manajemen pendidikan fisika

16
MANAJEMEN PENDIDIKAN FISIKA STAKEHOLDER DAN PRODUK JASA ORGANISASI PENDIDIKAN OLEH: IRHAM RAMADHANI (071244210100) NUR AZIZAH (071244210054) TIKA MAWAR (071244210021) MUHAMMAD FAKHRIZAL (071244210076) YUSNAWATI (409621013) JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA KELAS B 2007 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Upload: irham-ramadhani

Post on 29-Jun-2015

270 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN PENDIDIKAN FISIKA

MANAJEMEN PENDIDIKAN FISIKA

STAKEHOLDER DAN PRODUK JASA

ORGANISASI PENDIDIKAN

OLEH:

IRHAM RAMADHANI (071244210100)

NUR AZIZAH (071244210054)

TIKA MAWAR (071244210021)

MUHAMMAD FAKHRIZAL (071244210076)

YUSNAWATI (409621013)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA KELAS B 2007

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN 2011

Page 2: MANAJEMEN PENDIDIKAN FISIKA

STAKEHOLDER DAN PRODUK JASA

ORGANISASI PENDIDIKAN

I. Pengertian Stakeholder

Istilah stakeholder sudah sangat populer. Kata ini telah dipakai oleh

banyak pihak dan hubungannnya dengan berbagi ilmu atau konteks, misalnya

manajemen bisnis, ilmu komunikasi, pengelolaan sumberdaya alam, sosiologi,

dan lain-lain. Lembaga-lembaga publik telah menggunakan secara luas istilah

stakeholder ini ke dalam proses-proses pengambilan dan implementasi keputusan.

Secara sederhana, stakeholder sering dinyatakan sebagai para pihak, lintas pelaku,

atau pihak-pihak yang terkait dengan suatu issu atau suatu rencana.

Dalam buku Cultivating Peace, Ramizes mengidentifikasi berbagai

pendapat mengenai stakekholder ini. Beberapa defenisi yang penting

dikemukakan seperti Freeman (1984) yang mendefenisikan stakeholder sebagai

kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh

suatu pencapaian tujuan tertentu (“ any group or individual Who can affect or is

acffected by the achievement of the organization”s objectives”).

Sedangkan Biset (1998) secara singkat mendefenisikan stekeholder

merupakan orang dengan suatu kepentingan atau perhatian pada permasalahan.

Pendapat lain tentang stakeholder dikemukakan oleh Blair et.al (1991) yaitu : “ As

group or individuals who have an interest in the actions of an organization and

ability to influence it “.

Pengertian yang dikemukakan oleh Blair et.al (1991) dapat diartikan

bahwa stakeholder sebagai sebuah kelompok atau individu yang memiliki

kepentingan dan dapat pula mempengaruhi jalannya operasional

perusahaan/organisasi.

Stakeholder ini sering diidentifikasi dengan suatu dasar tertentu

sebagimana dikemukakan Freeman (1984), yaitu dari segi kekuatan dan

kepentingan relatif stakeholder terhadap issu, Grimble and Wellard (1996), dari

segi posisi penting dan pengaruh yang dimiliki mereka.

Page 3: MANAJEMEN PENDIDIKAN FISIKA

II. Stakeholder Dalam Bidang Pendidikan

Stakeholder pendidikan dibagi dalam 3 kategori utama, yaitu sekolah,

pemerintah dan masyarakat.

Sekolah, termasuk di dalamnya adalah para guru, kepala sekolah, murid

dan tata usaha sekolah.

Pemerintah diwakili oleh para pengawas, penilik, dinas pendidikan,

walikota, sampai menteri pendidikan nasional.

Sedangkan masyarakat yang berkepentingan dengan pendidikan adalah

orang tua murid, pengamat dan ahli pendidikan, lembaga swadaya masyarakat,

perusahaan atau badan yang membutuhkan tenaga terdidik (DUDI), toko buku,

kontraktor pembangunan sekolah, penerbit buku, penyedia alat pendidikan, dan

lain-lain.

III. Jasa Pendidikan

           Jasa  merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang  ditawarkan untuk

dijual (Fandy Tjiptono, 1996:6).  Dalam hal ini jasa berupa  suatu  kegiatan  yang

bermanfaat bagi  pihak  lain  dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

            Kotler  mengemukakan pengertian jasa adalah a service to any  act or

performance that one party can offer to another that is  essentially  intangible and

does not result in the ownership of  anytihing.  Its production may or may not tied

to a physical product (Kotler, 2003:444). Jasa  merupakan  sesuatu  yang tidak 

berwujud,  yang  melibatkan hubungan  antara penyaji jasa dengan konsumen

pemakai  dan  tidak ada perpindahan kepemilikan (transfer of ownership) antara

keduanya.  Dalam  menghasilkan jasa tersebut  digunakan  produk  fisik untuk

mendukung aktivitasnya.

            Sedangkan  Berry seperti dikutip Zeithaml and Bitner  mengemukakan:

Service  are deeds, process and performance (Zeithaml and  Berry, 1996 : 5). 

Jasa dapat diartikan sebagai unjuk kerja  (performance) ataupun  prosedur kerja,

tindakan dan aktivitas  (deeds),  maupun proses  yang dilakukan oleh seseorang

Page 4: MANAJEMEN PENDIDIKAN FISIKA

atau institusi  yang  dapat digunakan  untuk  memenuhi kebutuhan dan  keinginan 

konsumennya.

Pendidikan merupakan proses pemanusiaan manusia atau suatu proses

yang harus dilakukan baik yang terlembaga maupun tidak terlembaga yang

menyangkut fisik dan non fisik dan membutuhkan infrastruktur dan skil ataupun

keterampilan. Dengan demikian Jasa Pendidikan adalah seluruh kegiatan yang

berhubungan dengan pendidikan yang mengutamakan pelayanan dalam

prosesnya.

IV. Jenis-Jenis dan Tingkatan Organisasi Jasa Pendidikan

Organisasi penyelenggara Jasa Pendidikan di Indonesia terdiri atas

beberapa jenis dan tingkatan, setiap tingkatan menunjukkan peningkatan jenjang

pengetahuan. Adapun beberapa penyelenggara organisasi jasa pendidikan di

Indonesia adalah:

A. Organisasi Penyelenggara Jasa Pendidikan Formal

Adapun jenis-jenis Organisasi Jasa Pendidikan Formal adalah sebagai

berikut

1. Taman Kanak-kanak yang selanjutnya disingkat TK adalah salah satu

bentuk satuan Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan formal

yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berusia 4 (empat)

tahun sampai dengan 6 (enam) tahun.

2. Raudhatul Athfal (RA) dan Bustanul Athfal (BA) adalah salah satu bentuk

satuan Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan formal yang

menyelenggarakan program pendidikan dengan kekhasan agama Islam

bagi anak berusia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam)tahun.

3. Sekolah Dasar (SD) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal

yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang Pendidikan

Dasar.

Page 5: MANAJEMEN PENDIDIKAN FISIKA

4. Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan

formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan

umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang Pendidikan Dasar.

5. Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah salah satu bentuk satuan

pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada

jenjang Pendidikan Dasar sebagai lanjutan dari SD, MI, atau bentuk lain

yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara

SD atau MI.

6. Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan

formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan

umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang Pendidikan Dasar

sebagai lanjutan dari SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan

dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SD atau MI.

7. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk satuan

pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada

jenjang Pendidikan Menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau

bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama

atau setara SMP atau MTs.

8. Madrasah Aliyah (MA) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal

dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan umum

dengan kekhasan agama Islam pada jenjang Pendidikan Menengah sebagai

lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari

hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.

9. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan

pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada

jenjang Pendidikan Menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau

bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama

atau setara SMP atau MTs.

10. Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) adalah salah satu bentuk satuan

pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan

pendidikan kejuruan dengan kekhasan agama Islam pada jenjang

Pendidikan Menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain

Page 6: MANAJEMEN PENDIDIKAN FISIKA

yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara

SMP atau MTs.

11. Perguruan Tinggi (PT) merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,

spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi.

B. Organisasi Penyelenggara Jasa Pendidikan Non Formal

Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang

memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,

dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan

sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi

peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan

fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan

anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,

pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan

kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan

kemampuan peserta didik.

Satuan pendidikan nonformal terdiri atas

a. lembaga kursus

b. lembaga pelatihan

c. kelompok belajar

d. pusat kegiatan belajar masyarakat

e. majelis taklim

f. serta satuan pendidikan yang sejenis.

C. Organisasi Penyelenggara Jasa Pendidikan Informal

Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan

lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

Page 7: MANAJEMEN PENDIDIKAN FISIKA

V. Produk Jasa Pendidikan

Produk secara umum merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan

produsen untuk diperhatikan, diminta, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar

sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar bersangkutan. Produk yang

ditawarkan tersebut meliputi barang fisik, jasa, organisasi, dan ide. Produk dari

sekolah adalah jasa kependidikan yang dapat dirinci atas

a. Jasa kurikuler meliputi kurikulum, silabus umum (GBPP), rancangan

bahan pembelajaran, penyajian bahan pembelajaran, dan evaluasi

b. Jasa penelitian, berupa berbagai penelitian dan hasilnya atau

pengembangan kemampuan guru dalam meneliti dan membaca hasil

penelitian.

c. Jasa ektrakurikuler, meliputi berbagai kegiatan pelayanan di luar jasa

kurikuler, seperti kegiatan kesenian, olah raga, prakarya dan lain-lain

d. Jasa pengembangan kehidupan bermasyarakat, meliputi layanan untuk

mengembangkan kemampuan para peserta didik untuk hidup

bermasyarakat seperti mengobservasi kehidupan petani,

pengusaha/perusahaan industry, mengunjungi rumah sakit, mengun jungi

rumah-rumah ibadah, panti asuhan dan memberi bantuan dan lain-lain.

e. Jasa administrasi/ketatausahaan, berupa layanan berbagai surat keterangan,

surat pengantar bagi peserta didik, laporan hasil belajar.

f. Jasa layanan khusus, berupa layanan bimbingan dan konseling, layanan

perpustakaan, layanan usaha kesehatan sekolah, layanan kantin, dan

layanan transportasi atau bus.

VI. Karakteristik Jasa Pendidikan

Kualitas jasa memiliki beberapa sifat atau karakteristik, antara lain; 1)

subyektif, 2) umumnya berukuran afektif, 3) mengutamakan kepemerhatian, 4)

terdiri dari non-materi bisa berupa reputasi, sikap, tata krama, dan lain-lain, 5)

tidak dapat dihitung secara kuantitatif, tetapi hanya bisa diyakini, dipercaya dan

Page 8: MANAJEMEN PENDIDIKAN FISIKA

sebagainya. Keistimewaan produk (semakin baik keistimewaan produk semakin

tinggi mutunya). Bebas definisi (semakin sedikit defisiensi, berarti semakin baik

mutunya).

Mutu adalah karakteristik produk / jasa yang ditentukan oleh pemakai atau

customer dan diperoleh melalui pengukuran proses serta melalui perbaikan yang

berkelanjutan. Mutu: The difficulty in defining quality is to translate future needs

of the uses into measurable characteristic, so that a product can be designed and

turned out to give satisfaction at a price than the user will pay (1986). Menurut

Philip B. Coss by (1979) Conformance to requipment, Armand V. Feigenbaum

(1956). Full customer satisfaction.

Menurut Suwarno, Mutu adalah Suatu karakteristik/atribut dari pada

sesuatu. Mutu adalah paduan sifat- sifat suatu barang atau jasa yang menunjukkan

kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.

a. Tidak Berwujud (Intangibility)

Jasa tidak berwujud seperti produk fisik, yang menyebabkan pengguna

jasa pendidikan tidak dapat melihat, mencium, meraba, mendengar, dan

merasakan hasilnya sebelum mereka mengkonsumsinya (menjadi subsistem

lembaga pendidikan). untuk menekan ketidakpastian, pengguna jasa pendidikan

akan mencari tanda atau informasi tentang kualitas jasa tersebut. Tanda maupun

informasi dapat diperoleh atas dasar letak lokasi lembaga pendidikan, lembaga

pendidikan penyelenggara, peralatan dan alat komunkasi yang digunakan.

Beberapa hal yang akan dilakukan lembaga pendidikan untuk meningkatkan calon

pengguna jasa pendidikan adalah :

Page 9: MANAJEMEN PENDIDIKAN FISIKA

a. Meningkatkan visualisasi jasa yang tidak berwujud menjadi berwujud

b. Menekankan pada manfaat yang akan diperoleh (lulusan lembaga

pendidikan)

c. Menciptakan atau membangun suatu nama merek lembaga pendidikan

(education brand name);

d. Memakai nama seseorang yang sudah dikenal unuk meningkatkan

kepercayaan konsumen.

b. Tidak Terpisahkan (Inseparability)

Jasa pendidikan tidak dapat terpisahkan dari sumbernya, yaitu lembaga

pendidikan yang menyediakan jasa tersebut. Artinya, jasa pendidikan dihasilkan

dan dikonsumsi secara serempak (simultan) pada waktu yang sama. Jika peserta

didik membeli jasa maka akan berhadapan langsung dengan penyedia jasa

pendidikan. Dengan demikian, jasa lebih diutamakan penjualannya secara

langsung dengan skala operasi yang terbatas. Oleh karena itu, lembaga pendidikan

dapat menggunakan strategi bekerja dalam kelompok yang lebih besar, bekerja

lebih cepat, atau melatih para penyaji jasa agar mereka mampu

membina kepercayaan pelanggannya (peserta didik).

c. Bervariasi (Variability)

Jasa pendidikan yang diberikan seringkali berubah-ubah. Hal ini akan

sangat tergantung kepada siapa yang menyajikannya, kapan, serta di mana

disajikan jasa pendidikan tersebut. Oleh Karena itu, jasa pendidikan sulit untuk

mencapai kualitas yang sesuai dengan standar. Untuk mengantisipasi hal tersebut,

lembaga pendidikan dapat melakukan beberapa strategi dalam mengendalikan

kualitas jasa yang dihasilkan dengan cara berikut. Pertama, melakukan seleksi dan

mengadakan pelatihan untuk mendapatkan SDM jasa pendidikan yang lebh baik.

Kedua, membuat standarrisasi proses kerja dalam menghasikan jasa pendidikan

Page 10: MANAJEMEN PENDIDIKAN FISIKA

dengan baik. Ketiga, selalu memonitor kepuasan peserta didik melalui sistem

kotak saran, keluhan, maupun survey pasar.

d. Mudah Musnah (perihability)

Jasa pendidikan tidak dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu atau

jasa pendidikan tersebut mudah musnah sehingga tidak dapat dijual pada waktu

mendatang. Karakteristik jasa yang cepat musnah bukanlah suatu masalah jika

permintaan akan jasa tersebut stabil karena jasa pendidikan mudah dalam

persiapan pelayanannya. Jika permintaannya berfluktuasi, lembaga pendidikan

akan menghadapai masalh dalam mempersiapkan pelayananya. Untuk itu,

diperlukan program pemasaran jasa yang sangan cermat agar permintaan terhadap

jasa pendidkan selalu stabil.

VII. Daftar Pustaka

- Undang-undang republik indonesia nomor 20 tahun 2003 Tentang sistem

pendidikan nasional

- http://gemapendidikan.com/2010/05/para-stake-holder-pendidikan/

- http://harisetiyanto.wordpress.com/2009/01/31/pengertian-jasa-pendidikan/