manajemen bencana

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana adalah peristiwa atau masyarakat rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakanlingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana yang terjadi selain merugikan juga sangat meresahkan masyarakan dikarenakan ketidaksiapan akan datangnya bencana sebagaimana yang terjadi di wilayah Filipina, bencana yang terjadi secara mendadak dan tak terduga ini berdampak basar bagi kehidupan baik masyarakat di wilayah Filipina daerah yang terkena musibah maupun masyarakat dunia. Badai Topan Haiyan merupakan salah satu badai paling besar yang pernah tercatat hingga saat ini. Penyebab Badai Haiyan adalah memanasnya temperatur air laut sehingga membuat air laut naik ke atas hingga membuat pusaran angin dengan tempetarur udara di bawah 0 derajat. Kecepatan badai mencapai tinggi 314 kilometer (195 mil) per jam di atas permukaan laut. Badai yang terjadi tergolong masih langkah. Badai 1

Upload: emmi-valentina-pardede

Post on 25-Nov-2015

19 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangBencana adalah peristiwa atau masyarakat rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakanlingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.Bencana yang terjadi selain merugikan juga sangat meresahkan masyarakan dikarenakan ketidaksiapan akan datangnya bencana sebagaimana yang terjadi di wilayah Filipina, bencana yang terjadi secara mendadak dan tak terduga ini berdampak basar bagi kehidupan baik masyarakat di wilayah Filipina daerah yang terkena musibah maupun masyarakat dunia.Badai Topan Haiyan merupakan salah satu badai paling besar yang pernah tercatat hingga saat ini. Penyebab Badai Haiyan adalah memanasnya temperatur air laut sehingga membuat air laut naik ke atas hingga membuat pusaran angin dengan tempetarur udara di bawah 0 derajat. Kecepatan badai mencapai tinggi 314 kilometer (195 mil) per jam di atas permukaan laut.Badai yang terjadi tergolong masih langkah. Badai Haiyan yang menimpa Filipina beberapa hari yang lalu telah membuat Sebagian negara Filipina luluh lantah.Badai Haiyan lebih ganas dari Gelombang Tsunami kerana selain membawa uap air yang tinggi badai ini juga bisa membuat gelombang setinggi 6 meter . Ribuan warga menjadi korban keganasan badai terdasyat sepanjang sejarah ini.

1.2. Tujuan a. Memberikan pemahaman dasar tentang konsep penanggulangan bencana Badai Haiyanb. Memberikan pengetahuan dasar tentang manajemen bencana Badai Haiyanc. Mengetahui dan mampu mengidentifikasi potensi bencana serta penanggulangannya.

1.3. ManfaatMakalah ini dapat dijadikan sebagai sumber ilmu pengetahuan dan referensi dalam melakukan pembelajaran dan pendidikan kepada masyarakat. Selain itu makalah ini juga dapat digunakan sebagai pedoman bagaimana cara melakukan penanggulangan terhadap badai haiyan dan penanganan terhadap korban badai haiyan.

.

BAB IIPEMBAHASAN2.1. DefinisiBadai adalah cuaca yang ekstrem, mulai dari hujan es dan badai salju sampai badai pasir dan debu. Badai disebut juga siklon tropis oleh meteorolog, berasal dari samudera yang hangat. Badai bergerak di atas laut mengikuti arah angin dengan kecepatan sekitar 20 km/jam. Badai bukan angin ribut biasa. Kekuatan anginnya dapat mencabut pohon besar dari akarnya, meruntuhkan jembatan, dan menerbangkan atap bangunan dengan mudah. Tiga hal yang paling berbahaya dari badai adalah sambaran petir, banjir bandang, dan angin kencang. Terdapat berbagai macam badai, seperti badai hujan, badai guntur, dan badai salju. Badai paling merusak adalah badai topan (hurricane), yang dikenal sebagai angin siklon (cyclone) di Samudera Hindia atau topan (typhoon) di Samudera Pasifik. Pada dasarnya badai hanya dapat dikategorikan berdasarkan kecepatan anginnya. Jadi, Badai haiyan dikategorikan sebagai badai yang memiliki kecepatan angin >250 Km/jam dengan tingkat kerusakan sangat hebat. 2.2. PenyebabPenyebab badai adalah tingginya suhu permukaan laut. Perubahan di dalam energi atmosfer mengakibatkan petir dan badai. Badai tropis ini berpusar dan bergerak dengan cepat mengelilingi suatu pusat, yang sumbernya berada di daerah tropis. Pada saat terjadi angin ribut ini, tekanan udara sangat rendah disertai angin kencang dengan kecepatan bisa mencapai 250 km/jam. Setiap tahunnya badai tumbuh di atas perairan luas di setiap samudera yang ada di permukaan bumi. Badai bisa tumbuh ketika suhu muka laut berada di atas 27 oC dan bisa dideteksi kemungkinan tumbuhnya sejak tiga hari sebelumnya. Karena bertambahnya faktor kekasaran permukaan dan kehilangan sumber kelembabannya, badai akan melemah ketika masuk ke daratan. Hal ini bisa terjadi di Indonesia maupun negara-negara lain. Di dunia, ada tiga tempat pusat badai, yaitu di Samudera Atlantik, Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik.2.3. Gejala dan Peringatan Dini Angin topan tropis dapat terjadi secara mendadak, tetapi sebagian besar badai tersebut terbentuk melalui suatu proses selama beberapa jam atau hari yang dapat dipantau melalui satelit cuaca. Monitoring dengan satelit dapat untuk mengetahui arah angin topan sehingga cukup waktu untuk memberikan peringatan dini. Meskipun demikian perubahan sistem cuaca sangat kompleks sehingga sulit dibuat prediksi secara cepat dan akurat.2.4. ParameterSkala kecepatan angin digunakan untuk mengukur atau mengklasifikasikan kekuatan angin badai diusulkan oleh Hebert Saffir yang dikenal dengan Saffir-Simpson, Skala ini mempunyai tingkatan 1 sampai dengan 5, yaitu 1. Tingkat/level 1 dengan kecepatan angin 120-153 Km/jam dengan tingkat kerusakan sedikit2. Tingkat/level 2 dengan kecepatan angin 154-177 Km/jam dengan tingkat kerusakan sedang3. Tingkat/level 3 dengan kecepatan angin 178-209 Km/jam dengan tingkat kerusakan luas4. Tingkat/level 4 dengan kecepatan angin 210-249 dengan tingkat kerusakan hebat5. Tingkat/level 5 dengan kecepatan angin >250 Km/jam dengan tingkat kerusakan sangat hebat.

2.5. Proses Terjadinya Badai haiyan1. Tahap 1 : Lautan tenangTahap ini adalah tahap dimana sebelum terjadinya pertemuan udara panas dan dingin.

2. Tahap 2 : Mulai lahir bibit badai Udara dingin dan panas bertemu menghasilkan suatu lapisan udara panas yang terperangkap dalam udara dingin.3. Tahap 3 : Badai makin besar dan mulai berputarTimbul efek gaya coriolis (sebuah benda yang bergerak lurus dalam kerangka yang berputar, akan terlihat berbelok oleh pengamat yang diam di dalam kerangka tersebut) akibat rotasi bumi.

4. Tahap 4 : Tambahan bahan bakar badai akibat pemanasan globalPara peneliti telah mencatat adanya efek pemanasan global di perairan, Suhu lautan naik 1 derajat celcius dari biasanya, ini menimbulkan energi badai menjadi lebih besar, karena semakin banyak air yang menguap, kalor laten yang dilepas, serta terbentuk gumpalan awan badai yang lebih besar.

5. Tahap 5 : Badai yang membesar itu membawa gelombang air bah ke daratan.Karena sangat besarnya badai, hingga menyebabkan banyak air laut yang terbawa badai, bahkan ada yang bilang hingga mencapai ketinggian 4 meter.

2.6. Komponen yang terancam1. Struktur bangunan yang ringan atau perumahan yang terbuat dari kayu2. Bangunan bangunan sementara atau semi permanen3. Atap bangunan4. Material bangunan tambahan yang menempel kurang kuat pada bangunan utam seperti papan, seng, asbes, dan sebagainya.5. Pohon, pagar serta tanda tanda lalulintas dan papan reklame6. Tiang tiang kabel listrik yang tinggi7. Kapal-kapal penangkap ikan atau bangunan industri maritim lainnya yang terletak disekitar pantai2.7. Akibat1. Badai Haiyan bisa mengurangi laju pertumbuhan ekonomi sebesar 1% tahun depan. 2. Butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun infrastruktur yang disapu badai.3. Badai haiyan biasanya disertai dengan hujan deras yang dapat menimbulkan bencana lainnya seperti tanah longsor dan banjir.4. Dampak Psikologisa) Extreme peritraumatic stress reactions (< 2 hari)Symptom symptom yang muncul segera setelah bencana : Dissosiasi (depersonalisasi, derelisasi, amnesia) Menghindar (menarik diri dari situasi sosial) Kecemasan (cemas berlebihan, nervous, gugup, merasa tidak berdaya) Intrusive re-experiencing (flashback, mimpi buruk)b) Acute stress disorder (2 hari 4 minggu) Individu mengalami peristiwa traumatik yang mengancam jiwa diri sendiri maupun orang lain, atau menimbulkan kengerian luar biasa bagi dirinya (horor) Peningkatan keterbangkitan psikologis, misalnya: kewaspadaan tinggi, mudah kaget, sulit konsentrasi, sulit tidur, mudah tersinggung, gelisah Gangguan efektifitas diri diarea sosial dan pekerjaan. c) Post-Traumatic Stress Disorder/PTSD ( >1 bulan ) Gangguan ini muncul akibat suatu peristiwa hebat yang mengejutkan, bahkan sering tidak terduga dan akibatnya pun tidak tertahankan oleh orang yang mengalaminya. Terulangnya bayangan mental akibat peristiwa traumatik yang pernah dialami. Ketidak berdayaan/ ke-tumpulan emosional dan menarik diri Terlalu siaga/ waspada yang disertai ketergugahan/ keterbangkitan secara kronis Terjadi gangguan yang menyebabkan kegagalan untuk berfungsi secara efektif dalam kehidupan sosial (pekerjaan, rumah tangga, pendidikan, dll).

2.8. Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana 1. Membuat struktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk mampu bertahan terhadap gaya angin.2. Perlunya penerapan aturan standar bangunan yang memperhitungkan beban angin khususnya di daerah yang rawan angin topan3. Penempatan lokasi pembangunan fasilitas yang penting pada daerah yang terlindung dari serangan angin topan.4. Penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angin.5. Pembuatan bangunan umum yang cukup luas yang dapat digunakan sebagai tempat penampungan sementara bagi orang maupun barang saat terjadi serangan angin topan.6. Pengamanan/perkuatan bagian-bagian yang mudah diterbangkan angin yang dapat membahayakan diri atau orang lain disekitarnya.7. Kesiapsiagaan dalam menghadapi angin topan, mengetahui bagaimana cara penyelamatan diri8. Pengamanan barang-barang disekitar rumah agar terikat/dibangun secara kuat sehingga tidak diterbangkan angin9. Untuk para nelayan, supaya menambatkan atau mengikat kuat kapal-kapalnya.2.9. Penanggulangan Bencana Badai Haiyan1. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi kerusakan dan sumber daya dilakukan untuk mengidentifikasi :a) Cakupan lokasi bencanaTopan biasanya muncul di daerah yang mengalami musim kemarau, ketika matahari memanaskan suhu permukaan air laut setinggi 270C. Penguapan air, ditambah putaran bumi, membentuk pusaran udara yang kemudian tumbuh menjadi siklon/badai. Badai Haiyan menyapu 70-80% area yang dilewatinya.b) Jumlah korbanWalaupun dapat dideteksi secara dini namun perubahan sistem cuaca sangat kompleks sehingga sulit di prediksi secara cepat dan akurat. Kecepatan Badai haiyan >250 Km/jam dengan tingkat kerusakan sangat hebat sehinggadapat menelan banyak korban.c) Kerusakan prasarana dan saranaKerusakan sangat hebat, bangunan, kendaraan dan pohon yang terbawa angin, dan dapat mengakibatkan banjir dan longsor.d) Gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta pemerintahan.Terdapat banyak gangguan pada pelayanan umum seperti kerusakan pada telekomunikasi, listrik, pelayanan umum dalam sandang, pangan, dll.e) Kemampuan sumber daya alam maupun buatan.Mengalami kerentanan yang dapat berpotensi terjadi bencana, misalnya sering terjadi kemarau, dan kelembaban udara air laut yang tinggi.

2. Penentuan status keadaan darurat bencana.Keadaan darurat bencana dilaksanakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan tingkatan bencana untuk tingkat nasional ditetapkan oleh Presiden, tingkat Provinsi oleh Gubernur dan tingkat Kabupaten/Kota oleh Bupati/Wali kota, dan badai haiyan sudah termasuk tingkatan bencana untuk nasional.

3. Penyelamatan dan Evakuasi Korban. Pada tahap ini dilakukan dengan memberikan pelayanan kemanusiaan yang timbul akibat bencana yang terjadi pada suatu daerah melalui upaya :a)Pencarian dan penyelamatan korban b)pertolongan darurat.c)Evakuasi korban dan pemakaman korban yang meninggal dunia.

4. Pemenuhan Kebutuhan Dasar. Dalam tahap ini pemerintah harus menyediakan kebutuhan dasar meliputi :a)Kebutuhan air bersih dan sanitasi.b)Pangan.c)Sandang.d)Pelayanan kesehatan.e)Pelayanan Psikososial.f)Penampungan dan tempat hunian.

5. Perlindungan terhadap kelompok rentan.Dilakukan dengan memberikan prioritas kepada kelompok rentan berupa penyelamatan, evakuasi, pengamanan, pelayanan kesehatan dan psikososial. Adapun yang termasuk kelompok rentan terdiri atas :a)Bayi, balita dan anak-anak.b)Ibu yang sedang mengandung dan menyusui.c)penyandang cacat.d)Lanjut usia.

6. Pemulihan prasarana dan sarana vital. Pemulihan prasarana dan sarana vital bertujuan berfungsinya prasarana dan sarana vital dengan segera, agar kehidupan masyarakat tetap berlangsung, dilakukan dengan memperbaiki/menggantikan kerusakan akibat bencana. Akibat dari badai haiyan dapat merusak 70-90 % sarana dan prasarana sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama, dikarenakan proses yang begitu lambat

7. Triase1. Merah : paling penting, prioritas utamaBiasanya merah adalah keadaan yang mengancam kehidupan sebagian besar pasien mengalami hipoksia, syok, trauma dada, perdarahan internal, trauma kepala dengan kehilangan kesadaran, luka robek, bisa terjadi pada korban badai haiyan akibat tertimpa bangunan ataupun terbawa angin bahkan terbawa dalam arus banjir.

2. Kuning : penting, prioritas keduaPrioritas kedua meliputi injury dengan efek sistemik namun belum jatuh ke keadaan syok karena dalam keadaan ini sebenarnya pasien masih dapat bertahan selama 30-60 menit. Injury tersebut antara lain fraktur tulang multipel, fraktur terbuka, cedera medulla spinalis, laserasi. Korban badai haiyan banyak yang mengalami fraktur, dan luka-luka.

3. Hijau : prioritas ketigaYang termasuk kategori ini adalah fraktur tertutup, minor laserasi, kontusio, abrasio, dan dislokasi

4. Hitam : meninggalIni adalah korban bencana yang tidak dapat selamat dari bencana, ditemukan sudah dalam keadaan meninggal. Badai haiyan dipastikan dapat menelan korban meninggal yang banyak dikarenakan sudah memasuki level 5 dalam pengukuran kecepatan angin.8. Pertolongan PertamaSesaat setelah fase impact terjadi dan keadaan mulai stabil, maka saat itu juga para tenaga kesehatan diharapkan langsung melakukan tugasnya. Prioritas utama penyelesaian masalah kesehatan dalam keadaan tersebut antara lain: Masalah sistem respirasi Masalah sirkulasi (Termasuk syok yang disebabkan oleh perdarahan dan luka bakar, Trauma dada, Trauma abdomen Masalah sistem musculoskeletal Masalah sistem persyarafan (Cedera servikal, Cedera medulla spinalis) Masalah kejiwaan (Distres dan Depresi, Panik hingga gaduh gelisah)9. Penanganan dan Terapi Utama Assesment pada Tanda-tanda vital (TTV) Airway. Bebaskan jalan napas jika dicurigai terhalang. Airway dapat dilakukan dengan cara chin lift, head tilt, dan jaw thrust. Breathing, berikan suplai oksigen sesuai kebutuhan klien Circulation, meliputi tindakan: RJPO / Resusitasi Jantung Paru, Terapi cairan (alternatif infus dengan NaCl, Ringer Laktat, Manitol 20% atau glukosa 40% jika terdapat udema dan ada kecurigaan mengalami peningkatan Tek. Intra Kranial), Lakukan pembebatan pada bagian yang terdapat laserasi dan perdarahan untuk mengurangi perdarahan dan risiko syok Obat-obatan : Termasuk antibiotik, analgesik, morphin, antianginaobat cardiovaskuler, antikejang, antidepresan, dan penenang Pasien fraktur Luruskan posisi korban dan posisi anggota gerak yang mengalami fraktur maupun dislokasi Sebelum dipindahkan lakukanlah pembidaian. Beri bantalan dan penopang pada anggota gerak yang dibidai Bila dicurigai ada trauma tulang belakang maka lakukanlah Neutral in Line Position Jika terjadi kesulitan dalam meluruskan, maka pembidaian dilakukan apa adanya Pasang Collar Brace maupun sejenisnya yang dapat digunakan untuk menopang leher jika dicurigai terjadi trauma servikal

BAB IIIPENUTUP

3.1. KesimpulanBadai Topan Haiyan merupakan salah satu badai paling besar yang pernah tercatat hingga saat ini. Penyebab Badai Haiyan adalah memanasnya temperatur air laut sehingga membuat air laut naik ke atas hingga membuat pusaran angin dengan tempetarur udara di bawah 0 derajat. Kecepatan badai mencapai tinggi 314 kilometer (195 mil) per jam di atas permukaan laut.Badai yang terjadi tergolong masih langkah. Badai Haiyan yang menimpa Filipina beberapa hari yang lalu telah membuat Sebagian negara Filipina luluh lantah.Adapun penanggulangan bencana badai haiyan meliputi :1. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi kerusakan dan sumber daya2. Penentuan status keadaan darurat bencana.Keadaan darurat bencana dilaksanakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan tingkatan bencana3. Penyelamatan dan Evakuasi Korban.4. Pemenuhan Kebutuhan Dasar.5. Perlindungan terhadap kelompok rentan.6. Pemulihan prasarana dan sarana vital7. Triase8. Pertolongan pertama9. Penangaanan dan terapi utama

3.2. SaranPenanggulangan bencana dapat meminimalkan korban jiwa yang dapat dilakukan dengan memberikan pengetahuan atau informasi dalam mengantisipasi terjadinya bencana serta dapat meningkatkan keterampilan dalam penanggulangan bencana yang dapat dilakukan masyarakat minimal untuk lingkungan disekitarnya.

Daftar PustakaBustami, Del Afriadi.2011.Modul Pelatihan Dasar Manajemen Penggulangan Bencana. Jakarta . UNDP.Hidayati, Sri dkk. 2009. Modul Pelatihan Pengintegrasian Pengurangan Resiko Bencana (PRB) Ke Dalam System Pendidikan . Pusat Kurikukum Badan Penelitian Dan Pengembangan Kriteria Pendidikan Nasional. Jakarta.http://id.wikipedia.org/wiki/Badaihttp://bpbdserang01.page4.me/73.htmlhttp://muhsholeh.blogspot.com/2012/03/karakteristik-dan-penanggulangan_20.htmlhttp://ajadika90.wordpress.com/2013/01/28/bencana/http://timsiagabencana.blogspot.com/2008/07/mengenal-badai-tropis.htmlhttp://fadhilhayat.wordpress.com/2010/09/03/pengaruh-bencana-terhadap-kesehatan/

12