mal nutri si
DESCRIPTION
anakTRANSCRIPT
Latar BelakangMalnutrisi merupakan masalah yang menjadi perhatian internasional serta memiliki berbagai sebab yang saling berkaitan. Penyebab malnutrisi menurut kerangka konseptual UNICEF dapat dibedakan menjadi penyebab langsung (immediate cause), penyebab tidak langsung (underlying cause) dan penyebab dasar (basic cause).
Malnutrition Is
PENGERTIAN
Malnutrisi adalah keadaan terang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam keadaan sehari-hari sehingga tidak memenuhi dalam angka kecukupan gizi. (Depkes RI, 1999).
.KLASIFIKASI
GANGGUAN GIZI•Berat badan > 120% baku : gizi lebih.•Berat badan 80-120% baku : gizi cukup/ baik.•Berat badan 60-80% baku, tanpa edema : gizi kurang (MEP ringan).•Berat badan 60-80% baku, dengan edema : kwashiorkor (MEP berat).•Berat badan < 60% dari baku, tanpa
edema : marasmus.•Berat badan < 60% baku, dengan edema : marasmik-kwashiorkor (MEP
berat).
• Sedangkan terjadinya marasmus juga dapat disebabkan faktor makanan dengan kadar kalori dan protein yang kurang dari kebutuhan tubuh, sehingga dapat terjadi atrofi jaringan khususnya pada lapisan subkutan dan akhirnya kelihatan kurus seperti orang tua. Marasmus timbul akibat kekurangan energi (kalori) sedangkan kebutuhan protein relatif cukup.
Patofisiologi
Terjadinya kwashiorkor dapat diawali oleh faktor makanan yang kadar proteinnya kurang dari kebutuhan tubuh sehingga akan kekurangan asam amino esensial dalam serum yang diperlukan dalam pertumbuhan dan perbaikan sel. Kemudian produksi albumin dalam hati pun berkurang, sehingga berbagai kemungkinan terjadi hipoproteinemia yang dapat menyebabkan edema dan akhirnya menyebabkan asites, gangguan mata, kulit, dan lain-lain.
• Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Gangguan keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas primer) sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen (obesitas sekunder) akibat adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik (meliputi 10%).
•MANIFESTASI KLINIKManifestasi klinik antara Marasmus dan
Kwashiorkor sebenarnya berbeda walaupun dapat terjadi bersama-sama.
Manifestasi Klinik Kwashiorkor
Pertumbuhan terganggu Perubahan mentalsebagian besar ditemukan edema ringan sampai beratGejala gastrointestinalGangguan pertumbuhan rambutKulit kering, bersisikPembesaran hatiAnemiaPada pemeriksaan kimia darah ditemukan hipoalbuminemia dengan kadar globulin normal, kadar kolesterol serum rendah.Pada biopsi hati ditemukan perlemakanHasil autopsi pasien kwashiorkor yang berat menunjukkan terjadinya perubahan degeneratif pada semua organ
Manifestasi Klinik Marasmus•Pertumbuhan berkurang atau terhenti, otot-
otot atrofi•Perubahan mental (cengeng, sering
terbangun tengah malam)•Sering diare, warna hijau tua, terdiri dari
lendir dengan sedikit tinja.•Turgor kulit menurn, tampak keriput karena
kehilangan jaringan lemak bawah kulit•Pada keadaan marasmik yang berat, lemak
pipi juga hilang sehingga wajah tampak lebih tua, tulang pipi dan dagu kelihatan menonjol
•Vena superfisial tampak lebih jelas•Perut membuncit dengan gambaran usus
yang jelas.
Manifestasi Klinik ObesitasSalah satu tanda-tanda dari obesitas adalah penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan didalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasaan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan.Biasanya gangguan pernapasan itu terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernapasan untuk sementara (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang kualitas biologiknya baik.
Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin.
Pemberian terapi cairan dan
elektrolitPenatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti masalah diare berat.Pengkajian riwayat
status sosial ekonomi, kaji riwayat pola makan, pengkajian antropometri, kaji manifestasi
klinis, monitor hasil laboratorium, timbang berat badan, kaji tanda-tanda vital.
Penanganan KKP berat
Menurut Arisman, 2004:105
Komposisi ppemberian CRO (Cairan Rehidrasi Oral) sebanyak 70-100 cc/kg BB biasanya cukup untuk mengoreksi dehidrasi.
Berika makanan cair yang mengandung 75-100 kkal/cc, masing-masing disebut sebagai F-75 dan F-100.
Menurut Nuchsan LubisPenatalaksanaan penderita marasmus yang dirawat di RS dibagi dalam beberapa tahap,
yaitu :1.Tahap awal :24-48 jam pertama merupakan masa kritis,
2.Mula-mula diberikan 60 ml/kg BB pada 4-8 jam pertama.Kemudian 140ml sisanya diberikan dalam 16-20 jam berikutnya.3.Cairan diberikan 200ml/kg BB/ hari.
4.Tahap penyesuaian terhadap pemberian makanan5.Pada hari-hari pertama jumlah kalori yang diberikan sebanyak 30-60 kalori/ kg BB/ hari
atau rata-rata 50 kalori/ kg BB/ hari, dengan protein 1-1,5 gr/ kg BB/ hari.6. Kemudian dinaikkan bertahap 1-2 hari hingga mencapai 150-175 kalori/ kg BB/ hari,
dengan protein 3-5 gr/ kg BB/ hari.7. Waktu yang diperlukan untuk mencapai diet TKTP ini lebih kurang 7-10 hari.
pengobatan pada anak dengan obesitas adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki factor penyebab. 2. Motifasi penderita obesitas dewasa tentang perlunya
pengurusan badan.3. Memberikan diit rendah kalori yang seimbang.
4.Menganjurkan penderita untuk olah raga yang teratur
ASUHAN KEPERAWATANPADA ANAK DENGAN MALNUTRISI
PENGKAJIAN1. Identitas Klien
2. Riwayat Keluhan Utama3. Riwayat KeperawatanSekarang
4. Riwayat Kesehatan Keluarga5. Pemeriksaan Fisik
6. Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pada data laboratorium penurunan albumin serum merupakan perubahan yang paling khas. Ketonuria sering ada
pada stadium awal kekurangan makan tetapi seringkali menghilang pada stadium akhir. Harga glukosa darah rendah, tetapi kurva toleransi glukosa dapat bertipe diabetic. Ekskresi hidroksiprolin urin yang berhubungan dengan kreatinin dapat
turun
DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa keperawatan yang mungkin
dapat ditemukan pada anak dengan Marasmik-Kwashiorkor adalah:
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan yang tidak
adekuat, anoreksia dan diare.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
penurunan asupan peroral dan peningkatan kehilangan akibat diare.
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan asupan kalori dan protein
yang tidak adekuat.Risiko aspirasi berhubungan dengan pemberian makanan/minuman personde dan peningkatan
sekresi trakheobronkhial.Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi trakheobronkhial sekunder terhadap infeksi saluran pernapasan
Rencana KeperawatanDiagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
asupan yang tidak
adekuat, anoreksia
dan diare.
2. Kekurangan volume
cairan berhubungan
dengan penurunan
asupan peroral dan
peningkatan
kehilangan akibat
diare
Setelah di lakukan tindakan
keperawatan diharapkan Klien
akan menunjukkan peningkatan
status gizi.
Kriteria:
a.Keluarga klien dapat
menjelaskan penyebab gangguan
nutrisi yang dialami klien,
kebutuhan nutrisi pemulihan,
susunan menu dan pengolahan
makanan sehat seimbang.
b.Dengan bantuan perawat,
keluarga klien dapat
mendemonstrasikan pemberian
diet (per sonde/per oral) sesuai
programa
Jelaskan kepada keluarga tentang
penyebab malnutrisi,
kebutuhan nutrisi pemulihan,
susunan menu dan pengolahan
makanan sehat seimbang,
tunjukkan contoh jenis sumber
makanan ekonomis sesuai
status sosial ekonomi klien
Tunjukkan cara pemberian
makanan per sonde, beri
kesempatan keluarga untuk
melakukannya sendiri
1. Meningkatkan pemahaman
keluarga tentang penyebab
dan kebutuhan nutrisi untuk
pemulihan klien sehingga
dapat meneruskan upaya
terapi dietetik yang telah
diberikan selama
hospitalisasi.
2. Meningkatkan partisipasi
keluarga dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi klien,
mempertegas peran
keluarga dalam upaya
pemulihan status nutrisi
klien.