manajemen sapi lepas sapih hingga fase dara · pdf file•sapi adalah ruminansia yaitu...

Download Manajemen Sapi Lepas Sapih Hingga Fase Dara · PDF file•Sapi adalah ruminansia yaitu hewan dengan lambung kompleks (polygastric) yang terdiri dari 4 kompartemen yaitu retikulum,

If you can't read please download the document

Upload: hoanglien

Post on 06-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • Manajemen Sapi Lepas Sapih Hingga Fase Dara

  • Sistim Pencernaan Pedet Makanan dimasukkan dari mulut dan ditelan, pada saat mana

    saluran pernafasan ditutup dan makanan ditransfer keeosophagus. Setelah berada di eosophagus, makanan didorong kebawah oleh gerakan peristalsis (gerak bergelombang).

    Gerakan peristalsis adalah istilah yang diberikan kepada aktivitasotot yang mirip gelombang yang mempunyai efek yang samaseperti tangan pemerah atas puting sapi. Pertama- tama ujungatas puting digenggam di antara ibu jari dan jari telunjuk.Kemudian, tekanan ini dipertahankan, jari yang lain ditekankanterhadap telapak tangan yang disusul kemudian oleh jariberikutnya secara berurutan.

    Dengan cara ini air susu diperas melalui sphinter dengan tekanan,di mana jari pertama (ibu jari dan jari telunjuk) mencegah arusbalik air susu ke dalam ambing. Propulsi (dorongan) bahanmakanan oleh gerakan peristalsis berlangsung sepanjang saluranpencernaan.

  • Sistim Pencernaan Sapi dengan Lambung

    berkamar 4.

    Rumen pada sapi mirip seperti danau dengan

    sebuah sungai bermuara ke salah satu

    sudutnya

  • Lambung Pedet Baru Lahir

  • Sapi adalah ruminansia yaitu hewan dengan lambung kompleks(polygastric) yang terdiri dari 4 kompartemen yaitu retikulum,rumen, omasum dan abomasum. Akan tetapi, walau terdiridari 4 kompartemen, lambung anak sapi baru lahir berbedadengan lambung sapi dewasa di mana terutama rumen danretikulumnya belum berkembang.

    Berat relatif jaringan bagian-bagian lambung pedet padaberbagai tingkat umur sampai 9 bulan disajikan pada Tabel 4.

    ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Umur (minggu)

    Kompartemen ---------------------------------------------------------------------------------------------------------

    lambung 0 4 8 12 16 20-28 34-38----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    Rumen-retikulum 38 52 60 64 67 64 64

    Omasum 13 12 13 14 18 22 25Abomasum 49 36 27 22 15 14 11----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Sumber : Schmidt and Vleck (1974).

  • Dari Tabel 4 terlihat bahwa abomasum mengambil sekitar 50% dari massa total lambung pedet baru lahir, sedang pada sapi dewasa rumen dan retikulum mengambil proporsi paling

  • Abomasum mengambil sekitar 50% dari massa total lambung pedet baru lahir,sedang pada sapi dewasa rumen dan retikulum mengambil proporsi palingbesar (50%). Pada nyatanya lambung pedet baru lahir mirip dengan lambunghewan nonruminansia (monogastrik). Kolostrum atau air susu akan masuksecara langsung (by-pass) dari eosophagus ke abomasum. Hal ini dapat terjadikarena lambung pedet memiliki sebuah saluran yang menutup sendiri (selfclosing channel) yang dinamai eosophageal groove (saluran oesophageal),yang terletak di atap atau bagian atas rumen.

    Bila saluran esophageal terbuka sewaktu pedet menyusu, kolostrum atau susuakan masuk ke dalam rumen dan mengalami fementasi di sana sehinggamenjadi masam dan menyebabkan gangguan pencernaan. Bila saluran initertutup (berlangsung secara reflek) sebuah struktur mirip pipa akanterbentuk yang mengalirkan air susu secara langsung ke omasum danabomasum. Aksi refleks saluran eosphagial diaktivasi oleh bikarbonat dari airliur. Mekanisme ini akan hilang bila pedet semakin besar sehingga cairan danbahan padat yang ditelan dapat masuk ke dalam rumen-retikulum. Setelahberada di abomasum air susu akan mengalami penggumpalan (clotting) yaituproteinnya mengental dan kemudian berkontraksi mengeluarkan cairan yangdikandungnya (liquid whey). Liquid whey langsung masuk ke usus kecil untukdicerna. Proses penggumpalan susu berlangsung di bawah pengaruh enzimrennin dan pencernaannya dilakukan oleh enzim pepsin.

  • Ruminal papillae of a calf fed allgrain starters

    Ruminal papillae of acalf fed gain + hay starter

  • Secara fisiologis pengeluaran air liur dirangsang oleh beberapa stimulus(rangsangan) seperti ingatan tentang makan, penglihatan dan rangsangan lainyg berhubungan dengan makan. Karenanya, agar mekanisme penutupan saluranoesophageal berlangsung sebelum pedet minum susu maka rangsangan-rangsangan tadi harus diberikan atau dimunculkan. Dgn melihat kenyataan inidapatlah diterima bahwa feeding routine atau konsistensi waktu pemberian airsusu setiap hari sangat vital dlm pemeliharaan pedet.

    Dengan terbiasa menerima susu pd waktu yg tertentu atau terjadwal, makaingatan tentang makan akan muncul setiap jadwal tsb tiba dan pd gilirannyaakan merangsang pengeluaran air liur. Selain itu, variasi suhu dan jumlah airsusu yg diberikan juga berpengaruh terhadap mekanisme penutupan saluraneosophageal. Pedet yg mengalami stres, misalnya baru tiba dari perjalanan jauhatau mengalami sesuatu yg menakutkan, kemungkinan besar tdk akan mencapaikondisi saluran eosophageal yg menutup sempurna sehingga mengalamigangguan pencernaan. Demikian juga pedet yng baru saja banyak bergerakatau menerima penanganan seperti pemotongan tanduk akan mengalamikegagalan refleks saluran eosophageal. Hal yg sama juga berlaku bagi pedetsakit yg baru saja minum obat, sehingga daripada air susu lebih baikmemberinya larutan elektrolit dan gula.

  • Pedet yg minum lambat juga menimbulkan masalah. Sepanjang susu ygdiberikan masih hangat maka refleks saluran eosophageal akan berlangsung.Bila ember tempat air susu dibiarkan lama, susu akan menjadi dingin. Bila susuyang sudah dingin ini diminum kemudian, penutupan saluran eosophageal tdkakan berlangsung secara sempurna sehingga sebagian susu yang dingin tadimasuk ke dalam rumen dgn akibat seperti telah dijelaskan di atas.

    Pada pemberian susu utuh (whole milk) dan sebagian besar susu pengganti(milk replacer), pembentukan gumpalan susu dlm abomasum merupakanlangkah pertama yg sangat vital dalam pencernaan pedet. Bila gumpalan gagalterbentuk maka susu utuh akan masuk ke dalam rumen dan menjadi media ygsangat baik bagi fermentasi mikrobial yang pada gilirannya menyebabkanskour. Beberapa faktor negatif yg berhubungan dgn kegagalan pembentukangumpalan susu adalah:

    - pemberian susu yg tidak konsisten waktunya;

    - pedet yg nervous atau mengalami stres;

    - suhu susu terlalu tinggi atau terlalu rendah;

    - cara atau saat pemberian susu pengganti tdak tept; dan

    - peradangan abomasum

  • Hasil pembacaanrefractometer dari 422ekor pedet umur 0 -8 hari dari 116 usahaternak perah di Ontariobagian Selatan.Source: Trotz-Williams etal., 2006.

    Kemampuan pedet menyerab imunoglobulin berkurang drastis beberapa jam lahir.

  • Daya hidup pedet dengan konsentrasiimmunoglobulin serum yg tidakcukup berkurang secara signifikandibanding pedet dengan tingkatkekebalan yg cukup. Source: NationalDairy Heifer Evaluation Project,NAHMS, 1992.

    Sasaran pemberian kolostrum yg tepat adalah agar pedet mencapai kadar IgG di

    dalam serum darahnya lebih besar dari 10 mg/mL. Cara lain utk mengukur kadar

    IgG serum darah adalah dengan mengukur kadar total protein serum darah. Kadar

    total protein serum darah sebesar 5.2 g/dL dinilai setara dengan kadar IgG serum

    sebesar 10 mg/mL.

    Suatu gangguan yaitu FPT (Failure of passive transfer atau kegagalan transfer

    pasif) disebut terjadi bila kadar IgG atau total protein serum darah tidak

    tercapai hingga 24-48 jam setelah pedet lahit. Hasil penelitian di Kanada dan

    Amerika menunjukkan bahwa sekitar 35%-40% dari pedet sapi yang lahir di

    Kanada dan Amerika serikat menderita FPT sehingga mudah terserang penyakit.

    Sebuah penelitian baru-baru ini di Ontario AS menunjukkan bahwa 35% pedet sapi

    disana mengalami FPT.

  • Source: adapted from Folley and Otterby, 1978.

    Komposisi Kolostrum, Ais Susu Transisi dan Susu Utuh

    Component

    Milking number

    1 2 3 11

    Colostrum Transitional milk Whole milk

    Total solid, % 23.9 17.9 14.1 12.5

    Fat, % 6.7 5.4 3.9 3.9

    Protein, % 14.0 8.4 5.1 3.1

    Antibodies, % 6.0 4.2 2.4 0.09

    Lactose, % 2.7 3.9 4.4 4.9

    Minerals, % 1.11 0.95 0.87 0.74

    Vitamin A, ug/dL

    295 190 113 34

  • Status Konsumsi Kolostrum Pedet yg Dibeli oleh sebuah Perusahaan di AS dan Hubungannya dengan

    Data Kesehatan dan kematian (untuk 2206 ekor) (Wilson & Brigstocke, 1981)

    Colostrum test results

    Mortality%

    Scours%

    Pneumonia%

    * Little or none

    * Some, but inadequate

    * Adequate

    7,9

    3,01,3

    42,2

    24,25,4

    5,2

    3,22,4

  • Bucket feeding can createdigestion problems

    Sucking from teat is the natural behaviour

  • Calves on a multiple teat system

  • Kedua pedet ini sama-sama berumur 6 bulan. Pedet yg lebih besar menerima konsentrat 1 kg/ekor/hari selama 2 bulan;

    sementara pedet yg lebih kecil hanya diberi hijauan di pasang penggembalaan.

  • Milk replacer

  • Provide access to dry forage such as straw from day 1

  • Penyapihan

  • Penanganan Lain pd Pedet

    e. Penanganan Suckling Habitf. Pembuatan catatan (recording)

  • a. Dehornning

  • Tanda "X" menunjukkan suatu titik pd pertengahan antarapangkal tanduk dan sudut luar mata sapi sebagi lokasipenyuntikan obat bius saat melakukan dehorning.

  • Dehorning paste (a caustic chemical) applied to horn buds to destroy horn-producing cells

    The circle at the base of the ear showsthe location of the horn bud in a youngcalf. The horn bud is readily visible afterpushing back the hair. Reposition thehair over the paste a