manajemen kepala sekolah dalam pengelolaan …repository.uinjambi.ac.id/748/1/mmp1622636...
TRANSCRIPT
-
MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TARUNA BHAKTI
INDONESIA KECAMATAN KATEMAN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
PROVINSI RIAU
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Magister
Pendidikan Islam dalam Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam
Oleh:
INDRA MARZALI
NIM: MMP. 1622636
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
-
vi
-
vii
MOTTO
ا َوقَاَل إِّنَّنِّي لِّحا َل َصَٰ ِّ َوَعمِّ ن َدَعآ إِّلَى ٱَّللَّ مَّ َوَمۡن أَۡحَسُن قَۡوٗلا م ِّ
ينَ َن ٱۡلُمۡسلِّمِّ )٣٣:فصلت(مِّ
Artinya : Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (Q.S. Fussilat :33).1
1 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an, Tajwid dan Terjemah (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2015), Hal. 480.
-
viii
PERSEMBAHAN
Bismillahirohmanirrohim,
Puji dan syukur Kehadirat Allah SWT ,atas Hidayah dan Karunia-Nya yang
telah menberikanku kekuatan,membekaliku dengan ilmu sehingga tugas
akhir ini dapat terselesaikan.
Sebagai tanda bakti, hormat dan terimakasihku yang tiada terhingga
kupersembahkan karya tulis ini kepada kedua orangtuaku tercinta,
Ibunda Almarhumah Syarifah Maznah
Ayahnda Almarhum Muhammad Zaam
Juga yang terkasih…
Ibunda Mertuaku Hajjah Arnawati
Ayahnda Mertuaku Almarhum Asmara Hadi
Teruntuk Isteriku tercinta Dewi Mulyani, S.Pd, dan anak-anakku tersayang
Muhammad Naufal Alqisti, Muhammad Nabil juga Muhammad Najib, yang
merupakan motivator terbesar dalam hidupku..
Selanjutnya orang-orang terkasih saudara-saudara kandungku.
Penulisan ini terlaksana juga tidak lepas dari dorongan dan dukungan
sahabat-sahabatku semua.
Amin Ya Rabbal Alamin…
-
ix
ABSTRAK
Indra Marzali Nim: MMP.1622636 Manajemen Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan Keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia Kecamatan Kateman. Tesis Pascasarjana UIN STS Jambi, Tahun 2018.
Penelitian ini menjelaskan tentang “Manajemen Kepala Sekolah Dalam
Pengelolaan Keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti
Indonesia Kecamatan Kateman” Yang meliputi, Pertama, Bagaimana sistem
pengelolaan keuangan, Kedua, Bagaimana manajemen dan peran kepala
sekolah dalam mengelola keuangan, dan Ketiga, apa saja yang menjadi faktor
pendukung dan penghambat bagi kepala sekolah dalam memanajemen
pengelolaan keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia
Kecamatan Kateman. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui manajemen
dan peran kepala sekolah dalam pengelolaan keuangan, serta mengetahui apa
saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat bagi kepala sekolah
dalam memanajemen pengelolaan keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan
Taruna Bhakti Indonesia Kecamatan Kateman.
Adapun dalam penelitian ini menggunakan pendekatan dengan metode
kualitatif deskriftif yakni mengumpulkan data dengan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Tahap teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan
verifikasi data, sedangkan pengecekan keterpercayaan data dilakukan dengan
perpanjangan keikutsertaan, ketelitian pengamatan, triangulasi dan melakukan
konsultasi ke pembimbing.
Hasil penelitian ini mengungkapkan, 1) Tahap Perencanaan Pada tahapan
ini SMK Bhakti Indonesia Kateman merancang segala pengelolaan keuangan
sekolah kedalam Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS). 2)
Pada tahap pengelolaan, pihak sekolah menggunakan biaya tersebut, baik dana
yang bersal dari Bantuan Operasional (BOS) maupun dana swadaya masyarakat
dengan beberapa bagian. Pada bagian pertama atau disebut triwulan pertama
(bulan Januari-Maret) biaya pendidikan dikelola sebanyak 10 %. Pada bagian
kedua/triwulan kedua (bulan April-Juni) biaya/dana yang dikelola sebanyak 40%.
Adapun pada bagian ketiga/triwulan ketiga (bulan Juli-September) biaya yang
digunakan sebesar 30%, dan pada bagian terakhir, yakni triwulan keempat (bulan
Oktober-Desember) baiya pendidikan yang di kelola sebanya 20%. Kepala
sekolah menggunakan dana/biaya peribadinya saat pembiayaan dari pemerintah
terlambat dan swadaya masarakat kurang. Hal ini sebagai solusi alternatif agar
sarana pendidikan bisa tetap tercukupi.3) Kegiatan yang terkhir ini berkenaan
dengan beberapa kegiatan pertanggungjawaban penerimaan, penyimpanan, dan
pembayaran atau penyerahan uang yang dilakukan Bendaharawan kepada pihak-
pihak yang berwenang. Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur, membandingkan,
menilai alokasi biaya dan tingkat penggunaannya.
Kata Kunci : Manajemen, Kepala Sekolah, Pengelolaan Keuangan
-
x
ABSTRACT
Indra Marzali Nim: MMP.1622636 Management of School Principals in
Financial Management at the Taruna Bhakti Indonesia Vocational
School in Kateman District.
This study explains "Principal Management in Financial Management
at the Taruna Bhakti Indonesia Kateman Sub-District Vocational High
School" Which includes, First, How is the financial management system,
Second, How is the management and role of the principal in managing
finance, and Third, what is supporting and inhibiting factors for principals in
managing financial management at the Taruna Bhakti Indonesia Vocational
School Kateman District. The purpose of this study is to know the
management and role of the principal in financial management, and to know
what are the supporting and inhibiting factors for principals in managing
financial management at the Taruna Bhakti Indonesia Vocational School in
Kateman District.
The research uses an approach with qualitative descriptive method,
which is collecting data by observation, interviews and documentation. The
stage of data analysis technique includes data reduction, data presentation
and data verification, while checking data reliability is done by extension of
participation, accuracy of observation, triangulation and consulting the
supervisor.
The results of this study reveal, 1) Planning Phase At this stage SMK
Bhakti Indonesia Kateman designs all school financial management into the
School Expenditure Budget Plan (RAPBS). 2) In the management stage,
the school uses these costs, both funds from the Operational Assistance
(BOS) and community self-help funds with several parts. In the first or the
first quarter (January-March) the cost of education is managed by 10%. In
the second / second quarter (April-June) the costs / funds managed are
40%. As for the third / third quarter (July-September) the costs used are
30%, and in the last part, namely the fourth quarter (October-December),
the education is managed by 20%. The principal uses his personal funds /
expenses when government funding is late and community self-help is
lacking. This is an alternative solution so that educational facilities can still
be fulfilled. 3) The last activity concerns some accountability activities for
receiving, storing, and paying or submitting money made by the Treasurer
to the authorities. This activity aims to measure, compare, assess the
allocation of costs and the level of use.
Keywords: Management, Principal, Financial Management
-
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah Nya yang
telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
akhir ini dengan judul Manajemen Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan
Keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia
Kecamatan Kateman, yang mana penyusunan tugas akhir ini merupakan
salah satu syarat persyaratan guna memperoleh gelar MagisterPendidikan
Islam dalam Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam pada Pascasarjana
UIN STS Jambi.
Banyak kesulitan dan hambatan yang dialami penulis dalam
menyusun tugas ini terutama dalam mendapatkan data dan mengolahnya,
tetapi semua itu telah dapat diatasi dengan baik berkat dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itulah pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, Selaku Rektor UIN STS Jambi
2. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Husein Ritonga, MA, Selaku direktur
Pascasarjana UIN STS Jambi
3. Bapak Dr. Abdul Malik, M.Si, selaku Pembimbing I dan Bapak Dr.
Jamaluddin, M.Pd.I, Selaku pembimbing II.
4. Ibu Dr. Risnita, M.Pd selaku Koordinator Program Magister (S2)
Pascasarjana UIN STS Jambi, dan Bapak Dr. Malik, M.Si selaku Ketua
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam UIN STS Jambi.
5. Bapak Ibu dosen segenap civitas akademika Pascasarjana UIN STS
Jambi yang telah menjadi pembimbing danpengampu mata kuliah.
6. Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia
Kecamatan Kateman Bapak Uca Sumantraz, S.Sos., M.Pd..
7. Para Guru, Staf, dan Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti
Indonesia Kecamatan Kateman
-
xii
8. Teman-Teman Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam di
Pascasarjana UIN STS Jambi.
9. Pihak lain yang sudah ikut berpartisipasi memberikan nasehat atau
pencerahan kepada penulis yang mana penulis tidak bisa sebutkan satu
per satu dalam Tesis ini.
Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu segala kritikkan dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima
dengan senang hati. Dan mudah-mudahan Tesis ini berguna bagi berbagai
pihak. Akhirnya semoga karya ini bermanfaat bagi semua orang, terlebih
untuk pribadi penulis sendiri.
Jambi, 4 November 2018 Penulis
Indra Marzali Nim. MMP.1622636
-
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i LEMBAR LOGO ................................................................................................. ii HALAMAN NOTA DINAS .................................................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS ........................................... iv HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ v HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... vi HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... viii ABSTRAK ........................................................................................................... x ABSTRAC .......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR........................................................................................... xi DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 B. Rumusan Masalah................................................................... 7 C. Fokus Penelitian ..................................................................... 8 D. Tujuan dan Keguanaan Penelitian ......................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN ............................... 10
A. Landasan Teori ..................................................................... 10 1. Manajemen Kepala Sekolah ........................................... 10 2. Kajian Tentang Manajemen Pengelolaan
Keuangan Sekolah .......................................................... 32 B. Penelitian Yang Relevan ....................................................... 53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................... 59
A. Pendekatan Penelitian .......................................................... 59 B. Situasi Sosial dan Subjek Penelitian ................................... 61 C. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 62 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 63 E. Teknik Analisis Data ............................................................ 65 F. Uji Keterpercayaan Data ........................................................ 67 G. Uji Keabsahan Data .............................................................. 69 H. Jadwal dan Waktu Penelitian ................................................ 71
BAB IV DESKRIPSI LOKASI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS
HASIL PENELITIAN ................................................................. 72
-
xiv
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................. 72 1. Sejarah Singkat Sekolah ................................................... 72 2. Visi dan Misi Sekolah ........................................................ 74 3. Struktur Organisasi Sekolah ............................................. 76 4. Tujuan Sekolah ................................................................. 77 5. Peraturan dan Tata Tertib Sekolah ................................... 77
B. Hasil Penelitian ..................................................................... 82 1. Sistem Pengelolaan Keuangan di Sekolah Menengah
Kejuruan Manajemen Taruna Bakti Indonesia Kecamatan Kateman ........................................................ 82 a. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah (RAPBS) Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bakti Indonesia Kecamatan Kateman ........................... 85
b. Pengembangan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bakti Indonesia Kecamatan Kateman 87
c. Pelaksanaan Keuangan Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bakti Indonesia Kecamatan Kateman ............... 90
d. Evaluasi dan Pertanggung Jawaban Keuangan Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bakti Indonesia Kecamatan Kateman .................................... 95
e. Hal-hal yang Mempengaruhi Keuangan Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bakti Kecamatan Kateman ................. 97
2. Manajemen Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bakti Indonesia Kecamatan Kateman ........................... 104
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Kepala Sekolah Dalam Memanajemen Pengelolaan Keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bakti Indonesia Kecamatan Kateman .......................................................................... 114
C. Analisis Penelitian .............................................................. 120 BAB V PENUTUP ................................................................................. 127
A. Kesimpulan ......................................................................... 127 B. Implikasi .............................................................................. 128 C. Rekomendasi ..................................................................... 128 D. Saran .................................................................................. 128
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN CURRICULUM VITEA
-
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel : 1 Jadwal Penelitian ............................................................................. 77
Tabel : 2 Keadaan Siswa Sekolah .................................................................. 84
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar : 1 Jadwal Penelitian ......................................................................... 82
-
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: Surat Izin Penelitian ..................................................
Lampiran 2: Surat Keterangan Telah melakukan penelitian ........
Lampiran 3: Instrumen Pengumpulan Data ..................................
Lampiran 4: Catatan Lapangan .....................................................
Lampiran 5: Daftar Informan ..........................................................
Lampiran 6: Daftar Riwayat Hidup ................................................
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen
sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di
sekolah, sebagimana yang terjadi pada manajemen pendidikan pada
umumnya. Dimana kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian,
pengawasan, dan pengendalian dikarenakan pendidikan dalam
operasionalnya yang tidak dapat terlepas dari masalah biaya.2 Masalah
keuangan merupakan masalah yang cukup mendasar di sekolah. Karena
seluruh komponen pendidikan di sekolah sangat erat hubungannya dengan
komponen keuangan di sekolah itu sendiri. Di mana masalah keuangan
akan langsung berpengaruh terhadap kualitas pendidikan di sekolah.
Fenomenanya masih banyak sekolah yang tidak dapat melakukan kegiatan
belajar mengajar secara optimal, hanya karena masalah keuangan, baik
untuk menggaji guru, menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran
yang memadai, maupun untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya.
Dalam kaitan ini, meskipun tuntutan reformasi adalah pendidikan yang
murah dan berkualitas, namun pendidikan yang berkualitas senantiasa
memerlukan dana yang cukup banyak.3
Pengelolaan keuangan yang termasuk salah satu standar nasional
pendidikan menjadi faktor yang menentukan dalam tercapainya suatu
tujuan pendidikan. Standar Pengelolaan keuangan dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) BAB IX pasal 63 menyebutkan bahwa:
“Pengelolaan keuangan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya
operasi, Dan biaya personal. Biaya investasi satuan pendidikan
2 Nanang Fatah, Ekonomi dan Pengelolaan keuangan Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.23. 3E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.193.
-
2
meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan
sumber daya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya operasi satuan
pendidikan meliputi: gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta
segala tunjangan yang melekat pada gaji, bahan atau peralatan
pendidikan habis pakai, dan biaya operasi pendidikan tak langsung
berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan
prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi,
dan lain sebagainya. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang
harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses
pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.”4
Pengelolaan keuangan pendidikan merupakan faktor penting dalam
menjamin mutu dan kualitas proses pendidikan. Meskipun pengelolaan
keuangan pendidikan bukan satu-satunya faktor keberhasilan, namun
tampa adanya pengelolaan keuangan yang mencukupi maka pendidikan
yang berkualitas hanya dalam angan-angan semata. Dalam
penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pengelolaan keuangan
merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang
tak terpisahkan dalam kajian administrasi dan manajemen pendidikan.
Komponen pembiayan pendidikan dan keuangan pada tingkat satuan
pendidikan merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksanya
kegiatan proses belajar mengajar disekolah bersama komponen-komponen
lain.5 Dimana komponen keuangan dan pengelolaan keuangan ini perlu
dikelola dengan sebaik-baiknya, agar dana yang ada dapat dimanfaatkan
secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan.6
Sebagaimana yang disebutkan di dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
terdapat pada BAB II, Fungsi dan Tujuan Pendidikan, Pasal 3 yang
berbunyi:
4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 5 Mulyono, Konsep Pengelolaan keuangan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2010), hal. 25 6 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: PT . Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 47.
-
3
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokrasi serta bertanggungjawab.”7
Selain itu tujuan dari pengelolaan keuangan pendidikan adalah
bagaimana pengelolaan keuangan pendidikan dapat menghasilkan
produktivitas yang bermutu dengan proses belajar mengajar. Salah satu
tujuan pelaksanaan pengelolaan keuanganadalah tercapainya produktivitas
pendidikan, di mana produktivitas senantiasa dikaitkan dengan nilai
ekonomi suatu kegiatan, yakni bagaimana mencapai hasil yang sebesar-
besarnya dengan menggunakan sumber dana yang sekecil mungkin.
Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan
proses penataan dan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien. Dalam konteks produktivitas
pendidikan, sumber-sumber pendidikan dipadukan dengan cara-cara yang
berbeda. Perpaduan tersebut memerlukan teknik-teknik yang berbeda dan
untuk menguasai teknik-teknik tersebut juga dilakukan melalui proses
belajar. Pendidikan dapat menjamin kehidupan yang lebih baik dalam
kehidupan kemasyarakatan dan dapat memberikan andil terhadap
peningkatan kemampuan secara ekonomis.8
Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, sistem pengelolaan
keuangan pendidikan merupakan salah satu hal yang paling terpenting
yang sangat menentukan dalam pelaksanaan proses pendidikan, dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen
pendidikan. Dan untuk menyelenggarakan pengelolaan keuangan
7 Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 8. 8Http://Prodipps.Unsyiah.Ac.Id/Jurnalmap/Images/Jurnal/2012/Agustus/Baihaqi2.Pdf, Baihaqi, Nasir usman,Cutzahri, Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, (diakses tanggal, 20 desember 2017)
-
4
pendidikan tersebut harus pula ditunjang dengan suatu manajemen yang
layak, dengan memberdayakan fungsi-fungsinya, sebagaimana yang telah
dirumuskan oleh George R. Terry yang meliputi Perencanaan,
Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Pengawasan.9 Oleh sebab itu untuk
mewujudkan pendidikan yang berkualitas di sekolah, sangat perlu adanya
pengelolaan sumber daya yang ada dalam lembaga pendidikan tersebut
secara menyeluruh dan professional, salah satunya adalah masalah
keuangan. Dalam konteks ini keuangan merupakan sumber daya yang
sangat diperlukan sekolah sebagai alat untuk kelengkapan berbagai sarana
dan prasarana pembelajaran di madrasah, meningkatkan kesejahteraan
guru, layanan, dan pelaksanaan program supervisi. Kelengkapan sarana
prasarana pembelajaran akan berimplikasi pada semangat siswa untuk
belajar, dan memudahkan guru dalam mengajar. Oleh karena itu, kepala
sekolah yang berperan sebagai pemimpin di sekolah harus mengetahui dan
mampu mengelola keuangan sekolah dengan baik, bertanggung jawab,
dan transparan kepada masyarakat dan pemerintah.10 Hal ini juga sangat
sejalan dengan telah diberlakukannya kebijakan otonomi daerah yang
menyerahkan persoalan pendidikan langsung ke daerah dan sekolah
masing-masing, maka masalah keuangan pun secara otomatis akan
menjadi kewenangan yang diberikan secara langsung kepada sekolah
untuk mengelolahnya. Dimana Kepala sekolahlah memiliki tanggungjawab
penuh terhadap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pertanggung
jawaban keuangan sekolah.11 Oleh sebab itu kepala sekolah sangat dituntut
kemampuanya untuk mengelola keuangan sekolah baik melakukan
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pertanggungjawabanya.
Salah satu masalah yang fundamental di dalam sistem pendidikan
nasional adalah sulitnya memperoleh informasi keuangan sekolah yang
terstandarisasi. Oleh karena itu, pembenahan manajemen keuangan
9 E. Mulyasa, Op.Cit., hlm. 194. 10 Sulistiyorini, Manajemen Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 130. 11 Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Bandung PT. Remaja Rosda Karya, 2006).. hal. 194.
-
5
sekolah harus dimulai dengan cara menyusun teknik-teknik pengelolaan
keuangan sekolah yang komprehensif sesuai dengan standar akuntansi
dan keuangan yang berlaku secara umum. Di dalam Al-Qur’an Allah
berfirman dalam surah Al-Baqarah Ayat 282 :
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu´amalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar”. (QS. Al-Baqarah: 282)12
Oleh sebab itu, berkaitan dengan ayat tersebut bahwa dalam hal ini
sebagai pengelola keuangan, kepala sekolah harus melihat dengan jeli,
serta bagaimana dapat berperan sebagai administrator dan supervisor
dalam memberdayakan seluruh sumber dana yang ada, demi kepentingan
sekolah dan pencapaian tujuan sekolah seperti yang diharapkan oleh
seluruh pelanggan pendidik (stakeholder). Sementata tanggung jawab
pengelolaan keuangan pendidikan dalam manajmen keuangan pada
satuan pendidikan baik pada tingkat dasar maupun menengah, harus dapat
mengakomodasikan tuntutan eksternal dan internal dalam pengelolaan
keuangan pendidikan. Selain itu, hal yang terpenting adalah menempatkan
fungsi pengelolaan keuangan dengan sebenar-benarnya, serta
menunjukan sasaran pembelajran yang berimplikasi pada mutu pendidikan
yang kompetitif, sehingga strategi penggunaan anggaran sekolah menjadi
penting untuk menjamin perolehan mutu yang dimaksud.
Dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 48, bahwa
pengelolaan dana pendidikan harus berdasarkan pada prinsip keadilan,
efesiensi, transparansi dan akuntabilitas. Prinsip keadilan berarti besarnya
12 Kementrian Agama Republik Indonesia, Op.Cit., Hal. 48
-
6
biaya pendidikan sesuai dengan kebutuhan setiap sekolah masing-masing.
Sedangkan efesiensi merupakan perbandingan antara masukan dengan
keluaran dengan hasil, hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan waktu,
tenaga dan biaya yang dikeluarkan serta hasil. Akuntabilitas publik yaitu
penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
rencana sekolah yang ditetapkan. Transparansi artinya adanya
keterbukaan dalam pengelolaan biaya pendidikan yaitu keterbukaan
sumber pendapatan dan jumlahnya, rincian penggunaannya, dan
pertanggungjawabannya harus jelas sehingga dapat memudahkan
berbagai pihak untuk mengetahuinya.
Selanjutnya Sekolah Menengah Kejuruan merupakan jenjang
pendidikan menengah yang secara khusus mempersiapkan lulusannya
untuk menjadi tenaga kerja yang terampil, terdidik dan profesional, serta
mampu mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Untuk mendukung kelancaran kegiatan
sekolah tentunya membutuhkan biaya yang memadai dengan besarannya
lebih banyak bila dibandingkan dengan kebutuhan sekolah menengah
umum lainnya. Pengelolaan keuangan pada Sekolah Menengah Kejuruan
pasca pemberlakuan otonomi daerah tidak seperti sentralisasi di mana
kebutuhan akan operasional sekolah semua dapat terpenuhi baik dalam hal
ketersediaan bahan pembelajaran seperti bahan praktek siswa pada
perbengkelan maupun biaya perawatan dan pemeliharaan alat. Sekarang
pengelolaan keuangan untuk operasional hal-hal tersebut sangatlah minim.
Selain dari permasalahan pengelolaan keuangan pendidikan tersebut,
masalah berikutnya tidak hanya besarnya dana yang diberikan, akan tetapi
juga ketepatan dana tersebut untuk dialokasikan dalam peningkatan mutu
pendidikan. Jangan sampai biaya yang besar hanya terbuang sia-sia
lantaran pengelolaan atau pemanfaatan yang tidak strategis atau tepat
guna.
Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia Kecamatan
Kateman merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan favorit yang
-
7
berada di Kabupaten Indra Giri Hilir. Sampai saat ini keberadaan Sekolah
Menengah Kejuruan tersebut meberikan sumbangsih yang besar terhadap
kualitas Sumber Daya Manusia khusunya di Kabupaten Indra Giri Hilir. Hal
ini dibuktikan dengan banyaknya para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan
tersebut yang telah mengabdikan diri di perusahaan-perusahaan yang
sesuai dengan keahlian dan bidang mereka. Selain itu Sekolah Menengah
Kejuruan tersebut telah memiliki beerbagai prestasi dalam event-event dan
kejuaraan pada tingkat daerah dan Nasional.
Namun meskipun demikian, tentu Sekolah Menengah Kejuruan
tersebut tidak hanya memiliki sejumlah prestasi tanpa ada faktor yang
mendukung dari prestasi yang telah diaraih. Faktor pendukung tersebut
salah satunya adalah pengelolaan dari segi pembiyaan pendidikan. Dimana
faktor pengelolaan keuangan pendidikan ini sangat mempengaruhi dan
menentukan kualitas Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia
tersebut. Hal inilah yang menjadi pendorong penulis ingin mengetahui lebih
dalam mengenai pengelolaan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan
Taruna Bhakti Indonesia Kecamatan Kateman dari segi pengelolaan,
apakah sudah memenuhi pengelolaan keuangan yang baik atau belum
sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan pendidikan yang baik.
Oleh sebab itu, berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik
untuk meneliti lebih jauh tentang pengelolaan keuanganpendidikan dalam
Mewujudkan Sekolah yang Accountable di Sekolah Menengah Kejuruan
Taruna Bhakti Indonesia Kecamatan Kateman dengan mengangkat judul
“Manajemen Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan Keuangan Di Sekolah
Menengah Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia Kecamatan Kateman
Kabupaten Indragiri Hilir Riau”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di
atas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana sistem pengelolaan keuangan di Sekolah Menengah
Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia Kecamatan Kateman?
-
8
2. Bagaimana manajemen dan peran kepala sekolah dalam mengelola
keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia
Kecamatan Kateman?
3. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat bagi
kepala sekolah dalam memanajemen pengelolaan keuangan di
Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia Kecamatan
Kateman?
C. Fokus Penelitian
Permasalahan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan
masih cukup luas, sehingga tidak mungkin dapat terselesaikan
mengingat keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti. Oleh karena itu,
perlu adanya pembatasan masalah untuk lebih memfokuskan penelitian
ini, yakni pada lingkup “Manajemen kepala sekolah dalam pengelolaan
keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia
Kecamatan Kateman”.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapaun tujuan dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengelolaan keuangan di
Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia Kecamatan
Kateman.
b. Untuk mengetahui bagaimana manajemen dan peran kepala sekolah
dalam mengelola keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan Taruna
Bhakti Indonesia Kecamatan Kateman.
c. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor pendukung dan
penghambat bagi kepala sekolah dalam memanajemen pengelolaan
keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia
Kecamatan Kateman.
-
9
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Secara Teoritis
Secara Teoritis kegunaan penelitian ini diharapkan menjadi
tambahan referensi terkait penelitian tentang Manajemen Kepala
Sekolah dalam Pengelolaan Keuangan di Tingkat Satuan Pendidikan.
b. Manfaat praktis
1) Bagi Peneliti Memberikan wawasan dan bekal terkait dengan
Manajemen Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Keuangan yang dapat
diterapkan di sekolah tempat mengajar kelak.
2) Bagi Sekolah Sebagai referensi untuk dapat menentukan kebijakan
terkait dengan program dan pengelolaan keuangan disekolah.
3) Bagi Komite Sekolah Dapat dijadikan referensi untuk lebih
meningkatkan kinerjanya sebagai wujud tanggung jawab terhadap
program kerja yang telah ditetapkan.
-
10
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN
A. Landasan Teori
1. Manajemen Kepala Sekolah
a. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari asal kata ‘manus’
yang berarti tangan dan ‘agete’ yang berarti melakukan. Kata-kata itu
digabung menjadi kata kerja ‘managere’ yang artinya menangani.
Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja
‘to manage’, dengan kata benda ‘management’, dan manager untuk orang
yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, ‘managemen’
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau
pengelolaan.13 Menurut Luther Gulick manajemen dipandang sebagai suatu
bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami
mengapa dan bagaimana orang bekerja sama.14
Menurut John D. Millet dalam buku Management In The Public
Service dalam Sauki (2013) menyatakan “Management Is The Process Oif
Directing And Facilitating The Work Of People In Formal Group To Achieve
A Desired End.” (Manajemen adalah proses pembimbingan dan pemberian
fasilitas terhadap pekerjaan orang-orang yang terorganisir dalam kelompok
formil untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki).15 Miller menyatakan
bahwa manajemen adalah proses memimpin dan melancarkan pekerjaan
bagi orang-orang yang terorganisir secara formal sebagai kelompok untuk
memperoleh tujuan yang diinginkan.16 Adapun menurut Fattah
13 Usman Husaini, Manajemen: Teori, Praktek dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara 2009), hlm. 5 14 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2013), hlm. 1 15 Yusiana As Sauki, “Pelaksanaan Manajemen Planning Organizing Actuating Controlling (Poac) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bpbd) Kota Bandar Lampung Dalam Menanggulangi Bahaya Banjir: Studi Pada Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung. (Fakultas Isip, Universitas Lampung, 2013), hal. 10 16 Ibid.
-
11
manajemen merupakan suatu sistem yang setiap komponennya
menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dengan mengaitkan
proses dan manajer yang dihubungkan dengan aspek organisasi (orang-
struktur- teknologi) dan bagaimana mengaitkan espek yang satu dengan
yang lain serta bagaimana mengaturnya sehingga tercapai tujuan
sistem.17 Dengan demimikian manajemen adalah ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.18
George R. Terry dalam buku Principles of Management dalam
Syauki (2013), juga menyatakan bahwa “management is the accomplishing
of a predetemined obejectives through the efforts of other peopleatau”,
manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan melalui
atau bersama-sama usaha orang lain. Manajemen sangat penting bagi
setiap aktivitas individu atau kelompok dalam organisasi untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.19 Manajemen berorientasi pada proses (process
oriented) yang berarti bahwa manajemen membutuhkan sumber daya
manusia, pengetahuan, dan keterampilan agar aktivitas menjadi lebih
efektif atau dapat menghasilkan tindakan dalam mencapai kesuksesan.
Oleh sebab itu, tidak akan ada organisasi yang akan sukses apabila tidak
menggunakan manajemen yang baik. Dalam Al Qur’an sendiri juga
dijelaskan bahwa untuk berbuat sesuatu agar dibuat secara terencana yang
disenangi oleh Allah serta untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada
serta berlaku adil dibutuhkan suatu keahlian dalam pengelolaannya, seperti
yang jelaskan dalam Al-Qur’an sebagai berikut :
17. Nanang Fattah, Op. Cit., hal.1 18. Melayu Hasibuan, Manajemen, sumber daya manusia, (Jakarta PT Toko Gunung Agung, 2001), hal.2 19 Sauki, Op. Cit., hal. 11
-
12
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu
bangunan yang tersusun kokoh.” (Q.S. Ash-Shaf: 4).20
Berdasarkan pengertian tersebut, menurut pendapat penulis yang
dimaksud dengan Manajemen adalah ilmu mengatur proses untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya guna mencapai hasil
yang sesuai. Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu
proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
dan pengontrolan sumber daya yang ada untuk mencapai suatu tujuan yang
telah ditetapkan dalam suatu organisasi.
George membagi empat fungsi dasar, yaitu Planning (Perencanaan),
Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Pelaksanaan) dan Controlling
(Pengawasan). Keempat fungsi manajemen ini disingkat dengan POAC.
Dan George mendevenisikannya sebagai berikut:21
a) Planning (Perencanaan)
“Planning is the selecting and relating of facts and the making and
using of assumptions regarding the future in the visualization and
formulation to proposed of proposed activation believed necesarry to
accieve desired result”. “...Perencanaan adalah pemilih fakta dan
penghubungan fakta-fakta serta pembuatan dan penggunaan perkiraan-
perkiraan atau asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang dengan jalan
menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan
untuk mencapai hasil yang diinginkan.”
b) Organizing (Pengorganisasian)
“Organizingis the determining, grouping and arranging of the various
activities needed necessary for the attainment of the objectives, the
assigning of the people to thesen activities, the providing of suitable physical
factors of enviroment and the indicating of the relative authority delegated
to each respectives activity.” “...Pengorganisasian ialah penentuan,
20 Kementrian Agama Republik Indonesia, Op.Cit., Hal. 551 21 Sauki, Op. Cit., hal. 11-15
-
13
pengelompokkan, dan penyusunan macam-macam kegiatan yang
dipeelukan untuk mencapai tujuan, penempatan orang-orang (pegawai),
terhadap kegiatan-kegiatan ini, penyediaan faktor-faktor physik yang cocok
bagi keperluan kerja dan penunjukkan hubungan wewenang, yang
dilimpahkan terhadap setiap orang dalam hubungannya dengan
pelaksanaan setiap kegiatan yang diharapkan. Terry juga mengemukakan
tentang azas-azas organizing, sebagai berikut, yaitu:22
1) The objective atau tujuan.
2) Departementation atau pembagian kerja.
3) Assign the personel atau penempatan tenaga kerja.
4) Authority and Responsibility atau wewenang dan tanggung jawab.
5) Delegation of authority atau pelimpahan wewenang.
c) Actuating (Pelaksanaan/Penggerakan)
“Actuating is setting all members of the group to want to achieve and
to strike to achieve the objective willingly and keeping with the managerial
planning and organizing efforts.” “...Penggerakan adalah membangkitkan
dan mendorong semua anggota kelompok agar supaya berkehendak dan
berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi
dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian dari pihak
pimpinan.” Faktor-faktor yang dierlukan untuk penggerakan yaitu:
1) Leadership (Kepemimpinan)
2) Attitude and morale (Sikap dan moril)
3) Communication (Tata hubungan)
4) Incentive (Perangsang)
5) Supervision (Supervisi)
6) Discipline (Disiplin).
d) Controlling (Pengawasan)
“Controlling can be defined as the process of determining what is to
accomplished, that is the standard, what is being accomplished. That is the
22 Ibid.
-
14
performance, evaluating the performance, and if the necessary applying
corrective measure so that performance takes place according to plans, that
is conformity with the standard.” “...Pengawasan dapat dirumuskan sebagai
proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standard, apa yang sedang
dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan, dan bila mana perlu
melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan
rencana, yaitu selaras dengan standard (ukuran).” Terry mengemukakan
proses pengawasan sebagai berikut, yaitu:23
1) Determining the standard or basis for control (menentukan standard
atau dasar bagi pengawasan)
2) Measuring the performance (ukuran pelaksanaan)
3) Comparing performance with the standard and ascerting the difference,
it any (bandingkan pelaksanaan dengan standard dan temukan jika ada
perbedaan)
4) Correcting the deviation by means of remedial action (perbaiki
penyimpangan dengan cara-cara tindakan yang tepat.
Sementara dari pandangan lain dari Stoner dan Wankel,
manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian sejumlah usaha dalam rangka
mengorganisir anggota dan menggunakan sumber daya organisasi
lainnya untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan.24
Menurut Sadely bahwa manajemen mempunyai pengertian sebagai
ketatalaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan.25
Semntara menurut Fattah manajemen adalah suatu sistem yang
setiap komponennya menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan
dengan mengaitkan proses dan manajer yang dihubungkan dengan
aspek organisasi (orang-struktur- teknologi) dan bagaimana mengaitkan
23 Ibid. 24Sastrohadiwiryo dan B. Siswanto, ManajemenTenagaKerja Indonesia, edisi 2, (Jakarta, PT. BumiAksara, 2003), hal 22 25M. Sadeli Lili, Dasar-Dasar Akuntansi, Edisi Satu, Cetakan Ketiga, (PT Bumi Aksara, Jakarta, 2006),hal 111
-
15
espek yang satu dengan yang lain serta bagaimana mengaturnya
sehingga tercapai tujuan sistem.26 Dan Menurut Hasibuan manajemen
Adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.27
Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur,
mengurus atau mengelola. Banyak definisi yang telah diberikan oleh para
ahli terhadap istilah manajemen ini. Namun dari sekian banyak definisi
tersebut ada satu yang kiranya dapat dijadikan pegangan dalam memahami
manajemen tersebut, yaitu: Manajemen adalah suatu proses yang terdiri
dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengendalian/ pengawasan, yang dilakukan untuk
menetukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.28
Sementara George R. Terry (1977) berpendapat bahwa manajemen
adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang elah
ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya.29 James A.F. Stoner (1995) menjelaskan bahwa manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar tercapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.30 Dengan demikian manajemen adalah
suatu proses kerja sama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan
26Nanang Fattah, LandasanManajemenPendidikan. Bandung: RemajaRosdakarya, (2006), hal.1 27MelayuHasibuan, Manajemen, sumberdayamanusia, (Jakarta: PT TokoGunungAgung, 2001), hal.2 28Husain Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hal. 3. 29Usman Effendi, Asas Manajemen, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal. 3. 30Ibid., hal. 4.
-
16
organisasi dengan melakukan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengawasan dan pengendalian untuk mencapai tujuan
organisasi dengan menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya.
Dari penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen merupakan proses perencanaan, yang antara lain
menentukan tujuan, dan perencanaan dilakukan dengan mengkaji
kekuatan, kelemahan, menentukan kesempatan dan ancaman
sertamenentukan strategi kebijakan taktik dan program, Semua ini
dilakukan berdasarkan proses pengambilan keputusan secara ilmiah.
Berdasarkan uraian tersebut, seorang manajer atau seorang
kepala sekolah pada hakekatnya adalah seorang perencana, organisator,
pemimpin, dan seorang pengendali. Keberadaan manajer
pada suatu organisasi sangat diperlukan. sebab organsasi sebagai
alat untuk mencapai tujuan organisasi dimana didalamnya berkembang
berbagai macam pengetahuan, serta organisasi yang menjadi tempat
untuk membina dan mengembangkan karir-karir sumber daya manusia,
memerlukan manajer yang mampu untuk merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan agar organisasi dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Pengertian dan Peran Kepala Sekolah
Dua kata kunci yaitu “Kepala sekolah” yang disebut “Kepala “
dan “Sekolah” Kata “kepala” dapat diartikan “Ketua atau Pemimpin”
dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedang “Sekolah”
adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan
memberi pelajaran.31. Dengan demikian secara sederhana kepala sekolah
dapat didefinisikan sebagai tenaga Fungsional guru yang diberi tugas
untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar
31Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tahun 1988: hal.420
-
17
mengajar, atau tempat dimana terjadinya interaksi antar guru yang
memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.32 Menurut
Daryanto, kepala sekolah merupakan personil sekolah yang bertanggung
jawab terhadap seluruh kegiatan-kegiatan sekolah, ia mempunyai
wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh
kegiatan pendidikan dalam ingkungan sekolah yang dipimpinnya.33
Sedangkan menurut Syaiful Sagala, kepala Sekolah adalah rang yang
diberi tugas dan tanggung jawab mengelola sekolah, menghimpun,
memanfaatkan, dan menggerakan seluruh potensi seekolah secara optimal
untuk mencapai tujuan.34 Selain itu, menurut Wahjosumidjo kepala sekolah
adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi untuk memimpin suatu
sekolah dimana dilaksanakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana
terjadi interaksi antara siswa dan guru.35
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang
paling berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidkan yang
diungkapkan Supardi “bahwa erat hubungannya antara mutu kepala
sekolah dengan aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah. Iklim
budaya sekolah dan menurunnya perilaku peserta didik”. Dari pada itu
kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara
mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di
sekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun
1990 bahwa,
“kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan
pendidikan, administrasi sekolah, pembina tenaga pendidikan lainnya
dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana”.36
32Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teori dan Permasalahannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hal.95 33 Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 80. 34 Syauful Sagala, Manajemen Stategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 88. 35 Wahjosumidjo, Op.Cit., hal. 83. 36 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional: Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hal. 24-25.
-
18
Dengan demikian dapat diartikan bahwa kepala sekolah adalah
pemimpin pada suatu lembaga pendidikan. Tanpa kehadiran Kepala
sekolah, proses pendidikan termasuk pembelajaran tidak akan berjalan
efektif. Keberadaan kepala sekolah di lembaga pendidikan dapat
dipilih langsung, ditetapkan yayasan atau tetapkan pemerintah. Dalam Al-
Qur’an telah dijelaskan bahwa setiap manusia adalah pemimpin (khalifah)
di muka bumi ini. dan diberikan kekuasaan serta diberikan jalan untuk
menuju dan mencapai sesuatu. Sebagaimana disebutkan:
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di
(muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk
mencapai) segala sesuatu,” (Q.S. Al-Kahfi: 84).37
Sesuai dengan ciri-ciri sekolah sebagai organisasi
yang bersifat kompleks dan unik, tugas dan fungsi kepala sekolah
haruslah dilihat dari berbagai sudut pandang, dari sisi tertentu kepala
sekolah dapat dipandang sebagai pejabat formal, sedang disisi lain
seorang kepala sekolah dapat berperan sebagai manajer, sebagai
pemimpin, sebagai pendidik dan tidak kalah penting seorang kepala
sekolah sebagai staf.38
Kepala sekolah mempunyai peran besar pembentukkan guru yang
berkualitas, dengan memberikan dorongan, pengarahan, motivasi kerja,
pembinaan dan pengawasan yang padaakhirnya akan meningkatkan
kinerja mereka. Produktifitas sekolah bukan semata-mata untuk
mendapatkan hasil kerja yang sebanyak-banyaknya, melainkan kualitas
untuk kerja amat penting diperhatikan. Kepala sekolah sebagai manager
dituntut untuk memberikan motivasi kinerja bawahannya. Dalam hal ini
37 Kementrian Agama Republik Indonesia, Op.Cit., Hal. 303. 38Ibid., hal.7
-
19
para guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan dalam
pengajaran.39 Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami
keberadaan sekolah sebagai organisasi yang komplek dan unik., serta
mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seorang yang
diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah.
Dalam Mulyasadi satuan pendidikan, kepala sekolah menduduki
dua jabatan penting untuk bisa menjamin kelangsungan proses
pendidikan, pertama, kepala sekolah adalah pengelola pendidikan secara
keseluruhan, kedua, kepala sekolah sebagai pemimpin formal pendidikan
dilingkungannya. Dalam menjalankan tugas pemimpin suatu lembaga
pendidikan, kepala sekolah setidaknya harus mampu berfungsi sebagai:
Education, Manajer. Administrator, Supervisor, Leader,Innovator dan
Motivator.40
1) Peran dan Fungsi Kepala Sekolah
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional Depdiknas tahun
2006, terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai educator
(pendidik), manajer, administrator, supervisor, leader (pemimpin), pencipta
iklim kerja, dan wirausahawan.41
2) Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah
Saipul Annur mengatakan bahwa kepala sekolah mempunyai tugas
merencanakan, mengorganisir, mengkoordinasikan, mengarahkan,
mengawasi dan mengevaluasi kegiatan sekolah dengan perincian sebagai
berikut:
1. Mengatur proses belajar mengajar.
a) Program tahunan dan smester berdasarkan kalender;
b) Jadwal pelajaran pertahun, persmester termasukpenetapan jenis
mata pelajaran / bidang pengambangan / bidang pengajaran /
39Sulham Muwahid, Model Kepemimpinan kepala Sekolah dalam meningkatkan Kinerja Guru, (Yogyakarta:Sukses Offset, 2003), hal.4 40E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Rosda karya, 2011), hal 90 41 Dalam Ikbal Barlian, Manajemen Berbasis Sekolah: Menuju Sekolah Berprestasi, (Palembang: Erlangga, 2013), hal. 52-75.
-
20
bidang keterampilan dan bagian tugas guru;
c) Program satuan pelajaran (teori dan praktek) menurut alokasi
waktu yang telah ditentukan berdasarkan kalender pendidikan;
d) Pelaksanaan ulangan/tes/hasil/evaluasi belajar untuk kenaikan
dan ujian akhir;
e) Penyusunan kelompok murid/siswa berdasarkan norma
penyusunan;
f) Penyusunan norma penilaian;
g) Pendapatan kenaikan kelas;
h) Laporan kemajuan hasil belajar/mengajar;
i) Pemantapan peningkatan proses belajar/megajar.
2. Mengatur administrasi kantor.
a) Mengatur administrasi murid/siswa.
b) Mengatur administrasi pegawai.
c) Mengatur administrasi perlengkapan.
d) Mengatur administrasi keuangan.
e) Mengatur administrasi perpustakaan.
f) Mengatur administrasi kesiswaan.
g) Mengatur administrasi laboratorium.42
c. Manajemen Kepala Sekolah di Sekolah.
Manajemen merupakan suatu proses menyelesaikan aktivitas
secara efisien dengan atau melalui orang lain dan berkaitan dengan
rutinitas tugas suatu organisasi.43 Kepala Sekolah adalah seseorang yang
diberi tugas dan tanggung jawab mengelola sekolah, menghimpun,
memanfaatkan, dan menggerakkan seluruh potensi sekolah secara optimal
42 Saipul Annur, Administrasi Pendidikan, (Palembnag: Grafika Telindo Press, 2008), hal. 128-129. 43Danim dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan, (Jakarta: RINEKA CIPTA, 2009), hlm. 3.
-
21
untuk mencapai tujuan.44 Pada hakikatnya, tugas seorang pemimpin bukan
hanya bertanggung jawab kepada bawahan atau yang dipimpinnya saja,
akan tetapi bertanggung jawab kepada Allah swt. sebagai Rabb
(pemelihara) semesta alam yang akan menghisab (memperhitungkan)
segala hal yang dipimpinnya. Rasulullah saw bersabda; “Dari 'Abdullah bin
'Umar radliallahu 'anhuma bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam telah bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap
pemimpin akan diminta pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya.”45
Proses manajemen yang dilakukan Kepala Sekolah melalui beberapa
tahapan sebagai berikut:
a. Perencanaan.
b. Pengorganisasian.
c. Pengendalian.
Dan sekurang-kurangnya ada enam komponen yang harus
dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugasnya di
sekolah/sekolah, di antaranya:
a. Manajemen Kurikulum.
b. Manajemen Kesiswaan.
c. Manajemen Personil atau Sumber Daya Manusia di Sekolah.
Personil di sekolah yang harus di manajemeni oleh Kepala Sekolah
meliputi unsur guru yang disebut tenaga edukatif dan unsur karyawan yang
disebut tenaga administratif.46 Dengan demikian manajemen Kepala
Sekolah merupakan suatu aktivitas pengaturan yang dilakukan oleh Kepala
Sekolah dengan mendayagunakan seluruh potensi yang ada di sekolah.
Menurut Stoner dan Wankel, manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian
sejumlah usaha dalam rangka mengorganisir anggota dan menggunakan
sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai suatu tujuan organisasi
44 Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan (Bandung: Alfabeta. 2009), hlm. 88. 45 H.R. Bukhari, no. 2232 (Lidwa Pustaka i-Sofware). 46 Suryosubroto, Op. Cit., hlm. 86.
-
22
yang telah ditetapkan.47 Menurut Sadely manajemen mempunyai
pengertian sebagai ketatalaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan.48
Sementara menurut Fattah manajemen adalah suatu sistem yang
setiap komponennya menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan
dengan mengaitkan proses dan manajer yang dihubungkan dengan
aspek organisasi (orang-struktur- teknologi) dan bagaimana mengaitkan
espek yang satu dengan yang lain serta bagaimana mengaturnya
sehingga tercapai tujuan sistem.49 Dan Menurut Hasibuan manajemen
Adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.50
Manajemen berasal dari kata ‘to manage’ yang berarti mengatur,
mengurus atau mengelola. Banyak definisi yang telah diberikan oleh para
ahli terhadap istilah manajemen ini. Namun dari sekian banyak definisi
tersebut ada satu yang kiranya dapat dijadikan pegangan dalam memahami
manajemen tersebut, yaitu: Manajemen adalah suatu proses yang terdiri
dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian,
penggerakandan pengendalian/ pengawasan, yang dilakukan untuk
menetukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.51
Sementara George R. Terry (1977) berpendapat bahwa manajemen
adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang elah
47Sastrohadiwiryo dan B. Siswanto, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, edisi 2, (Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2003), hal 22 48M. Sadeli Lili, Dasar-Dasar Akuntansi, Edisi Satu, Cetakan Ketiga, (PT Bumi Aksara, Jakarta, 2006), hal 111 49Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, (2006), hal. 1 50Melayu Hasibuan, Manajemen, sumber daya manusia, (Jakarta: PT Toko Gunung Agung, 2001), hal.2 51 Husain Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hal. 3.
-
23
ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya.52 James A.F. Stoner (1995) menjelaskan bahwa manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar tercapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.53 Dengan demikian manajemen adalah
suatu proses kerja sama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan
organisasi dengan melakukan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengawasan dan pengendalian untuk mencapai tujuan
organisasi dengan menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya.
Dari penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen merupakan proses perencanaan, yang antara lain
menentukan tujuan, dan perencanaan yang dilakukan dengan mengkaji
kekuatan, kelemahan, menentukan kesempatan dan ancaman serta
menentukan strategi kebijakan taktik dan program, dimana yang semua
ini dilakukan berdasarkan proses pengambilan keputusan secara ilmiah.
Berdasarkan uraian tersebut, seorang manajer atau seorang
kepala sekolah pada hakekatnya adalah seorang perencana, organisator,
pemimpin, dan seorang pengendali. Keberadaan manajer
pada suatu organisasi sangat diperlukan. sebab organsasi sebagai
alat untuk mencapai tujuan organisasi dimana didalamnya berkembang
berbagai macam pengetahuan,serta organisasi yang menjadi tempat
untuk membina dan mengembangkan karir-karir sumber daya manusia,
memerlukan manajer yang mampu untuk merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan agar organisasi dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam surah Al-Hasyr, Allah
berfirman:
52 Usman Effendi, Asas Manajemen, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal. 3. 53 Ibid., hal. 4.
-
24
Artinya: “dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah
beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin),
mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka
(Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam
hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka
(Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin),
atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan
siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang
orang yang beruntung”. (Q.R. Al-Hasyr: 9).54
Ada beberapa konsekuensi dari ayat tersebut yaitu: Pertama, Adanya
usaha untuk menghormati atau melayani orang lain (dalam konteks ini
kaum Muhajirin). Kedua, Kaum Ansor rela dengan apa yang diberikan pada
kaum Muhajirin. Ketiga, Kaum Ansor mengutamakan penghormatan
kepada kaum Muhajirin. Keempat, Kaum Ansor rela mengalahkan
kepentingannya sendiri Ayat tersebut dapat mengilhami sikap atau perilaku
para manajer pendidikan, mereka dapat meneladani sikap kaum Ansor
dalam berinteraksi dengan kaum Muhajirin yang mencerminkan nilai-nilai
pengorbanan. Dengan demikian Pencapaian tujuan sekolah yang efektif,
memerlukan kepala sekolah yang kuat dan handal dalam memanfaatkan
berbagai sumberdaya. Kepala sekolah dalam konteks penerapan
manajemen pendidikan berbasis sekolah lebih dituntut sebagai pemimpin,
yaitu orang yang melakukan tugas pengarahan dan pengendalian
sehingga seluruh personil sekolah langsung sadar serta secara bersama-
sama melakukan tindakan untuk mencapai tujuan sekolah.
54 Kementrian Agama Republik Indonesia, Op.Cit., Hal. 546.
-
25
Pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai
kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya
dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan untuk
mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-
tugas yang harus dilaksanakan. Menurut Stone, semakin banyak jumlah
sumber kekuasaan yang tersedia bagi pemimpin, akan makin besar potensi
kepemimpinan yang efektif. Jenis pemimpin ini bermacam-macam, ada
pemimpin formal, yaitu yang terjadi karena pemimpin bersandar pada
wewenang formal. Ada pula pemimpin nonformal, yaitu terjadi karena
pemimpin tanpa wewenang formal berhasil mempengaruhi perilaku orang
lain.55
Kepemimpinan yang berhubungan langsung dengan persekolahan
sedikit ada perbedaan. Hal ini seperti yang didefinisikan Murniati:
“kepemimpinan seorang Kepala Sekolah mencakup cara-cara dan
usahanya dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, serta
mengarahkan guru, staf, siswa, orang tua siswa, masyarakat, dan
stakeholder pendidikan demi tercapaianya tujuan sekolah”.56 Lebih lanjut
Usman mengatakan: “Kompetensi profesional guru merupakan
kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban
secara bertanggungjawab dan layak”.57
Sedangkan Kepala Sekolah adalah tenaga fungsional guru yang
diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan
proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru
yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.58 Dilembaga
persekolahan, Kepala Sekolah atau yang lebih popular sekarang disebut
sebagai “guru yang mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah.”
55Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013, h. 88. 56 Murniati, Manajemen Stratejik Peran Kepala Sekolah dalam Pemberdayaan, (Bandung: PT.Cita pustaka Media Perintis, 2008), hal. 137 57 Usman Husaini, Op. Cit., hal. 14. 58 Wahjosumidjo, kepemimpinan Kepala Sekolah: tinjauan teoritik dan permasalahanya, (Jakarta: Raja Grafindo persada, 2011) 83.
-
26
Bukanlah mereka yang kebetulan mempunyai nasib baik senioritas, apalagi
secara kebetulan. Direkrut untuk menduduki posisi itu, dengan kinerja yang
serba kaku dan mandul mereka diharapkan dapat menjadi sosok pribadi
yang tangguh handal dalam rangka pencapaian tujuan sekolah Dalam
penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwasannya posisi Kepala
Sekolah menentukan arah suatu lembaga. Kepala Sekolah merupakan
pengatur dari program yang ada disekolah. Karena nantinya diharapkan
Kepala Sekolah akan membawa spirit kerja guru dan membangun kultur
sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya Ujian Nasional.
Fungsi dan tugas kepala sekolah menurut Aswarni sujud (dkk)
menyebutkan bahwa fungsi Kepala Sekolah adalah sebagai berikut:59
a) Perumusan tujuan kerja dan pembuat kebijakan sekolah.
b) Pengatur tata kerja sekolah, yang mengatur pembagian tugas dan
mengatur pembagian tugas dan mengatur petugas pelaksana,
menyelenggaran kegiatan.
c) Pensupervisi kegiatan sekolah, meliputi: mengatur kegiatan,
mengarahkan pelaksanaan kegiatan, mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan, membimbing dan meningkatkan kemampuan pelaksana.
Tugas pokok dan fungsi Kepala Sekolah sebagai pemimpin
pendidikan
adalah:60
a) Perecanaan sekolah dalam arti menetapkan arah sekolah sebagai
lembaga pendidikan dengan cara merumuskan visi, misi, tujuan dan
strategi pencapaian.
b) Mengorganisasikan sekolah dalam artimembuat struktur organisasi,
menetapkan staf dan menetapkan tugas dan fungsi masing-masing
staf.
59 Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) 81. 60 Hari Sudrajat, Manajemen Peningkatan mutu Berbasis Sekolah, (Bandung: Cipta Cekas Grafika, 2014) 112.
-
27
c) Menggerakkan staf dalam artian memotivasi staf melalui internal
marketing dan memberi contoh eksternal marketing.
d) Mengawasi dalam arti melakukan supervisi, mengendalikan dan
membimbing semua staf dan warga sekolah.
e) Mengevaluasi proses dan hasil pendidikan untuk dijadikan dasar
pendidikan dan pertumbuhan kualitas, serta melakukan problem
solving baik secara analitis sistematis maupun pemecahan masalah
secara kreatif dan menghindarkan serta menanggulangi konflik.
Sebagai pemimpin pendidikan disekolahnya, seorang Kepala
Sekolah mengorganisasikan sekolah dan personilnya yang bekerja
didalamnya dalam situasi yang efektif, efisien, demokratis, dan kerjasama
tim (team work) dibawah kepemimpinanya, program pendidikan untuk para
siswa harus direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan dan dievaluasi.
Dalam pelaksanaan program Kepala Sekolah harus dapat memimpin
secara professional, para staf pengajar, bekerja secara ilmiah, penuh
perhatian dan demokratis dengan menekankan pada
perbaikan proses belajar mengajar secara terus-menerus. Kepala Sekolah
juga mempunyai tugas pokok mengelola penyelenggaraan kegiatan
pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Secara lebih operasional tugas
pokok Kepala Sekolah mencakup kegiatan menggali dan mendayagunakan
seluruh sumber daya sekolah secara terpadu dalam kerangka pencapaian
tujuan sekolah secara efektif dan efisien. 61 Secara garis besar tugas dan
fungsi Kepala Sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut:62
a) Pendidik (Educator)
b) Pemimpin (leader)
c) Pengelola (manajer).
d) Administrator.
e) Wirausahawan.
61 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Jakarta : Rosda, 2010), hlm 98 62http://aktual-asiddau.blogspot.com/2010/09/tugas-pokok-dan-fungsi-kepala-sekolah.html di akses tanggal, 16 januari 2018
http://aktual-asiddau.blogspot.com/2010/09/tugas-pokok-dan-fungsi-kepala-sekolah.htmlhttp://aktual-asiddau.blogspot.com/2010/09/tugas-pokok-dan-fungsi-kepala-sekolah.html
-
28
f) Pencipta Iklim Kerja.
g) Penyelia (Supervisor).
Supervise Kepala Sekolah dapat dilakukan secara individu maupun
kelompok. Secara singkat fungsi dan atau tugas supervisi ialah sebagai
berikut:63
a) Menjalankan aktivitas untuk mengetahui situasi administrasi
pendidikan, sebgai kegiatan pendidikan disekolah dalam segala
bidang.
b) Menentukan syarat-syarat yang diperlukan untuk menciptakan
situasi pendidikan disekolah.
c) Menjalankan aktivitas untuk mempertinggi hasil dan untuk
menghilangkan hambatan-hambatan. Dari penjelasan diatas, dapat
disimpulkan bahwa Kepala Sekolah harus bertanggung jawab atas
terlaksanakannya seluruh program pendidikan disekolah. Untuk
dapat merealisasikan semua tugas dan fungsi kepemimpinannya
maka Kepala Sekolah hendaknya mengetahui jumlah pembantunya,
mengetahui nama-nama pembantunya, mengetahui tugas masing-
masing pembantunya, memelihara suasana kekeluargaan dan
memperhatikan kesejahteraan para pembantunya.
Untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi Kepala Sekolah
secara umum setidaknya mengacu pada empat hal pokok, yaitu sifat dan
ketrampilan kepemimpinan, kemampuan memecahkan masalah,
keterampilan social dan pengetahuan dan kompetensi professional. Kepala
Sekolah yang professional mampu meningkatkan kinerja tenaga
kependidikan dan kualitas sekolah, untuk dapat merealisasikannya maka
Kepala Sekolah harus mempeerhatikan hal-hal berikut ini:64
63 Suhertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 112 64 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung: Rosdakarya, 2009) 86.
-
29
a) Mempunyai visi atau daya pandang yang mendalam tentang mutu
terpadu bagi lembaganya maupun bagi tenaga kependidikan dan
siswa yang ada disekolah.
b) Mempunyai komitmen yang jelas pada program peningkatan
kualitas.
c) Mengkomunikasikan pesan yang berkaitan dengan kualitas.
d) Menjamin kebutuhan siswa sebagai perhatian kegiatan dan
kebijakan sekolah.
e) Menyakinkan terhadap para pelanggan pendidikan bahwa terhadap
channel cocok untuk menyampaikan harapan dan keinginan.
f) Pemimpin mendukung pengembangan tenaga kependidikan.
g) Tidak menyalahkan pihak lain jikaada masalah yang muncul tanpa
dilandasi bukti yang kuat.
h) Pemimpin melakukan inovasi.
i) Menjamin struktur organisasi yang menggambarkan tanggung jawab
yang jelas.
j) Mengembangkan komitmen untuk mencoba menghilangkan setiap
penghalang, baik bersifat organisasional maupun budaya.
k) Membangun tim kerja yang efektif.
l) Mengembangkan mekanisme yang cocok untuk melakukan
monitoring dan evaluasi.
2. Kajian Tentang Manajemen Pengelolaan Keuangan Sekolah
a. Manajemen Anggaran dan Keuangan Sekolah
1) Manajemen Anggaran Sekolah
a) Pengertian Anggaran
Secara umum, anggaran diartikan sebagai rencana keuangan yang
mencerminkan pilihan kebijakan untuk suatu periode pada masa yang akan
datang yang disajikan dalam bentuk angka-angka. Selain itu, anggaran
(budget) dapat didefinisikan sebagai hasil perencanaan yang berkaitan
dengan bermacam-macam kegiatan secara terpadu yang dinyatakan dalam
-
30
satuan uang dalam jangka waktu tertentu.65 Menurut Munandar, “Budget
(anggaran) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit
(kesatuan) moneter yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu
yang akan datang”.66 Julita dan Jufrizen (2012:9) mengatakan bahwa
anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun
berdasarkan program yang telah disahkan.78
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara
kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan lain yang
mencakup jangka waktu satu tahun, Mulyadi (dalam Halim, 2001:65).
Anggaran adalah rencana kerja yang dituangkan dalam angka-angka
keuangan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan besar
maupun kecil seyogyanya membuat anggaran, karena penganggaran itu
penting untuk membuat perencanaan dan pengendalian. Perencanaan
melihat ke masa depan, yaitu menentukan tindakan-tindakan apa yang
harus dilakukan untuk mencapai sasaran dan tujuan suatu organisasi.
Sedangkan pengendalian melihat ke belakang, yaitu menilai hasil kerja dan
membandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Hasil
perbandingan ini melahirkan varian. Varian harus dianalisis dan dicari
sebabnya kemudian digunakan untuk memperbaiki perencanaan,
anggaran, dan pelaksanaan (pengendalian).67 Anggaran (Budget)
merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam
bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu.
Oleh karena itu, dalam anggaran tergambar kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh suatu lembaga. Untuk menghasilkan penyelenggaraan
anggaran yang efektif dan efisien, tahap persiapan/perencanaan anggaran
65 Indra Bastian, AKUNTANSI PENDIDIKAN Pengelolaan Organisasi Pendidikan, Edisi Kedua, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2015), hal. 381 66 M. Munandar, Budgeting Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja, edisi 1, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1985), hal.1 67 Darsono Prawironegoro dan Ari Purwanti, Akuntansi Manajemen, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009), hal.111
-
31
merupakan salah satu faktor penting dan menentukan keseluruhan siklus
anggaran.68
Dari beberapa pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan
bahwa anggaran sekolah adalah rencana keuangan yang disusun secara
sistematis yang disajikan dalam bentuk angka-angka selama periode waktu
tertentu yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan. Sehingga apa yang sudah direncanakan tidak akan meleset dari
apa yang nantinya dihasilkan karena dapat tercapai dengan efektif dan
efisien.
b) Fungsi Anggaran
Anggaran disamping sebagai alat untuk perencanaan dan
pengendalian, juga merupakan alat bantu bagi manajemen dalam
mengarahkan suatu lembaga untuk menempatkan organisasi dalam posisi
yang kuat atau lemah. Oleh karena itu, anggaran juga dapat berfungsi
sebagai tolak ukur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasaran
yang telah ditetapkan. Di samping itu, anggaran dapat pula dijadikan alat
untuk mempengaruhi dan memotivasi pimpinan atau manajer dan karyawan
untuk bertindak efisien dalam mencapai sasaran-sasaran lembaga.
Menurut Nanang Fattah, bahwa fungsi anggaran mencakup hal-hal berikut
: 1) Sebagai alat penaksir, 2) Sebagai alat otorisasi pengeluaran dana, dan
3) Sebagai alat efisiensi.69 Didalam hal ini peneliti mengemukakan bahwa
manajemen keuangan yang efektif dalam sebuah sekolah adalah
kemampuan mencapai sasaran ataupun pemenuhan target yang sesuai
dengan anggaran yang telah direncanakan.
c) Pelaksanaan Anggaran
Secara teknis, pelaksanaan pengeluaran anggaran di sekolah
disesuaikan dengan sumbernya, yaitu dana rutin, BOS, komite sekolah, dan
sebagainya. Dengan mengacu pada amanat undang-undang nomor 17
68 Indrian Supheni, Efektivitas Anggaran Proyek Pemeliharaan DAM pada Kantor Dinas Pengairan Daerah Kabupaten Nganjuk, 2014, hal.1 69 Uhar Suhasaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), Cet.1, hal .265
-
32
tahun 2003 tentang keuangan negara secara tegas telah dinyatakan bahwa
pemerintah diwajibkan menyusun anggaran dengan menggunakan
pendekatan anggaran terpadu (unified budget), kerangka pengeluaran
jangka menengah/KPJM (medium term expenditure framework/MTEF) dan
penganggaran berbasis kinerja/PBK (performance based budgeting).
Disamping menerapkan tiga pendekatan, dalam anggaran belanja negara,
pemerintah juga diwajibkan untuk menerapkan 3 (tiga) klasifikasi yaitu :
klasifikasi fungsi, klasifikasi organisasi, dan klasifikasi ekonomi atas jenis
belanja. Ketiga pendekatan dan ketiga klasifikasi di atas selanjutnya akan
dituangkan dalam dokumen perencanaan penganggaran yang lebih dikenal
sebagai Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
(RKA-KL) dan dokumen pelaksanaan anggaran yang lebih dikenal sebagai
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).70 Dengan demikian, seluruh
penyusunan anggaran dituangkan dalam dokumen perencanaan
penganggaran yang lebih dikenal sebagai Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) dan dokumen pelaksanaan
anggaran yang lebih dikenal sebagai Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA).
2) Manajemen Keuangan Sekolah
Menurut wahidin bahwa manajemen keuangan sekolah berfungsi :
1) Perencanaan, bahwa perencanaan dalam manajemen keuangan adalah
kegiatan merencanakan sumber dana untuk menunjang kegiatan
pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan. Perencanaan dalam
keuangan adalah merencanakan sumber dana untuk menunjang kegiatan
pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. 2) Ketatausahaan
keuangan.
Dalam pengaturan keuangan terdapat dua bagian, yaitu penerimaan
dan pengeluaran. Setiap penerimaan dan pengeluaran dilakukan transaksi
70 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/PMK.02/2008
-
33
dan pencatatan dalam pembukuan. Setiap transaksi keuangan yang
berpengaruh terhadap pengeluaran atau pembayaran uang oleh
bendaharawan harus dicatat dalam buku kas umum dan kas pembantu. 3)
Pertanggungjawaban. Menurut E. Mulyasa dalam buku manajemen
berbasis sekolah, pertanggungjawaban keuangan adalah menyangkut
seluruh dana sekolah dalam kaitannya dengan apa yang telah dicapai
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Proses ini disebut evaluasi
(evaluation involves auditing) yakni pengawasan pertanggungjawaban
sebagaimana yang telah diuraikan diatas dapat mempermudah
pengawasan, baik dalam mencegah terjadinya penyimpangan terhadap
kebijakan keuangan maupun penindakan terhadap penyimpanan
keuangan. Pengawasan internal dilakukan oleh kepala sekolah dan secara
eksternal oleh badan lain yang ditentukan oleh pemerintah yaitu berupa
berita acara.71 Jadi, fungsi manajemem keuangan sekolah adalah untuk
mencegah terjadinya kekeliruan dan sebagai dasar pengambilan keputusan
bagi pimpinan/kepala sekolah agar tujuan sekolah dapat tercapai dengan
efektif dan efisien. Yang dilakukan dengan melalui beberapa tahap yaitu
perencanaan, pembukuan / pelaksanaan dan pengawasan.
a) Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan Sekolah
Manajemen keuangan perlu memperhatikan sejumlah prinsip agar
dapat berjalan dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Seperti
yang telah diungkapkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal
48 menyatakan bahwa pengelolaan pendidikan berdasarkan pada prinsip
keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Disamping itu
prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan. Berikut ini dibahas
masing-masing dari prinsip tersebut, yaitu: Pertama Transparansi yang
berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang manajemen berarti
adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga
pendidikan, bidang manajemen keuangan yang transparan berarti adanya
71 Wahidin, Implementasi Manajemen Keuangan Pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah Jakarta Timur, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2016, hal.18
-
34
keterbukaan dalam manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu
keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan
pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-
pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya. Di samping itu,
transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara
pemerintah, masyarakat, orang tua siswa, dan warga sekolah melalui
penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh
informasi yang akurat dan memadai.
Kedua Akuntabilitas, yakni kondisi seseorang yang dinilai oleh orang
lain karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk
mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas didalam
manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan. Ada tiga pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya
akuntabilitas, yaitu (1) adanya transparansi para penyelenggara sekolah
dengan menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai komponen
dalam mengelola sekolah, (2) adanya standar kinerja disetiap institusi yang
dapat diukur dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya, (3)
adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam
menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya
yang murah dan pelayanan yang cepat.
Ketiga, Efektivitas diartikan untuk menunjukkan sampai seberapa
jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan.72 Efektivitas
adalah ukuran untuk menyatakan sejauh mana sasaran/tujuan (kuantitas,
kualitas, waktu) telah dicapai. Dalam bentuk persamaan, efektivitas sama
dengan hasil nyata dibagi hasil yang diharapkan. Sekolah yang efektif pada
umumnya menunjukkan kedekatan/kemiripan antara hasil nyata dan hasil
yang diharapkan.
72 Pratama Arief Widodo, “Analisis Efisiensi dan Efektivitas Belanja Pendidikan”, Jurnal Ilmiah, 2012, hal. 8
-
35
Keempat, Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara
masukan dan keluaran atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud
meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat
dari dua hal: a) Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga, dan biaya
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan
biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan. b) Dilihat
dari segi hasil Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan
waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya
baik kuantitas maupun kualitasnya. Robbins (1997:45) menjelaskan,
Efisiensi adalah hubungan input dan output. Jika dengan menggunakan
input yang sama didapat output yang lebih besar maka dikatakan bahwa
efisiensi meningkat, demikian pula jika didapat output yang sama dengan
menggunakan input yang lebih kecil. Efisiensi berkaitan dengan seberapa
baik berbagai input itu dikombinasikan atau bagaimana pekerjaan
dilaksanakan, yaitu merupakan suatu cara untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik dari jumlah input yang paling minimum. Dan ini berarti bagaimana
mencapai suatu output tertentu yang berkualitas tinggi dengan pemakaian
sumber daya input sekecil mungkin.73 Dalam hal ini, efektivitas dan efisiensi
memiliki pengertian yang berbeda. Efektiv