mal prak tek

Upload: nadya-yuniarti-dhp

Post on 10-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Mal prak tek

TRANSCRIPT

  • BAYI DENGAN PATAH TULANG KLAVIKULAKelompok 1

  • Laporan KasusSeorang pasien bayi dibawa orang tuanya datang ke tempat praktek dokter A, seorang dokter anak. Ibu pasien bercerita bahwa ia adalah pasien seorang dokter obgyn B sewaktu melahirkan, dan anaknya dirawat oleh dokter anak C. Baik dokter B maupun C tidak pernah mengatakan bahwa anaknya menderita penyakit atau cedera sewaktu lahir dan dirawat disana. Sepuluh hari pasca lahir orang tua bayi menemukan benjolan di pundak kanan bayi.

    Setelah diperiksa oleh dokter anak A dan pemeriksaan radiologi sebagai penunjangnya, pasien dinyatakan menderita fraktur klavikula kanan yang sudah berbentuk kalus. Kepada dokter A mereka meminta kepastian apakah benar terjadi patah tulang klavikula, dan kapan kira-kira terjadinya. Bila benar bahwa patah tulang tersebut terjadi sewaktu kelahiran, mereka akan menuntut dokter B karena telah mengakibatkan patah tulang dan C karena lalai tidak mengdiagnosisnya. Mereka juga menduga bahwa dokter C kurang kompeten sehingga sebaiknya ia merawat anaknya ke dokter A saja.

    Dokter A berpikir apa yang sebaiknya ia katakan.

  • Etika KedokteranBeneficenceNon-maleficenceAutonomyJusticeRules derivat:VeracityPrivacyConfidentialityFidelity

  • Hubungan Dokter-PasienPaternalistikBeneficence merupakan prinsip moral utama, namun otonomi pasien terabaikan

    KontraktualHubungan seperti kontrak, tidak mengindahkan empati, kemanusiaan, dll.

    Virtue-basedBaik dokter maupun pasien harus tetap berdialog untuk menjaga berjalannya komunikasi dalam rangka mencapai tujuan bersama, yaitu kesejahteraan pasien.

  • Hubungan KesejawatanDiatur dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia Bab III Kewajiban Dokter Terhadap Temaan Sejawatnya yaitu :Pasal 14Pasal 15Pasal 16Pasal 17

  • Hubungan KesejawatanPasal 14 : Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.

    Pasal 15 :Seorang dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.

    Pasal 16 :Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.

    Pasal 17 :Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/kesehatan

  • MalpraktikKelalaian dapat terjadi dalam 3 bentuk, yaitu :Malfeasance, berarti melakukan tindakan yang melanggar hukum atau tidak tepat/layak (unlawful atau improper). Misalnya, melakukan tindakan medis tanpa indikasi yang memadai (pilihan tindakan medis tersebut sudah improper)

    Misfeasance, berarti melakukan pilihan tindakan medis yang tepat tetapi dilaksanakan dengan tidak tepat (improper performance). Misalnya, melakukan tindakan medis yang menyalahi prosedur.

    Nonfeasance, berarti tidak melakukan tindakan medis yang merupakan kewajiban baginya

  • MalpraktikSuatu perbuatan atau sikap tenaga medis dianggap lalai apabila memenuhi empat unsur di bawah ini, yaitu :Duty atau kewajiban tenaga medis untuk melakukan sesuatu tindakan medis atau untuk tidak melakukan sesuatu tindakan tertentu terhadap pasien tertentu pada situasi dan kondisi yang tertentu.Dereliction of the duty atau penyimpangan kewajiban tersebut.Damage atau kerugian. Yang dimaksud dengan kerugian adalah segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien sebagai kerugian akibat dari layanan kesehatan/kedokteran yang diberikan oleh pemberi layanan.Direct cause relationship atau hubungan sebab akibat yang nyata. Dalam hal ini harus terdapat hubungan sebab-akibat antara penyimpangan kewajiban dengan kerugian yang setidaknya merupakan proximate cause.

    Gugatan ganti rugi akibat suatu kelalaian medik harus membuktikan adanya ke-empat unsur di atas dan apabila salah satu saja diantaranya tidak dapat dibuktikan maka gugatan tersebut dinilai tidak cukup bukti.

  • Kronologis KasusBayi lahir di tangani oleh dokter B sebagai spesialis obgin dan di rawat oleh dokter C yang merupakan spesialis anak. Beberapa hari kemudian orang tuanya menemukan benjolan di daerah bahu kanan anaknya. Lalu orang tua pasien menemui dokter A untuk memeriksa anaknya, ternyata dari hasil pemeriksaan radiologi ditemukan fraktur klavikula kanan yang sudah membentuk kalus. Kemudian dokter A menyarankan untuk kembali ke dokter B dan dokter C guna mencari tahu apa penyebab dari fraktur ini. Jika diketahui dokter B dan dokter C bersalah, dokter A menegur dan menjelaskan kesalahan mereka serta mengingatkan agar mereka lebih berhati-hati untuk kedepannya.

  • Interpretasi KasusPelanggaran terhadap etika profesi kedokteran dimana dalam kasus ini dokter telah melakukan tindakan malpraktikPrinsip moral yang dilanggar oleh dokter pada kasus ini adalah prinsip non-maleficence, karena dokter B dan dokter C telah merugikan pasien akibat kelalaian mereka

  • Malpraktik Kasus (1)Dokter B, seorang dokter obgyn. Ia membantu proses persalinan seorang ibu (duty), dimana saat anak telah lahir, dokter B tidak menemukan kelainan/penyakit/cedera pada bayi (dereliction of the duty). Namun setelah beberapa hari, ibu tersebut baru menemukan benjolan di pundak kanan bayi, dan setelah berkonsultasi ke dokter A ditemukan bahwa benjolan tersebut diakibatkan oleh fraktur klavikula yang kemungkinan besar merupakan trauma lahir yang paling sering terjadi (damage). Trauma lahir ini dapat ditemukan pada kelahiran letak kepala yang mengalami kesukaran pada waktu melahirkan bahu atau sering pula ditemukan pada lahir letak sungsang dengan tangan menjungkit ke atas. Dan akibat fraktur tersebut, sekarang sudah terbentuk kalus yang merupakan penyebab langsung dari penyimpangan kewajiban dokter tersebut (direct cause).

  • Malpraktik Kasus (2)Dokter C, seorang dokter anak. Ia merawat seorang anak (duty). Tetapi ia lalai karena tidak menemukan kelainan/penyakit/cedera pada anak tersebut sehingga iapun tidak dapat mendiagnosisnya sebagai fraktur klavikula kanan (dereliction of the duty) yang sekarang sudah terbentuk kalus (damage). Akibatnya terjadi pertumbuhan tulang yang abnormal pada bayi tersebut (direct cause)

  • Dampak HukumMalpraktekPasal 360 KUHPPasal 55 UU no 23 tahun 1992 tentang kesehatan Pasal 1365 KUH Perdata Pasal 1366 KUH PerdataPasal 1367 KUH PerdataPasal 1371 KUH Perdata

    Kelalaian Dokter Melanggar Kode Etik KedokteranPasal 1 Pasal 2Pasal 10

  • KesimpulanKelompok kami menyimpulkan jalan keluar yang terbaik pada kasus ini adalah sebagai berikut :Tanya info lebih lanjut ke dokter B dan dokter C tentang cara kelahiran, informed consent, dllMenenangkan pasien dan tidak menjelek-jelekan teman sejawat (dokter B & dokter C)Kalau terbukti dokter B dan dokter C salah, dokter A wajib menegur dengan suasana persaudaraan (terdapat dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia tentang Kewajiban Dokter terhadap Teman Sejawat) dan mengingatkan untuk lebih berhati-hati kedepannya dalam menjalankan tugas mereka sebagai dokter.Rujuk anak ke dokter spesialis bedah ortopedi anakMelaporkan masalah ini ke MKDKI (Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia)

    Jika dari langkah-langkah diatas tidak ditemukan solusi, maka orangtua pasien berhak mencari pengacara dan mengadukan ke polisi untuk mengenakan dokter B dan dokter C sanksi pidana