malang seorang yang bernama suharto lahir pada tgl 11 ... · pdf filenamun karena sering...

6
juga terpesona dengan Rose ini, na- mun Rose ini ternyata wanita yang hanya memilih Sutopo karena mung- kin faktor intelektualnya serta pen- didikan tinggi. Konon menurut penglihatan penulis Sutopo ini men- guasai bahasa Inggris dan bahasa belanda secara lancar serta sebagai guru fisika dan semua buku-bukunya referensinya yang dimiliki adalah bahasa inggris dan belanda semua. Usaha yang gigih bahkan ibunya rose yang tinggal di Gombong pun pernah didekati, akhirnya usaha Sutopo untuk menyunting Sri Rusmiatain berhasil dan pada tahun 1957 perkawinan antara Sutopo dan Sri Rusmiatin (Rose) berlangsung dengan baik dan bahagia. Pindah Ke Singaraja (Bali) Setelah pernikahan tersebut Sutopo dipindahkan pekerjaannya yang dulu dari Jombang dan sempat pindah ke Bandung dan kemudian dipindah agak jauh lagi yaitu di Singaraja Bali. Dikota Singaraja, bagi suami istri yang baru menikah itu merupakan pernikahan yang membahagiakan keduanya, dimana kemandirian tanpa ikut campur keluarga adalah tantangan oleh kedua suami istri tersebut. Tinggal disuatu rumah sederhana, namun MALANG - Seorang yang bernama Suharto lahir pada tgl 11 Nopem- ber 1931 didesa terpencil bernama Gundih, Grobogan, Jawa Tengah, namun karena sering sakit-2an oleh orang tuanya nama tersebut di- ganti menjadi Sutopo yang artinya adalah berbuat baik dengan penuh kesabaran, dan arti nama tersebut ternyata memang sudah melekat didalam kepribadian seorang bernama sutopo, dimana nama Suharto baginya sangat berat untuk dipikulnya hingga akhir hayatnya pemuda bernama sutopo ini tetap hidup bahagia dengan kesederhanaan. Dimasa mudanya kehidupan orang tuanya didesa sangat tidak mendukung untuk menjalankan pen- didikan, padahal sutopo ini merupa- kan pemuda yang cerdas dan pintar. Maka diusia 12 tahun oleh budenya di Malang yang bernama Ibu Ismail dia disekolahkan di RK Kweek School/ RK Middelbare School sekarang bernama Yayasan Mardi Wiyata Kota Malang atau lebih dikenal dengan SMP Katolik Frater- an Celaket 21 sampai melanjutkan ke sekolah Pendidikan Guru Atas (PGA) di Jombang. Pada tahun 1949 dimasa kemerdekaan RI, setelah lu- lus dari pendidikan PGA, sutopo meneruskan cita-2nya dan melamar menjadi guru dan dengan semangat yang tinggi akhirnya sutopo ini diterima menjadi guru PGA di kota Jombang Jawa Timur. Sutopo berpendidikan tinggi Kebanggan orang tua dengan anaknya yang bernama Sutopo ini sangat luar biasa, karena di desa Gundih tersebut pada waktu itu be- lum ada seorang pemuda pun yang mempunyai pendidikan tinggi seper- ti pemuda Sutopo ini. Konon menurut cerita banyak gadis-2 desa yang coba berkenalan dan mendekat dengan Sutopo, namun ternyata Sutopo ini menyimpan hati dengan seorang wanita cantik bernama Sri Rusmiatin yang tinggalnya di depan rumahnya yang berasal dari keluarga ningrat, dan dampaan hatinya itu tinggal bersama kakak kandungnya di desa Gundih. Sri Rusmiatin sang Primadona Wanita yang bernama Sri Rusmiatin ini lahir pada tanggal 2 Agustus 1937 di Kota Jennar (salah satu desa perbatasan jawa tengah dan jawa timur dekat kota sragen), waktu itu bapaknya bernama Ach- mad Martosuwarno dikenal dengan Londo Blangkon yang bekerja di kantor Pegadaian dan ibunya berna- ma Murtiyah atau dikenal dengan nama Brindil (baca kisah sekilas ten- tang Brindil). Nama Sri Rusmiatin atau biasa kakak atau adiknya selalu memanggil dengan Dik Rose atau mbak Rose yang artinya bunga yang harum ini memang seorang wanita cantik, keras hati dan lembut tutur katanya. Sempat mengenyam pendidi- kan sekolah rakyat dengan berpinda- pindah dari satu tempat ketempat yang lainnya karena waktu itu zaman perang balanda terjadi penyerangan oleh tentara sekutu sehingga pendidi- kan sekolah yang diraihnya belum bisa melanjutkan ke tingkat menegah atas (SMA). Pada tahun 1954 - 55 an waktu umur Rose baru sekitar 17 ta- hun, Rose ini tinggal kakak perempu- annya bernama Murdaningsih yang bersuamikan Kanvas Ismail (laki-2 sunda) yang bekerja sebagai sinder atau kepala kehutanan wilayah gundih. Kebahagian tak tergambarkan karena keluarga kanvas ismail ini dikenal di desa tersebut sebagai orang yang dermawan, kaya dan punya jab- atan sebagai kepala kehutanan atau sinder. Sehingga keluarga ini sangat terhormat dan merupakan keluarga ningrat dan disegani oleh masyarakat (sumber ini didapatkan dari orang tua sutopo bernama Sargiman yang dulu pernah bercerita tentang Kanvas Ismail). Kacantikan Rose ini kalau saat ini bisa dibandingkan dengan ar- tis cantik seperti Tamara Blenzinky (he… he… lebay). Namun keadaan yang berbeda wanita secantik apapun pada waktu itu ya tetap sebagai wanita ndeso yang nelongso. Naksir Wanita Ningrat dan Meni- kah Sudah menjadi niatan, setiap bu- lan sekali Sutopo pulang ke kam- pungnya dengan alasan menjengguk orang tuanya disamping ingin ber- jumpa dengan pujaan hatinya si kem- bang desanya bernama Rose ini, hing- ga melalui adiknya bernama Subroto pendekatan dengan Rose dilakukan (istilahnya adiknya ini sebagai mak jomblang). Banyak tantangan Sutopo ini untuk bisa mendapatkan wanita bernama Rose, salah satunya Rose ini juga di senangi dengan pemuda yang masih sepupunya juga, namun oleh orang tuanya hal tersebut ditentang keras. Termasuk Subroto sebagai adik - 1 - Pernikahan Sutopo pada Tahun 1957 Sutopo diusia 17 Tahun Sri Rusmiatin alias Rose usia 15 - 17 Thn Sutopo yang pendidikan Tinggi Sutopo (Kanan) Mengajar di SPGA Singa- raja Bali Tahun 1957 sd/ 1960

Upload: dinhminh

Post on 06-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: MALANG Seorang yang bernama Suharto lahir pada tgl 11 ... · PDF filenamun karena sering sakit-2an oleh orang tuanya nama tersebut di- ... seorang bayi perempuan yang cantik dan molek

juga terpesona dengan Rose ini, na-

mun Rose ini ternyata wanita yang

hanya memilih Sutopo karena mung-

kin faktor intelektualnya serta pen-

didikan tinggi. Konon menurut

penglihatan penulis Sutopo ini men-

guasai bahasa Inggris dan bahasa

belanda secara lancar serta sebagai

guru fisika dan semua buku-bukunya

referensinya yang dimiliki adalah

bahasa inggris dan belanda semua.

Usaha yang gigih bahkan ibunya

rose yang tinggal di Gombong pun

pernah didekati, akhirnya usaha

Sutopo untuk menyunting Sri

Rusmiatain berhasil dan pada tahun

1957 perkawinan antara Sutopo dan

Sri Rusmiatin (Rose) berlangsung

dengan baik dan bahagia.

Pindah Ke Singaraja (Bali)

Setelah pernikahan tersebut

Sutopo dipindahkan pekerjaannya

yang dulu dari Jombang dan sempat

pindah ke Bandung dan kemudian

dipindah agak jauh lagi yaitu di

Singaraja Bali. Dikota Singaraja,

bagi suami istri yang baru menikah

itu merupakan pernikahan yang

membahagiakan keduanya, dimana

kemandirian tanpa ikut campur

keluarga adalah tantangan oleh

kedua suami istri tersebut. Tinggal

disuatu rumah sederhana, namun

MALANG - Seorang yang bernama Suharto lahir pada tgl 11 Nopem-

ber 1931 didesa terpencil bernama Gundih, Grobogan, Jawa Tengah,

namun karena sering sakit-2an oleh orang tuanya nama tersebut di-

ganti menjadi Sutopo yang artinya adalah berbuat baik dengan penuh

kesabaran, dan arti nama tersebut ternyata memang sudah melekat

didalam kepribadian seorang bernama sutopo, dimana nama Suharto

baginya sangat berat untuk dipikulnya hingga akhir hayatnya pemuda

bernama sutopo ini tetap hidup bahagia dengan kesederhanaan.

Dimasa mudanya kehidupan

orang tuanya didesa sangat tidak

mendukung untuk menjalankan pen-

didikan, padahal sutopo ini merupa-

kan pemuda yang cerdas dan pintar.

Maka diusia 12 tahun oleh budenya

di Malang yang bernama Ibu Ismail

dia disekolahkan di RK Kweek

School/ RK Middelbare School

sekarang bernama Yayasan Mardi

Wiyata Kota Malang atau lebih

dikenal dengan SMP Katolik Frater-

an Celaket 21 sampai melanjutkan

ke sekolah Pendidikan Guru Atas

(PGA) di Jombang. Pada tahun 1949

dimasa kemerdekaan RI, setelah lu-

lus dari pendidikan PGA, sutopo

meneruskan cita-2nya dan melamar

menjadi guru dan dengan semangat

yang tinggi akhirnya sutopo ini

diterima menjadi guru PGA di kota

Jombang Jawa Timur.

Sutopo berpendidikan tinggi

Kebanggan orang tua dengan

anaknya yang bernama Sutopo ini

sangat luar biasa, karena di desa

Gundih tersebut pada waktu itu be-

lum ada seorang pemuda pun yang

mempunyai pendidikan tinggi seper-

ti pemuda Sutopo ini. Konon

menurut cerita banyak gadis-2 desa

yang coba berkenalan dan mendekat

dengan Sutopo, namun ternyata

Sutopo ini menyimpan hati dengan

seorang wanita cantik bernama Sri

Rusmiatin yang tinggalnya di depan

rumahnya yang berasal dari keluarga

ningrat, dan dampaan hatinya itu

tinggal bersama kakak kandungnya

di desa Gundih.

Sri Rusmiatin sang Primadona

Wanita yang bernama Sri

Rusmiatin ini lahir pada tanggal 2

Agustus 1937 di Kota Jennar (salah

satu desa perbatasan jawa tengah

dan jawa timur dekat kota sragen),

waktu itu bapaknya bernama Ach-

mad Martosuwarno dikenal dengan

Londo Blangkon yang bekerja di

kantor Pegadaian dan ibunya berna-

ma Murtiyah atau dikenal dengan

nama Brindil (baca kisah sekilas ten-

tang Brindil). Nama Sri Rusmiatin

atau biasa kakak atau adiknya selalu

memanggil dengan Dik Rose atau

mbak Rose yang artinya bunga yang

harum ini memang seorang wanita

cantik, keras hati dan lembut tutur

katanya. Sempat mengenyam pendidi-

kan sekolah rakyat dengan berpinda-

pindah dari satu tempat ketempat

yang lainnya karena waktu itu zaman

perang balanda terjadi penyerangan

oleh tentara sekutu sehingga pendidi-

kan sekolah yang diraihnya belum

bisa melanjutkan ke tingkat menegah

atas (SMA). Pada tahun 1954 - 55 an

waktu umur Rose baru sekitar 17 ta-

hun, Rose ini tinggal kakak perempu-

annya bernama Murdaningsih yang

bersuamikan Kanvas Ismail (laki-2

sunda) yang bekerja sebagai sinder

atau kepala kehutanan wilayah

gundih. Kebahagian tak tergambarkan

karena keluarga kanvas ismail ini

dikenal di desa tersebut sebagai orang

yang dermawan, kaya dan punya jab-

atan sebagai kepala kehutanan atau

sinder. Sehingga keluarga ini sangat

terhormat dan merupakan keluarga

ningrat dan disegani oleh masyarakat

(sumber ini didapatkan dari orang

tua sutopo bernama Sargiman yang

dulu pernah bercerita tentang Kanvas

Ismail). Kacantikan Rose ini kalau

saat ini bisa dibandingkan dengan ar-

tis cantik seperti Tamara Blenzinky

(he… he… lebay). Namun keadaan

yang berbeda wanita secantik apapun

pada waktu itu ya tetap sebagai

wanita ndeso yang nelongso.

Naksir Wanita Ningrat dan Meni-

kah

Sudah menjadi niatan, setiap bu-

lan sekali Sutopo pulang ke kam-

pungnya dengan alasan menjengguk

orang tuanya disamping ingin ber-

jumpa dengan pujaan hatinya si kem-

bang desanya bernama Rose ini, hing-

ga melalui adiknya bernama Subroto

pendekatan dengan Rose dilakukan

(istilahnya adiknya ini sebagai mak

jomblang). Banyak tantangan Sutopo

ini untuk bisa mendapatkan wanita

bernama Rose, salah satunya Rose ini

juga di senangi dengan pemuda yang

masih sepupunya juga, namun oleh

orang tuanya hal tersebut ditentang

keras. Termasuk Subroto sebagai adik

- 1 -

Pernikahan Sutopo pada Tahun 1957

Sutopo diusia 17 Tahun

Sri Rusmiatin alias Rose usia 15 - 17 Thn

Sutopo yang pendidikan Tinggi

Sutopo (Kanan) Mengajar di SPGA Singa-

raja Bali Tahun 1957 sd/ 1960

Page 2: MALANG Seorang yang bernama Suharto lahir pada tgl 11 ... · PDF filenamun karena sering sakit-2an oleh orang tuanya nama tersebut di- ... seorang bayi perempuan yang cantik dan molek

terpancar kebahagian yang terhing-

ga, sehingga benih-2 cinta terwujut

setelah usia perkawinanberlangsung

1 –2 bulan, si istri mulai merasakan

janin sebagai buah yang akan di

petik di kemudian hari.

Lahir Anak Pertama

Benih-2 cinta yang didambakan

itu terwujut dan hari bahagia yang

dinantikan telah tiba tepat pada tang-

gal 13 Juni 1958 pasangan suami

istri tersebut di karuniai seorang

anak yang lucu yang diberi nama

Hari Rustjahjo. Sanak family dari

keluarga wanita yang dulu sangat

menentang dengan perkawinan ini,

namun dengan lahirnya anak per-

tama semuanya serba berubah,

akhirnya semuanya sangat menya-

yangi Sutopo berikut anaknya. Si

bayi kecil ini sangat disayangi oleh

kedua kakak kembarnya bernama

murdatingsih dan murtiti yang ting-

gal di kota blitar. Setiap anjang sana

ke blitar anak ini ingin diminta, na-

mun oleh kedua pasangan suami istri

ini anak ini tetap diasuh hingga de-

wasa.

Lahir Anak Kedua

Tidak berapa lama baru saja usia

bayi (Hari) ini baru 4 bulan, istri

sutopo ini hamil lagi (maklum waktu

itu belum ada KB) dan setelah 9 bu-

lan kemudian tepat tanggal 2 Juli

1959 lahir anak keduanya bernama

Eddy Tratmanto. Perjuangan yang

berat sejak melahirkan anak kedua

ini Sri Rusmiatin hampir kehilangan

nyawanya waktu melahirkan si Eddy

ini. Namun Alloh masih mem-

berikan anugerah kepada Ibu serta

bayinya hingga akhirnya Eddy ini

tumbuh subur dan gemuk diwaktu

kecilnya serta lucu dan nakal sekali,

sehingga saking gemesnya melihat

anak kecil ini si eddy ini waktu

kecilnya mendapat julukan si Ba-

gong. Kenakalan si Eddy diwaktu

kecilnya Eddy inilah menyebabkan

si Ibu harus memberikan perhatian

yang besar terhadap anak ini. Itulah

naluri seorang ibu dengan per-

juangan serta didikan yang keras

agar anaknya menjadi manusia

berguna merupakan cita-2 kedua

orang tuanya.

Pindah ke Kota Malang

Sejak kelahiran anak kedua, pada

tahun 1960-an Sutopo diminta kem-

bali ke Jawa untuk mendapat tugas

untuk mengajar di Kota Malang dan

ditempatkan di Sekolah Menengah

Atas III Malang yang waktu itu

merupakan sekolah B1 atau jurusan

Paspal. Dikota malang mereka sebe-

lum mengontrak rumah, ditempatkan

di sebuah hotel bernama Hotel

YMCA yang waktu itu berada di

jalan kayutangan dan kemudian pin-

dah rumah dan menyewa sebuah pa-

vilion di Jalan Celaket 1 Malang

dirumah Bapak Suratman. Sebuah

pavilion kecil kehidupan berubah

karena segalanya harus hidup penuh

perjuangan, karena keperluan rumah

tangga yang besar namun gajih se-

bagai guru pemerintah ternyata tidak

mencukupi untuk memberikan ke-

hidupan bagi kedua anaknya.

Lahir Anak Ketiga

Hati kecil siapa yang tidak puas

kalau sepasang suami berturut-turut

mempunyai anak 2 orang yang

keluar laki-2 semua, maka naluri

ingin mempunyai anak perempuan

keinginan yang sangat besar sekali,

Pada waktu anak kedua masih beru-

mur 8 bulan, sang istri ini hamil

anak ketiganya, tepat pada tanggal

22 Desember 1960 lahir anak laki-

laki lagi yang diberi nama Endri Di-

janto. Perasaan kecewa sedikit

sebenarnya menghiasi sepasang sua-

mi istri ini, namun melihat si anak

yang lucu, manja dan pintar akhirnya

perasaan yang tadinya kecewa beru-

bah menjadi perasaan yang senang

bahagia, ternyata mempunyai anak

laki-2 itu sangat menyenangkan ju-

ga.

Lahir Anak Keempat

Walaupun sudah cukup bahagia

sebanrnya mempunyai 3 jagoan anak

laki, namun diam-diam pasangan

sutopo dan Rusmiatin ini, masih

penasaran menginginkan anak per-

empuan. Dan tanpa disangka pada

waktu si Endri ini masih berusia 9

bulan, Istri ini hamil lagi dan tepat

tanggal 15 juni 1962 lahirlah

seorang bayi perempuan yang cantik

dan molek yang diberi nama Larasani

Herliana. Betapa bahagia nya pasan-

gan ini karena saat yang ditunggu-

tunggu tiba yaitu mempunyai anak

perempuan satu-satunya. Dari keem-

pat anaknya, pasangan ini mengasuh

dengan penuh kasih sayang dimana

d imasa i t u t e r j ad i ge jo l ak

perekonomian Indonesia yang susah

dan menderita.

Hidup serba Susah

Pada tahun 1963 suhu politik In-

dones i a sedang berge jo l ak ,

perekonomian Indonesia sangat ter-

puruk keadaan masyarakat tidak

menentu. Sebagai pegawai guru PNS

dengan penghasilan kecil dan kebu-

tuhan rumahtangga yang cukup besar

harus dipenuhi dengan menghidupi

ke-empat anak-2nya itu, rupanya

Rose tidak kehilangan akal, dia

dengan gigih

berjualan apa

saja barang-2

seperti karak

(nasi bekas

yang dikering-

kan) hanya un-

tuk mencari

tambahan uang.

B e n a r - b e n a r

kehidupan susah dimana biaya sewa

pavilion yang cukup besar sehingga

rumah tangga ini mengalami kesu-

litan dalam kehidupan sehari-

harinya. Krisis keuangan melanda

Indonesia dimana terjadi Sanering

yaitu pemotongan daya beli masyara-

kat melalui pemotongan nilai uang,

sehingga uang yang tadinya Rp 1000

menjadi Rp 1. Sungguh kejadian

yang sangat memprihatinkan bagi

keluarga ini. Keempat anaknya yang

harus dihidupi namun krisis yang

menyebabkan hidup sengsara. Dua

tahun setelah itu terjadi gejolak poli-

tik, dimana peristiwa G 30 S PKI

menambah kecemasan dimana ban-

yak sekolah diliburkan sehingga anak

-2 yang harusnya masuk sekolah

dengan cepat sempat terhambat

dengan peristiwa tersebut.

Membeli Rumah Kecil

Setelah mengalami krisis ekonomi

dari tahun 1963 hingga 1967, sejak

pergantian presiden RI ke-2 ekonomi

kembali sedikit cerah dan keluarga

Sutopo sudah bisa membeli Rumah

sendiri, walaupun kecil namun rumah

tersebut cukup dijadikan sebagai

tempat yang layak untuk satu keluar-

ga bernaung. Letak rumahnya di

sebelah timur kota Malang, yaitu di

Jln. Mayang No. 10 Malang Jawa

Timur. Rumah ini hanya ada 1

kamar tidur, ruang tamu serta dapur,

selanjutnya untuk kamar tidur anak-

anak digunakan ruang tamu sebagai

tempat tidur ramai. Dengan halaman

yang agak luas cukup lumayan di-

manfaatkan halaman tersebut untuk

berkebun seperti cabe, tomat,

ketimun dan sayur-2an yang bisa

membantu kebutuhan makan sehari-

hari.

Lahir Anak Kelima

Belum cukup rupanya dengan

jumlah 4 anak, walaupun sudah ada

1 perempuan sebagai dambaannya,

namun keinginan untuk menambah

anak perempuan satu lagi belum

diberi, maka pada tanggal 22 Ok-

tober lahir seorang bayi laki-2 berna-

ma Henri Prakoso yang merupakan

anak terakhir sebagai kenang-2an

dari rumah yang baru dibeli. Akhirn-

ya lengkap sudah menjadi keluarga

yang cukup besar.

Anak Istri saling bekerja sama

Walaupun sebagai guru pegawai

negeri yang hidup dengan gaji yang

pas-2an, namun istri dan anak-nya

yang masih kecil sudah dibiasakan

bekerja membantu orangtua serta

membantu istri/ Ibu untuk menam-

bah keuangan untuk hidup sehari-

harinya dengan cara membuat ja-

janan seperti bumbu pecel, peyek,

teng teng kacang dan lain lain, yang

mana makanan tersebut dikirim ke

toko-toko. Dimana anak-2nya yang

diminta untuk mengantar jajanan

tersebut ke toko-2 seperti toko

kelontong Pak Mat, Toko Bulek

Sun, Toko Mbah Guru bahkan sam-

pai ke Toko Cina pun makanan ter-

sebut cukup laku. Kerjasama dengan

anak-2nya dalam membantu peker-

jaan orang tua cukup kompak, misal-

nya : Ibu yang memasak didapur se-

- 2 -

Hari Rustjahjo usia 7 bln - 2 Thn

Eddy Tratmanto di usia Bayi s/d - 15 Thn

Pindah di Kota Malang penuh Kenangan

Endri Diyanto umur 10 bln s/d 20 Tahun

Larasani Herliaana kecil sd/ 42 Tahun

Keadaan Keluarga sewaktu tahun 1965

Didepan Rumah Asli yg kecil

Th 1963 Sulit ekonomi

Tapi tetap Bahagia

Henri Prakoso usia Kecil s/d - Sekarang

Jenis Makanan yg dijual utk menambah

uang saku anak-2nya

Page 3: MALANG Seorang yang bernama Suharto lahir pada tgl 11 ... · PDF filenamun karena sering sakit-2an oleh orang tuanya nama tersebut di- ... seorang bayi perempuan yang cantik dan molek

pembagian tugas untuk mem-

bersihkan tegel tanah tersebut

dengan cara menyiram pelan yang

dilakukan oleh Endri, sedangkan

yang menyapu dilakukan oleh Laras-

ani (Ana). Itulah cara menjaga

kebersihan rumah walaupun ru-

mahnya sangat sederhana namun

kebersihan rumah sangat dijaganya.

Semuanya ada masa dimana secara

pelan-2 rumah akan dibangun akan

terwujut dengan lantai yang luma-

yan. Dengan adanya rezeki rumah

dengan kamar yang bertegel bersih

berwarna kuning dapat terwujut,

hingga sekarang bagian rumah ke-

nangan tersebut dengan kamar abadi

masih ada dan tidak pernah di

bongkar, karena kamar dan ruangan

tersebut digunakan untuk ruangan

keluarga sebagai ruangan penuh nos-

talgia.

Cemilan terbuat dari Singkong

Singkong merupakan makanan

kesukaan keluarga, dimana untuk

menyiasati agar perut anak-2nya tid-

ak kosong kalau sore Rose ini se-

bagai istri yang sangat perhatian

dengan keluarga, maka membeli

singkong bukan hanya untuk di ku-

kus saja, tapi dibuat makanan yang

bervariasi seperti : sawut, getuk,

lemet, goplem/ jemblem dan lain-2.

Kiat yang dilakukan oleh Rose yang

pintar dan cerdik dalam mengatur

rumah tangganya yaitu agar anak-

2nya tidak kelaparan karena me-

mang keterbatasan makanan dan

lauk pauk, sehingga kalau mereka

sudah makan makanan yang terbuat

dari singkong akhirnya perut ken-

yang. Hingga saat inipun bagi kami

makanan singkong adalah cemilan

yang disukai karena getuk atau cenil

masih menjadi makanan yang enak

hanya jajanan tersebut sulit didapat.

Ada beberapa hal lagi selain sing-

kong yaitu

bulgur yai-

tu sejenis

g a n d u m

y a n g

d i d a p a t

dari bantu-

an luar

negeri yang waktu itu dibagikan ke

Indonesia untuk mengatasi krisis

pangan yang melanda Indonesia, se-

hingga waktu itu banyak didapat dan

kembali Rose ini ahli masak, sehing-

ga di negeri asalnya kalau bulgur ini

dibuat makanan kuda, namun di tem-

pat kita bulgur bisa dijadikan kuda-

pan yang lezat, bergizi tinggi kalau

dijadikan bubur dicampur dengan

santan kelapa. Bukan dengan cemi-

lan saja, dengan buah-2an seperti

buah mangga, pisang, papaya, timun

suri, alpukat, blewah dan buah lokal

adalah buah yang menjadi kesukaan

di keluarga, semuanya itu ber-

manfaat bagi pertumbuhan anak-

2nya yang perlu gizi agar anak-2nya

menjadi anak cerdas dan pintar. Wa-

laupun dengan ekonomi yang sangat

terbatas, namun sebagai orang tua

tetap mempunyai tanggung jawab

dang ada anaknya yang nomer dua

kalau disuruh kepasar sangat senang,

maka pada hari minggu anaknya

dimintai pergi kepasar untuk mem-

beli minyak kelapa, arang untuk

setrika baju dan lain-lain keperluan

rumah tangga. Demikian juga

dengan kerjasama bersih-2 rumah,

ada yang bagian cuci piring, me-

nanak nasi, mengepel rumah mau-

pun membersihkan halaman rumah,

semua dikerjakan bergotong royong.

H as i l j u a l an yan g s ed i k i t

menguntungkan tersebut setidaknya

dapat digunakan untuk membeli susu

sapi yang setiap hari dikirim oleh

Pak Amir untuk diminum setiap pag-

inya agar anak-2nya sehat, cerdas

serta energik.

Membangun rumah dengan

keringat dan bertegel Tanah

Untuk bisa membangun rumah

yang tentunya bisa menambah kamar

tidur, kamar belajar serta dapur di-

perlukan perjuangan bukan hanya

materi tetapi juga tenaga atau

keringat. Istilah membanting tulang

dialami oleh Sutopo untuk mewujut-

kan rumah

yang repre-

sentative, dan

dalam mem-

bangun rumah

agar hemat,

maka dengan

tenaga yang

masih kuat,

batu merah un-

t u k b a h an

perekat tembok

sebagai cam-

puran pasir,

gamping serta batu merahnya di

tumbuk sendiri kemudian setelah

ditumbuk dan anak-2nya membantu

untuk mengayak batu merah terse-

but. Hal ini dilakukan agar untuk

menghemat biaya. Dimana batu bata

merah mengambil dari sisa-2

bangunan yang sudah tidak di-

pergunakan lagi. Akhirnya rumah

dan kamar tidur yang diidamkan bisa

terwujut, walaupun belum ada tegel-

nya namun bagi keluarga sudah ber-

syukur bisa menikmati kamar tidur

walau dengan lantai tanahnya.

Hinaan para tetangga dan sanak

keluarga yang pernah datang ke-

rumah, karena rumah yang masih

jelek bukan menjadikan rendah diri

bagi kita semua, namun anak-2nya

merasa bangga dengan perjuangan

orang tua yang dengan gigih bisa

mewujutkan sebuah rumah idaman.

Dan untuk melakukan kerjasama ser-

ta menghargai bahwa membangun

tambahan ruang makan, ruang tidur

serta dapur tersebut merupakan hasil

kerjasama dengan anak-2nya, maka

yang besar untuk membesarkan serta

memberi makanan yang bergizi wa-

laupun dengan harga yang masih

terjangkau. Bahkan waktu itu

dengan anak 5 orang untuk membeli

beras saja dibutuhkan sebanyak 1

kwintal beras setiap bulan sekali,

mungkin diantara pembaca kaget

berapa banyak jatah makanannya

setiap anak-2nya ini ya? Nah itulah

yang namanya perjuangan hidup di-

mana membesarkan anak perlu ma-

teri yang besar dan diperlukan kiat-2

khusus, dimana sekarang kita tidak

bisa meniru cara-2 yang dilakukan

oleh orang tua kita sendiri.

Menanak Nasi Jam 5 pagi

Untuk memasak nasi yang bisa

bertahan lama sampai malam hari,

pemanas atau rice cooker belum ada

pada waktu itu, yang ada hanya alat

dandang, anglo, panci dan sewur.

Alat ini bagi anak-2nya seperti Hari

yang harus bangun jam 5 pagi yang

untuk mengkukus beras, karena su-

dah semalam beras sudah di cuci dan

direndam agar nasi menjadi pulen.

Setelah mengkukusnya kira 15 men-

it, maka yang harus gantian bangun

Eddy tugasnya untuk mengaru beras

yang dikukus Hari tadi kedalam pen-

garonan dan selanjutnya beras yang

sudah ada dalam pengaronan tadi

disiram dengan air panas, disini ha-

rus pintar-2 menentukan takaran air

yang di masukkan dalam pengaronan

tadi, kalau kebanyakan air maka nasi

akan blenyek (lunak) tapi kalau ku-

rang air nasi akan kakas (kering).

Setelah itu kira-2 15 menit Endri

yang gantian bangun dimana kalau

beras yang di aron itu sudah kering,

maka segera diangkat kedalam dan-

dang untuk dikukus lagi dan selan-

jutnya Rose bangun semuanya sudah

beres tinggal menyiapkan makan

pagi untuk anak-2nya. Setelah sara-

pan pagi anak-2nya diantar dan

diberikan nasihat agar patuh kepada

guru-2nya, karena ayah mereka juga

guru dengan anak-2nya bertiga

berangkat ke sekolah secara bersama

-sama dengan berjalan kaki.

Anak-2nya disekolahkan di

sekolah ternama

Perjuangan seorang istri seperti

Rose dalam membantu suami untuk

mendidik anaknya ini bukan main

hebatnya cara mendidik anak-2nya,

dimana sejak kecil anak-2nya di

ajarkan disiplin dan keras untuk

belajar disamping bekerja membantu

orang tua dirumah. Pada tahun 1965

anak pertamanya (Hari Rustjahjo)

dimasukkan ke sekolah bernama SD

Santo Dionysius 1 Malang, dimana

sekolah tersebut merupakan sekolah

ternama dan dikenal sangat disiplin

dalam pendidikan sekolahnya.

Kemudian 2 tahun berikutnya anak

keduanya dimasukkan juga di

sekolah yang sama dan tahun beri-

k u t n y a a n a k k e t i g a j u g a

disekolahkan disitu juga. Untuk

berangkat mereka jalan kaki dan tid-

ak ada antar jemput, padahal jarak

rumah dengan sekolah cukup jauh

sekitar 4 -5 Km dan melewati jalan

besar yang penuh keramaian ken-

daraan. Kemandirian ketiga anaknya

ini cukup membanggakan kedua

orang tua ini, karena prestasi anak

pertama selalu mendapat juara 1 atau

2 di sekolahnya, sedangkan anak ke-

tiganya (Endri Dijanto) juga sering

mendapat ranking pertama di ke-

lasnya. Namun untuk anak ke dua

nya memang bukan termasuk anak

pintar, namun anak yang cukupan

alias biasa-2 saja dalam pelajaran di

sekolah. Kesabaran serta mendidik

dengan keras merupakan kunci

kesuksesan cara mendidik seorang

ibu yang waktu dulu kurang menik-

mati pendidikan tinggi, namun tekat

bulatnya agar semua anaknya ini ke-

lak menjadi anak yang pintar dan

meraih pendidikan yang tinggi agar

bisa terwujut. Dimana anak keempat

karena seorang wanita, (Larasani

Herliana) maka tidak dilepas sekolah

yang jauh namun cukup bersekolah

di dekat rumah namanya SDN San-

ansari 1 Malang, sedangkan anak

kelimanya tetap disekolahkan di SD

Dionisius juga. Namun menginjak

SMP semua anak-2nya juga

mendapatkan sekolah yang baik yai-

tu di SMP negeri 3 Malang, se-

dangkan SMA nya di tempat Bapak-

nya mengajar yaitu di skeolah SMA

Negeri 1 Malang, kecuali anaknya

yang nomer 3 tetap berada di SMA 3

Malang.

Sutopo Dikirim sebagai Guru di

Malaysia

Sebelum anak-nya lulus SMA ada

satu kegembiraan dari Sutopo ini

yaitu tahun 1976 sampai 1980,

Sutopo dikirim oleh Pemerintah

(P&K Pusat), untuk mengajar di

sekolah menengah Malaysia ketiga

anaknya yang ikut dan sekolah di

Perlengkapan untuk menanak Nasi

- 3 -

Bangunan Rumah hasil Keringat tanpa Tegel

Rumah yg dibangun Gotong royong

Camilan dari Singkong

SD Santo Dionius I Malang di dlm Kelas

Sutopo sbg Guru di SMA 1 Malang

Page 4: MALANG Seorang yang bernama Suharto lahir pada tgl 11 ... · PDF filenamun karena sering sakit-2an oleh orang tuanya nama tersebut di- ... seorang bayi perempuan yang cantik dan molek

sional. Dan mempunyai anak

sebanyak 2(dua) orang.

4. Tahun 1982 - Larasani Herli-

ana diterima sebagai Pramugari

Garuda Indonesia Airways dan

belum sempat melanjutkan

kuliahnya.

5. Tahun 1986 - Henry Prakosa

sekolah di UPN “Veteran” Yog-

yakarta dengan mengambil juru-

san Perminyakkan dan saat ini

berwiraswata dengan produksi

mesin yang bisa merubah dari air

laut menjadi air tawar produksi

USA, dan siap ditawarkan di se-

luruh Indonesia.

Perjuangan orang tua untuk bisa

menyekolahkan anaknya sampai

selesai bukan hal yang mudah.

Dengan gaji sebagai guru setiap bu-

lan hanya sekitar Rp. 140.000,- ha-

rus dibagi untuk mengirimkan

uangnya, dimana waktu itu setiap

anak per-bulan dikirim Rp. 20.000 s/

d Rp 30.000,- dan hal itu bagi yang

bersekolah bukan negeri sangat be-

rat, maka kuliah sambil bekerja yang

dilakukan oleh anaknya yang nomer

2 (Eddy) sebagai salah satu cara

yang ditempuh untuk tetap bisa

melanjutkan kuliahnya. Suka duka,

motivasi, kemauan yang tinggi dan

kemampuan untuk belajar terus

merupakan modal yang ditanamkan

oleh orang tua, sehingga sampai

sekarang ini pendidikan bagi anak-

2nya merupakan modal penting da-

lam kehidupannya.

Anak Perempuan Satu-2nya ma-

suk sebagai Pramugari Udara

Tekad bulat anak perempuan satu-

2nya yang ingin bekerja sebagai

Pramugari Garuda Indonesia Air-

ways semata-mata tekad yang bulat

keinginan dari kecilnya serta ingin

dapat membantu sedikit-2 untuk me-

nyekolahkan kakak-2nya kuliah di

perguruan tinggi. Kepentingan

dirinya untuk tidak melanjutkan

kuliah dikorbankan dulu, hanya agar

kakak-2nya bisa cepat me-

nyelesaikan kuliahnya. Dan niatan

ini terwujut sejak tahun 1981 selepas

lulus SMA, Ana mendaftar sebagai

Pramugari Garuda dapat diterima

dengan usahanya serta pertolongan

dari Alloh SWT. Dengan domilisi di

Surabaya yang kebetulan juga

dengan kakaknya Hari yang kuliah

di ITS, setelah melakukan terbang

Ana tidak lupa seselalu membawa

makanan, souvenir dan uang yang

diberikan kepada kakaknya baik

yang di Surabaya, Jakarta dan di

Malaysia sedang kedua anaknya

tetap sekolah di Malang. Sutopo

mengajar di Sekolah Dato Sri Amar

Diraja Muar, Malaysia Barat. Ting-

gal di Jalan Daud 1/ 5 Muar.

Perekonomian mengalami pening-

katan karena selama berada di Ma-

laysia fasilitas dan Gajih Guru disa-

na cukup besar dan fasilitas untuk

membeli kendaraanpun juga bisa

didapat dengan muda. Tidak lama

hanya 4 tahun Sutopo, Rose, Ana &

Henry dan Eddy hanya 2 tahun

sekolah dan tinggal di Malaysia.

Sewaktu di Malaysia kendaraan

yang digunakan untuk sehari-hari

adalah VW Kodok tahun 1968, di-

mana kendaraan tersebut adalah

kendaraan yang cukup bagus untuk

dibuat melakukan perjalanan. Kota

Muar merupakan kota yang nyaman

serta bersih sebagai tempat tinggal

sewaktu berada di Malaysia, hub-

ungan dengan tetangga disana cukup

baik dan akrab karena keramahan

Sutopo dan Rose serta anak-2nya

sehingga tetangga serta teman-2

cikgu (guru) dengan Keluarga

Sutopo sudah menganggap sebagai

keluarga dekat, bahkan mereka

pernah pergi ke Indonesia untuk

menghadiri pernikahan Ana. Dan

Eddypun sering berkunjung ke

Muar, karena sejak tahun 2007 eddy

terdaftar sebagai mahasiswa pro-

gram PHd (S3) di University Utara

Malaysia. Dan pada tahun 1980

Sutopo sudah kembali ke Malang

kembali dan mengajar sebagai guru

di SMA Neger 1 Malang kembali.

Anak-2 Kuliah dan Bekerja diluar

Kota Malang

Mendidik dengan keras serta ke-

mandirian menjadikan tekad bahwa

semua anak-2nya ingin meraih cita-

2nya walaupun dengan berat hati

sebagai orang tua yang ingin selalu

dekat dengan anaknya, namun tidak

ada dari kelima anak-2 itu yang

setelah lepas SMA mereka kuliah

dan bekerja diluar kota Malang dan

masing-2 mempunyai tekad yaitu

ingin meraih cita-2 sesuai dengan

yang diharapkan oleh kedua orang

tuanya. Adapun kelima anaknya itu

yang menempuh pendidikan dan

bekerja diluar kota Malang yaitu :

1. Tahun 1976 - Hari Rustjahjo

diterima di ITS Surabaya dengan

mengambil jurusan Civil dan

mendapatkan

Insinyurnya,

serta saat ini

bekerja se-

bagai Market-

ing Manager

K e m a y o r a n

Expo di bidang

EO yang ser-

ing mengada-

kan pameran-2

di Kamayoran.

2. Tahun 1979 - Eddy Tratmanto

sekolah di Institut Ilmu Komput-

er di Jakarta meraih Sarjana mu-

da dan meneruskan Sarjananya

di STIMIK kemudian melanjut-

kan S2 nya di Universitas

Soedirman. Dan saat ini masih

masih menjalani Program Doctor

Of Philosopi (S3) Faculty Of

Business Management Universiti

Utara Malaysia. Bekerja di PT

Badak NGL. Bontang,

3. Tahun 1980 - Endri Dijanto

sekolah di Universitas Gajah-

mada di Yogyakarta dengan

mengambil jurusan Geodesi,

mendapat pendidikan (bes siswa)

di German dengan gelar Dpl.ph

dan melanjutkan S2 nya di UI.

Dan sudah mengabdi selama 24

Tahun di Badan Pertanahan na-

Jogyakarta, agar

uang tersebut

d a p a t

digunakan un-

tuk keperluan

s e k o l a h n y a

masing-2. Se-

hingga peranan

anak perempuan

yang paling di-

sayangi oleh

semua kakak-

2nya ini jasa-

2nya tidak pernah dilupakan seumur

hidupnya, berkat bantuannya pen-

didikan sekolah dapat diselesaikan

sesuai dengan waktunya dan masing-

masing mendapatkan pekerjaan yang

baik karena pendidikannya yang

tinggi tersebut. Walaupun sang

pramugari ini tidak sempat melanjut-

kan kuliah sampai di perguruan ting-

gi, namun niatnya yang pernah di-

lontarkan kepada kakak-2nya di-

mana dia akan melanjutkan kuliah

lagi namun hingga sekarang niat

tersebut tidak pernah terwujut karena

diusia yang masih produktif yaitu 44

tahun, Larasani Herliana anak satu-

2nya yang wanita sudah pergi jauh

mendahului saudara-2nya dan pergi

yang tidak pernah akan kembali lagi

(meninggal dunia) pada tgl 3Maret

2006. Semoga Amal ibadahnya

dapat diterima disisi Alloh SWT.

Mengenal Cucu Kel. Sutopo saat

ini

Setelah pendidikan diselesaikan

dan anak-nya bekerja, maka masing-

2 siap membentuk rumah tangganya

dengan istri/ suami pilihannya

sendiri. Istilah dijodohkan itu tidak

pernah dilakukan, namun hanya na-

sihat yang selalu diberikan agar

memilih pasangannya dengan pasan-

gan yang baik, seiman, pintar dan

berbakti kepada kepada orangtua

atau mertuanya. Hanya ada salah

satu anaknya yang dianggap bandel

(Eddy) ini yang menikah dengan Ga-

dis Minang dan itu bukan merupa-

kan halangan dalam keluarga, na-

mun justru menjadi keaneka raga-

man budaya yang terdapat dalam

keluarga sutopo ini. Berikut ini ada-

lah masa perkawinan anak-2nya

yang berhasil menyunting istri serta

dipersunting suami yaitu:

1. Tahun 1986 - Larasani Herli-

ana (Ana) anak ke-4 bekerja se-

bagai Pramugari Garuda yang

disunt ing oleh Bambang

Widyasono yang bekerja se-

bagai pilot Garuda Indonesia

Airways dan mempunyai 2 (dua)

anak, laki dan perempuan yang

bernama :

Larasani Herliana Lulus SMA lang-sung bekerja sbg Pramugari Garuda Indonesia Airways

- 4 -

Rumah Kayu selama tingga di Muar ,

Malaysia

Sutopo berfoto bersama dengan guru Sekolah Dato Sri Amar Di Raja Muar Johor 1979

Wisuda Endri Dijanto S1 Jur. Geodesi

Universitas Gajamada

Wisuda S1 Jurusan Peminyakan di

UPN “Veteran” Jogyakarta

Hari yg bekerja

Kemayoran Expo

Kel. Bambang W + Ana 2005

Wisuda S2 Eddy dan sebagai Pekerja

Page 5: MALANG Seorang yang bernama Suharto lahir pada tgl 11 ... · PDF filenamun karena sering sakit-2an oleh orang tuanya nama tersebut di- ... seorang bayi perempuan yang cantik dan molek

Adha Mahmeru Balaputra

SE alias Bala (Jakarta, 5

Agutus 1987), lulus Sarjana

bidang Ekonomi di Universi-

tas Indonesia (UI) di Jakarta,

sekarang sedang mengambil

pendidkan pilot di Bali.

Rienjani Nurbani Putri ali-

as Bani (Jakarta, 10 Mei

1991), Semester 3 di Univer-

sitas Indonesia jurusan

broadcasting.

2. Tahun 1988 - Ir. Hari Rustjah-

jo anak ke-1 meminang seorang

gadis bernama Ir. Sih Andayani

yang bekerja sebagai Dosen tetap

di Universitas Trisakti dan

mempunyai 2 (dua) anak, Per-

empuan dan laki yang bernama :

Andarini Ekaputri alias

Rini (Jakarta, 13 Agustus

1990), Semester 5 Universi-

tas Trisakti di Jakarta, juru-

san tehnik.

Riandra Ramadana Alias

Rian (Jakarta,13 Maret

1993), Kelas 3 SMA.

3. Tahun 1989 - Ir. Endri Dijanto

MM, DplPh anak ke-3 yang

menikah dengan Dra. Nur Ratih

Purnama, APT. MSi yang

b e k e r j a d i D e p a r t e m e n

Kesehatan dan mempunyai 2

(dua) anak, laki dan perempuan

yang bernama :

Aquila Yoma Eradipa alias

Rini 20 (thn) + Rian (19 Thn)

Yoma (Jogya, 4 Maret 1990),

masih kuliah di Institut

Tehnologi Telkom Bandung,

semester 7 jurusan Tehnology

Informatika.

Auriiga Yuzi Eradipa alias

Yuzi (Bengkulu, 14 Januari

1993), kuliah di Universitas

Brawijaya Malang, jurusan

Tehnik.

4. Tahun 1990 - Eddy Tratmanto

SKom, MM anak ke-2 menikah

dengan Siti Khalidah Hajijah

yang waktu itu bekerja di PT

Lamtoro Gong Persada tahun

1985 - 1990 adalah seorang gadis

berasal dari Minang, mempunyai

2 (dua) anak, laki dan perempuan

yang bernama :

Luddy Kausar Edliantias

alias Luddy (Jakarta, 19

April 1991), kuliah di Univer-

sitas Multimedia Nusantara

Serpong Tangerang jurusan

komunikasi.

Elindia Farahiyah Adani

alias Farah (Jakarta, 27 April

1993) saat ini mas ih

menduduki kelas 3 SMA di

Yayasan Vidatra, Bontang.

5. Tahun 1998 - Ir. Henri Prakoso

men yun t ing gad i s t eman

kuliahnya Ir Bertiana mempu-

nyai 2 (dua) anak, laki dan per-

empuan yang bernama :

Muhammad Farhan alias

Farhan (Jakarta, 6 Agustus

2002), Kelas 3 SD.

Nida Faizza alias Faizza

Luddy 19 (Thn) + Farah (17 Thn)

(Jakarta, 7 April 2004), kelas

1 SD.

Pengalaman orang tuanya yang

banyak anak susah mengurusnya,

sehingga cukup 2 (dua) anak saja

dan sepasang-2 merupakan kesyuku-

ran atas karunia pemberian dari

Alloh SWT.

Menikmati hidup Berdua dan

Mengunjungi Cucunya dengan

bahagia

Sutopo dan Rose setelah sekitar

tahun 1985 sudah mulai sendiri be-

rada di tempat tinggal di Jalan Ma-

yang, namun perekonomian sudah

mulai membaik dan bangunan rumah

yang dibangun sudah menjadi rumah

yang bagus dengan banyak kamar

serta luas, semuanya itu di berikan

untuk anak-2nya serta cucu-2nya

kalau mereka pulang ke Malang. Ka-

rir Sutopo pun pada tahun 1982 mu-

lai menanjak, sejak kepulangannya

dari Malaysia, maka beberapa tahun

kemudian Sutopo diangkat menjadi

Kepala sekolah di SMA 1 Situ-

bondo. Kemudian pada tahun 1986

dipindah lebih dekat yaitu di SMA 2

P a s u r u a n , d i m a n a d e n g a n

menempuh kurang lebih 1 jam per-

jalanan dari kota Malang Sutopo

menjadi kepala sekolahnya dan

setelah umur 60 tahun yaitu tahun

1991, Sutopo pensiun untuk menjadi

guru dan masa pensiunannya dini-

kmati dengan berkunjung ke rumah

anaknya serta cucu-2nya yang be-

rada di Jakarta dan Bontang. Keba-

hagian keluarga sangat cerah, faktor

ekonomi bukan merupakan hal pent-

ing lagi, namun faktor kesehatan

agar tetap bisa berkumpul serta berk-

omunikasi dengan anaknya dapat

terwujut. Fasilita telpone, trans-

portasi kalau dulu kendaraannya

adalah sepeda, terus sepeda motor

merk Zundap, kemudian meningkat

menjadi Vespa dan ditambah dengan

Kumpul dgn Anak Cucu tahun 2005

Mobil Peugeot yang digunakan un-

tuk mengantar istri berbelanja di

pasar. Namun bagi Sutopo kebang-

gaan kendaraan seperti vespa meru-

pakan kendaraan yang sangat dian-

dalkan. Dimasa menikmati pensiun

itu, Sutopo pernah berkunjung ke

Kota Bontang yang mengunjungi

anaknya nomer 2 (Eddy), disana

bagi Sutopo merupakan kebahagian

tersendiri, karena disana rumah

anaknya sangat dekat dengan fasili-

tas olahraga yang disenangi yaitu

Tenis lapangan, setiap hari selalu

bermain dengan karyawan PT Badak

dan Sutopo sangat dikenal dengan

pribadi yang ramah bergaul dengan

teman-2 para karyawan. Kemudian

di tengah waktunya Sutopo mempu-

nyai hobby melukis serta me-

nyenangi bunga-2 seperti anggrek,

bahkan saking penasaran untuk men-

cari anggrek yang asli, Sutopo hunt-

ing bunga anggrek sampai ke tempat

habitatnya di daerah Melak (Hulu

Sungai Mahakam). Dengan naik ka-

pal Sungai, dan waktu tempuh ke

Melak sekitar 24 jam, sampai di

melak Sutopo menginap di sebuah

penginapan kecil dan berputar-putar

untuk mencari anggrek. Dan

sesampainya di rumah anaknya kem-

bali, betapa kaget barang yang diba-

wa yaitu satu karung anggrek asli

dari Kalimantan dan esoknya apa

yang terbayang dalam angannya dia

melukis gambar-2 yang didapatkan

dari jalan-2nya menyusuri sungai

Mahakam. Cerita tentang Kaliman-

tan bagi Sutopo sudah melekat di

hatinya, suku dayak, kutai, bugis dll

telah dikenalnya baik budaya mau-

pun kepribadiannya. Kedekatan

dengan masyarkat bagi Sutopo ini

patut di tauladani oleh anak cucunya

nanti. Bukan hal yang muda

melakukan ini karena kembali ke

masyarakat setelah tidak bekerja lagi

untuk menghindari Post Power Syn-

drome merupakan tindakan yang ha-

rus kita persiapkan dengan matang.

Apalagi kesibukan anak-2nya yang

terus mengejar karirnya masing, jan-

gan sampai lupa bahwa harta dan

- 5 -

Farhan 9 Thn + Faizza (6 Thn)

Sutopo berada di Bontang

Yoma (20 thn) & Bani (17 thn)

Kel. Hary R + Yani + Rini + Rian

Kel. Endri + Ratih + Yoma + Yuzi

Bala (23 thn) & Bani (19 thn)

Kel. Eddy + Linda + Luddy + Farah

Sutopo Naik Speed Boat di Bontang

Cucu Perempuan bermain vespa

Page 6: MALANG Seorang yang bernama Suharto lahir pada tgl 11 ... · PDF filenamun karena sering sakit-2an oleh orang tuanya nama tersebut di- ... seorang bayi perempuan yang cantik dan molek

jabatan itu jangan terlalu dikejar,

karena itu nanti akan datang dengan

sendirinya kalau kita kuat berusaha

dan berdoa. Ini kunci untuk kita

tetap sehat dan terhindar dari stress

yang pernah disampaikan oleh

Sutopo kepada anak-2nya yaitu se-

bagai berikut :

1. Jangan lupa melakukan olahraga

setiap hari agar tubuh ini tumbuh

dengan baik.

2. Makan buah-2an alami seperti

papaya, pisang, jambu, nenas dll

akan menjadikan tubuh kita

mendapatkan asupan vitamin

alami. Dan jangan suka

mengkonsumsi sedikit sakit obat

-2an atau vitamin tablet apapun.

3. Makanlah seperlunya, jaga berat

badan agar tidak kegemukkan,

berhentilah makan sebelum

kamu kenyang dan makanlah

sebelum kamu lapar.

4. Istirahat yang cukup jangan

bekerja hingga sampai larut mal-

am.

5. Gembiralah serta banyak komu-

nikasi dengan masyarakat seki-

tarmu karena mereka itu juga

bisa menambah kekuatan kamu

juga yang bisa memberikan mo-

tivasi..

Oleh kare-

na itu anak-

2nya pun

selalu meng-

ingat nasihat

o r a n g

tuanya, na-

mun maklum

sifat manusia

suka lupa

diri. Bahkan

s e r i n g

berkunjung

ke Jakarta hanya ingin dekat dengan

semua anaknya yang kebanyakkan

tinggal di Jakarta, bahkan Jakarta

merupakan tempat baginya sebagai

tempat yang sangat menyenangkan,

karena beberapa waktu yang lalu

waktu di jakrta, pernah Sutopo ini

berlanglang buana ke tempat suku

Baduy dan pulang-2 membawa

ketela pohon dan gula merah yang

dikasih oleh orang baduy.

Setelah Menunaikan Haji datang

cobaan keluarga Sutopo

Tahun 2003 dengan fasilitas dari

anaknya dan mantunya yang bekerja

sebagai Pilot dan Pramugari Garuda,

maka kedua orang tua ini di

berangkatkan naik haji ke Mekka.

Betapa kebahagiaan ini terwujutkan

dimana Rose yang sudah belajar

mengaji dengan tekunnya serta

Sutopo yang sudah mulai belajar

agama dengan seorang mubalig di

Malang bernama Mas Jamuri yang

merubah segalanya menjadi Muslim

dan Muslimah yang dapat menjadi

contoh kepada anak-2nya. Pengala-

man beribadah serta Mujijatnya ber-

haji dapat sampai melihat Kaba’

merupakan pengalaman yang sangat

dibanggakan, sehingga sepulang haji

ibadah sholat dijalankan dengan baik

oleh Sutopo dan Alloh itu maha

memberi hidayah kepada umatnya.

Sehingga kedua orang tua ini selalu

memberikan nasihat agar bagi anak-

nya yang belum berhaji harus segera

pergi (Insyalloh). Dan mulai saat itu

nama sudah berubah menjadi Haji

Sutopo dan Hajjah Sri Rusmiatin,

Alhamdillah predikat itu telah diba-

wanya hingga ajal menjemputnyan-

ya.

Kehilangan Anak Perempuan

Kebahagiaan yang dirasakan oleh

keluarga Sutopo ini lambat laut sedi-

kit berakhir secara beruntun, dimana

sejak kepulangan hajinya Rose,

mengalami penurunan kesehatan

yang drastic, dimana sakit yang di-

derita yaitu jantung sering kambuh.

Dan keluhan sering dirasakan, anak-

2nya ada waktu sering pulang untuk

memberikan motivasi agar Rose

dapat sehat dan semangat kembali.

Terutama bagi anak perempuannya

yang paling sering menengok ibunya

ke malang hal itu sudah menajdi

kwajiban seorang anak. Namun di-

tengah-tengah merawat Rose sendiri,

bagaikan disambar petir disiang bo-

long pada sekitar tahun 2005 setelah

anaknya bernama Ana pergi

mengunjungi kakaknya di Bontang,

Ana menderita sakit berat yaitu kena

kanker yang sudah mencapia stadi-

um 4. Keadaan inilah menambah

berat dan kegelisahan seorang ibu.

Berbagi pengobatan kedokteran

m au p u n n o n m ed i s s u d ah

diupayakan agar sakit kanker Ana

ini bisa sembuh. Namun pada tgl 3

Maret 2006 seorang anak bernama

Larasani Herliana telah meninggal

dunia karena penyakit kanker yang

diderita selama 1 tahun lebih itu.

Sedih dan sedih itu yang dirasakan

oleh orang tua serta kakak dan adik-

knya anak dan suami tidak bisa

percaya secepat itu anak perempuan

satu-2nya yang sangat dibanggakan

oleh keluarga meninggal dengan ce-

patnya diusia yang masih sekitar 44

tahun. Tidak hanya itu kesehatan

Rose juga makin memburuk setelah

meninggalnya anak perempuan satu-

2nya itu, dimana pada awal Juli

1986 Rose akhirnya hanya bisa ter-

baring di tempat tidur dan Sutopo

sebagai suami tercintanya yang se-

tiap hari dengan tekunnya merawat

istri tercintanya, dan anak-2nya pun

setiap saat bergantian pulang men-

jengguk ibunya yang sedang sakit.

Lebaran tahun 2006 adalah lebaran

terakhir anak-2nya berkumpul

dengan ibunya dan kesehatan Rose

makin makin melemah dan dalam

keadaan tidak berdaya dengan tekad

serta kekerasan hatinya, pada tgl 23

Desember 2006 Rose minta diantar

ke Jakarta, yang katanya ingin me-

nyusul anaknya (Ana) yang sudah

meninggalkan kita semua. Dan

dengan berat hati akhirnya setelah

diantar di Jakarta dan tinggal di ru-

mah anaknya yang Nomer 1 (Hari),

dan setelah mendapat perawatan

selama 2 minggu akhirnya pada tgl

11 Januari 2007 Rose akhirnya

meninggal dunia dan meninggalkan

suaminya yang selama ini setia me-

rawatnya dan anak-2nya yang masih

merindukan kehadiran serta nasihat-

2nya. Nasihat itu sekarang hanya

bisa menjadi renungan agar kita

yang ditinggalkan tetap diberikan

kesabaran, ketabahan serta kekuatan

saja.

Sutopo Menyusul Istrinya

Semenjak meninggalnya kedua

orang perempuan yang dicintai,

Sutopo yang selama ini hidup terbi-

asa dengan istri tercintanya merasa

terpukul, walaupun hal itu tidak tam-

pak diraut wajahnya, namun hatinya

sedih dan sedih tidak ada lagi hara-

pan untuk menumpahkan isi hati

Sutopo. Dalam kesendiriannya

Sutopo hanya bisa pasrah hidup

dirumah kenangan di Jalan Mayang

10 tersebut tanpa ada anak satupun

yang menemaninya. Karena semua

anak-2nya hidup dengan keluargan-

ya masing-2. walaupun oleh anak-

2nya agar Sutopo ini tinggal ber-

gantian di tempat anaknya di Jakarta

atau di Bontang namun Sutopo tetap

mau tinggal di Malang, dengan

alasan ingin menjaga rumah itu sam-

pai akhir hayatnya. Pada lebaran

2007 tiba, suasana lebaran tanpa

Rose sebagai istri dan ibu anak-2nya

terasa hampar apabila lebaran terse-

but semua anak-2nya berkumpul di

Malang. Dengan inisiatif Mas hari

sebagai anak tertuanya, akhirnya

lebaran diputuskan untuk berkumpul

di Kota Bontang saja. Kebahagian

bagi Eddy karena dapat bekumpul

dengan seorang ayah yang menjadi

idolanya mau datang ke Bontang

untuk berlebaran. Akhirnya tiba saat

lebaran Mas hari dengan keluargan-

ya, serta anaknya almarhum Ana

(Bala dan Bani) datang bersi-

lahturahmi ke Bontang. Inilah leba-

ran yang bahagia dan yang terkahir

bagi Sutopo. Dan dengan senang

hati, tempat yang dulu pernah dikun-

jungi oleh Sutopo seperti tengga-

rong, TNK Bengkirai, Bras Basah

sempat didatang dan Sutopo dalam

kata terakhirnya sebelum meninggal-

kan kota Bontang mengatakan ka-

limat seperti ini “Aku sudah puas

puas puas udara,lautan, hutan sudah

aku jelajahi dan cukup disini saja

Bapak sudah senang sekali atas ke-

baikan Kalian”. Apakah kata-2 terse-

but sebagai pertanda berakhirnya

perjumpaan dengan anak-2nya

dengan Bapaknya?. Merasakan hal

tersebut, anaknya meminta bahwa

Bapak tidak boleh pulang ke Ma-

lang, dan mengharapkan bapaknya

bisa tinggal lama di Bontang dan

ingin melakukan check up kesehatan

yang mungkin selama ini belum

pernah dilakukan oleh sang Bapak.

Namun keadaan berubah 180 dera-

jat, ternyata Bapak tidak menghen-

daki dan tetap berkeinginan keras

untuk pulang ke Malang dalam

keadaan apapun juga. Kecewa dan

kecewa kami semua terakhir hari itu

kami berjumpa dengan Bapak yang

dikasihi, Alloh menjadikan manusia

akan kembali keasalnya, dan Sutopo

tanpa sakit yang tidak diketahui

sebabnya setelah berobat ke rumah

sakit umum dan dinyatakan hanya

sakit perut biasa, namun yang terjadi

adalah tgl 4 desember 2007, Sutopo

menemui istri dan anak perempuan

yang dicitainya di alam sana yang

meninggal dengan tenang dan damai

(Innalillahi Wainna Lillahi Rojiun),

semoga amalan akhirnya bisa men-

jadikan Almarhum masuk kedalam

surga.

Sabar dan Tabah bagi yang Anak

-2 yang sudah Ditinggalkan

Itulah sepenggal kisah pejuangan

mengenal secara dekat keluarga

Sutopo dan berikut anak dan cu-

cunya yang sekarang sudah dewasa,

kenangan dan nostalgia kota malang

jangan pernah dilupakan oleh anak

cucunya dan saat ini rumah di Ma-

lang masih utuh dan tidak ada yang

menunggu, siapa yang saat ini

sekolah atau tinggal di Malang

sebaiknya rumah bisa ditempati dan

dirawat sebaik mungkin.

Nasihat seorang ayah atau

seorang Eyang bagi cucunya perlu

kita camkan, perjuangannya yang

super, perlu kita tiru mana yang

baiknya saja. Dimana menjaga

kesehatan adalah penting di zaman

sekarang ini, makan yang teratur tid-

ak kurang dan apalagi berlebihan

dengan menu yang sederhana saja,

bisa menjadi kiat bahwa itu juga

kunci kesehatan disamping menjaga

stress dari pikiran-2 kantor, sekolah,

masalah rumah tangga/ keluarga

maupun lingkungan sekiranya bisa

dapat diatasi dengan baik dan bi-

jaksana. Dan kita bisa hidup dengan

rasa damai dan membina si-

lahturahmi dengan semua keluarga

besar adalah salah cara yang

ditanamkan oleh keluarga sutopo.

Maka dalam kesempatan ini Kami

atas nama KELUARGA BESAR

SUTOPO MENYAMPAIKAN

SELAMAT IDUL FITRI 1431 H

DAN MOHON MAAF LAHIR

DAN BATIN, Salam dari Kel. Hari

Rustjahjo, Kel Eddy Tratmanto, Kel.

Endri Dijanto, Kel. Bambang

Widyasono dan Kel. Henry Parkoso.

(Penulis : Eddy Tratmanto)

- 6 -

Foto Atas Tahun 1968, Bawah Tahun 2005

Sutopo seorang Penyabar

yang kuat pendirianya