manajemen pemasaran

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, kegiatan inti bisnis atau yang biasa disebut dengan core business, merupakan kegiatan inti yang harus ada dalam menjalankan suatu usaha karena kegiatannya saling berkaitan dan berkesinambungan antara satu dengan yang lainnya. Kegiatan tersebut adalah kegiatan yang paling dominan dan harus diperhatikan di setiap elemen kegiatannya dalam menjalankan suatu usaha atau bisnis. Kegiatan inti tersebut yaitu meliputi Produksi, Keuangan, Personalia dan Pemasaran. Setiap pelaku bisnis akan memberikan perhatian penuh pada manajemen pemasaran yang dijalankannya. Manajemen pemasaran merupakan kegiatan yang terlihat sederhana dan terkadang terabaikan dalam melakukan suatu kegiatan bisnis. Namun, jika dipelajari lebih mendalam tentang kegiatan ini, pemasaran merupakan salah satu kegiatan dalam suatu bisnis yang sangat penting pula dalam suatu usaha atau bisnis. Dalam bahasan kali ini, penulis akan membahas tentang Manajemen Pemasaran, mulai dari strategi dalam pemasaran dan pekembangan manajemen pemasaran yang berbeda sampai saat ini. Di era persaingan usaha yang semakin kompetitif, dan seiring berkembangnya perekonomian di dunia, maka tak banyak orang atau 1

Upload: tika-nafisah

Post on 10-Aug-2015

82 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, kegiatan inti bisnis atau yang biasa disebut

dengan core business, merupakan kegiatan inti yang harus ada dalam menjalankan suatu usaha

karena kegiatannya saling berkaitan dan berkesinambungan antara satu dengan yang lainnya.

Kegiatan tersebut adalah kegiatan yang paling dominan dan harus diperhatikan di setiap elemen

kegiatannya dalam menjalankan suatu usaha atau bisnis. Kegiatan inti tersebut yaitu meliputi

Produksi, Keuangan, Personalia dan Pemasaran.

Setiap pelaku bisnis akan memberikan perhatian penuh pada manajemen pemasaran yang

dijalankannya. Manajemen pemasaran merupakan kegiatan yang terlihat sederhana dan

terkadang terabaikan dalam melakukan suatu kegiatan bisnis. Namun, jika dipelajari lebih

mendalam tentang kegiatan ini, pemasaran merupakan salah satu kegiatan dalam suatu bisnis

yang sangat penting pula dalam suatu usaha atau bisnis. Dalam bahasan kali ini, penulis akan

membahas tentang Manajemen Pemasaran, mulai dari strategi dalam pemasaran dan

pekembangan manajemen pemasaran yang berbeda sampai saat ini.

Di era persaingan usaha yang semakin kompetitif, dan seiring berkembangnya

perekonomian di dunia, maka tak banyak orang atau pengusaha yang memperhatikan kegiatan

inti yang satu ini. Para produsen membutuhkan pengetahuan pemasaran yang semakin lama

semakin canggih dalam menentukan taktik dan strateginya. Oleh sebab itu, pemasaran

memberikan peranan dan sumbangan yang besar untuk meningkatkan barang dan jasa yang

diperlukan sehingga meningkatkan kemakmuran masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana memahami pentingnya pemasaran?

2) Bagaimana cara mengembangkan strategi dan rencana pemasaran?

3) Bagaimana cara berhubungan dengan pelanggan dalam manajemen pemasaran?

1

1.3 Tujuan

1) Untuk memahami pentingnya pemasaran

2) Untuk mengetahui cara mengembangkan strategi dan rencana pemasaran

3) Untuk mengetahui cara berhubungan dengan pelanggan dalam manajemen pemasaran

1.4 Manfaat

Makalah ini bermanfaat bagi semua kalangan, diantaranya siswa, mahasiswa, guru,

perusahaan. Misalkan mahasiswa ingin menjadi seorang yang membuka bisnis, maka

mahasiswa tersebut harus mengetahui bagaimana manajemen pemasaran dalam bisnis yang

baik.

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Pengetahuan Pemasaran

Pada zaman dulu keadaan ekonomi masih langka, dikatakan pengetahuan

marketing belum diperlukan, karena semua barang dan jasa yang diproduksi habis

dikonsumsi oleh kelompok sendiri. Akan tetapi hakekat pemasaran itu sendiri sudah ada

sejak zaman dulu. Bahkan pada kehidupan flora dan fauna pun sudah ada pemasaran.

Misalnya, setangkai bunga mengeluarkan bau harum, yang mengundang kumbang datang

mengisap sari madunya, kemudian menyebarluaskan bibit bunga ke daerah lain.

Demikian pula binatang yang makan buah-buahan akan menyabarkan biji buah ke daerah

lain, sehingga bibit buah tersebut hidup ditempat lain, jauh dari induk pohon semula.

Pada anak kecil pun sudah ada kegiatan pemasaran, pada saaat anak itu merayu, permen,

sepeda dan sebagainya.

Akhirnya seiring dengan kemajuan perekonomian dari economics of scarcity

(ekonomi masih langka) berubah ke economics of relative plenty (ekonomi relative

banyak, barang membanjiri pasar), maka para prosuden membutuhkan pengetahuan

pemasaran yang makin lama canggih pula taktik dan strateginya.

Antara kemajuan perusahaan dan pemasaran terdapat hubungan yang saling

menunjang, artinya makin maju perusahaan, maka makin canggih pula strategi pemsaran

yag digunakan. Makin canggih strategi pemasaran yang digunakan makin menunjang

kemajuan perusahaan. Demikianlah kita lihat peranan pemasaran di dalam sebuah

perusahaan makin meningkat, sejalan dengan perkembangan perusahaan itu sendiri.

Seperti gambar dibawah ini :

3

4

Pada gambar diatas nampak bahwa pada permulaan perusahaan berdiri, maka

peranan bagian-bagian produksi, keuangan dan pemasaran dan personalia adalah sama.

Tidak ada perbedaan antara bagian-bagian tersebut. Akan tetapi, begitu perusahaan

mengalami kemajuan, bagian pemasaran bergeser menjadi lebih dipentingkan. Ini berarti

bagian yang lain tidak penting. Hanya bagian pemasaran hanya mendapat porsi yang

lebih besar. Misalnya jika tadinya sama-sama belum memiliki kendaraan dinas, maka

sekarang setelah perusahaan mampu, maka bagian pemasaran akan dibelikan, sepeda,

motor, kemudian meningkat kepada investaris mobil. Memang pemasaran merupakan inti

yang menentukan suksenya atau gagalnya suatu perusahaan.

Sehingga pada tahap akhir perkembangan pemasaran nampak, bahwa fokus

sentral dari kegiatan perusahaan ialah “LANGGANAN” yang selalu berada dalam ruang

lingkup dan tidak terlepas dari perhatian bagian pemasaran.

2.2 Pentingnya Pemasaran

Kesuksesan financial sering bergantung pada kemampuan pemasaran. Financial,

operasi, akuntansi, dan fungsi bisnis lainnya tidak akan berarti jika tidak ada cukup

permintaan akan produk dan jasa sehingga perusahaan bisa menghasilkan keuntungan.

Harus ada penepatan agar laba di dapat. Ketika menyatakan prioritas suatu bisnis para

CEO (Chief Executive Officer) mengakui pentingnya pemasaran. Sebuah survei tentang

10 tantangan besar yang dihadapi para CEO di seluruh dunia pada tahun 2006,

mengatakan bahwa pada peringkat 5 besar ada “pertumbuhan pendapatan yang stabil dan

berkelanjutan” dan “loyalitas atau retensi pelanggan”. Pencapaian kedua hal tersebut

sangat tergantung terhadap pemasaran (Marketing). Para CEO juga mengetahui

pentingnya pemasaran untuk membangun merk dan basis pelanggan yang loyal, yang

merupakan asset tak terwujud yang membentuk persentase nilai yang besar dari sebuah

perusahaan.

Perusahaan yang menanggung risiko lebih besar adalah perusahaan yang tidak

memantau pelanggan dan pesaingnya dengan cermat dan terus meningkatkan nilai yang

ditawarkan ke pelanggan.

5

2.3 Ruang Lingkup Pemasaran

1) Pengertian Pemasaran

Menurut (Keller, 2008, hal. 5) Pemasaran atau marketing adalah

mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan sosial, atau secara singkatnya

pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.

Sedangkan menurut American Marketing Asociation (AMA) pemasaran adalah

suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,

mengomunikasikan, dan memberikan nilai pada pelanggan dan untuk mengelola

hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku

kepentingannya.

Menurut (Manullang, 2012, hal. 193) Marketing merupakan suatu proses

dinamis dari dunia usaha, terdiri dari jumlah aktifitas yang berkesinambungan

yang merupakan interaksi dari sejumlah kegiatan yag dimulai dari mengajukan

ide-ide tentang produk yang di hasilkan, selanjutnya diusahakn hal tersebut

menjadi kenyataan berupa barang atau jasa untuk kemudian disampaikan

ketangan konsumen untuk memuaskan kebutuhannya.

2) Apa yang dipasarkan?

Orang-orang pemasaran memasarkan 10 tipe entitas yaitu sebagai berikut

1. Barang. Barang-barang fisik merupakan bagian terbesar dari usaha produksi dan

pemasaran kebanyakan negara.

2. Jasa. Ketika ekonomi maju, semakin besar porsi aktifitas ekonomi yang berfokus

pada produksi jasa. Jasa mencakup pekerjaan seperti maskapai udara, hotel,

akuntan, pengacara,dokter dan lain-lain.

3. Acara. Pemasar memproduksikan berdasarkan waktu, seperti pemasaran dagang,

pertunjukan seni dan ulang tahun perusahaan.

4. Pengalaman. Dengan memadukan jasa dan barang, sebuah perusahaan dapat

menciptakan, memamerkan dan memasarkan pengalaman.

5. Orang. Pemasaran selebriti adalah bisnis yang besar. Artis, muisi, CEO, dan

professional lainnya di bantu oleh para pemasar selebriti.

6. Tempat. Kota, negara bagian, kawasan, secara aktif menarik turis, pabrik kantor

pusat perusahaan.

6

7. Property. Properti adalah hak kepemilikan tak terwujud atas property yang

sebenarnya (Real Estate) atau property financial seperti saham dan obligasi.

Property di beli dan di jual, dan pertukaran ini membutuhkan pemasaran.

8. Organisasi. Secara aktif untuk membangun citra yang kuat, di sukai, dan di benak

publiknya. Organisasi menggunakan pemasaran untuk meningkatkan citra publik

dan bersaing untuk mendapatkan hak layak dan dana.

9. Informasi. Adalah apa yang di hasilkan, di pasarkan dan didistribusikan dengan

harga tertentu kepada konsumen.

10. Ide. Setiap penawaran pasar mengandung sebuah ide atau gagasan dasar.

3) Siapa yang memasarkan?

Pemasar atau (marketer) adalah seseorang yang , mencari respon atau pehatian

dari pihak lain. Pemasar memang terampil dalam stimulasi permintaan akan produk

perusahaan mereka. Pasar adalah tempat fisik dimana pembeli dan penjual berkumpul

untuk memberi dan menjual barang.

4) Pemasaran dalam praktik

Pemasaran tidak lagi hanya di lakukan oleh departemen pemasaran saja. Pemasaran

harus mempengaruhi aspek dari pengalaman pelanggan. Artinya, pemasaran harus

mengelola dengan baik kontak dengan pelanggan. Dalam praktiknya, pemasaran

mengikuti sebuah proses logis. Proses perencanaan pemasaran terdiri dari analisis

terhadap peluang pemasaran, pemilihan pasar sasaran, strategi pemasaran, dan

pengelola upaya pemasaran.

2.4 Evolusi Konsep Pemasaran

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa manajemen pemasaran berarti

bagaimana seseorang menggunakan ilmu manajemen dalam usaha pemasaran. Ini berarti

mengaplikasikan fungsi-fungsi manajemen dalam pemasaran, agar tujuan pemasaran

dapat tercapai secara memuaskan. Oleh Philip Kotler merencana, mengimplementasikan

dan mengawasi segala kegiatan guna mencapai tingkat pemasaran sesuai dengan tujuan

yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Dalam pemasaran dari sejak dulu sampai sekarang konsep pemasaran ini sudah

mengalami evolusi. Evolusi ini muncul sejalan dengan orientasi yang dilakukan

7

perusahaan dalam menghadapi persaingan. Konsep-konsep tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Konsep Produksi (Production Concept)

Para pengusaha yang menganut konsep ini mencoba membuat produksi besar-

besaran, dengan harga murah melalui prinsip efesiensi dalm produksi dan

menyebarluaskan penjualan produksinya seluas mungkin. Para produsen ini

beranggapan bahwa konsumen ingin membeli barang dengan harga murah, dan

mudah mendapatkannya, dapat dibeli dimana-mana.

2) Konsep Produk (Product Concept)

Para pengusaha yang menganut konsep ini berusaha menghasilkan produk yang

bermutu. Mereka mempunyai premis bahwa konsumen selalu menghendaki produk

yang berkualitas. Hanya disini muncul masalah tentang bermutu menurut siapa?

Apakah menurut produsen atau menurut konseumen? Dalam hal ini (konsep produk)

kualitas di dasarkan atas pandangan produsen sendiri, bukan menurut pandangan

konsumen. Jadi di sini dikatakan produsen melihat cermin, yang tampak bagus adalah

dirinya sendiri, produsen belum tentu memperhatikan selera konsumen.

3) Konsep Penjualan (Selling Concept)

Konsep penjualan ini berorientasi pada promosi. Artinya produsen membuat

produk secara besar-besaran kemudian berusaha mempromosikan produknya agar

laku dipasar. Produsen ini beranggapan bahwa konsumen harus didorong/diberi

informasi /dibujuk agar mereka mau membeli produk. Jika konsumen tidak

mengetahui adanya produk, tidak mengetahui apa kegunaannya, maka konsumen

tidak akan membeli. Memang kegiatan promosi ini sangat berpengaruh terhadap

konsumen, misalnya produk yang diiklankan di televisi malam ini, sudah mulai

ditayangkan/dicari/dibeli oleh konsumen.

4) Konsep Pemasaran (Marketing Concept)

Produsen yang menganut konsep ini beranggapan, bahwa konsumen akan

membeli barang jika produk itu sesuai dengan seleranya, artinya dapat memenuhi

kebutuhan dan keinginannya dengan memuaskan. Oleh sebab itu produsen akan

membuat produk sesuai dengan selera konsumen. Agar dapat mengetahui selera

konsumen masa kini, dan masa yang akan datang, maka kaum produsen selalu

8

mencari informasi, mengadakan penelitian, observasi, wawancara tentang produk apa

yang disenangi konsumen. Disini dikatakan bahwa kaum produsen tidak lagi melihat

cermin, tapi produsen melihat jendela. Bila melihat jendela maka yang tampak ialah

orang yang lewat di jalan, yang dapat diamati perilaku mereka sebagai konsumen.

Disamping itu banyak faktor lain yang mempengaruhi keputusan membeli para

konsumen diantaranya :

1) Budaya dan sub kultur, yang memiliki value tersendiri, sikap dan kepercayaan

yang mempengaruhi respon mereka terhadap lingkungan. Budaya dari para

konsumen ini harus dipelajari dan dipelajari oleh para pengusaha.

2) Social class, perlu diperhatikan apakah konsumen kita termasuk orang kelas atas,

menengah atau bawah, perbedaan kelas ini cenderung mempengaruhi mereka

terhadap, barang apa, tipe, kualitas apa yang mereka beli, belanja dimana, dan

koran apa, majalah apa yang mereka baca.

3) Reference groups, ini terdiri atas orang-orang dekatnya seperti, anggota keluarga,

teman sejawat, teman kerja, anggota seklub olahraga, majelis taklim pengajian,

seringkali mereka benchmark terhadap apa yang dibeli oleh teman-teman tersebut.

4) Self image, dalam hal ini ada kecenderungan mereka percaya bahwa tampilan

seseorang dapat mencerminkan oleh barang apa yang dibeli, “you are what you

buy”. Para pengusaha harus mengeksploitasi kepercayaan ini dengan

mempengaruhi salah seorang dari mereka, kadang hanya dengan mengatakan

bahwa seseorang telah memebeli suatu barang kemarin, dengan ucapan demikian

akan sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian seseorang calon

konsumen.

5) Situational factors, ini merupakan situasi sesaat yang berkesan pada konsumen,

seperti dalam keadaan terburu-buru, sudah memiliki kupon hadiah, atau saat ulang

tahun, dan sebagainya.

Setelah pengusaha mengerti dan memahami konsumennya maka perlu diciptakan

strategi marketing yang tepat menurut langkah berikut :

1) Teliti situasi marketing saat ini

Situasi marketing saat ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu,

tingkat persaingan, serta analisa kekuatan dan kelemahan. Dalam pengalaman

9

masa lalu, mungkin saja terjadi masa-masa perununan penjualan, penurunan

harga, pengurangan pegawai dan sebagainya. Kemudian keadaan pesaing, apa

yang mereka lakukan, gerakan-gerakan, iklan mereka dan sebagainya.

Selanjutnya analisa lingkungan internal, kelemahan yang dimiliki, sumber

keuangan, kemampuan produksi, jaringan distribusi, promosi dan sebagainya.

2) Analisa lingkungan eksternal

Lingkungan eksternal yang mempengaruhi bisnis adalah kondisi ekonomi

makro, tingkat bunga, inflasi, pengangguran, pendapatan perkapita. Lingkungan

alam, berkurannya pasokan bahan baku, keadaan musim, banjir, hujan, social and

cultural trends, adakalanya muncul budaya yang tidak menyukai produk, atau

perlu promosi lebih gencar untuk mendidik konsumen akan faedah produk.

Teknologi tidak kalah pentingnya, tiba-tiba muncul perubahan teknologi yang

berpengaruh terhadap hasil produksi, sektor percetakan sangat dipengaruhi oleh

teknologi ini, yang menyebabkan perusahaan yang terlambat menyesuaikan

dengan teknologi baru akan bangkrut.

3) Analisa peluang dan arahkan untuk mencapai peluang

Bisnis yang sukses adalah yang selalu memperhatikan peluang yang ada,

yang dapat diklasifikasi seperti: bagaimana menjual produk lebih banyak pada

pasar yang ada , dan bagaimana membuat produk baru untuk pasar baru. Dengan

pemikiran-pemikiran seperti ini kan membuat seseorang pengusaha berpikir selalu

bagaimana caranya memperluas pasar, ini berlaku untuk usaha industri ataupun

usaha perdagangan.

4) Desain segmentasi pasar

Marketing strategi ini dapat dikembangkan dengan mempertimbangkan, buat

segmentasi pasar, apakah berdasar demografis, geografis, psychographics,

geodemographis, behavior, usage.

a) Demografis, berdasarkan jenis kelamin, usia, pendapatan, suku, pekerjaan,

dan sebagainya.

b) Geografis, misalnya berdasarkan daerah desa, kota, pinggiran kota, kota besar,

kota kecil, regional dan sebagainya.

10

c) Psychografis, apabila segmen demografis membagi manusia dilihat dari segi

luarnya, maka psykografis, berdasarkan analisis manusaia dari dalam (inside),

fokus pada sikap, minat, opininya, gaya hidup, sehingga dapat diketahui merk

yang ia sukai, media yang ia senangi, kebiasaan membaca, nilai-nilainya dan

self conceptnya.

5) Konsep Sosial/Kemasyarakatan (Societal Concept)

Konsep ini beranggapan bahwa bukan selera konsumen saja yang harus

diperhatikan, tapi yang lebih penting lagi ialah perhatian terhadap kepentingan

masyarakat/kelestarian lingkungan. Memang konsumen ingin selalu memperoleh

kemudahan, ingin minuman dalam botol plastik, sekali pakai langsung dibuang,

sehingga mengotori saluran air, dan tanah padahal bila memaki botol/gelas, dapat

digunakan berkali-kali dan tidak menimbulkan polusi. Akhirnya muncul konsep

sosietal, yang dikatakan juga konsep responsibility, ekolabeling dan juga Green

Marketing, artinya konsep yang sangat memperhatikan kelestarian lingkungan, hijau

abadi dan bersih. Jadi manakah yang lebih diutamakan oleh para pengusaha

memperhatikan kesenangan konsumen dengan pengorbanan masyarakat, atau

masyarakat dulu baru kemudian memperhatikan konsumen? Barangkali kedua hal ini

perlu dipertimbangkan sebaik-baiknya.

2.5 Strategi Marketing

Strategi Marketing adalah suatu rencana keseluruhan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Sedangkan menurut (Alma, 2010, hal. 294) Strategi marketing merupakan analisis dan pemilihan target market yang ingin dicapai oleh pengusaha dan menciptakan langkah-langkah yang tepat, dengan menggunakan berbagai kebijakan marketing untuk mencapai tujuan tersebut.Menurut Robin Petersoon (Keller, 2008, hal. 31).

dalam merumuskan strategi tersebut, para manager marketing membuat tiga keputusan:

1) Para konsumen-konsumen mana yang akan dikejar oleh strategi marketing.

2) Keinginan para konsumen sasaran apa yang diberi kepuasan.

3) Ramuan Marketing (yakni, kombinasi kegiatan-kegiatan perencanaan produk,

penetapan harga, distribusi fisik, saluran distribusi, periklanan, penjualan pribadi, dan

promosi penjualan) apa yang harus dipergunakan dalam memberi kepuasan pada para

konsumen sasaran.

11

Menurut (Keller, 2008) perencanaan strategis unit bisnis terdiri dari langkah-langkah

diperlihatkan.

1) Misi bisnis

Setiap unit bisnis harus mendefinisakan misi spesifiknya di dalam misi perusahaan

yang lebih luas.

2) Analisis SWOT

Analisis ini merupakan untuk mengamati lingkungan pemasaran eksternal dan

internal. Analisis lingkungan eksternal meliputi peluang dan ancaman dimana unit

bisnis harus mengamati kekuatann lingkungan makro dan faktor lingkungan mikro

yang signifikan, yang mempengaruhi kemampuannya yang menghasilkan laba.

Analisis lingkungan internal yaitu kemampuan menemukan peluang yang menarik.

Setiap bisnis harus mengevaluasi kekuatan dan internalnya.

Sedangkan dalam menurut (Alma, 2010, hal. 294) dalam strategi marketing mutakhir,

banyak digunakan kebijakan bagaimana memelihara konsumen dengan jalan memberi

kepuasan maksimal antara lain :

1) Marketing Mix

Yang dikatakan marketing mix ialah suatu kombinasi yang memberikan

hasil maksimal dari unsur-unsur product, place, price, promotion, people,

physical evidence dan process, dimana keempat P pertama disebut 4P tradisional

dan 3P terakhir dikatakan unsur marketing mix untuk pemasaran produk jasa.

Berikut ini diberikan contoh dalam hal pemasaran bagunan pusat belanja di

daerah perkotaan yang dijual atau disewakan kepada para pedagang eceran.

a) P1 Produk

Manajemen pusat belanja menawarkan ruang toko yang strategis, lingkungan

toko, ukuran, desain, keamanan, kenyamanan.

b) P2 Price

Harga jual atau sewa toko, yang terjangkau, jangka waktu pembayaran,

system pembayaran, dan diskon.

c) P3 Place

Akses untuk mencapai lokasi toko cukup mudah, dilewati angkot,

kenyamanan transaksi dan sebagainya.

12

d) P4 Promosi

Promosi bukan hanya kepada teman (para pedagang) tapi juga kepada

konsumen akhir. Advertising, personal selling, public relations, sales

promotion, events, direct marketing (catalog, mailing, telemarketing,

electronic, tv, fax, e-mail).

e) P5 People

Ini menyangkut semua personil/karyawan manajemen pusat belanja, mekanik,

elektrikal, arsitektur, akunting, tenaga penjual. Cara berpakaian, perilaku,

sikap.

f) P6 Physical Evidence

Konfigurasi toko, sisi muka toko, papan nama, warna, desain, jalur, koridor.

g) P7 Proses

Kecepatan dan akurasi dalam pelayanan bagi para peminat pusat belanja,

hindarkan kelambatan, birokratis, tidak efektif.

2) Costumer Relationship Management (CRM)

CRM adalah suatu proses dalam mendapatkan, mempertahankan dan

meningkatkan pelanggan yang mengutungkan. Untuk melaksanakan ini, maka

dilakukan kolaborasi kerjasama, dengan setiap konsumen, menyediakan nilai

optimal bagi pelanggan, dengan berbagai cara.

CRM bertujuan untuk menciptakan nilai pelanggan, sehingga pelanggan

puas, dan memaksimalkan keuntungan bagi perusahaan, memperoleh keunggulan

bersaing (comparative advantage) memperhatikan mutu produk agar dapat

memberi kepuasan prima bagi pelanggan.

Akhirnya menciptakan loyalitas berkat adanya CRM melalui :

a) Continuity Marketing

Ini berguna untuk membangun pemasaran interaktif dan program pasca

pemasaran. Pihak manajemen selalu memonitor dan memberi pelayanan

berkelanjutan kepada para pelanggan, agar loyalitas pelanggan ini tetap

terpelihara. Misalnya pihak perusahaan membentuk member club, dilengkapi

dengan member ship card, dan memperoleh diskon khusus sebagai anggota.

13

b) One to one marketing

Kegiatan ini lebih bersifat individual, one to one marketing, guna

pemenuhan kebutuhan yang dimiliki oleh pelanggan yang bersifat unik. Untuk

itu dilakukan penyapaan sopan santun, penanganan keluhan secara individual,

undangan atau kartu ucapan ulang tahun.

Ada perbedaan antara kedua loyalitas diatas :

One to one marketing

1. Kunci keberhasilan di ukur dari share of customer.

2. Berusaha menemukan banyak produk yang digunakan oleh satu

konsumen.

3. Mengelola atau mempertahankan pelanggan melalui pengembangan nilai

jangka panjang.

4. Mencatat kunjungan dan produk yang dibeli, mengelola interaksi dengan

pelanggan.

Traditional marketing

1. Kunci keberhasilan diukur dari market share.

2. Menemukan banyak pelanggan yang menggunakan satu produk.

3. Mengelola produk agar laku.

4. Aktivitas dilakukan oleh bagian organisasi.

c) Partnering

Yaitu hubungan atau pelanggan dengan pemasar. Dalam hal ini ada

hubungan kemitraan antara pelanggan dan pemasar untuk melayani kebutuhan

konsumen akhir. Sebuah perusahaan dapat mengadakan kerjasama dengan

perusahaan lain misalnya untuk kebutuhan kantor dilakukan kerjasama dengan

rumah makan, café, biro perjalanan, bank, pengelola bahan parkir, toko dan

sebagainya. Kerjasama ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen

yang berhubungan dengan perusahaan.

3) Costumer Value (Nilai Pelanggan)

Nilai pelanggan diperoleh dengan membandingkan manfaat dan

pengorbanan. Manfaat yang diperoleh konsumen berasal dari : produk yang

14

dibeli, pelayanan yang diterima, karyawan yang memberikan pelayanan, dan citra

atau nama baik, rasa bangga terahadap perusahaan, merk dan sebagainya.

Korbanan adalah berupa pengorbanan yang dikeluarkan oleh konsumen yaitu

moneter berupa nilai uang yang dibayar, waktu yang dikorbankan untuk

memperoleh produk tersebut, energi merupakan rasa cape untuk mendapatkan

produk dan psikis yaitu pengorbanan dalam kejiwaan, kenyamanan, keamanan,

was-was dan sebagainya.

4) Costumer Dependency

Elemen ketergantungan konsumen terhadap produsen disebabkan oleh :

akses lokasi karena sangat strategi, kemampuan pegawai mengenal langganan,

inovasi prosuk bermutu atau jasa memuaskan. Keterikatan yang sukarela

menandakan adanya rasa puas, tapi bila terpaksa maka perusahaan menghadapi

tantangan untuk menumbuhkan dalam diri pelanggan perasaan yang tulus

terhadap hubungan mereka.

Jika kita liha pada bank seperti keterikatan nasabah dipengaruhi oleh

kedekatan karyawan bank dengan nasabahnya, dan ketersediaan akses. Pada pusat

belanja (PB) para pedagang merasa terikat karena menerima nilai yang yang

superior dari pengelola pusat belanja terikat karena program bauran pemasaran,

CRM dan nilai pelanggan.

2.6 Turbo Marketing

Setelah kita orientasi perusahaan dalam menghadapi saingan melalui evolusi konsep,

maka ada perkembangan terakhir usaha perusahaan mengatasi saingan melalui strategi

turbo marketing.

Dari duru sampapi sekarang perusahaan mengungguli saingan melalui:

1) Perang harga, dengan cara meningkatkan efesiensi harga murah, produksi

besar-besaran.

2) Perang desain produk perusahaan tampil beda dengan perusahaan.

3) Perang kualitas, diusahakan makin baik, berkualitas dengan menerapkan Total

Quality Control.

15

4) Dan yang terakhir perusahaan menerapkan strategi turbo marketing dengan

berusaha menekan waktu sehingga perusahaan lebih unggul dalam hal:

a) Proses produksi lebih cepat sehingga konsumen tidak lama menunggu.

Contohnya: KA Ekspress, surat kilat khusus, produk mobil terbaru tidak perlu

indent.

b) Pelayanan lebih cepat sehingga konsumen lebih cepat melihat hasilnya.

Contohnya: Cuci photo kilat, fastfood dan lain-lain.

2.7 Kebijaksanaan Harga

Kebijaksanaan haraga adalah keputusan mengenai harga-harga yang akan

diikuti untuk jangka waktu tertentu (Alma, 2010, hal. 299).

Kebijaksanaan harga dapat ditentukan oleh beberapa lembaga seperti:

1) Produsen, membuat kebijaksanaan seperti model skimming Price, Peneration,

price.

2) Grosir, dapat melakukan kebijaksanaan harga berdasarkan pembeli.

3) Retailer, lebih banyak variasi yang tujuan nya adalah untuk menarik

konsumen.

4) Pemerintah, sebagai pengawas ekonomi dimasyarakat.

2.8 Promotion atau Komunikasi Bisnis

Promotion adalah elemen keempat dalam marketing mix. Promosi didefinisikan sebgai komunikasi yang memberikan informasi kepada calon konsumen mengenai suatu produk, yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dan mendorong mereka untuk membeli (Alma, 2010, hal. 301).

Ada beberapa elemen promosi yang dikenal sebagai promotional mix yaitu :

1) Advertising, adalah alat promosi yang sangat ampuh, dapat dicapai daerah yang

sangat jauh dan sangat sulit dimasuki. Advertising dapat masuk ke rumah-rumah

penduduk tidak mengenal waktu siang ataupun malam.

2) Personal selling, adalah promosi yang dilakukan seseorang misalnya para penjual

ditoko atau penjual dari rumah ke rumah. Jangkauan operasional personal selling ini

sangat terbatas, jika dibandingkan dengan advertising, lagi pula biayanya mahal akan

16

tetapi personal selling memiliki keunggulan, yaitu dapat mengatasi keberatan-

keberatan yang diajukan oleh pembeli, mereka bisa berdialog dengan konsumen.

3) Public relesaion, yaitu merupakan bagian dari perusahaan yang memeberi informasi

kepada publik tentang perusahaan tentang produk yang dihasilkannya. Informasi dari

perusahaan ini dapat dilakukan dengan menerbitkan buletin sendiri, membuat brosur,

atau menjadi sponsor-sponsor dalam peristiwa tertentu. Misalnya ada peristiwa ulang

tahun perusahaan, acara pertandingan olah raga dan sebagainya.

4) Selles Promotion, adalah memberi insentif atau hadiah kepada konsumen agar mereka

tertarik membeli. Jika kita lihat tugas advertising ialah memberi ajakan kepada calon

konsumen, untuk mengenal dan membeli produk, maka sales promotion mengajak

mereka agar mau membeli sekarang juga. Teknik yang digunakan dalam sales

promotion antara lain: memberi sampel gratis, kupon, rabat, diskon, kontes, bonus,

hadiah uang, jual obral, cuci gudang, mega promo, dan sebagainya.

Tujuan penggunaan sales promotion :

a) Menarik para pembeli baru.

b) Meberi hadiah kepada langganan lama.

c) Menyuruh pembeli agar mengulangi pembeliannya.

d) Mencegah konsumen lari ke merk lain.

e) Meningkatkan loyalitas konsumen.

f) Meningkatkan volume penjualan dalam jangka pendek.

Sebaliknya sales promotion memiliki kelemahan sebagai berikut :

a) Konsumen menunggu-nunggu saat dilakukannya sales promotion, agar dapat

memperoleh hadiah.

b) Setelah acara hadiah, bonus terakhir, konsumen tidak lagi membeli produk

tersebut.

c) Adakalanya yang dapat hadiah, orang yang baru pertama kali membeli produk

tersebut, yang sebelumnya dia tidak pernah membeli.

17

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Seiring berkembangnya zaman, kebutuhan masyarakat semakin meningkat dan

mereka berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Semua barang tersebut disalurkan

oleh lembaga-lembaga pemasaran. Manajemen pemasaran adalah kegiatan yang

direncanakan dan diorganisasikan untuk pendistribusian barang dan penetapan harga.

Manajemen pemasaran harus mengetahui situasi apa yang sedang dialami perusahaan

sebelum menentukan strategi yang unggul dalam suatu perekonomian dan strategi yang

cocok untuk digunakan. Sehingga, masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya dengan

mudah.

3.2 Saran

Dalam menghadapi persaingan pemasaran, penentuan strategi pemasaran sangat

penting dan hal ini juga harus ditunjang oleh manajemen pemasaran. Jadi, tempatkanlah

manajemen pemasaran sebagai bagian penting dalam perusahaan demi mencapai tujuan

bisnis.

18

DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. (2010). Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Keller, P. K. (2008). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Kotler, P. (2000). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Prenhallindo.

Manullang, M. (2012). Pengantar Bisnis. Jakarta: PT Index.

Sastradipoera, K. (2003). Menejemen Marketing. Bandung: Kappa Sigma.

19