mama-endo

25
ENDOMETRITIS A. PENGERTIAN - Endometritis adalah suatu peradangan endometrium yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri pada jaringan. (Taber, B., 1994). - Endometritis adalah infeksi pada endometrium (lapisan dalam dari rahim). (Manuaba, I. B. G., 1998). - Endometritis adalah suatu infeksi yag terjadi di endometrium, merupakan komplikasi pascapartum, biasanya terjadi 48 sampai 72 jam setelah melahirkan. B. ETIOLOGI Endometritis sering ditemukan pada wanita setelah seksio sesarea terutama bila sebelumnya ada riwayat koriomnionitis, partus lama, pecah ketuban yang lama. Penyebab lainnya dari endometritis adalah adanya tanda jaringan plasenta yang tertahan setelah abortus dan melahirkan. (Taber, B. 1994). Menurut Varney, H. (2001), hal-hal yang dapat menyebabkan infeksi pada wanita adalah: - Waktu persalinan lama, terutama disertai pecahnya ketuban. - Pecahnya ketuban berlangsung lama. - Adanya pemeriksaan vagina selama persalinan dan disertai pecahnya ketuban. - Teknik aseptik tidak dipatuhi. - Manipulasi intrauterus (pengangkatan plasenta secara manual). - Trauma jaringan yang luas/luka terbuka. - Kelahiran secara bedah.

Upload: telorkodok

Post on 29-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

obsgyn

TRANSCRIPT

Page 1: mama-endo

ENDOMETRITIS

A. PENGERTIAN

- Endometritis adalah suatu peradangan endometrium yang biasanya

disebabkan oleh infeksi bakteri pada jaringan. (Taber, B., 1994).

- Endometritis adalah infeksi pada endometrium (lapisan dalam dari rahim).

(Manuaba, I. B. G., 1998).

- Endometritis adalah suatu infeksi yag terjadi di endometrium, merupakan

komplikasi pascapartum, biasanya terjadi 48 sampai 72 jam setelah

melahirkan.

B. ETIOLOGI

Endometritis sering ditemukan pada wanita setelah seksio sesarea

terutama bila sebelumnya ada riwayat koriomnionitis, partus lama, pecah

ketuban yang lama. Penyebab lainnya dari endometritis adalah adanya tanda

jaringan plasenta yang tertahan setelah abortus dan melahirkan. (Taber, B.

1994).

Menurut Varney, H. (2001), hal-hal yang dapat menyebabkan infeksi pada

wanita adalah:

- Waktu persalinan lama, terutama disertai pecahnya ketuban.

- Pecahnya ketuban berlangsung lama.

- Adanya pemeriksaan vagina selama persalinan dan disertai pecahnya

ketuban.

- Teknik aseptik tidak dipatuhi.

- Manipulasi intrauterus (pengangkatan plasenta secara manual).

- Trauma jaringan yang luas/luka terbuka.

- Kelahiran secara bedah.

- Retensi fragmen plasenta/membran amnion.

C. KLASIFIKASI

Menurut Wiknjosastro (2002),

- Endometritis akuta

Terutama terjadi pada masa post partum / post abortum. Pada

endometritis post partum regenerasi endometrium selesai pada hari ke-9,

sehingga endometritis post partum pada umumnya terjadi sebelum hari ke-9.

Endometritis post abortum terutama terjadi pada abortus provokatus.

Page 2: mama-endo

Pada endometritis akuta, endometrium mengalami edema dan

hiperemi, dan pada pemeriksaan mikroskopik terdapat hiperemi, edema dan

infiltrasi leukosit berinti polimorf yang banyak, serta perdarahan-perdarahan

interstisial. Sebab yang paling penting ialah infeksi gonorea dan infeksi pada

abortus dan partus. Infeksi gonorea mulai sebagai servisitis akut, dan radang

menjalar ke atas dan menyebabkan endometritis akut.

Pada abortus septik dan sepsis puerperalis infeksi cepat meluas ke

miometrium dan melalui pembuluh-pembuluh darah limfe dapat menjalar ke

parametrium, ketuban dan ovarium, dan ke peritoneum sekitarnya. Gejala-

gejala endometritis akut dianataranya, panas tinggi, kelihatan sakit keras,

keluar leukorea yang bernanah, dan uterus serta daerah sekitarnya nyeri

pada perabaan.

Sebab lain endometritis akut ialah tindakan yang dilakukan dalam

uterus di luar partus atau abortus, seperti kerokan, memasukan radium ke

dalam uterus, memasukan IUD (intra uterine device) ke dalam uterus, dan

sebagainya.

Endometritis akut yang disebabkan oleh kuman-kuman yang tidak

seberapa patogen pada umumnya dapat diatasi atas kekuatan jaringan

sendiri, dibantu dengan pelepasan lapisan fungsional dari endometrium pada

waktu haid. Dalam pengobatan endometritis akuta yang paling penting adalah

berusaha mencegah, agar infeksi tidak menjalar.

Gejalanya :

Demam

Lochea berbau : pada endometritis post abortum kadang-kadang

keluar flour yang purulent.

Lochea lama berdarah malahan terjadi metrorrhagi.

Kalau radang tidak menjalar ke parametrium atau parametrium tidak

nyeri.

Terapi :

Uterotonika.

Istirahat, letak fowler.

Antibiotika.

Endometritis senilis perlu dikuret untuk menyampingkan corpus

carsinoma. Dapat diberi estrogen.

- Endometritis kronika

Page 3: mama-endo

Endometritis kronika jarang terjadi, karena infeksi yang masuk ke

dalam miometrium, tidak dapat mempertahankan diri, karena pelepasan

lapisan fungsional darn endometrium pada waktu haid. Pada pemeriksaan

mikroskopik ditemukan banyak sel-sel plasma dan limfosit. Penemuan limfosit

saja tidak besar artinya karena sel itu juga ditemukan dalam keadaan normal

dalam endometrium. Gejala-gejala klinis endometritis kronika adalah leukorea

dan menorargia. Pengobatan tergantung dari penyebabnya.

Endometritis kronis ditemukan:

a. Pada tuberkulosis.

Endometritis tuberkulosa terdapat pada hampir setengah kasus-kasus TB

genital. Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan tuberkel pada tengah-

tengah endometrium yang meradang menahun.

b. Jika tertinggal sisa-sisa abortus atau partus.

Pada abortus inkomplitus dengan sisa-sisa tertinggal dalam uterus

terdapat desidua dan vili korealis di tengah-tengah radang menahun

endometrium.

c. Jika terdapat korpus alineum di kavum uteri.

d. Pada polip uterus dengan infeksi.

e. Pada tumor ganas uterus.

f. Pada salpingo – oofaritis dan selulitis pelvik.

Endometritis kronika yang lain umumnya akibat ineksi terus-menerus karena

adanya benda asing atau polip/tumor dengan infeksi di dalam kavum uteri.

Gejalanya :

Flour albus yang keluar dari ostium.

Kelainan haid seperti metrorrhagi dan menorrhagi.

Terapi :

Perlu dilakukan kuretase.

D. GAMBARAN KLINIS

Gambaran klinis dari endometritis tergantung pada jenis dan virulensi kuman,

daya tahan penderita dan derajat trauma pada jalan lahir. Kadang-kadang lokhea

tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta dan selaput ketuban. Keadaan ini

dinamakan lokiometra dan dapat menyebabkan kenaikan suhu yang segera

hilang setelah rintangan dibatasi. Uterus pada endometrium agak membesar,

serta nyeri pada perabaan, dan lembek. Pada endometritis yang tidak meluas

penderita pada hari-hari pertama merasa kurang sehat dan perut nyeri, mulai hari

ke 3 suhu meningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi dalam beberapa hari suhu

Page 4: mama-endo

dan nadi menurun, dan dalam kurang lebih satu minggu keadaan sudah normal

kembali, lokhea pada endometritis, biasanya bertambah dan kadang-kadang

berbau. Hal yang terakhir ini tidak boleh menimbulkan anggapan bahwa

infeksinya berat. Malahan infeksi berat kadang-kadang disertai oleh lokhea yang

sedikit dan tidak berbau.

Gambaran klinik dari endometritis:

a. Nyeri abdomen bagian bawah.

b. Mengeluarkan keputihan (leukorea).

c. Kadang terjadi pendarahan.

d. Dapat terjadi penyebaran.

- Miometritis (pada otot rahim).

- Parametritis (sekitar rahim).

- Salpingitis (saluran otot).

- Ooforitis (indung telur).

- Pembentukan penahanan sehingga terjadi abses.

(Manuaba, I. B. G., 1998)

Menurut Varney, H (2001), tanda dan gejala endometritis meliputi:

- Takikardi 100-140 bpm.

- Suhu 30 – 40 derajat celcius.

- Menggigil.

- Nyeri tekan uterus yang meluas secara lateral.

- Peningkatan nyeri setelah melahirkan.

- Sub involusi.

- Distensi abdomen.

- Lokea sedikit dan tidak berbau/banyak, berbau busuk, mengandung darah

seropurulen.

- Awitan 3-5 hari pasca partum, kecuali jika disertai infeksi streptococcus.

- Jumlah sel darah putih meningkat.

E. PATOFISIOLOGI

Kuman-kuman masuk endometrium, biasanya pada luka bekas insersio

plasenta, dan waktu singkat mengikut sertakan seluruh endometrium. Pada

infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen, radang terbatas pada

endometrium. Jaringan desidua bersama-sama dengan bekuan darah menjadi

nekrosis serta cairan. Pada batas antara daerah yang meradang dan daerah

Page 5: mama-endo

sehat terdapat lapisan terdiri atas lekosit-lekosit. Pada infeksi yang lebih berat

batas endometrium dapat dilampaui dan terjadilah penjalaran.

PATOFISIOLOGI ENDOMETRITIS

Bakteri/kuman

(melalui luka bekas insersio plasenta)

Masuk ke endometrium

Gangguan psikologis Radang endometrium

Ibu

Jaringan desidua + bekuan darah

Nekrosis Tidak nafsu

makan

Getah berbau Keputihan Intake kurang

( Wiknjosastro, H. 2002 )

F. KOMPLIKASI

- Wound infection

- Peritonitis

- Adnexal infection.

- Parametrial phlegmon

- Abses pelvis

- Septic pelvic thrombophlebitis.

G. PENATALAKSANAAN

- Antibiotika ditambah drainase yang memadai merupakan pojok sasaran terpi.

Evaluasi klinis daan organisme yang terlihat pada pewarnaan gram, seperti

Nyeri

Resiko tinggi terhadap

perubahan menjadi orang tua

Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh

Resiko infeksi

Page 6: mama-endo

juga pengetahuan bakteri yang diisolasi dari infeksi serupa sebelumnya,

memberikan petunjuk untuk terapi antibiotik.

- Cairan intravena dan elektrolit merupakan terapi pengganti untuk dehidrasi

ditambah terapi pemeliharaan untuk pasien-pasien yang tidak mampu

mentoleransi makanan lewat mulut. Secepat mungkin pasien diberikan diit

per oral untuk memberikan nutrisi yang memadai.

- Pengganti darah dapat diindikasikan untuk anemia berat dengan post abortus

atau post partum.

- Tirah baring dan analgesia merupakan terapi pendukung yang banyak

manfaatnya.

- Pembedahan biasanya dilakukan pada kasus berikut:

a. bercak jaringan endometrium memiliki garis tengah yang lebih besar dari

3,8-5 cm

b. perlengketan yang berarti di perut bagian bawah atau panggul

c. jaringan endometrium menyumbat salah satu atau kedua tuba

d. jaringan endometrium menyebabkan nyeri perut atau panggul yang sangat

hebat, yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan.

Untuk membuang jaringan endometrium kadang digunakan elektrokauter

atau sinar laser. Tetapi pembedahan hanya merupakan tindakan sementara,

karena endometriosis sering berulang. Ovarektomi (pengangkatan ovarium)

dan histerektomi (pengangkatan rahim) hanya dilakukan jika nyeri perut atau

panggul tidak dapat dihilangkan dengan obat-obatan dan penderita tidak ada

rencana untuk hamil lagi.

Setelah pembedahan, diberikan terapi sulih estrogen. Terapi bisa dimulai

segera setelah pembedahan atau jika jaringan endometrium yang tersisa

masih banyak, maka terapi baru dilakukan 4-6 bulan setelah pembedahan.

- Pilihan pengobatan untuk endometriosis :

1. Obat-obatan yang menekan aktivitas ovarium dan memperlambat

pertumbuhan jaringan endometrium

2. Pembedahan untuk membuang sebanyak mungkin endometriosis

3. Kombinasi obat-obatan dan pembedahan

4. Histerektomi, seringkali disertai dengan pengangkatan tuba falopii dan

ovarium.

Pilihan pengobatan yang tepat akan tergantung pada umur, derajat dan

luasnya penyakit, serta faktor keinginan mempunyai anak. 

1. Simtomatik (hanya menghilangkan gejala penyakit) 

Jika gejala penyakit endometriosis tidak terlalu berat, mungkin gabungan obat

Page 7: mama-endo

anti-nyeri seperti aspirin, parasetamol, atau/dan obat anti-radang seperti

ibuprofen cukup menolong dalam mengurangi nyeri dan kejang otot rahim

ketika haid. Namun obat-obat itu tidak menyembuhkan endometriosis,

melainkan hanya mengurangi penderitaan sementara waktu. 

2. Pengobatan hormonal 

Dengan pemberian hormon, haid akan berhenti, sehingga mirip masa

kehamilan atau menopause. Artinya, keadaan ini mirip peristiwa alami.

Dengan berhentinya haid, maka gejala akibat endometriosis pun akan

berkurang. 

a. Progesteron. 

Obat progesteron sintetik yang diberikan akan bekerja seperti hormon

progesteron wanita. Pada dosis tinggi, hormon ini akan meng-hambat

pelepasan sel telur dan membuat tubuh 'percaya' seolah telah terjadi suatu

kehamilan. Akibatnya haid berhenti, dinding rahim menipis dan proses

pertumbuhan endometriosis berhenti. Contoh obat yang mengan-dung

progesteron adalah noretisteron dan medroksiprogesteron asetat (MPA).

Pengaruh sampingannya adalah sindrom prahaid, seperti retensi air dan

perubahan emosi (mood swing). Sebenarnya pengaruh sampingan yang lebih

sering terjadi adalah perdarahan di luar masa haid, bertambahnya berat

badan dan perut kembung. 

b. Kontrasepsi oral (pil KB). 

Terkadang pil kontrasepsi dipakai pula untuk mengobati nyeri pada penderita

endometriosis. Obat ini harus dipakai terus-menerus untuk beberapa bulan.

Selama itu haid akan berhenti. Tetapi kontrasepsi oral tidak dapat digunakan

pada semua wanita, karena bergantung pada kondisi kesehatan dan gaya

hidupnya. 

c. Danazol.

Obat ini mengandung hormon androgen yang mirip dengan testosteron pada

pria. Khasiatnya adalah menurunkan kadar estrogen sehingga timbul

keadaan mirip menopause. Karena untuk tumbuhnya jaringan endometriosis

dipengaruhi oleh estrogen maka akibatnya adalah endometriosis akan

berhenti tumbuh jika kadar estrogen menurun. Pengaruh sampingan obat ini

adalah timbul jerawat dan kulit berminyak, gejolak panas diseluruh tubuh,

retensi cairan dan berat badan bertambah. Umumnya terjadi pertumbuhan

rambut abnormal pada daerah yang tidak semestinya dan suara memberat

seperti pria. Pengaruh sampingan ini akan hilang sendiri bila pengobatan

dihentikan. Danazol biasanya diberikan selama 2-9 bulan. Obat lain adalah

Page 8: mama-endo

Gestrinon yang cara kerjanya dan pengaruh sampingnya mirip danazol.

Biasanya dipakai dua kali dalam seminggu. 

d. Agonis GnRH.

Obat ini merupakan jenis hormon yang relatif baru dipergunakan untuk

pengobatan endometriosis. Dasar kerjanya meniru hormon otak yang

mengendalikan pelepasan hormon estrogen secara beraturan. Pengaruh obat

ini terhadap fungsi tubuh adalah membuat keadaan mirip menopause akibat

penurunan estrogen, dan sebagian membuat jaringan endometrium mati.

Agonis GnRH diberikan dengan berbagai cara

1) Penyemprotan melalui lubang hidung (nasal spray) yang harus

disemprotkan beberapa kali dalam sehari. Dengan cara ini yang penting

adalah tidak terjadinya kelebihan dosis. 

2) Obat lain yang masih segolongan adalah yang diberikan dalam bentuk

suntikan depot bulanan. Contohnya, adalah small biodegradable pellet yang

diletakkan di bawah kulit dan bekerja melepaskan obat yang terkandung di

dalamnya secara teratur selama empat minggu (28 hari). 

Pengobatan biasanya selesai kurang lebih dalam 6 bulan. Agonis GnRH juga

menyebabkan pengaruh sampingan, mirip menopause. Gejalanya adalah

gejolak panas, vagina kering dan perubahan emosi. Selain itu dapat terjadi

kehilangan kalsium tulang dalam jumlah kecil, yang pulih setelah pengobatan

dihentikan. 

e. Penghambat aromatase (aromatase inhibitor).

Obat ini merupakan gene-rasi terbaru dari jenis obat anti-endometriosis.

Pemakaiannya didasarkan pada temuan terkini, bahwa endometriosis

ternyata merupakan proses di dalam sel abnormal yang dapat berdiri sendiri

atas kerja enzim atomatase. Oleh karena sifat proses tersebut, dapatlah

diterangkan sekarang mengapa endometriosis juga sering ditemukan pada

wanita meski sudah mengalami menopause. Keuntungan obat ini adalah

proses endometriosis dapat dite-kan tanpa mengganggu proses

pekembangan folikel di indung telur. Itulah mengapa selama pemberian obat

ini, dapat terjadi kehamilan. Begitu dike-tahui hamil, obat ini harus segera

dihentikan. Pemberian obat ini dapat dilakukan selama 6 bulan berturut-turut. 

3. Pembedahan 

Selain dengan obat, pembedahan juga merupakan pilihan lain untuk

pengobatan endometriosis. Ada dua macam pembedahan yaitu: 

a. pembedahan konservatif 

b. pembedahan radikal.

Page 9: mama-endo

Pada pembedahan konservatif, dilakukan hanya pengangkatan atau

penghancu-ran jaringan endometriosis yang terlihat saja. Pembedahan ini

dapat dilakukan secara laparoskopi operatif. Dengan bantuan alat-alat yang

sangat kecil, melalui teropong, jaringan endometriosis dapat diangkat atau

dihancurkan. Kadangkala digunakan sinar laser. Dibandingkan dengan

operasi besar (laparotomi) maka laparoskopi operatif ini lebih kecil risikonya

karena sayatan pada dinding perut dibuat sangat kecil, sehingga rongga

perut tidak terlihat ke luar. 

Pada pembedahan radikal, selain pengangkatan jaringan endometriosis,

diangkat pula satu atau lebih organ reproduksi lainnya termasuk rahim.

Tindakan ini ter-kadang diperlukan pada kasus endometriosis yang sangat

sukar diatasi, terutama pada wanita yang sudah tidak ingin lagi mempunyai

anak. Akibat pembedahan radikal ini, sudah tentu wanita tersebut tidak akan

mengalami haid lagi. 

Namun kini lebih banyak wanita, jika mungkin, memilih mempertahankan

indung telurnya dan meminta rahimnya saja yang diangkat. Tetapi

sebenarnya indung telur itu adalah penghasil estrogen yang membuat

jaringan endometrium dan endometriosis bertumbuh. Oleh karena itu

pengangkatan indung telur tersebut tetap perlu dipikirkan. Apabila diangkat

maka biasanya hormon estrogen peng-ganti masih perlu di berikan yang

dikenal sebagai sulih hormon. Ini penting untuk mengendalikan gejala awal

pramenopause akibat hilangnya indung telur. Sayangnya, sulih hormon ini

dapat juga menyebabkan jaringan endometriosis kembali tumbuh sehingga

mungkin sulih hormon akan dilakukan setelah jaringan tersebut dianggap

mati. 

- Tindakan bedah: endometritis post partum sering disertai dengan jaringan

plasenta yang tertahan atau obstruksi serviks. Drainase lokia yang memadai

sangat penting. Jaringan plasenta yang tertinggal dikeluarkan dengan

kuretase perlahan-lahan dan hati-hati. Histerektomi dan salpingo –

oofaringektomi bilateral mungkin ditemukan bila klostridia teah meluas

melampaui endometrium dan ditemukan bukti adanya sepsis sistemik

klostridia (syok, hemolisis, gagal ginjal).

Page 10: mama-endo

ASKEB PATOLOGI ENDOMETRITIS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”R” DENGAN ENDOMETRITIS

DI RSUD SALEWANGAN MAROS

6 APRIL 2011

No. Register               :11.23.14

Tanggal Masuk          : 6 April 2011, jam 08.00 wita

Tanggal Pengkaji       : 6 April 2011, jam 08.30 wita

Pengkaji                      :

A. IDENTIFIKASI DATA DASAR

1.   Identitas data dasar

Nama                                  : Ny.’’R’’/Tn.”Y”

Umur                                  : 17thn/25thn

Suku                                   : Bugis/Bugis

Nikah/Lamanya                : 1 kali ± 3 tahun

Agama                                :  Islam/Islam

Pendidikan                         :  SD/SD

Pekerjaan                          :  IRT/Sopir

Alamat                                :  BTN. Panrita Bola blok F12 Maros

2.  Riwayat kesehatan keluarga

Ibu tidak ada riwayat penyakit keturunan dalam keluarga

3.  Riwayat  reproduksi

a. Riwayat haid

Menarce        : 14 thn

Siklus haid    : 28-30 hari

Lamanya       : 5-7 hari

b.  Riwayat ginekologi

   Ibu selama ini belum pernah menderita penyakit pada organ reproduksinya

4.  Riwayat keluarga berencana

Ibu belum pernah menjadi akseptor KB

5.  Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar

a.       Kebutuhan nutrisi

 Pola makan                      : nasi, sayur dan tempe

 Frekuensi makan              :2x sehari      

Page 11: mama-endo

 Nafsu makan                    :baik

Minum                              :6-8 x/hari

b.      Kebutuhan eliminasi

 Frekuensi BAK                :2-3x/hari

Frekuensi BAB                :1x/hari

c.       Pola istirahat

Ibu mengeluh sulit tidur dikarenakan adanya nyeri pada perut dan

pengeluaran pervaginam yang banyak dan berbau disertai sakit kepala

d.      Personal Hygene

Mandi dan sikat gigi 2x sehari

Pakaian dalam diganti 2x sehari sehabis mandi

6.   Data psikologi, ekonomi  dan spritual

a. Ibu merasa cemas dengan keadaaannya

b. Suami adalah pengambil keputusan dalam keluarga

c. Ibu dan keluarga menggunakan jamkesmas  dalam masa perawatan di RS

d. Ibu dan keluarga berserah diri kepada allah dan berharap penyakitnya dapat

sembuh                                                                                                                

7. .Pemeriksaan fisik

a) Keadaan ibu tampak pucat dan lemah

b) Kesadaran komposmentis

c) TTV

TD             :120/90 mmHg

N               :84x/menit

S                :38,5oc

P                :24x/menit

d) Pemeriksaan fisik

1.      Kepala

  Rambut dan kulit kepala bersih, rambut hitam dan tidak rontok, tidak ada

benjoan

2.      Wajah

  Simetris ki, ka agak pucat, tidak oedema, tidak ada nyeri tekan

3.      Mata

  Kongjungtiva pucat, scelera putih tidak ikterus

4.      Mulut dan gigi

  Mulut dan gigi bersih, tidak ada caries, mukosa bibir kering

5.      Telinga

  Tampak simetrisi ki. Ka bersih tidak ada sekret

Page 12: mama-endo

6.      Leher

  Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar linfe dan vena jugularis

7.      Payudara

  Simetris ki, ka keadaan puting susu menonjol, tidak ada massa

8.      Abdomen

  Tidak ada luka bekas operasi, ada nyeri tekan pada perut

  TFU tidak teraba

9.      Vulva dan vagina

  Tidak oedema dan varices, ada darah keluar

10.  Ekstremitas

  Tampak simetris ki, ka tidak oedema dan varices, refleks patella (+)

B. IDENTIFIKASI DIANOSA/ MASALAH AKTUAL

Diagnosa  : Endometritis dengan anemia

DS               : Keluar darah yang banyak  disertai bau busuk sejak   kemarin pagi

tanggal 5 April 2011 jam 07.30 wita sampai dengan sekarang

DO              :

Ada pengeluaran banyak darah dari vagina disertai bau busuk

Adanya pengeluaran secret yang berbau, putih dan encer dari vagina

Pada pemeriksaan dalam, teraba edema pada endometrium

Konjungtiva pucat

Analisa dan Interpretasi data

Gejala klinis umum terjadinya endometritis akuta adalah demam

tinggi, lochea berbau, lochea lama berdarah dan kemungkinan menjadi metrorhagia.

(Ilmu Kandungan,sarwono,hal 281)

Pada endometritis akuta, endometrium mengalami edema dan hiperemi, dan

pada pemeriksaan mikroskopik terdapat hiperemi, edema dan infiltrasi leukosit berinti

polimorf yang banyak, serta perdarahan-perdarahan interstisial.(Ilmu

Kandungan,sarwono,hal 283)

            Gejala yang biasa timbul pada Infeksi vagina yang disebabkan oleh bakteri

ialah keluarnya secret yang berbau, encer, dan putih. (Patofisiologi,EGC,hal 1341)

Masalah Aktual       : Kecemasan

DS       :

  Ibu merasa cemas dengan keadaanya

  Ibu sering menanyakan tentang penyakitnya

Page 13: mama-endo

Analisa dan Interpretasi data

DS:

 Dengan adanya nyeri yang dirasakan oleh ibu yang mengakibatkan merasa

cemas dengan keadaannya

        Ibu sering bertanya tentang keadaanya menndakan kurangnya pengetahuan

ibu tentang penyakit yang dideritanya sehingga ibu cemas akan penyakitnya.

Masalah Aktual : Anemia

DS      :

        Keluar darah yang banyak disertai bau busuk sejak kemarin pagi tanggal 5

April 2011 jam 07.30 wita sampai dengan sekarang

DO     :

        Ada pengeluaran darah yang banyak dari jalan lahir, konjungtiva pucat

        Pemeriksaan HB : 6,3 gr%

Analisa dan Interpretasi data :

            Dengan pengeluaran darah disertai dengan konungtiva pucat dan pada

pemerksaan HB : 6,3gr% menandakan ibu dalam keadaan anemis (kekurangan

darah).

            Tanda – tanda orang tidak anemia ialah konjungtiva merah muda,

pemeriksaan  HB > 10gr% (Asuhan Keperawatan).

C.  ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

     Antisipasi terjadinya penyebaran endometritis

     Data Dasar

DO                   :

- Ada pengeluaran darah yang banyak serta berbau

-  Ada pengeluaran cairan putih, keruh, berbau dari  jalan lahir (leukorea)

Analisa dan Interpretasi data

Pada endometritis akuta, endometrium mengalami edema dan hiperemi, dan

pada pemeriksaan mikroskopik terdapat hiperemi, edema dan infiltrasi leukosit berinti

polimorf yang banyak, serta perdarahan-perdarahan interstisial.(Ilmu

Kandungan,sarwono,hal 283)

Pada kondisi sepsis puerperalis infeksi cepat meluas ke miometrium dan

melalui pembuluh-pembuluh darah limfe dapat menjalar ke parametrium, ketuban

Page 14: mama-endo

dan ovarium, dan ke peritoneum sekitarnya. Penderita panas tinggi, kelihatan sakit

keras, serta keluar leukorea yang bernanah.(Ilmu Kebidanan,sarwono,hal 283).

D.     PERLUNYA TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat – obatan dan terapi kanker

serta pelaksanaan tindakan selanjutnya.

E.      RENCANA TIDAKAN

Tujuan            : Keluhan ibu dapat teratasi

Kriteria           :          

 Perdarahan berhenti

 Endometritis tidak menyebar

Rencana Tindakan    :

 Jelaskan pada Ibu mengenai kondisinya

Rasional           :  Agar ibu mengetahui keadaan penyakitnya dan tidak bertanya-

tanya tentang keadaan yang dialaminya.

 Berikan ibu support atau dukungan

  Rasional           : Dukungan yang diberikan dapat membuat ibu semangat dan

kuat  dalam menghadapi penyakitnya

 Lakukan pemasangan infus kepada ibu

   Rasional           :  Untuk  memenuhi kebutuhan cairan yang ada dalam tubuh dan

memudahkan untuk pemberian obat melalui intravena

 Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

Rasional           :  Dengan istirahat yang cukup dapat merelaksasikan otot-otot dalam

tubuh sehingga kondisi tubuh ibu lebih baik

 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat

Rasional           :    Pemberian obat dapat megurangi rasa nyeri dan juga dapat

mencegah infeksi akibat pendarahan.

Anemia

Tujuan            : Anemia dapat teratasi

Kriteria           : Kepala ibu tidak pusing

                     Konjungtiva merah muda

                     HB > 10 gr%

                 

Intervensi :

  Anjurkan ibu untuk minum air maksimal 2L/hari

Page 15: mama-endo

Rasional           : Agar kebutuhan intake ibu dapat terpenuhi

  Konsul dengan dokter untuk melakukan transfusi darah

Rasional           : Untuk mencegah anemia yang berkelanjutan

LANGKAH VI. IMPLEMENTASI

Tercatat pada planning pendokumentasian

LANGKAH VII EVALUASI

Tercatat pada planning pendokumentasian

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”R”

DENGAN ENDOMETRITIS DI RSUD SALEWANGANG

MAROS 6 APRIL 2011

Page 16: mama-endo

No. Register               :11.23.14

Tanggal Masuk          :6 April 2011, jam 08.00 wita

Tanggal Pengkaji      : 6 April 2011, jam 08.30 wita

Pengkaji                      :

DATA SUBYEKTIF (S)

a. Keluar darah lebih dari biasanya disertai bau busuk sejak kemarin pagi tanggal 4

April 2011 jam 07.30 wita sampai dengan sekarang

b. Haid tidak teratur kadang 2 kali dalam sebulan

c. Ibu merasa nyeri atau sakit perut yang luar biasa ketika darah mau keluar pada

perut bagian bawah

d. Ibu mengeluh keluar cairan putih, encer dan berbau

DATA OBYEKTIF (O)

a.      Keadaan ibu tampak pucat dan lemah

b.      Kesadaran komposmentis

c.      TTV

  TD                : 120/90 mmHg

  N                  : 84x/menit

  S                   : 38,5oc

  P                   : 24x/menit

d.  Pemeriksaan fisik

1.      Kepala

Rambut dan kulit kepala bersih, rambut hitam dan tidak rontok, tidak ada benjoan

2.      Wajah

Simetris ki, ka agak pucat, tidak oedema, tidak ada nyeri tekan

3.      Mata

Kongjungtiva pucat, scelera putih tidak ikterus

4.      Mulut dan gigi

Mulut dan gigi bersih, tidak ada caries, mukosa bibir kering

5.      Telinga

Tampak simetrisi ki. Ka bersih tidak ada sekret

6.      Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar linfe dan vena jugularis

7.      Payudara

Simetris ki, ka keadaan puting susu menonjol, tidak ada massa

8.      Abdomen

Page 17: mama-endo

Tidak ada luka bekas operasi, ada nyeri tekan pada perut

TFU tidak teraba

9.      Vulva dan vagina

Tidak oedema dan varices, ada darah keluar

10.  Ekstremitas

Tampak simetris ki, ka tidak oedema dan varices, refleks patella (+)

ASSESMENT (A)

Endometritis dengan anemia

PLANNING (P)

1.      Jelaskan pada ibu mengenai kondisinya

“agar ibu mengetahui keadaan penyakitnya dan tidak bertanya- Tanya tentang

keadaan yang dialaminya”

2.      Berikan ibu support atau dukungan

“Ibu bersabar dalam menghadapi penyakit penyakitnya”

3.      Lakukan pemasangan infuse kepada ibu

infus dipasang oleh perawat yang bertugas

4.      Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

“ibu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan”

5.      Menganjurkan ibu untuk  makan.makanan yang kaya akan VIT C yaitu tomat,

dsb dan karoten seperti wortel, dan makana yang kurang lemak.

“Ibu mengerti dan bersedia makan- makanan yang dianjurkan

6.      Kolaborasi dengan dokter  untuk pemberian obat

“Ibu mengerti akan penjelasan yang disampaikan”

Anemia

  Anjurkan ibu untuk minum air maksimal2L/hari

“IIbu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan”

  Konsul dengan dokter untuk melakukan Trasfusi darah

“Dokter menganjurkan transfusi darah 2 kangtong darah

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUP Bandung. (1981). Obstetric Patologi.

Bandung: Elstar Offset.

Page 18: mama-endo

Barlzad, A. (1993). Endokrinologi Ginekologi. Jakarta: KSERI. Media

Aesculapius.

Doengoes, Marilynn. E. (2001). Rencana Perawatan Maternal/Bayi: Pedoman

Untuk Perencanaan Dan Dokumentasi Perawatan Klien. Jakarta: EGC.

Duenhoelter, J.H. (1989). Ginekologi greenhill (edisi 10) Jakarta: EGC.

Mansjoer, A. (1999). Kapita Selekta Kedokteran (Jilid 1). Jakarta: Media

Aesculapius.

Simmons, Gema T. (2005). Endometritis. Available at:

http://www.emedicine.com/med/topic 676.htm. September 15th, 2005.

Taber, Ben-Zion. (1994). Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri Dan

Ginekologi. Jakarta: EGC.

Varney, H. (2002). Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC.

Wiknjosastro, H. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Wiknjosastro, H. (1991). ILMU KEBIDANAN. Edisi III. Jakarta : Gramedia.