manajemen keuangan
DESCRIPTION
Slide MM NarotamaTRANSCRIPT
Manajemen Keuangan(Pengantar)
Pengertian dan pentingnya manajemen keuangan.
Fungsi keuangan.
Tujuan perusahaan.
Hubungan fungsi keuangan dengan tujuan perusahaan.
Masalah keagenan.
Pengertian dan Pentingnya Manajemen Keuangan
• Manajemen keuangan merupakan salah satu bidang manajemen fungsional dalam suatu perusahaan, yang mempelajari tentang penggunaan dana, memperoleh dana dan pembagian hasil operasi perusahaan.
• Manajemen keuangan penting bagi:
- Manajer keuangan.
- Manajer bukan keuangan.
Fungsi keuangan
• Mengambil keputusan investasi:Memilih satu atau lebih alternatif investasi yang dinilai paling menguntungkan.
• Mengambil keputusan pembelanjaan:Memilih satu atau lebih alternatif pembelanjaan yang menimbulkan biaya paling murah.
• Mengambil keputusan dividen:Menentukan berapa besar bagian laba yang diperoleh perusahaan akan dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang saham.
Tujuan Perusahaan
• Memaksimumkan laba.- Mengabaikan tanggungjawab sosial.- Mengabaikan risiko.- Berorientasi jangka pendek.
• Memaksimumkan nilai perusahaan atau kekayaan pemegang saham.- Memperhatikan tanggungjawab sosial.- Mempertimbangkan risiko.- Berorientasi jangka panjang.
Hub. Fungsi Keuangan Dengan Tujuan Perusahaan
Fungsi Keunagan
Kep. Investasi
Kep. Pembelanjaan Kep. Dividen
Pendapatan
Risiko Bisnis
Pendapatan
Risiko Keuangan
Risikototal
Nilai Perusahaan
Pendapatan
Harga pasar saham
Harga pasar saham
Faktor ekstern Perusahaan
Masalah Keagenan
• Masalah keagenan bisa timbul antara:
Pemegang saham dengan manajer.
Manajer dengan kreditor.
Manajer, pemegang saham dan kreditor dalam kasus
perusahaan menghadapi kesulitan keuangan.
Analisis Laporan Keuangan
• Pentingnya analisis laporan keuangan dan pihak pihak yang berkepentingan.
• Macam laporan keuangan.
• Analisis rasio keuangan.
• Keterbatasan analisis laporan keuangan.
Pentingnya Analisis Laporan Keuangan
• Bagi pihak manajemen: untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi, pengembangan karier
• Bagi pemegang saham: untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan, keamanan investasi.
• Bagi kreditor: untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang beserta bunganya.
• Bagi pemerintah: pajak, persetujuan untuk go public.
• Bagi karyawan: Penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan kerja.
Macam Laporan Keuangan
• Neraca: menunjukkan posisi keuangan (aktiva, utang dan modal) pada saat tertentu.
• Laporan laba rugi: menunjukkan penjualan, biaya dan laba yang terjadi selama satu periode.
• Laporan saldo laba: menunjukkan perubahan laba ditahan selama periode tertentu.
• Laporan arus kas: Menujukkan arus kas selama periode tertentu.
• Catatan atas laporan keuangan: berisi rincian neraca dan laporan laba rugi, kebijakan akuntansi, dan lain sebagainya.
PT. ABCNeraca 31 Desember 2002(Rp000)
Aktiva PasivaKas dan bank 200.000 Utang bank 100.000Efek 200.000 Utang dagang 300.000Piutang 160.000 Utang pajak 160.000Persediaan 840.000
------------- -------------Jml. Aktiva lancar 1.400.000 Jml. Ut. Lancar 560.000
Tanah 100.000 Obligasi 5% 600.000Bangunan 1.000.000Mesin 700.000 Modal saham 1.200.000Intangible 100.000 Agio 200.000Akumulasi penyusutan ( 300.000) Laba ditahan 440.000
------------------ ----------------Jml.Akv. Tetap neto 1.600.000 Jml. Modal 1.840.000
------------------ ----------------Jml. Aktiva 3.000.000 Jml. Pasiva 3.000.000
========== =========
PT. ABCLaporan Laba Rugi 2002 (Rp. 000)
Penjualan 4.000.000
Harga pokok penjualan ( 3.000.000)
---------------
Laba kotor 1.000.000
Biaya operasi ( 570.000)
---------------
Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) 430.000
Bunga ( 30.000)
---------------
Laba sebelum pajak (EBT) 400.000
Pajak ( 160.000)
---------------
Laba setelah pajak (EAT) 240.000
=========
Analisa Rasio Keuangan
• Jenis rasio keuangan:- Liquidity ratios: mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek.- Leverage ratios: menunjukkan seberapa besar perusahaan
dibelanjai dengan utang.- Activity ratios: menunjukkan tingkat efisiensi dan efektivitas
pengunaan aktiva perusahaan.- Profitability ratios: Mengukur kemepuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dengan menggunakan penjualan, aktiva, dan modal perusahaan.
- Market value ratios: menilai saham perusahaan yang telah go public
Liquidity Ratios
Current assets
• Current Ratio = ------------------------------ Current liability
Current assets - Inventory• Quick Ratio = --------------------------------------------
Current liability
Cash + Bank + Marketable securities• Cash Ratio = ----------------------------------------------------------
Current liability
Leverage Ratios
Total debt
• Total debt to total assets ratio = --------------------------Total assets
Total debt• Total debt to equity ratio = ----------------------------
Total equityLong-term debt
• Long term-debt to equity ratio = -----------------------------------Total equity
EBIT• Time interest earned ratio = ------------------------
Interest
Activity Ratios
Sales• Receivable turnover = -----------------------------------
Account receivable
360 • Average collection period = ---------------------------------------
Receivable turnover
Sales
• Inventory turnover = --------------------------Inventory
360• Average days in inventory = ------------------------------
Inventory turnover
Sales• Assets turnover = ------------------------------
Total assets
Profitability Ratios
Gross profit• Gross profit margin = -----------------------------
SalesEBIT
• Operating profit margin = -----------------------Sales
EAT• Net profit margin = ---------------------
SalesEAT
• Return on assets = ---------------------Total assetsEAT
• Return on equity = ------------------------Equity
Market Value Ratios
Dividend• Dividend payout ratio = -----------------------------
EATDividend per share
• Dividend yield = ----------------------------------Price per shareEAT
• Earning per-share = ------------------------------------------Number of share outstandingPrice per share
• Price earning ratio = -------------------------------Earning per share Price per share
• Price book value ratio = ---------------------------- Book value per share
Evaluasi Rasio-rasio Keuangan
• Liquidity Ratios
Current ratio Naik Membaik
Quick ratio Naik Membaik
Cash ratio Naik Membaik• Leverage Ratios
Debt to total assets ratio Naik Memburuk
Debt to equity ratio Naik Memburuk
Long-term debt to equity ratio Naik Memburuk
Time interest earned ratio Naik Membaik• Activity Ratios
Receivable turnover Naik Membaik
Average collection period Naik Memburuk
Inventory turnover Naik Membaik
Average days in inventory Naik Memburuk
Assets turnover Naik Membaik• Profitability Ratios
Gross profit margin Naik Membaik
Operating profit margin Naik Membaik
Net profit margin Naik Membaik
Return on assets Naik Membaik
Return on equity Naik Membaik• Market Value Ratios
Dividend payout ratio Naik Mambaik
Dividend yield Naik Membaik
Earning per-share Naik Membaik
Price earning ratio Naik Memburuk
Price book value Naik Memburuk
Du-Pont Chart
:
ROA
Profit Margin
Asset Turnover
Net Profit
Sales
Sales
Total Costs +Taxes
Cost of good sold
Adm. expenses
Selling expenses
Interest expenses
Taxes
Sales
Total Assets
Current Assets
Fixed Assets
Cash
Account Receivable
Inventory
x
_
:
+
Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
• Perbedaan metode akuntansi yang dipakai untuk menyusun laporan keuangan.
• Penjualan perusahaan yang bersifat musiman.
• Kesulitan untuk menentukan jenis industri apabila perusahaan mempunyai berbagai lini produk.
• Perusahaan dapat melakukan “window dressing”
Risiko dan Pendapatan
• Konsep risiko dan pendapatan penting dipertimbangkan dalam setiap keputusan keuangan karena besar kecilnya risiko dan pendapatan akan mempengaruhi nilai perusahaan.
• Apabila pengambilan keputusan dilakukan dalam kondisi yang pasti, faktor yang relevan dipertimbangkan adalah pendapatan yang sesungguhnya, karena tidak ada risiko.
• Apabila pengambilan keputusan dilakukan dalam kondisi tidak pasti, faktor yang relevan dipertimbangkan adalah risiko dan pendapatan yang diharapkan, karena pendapatan yang sesungguhnya tidak diketahui.
Pendapatan Diharapkan (Expected Return)Investasi Tunggal
• Expected return, merupakan pendapatan yang diharapkan diperoleh dari suatu investasi pada kondisi yang bersifat tidak pasti.
• Pengukuran expected return: n
- E ( R ) = Σ pi . (Ri) jika probabilitas (pi) diketahui i =1
n Σ Ri i = 1
- E ( R ) = ----------------- jika probablitas (pi) tidak diketahuin
Risiko (Risk) Investasi Tunggal
• Risiko adalah penyimpangan pendapatan yang diharapkan terhadap pendapatan sesungguhnya dari suatu investasi.
• Pengukuran risiko :
n
- VAR (R) = Σ pi { Ri – E(R) } ² jika probabilitas diketaui
i =1
n
Σ { Ri – E(R) } ²
i=1
- VAR (R) = ------------------------------ Jika probabilitas tidak diketahui
n – 1 atau dengan standar deviasi
- SD (R) = VAR (R)
Pendapatan Diharapkan (Expected Return) Investasi Portofolio
• Expected return portofolio ditentukan oleh du faktor, yaitu besarnya proporsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing alternatif investasi dan expected return masing-masing alternatif investasi.
• Expected return portofolio:
n
E(Rp) = Σ Wi.E(Ri) misalkan portofolio terdiri dari saham
i =1 perusahaan A dan B, maka expected return portofolio :
E(Rp) = WA .E(RA) + WB.E (RB)
Risiko (Risk) Investasi Portofolio
• Risiko portofolio ditentukan oleh tiga faktor, yaitu proposi dana yang dinvestasikan pada masing-masing alternatif investasi, risiko masing-masing alternatif investasi dan covariance antar alternatif investasi.
• Risiko portofolio :
VAR(Rp) = WA ². VAR(RA) + WB ². VAR(RB) + 2. WA.WB rAB.SDA.SDB
atau
SD(Rp) = VAR (Rp)
Eficient Portfolios
• Eficient portfolios adalah portofolio yang memiliki pendapatan diharapkan maksimum pada tingkat risiko tertentu.
• Contoh: anggap suatu portofolio dibentuk dari dua alternatif investasi, yaitu saham A dengan pendapatan diharapkan 5% dan risiko (SD) 4% dan saham B dengan pendapatan diharapkan 8% dan risiko(SD) 10%. Jika proporsi investasi A dikurangi dan sebaliknya proporsi investasi B ditambah, maka pendapatan diharapkan dan risiko portofolio pada berbagai korelasi:
Pendapatan diharapkan dan risiko pada berbagai korelasi:
Proporsi investasi Korelasi ( +1) Korelasi (0) Korelasi (-1) A B E(R) SD E(R) SD E(R) SD-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 1,00 0,00 5,00 4,00 5,00 4,00 5,00 4,00 0,75 0,25 5,75 5,50 5,75 3,90 5,75 0,50 0,50 0,50 6,50 7,00 6,50 5,40 6,50 3,00 0,25 0,75 7,25 8,50 7,25 7,60 7,25 6,50 0,00 1,00 8,00 10,0 8,00 10,0 8,00 10,0
Grafik Eficient Portfolios
• Hubungan pendapatan diharapkan dan risiko portifolio
E(Rp)
SD(Rp)
rAB = +1
rAB = -1
Himpunan Portofolio Efisien
E(Rp)
SD(Rp)
c
D
0
Portofolio yang berada sepanjang garis C D merupakan portofolio yang efisien, sedangkan portofolio yang berada dalam daerah berwarna hitam tidak efisien
Manajemen Modal Kerja
• Pengertian Modal Kerja
• Penentuan Kebutuhan Modal Kerja
• Kebijakan Investasi Modal Kerja
• Kebijakan Pembelanjaan Modal Kerja
• Manajemen Komponen Modal Kerja
Pengertian Modal Kerja
• Modal kerja kotor, yaitu sama dengan jumlah aktiva lancar.
• Modal kerja bersih, yaitu sama dengan jumlah aktiva lancar dikurangi dengan jumlah utang lancar.
Penentuan Kebutuhan Modal Kerja
• Berdasarkan prosentase penjualan:
Aktiva lancar t
Kebutuhan modal kerja = --------------------x Penjualan t+1
Penjualan t• Berdasarkan perputaran kas :
Kebutuhan modal kerja = Pengeluaran kas rata-rata x Periode terikatnya modal kerja
Kebutuhan modal kerja berdasarkan prosentase penjualan
Bedasarkan laporan keuangan PT PJB 2003, jika tahun 2004 perusahaan merencanakan penjualan sebesar Rp 10.000 mlyr, maka modal kerja yang dibutuhkan adalah:
Rp 7.314 mlyr
Keb. modal kerja =---------------------- x Rp 10.000 mlyr
Rp 10.796 mlyr
= Rp 6.774 mlyr
Kebutuhan modal kerja berdasarkan periode terikatnya modal kerja
Berdasarkan informasi laporan keuangan PT PJB 2003, maka kebutuhan modal kerja (milyar) adalah:
Rp 10.796
Perputaran modal kerja = ---------------------------------------- = 1,7
(Rp 5.368 + Rp 7.314)/2
360 hari
Periode terikat modal kerja = ---------------- = 212 hari
1,7
Rp 9.427
Peng.kas rata-rata per hari = --------------- = Rp 26 mlyr
360
Kebutuhan modal kerja = 212 x Rp 26 mlyr = Rp 5.512 mlyr
Kebijakan Investasi Modal Kerja
• Berdasarkan jumlah modal kerja (aktiva lancar) yang dimiliki perusahaan untuk mencapai penjualan tertentu, kebijakan investasi modal kerja dibedakan menjadi:
* Kebijakan konservatif, jumlah aktiva lancar banyak, risiko rendah dan profitabilitas rendah.
* Kebijakan moderat, jumlah aktiva lancar sedang, risiko sedang dan profitabilitas sedang.* Kebijakan agresif, jumlah aktiva lancar sedikit,
risiko tinggi dan profitabilitas tinggi.
Kebijakan investasi modal kerja
Gambar grafik kebijakan investasi modal kerja
Aktiva
Aktiva lancar
Aktiva tetap
Konservatif
Moderat
Agresif
Penjualan
Kebijakan Pembelanjaan Modal KerjaBerdasarkan jenis sumber dana yang dipakai untuk membelanjai
modal kerja (aktiva lancar) suatu perusahaan, kebijakan pembelanjaan modal kerja dibedakan menjadi:
* Kebijakan konservatif, sebagian aktiva lancar variabel
dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek dan
sebagian lagi termasuk aktiva lancar permanen dibelanjai
dengan sumber dana jangka panjang.
* Kebijakan moderat, seluruh aktiva lancar variabel
dibelanjai dengan dana jangka pendek dan aktiva lancar
permanen dengan dana jangka panjang.
* Kebijakan agresif, seluruh aktiva lancar variabel dan sebagian
aktiva lancar permanen debelanjai dengan dana jangka
pendek dan sebagian algi aktiva lancar permanen dibelanjai
dengan dana jangka panjang.
Kebijakan pembelanjaan konservatif
Grafik: Kebijakan pembelanjaan konservatif
Aktiva tetap
Aktiva lancar permanen
Aktiva lancar variabel
Aktiva
Periode waktu
Sumber dana jk. pendek
Sumber dana jk. panjang
Kebijakan pembelanjaan modal kerja moderat
Grafik: Kebijakan pembelanjaan moderat
Aktiva tetap
Aktiva lancar permanen
Aktiva lancar variabel
Aktiva
Periode waktu
Sumber dana jk. pendek
Sumber dana jk. panjang
Kebijakan pembelanjaan modal kerja agresif
Grafik: Kebijakan pembelanjaan agresif
Aktiva tetap
Aktiva lancar permanen
Aktiva lancar variabel
Aktiva
Periode waktu
Sumber dana jk. pendek
Sumber dana jk. panjang
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan alternatif kebijakan yang dipilih:
• Kondisi ekonomi
• Jenis perusahaan
• Persaingan
• Sifat manajemen dalam menghadapi risiko
Manajemen Kas dan Surat berharga
• Motivasi perusahaan mengadakan kas:– Transaksi– Berjaga-jaga– Spekulasi– Saldo kompensasi
• Teknik manajemen kas:– Sinkronisasi arus kas– Mempercepat pengumpulan kas:
- Lockbox system- Pre-Authorized debits- Transfer mechanism
– Pengendalian pengeluaran kas
Surat Berharga
• Motivasi perusahaan mengadakan surat berharga:– Pengganti kas– Investasi sementara
• Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih surat berharga:– Risiko :
Suku bungaInflasiKegagalanPemasaran
– Pendapatan
Manajemen Piutang atau Kredit
• Alasan perusahaan melakukan penjualan secara kredit:– Persaingan– Adanya kapasitas menganggur
• Kebijakan kredit:– Jangka waktu kredit– Standar kredit– Potongan tunai– Penagihan piutang
Analisis Perubahan Kebijakan Kredit
• Perubahan kebijakan kredit akan berdampak pada:– Laba : (1 – Vc ratio) Sales– Biaya: (DSO)(Sales perday)(Vc ratio)(Cost of
funds)
DSO = Days Sales Outstanding atau Average
Collection Period• Jika laba lebih besar dari biaya, maka
perubahan kebijakan kredit dapat dilaksanakan dan sebaliknya
Manajemen Persediaan
• Pengertian persediaan, merupakan item atau material yang dipakai perusahaan untuk menjalankan bisnisnya
• Macam persediaan, tergantung jenis perusahaan ( bahan baku,barang dalam proses, barang jadi, suku cadang dll )
Alasan Perusahaan Memiliki Persediaan
• Bisa memenuhi kebutuhan pelanggan pada waktu tertentu
• Mendapatkan diskon dari suplier• Menghindari fluktuasi harga yang meningkat• Sebagai persediaan pengaman untuk menghadapai
kondisi permintaan yang tidak pasti• Menjaga kelangsungan proses produksi
Biaya Persediaan
• Biaya pemesanan, adalah biaya yang diperhitungkan berkaitan dengan proses pengadaan persediaan, seperti biaya pengiriman pesanan, biaya pengangkutan, asuransi dll.
• Biaya penyimpanan, adalah biaya yang berhubungan dengan penyimpanan persediaan di perusahaan atau di gudang, seperti biaya penyusutan atau sewa gudang, biaya modal, asuransi, biaya tenaga kerja bagian gudang dll.
• Biaya kehabisan persediaan, adalah biaya yang timbul karena perusahaan kekurangan persediaan, seperti kerugian karena tidak bisa memenuhi permintaan pelanggan, kerugian karena proses produksi yang terhenti, dll.
Model Manajemen Persediaan
• Economic Order Quantity (EOQ)Model ini mempertimbangkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan persediaan.
2. D.CoEOQ = ----------------
Cc
Frekuensi pemesanan = D/EOQReorder point (ROP) = Lt x dTotal biaya (TC) = EOQ/2 (Cc) + D (Co)
Asumusi Model EOQ
• Harga persediaan tetap• Biaya pemesanan setiap kali pesan tetap• Biaya penyimpanan per satuan persediaan per
periode tetap• Jumlah kebutuhan persediaan pasti• Persediaan yang dipesan selalu ada di pasaran• Barang yang dipesan datang sekaligus pada saat
yang bersamaan• Jangka waktu pemesanan (lead time) tetap
Keterangan
• Co = Biaya pemesanan• Cc = Biaya penyimpanan per unit per tahun• D = Jumlah permintaan per tahun• EOQ = Economic order quantity• D/EOQ = Frekuensi pemesanan selama setahun• EOQ/2 = Rata-rata persediaan• ROP = Reorde point• Lt = Lead time• d = Permintaan rata-rata per periode waktu
Grafik : Economic order quantity
Biaya
Total biaya
Biaya penyimpanan
Biaya pemesanan
Jumlah PesananEOQ
Contoh:
• Perusahaan membutuhkan batubara 400.000 ton per tahun, biaya penyimpanan per ton Rp 40.000 per tahun dan biaya pemesanan Rp 5000.000 per pesanan dan lead time selama 5 hari dan anggap 1 tahun adalah 360 hari. Berapa jumlah pesanan yang paling ekonomis, frekuensi pemesanan dan ROP ?
2x5000.000x400.000
EOQ = ---------------------------------------40.000
= 10.000 tonFrekuensi pemesanan = 400.000 / 10.000 = 40 kali Reorder point = 10.000 / 9 x 5 = 5.555,5 ton
Hubungan EOQ dengan Reoder point pada kondisi yang pasti
Persediaan Maksimum = EOQ
EOQEOQ EOQ
Lt Lt Lt
ROP ROP ROP
Pengembangan model EOQ untuk keadaan yang tidak pasti
• Dalam menghadapi kondisi yang tidak pasti, maka penerapan model EOQ perlu dikembangkan dengan memperhitungkan persediaan pengaman.
• Jumlah persediaan maksimum = EOQ + persediaan pengaman
• Total biaya persediaan:
TC = EOQ/2 (Cc) + D (Co) + Jml persed pengaman (Cc)
Hubungan EOQ dengan ROP dan Persediaan Pengaman
Persediaan Maksimum = EOQ + Persed. Pengaman
Persediaan pengaman
EOQ EOQ EOQ
ROP ROP ROP
ABC ANALISIS
• Pada umumnya perusahaan memiliki macam persediaan yang sangat beragam dilihat dari harganya maupun kontribusi terhadap penjualan.
• Agar pengelolaan persediaan tersebut dapat dilakukan dengan tepat, maka persediaan dikelompokkan menjadi beberapa kekelompok
• Kelompok A, merupakan persediaan yang harganya tinggi, dan kontribusi pada penjualan tinggi
• Kelompok B, merupakan persediaan yang harganya lebih rendah dari kelompok A
• Kelompok C, merupakan persediaan yang harganya rendah, dan kontribusi pada penjualan rendah
Leverage : Struktur Keuangan dan Struktur Modal
• Leverage timbul karena perusahaan dalam operasinya mempergunakan aktiva atau dana yang menimbulkan beban tetap.
• Leverage yang timbul karena perusahaan mempergunakan dana dengan beban tetap (utang) disebut financial leverage.
• Leverage yang timbul karena perusahaan mempergunakan aktiva yang menimbulkan beban tetap (aktiva tetap) disebut operating leverage.
Finacial Leverage
• Financial structure (struktur keuangan)Menujukkan bagaimana perusahaan membelanjai aktivanya, tampak pada neraca sebelah kredit, yang tercermin pada komposisi utang lancar, utang jangka panjang dan modal.
• Capital structructure (struktur modal)Merupakan bagian struktur keuangan yang hanya menyangkut pembelanjaan jangka panjang, yang tercermin pada utang jangka panjang dan modal.
• Leverage factorMerupakan perbandingan antara total utang (D) dengan total aktiva (TA) atau total utang dengan modal (E).
Pengaruh leverage keuangan (struktur keuangan) terhadap profitabilitas
• Contoh: alternatif struktur keuangan perusahaan
Struktur I (D/E =0 atau D/TA = 0):Total utang Rp 0Modal saham Rp 10.000
--------------Total aktiva Rp 10.000 Total pasiva Rp 10.000
======== ========
Struktur II (D/E = 25% atau D/TA = 20%):
Total utang Rp 2.000Modal saham Rp 8.000
-------------Total aktiva Rp 10.000 Total pasiva Rp 10.000
======== ========
Lanjutan:
Struktur III (D/E = 100% atau D/TA = 50%):
Total utang Rp 5.000
Modal saham Rp 5.000
--------------
Total aktiva Rp 10.000 Total pasiva Rp 10.000
======== ========
Struktur IV ( D/E = 400% atau D/TA = 80%):
Total utang Rp 8.000
Modal saham Rp 2.000
--------------
Total aktiva Rp 10.000 Total pasiva Rp 10.000
======== ========
Bagaimana dampak penggunaan utang terhadap profitabilitas dalam hal ini return on equity (ROE), dilakukan analiasis sebagai berikut:
Pengaruh financial leverage terhadap ROE
Struktur Keuangan Rasio EBIT/TA------------------------------------------------------------------------------------
Buruk (- 20%) Normal (20%) Baik (60 %)---------------------------------------------------------------------------------------------------------------Struktur I (D/TA = 0%):
EBIT - Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 6.000Bunga 0 0 0
----------- - ----------- - ----------- -EBT -Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 6.000Pajak (40%) - 800 800 2.400
----------- - ----------- - ------------ -EAT -Rp 1.200 Rp 1.200 Rp 3.600ROE = EAT/E - 12% 12% 36%
lanjutan
• Struktur keuangan II ( D/TA = 20% ):
EBIT - Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 6.000
Bunga (10%) 200 200 200
--------------- - ------------- -------------- -
EBT Rp 2.200 Rp 1.800 Rp 5.800
Pajak (40%) - 880 720 2.320
-------------- - ------------- - ------------ -
EAT - Rp 1.320 Rp 1.080 Rp 3.480
ROE = EAT/E - 16,5% 13,5% 43,5%
lanjutan
• Struktur III ( D/TA = 50% )
EBIT - Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 6.000
Bunga (14%) 700 700 700
------------- - ------------ - ------------ -
EBT - Rp 2.700 Rp 1.300 Rp 5.300
Pajak (40%) - 1.080 520 2.120
------------- - ------------ - ------------ -
EAT - Rp 1.620 Rp 780 Rp 3.180
ROE = EAT/E - 32,4% 15,6% 63,6%
lanjutan
• Struktur keuangan IV ( D/TA = 80% ):
EBIT - Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 6.000
Bunga (20%) 1.600 1.600 1.600
------------- - ------------ - ------------ -
EBT - Rp 3.600 Rp 400 Rp 4.400
Pajak (40%) - 1.440 160 1.760
------------- - ------------ - ------------ -
EAT - Rp 2.160 Rp 240 Rp 2.640
ROE = EAT/E - 108% 12% 132%
Pengaruh financial leverage terhadap risiko
• Besar kecilnya risiko diukur dengan range ROE
Leverage factor Range ROE
0% 48%
20% 60%
50% 96%
80% 240%
Semakin besar utang semakin besar risiko
Hubungan Financial Leverage dengan Operating Leverage
Operating Leverage (OL)Operating leverage timbul jika perusahaan menggunakan aktiva yang menimbulkan beban tetap (aktiva tetap) yang berupa penyusutan.
• Besar kecilnya operating leverage diukur dengan degree of operating leverage (DOL)
%ΔEBIT C• DOL = ---------------- atau ----------
%ΔSales XC = contribution margin ( sales – variable cost)X = EBIT
Financial leverage
• Financial leverage timbul jika perusahaan menggunakan dana yang menimbulkan beban tetap (utang) berupa bunga.
• Financial leverage mempengaruhi laba setelah pajak, return on equity dan earning per-share
• Besar kecilnya financial leverage diukur dengan degree of financial leverage (DFL)
%ΔEAT EBIT• DFL = ----------------- atau -------------------
%ΔEBIT EBIT – r.D
r = besarnya suku bungaD = besarnya utang
Combination leverage
• Combination leverage merupakan gabungan antara operating leverage dengan financial leverage
• Besar kecilnya combination leverage diukur dengan degree of combination leverage (DCL)
%ΔEBIT %ΔEAT
DCL = -------------------- x -----------------------
%ΔSales %ΔEBIT
%ΔEAT
= ------------------------
%ΔSales
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur keuangan perusahaan:
• Tinggkat pertumbuhan penjualan: besar kecilnya pertumbuhan penjualan
• Stabilitas penjualan: apakah penjualan perusahaan berfluktuasi atau stabil
• Karakteristik Industri: apakah termasuk industri yang peka terhadap gejolak ekonomi atau tidak
• Struktur aktiva: komposisi aktiva lancar dan aktiva tetap
• Sikap manajemen perusahaan: berani atau tidak berani mengambil risiko
• Sikap pemberi pinjaman
Struktur Modal (Capital Structure)
• Struktur modal berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang perusahaan, yang terdiri dari utang jangka panjang dan modal
• Struktur modal diukur dengan perbandingan antara utang jangka panjang dan modal perusahaan
• Masalah yang berkaitan dengan keputusan struktur modal adalah menentukan berapa komposisi utang jangka panjang dan modal yang optimal ?
• Untuk menjawab pertanyaan tersebut, salah satu pendekatan yang banyak dipergunakan adalah analisis EBIT-EPS
Analisis EBIT-EPS
• Analisis EBIT-EPS menjelaskan bagaimana pengaruh berbagai alternatif pembelanjaan jangka panjang terhadap besarnya EPS pada jumlah EBIT tertentu.
• Misalkan, perusahaan mempunyai modal Rp 10 juta seluruhnya berupa saham biasa dengan jumlah saham yang beredar 200.000 lembar. Perusahaan membutuhkan tambahan dana
Rp 5 juta untuk ekspansi, yang akan dibelanjai dengan alternatif sebagai berikut:
1. Seluruhnya dibelanjai saham biasa dijual dengan harga
Rp 50 per lembar saham
2. Seluruhnya dibelanjai utang dengan bunga 12%
3. Seluruhnya dibelanjai saham preferen dengan dividen 11%
lanjutan
• Pajak pendapatan perusahaan 50%, dan setelah perluasan EBIT perusahaan menjadi Rp 2,4 juta.
• Perhitungan EPS pada ketiga alternatif pembelanjaan:------------------------------------------------------------------------------------------Keterangan Saham biasa Utang Saham istimewa---------------------------------------------------------------------------------------------------------------EBIT Rp 2.400.000 Rp 2.400.000 Rp 2.400.000Bunga 0 600.000 0
------------------- -------------------- --------------------EBT Rp 2.400.000 Rp 1.800.000 Rp 2.400.000Pajak 50% 1.200.000 900.000 1.200.000
------------------ ------------------- --------------------EAT Rp 1.200.000 Rp 900.000 Rp 1.200.000Div shm preferen 0 0 550.000
-------------------- ------------------ -------------------Laba utk sh biasa Rp 1.200.000 Rp 900.000 Rp 650.000Jml lb shm biasa 300.000 200.000 200.000EPS Rp 4 Rp 4,5 Rp 3,25
========== =========== ===========
Grafik : Breakeven point EBIT-EPS dari tiga alternatif pembelanjaan
7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 EBIT Rp juta
EPS (Rp) Utang
Shm. biasa
Shm. preferen
Breakeven EBIT-EPS antara saham biasa dengan utang
• Jika terjadi breakeven berarti EPS alternatif saham biasa sama dengan EPS alternatif utang
(EBIT* - C1) (1 – t) (EBIT* - C2) (1 – t)
----------------------------- = --------------------------------
S1 S2
Keterangan:
EBIT* = EBIT pada titik BEP
C1;C2 = Biaya bunga pada alternatif saham biasa dan utang
t = Tarif pajak
S1;S2 = Jumlah saham biasa yang beredar pada alternatif
saham biasa dan utang
Berdasarkan data pada contoh, maka EBIT* adalah:
(EBIT* - 0) (1 – 0,50) (EBIT* - 600.000) (1- 0,50) ------------------------------- = ------------------------------------------- 300.000 200.000
50.000 EBIT* = 90.000.000.000 EBIT* = Rp 1.800.000 Artinya jika EBIT lebih kecil dari Rp 1.800.000, maka alternatif yang lebih menguntungkan adalah saham biasa, dan jika EBIT lebih besar dari Rp 1.800.000, maka alternatif yang lebih menguntungkan adalah utang.
TEORI STRUKTUR MODAL
• Struktur modal berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang, yaitu perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri
• Teori struktur modal menjelaskan bagaimana pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan, biaya modal, dan harga pasar saham ?
Asumsi-asumsi dalam teori struktur modal
• Tidak ada pajak dan biaya kebangkrutan• Rasio utang terhadap modal dapat dirubah dengan
jalan menerbitkan saham untuk melunasi utang atau menambah utang untuk membeli saham yang beredar
• Perusahaan mempunyai kebijakan untuk membayarkan seluruh laba sebagai dividen
• Investor mempunyai harapan yang sama terhadap laba operasi perusahaan di masa yang akan datang
• Pendapatan operasi perusahaan diharapkan tidak mengalami pertumbuhan
Terdapat tiga macam tingkat kapitalisasi atau pengembalian, yaitu:
• Tingkat pengembalian utang (ki)
F Biaya bunga tahunanki = ----- = -------------------------------
B Nilai pasar utang
• Tingkat pengembalian saham biasa (ke)
E Pendapatan bagi saham biasake = ---- = ---------------------------------------------
S Nilai pasar saham biasa
• Tingkat pengembalian perusahaan (ko)
o Laba bersih operasiko = ------ = ---------------------------------------
V Nilai total perusahaan
V = B + S
Biaya modal perusahaan sama dengan biya modal rata-rata tertimbang
B S ko = ki (---------) + ke (-------------) B+S B+S
Untuk menjelaskan bagaimana pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan, biaya modal dan harga pasar saham, ada beberapa pendekatan:• Pendekatan laba bersih (Net Income Approach)• Pendekatan laba bersih operasi (Net Operating
Income Approach)• Pendekatan tradisional (Traditional Approach)• Modigliani – Miller Position
Pendekatan laba bersih (Net Income Approach)
Anggap suatu perusahaan mempunyai utang Rp 1.000 dengan bunga 15% per tahun. Laba bersih operasi yang diharapkan setiap tahun Rp 1.000 dan tingkat kapitalisasi saham biasa (ke) sebesar 20%.
Berapa nilai perusahaan ?
Berapa biaya modal perusahaan ?
Berapa harga pasar saham perusahaan ?
Berdasarkan Net Income Approach, maka nilai perusahaan :
O - Laba bersih operasi Rp 1.000F - Biaya bunga ( 150)
--------------E - Laba bagi pemegang saham Rp 850ke -Tingkat kapitalisasi saham 0,20
--------------S - Nilai pasar saham Rp 4.250B - Nilai pasar utang 1.000
------------V- Nilai total perusahaan Rp 5.250
=======
Biaya modal perusahaan (ko):
o Rp 1.000ko = ---- = --------------- x 100% = 19,05%
v Rp 5.250
Apabila perusahaan meningkatkan jumlah utang dari Rp 1.000 menjadi Rp 3.000,dan menggunakan tambahan utang untuk membeli kembali saham yang beredar dan suku bunga tetap 15%, maka nilai perusahaan dan biaya modal perusahaan menjadi:
Nilai perusahaan setelah perubahan struktur modal :
O- Laba bersih operasi Rp 1.000F- Biaya bunga ( 450) --------------E- Laba bagi saham biasa Rp 550ke- tingkat kapitalisasi saham 0,20
-------------S- Nilai pasar saham Rp 2.750B- Nilai pasar utang 3.000
-------------V- Nilai total perusahaan Rp 5.750
=======
Biya modal perusahaan setelah perubahan struktur modal:
o Rp 1.000ko = ------- = --------------- x 100% = 17,39%
v Rp 5.750
Pengaruh perubahan struktur modal terhadap harga pasar saham berdasarkan pendekatan Net Income: Jika mula-mula harga saham Rp 10 per lembar, maka jumlah saham yang beredar sebanyak 425, (Rp 4.250/ Rp 10). Apabila tambahan utang Rp 2.000 dipakai membeli kembali saham yang beredar, maka jumlah saham yang bisa dibeli sebanyak 200 lembar (Rp 2.000/ Rp 10). Dengan demikian setelah sebagian saham dibeli kembali jumlah saham yang beredar tinggal sebanyak 225 lembar dengan nilai Rp 2.750 atau harga perlembar saham Rp 12,2 , (Rp 2.750 / 225), lebih tinggi dari Rp 10.
Grafik pengaruh struktur modal terhadap biaya modal:
Biaya modal (%)
ki
ko
ke
B/S0
Berdasarkan pendekatan NI, struktur modal optimal tercapai ketika penggunaan utang maksimal.
Pendekatan laba bersih operasi (Net Operating Income Approach)
Pendekatan ini mengasumsikan biaya modal perusahaan (ko) tetap pada berbagai tingkat penggunaan utang, yaitu (ko)=20%
O- Laba bersih operasi Rp 1.000ko- Biaya modal perusahaan 0,20
--------------V- Nilai total perusahaan Rp 5.000B- Nilai pasar utang 1.000
--------------S- Nilai pasar saham Rp 4.000
======== E Rp 850
Biaya modal saham (ke) = -------- = --------------- x 100% = 21,25% S Rp 4.000
Apabila jumlah utang bertambah dari Rp 1.000 menjadi Rp 3.000 dan tambahan utang dipakai untuk membeli kembali saham yang beredar, maka:O- Laba bersih operasi Rp 1.000ko- Biaya modal perusahaan 0,20
-------------V- Nilai total perusahaan Rp 5.000B- Nilai pasar utang 3.000
-------------S- Nilai pasar saham Rp 2.000
======== E Rp 550
Biaya modal saham (ke) = ---- = ------------- x 100% = 27,50% S Rp 2.000
Pengaruh perubahan struktur modal terhadap harga pasar saham berdasarkan pendekatan Net Operating Income:
Misalkan, harga saham mula-mula Rp 10 dengan nilai pasar Rp 4.000, berarti jumlah saham yang beredar sebanyak 400 lembar (Rp 4.000/Rp10). Dengan menggunakan tambahan utang untuk membeli saham yang beredar, maka jumlah saham yang bisa dibeli sebanyak 200 lembar, (Rp 2,000/Rp10), sehingga jumlah saham yang masih beredar sebanyak 200 lembar dengan nilai Rp 2.000, atau dengan kata lain harga saham Rp 10, tetap tidak berubah.
Grafik pengaruh struktur modal terhadap biaya modal berdasarkan pendekatan Net Operating Income:
Biaya modal (%)
ke
ko
ki
B/S0
Berdasarkan pendekatan NOI tidak ada struktur modal optimal
Pendekatan Tradisional (Traditional Approach)
• Pendekatan tradisional mengemukakan ada struktur modal optimal,yaitu struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan atau meminimumkan biaya modal perusahaan.
• Dengan menambah utang pada mulanya perusahaan dapat menurunkan biaya modalnya (ko) dan meninkatkan nilai perusahaan, walaupun tingkat kapitalisasi saham meningkat karena bertambahnya risiko, peningkatan tersebut tidak melebihi manfaat yang diperoleh dari penggunaan utang yang biayanya (ki) lebih murah.
• Melampaui jumlah penggunaan utang tertentu tingkat kapitalisasi saham meningkat melebihi manfaat penambahan utang dan biaya utang juga meningkat, sehingga biaya modal perusahaan naik dan nilai perusahaan turun.
Grafik pengaruh struktur modal terhadap biaya modal berdasarkan pendekatan tradisional:
Biaya modal (%)ke
ko
ki
B/S0B/S*optimal
Berdasarkan pendekatan tradisional ada struktur modal optimal, yaitu pada tingkat biaya modal perusahaan minimal.
Modigliani – Miller Position I
• Modigliani – Miller (MM) mendukung pendekatan NOI, yang menyatakan perubahan struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
• Menurut MM nilai total perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modal, melainkan dipengaruhi oleh investasi yang dilakukan perusahaan dan kemampuan menghasilkan laba
• Asumsi yang dikemukakan MM:- Pasar modal sempurna- Expected value bagi semua investor sama.
- Perusahaan dapat dikelompokkan dalam kelas risiko yang sama
- Tidak ada pajak pendapatan perusahaan
Proses Arbitrage:
• Jika dua perusahaan memiliki struktur modal yang berbeda, berdasar pendekatan tradisional, nilai perusahaan yang menggunakan utang lebih besar dari nilai perusahaan yang tidak menggunakan utang.
• MM berpendapat perbedaan nilai tersebut tidak akan berlangsung lama, karena terjadi proses arbitrage, sehingga nilai kedua perusahaan tersebut sama
Misalkan, perusahaan A dan B adalah sama kecuali perusahaan A tidak menggunakan utang sedengkan perusahaan B mempunyai utang Rp 30.000 dengan bunga 12%.
Perush. A Perush.B ---------------- ---------------
O- Laba bersih operasi Rp 10.000 Rp 10.000F- Biaya bunga 0 3.600
---------------- -----------------E- Pendapatan saham Rp 10.000 Rp 6.400ke- Tingkat Kapitalisasi saham 0,15 0,16
------------ --------------S- Nilai pasar saham Rp 66.667 Rp 40.000B- Nilai pasar utang 0 30.000
--------------- ----------------V- Nilai total perusahaan Rp 66.667 Rp 70.000
========= =========ko- Biaya modal perusahaan 15% 14,3%
Proses arbitrage berlangsung sbb:
• MM berpendapat dengan investasi di perusahaan A, investor perusahaan B dapat memperoleh pendapatan yang sama tanpa meningkatkan risiko, sehingga investo di B menjual sahamnya dipindahkan ke A.- Menjual 1% saham perusahaan B (Rp 400)- Meminjam sebesar 1% dari utang perusahaan B (Rp 300)
dengan bunga 12%- Membeli 1% saham perusahaan A (Rp 667)
• Pendapatan bersih investasi saham A :- Pendapatan investasi saham A :( 15% x Rp 666,67) = Rp 100- Bunga pinjaman: (12% x Rp 300) 36
----------- Pendapatan bersih Rp 64
• Pendapatan investasi saham B: 16% x Rp 400 = Rp 64
Modigliani – Miller Position II
• Apabila pasar tidak sempurna, maka perubahan struktur modal dapat mempengaruhi biaya modal perusahaan dan nilai perusahaan.
• Salah satu indikator pasar tidak sempuran adalah adnya pajak.
- Pajak pendapatan perusahaan.
- Pajak pendapatan pribadi
Pajak Pendapatan Perusahaan
• Misalkan perusahaan Xina dan Yuna mempunyai EBIT yang sama, yaitu Rp 2.000, perusahaan Xina tidak punya utang sedangkan perusahaan Yuna punya utang Rp 5.000 dengan bunga 12% dan tarif pajak 50%.
• Jumlah pendapatan yang diterima pemegang saham dan kreditur pada perusahaan yang menggunakan utang lebih besar daripada perusahaan yang tidak menggunakan utang.
Perbandingan pendapatan yang diterima oleh pemegang saham dan kreditur:
P. Xina P. Yuna -------------- -------------
EBIT Rp 2.000 Rp 2.000Biaya bunga 0 600
-------------- -------------EBT Rp 2.000 Rp 1.400Pajak (50%) 1.000 700
-------------- --------------EAT Rp 1.000 Rp 700Pendapatan pemegangSaham dan kreditur Rp 1.000 Rp 1.300
======== ========Bagi perusahaan yang menggunakan utang total
pendapatan yang diterima oleh pemegang saham dan kreditur lebih besar Rp 300, atau sama dengan bunga x tarif pajak (Rp 600 x 0,5)
Present value tax shield jika perusahaan menggunakan utang permanen (jangka panjang):
tc x r x B• PV tax shield = -------------- = tc x B
r
- tc = tarif pajak pendapatan perusahaan
- B = jumlah utang
- r = suku bunga• PV tax shield = 0,50 ( Rp 5.000) = Rp 2.500
atau• PV tax shield = (Rp 300 / 0,12) = Rp 2.500
Nilai perusahaan yang menggunakan utang (leverage firm):
• Value of leverage firm = Value if unleverage +
PV of tax shield• Nilai P. Xina = Rp 1.000 / 0,16 = Rp 6.250• Nilai tax shield perusahaan Yuna yang
menggunakan utang Rp 2.500, sehingga• Nilai P.Yuna = Rp 6.250 + Rp 2.500
= Rp 8.750
Pajak pendapatan perusahaan dan pajak pendapatan pribadi
• Dalam praktek pajak pendapatan perusahaan dan pajak pendapatan pribadi selalu ada.
• Jika pendapatan atas utang dan saham dikenakan tarif pajak yang sama, maka total pendapatan yang diterima pemegang saham dan kreditur pada perusahaan yang menggunakan utang lebih besar daripada perusahaan yang tidak menggunakan utang
Perbandingan total pendapatan pemegang saham dan kreditur antara leverage firm dan unleverge firm :
P. Xina P.YunaPendapatan utang Rp 0 Rp 600Personal tax (30%) 0 180
------------ ----------Pendapatan utang setelah pajak Rp 0 Rp 420
======= ======Pendapatan saham Rp 1.000 Rp 700Personal tax (30%) 300 210
------------- ----------Pendapatan saham setelah pajak Rp 700 Rp 490
======= ======Total pendapatan kreditur danPemegang saham Rp 700 Rp 910
======= ======
PV tax shield jika ada pajak pribadi dan pajak perusahaan :
( 1- tc ) ( 1 – tps )PV tax shield = { 1 - ---------------------------- } x B
1- tpd
- tps = pahak pendapatan saham- tpd = pajak pendapatan utang- tc = pajak pendapatan perusahaan- B = jumlah utang
Apabila tps = tpd, maka :PV tax shield = tc x B
Biaya kebangkrutan
• Jika perusahaan menambah utang maka risiko kebangkrutan akan semakain besar, sehingga pemegang saham menuntut tingkat pengembalian yang lebih besar.
• Pengaruh penggunaan utang terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan pemegang saham adalah positif.
Grafik pengaruh penggunaan utang terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan pemegang saham (ke):Tingkat pengembalian saham (ke) (ke) dengan
biaya kebangkrutan
(ke) tanpa biaya kebangkrutan
Premi risiko keuangan
Premi risiko bisnis
Risk free rate
B/S0
(ke) tanpa utang
Grafik :Pengaruh Pajak dan biaya kebangkrutan terhadap nilai perusahaan:
Nilai perusahaan
Pengaruh pajak terhadap nilai perusahaan
Biaya kebangkrutan
Nilai perusahaan dengan pajak dan biaya kebangkrutan
B/S optimal B/S
Value of tax shield
Value of firm unleverage
0
PENGANGGARAN MODAL
• Pengertian Penganggaran Modal• Pentingnya Penganggaran Modal
- Investasi yang terlalu besar atau kecil berdampak jangka panjang bagi masa depan perusahaan
- Penganggaran modal memerlukan biaya yang besar
- Pengambilan keputusan penganggaran modal melibatkan banyak pihak
Macam Keputusan Penganggaran Modal
• Ditinjau dari aspek penghematan biaya atau peningkatan pendapatan
- Proyek penggantian (replacement)
- Proyek perluasan (expansion)
- Pertumbuhan (growth)
- Proyek lingkungan (environmental)• Ditinjau dari tingkat ketergantungan
- Independent project
- Mutually exclusive project
- Complement project
- Subtitutes project
Estimasi Arus Kas (Cash Flow)
• Initial Cash Out Flow (Pengeluaran kas untuk investasi awal)
• Operational Cash Inflows ( Arus kas masuk yang diperoleh setelah proyek beroperasi)
- NCF = EBIT ( 1 – tax ) + Depreciation atau
- NCF = EAT + Depreciation + ( 1 – Tax ) Interest • Terminal Cash Inflows (Arus kas masuk pada
akhir umur proyek)
Laporan Laba Rugi Tahun 2004
- Penjualan Rp 10.000.000
- Biaya selain penyusutan dan bunga ( Rp 6.000.000)
- Penyusutan ( Rp 1.000.000)
--------------------
- Laba sebelum bunga dan pajak(EBIT)Rp 3.000.000
- Biaya bunga ( Rp 1.000.000) --------------------
- Pendapatan sebelum pajak (EBT) Rp 2.000.000
- Pajak (20%) ( Rp 400.000)
--------------------
- Pendapatan setelah pajak (EAT) Rp 1.600.000
Operational Cash Inflows
• NCF = EBIT ( 1 – Tax ) + Depreciation
= Rp 3.000.000 ( 1 – 0,20 ) + Rp 1.000.000
= Rp 3.000.000 ( 0,80 ) + Rp 1.000.000
= Rp 3.400.000
• NCF = EAT + Dpreciation + ( 1 – Tax ) Interest
= Rp 1.600.000 + Rp 1.000.000 + ( 1 – 0,20 )
Rp 1.000.000
= Rp 2.600.000 + ( 0,80) Rp 1.000.000
= Rp 3.400.000
Metode Penilaian Usulan Investasi
• Payback Period (PBP)
• Accounting Rate of Return (ARR)
• Net Present Value (NPV)
• Internal Rate of Return (IRR)
Contoh: Arus kas empat proyek yang bersifat mutually exclusive (Rp 000)
Tahun A B C D PVIF (10%)
--------------------------------------------------------------------------0 (1.500) (1.500) (1.500) (1.500) 1,000
1 150 0 150 300 0,909
2 1.350 0 300 450 0,826
3 150 450 450 750 0,751
4 (150) 1.050 600 750 0,683
5 (600) 1,950 1.875 900 0,621
Payback Period
Unrecovered cost at start of year
• Payback = Year before full recovery + ---------------------------------------------
Cash flow during year
• Payback Period untuk keempat proyek adalah:
- Proyek A = 2 tahun
- Proyek B = 4 tahun
- Proyek C = 4 tahun
- Proyek D = 3 tahun
• Proyek yang dipilih berdasarkan metode Payback Period adalah A
Accounting Rate of Return (ARR)
n { Σ Cash Flow,t /n }
n=o• ARR = ----------------------------------- Io
{ - 1.500 + 0 + 0 + 450 + 1.050 + 1.950}/5ARRB = --------------------------------------------------------
1.500
= 0,26 atau 26%
- Proyek A = - 8%- Proyek B = 26%- Proyek C = 25%- Proyek D = 22%Proyek yang dipilih adalah proyek yang memiliki ARR paling besar
Net Present Value (NPV)
NCF1 NCF2 NCFn• NPV = { ---------- + ---------- + ----- + ----------- } – Io
1 2 n (1+k) (1+k) (1+k)
NPV proyek C:
Tahun NCF x PVIF = PV--------- -------------- -------------- -----------------
0 - 1.500 1,000 - 1.500,001 150 0,909 136,35 2 300 0,826 247,803 450 0,751 337,954 600 0,683 409,805 1,875 0,621 1.164,38
----------------- NPV = 796,28
Proyek A NPV = - 610,95Proyek B NPV = 766,05Proyek C NPV = 796,28Proyek D NPV = 778,80
Internal Rate of Return (IRR) NCF1 NCF2 NCFn
------------ + ------------- + --------- + -------------- - Io = 0 1 2 n
(1+IRR) (1+IRR) (1+IRR)
IRR Proyek D:
Tahun NCF PVIF(10%) PV(10%) PVIF(25,4%) PV(25,4%)--------- -------- --------------- ------------- ----------------- ------------- 0 -1.500 1,000 -1.500,00 1,000 - 1.500,00 1 300 0,909 272,70 0,797 239,10 2 450 0,826 371,70 0,636 286,20 3 750 0,751 563,25 0,507 380,25 4 750 0,683 512,25 0,404 303,00 5 500 0,621 558,90 0,322 289,80 ------------- ------------- NPV 788,80 -1,65
IRR masing-masing proyek :
- Proyek A IRR = -200 %- Proyek B IRR = 20,9 %- Proyek C IRR = 22,8 %- Proyek D IRR = 25,4 %
Perbandingan hasil penilaian berdasarkan metode:Metode Pr. A Pr. B Pr. C Pr. D---------- ---------- ------------ ------------ ---------- PBP 2 tahun 4 tahun 4 tahun 3 tahun- ARR -8 % 26 % 25 % 22 %- NPV -610,95 766,05 796,28 788,80- IRR -200 % 20,9 % 22,8 % 25,4 %
Perbandingan metode NPV dan IRR dalam menilai proyek yang bersifat Muttually Exclusive
NPV
Discount rate %
Y
x
IRR xIRR Y
K*
Y
X
X
Y0
_
+
Capital Rationing untuk proyek dengan ukuran yang berbeda (discount rate 10%)
Proyek Investasi NCF PV NCF NPV IRR PI
--------- -------------- ------------ ------------- ------------ --------- -------
A 400.000 121.347 460.000 60.000 15,7% 1,15
B 250.000 74.523 282.500 32.500 14,9% 1,13
C 350.000 102.485 388.500 38.500 14,2% 1,11
D 300.000 85.470 324.000 24.000 13,1% 1,08
E 100.000 23.742 90.000 - 10.000 6,0% 0,90
------------------------------------------------------------------------------------------
PV NCF
PI = ----------------
Io
Apbila perusahaan memiliki dana terbatas sebesar Rp 600.000, kombinasi proyek mana yang sebaiknya dipilih?
Alternatif :
1. Proyek A dengan investasi Rp 400.000 sisa dana Rp 200.000
2. Proyek B dengan investasi Rp 250.000 dan C dengan investasi Rp 350.000
3. Proyek B dengan investasi Rp 250.000 dan D dengan investasi Rp 300.000, sisa dana Rp 50.000
Jika diasumsikan sisa dana diinvestasikan pada proyek dengan PI = 1, maka alternatif yang menghasilkan PI tertimbang paling tinggi adalah :
Alternatif :
400.000 200.000
1. WA. PIA = --------------- (1,15) + -------------- (1,00) = 1,1
600.000 600.000
250.000 350.000
2. WA. PIBC = -------------- (1,13) + --------------- (1,11) = 1,12
600.000 600.000
250.000 300.000 50.000
3. WA. PIBD = -------------- (1,13) + -------------- (1,08) + ------------ (1,00)
600.000 600.000 600.000
= 1,09
Biaya Modal (Cost of Capital)
• Pengertian biaya modalBiaya modal merupakan tingkat pendapatan minimum yang disyaratkan pemilik modal. Dari sudut pandang perusahaan yang memperoleh dana, tingkat pendapatan yang disyratkan tersebut merupakan biaya atas dana yang diperoleh perusahaan.
• Macam biaya modal:- komponen biaya modal (Component cost of capital)- biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average
cost of capital)
Component Cost of Capital
• Biaya modal saham biasa (cost of common stock) atau sering disingkat (ke), dapat dihitung dengan beberapa pendekatan:- Pendekatan pendapatan investasi bebas risiko ditambah premi risiko ke = Rf + premi risiko
- Pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM) ke = Rf + βi {E(Rm) – Rf }
ke = biaya modal saham biasa Rf = pendapatan investasi bebas risiko E(Rm) = pendapatan pasar yang diharapkan βi = risiko sistematis saham i
- Pendekatan dividen a. Jika dividen diasumsikan tetap:
D D Po = ------ atau ke = --------
ke Po
b. jika dividen diharapkan tumbuh dengan tingkat yang konstan sebesar g
D1 D1 Po = ------------- atau ke = ---------- + g
ke – g Po
Po = harga saham perdana ke = tingkat pendpatan yang diharapkan g = tingkat pertumbuhan dividen dan ke lebih besar dari g c. Jika tingkat pertumbuhan dividen tidak
tetap
3 Do(1+g1)t 6 D3(1+g2)t ~ D7(1+g3)t Po = Σ --------------- + Σ --------------- + Σ --------------- t=1 (1+ke)t t=4 (1+ke)t t=6 (1+ke)t
g1 = pertumbuhan dividen tahun 1 s/d 3 g2 = pertumbuhan dividen tahun 4 s/d 6
g3 = pertumbuhan dividen tahun 7 dan seterusnya
Biaya modal utang (cost of debt)
Biaya modal utang (kd) dapat dihitung dengan rumus:
n It + Pt Po = Σ ------------------
t=1 (1 + kd )t
Po = harga jual surat utang pada saat diterbitkan n = jangka waktu jatuh tempo It = besarnya bunga yang dibayarkan pada periode t Pt = Nilai pelunasan pokok utang pada periode t kd = biaya modal utang sebelum pajak
kd* = kd ( 1 – t ) kd* = biaya modal utang setelah pajak
Jika obligasi dijual tidak sama dengan nilai nominal dapat terjadi premi atau diskonto
Besarnya biaya modal setelah pajak dapat dihitung dengan rumus:
(1- t) { Cj + 1/n (P – Io) } kd* = ---------------------------------- ½ ( P + Io )
P = Nilai nominal obligasi Io = Harga jual obligasi n = Umur obligasi Cj = Biaya bunga obligasi t = tarif pajak
Biaya modal saham istimewa ( Cost of preferred stock)
Biaya modal saham istimewa (kp) dapat dihitung dengan rumus :
D kp = --------- x 100% Po
Biaya modal laba ditahan (kr), besarnya dianggap sama dengan biaya modal saham biasa yang telah beredar
Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (Weighted average cost of capital) atau disingkat WACC
e d pWACC = ---------- (ke) + ---------- (kd*) + --------- (kp) e+d+p e+d+p e+d+p
e = jumlah modal saham biasa
d = jumlah utang
p = jumlah modal saham istimewa
ke= biaya modal saham biasa
kd* = biaya modal utang setelah pajak
kp = biaya modal saham istimewa