managemen hernia pada kehamilan
TRANSCRIPT
-
1BAGIAN BEDAHFAKULTAS KEDOKTERAN JOURNAL READING UNIVERSITAS PATTIMURA FEBRUARI 2014
MANAJEMEN HERNIA PADA KEHAMILAN
Terjemahan dari:(Buch KE, Tabrizian P, Divino CM. Management of hernia in pregnancy. The American College of Surgeons
October 2008:207:539-42)
.
Disusun oleh:Miftahul Jannah Tatuhey
(2008-83-031)
Pembimbing: dr. Helfi Nikijuluw Sp.B-KBD
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKPADA BAGIAN ILMU KESEHATAN BEDAH RSUD DR. M. HAULUSSY
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURAAMBON
-
2MANAJEMEN HERNIA PADA KEHAMILAN(Kerri E Buch, RN, FNP.Parissa Tabrizian, MD. Celia M Divino, MD, FACS)
Abstrak
Latar belakang: Meskipun hernia inguinal dan hernia umbilikalis jarang terjadi pada
wanita, namun kasus langka pada ibu hamil dengan hernia menunjukan tantangan
yang berbeda untuk perencanaan pengobatan. Perjalanan hernia pada ibu hamil,
pengaruh hernia dalam persalinan dan waktu untuk herniorafi elektif belum
ditetapkan. Sampai saat ini, belum ada studi yang menetapkan tentang repair hernia
inguinal dan umbilikal postpartum pada kehamilan aman dan dapat diterima.
Desain studi: Dari September 2004 hingga juli 2006, 12 pasien wanita dengan hernia
inguinal atau hernia umbilikalis yang terjadi selama kehamilan ditunjukan kepada
seorang ahli bedah di Mount Sinai Medical Center. Semua pasien kemudian
menjalani herniorafi postpartum dan terdaftar secara retrospektif. Semua pasien yang
menjalani repair primer hernia inguinal dan umbilikal terbuka atau menggunakan
plug and patch (Bard Mesh PerFix Plug; Davol) dalam aturan rawat jalan. Rata-rata
lama follow-up adalah 17 bulan.
Hasil: usia rata-rata pasien adalah 35 tahun (kisaran 27-41 tahun). Jenis hernia yang
paling umum terjadi yaitu hernia inguinal (58%). Sisi yang dominan terkena adalah
sisi kanan (86%). Tidak ada pasien yang memiliki diagnosis atau secara klinis
memiliki riwayat medis yang signifikan. Semua pasien dievaluasi, dioperasi, dan di
follow-up oleh dokter spesialis bedah yang sama. Baik hernia inkarserata maupun
strangulata pada beberapa pasien sebelum dan sesudah persalinan. Tidak diperlukan
-
3rawat inap atau repair hernia segera. Pasien tidak mengalami komplikasi pada
persalinan. Semua pasien yang menjalani elektif open hernia repair postpartum
dengan sedasi dan anestesi lokal (4 sampai 52 minggu postpartum; rata-rata 22
minggu postpartum). Tidak ada pasien yang mengalami komplikasi perioperatif atau
pasca operas. Tidak ada pasien yang mengalami rekurensi. Empat pasien mengalami
kehamilan berikutnya tanpa komplikasi.
Kesimpulan: Studi ini mendukung strategi Watchful waiting selama kehamilan,
dengan rencana untuk herniorafi postpartum. Elektif, repair hernia postpartum
memberikan hasil yang sama dengan populasi yang tidak hamil.
Diperkirakan 800.000 repair hernia inguinal dan 175.000 repair hernia
umbilikalis terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2003. Hal ini secara luas dikeahui
bahwa hernia inguinal lebih sering terjadi pada laki-laki, yaitu terjadi tujuh kali lebih
sering pada dibandingkan wanita. Wanita usia subur, khususnya wanita hamil,
memberikan tantangan yang unik dalam perencanaan intervensi bedah. Risiko
manajemen non operatif selama kehamilan, termasuk hernia inkarserata dapat
mengganggu kesehatan ibu dan janin. Potensi efek teratogenik dari komplikasi
anestesi atau bedah dapat sama-sama berbahaya. Perjalanan hernia pada wanita
hamil, pengaruh hernia pada persalinan, dan waktu herniorafi elektif belum
ditetapkan. Sampai saat ini, belum ada studi yang dipublikasi yang menetapkan
bahwa repair hernia inguinal dan umbilkal postpartum yang terjadi pada kehamilan
adalah tindakan yang aman dan dapat diterima.
-
4METODE
Dari September 2004 sampai Juli 2006, 12 pasien wanita dengan hernia
inguinal dan umbilikal yang terjadi selama kehamilan ditunjukan kepada seorang ahli
bedah di Mount Sinai Medical Center di New York City. Semua pasien kemudian
menjalani herniorafi postpartum dan terdaftar secara retrospektif. Semua pasien yang
menjalani open umbilical or inguinal hernia repair primer atau menggunakan plug
and patch (Bard Mesh PerFix Plug; Davol) dalam aturan rawat jalan. Pasien diperiksa
sekitar 2 minggu dan 3 bulan pasca operasi. Lamanya follow-up dilakukan melalui
telepon, dengan rata-rata follow-up 17 bulan. Catatan kantor dan wawancara melalui
telepon yang digunakan untuk mengumpulkan data follow up, dengan semua
wawancara telepon yang dilakukan oleh dua peninjau menggunakan kuesioner
standar. Data tentang rekurensi dieksplorasi dengan pemeriksaan fisik dan laporan
pasien.
HASIL
Karakteristik pasien dirangkam pada Tabel 1. 12 wanita hamil yang
didiagnosa hernia selama periode penelitian 2004 sampai 2007. Usia pasien rata-rata
dalam studi ini adalah 35 tahun, dengan kisaran usia 27-41 tahun. Jenis hernia yang
paling umum terjadi yaitu hernia inguinal (58%). Sisi yang dominan terkena adalah
sisi kanan (86%). Tidak ada pasien yang memiliki diagnosis atau secara klinis
memiliki riwayat medis yang signifikan. Sebagian besar pasien melaporkan adanya
massa yang mengembung (92%) dan nyeri (67%). Enam puluh tujuh persen pasien
-
5mencatat hernia selama kehamilan mereka sebelumnya, terutama trimester kedua
(83%). Semua pasien kemudian dievaluasi, di operasi dan di follow-up oleh ahli
bedah yang sama. Seluruh hernia mudah kurangi pada pemeriksaan fisik dan tidak
berkaitan dengan gejala obstruksi. Baik hernia inkarserata maupun strangulata pada
beberapa pasien sebelum dan sesudah persalinan. Tidak diperlukan rawat inap atau
repair hernia segera. Pasien tidak mengalami komplikasi selama persalinan.
Peningkatan jumlah leukosit (>11.000/L) tidak diamati pada setiap pasien.
Semua pasien yang menjalani elektif open repair hernia postpartum dengan
sedasi dan anestesi lokal (4 sampai 52 minggu postpartum; rata-rata 22 minggu
postpartum). Tidak ada pasien yang mengalami komplikasi perioperatif atau pasca
operasi. Tujuh puluh lima persen pasien mengalami tension-free repair dengan mesh
( n=8 , plug and Patch; n=1, perbaikan primer dengan dilapisi mesh), dan 25 % dari
pasien mengalami perbaikan primer tanpa digunakan mesh. Semua perbaikan hernia
umbilikalis primer (Tabel 1). Mesh digunakan untuk semua medium (2 sampai 4 cm;
n=5) dan juga untuk defek yang berukuran besar (>4 cm; n=2). Perkiraan kehilangan
darah tercatat sangat minimal (rata-rata 15 mL ) pada semua pasien. Tidak ada pasien
yang mengalami komplikasi perioperatif atau pasca operasi. Spesimen yang dikirim
untuk ke bagian patologi klinik, melaporkan tidak adanya specimen yang maligna.
Follow up dilakukan rata-rata 17 bulan. Tidak ada pasien mengalami hernia
berulang. Empat pasien mengalami kehamilan berikutnya tanpa komplikasi.