manajemen sisi permintaan.docx

22
KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT, yang mana kami dapat menyelesaikan makalah Teknik Energi tentang “ Supplay Side Management dan Demand Side Management“. Makalah ini digunakan Mahasiswa semester V program studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim yang dimaksudkan untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan tersebut. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para mahasiswa dan mahasiswi. Akhir kata kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para mahasiswa dan dosen demi perbaikan makalah ini dalam periode yang akan datang. Surabaya 09 September 2014 Penulis

Upload: tree-cweght-ciprud

Post on 26-Dec-2015

153 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN SISI PERMINTAAN.docx

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT, yang mana kami dapat menyelesaikan

makalah Teknik Energi tentang “ Supplay Side Management dan Demand Side

Management“. Makalah ini digunakan Mahasiswa semester V program studi Teknik Kimia

Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim yang

dimaksudkan untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan tersebut.

Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para mahasiswa dan

mahasiswi. Akhir kata kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para mahasiswa dan

dosen demi perbaikan makalah ini dalam periode yang akan datang.

Surabaya 09 September 2014

Penulis

Page 2: MANAJEMEN SISI PERMINTAAN.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi Manajemen Sisi Pasokan ( Supply Side Management )

Manajemen sisi pasokan adalah cara suatu perusahaan untuk dapat menghasilkan produk

sesuai dengan kebutuhan pasar atau customer. Untuk menjelaskan definisi Manajemen Sisi

Pasokan, kita dapat mulai dengan melihat praktek yang lazim ditemui sehari-hari. Suatu

perusahaan pada umumnya selalu melihat kondisi pasar untuk menghasilkan produk yang sesuai

untuk dijual. Misalnya dengan melakukan survey, produsen dapat melihat besar potensi pasar

yang dapat menyerap produk yang akan dihasilkan. Setelah melihat berapa besar potensi pasar

yang dapat menyerap produk tertentu, perusahaan menghitung berapa kemampuannya untuk

memproduksi, serta memperhitungkan kekuatan pesaing (competitor). Dengan adanya data

tersebut, perusahaan berusaha melakukan pengaturan (“manajemen”) agar dapat memasok

kebutuhan pasar secara efisien dan menguntungkan. Cara-cara perusahaan melakukan

pengaturan produksi agar menghasilkan produk sehingga sesuai kebutuhan pasar disebut sebagai

“Manajemen Sisi Pasokan” (Supply Side Management).

II.2 Manajemen Sisi Pasokan pada Perusahaan Listrik

Manajemen Sisi Pasokan tersebut bagi PLN adalah melakukan pengaturan pengoperasian

berbagai pusat pembangkit untuk memenuhi permintaan konsumen setiap saat. Sehingga

diperoleh suatu kemampuan untuk memenuhi permintaan beban yang senantiasa berfluktuasi,

secara ekonomis dan andal. Misalnya pengoperasian PLTU Batubara untuk memikul beban

dasar, dan pengoperasian PLTA dan PLTG untuk memenuhi kebutuhan beban puncak.

II.3 Tujuan Manajemen Sisi Pasokan ( Supply Side Management )

Rantai pasokan bagaikan darah dari setiap organisasi bisnis karena menghubungkan

pemasok, produsen, dan pelanggan akhir di jaringan yang sangat penting untuk penciptaan dan

pengiriman barang dan jasa. Dalam mengelola rantai pasokan memerlukan suatu proses yaitu,

Page 3: MANAJEMEN SISI PERMINTAAN.docx

proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian operasi rantai pasokan. Tujuan manajemen

rantai pasokan adalah dengan menyelaraskan permintaan dan penawaran seefektif dan seefisien

mungkin. Masalah-masalah utama dalam rantai pasokan terkait dengan (Stevenson, 2009):

1. Menentukan tingkat outsourcing yang tepat.

2. Mengelola pembelian / pengadaan suatu barang

3. Mengelola pemasok

4. Mengelola hubungan terhadap pelanggan

5. Mengidentifikasi masalah dan merespon masalah dengan cepat

6. Mengelola risiko

Sedangkan menurut I Nyoman Pujawan, supply chain memiliki tujuan strategis yang

perlu dicapai untuk membuat supply chain menang atau setidaknya bertahan dalam persaingan.

Untuk bisa memenangkan persaingan pasar maka supply chain harus bisa menyediakan produk

yang,

1. Murah

2. Berkualitas

3. Tepat waktu

4. Bervariasi

II.4 Hal yang Harus Dilakukan

 Dengan demikian, berdasarkan berbagai definisi supply chain management sebagaimana

telah disampaikan, dapat ditarik hal umum bahwa supply chain management adalah semua

kegiatan yang terkait dengan aliran material, informasi dan uang di sepanjang supply chain.

Lebih jauh cakupan  supply chain management akan meliputi hal-hal berikut:

Bagian Cakupan kegiatan antara lain

Pengembangan

produk

Melakukan riset pasar, merancang produk baru,

melibatkan supplier dalam perancangan produk baru

Pengadaan Memilih supplier, mengavaluasi kinerja supplier,

melakukan pembelian bahan baku dan komponen,

memonitor supply risk, membina dan memelihara

hubungan dengan supplier

Page 4: MANAJEMEN SISI PERMINTAAN.docx

Perencanaan &

Pengendalian

Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan

kapasitas, perancanaan produksi dan persediaan

Operasi /

Produksi

Eksekusi produksi, pengendalian kualitas

Pengiriman /

Distribusi

Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan

pengiriman, mencari dan memelihara hubungan

dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor

service level di tiap pusat distribusi

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan mencakup pembelian secara tradisional dan berbagai kegiatan

penting lainnya yang berhubungan dengan supplier dan distributor. Supply Chain Management 

meliputi penetapan:

Pengangkutan.

pembayaran secara tunai atau kredit (proses transfer)

supplier

distributor dan pihak yang membantu transaksi seperti Bank

Hutang maupun piutang

Pergudangan

Pemenuhan pesanan

Informasi mengenai ramalan permintaan, produksi maupun pengendalian

persediaan.

Strategi Rantai Pasokan

Terdapat lima strategi yang dapat dipilih perusahaan untuk melakukan pembelian kepada

supplier yaitu adalah sebagai berikut:

1.  Banyak Pemasok (Many Supplier)

Strategi ini memainkan antara pemasok yang satu dengan pemasok yang lainnya dan

membebankan pemasok untuk memenuhi permintaan pembeli. Para pemasok saling bersaing

secara agresif. Meskipun banyak pendekatan negosiasi yang digunakan dalam strategi ini, tetapi

hubungan jangka panjang bukan menjadi tujuan. Dalam pendekatan ini, tanggung jawab

Page 5: MANAJEMEN SISI PERMINTAAN.docx

dibebankan pada pemasok untuk mempertahankan teknologi, keahlian, kemampuan ramalan,

biaya, kualitas dan pengiriman.

 

2.  Sedikit Pemasok (Few Supplier)

Dalam strategi ini, perusahaan mengadakan hubungan jangka panjang dengan para

pemasok yang komit. Karena dengan cara ini, pemasok cenderung lebih memahami sasaran-

sasaran luas dari perusahaan dan konsumen akhir. Penggunaan hanya beberapa pemasok dapat

menciptakan nilai denganmemungkinkan pemasok mempunyai skala ekonomis dan kurva belajar

yang menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih rendah.  Dengan sedikit

pemasok maka biaya mengganti partner besar, sehingga pemasok dan pembeli menghadapi

resiko akan menjadi tawanan yang lainnya. Kinerja pemasok yang buruk merupakan salah satu

resiko yang dihadapi pembeli sehingga pembeli harus memperhatikan rahasia-rahasia dagang

pemasok yang berbisnis di luar bisnis bersama.

3.  Vertical Integration

Artinya pengembangan kemampuan memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya

dibeli, atau dengan benar-benar membeli pemasok atau distributor. Integrasi vertical dapat

berupa:

Integrasi ke belakang (Backward Integration) berarti penguasaan kepada

sumber daya, misalnya Perusahaan Mobil mengakuisisi Pabrik  Baja. 

Integrasi kedepan (Forward Integration) berarti penguasaan kepada    

konsumennya, misalnya Perusahaan Mobil mengakuisisi Dealer yang   

semula sebagai distributornya.

4.  Kairetsu Network.

Kebanyakan perusahaan manufaktur mengambil jalan tengah antara membeli dari sedikit

pemasok dan integrasi vertical dengan cara misalnya mendukung secara financial pemasok

melalui kepemilikan atau pinjaman.  Pemasok kemudian menjadi bagian dari koalisi perusahaan

yang lebih dikenal dengan kairetsu. Keanggotaannya dalam hubungan jangka panjang oleh sebab

itu diharapkan dapat berfungsi sebagai mitra, menularkan keahlian tehnis dan kualitas produksi

Page 6: MANAJEMEN SISI PERMINTAAN.docx

yang stabil kepada perusahaan manufaktur.  Para anggota kairetsu dapat beroperasi sebagai

subkontraktor rantai dari pemasok yang lebih kecil.

 

5.  Perusahaan Maya (Virtual Company)

Perusahan Maya mengandalkan berbagai hubungan pemasok untuk memberikan

pelayanan pada saat diperlukan. Perusahaan maya mempunyai batasan organisasi yang tidak

tetap dan bergerak sehingga memungkinkan terciptanya perusahaan yang unik agar dapat

memenuhi permintaan pasar yang cenderung berubah. Hubungan yang terbentuk dapat

memberikan pelayanan jasa diantaranya meliputi pembayaran gaji, pengangkatan karyawan,

disain produk atau distribusinya. Hubungan bisa bersifat jangka pendek maupun jangka panjang,

mitra sejati atau kolaborasi, pemasok atau subkontraktor. Apapun bentuk hubungannya

diharapkan akan menghasilkan kinerja kelas dunia yang ramping.  Keuntungan yang bisa

diperoleh diantaranya adalah: keahlian manajemen yang terspesialisasi, investasi modal yang

renadh, fleksibilitas dan kecepatan. Hasil yang diharapkan adalah efisiensi.

II.5 Proses Supply Chain Management

Proses supply chain management adalah proses saat produk masih berbahan mentah,

produk setengah jadi dan produk jadi diperoleh, diubah dan dijual melalui berbagai fasilitas yang

terhubung oleh rantai sepanjang arus produk dan material. Bila digambarkan dalam bentuk bagan

akan nampak sebagaio berikut:

Page 7: MANAJEMEN SISI PERMINTAAN.docx

        Bagan di atas menunjukkan bahwa supply chain management adalah koordinasi dari

material, informasi dan arus keuangan diantara perusahaan yang berpartisipasi.

Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui

rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur ulang dan

pembuangan

Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status

pesanan

Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal pembayaran,

penetapan kepemilikan dan pengiriman

        Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan supply chain adalah dengan menciptakan

alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat diantara jaringan atau mata rantai

tersebut, dan pergerakan barang yang efektif dan efisien yang menghasilkan kepuasan maksimal

pada para pelanggan (Indrajit dan Djokopranoto, 2003). Dengan tercapainya koordinasi dari

rantai supply perusahaan, maka tiap channel dari rantai supply perusahaan tidak akan mengalami

kekurangan barang juga tidak kelebihan barang terlalu banyak. Menurut Indrajit dan

Djokopranoto (2003) dalam supply chain ada beberapa pemain utama yang merupakan

perusahaan-perusahaan yang mempunyai kepentingan didalam arus barang, para pemain utama

itu adalah:

1. Supplier

2. Manufacturer

3. Distributor / wholesaler

4. Retail outlets

5. Customers

Proses mata rantai yang terjadi antar pemain utama itu adalah sebagai berikut:

Chain 1: Supplier

Jaringan yang bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan

pertama, dimana mata rantai penyaluran barang akan dimulai. Bahan pertama ini bisa dalam

bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, subassemblies, suku

cadang dan sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan suppliers. Dalam arti yang murni, ini

Page 8: MANAJEMEN SISI PERMINTAAN.docx

termasuk juga supplier’s suppliers atau sub-suppliers. Jumlah supplier bisa banyak atau sedikit,

tetapi supplier’s suppliers biasanya berjumlah banyak sekali.

Chain 1 – 2: Supplier – Manufacturer

Rantai pertama dihubungkan dengan rantai yang kedua, yaitu manufacturer atau plants

atau assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat,

memfabrikasi, meng-assembling, merakit, mengkonversikan, atau pun menyelesaikan barang

(finishing). Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai potensi untuk

melakukan penghematan. Misalnya inventories bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi

yang berada di pihak suppliers, manufacturer dan tempat transit merupakan target untuk

penghematan ini. Tidak jarang penghematan sebesar 40%-60%, bahkan lebih, dapat diperoleh

dari inventory carrying cost di mata rantai ini. Dengan menggunakan konsep supplier partnering

misalnya, penghematan tersebut dapat diperoleh.

Chain 1 – 2 – 3: Supplier – Manufactures – Distributor

Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai disalurkan kepada

pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk menyalurkan barang ke pelanggan, yang umum

adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply chain. Barang

dari pabrik melalui gudangnya disalurkan ke gudang distributor atau wholesaler atau pedagang

dalam jumlah yang besar, dan pada waktunya nanti pedagang besar menyalurkan dalam jumlah

yang lebih kecil kepada retailer atau pengecer.

Chain 1 – 2 – 3 – 4: Supplier – Manufacturer – Distributor – Retail Outlet

Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gedung sendiri atau dapat juga menyewa

dari pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun barang sebelum disalurkan ke pihak

pengecer. Sekali lagi disini ada kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam bentuk

jumlah inventories dan biaya gudang, dengan cara melakukan desain kembali pola-pola

pengiriman barang baik dari gudang manufacturer maupun ke toko pengecer (retail outlet).

Chain 1 – 2 – 3 – 4 – 5: Supplier – Manufacturer – Distributor – Retail Outlet – Customer

Page 9: MANAJEMEN SISI PERMINTAAN.docx

Dari rak-raknya, para pengecer atau retailer ini menawarkan barangnya langsung kepada

para pelanggan, pembeli atau pengguna barang tersebut. Yang termasuk outlet adalah toko,

warung, toko serba ada, pasar swayalan, atau koperasi dimana konsumen melakukan pembelian.

Walaupun secara fisik dapat dikatakan ini adalah mata rantai terakhir, sebetulnya masih ada satu

mata rantai lagi, yaitu dari pembeli (yang mendatangi retail outlet) ke real customer dan real

user, karena pembeli belum tentu pengguna akhir. Mata rantai supply baru benar-benar berhenti

setelah barang yang bersangkutan tiba di real customers dan real user.

II.6 Manajemen Sisi Permintaan ( Demand Side Management )

Manajemen Sisi permintaan mengatur agar perilaku konsumen dapat diarahkan agar

sesuai dengan pola yang diinginkan oleh penyedia tenaga listrik. Selain pengaturan sisi pasokan,

untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang berfluktuasi setiap saat, suatu perusahaan juga perlu

melakukan pengaturan atau manajemen untuk mempengaruhi pola konsumsi dari konsumennya.

Hal tersebut dilakukan agar proses produksi lebih efisien dan efektif tanpa merugikan konsumen.

Pola pengaturan untuk mempengaruhi pola konsumsi dari konsumen tersebut disebut sebagai

Manajemen Sisi Permintaan.

Beberapa contoh yang bisa lihat dari penerapan Manajemen Sisi Permintaan, misalnya

perusahaan telepon selular yang member reduksi tarip pada malam hari atau hari libur dengan

berbagai variasinya sehingga pada periode tersebut sangat murah, bahkan dikesankan sebagai

gratis. Pertimbangan untuk melakukan reduksi tarip pada malam hari atau hari libur tersebut

adalah karena pada periode tersebut kapasitas saluran telepon selular tersebut sangat sedikit

terpakai, padahal biaya operasionalnya tetap, agar kapasitas yang ada dapat dimanfaatkan, maka

tarip telekomunikasi pada jam-jam tersebut diturunkan. Dengan demikian sebagian “traffic

percakapan” yang tidak dapat terlayani pada jam sibuk, dapat beralih ke periode “luar waktu

beban puncak”.

Supermarket atau mal juga sering melakukan kiat pemasaran untuk mengatur permintaan

dari konsumen. Misalnya member diskon kepada konsumen pada tanggal “tua” setiap bulannya,

atau di tengah-tengah minggu (week day), bahkan saat ini di kota-kota besar sudah umum ada

promo tengah malam dengan diskon gila-gilaan.

Page 10: MANAJEMEN SISI PERMINTAAN.docx

Perusahaan kereta api beberapa tahun yang lalu memberikan tarip yang murah untuk para

pemudik yang melakukan perjalanan mudik jauh hari sebelum lebaran, misalnya dua minggu

sebelum lebaran, atau yang balik jauh hari sesudah lebaran (sesuadah H + 14). Kiat tersebut

berhasil mengurangi kepadatan penumpang pada “periode puncak” sekaligus mengisi

kekosongan gerbong yang sering terjadi di luar periode puncak.

II.7 Manajemen Sisi Permintaan pada Perusahaan Listrik

Memang kalau kita perhatikan dari contoh-contoh di atas, umumnya pengaturan

“Manajemen Sisi Permintaan” dilakukan dengan cara menjual suatu produk dengan harga yang

berbeda antara periode biasa dengan periode puncak. Dengan kiat tersebut perusahaan dapat

“menjual” kelebihan kapasitas produksi yang berlebihan pada masa di luar beban puncak.

Sehingga dapat menjual lebih banyak produk dan menambah keuntungan.

Pada awalnya “Manajemen Sisi Permintaan” tidak populer penerapannya pada

perusahaan listrik yang merupakan “public utility” murni yang bersifat monopoli dan tidak

terdapat rangsangan untuk berkompetisi. Namun dengan semakin kompetitifnya iklim bisnis

dewasa ini maka setiap perusahaan, termasuk perusahaan “monopoli” harus berkompetisi agar

dapat beroperasi secara efektif dan efisien. Untuk dapat melaksanakan Manajemen Sisi

Permintaan maka dilakukan pengaturan tarip.

Tarip merupakan instrument terpenting dalam pelaksanaan Manajemen Sisi Permintaan.

Karena hanya dengan adanya pengaturan tarip yang berbeda maka akan dapat mengubah

perilaku konsumen sehingga dapat mengikuti scenario yang disiapkan. Yang pada gilirannya

perilaku konsumen tersebut dapat menimbulkan efisiensi sehingga menambah profit atau

keuntungan.

Namun disamping berfungsi sebagai instrument utama untuk mengarahkan perilaku

konsumen agar timbul efisiensi perusahaan dan meningkatkan laba, tarip juga sering dipakai

sebagai instrument pemerataan. Yaitu dengan mekanisme subsidi silang sehingga masyarakat

yang tergolong pada kelas ekonomi lemah terbantu dengan membayar tarip yang murah

dibanding masyarakat yang lebih mampu.

II.8 Penyebab Pentingnya Manajemen Sisi Permintaan

Page 11: MANAJEMEN SISI PERMINTAAN.docx

Terdapat beberapa alasan bagi para manajer untuk memperhatikan supply chain. Pertama, agar

responsive terhadap perubahan kebutuhan pelanggan. Kedua, biaya pembelian bahan baku dan

komponen-komponennya mencapai 60% dari harga pokok penjualan (cost of good sold). Ketiga,

biaya logistik (biaya transportasi dan distribusi) berhubungan dengan penyampaian produk terus

meningkat. Keempat, meningkatnya tekanan kepada para manajer untuk mengurangi

persediaannya. Kelima, teknologi informasi mendorong para manajer untuk lebih memperhatikan

supply chain dan telah menggeser fungsi pembelian.

II.9 Manfaat Supply Chain Management (SCM)

Secara umum penerapan konsep SCM dalam perusahaan akan memberikan manfaat yaitu

kepuasan pelanggan,meningkatkan pendapatan, menurunnya biaya, pemanfaatan asset

yangsemakin tinggi, peningkatan laba, dan perusahaan semakin besar.

1. Kepuasan pelanggan. Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari

aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau

pengguna yang dimaksud dalam konteks initentunya konsumen yang setia dalam jangka

waktu yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu konsumen

harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan.

2. Meningkatkan pendapatan. Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra

perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga produk-

produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan ‘terbuang’ percuma, karena diminati

konsumen.

3. Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen akhir

berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.

4. Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan semakin terlatih dan

terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan mampu

memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan

SCM.

5. Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi

pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.

Page 12: MANAJEMEN SISI PERMINTAAN.docx

6. Perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses distribusi

produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.

Keenam manfaat yang sudah dijelaskan seperti tersebut di atas merupakan manfaat tidak

langsung. Secara umum, manfaat langsung dari penerapan SCM bagi perusahaan adalah :

1. SCM secara fisik dapat mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan

mengantarkannya kepada konsumen akhir. Manfaat ini menekankan pada fungsi produksi

dan operasi dalam sebuah perusahaan. Dalam fungsi ini dilakukan penggunaan dari seluruh

sumber daya yang dimilki dalam sebuah proses transformasi yang terkendali, untuk

memberikan nilai pada produk yang dihasilkan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan dan

mendistribusikannya kepada konsumen yang dibidik.

2. SCM berfungsi sebagai mediasi pasar, yaitu memastikan apa yang dipasok oleh rantai suplai

mencerminkan aspirasi pelanggan atau konsumen akhir tersebut.

II.10 Strategi Manajemen Sisi Permintaan

          Strategi supply chain yang tepat merupakan elemen penting dalam implementasi strategi

bisnis perusahaan. Perusahaan-perusahan harus dengan hati-hati merencanakan kapasitas dan

peramalan permintaannya agar supaya menghindari bullwhip effect dan menjamin ketepatan

waktu penyampaian pesanan pelanggan dan meminimalkan kelebihan persediaan. Sumber utama

persoalan-persoalan yang selalu menciptakan ketidakseimbangan penawaran dan permintaan

adalah ketidakpastian.

Ketidakpastian tidak terlepas dari sisi permintaan dan sisi penawaran dari kebanyaka

supply chain. Sebagai langkah pertama dalam mengevaluasi dan meningkatkan kinerja supply

chain, Fisher dan Lee mengembangkan kerangka kerja untuk memahami ketidakpastian yang ada

dalam supply chain. Fisher memfokuskan kerangka kerjanya pada ketidakpastian sisi

permintaan, sedangkan kerangka kerja Lee memperluasnya dengan memasukkan ketidakpastian

sisi penawaran. Kerangka kerjanya mengkategorikan produk-produk sebagai fungsional atau

inovatif, didasarkan pada ketidakpastian karakteristik pemintaan dan penawarannya.

          Produk fungsional adalah produk-produk tipe komoditi dengan permintaan stabildan profit

marginnya rendah, sedang produk inovatif adalah produk baru yang memiliki derajad inovasi

tinggi dan biasanya permintaannya tidak stabil dan profit marginnya tinggi. Pembedaan yang

sama dapat dilakukan atas ketidakpastian yang berhubungan dengan sisi penawaran. Suatu

Page 13: MANAJEMEN SISI PERMINTAAN.docx

produk dengan stable supply process dapat diproduksi dengan cara yang dapat diprediksi,

sebaliknya produk yang diproduksi yang sulit diprediksi disebut evolving supply process. Namun

demikian, Lee mencatat bahwa dalam hal ini tidak selalu bahwa produk-produk fungsional

memiliki stable supply process dan produk-produk inovatif memiliki evolving supply process.

Misalnya, permintaan tahunan untuk tenaga listrik untuk suatu wilayah adalah predictable, tetapi

penawaran/pasokan listrik tenaga air tidak, karena bergantung pada jumlah curah hujan di

wilayah tersebut.

          Pemahaman atas perbedaan-perbedaan tersebut dengan tetap memperhitungkan

ketidakpastian permintaan dan penawaran mengusulkan suatu kerangka kerja yang seragam bagi

supply chain management. Terdapat empat strategi untuk pengelolaan supply chain secara

efektif, yaitu: efficient supply chain; risk-hedging supply chain, responsive supply chain; dan

agile supply chain.

Efficient supply chain cocok untuk produk-produk fungsional dengan stable supply

processes. Dalam kondisi lingkungan seperti ini, strategi supply chain sebaiknya memfokuskan

pada strategi penurunan biaya. Produk-produk seperti ini biasanya ada dalam suatu lingkungan

persaingan yang tinggi yang didominasi oleh strategi persaingan biaya rendah. 

 Risk-hedging supply chain cocok untuk produk-produk fungsional dengan unstable

supply processes. Focus dari strategi supply chain sebaiknya pada penjaminan ketersediaan

produk.

Responsive supply chain

 Agile supply chain.

Page 14: MANAJEMEN SISI PERMINTAAN.docx

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Sebagai penutup dapat disimpulkan bahwa manajemen sisi permintaan merupakan cara

suatu perusahaan untuk dapat menghasilkan produk sesuai dengan kebutuhan pasar atau

customer sehingga menghasilkan produk yang sesuai permintaan pasar.

Page 15: MANAJEMEN SISI PERMINTAAN.docx

DAFTAR PUSTAKA

http://jonny-havianto.blogspot.com/2014/04/manajemen-sisi-permintaan.html

http://www.academia.edu/6849012/Analisis_Rantai_Pasok

https://sites.google.com/site/operasiproduksi/manajemen-rantai-pasokan

http://moh-angscorp2.blogspot.com/2013/03/supply-chain-management.html