data yang berupa kata-

kata, gambar dan bukan angka-angka

(Moleong, 2011: 11). Penelitian

kualitatif' adalah penelitian tentang

riset yang bersifat deskriptif dan

cenderung menggunakan analisis .

Proses dan makna (perspektif subjek)

lebih ditonjolkan dalam penelitian

kualitatif. Landasan teori

dimanfaatkan sebagai pemandu agar

fokus penelitian sesuai dengan fakta

di lapangan. Selain itu landasan teori

juga bermanfaat untuk memberikan

gambaran umum tentang latar

penelitian dan sebagai bahan

pembahasan hasil penelitian

F. Analisa Data

Analisis data dilakukan untuk

menganalisa data-data yang didapat

dari penelitian ini adalah analisis

Kualitatif, Pendapat Moleong

(2011:248) bahwa analisis deskriptif

Page 12: MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...Tanjungpinang mampu membeli barang-barang dengan harga mahal di mall

11

kualitatif, yaitu Upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan

data, memilah-milahnya menjadi

satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa

yang penting dan apa yang dipelajari

dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Belanja adalah kata yang sering

digunakan sehari-hari dalam konteks

perekonomian, baik di dunia usaha

maupun di dalam rumah tangga.

Namun kata yang sama telah

berkembang artinya sebagai suatu

cerminan gaya hidup dan rekreasi

pada masyarakat kelas ekonomi

tertentu. Belanja juga punya arti

tersendiri bagi remaja. Seiring

dengan terjadinya perubahan

perekonomian dan globalisasi, terjadi

pula perubahan dalam perilaku

membeli pada masyarakat.

Terkadang seseorang membeli

sesuatu bukan didasari pada

kebutuhan yang sebenarnya. Perilaku

membeli yang tidak sesuai

kebutuhan dilakukan semata-mata

demi kesenangan, sehingga

menyebabkan seseorang menjadi

boros. Perilaku ini dikenal dengan

istilah perilaku konsumtif. Perilaku

ini dapat terjadi pada setiap orang

termasuk kaum remaja.

Gaya hidup berbelanja kebanyakan

dilakukan oleh kaum remaja. Mereka

beramai-ramai pergi ke mall untuk

belanja barang apa saja yang mereka

inginkan. Pelaku utama gaya hidup

konsumtif adalah kelompok usia

remaja. Hal tersebut terkait dengan

karakteristik remaja yang mudah

terbujuk dengan hal-hal yang

menyenangkan, ikut–ikutan teman,

dan cenderung boros dala

menggunakan uang

Gaya hidup didefinisikan

sebagai cara hidup yang

diidentifikasikan oleh bagaimana

orang menghabiskan waktu

(aktivitas), apa yang mereka anggap

penting dalam lingkungannya

(ketertarikan), dan apa yang mereka

pikirkan tentang diri mereka sendiri

dan juga dunia di sekitarnya

(pendapat). Menurut Kottler (dalam

Sakinah, 2002:78) dijelaskan bahwa,

“Gaya hidup mennggambarkan

keseluruhan diri seseorang yang

berinteraksi dengan lingkungannya”.

Hal ini berarti gaya hidup adalah

perpaduan antara kebutuhan ekspresi

diri dan harapan kelompok terhadap

seseorang dalam bertindak

berdasarkan pada norma yang

berlaku.

Gaya hidup seseorang dapat

dilihat dari perilaku yang dilakukan

oleh individu seperti kegiatan-

kegiatan untuk mendapatkan atau

mempergunakan barang-barang dan

jasa, termasuk didalamnya proses

pengambilan keputusan pada

penentuan kegiatan-kegiatan

tersebut. Amstrong (dalam

Nugrahen, 2003:15) menyatakan

bahwa “faktor-faktor yang

mempengaruhi gaya hidup seseorang

adalah sikap, pengalaman, dan

pengamatan, kepribadian, konsep

diri, motif, persepsi, kelompok

referensi, kelas sosial, keluarga, dan

kebudayaan”.

Page 13: MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...Tanjungpinang mampu membeli barang-barang dengan harga mahal di mall

12

Dari pendapat tersebut dapat

dikelompokkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi gaya hidup

yaitu faktor yang berasal dari dalam

diri individu (internal) dan faktor

yang berasal dari luar (eksternal).

Faktor internal yaitu sikap,

pengalaman dan pengamatan,

kepribadian, konsep diri, motif, dan

persepsi. Dan faktor eksternal yaitu

kelompok referensi, keluarga, kelas

sosial, dan kebudayaan. Gaya hidup

didefinisikan sebagai cara hidup

yang diidentifikasikan oleh

bagaimana orang menghabiskan

waktu (aktivitas), apa yang mereka

anggap penting dalam lingkungannya

(ketertarikan), dan apa yang mereka

pikirkan tentang diri mereka sendiri

dan juga dunia di sekitarnya

(pendapat). Gaya hidup hanyalah

salah satu cara mengelompokkan

konsumen secara psikografis. Gaya

hidup pada prinsipnya adalah

bagaimana seseorang menghabiskan

waktu dan uangnya. Gaya hidup

dapat mempengaruhi perilaku

seseorang, dan akhirnya menentukan

pilihan-pilihan konsumsi seseorang.

Gaya hidup selalu berkaitan

dengan upaya untuk membuat diri

eksis dalam cara tertentu dan berbeda

dari kelompok lain. Menurut Machin

& Leeuwen (dalam Bagong Suyanto,

2013 : 138-143), berbeda dengan

individual style (gaya pribadi) dan

social style (gaya sosial), yang

dimaksud life style (gaya hidup)

disini adalah gabungan dari kedua

gaya pribadi dan gaya sosial yang

muncul pada wilayah sosial tertentu,

merupakan aktivitas bersama dalam

mengisi waktu senggang, dan sikap

dalam menghadapi, isu sosial

tertentu.

Gaya hidup menurut Kotler

(2002:192) adalah pola hidup

seseorang di dunia yang iekspresikan

dalam aktivitas, minat, dan opininya.

Gaya hidup menggambarkan

“keseluruhan diri seseorang” dalam

berinteraksi dengan lingkungannya.

Gaya hidup menggambarkan seluruh

pola seseorang dalama beraksi dan

berinteraksi di dunia. Menurut

Assael, gaya hidup adalah “A mode

of living that is identified by how

people spend their time (activities),

what they consider important in their

environment (interest), and what they

think of themselves and the world

around them (opinions)”. Secara

umum dapat diartikan sebagai suatu

gaya hidup yang dikenali dengan

bagaimana orang menghabiskan

waktunya (aktivitas), apa yang

penting orang pertimbangkan pada

lingkungan (minat), dan apa yang

orang pikirkan tentang diri sendiri

dan dunia di sekitar (opini).

Sedangkan menurut Minor

dan Mowen (2002 : 282), gaya hidup

adalah menunjukkan bagaimana

orang hidup, bagaimana

membelanjakan uangnya, dan

bagaimana mengalokasikan waktu.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa

gaya hidup adalah pola hidup

seseorang yang dinyatakan dalam

kegiatan, minat dan pendapatnya

dalam membelanjakan uangnya dan

bagaimana mengalokasikan waktu.

Faktor-faktor utama pembentuk gaya

hidup dapat dibagi menjadi dua yaitu

secara demografis dan psikografis.

Faktor demografis misalnya

berdasarkan tingkat pendidikan, usia,

tingkat penghasilan dan jenis

kelamin, sedangkan faktor

psikografis lebih kompleks karena

Page 14: MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...Tanjungpinang mampu membeli barang-barang dengan harga mahal di mall

13

indikator penyusunnya dari

karakteristik konsumen.

Perilaku individu muncul

karena adanya motif kebutuhan

untuk merasa aman dan kebutuhan

terhadap prestise merupakan

beberapa contoh tentang motif. Jika

motif seseorang terhadap kebutuhan

prestise itu besar maka akan

membentuk gaya hidup yang

cenderng mengarah kepada gaya

hidup hendonis. Dari berbelanja di

Mall akan mengakibatkan keinginan

peningkatan prestise atau kelas sosial

mereka dengan penampilan yang

modern atau sebagainya. Antusiasme

masyarakat untuk selalu mengikuti

perkembangan jaman untuk

peningkatan prestise dan gengsi,

serta merupakan Life Style. Hal ini

dilakukan untuk memperoleh posisi

sosial

Gaya hidup konsumtif

memiliki arti sebagai gaya hidup

yang menganggap barang-barang

sebagai ukuran kesenangan,

kebahagiaan, dan harga diri

(prestise). Dengan sifat atau gaya

hidup yang seperti ini, orang akan

terdorong untuk membeli barang dan

jasa yang sebenarnya belum menjadi

kebutuhannya.

Remaja tidak hanya

menganggap merek sebagai sebuah

nama produk, tetapi terkadang

menjadi identitas yang akan

membedakannya dengan produk lain

yang dirancang untuk memenuhi

kebutuhanyang sama, dan hal ini

akan mempermudah dalam

melakukan keputusan pembelian.

Suryani (2008) menjelaskan citra

terhadap merek mempunyai peran

penting dalam mempengaruhi

perilaku pembelian. Remaja

mempunyai citra positif terhadap

merek cenderung memilih merek

tersebut dalam pembelian. Menurut

Kotler (2012: 202) Keputusan

pembelian adalah suatu tahap dimana

konsumen telah memiliki pilihan dan

siap untuk melakukan pembelian

atau pertukaran antara uang dan janji

untuk membayar dengan hak

kepemilikan atau penggunaan suatu

barang atau jasa. Menurut Nugroho

(2008: 413) keputusan pembelian

adalah suatu proses pemilihan

diantara dua atau lebih alternatif,

dimana suatu aspek perilaku dan

kondisi dilibatkan dalam suatu

pengambilan keputusan konsumen,

termasuk pengetahuan, kepercayaan,

perhatian dan pemahaman produk

yang ditawarkan.

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI

PENELITIAN

A. Fenomena Belanja

Survei yang diselenggarakan

menunjukkan 52% responden datang

ke mal untuk hang out, 24% karena

akan membeli sesuatu, 18% untuk

window shopping, dan masing-

masing 3% datang ke mal karena ada

urusan pekerjaan dan sebagai tempat

transit. Mengingat tujuan kedatangan

mereka, tak heran kalau mereka tidak

sendirian datang ke mal. Sekitar 42%

responden mengaku datang bersama

temannya, masing-masing 22%

datang bersama pasangan atau

keluarga, dan masing-masing 5,7%

datang sendiri atau bersama klien.

Sebagai ruang bersosialisasi, tidak

Page 15: MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...Tanjungpinang mampu membeli barang-barang dengan harga mahal di mall

14

mengherankan responden betah

berlamalama menghabiskan waktu di

mal. (http://repository.wima.ac.id

diakses tanggal 2 Februari 2017)

Di Indonesia sendiri, Mall

nampaknya sudah menjadi sebuah

keharusan bagi kota-kota di berbagai

propinsi. Mall telah menjadi sebuah

identitas dari sebuah kota. Sebagaian

kota besar di Indonesia menghiasi

dirinya dengan bangunan-bangunan

super megah yang menawarkan

berbagai kebutuhan manusia. Di

tengah tekanan ekonomi yang masih

membelit sebagian masyarakat. Di

dalam Mall seseorang bisa bebas

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Manusia memiliki kebutuhan mulai

dari kebutuhan fisik hingga

kebutuhan untuk mengaktualisasikan

diri. Berkaitan dengan itu, Mall-lah

yang dapat memenuhi semuanya.

B. Gambaran Umum Tempat

Berbelanja di Kota Tanjungpinang

Secara geografis Kota

Tanjungpinang mempunyai

kedudukan yang cukup strategis baik

segi ekonomi, pertahanan dan

keamanan maupun sosial budaya.

Kota Tanjungpinang terletak dipulau

Bintan, Jumlah penduduk di Kota

Tanjungpinang adalah 65.732 kepala

keluarga. Pasar tradisonal dirasakan

sebagian orang kurang nyaman

karena berbagai alasan seperti jalan

yang kotor, becek kemudian

kesehatan makanan kurang terjaga ,

dan karena banyak orang dengan

wilayah yang kecil banyak terjadi

kejahatan kriminal seperti

porampokan. Di Tanjungpinang

sendiri pasar tradisonal ada di

beberapa tempat, seperti :

Tabel 3.1

Data Pasar Tradisional

No Nama Alamat

1 Pasar Raya

Kota

Tanjungpinang

Jalan Teuku

Umar

2 Pasar

Tanjungpinang

Jalan

Merdeka

3 Pasar

Tanjungpinang

Jalan Pos

4 Pasar

Tanjungpinang

Jalan Bintan

5 Pasar Baru Jalan Pasar

Ikan

6 Pasar Ikan Jalan Plantar

2

7 Pasar Ikan Jalan Plantar

3

8 Pasar

Tanjungpinang

Jalan Gambir

9 Pasar

Tanjungpinang

Jalan

Temiang

10 Pasar

Tanjungpinang

Jalan Tambak

11 Pasar

Tanjungpinang

Jalan mawar

12 Pasar

Tanjungpinang

Jalan Plantar

4

12 Pasar

Tanjungpinang

Jalan

Ketapang

14 Pasar Bestari Kawasan

Bintan

Centre,Jalan

D.I. Panjaitan

Km.9.

Sumber : Dinas Perindustrian Dan

Perdagangan Kota Tanjungpinang,

2017

Pasar tradisional adalah pasar

yang dalam pelaksanaannya bersifat

tradisional dan di tandai dengan

Page 16: MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...Tanjungpinang mampu membeli barang-barang dengan harga mahal di mall

15

pemebeli serta penjual yang bertemu

secara langsung. Pasar tradisional

memiliki ciri-ciri seperti proses jual

beli memlalui tawar menawar,brang

yang di sediakan umumnya barang

keperluan dapur dan rumah tangga,

misalkan sayur mayur, lauk pauk dan

lain-lain. Ciri-ciri lainya yaitu harga

relatif lebih murah, namun tempat

atau area pasar tradisional yaitu area

terbuka dan tidak ber AC yang pada

biasanya pasar tradisional terlihat

kotor, becek dan tidak beraturan.

Berdasarkan tabel diatas diketahui

bahwa ada 2 pasar besar di Kota

Tanjungpinang yaitu Pasar Raya

Kota Tanjungpinang adalah pasar

tradisional terbesar di Tanjungpinang

yang selalu ramai akan pengunjung

dan penjual. Pasar ini memanjang

dari. Pasar ini terdiri dari Pasar

Ikan,Pasar Sayur,dan Pasar Baru. Di

sini pembeli bisa melihat berbagai

sayur mayur,buah-buahan,lauk

pauk,produk lokal

tanjungpinang,bumbu

masakan,hingga pakaian.

Kemudian Pasar Bestari

adalah pasar indoor atau pasar dalam

ruangan di Kawasan Bintan

Centre,Jalan D.I. Panjaitan Km.9.

Pasar ini berada di dekat Terminal

Sei Carang. Anda dapat melihat

berbagai aneka produk seperti sayur

mayur,buah-buahan,barang

elektronik,hingga pakaian. Pasar ini

dibuat untuk memudahkan

masyarakat terutama masyarakat

Tanjungpinang Timur yang jauh jika

pergi ke Pasar Raya Kota

Tanjungpinang. Di Kota

Tanjungpinang juga memiliki pasar

modern yang dapat dilihat dari tabel

berikut :

Tabel 3.2

Data Pasar Modern

N

o

Nama Alamat

1 Mall

Ramayana

Tanjung

Pinang

Jalan Wiratno

2 Bestari Mall Teuku Umar

3 Bintan Indah

Mall

Jalan Pos

4 Pasaraya

Bintan 21

Jl.Ir.Sutami

5 Kurnia

Swalayan

Jl.Gatot

Subroto Km.6

6 Suryadi

Swalayan

Jl.Raja Ali

Haji

7 Zoom

Swalayan

Jl. Pemuda

8 Pinang Lestari

Swalayan

Jl.D.I.Panjaita

n Km.9

9 Sumber

Rezeki

Swalayan

Jl.Adi Sucipto

Km.10

10 Tanjungpinan

g City Center

Jl. R.H

Fisabilillah

Sumber : Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Tanjungpinang,

2017

Pasar modern adalah pasar pasar

yang bersifat modern yang dimana

barang dagangannya diperjual

belikan dengan harga yang pas

sehingga tidak ada aktivitas tawar

menawar dan dengan layanan yang

baik. Definisi pasar modern yang

lain adalah pasar ini penjual dan

konsumen tidak melakukan

transakasi secara langsung,

melainkan konsumen melihat label

harga yang sudah tertera pada

Page 17: MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...Tanjungpinang mampu membeli barang-barang dengan harga mahal di mall

16

barang, pasar ini berada dalam

ruangan dan juga pelayanannya

dilakukan secara swalayan atau bisa

juga dilayani oleh pramuniaga.

Barang yang dijual umumnya

memiliki kualitas yang baik. Ciri-

ciri pasar modern yaitu tidak adanya

tawar menawaar, pemebeli tidak di

layani langsung oleh pembeli namun

pembeli melayani diri sendiri

ataupun di layani oleh pramuniaga,

harga sudah terteradi dekat barang

yang akan di beli atau sudah ada di

barang yang di jual (barcode) dan

biasanya memiliki kualitas yang

baik. Barang – barang yang di jual di

pasar moderen beraneka ragam dan

pada umumnya bisa bertahan lama,

contoh nya sepeda, baju, cosmetik

dan lian-lain.

Pasar moderen berada dalam

lingkungan yang bersih, berAC dan

barang-barang yang di jual di tata

sangat teratur agar para pembeli

mudah untuk

menemukannya.pembayaran di

lakukan dengan membawa barang ke

kasir.

C. Tanjungpinang City Center

Tanjungpinang City Center (TCC)

dibuka Kamis 26 Mei 2016 Mal yang

berdiri di atas lahan 30 hektare di

kawasan D’Green City, Jalan Aisyah

Sulaiman atau Batu 8 atas ini

merupakan shopping mall terbesar di

Tanjungpinang. Soft opening

ditandai dengan pembukaan perdana

gerai Matahari Department Store

yang ke-145. Kemudian disusul

Hypermart pada 30 Mei, dan

Amazone di Juni 2016. Selain

anchor tenant, berbagai tenant

kategori food and beverage, fashion,

aksesoris, gadget segera mengisi dan

melengkapi TCC.

Mall atau pasar modern ini optimis

akan segera memenuhi tingkat

occupancy mall TCC sampai akhir

tahun ini. Pihak manajemen akan

berusaha yang terbaik untuk

menyediakan pilihan tenant dan

fasilitas yang variatif dan lengkap,

sehingga TCC dapat menjadi pusat

hiburan dan belanja keluarga terbesar

dan terlengkap di Tanjungpinang.

Selagi berbelanja diskon heboh

sampai dengan 70 persen dari

Matahari Department Store, para

pengunjung dapat menikmati

berbagai macam pilihan dan promo

menarik dari tenant fashion dan

aksesoris seperti Triset OXA, Fipper,

Mega World, Sinar Sakti Cellular,

Leenover Communication, Cutiery,

Koala Tree, Kids Fashion, Venus,

Toko Jam Sepuluh, Lyart Boutique,

Ishop, dan Zazezo.

Pengunjung yang membawa anaknya

dapat menikmati wahana rekreasi

MW Fun Ride, permainan dengan

hover board. Setelah belanja dan

bermain, bagi dapat beristirahat di

CFC, Miss Bubble Tea, SGT Food,

QQ Ice Cream, Pizza Rich, dan

Ayam Goreng Fatmawati.

Mal ini juga dapat menjadi alternatif

destinasi bagi wisatawan domestik

maupun asing yang sedang

mengunjungi Pulau Bintan, dengan

hadirnya TCC dapat memacu roda

perekonomian Tanjungpinang dan

khusus untuk masyarakat

Tanjungpinang, dapat lebih antusias

Page 18: MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...Tanjungpinang mampu membeli barang-barang dengan harga mahal di mall

17

lagi dalam berwirausaha.

Tanjungpinang City Center adalah

mall ke empat yang dibangun oleh

Blacksteel Malls (The Blacksteel

Group) dan akan melakukan Grand

Opening tahun 2016. Anchor tenants

yang akan bergabung seperti

Matahari Department Store,

Hypermart, big tenants seperti

Cinemaxx, Amazone dan lainnya

dengan fasilitas yang lengkap

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

MAKNA BELANJA DI

TANJUNGPINANG CITY

CENTER PADA MASYARAKAT

TANJUNGPINANG

1. Diskon

Berdasarkan hasil wawancara

dengan informan maka dapat

dianalisa bahwa para remaja

memaknai bahwa belanja di Mall

merupakan trend yang saat ini harus

diikuti, para remaja ini rela untuk

tidak jajan di sekolah demi pergi ke

Mall untuk membeli barang-barang

bermerk dengan kualitas bagus

dengan harga yang tidak murah. Ke

Mall bukan saja suatu kebutuhan

tetapi saat ini lebih cenderung ke

gaya hidup remaja, remaja memilih

mall untuk sekedar jalan-jalan, atau

makan-makan dan berkumpul

dengan alasan tempatnya nyaman.

Menurut Weber, tindakan

bermakna sosial sejauh berdasarkan

makna subjektifnya yang diberikan

individu atau individu-individu,

tindakan itu mempertimbangkan

perilaku orang lain dan karenanya

diorientasikan dalam penampilannya

(Mulyana, 2001: 61).

Untuk wilayah Kota

Tanjungpinang saat ini tempat-

tempat nongkrong remaja masakini

sudah menjamur dimana-mana,

mudah menemui remaja masakini

yang nongkrong di mall-mall besar

yang ada di Kota Tanjungpinang.

Terutama di Mall TCC yang

sekarang menjadi mall yang padat

dengan pengunjungnya terutama

remaja masakini. Dari kalangan atas,

menengah bahkan sampai kalangan

bawah pun gemar mengunjungi mall

TCC ini. Mall mempunyai banyak

fungsi bagi pengunjungnya. Selain

shopping, jalan-jalan, makan-makan,

nonton mall juga berfungsi sebagai

tempat berkumpulnya remaja-remaja

masakini yang menggandrungi gaya

hidup modern. Dengan tersedianya

fasilitas yang lengkap ditambah lagi

dengan adanya wifi dan free hot spot

yang menunjang gaya hidup para

remaja masakini yang sedang

menggilai internet. Nongkrong

merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan sendiri atau beramai-ramai

dengan cara duduk santai di suatu

tempat yang ramai.

2. Merek barang

Menurut Weber, tindakan

bermakna sosial sejauh berdasarkan

makna subjektifnya yang diberikan

individu atau individu-individu,

tindakan itu mempertimbangkan

perilaku orang lain dan karenanya

diorientasikan dalam penampilannya

(Mulyana, 2001: 61). Berdasarkan

hasil wawancara dengan informan

maka dapat dianalisa bahwa pasar

modern seperti Mall Tanjungpinang

Page 19: MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...Tanjungpinang mampu membeli barang-barang dengan harga mahal di mall

18

City Center merupakan salah satu

mall yang berada di Tanjungpinang

yang saat ini menjadi pilihan bagi

remaja untuk berbelanja. Remaja

yang berkunjung ke Mall dalam

setiap bulan bervariasi dari jumlah

kunjungan antara 1 sampai dengan 4

kali seminggu, hal tersebut

menandakan bahwa remaja yang

berkunjung dengan jumlah yang

besar dalam setiap bulannya

dikategorikan sebagai berperilaku

konsumtif, karena kebanyakan

remaja yang berkunjung tidak

memproduksi barang melainkan

melainkan berbelanja.

Aktivitas remaja di Mall

sebagian besar adalah berbelanja,

dan selain itu juga Mall adalah

tempat jalan-jalan, hiburan maupun

bersosialisasi, kemudian remaja

hanya untuk terlihat modern didepan

teman-teman sebaya. Perilaku remaja

dalam berbelanja di Mall sebagian

besar tidak lain ingin memperoleh

kepuasan tersendiri dengan membeli

barang yang dapat memenuhi

kebutuhannya serta rasa kepuasaan

disamping itu juga remaja ingin

menikmati suasana yang nyaman

dalam membeli barang yang

ditawarkan.

B. Perilaku Konsumtif

Berdasarkan hasil wawancara

dengan informan maka dapat

dianalisa bahwa adanya mall

membuat para remaja datang dan

senang berbelanja walaupun kadang

apa yang dibeli tidak sesuai dengan

kebutuhan terutama pada fashion.

Hurlock (dalam Anastasia,dkk. 2008:

182) menyatakan bahwa pakaian

menentukan dikelompok mana

seseorang diterima sebagai anggota.

Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa remaja putri mengkonsumsi

produk fashion terutama karena

berdasarkan perasaan dan emosi

ingin diterima dalam kelonpok

dengan mempresentasikan diri

melalui penampilan mereka. Karena

dorongan tersebut, remaja akan lebih

mudah melakukan perilaku

konsumtif pada produk fashion yang

selalu berubah setiap waktu.

Kemudian senada dengan Sudiantara

(2003: 73-74) mengungkapkan

bahwa aspek perilaku konsumtif

produk fashion adalah: pembelian

untuk memperoleh kesenangan,

membeli secara berlebihan,

pencapaian status sosial dan membeli

diluar kebutuhan.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian

maka dapat dianalisa bahwa Makna

Belanja Di Tanjungpinang City

Center Pada Remaja Tanjungpinang

khususnya remaja putri adalah

belanja di mall merupakan suatu hal

yang menyenangkan dan

memberikan rasa bangga bagi para

remaja, mengingat tempatnya yang

nyaman, produknya yang bagus dan

harganya yang mahal, hasil

penelitian ini dapat diuraikan sebagai

berikut :

Bagi remaja mereka memilih

Mall karena pelayanan yang ramah

tempat yang yang nyaman, kemudian

barang yang mereka inginkan mudah

di dapatkan, mall menyediakan

Page 20: MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...Tanjungpinang mampu membeli barang-barang dengan harga mahal di mall

19

banyak barang dengan harga yang

tidak murah, tetapi para remaja lebih

memilih berbelanja di mall dari pada

di pasar. Tidak dapat dipungkiri lagi

bahwa gaya hidup anak remaja kini

sangat berbeda dengan gaya hidup

anak remaja dulu, kalau dulu anak

remajanya tidak mengenal yang

namanya fashion atau berbagai

macam model pakaian. Kini justru

sebaliknya anak remaja justru

bergelut dengan hal-hal tersebut dan

menjadi gaya hidup mereka tiap

harinya, para remaja memaknai

bahwa belanja di Mall merupakan

trend yang saat ini harus diikuti, para

remaja ini rela untuk tidak jajan di

sekolah demi pergi ke Mall untuk

membeli barang-barang bermerk

dengan kualitas bagus dengan harga

yang tidak murah. Ke Mall bukan

saja suatu kebutuhan tetapi saat ini

lebih cenderung ke gaya hidup

remaja, remaja memilih mall untuk

sekedar jalan-jalan, atau makan-

makan dan berkumpul dengan alasan

tempatnya nyaman

Kemudian para remaja

mempunyai rasa bangga dan senang

jika sudah mampu berbelanja di

Mall, remaja yang berbelanja di

pasar modern seperti Mall TCC ada

rasa senang dan puas karena bisa

memiliki barang bagus dan mahal.

Sosial ekonomi para remaja

pengunjung Mall bervariasi,

sebagian remaja belum bekerja

sehingga kebutuhan dan uang saku

masih ditanggung sepenuhnya oleh

orang tua. pasar modern seperti Mall

Tanjungpinang City Center

merupakan salah satu mall yang

berada di Tanjungpinang yang saat

ini menjadi pilihan bagi remaja untuk

berbelanja. Remaja yang berkunjung

ke Mall dalam setiap bulan bervariasi

dari jumlah kunjungan antara 1

sampai dengan 4 kali seminggu, hal

tersebut menandakan bahwa remaja

yang berkunjung dengan jumlah

yang besar dalam setiap bulannya

dikategorikan sebagai berperilaku

konsumtif, karena kebanyakan

remaja yang berkunjung tidak

memproduksi barang melainkan

melainkan berbelanja. Aktivitas

remaja di Mall sebagian besar adalah

berbelanja, dan selain itu juga Mall

adalah tempat jalan-jalan, hiburan

maupun bersosialisasi, kemudian

remaja hanya untuk terlihat modern

didepan teman-teman sebaya.

B. Saran

Adapun saran yang dapat

disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Perlu adanya pemahaman

kepada para remaja tentang

makna belanja sesungguhnya

bahwa belanja adalah

melengkapi kebutuhan bukan

membeli barang yang tidak

prioritas sehingga cenderung

ke arah konsumtif

2. Perlu ada pengawasan dari

orang tua terhadap aktivitas

anak remajanya di luar rumah

agar tidak berperilaku negatif

seperti pemborosan dan

menghabiskan waktu hanya

dengan jalan-jalan di Mall

Page 21: MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...Tanjungpinang mampu membeli barang-barang dengan harga mahal di mall

20

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU-BUKU

Abdulsyani. 2012. Sosiologi:

Skematika, Teori, dan

Terapan. Jakarta: PT. Bumi.

Aksara.

Agus, Salim. 2008. Teori dan

Paradigma Penelitian Sosial.

Yogyakarta: Tiara Wacana.

Bagong, Suyanto J. Dwi Narwoko.

2004. Sosiologi Teks

Pengantar dan Terapan.

Jakarta: Kencana Media

Group.

Damsar. 2011. Pengantar Sosiologi

Ekonomi. Jakarta: Kencana.

Danang Sunyoto. 2012. Konsep

Dasar Riset Pemasaran dan

Perilaku Konsumen,

Yogyakarta: CAPS

H.A.R Tilaar. 2004.

Multikulturalisme, Jakarta :

Grasindo.

Kartini Kartono. 2007.

Perkembangan Psikologi

Anak. Jakarta: Erlangga.

Kuswarno, Engkus. 2008. Etnografi

Komunikasi Suatu Pengantar

dan. Contoh Penelitiannya.

Bandung : Widya

Padjadjaran.

Mangkunegara. 2005. Sumber Daya

Manusia perusahaan. Remaja.

Rosdakarya: Bandung.

Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi

Penelitian Kualitatif.

Bandung : PT.Remaja

Rosdakarya.

Mulyana, Dedi. 2001. Ilmu

Komunikasi, Suatu

Pengantar. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Nugroho J. Setiadi. 2008. Perilaku

Konsumen. Jakarta:

Kencana,2008.

Rahman Helmi dan Marnah. 2015.

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Keputusan

Konsumen Berbelanja Di

Hypermart Duta Mall

Banjarmasin.

portalgaruda.org

Ritzer,George. 2014. Sosiologi Ilmu

Pengetahuan Berparadigma

Ganda, jakrta :Rajawali Pers.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian

Bisnis: Penerbit CV.

Alfabeta: Bandung.

Sunarto, Kamanto. 2006. Pengantar

Sosiologi (Edisi Revisi).

Jakarta: Lembaga. Penerbit

Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia

Soerjono Soekanto; 2009, Sosiologi

Suatu Pengantar, Edisi Baru,

Rajawali Pers Jakarta

Solomon, R. Michael. 2002.

Consumer Behavior, Buying,

Having, and Being. 8th

Edition. New Jersey: Prentice

Hall.

Page 22: MAKNA BELANJA DI TANJUNGPINANG CITY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...Tanjungpinang mampu membeli barang-barang dengan harga mahal di mall

21

Stice & Skousen. 2007. Akuntansi

Keuangan. Edisi Enam Belas.

Jakarta :Salemba Empat

Tambunan, 2001, Perekonomian

Indonesia, Penerbit Ghalia

Indonesia,. Jakarta.

Jurnal :

Rahman Helmi dan Marnah. 2015.

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Keputusan

Konsumen Berbelanja Di

Hypermart Duta Mall

Banjarmasin.

download.portalgaruda.org

Wahyudi. 2013. Tinjauan tentang

perilaku konsumtif remaja

pengunjung mall Samarinda

central plaza. eJournal

Sosiologi, 2013, 1 (4): 26 -

36 ISSN 0000-0000,

ejournal.sos.fisip-unmul.org

Internet :

Haris. 2005. remembrance

is power

(on-line) http://www.

freewebs.com kolektif bunga

konsumerisme. htm (diakses

tanggal 20 Juni 2016)

Sinaga, Pariaman. 2008. Menuju

Pasar Yang Berorientasi Pada

Perilaku Konsumen. Sumber

www.smecda.com/deputi7/fil

e_makalah

http://www.anneahira.com diakses

tanggal 2 Desember 2016