manajemen ternak babi - simdos.unud.ac.id · pemeliharaan anak babi lepas sapih pada model lantai...
TRANSCRIPT
MANAJEMEN TERNAK BABI
I NYM. TIRTA ARIANA
PENDAHULUAN
(Kenapa ternak babi itu ada dan diternakkan…???)
( Munas FPPTPI)
Keunggulan Ternak Babi
Konversi pakan : 2,4 – 3,4 kg/ kenaikan 1 kg BB
Sangat efisien : - 1 kg daging 2,4 – 3,4 kg daging
- ADG : 0,5 – 0,7 kg
- 100 kg / 150 hari
Peridi/ prolifik : Liter size
Partus 2 – 2,5 kali / Thn.
Karkas % : 75 – 80 %, 50 – 60% (sapi), 38-45% (kambing
Kualitas daging : % lemak : sadang, Energi: tinggi , % air: rendah
Efisien memanfaatkan sisa makanan, limbah pertanian/ pabrik
Mudah menyesuaikan diri dg sapronak/kandang, manaj....mudah.
Kekurangan
- Sosial budaya dan lingkungan.....
- Monogastrik/ non ruminan, akan kompetitip dgn kebutuhan manusia.
- Harga ?????
EXTRINSIK Lingkungan, manajemen, Pakan,
Perda, lain-lain
Interaksi
PROSES
PRODUKSI
BREDING
FATENING
BIBIT
POTONG
INTRINSIK
BREED, SEX, TYPE, UMUR
KONSEP MANAJEMEN TERNAK BABI
MANAJEMEN TERNAK BABI adalah cara penanganan / pemeliharaan ternak babi secara intensif dgn tujuan memaksimalkan produksi.
Manajemen/penanganan ternak babi secara intensif dikelompokan berdasarkan pola usahanya yaitu :
1. Manajemen pada Pembibitan ( Breeding )
2. Manajemen pada Penggemukan ( Fattening )
Ad,
1.Pembibitan (Breeding)
Penerapan tatacara peternakan secermat mungkin dgn teknik beternak babi yang tepat dgn tutjuan menghasilkan bibit semaksimal mungkin dan resiko sekecil mungkin
Dlm Breeding ternak babi dapat dikelompokan Menjadi : a. Penanganan Induk b. Penanganan Pejantan c. Penanganan Anak
a.Penanganan Induk a.1.Induk Bunting – menyusui - Kandang - Makanan / air minum - Exercise / gerak - pindah kandang - Proses kelahiran - Sanitasi - dll................
B. PENANGANAN PEJANTAN
1. SEKS RATIO
2. UMUR/WKT PERKAWINAN
3. PAKAN, KESEHATAN
4. PERKANDANGAN
5. DLL………..
C. PENANGANAN ANAK
1. UMUR SAPIH
2. PAKAN
3. MUTASI KANDANG SESAUI PERKEMBANGAN
4. DLL……….
YANG PENTING PADA
POLA BREEDING
1. VERTILITAS INDUK / PEJANTAN
2. PERSENTASE KEBUNTINGAN
3. LITER SIZE
4. JUMLAH SAPIHAN .......MORTALITAS
5. ADG, PRESTARTER
6. MORTALITAS / MORBIDITAS
7. PRODUKSI
PENGGEMUKAN / FATTENING
PRODUKSI = BIBIT (30%) + LINGKUNGAN (70%)
( P ) ( G ) ( E )
- Kemurnian breed - Perkandangan (umum)
- Bobot sapih - Pakan (intake, kualitas-kwts)
- Berasal dari tetua ungl - Ketinggian/temperature
- Dll. - Dll
PERMASALAHAN
• Penelitian pada ternak babi sudah banyak dilakukan, baik dari
manajemen, pakan, dan lingkungan.
• Peternakan babi (Ras maupun lokal) di Bali sudah dilaksanakan
dari sejak lama dengan berbagai permasalahan yang dilaluinya.
• Sangat kecil pelaksanaan ataupun komunikasi antara peneliti
(dengan luaran penelitian) dengan peternak-PRODUSEN PAKAN
TERNAK selaku pengguna dari hasil penelitian.
TUJUAN
• Pelestarian ternak babi dan mendukung eksistensi peternakan babi
• Menambah wawasan PPL/peternak babi tentang IPTEK babi yang
bersifat praktis, aplikasi dan mudah diterapkan (efisien-efektif) sesuai
dengan situasi-kondisi, serta kemampuan peternak.
• Melalui “Kuliah Umum yang diadakan oleh PT.Charoen Pokphand
Indo.” diharapkan terjalin komunikasi yang berkesinambungan antara
Produsen pakan-Peternak-PPL – Peneliti ternak babi untuk
membangun dan mengembangkan peternakan babi.
HASIL-HASIL PENELITIAN
MANAJEMEN TERNAK BABI
PENGARUH PEMBRIAN JENIS ANTIBIOTIKA TERHADAP PENAMPILAN ANAK BABI PRASAPIH
No
P a r a m e t e r
P e r l a k u a n SEM
P0 P1 P2
1 PBB. (Kg/hr) 0,15a 0,17b 0,18b 0,02
2 Berat Sapih (Kg) 6,25a 6,63b 7,15b 0,45
3 Lingkar dada Sapih (cm) 43,6a 44,3a 44,9a 0,63
4 Panjang badan Sapih (cm) 36,3a 37,8a 37,8a 0,86
5 Tinggi badan Sapih (cm) 26,4a 27,0b 27,1b 0,38
6 Mortalitas (%) 0 0 0 0
Simpulan
Injeksi antibiotika jenis Tysinol (P1) dan Corflox(P2) menyababkan penampilan anak babi
prasapih yang tidak berbeda nyata, namun injeksi kedua jenis antibiotika tersebut menyebabkan perbaikan
penampilan (pada PBB, Berat sapihn dan Tinggi badan) yang nyata lebih baik jika dibandingkan dengan
tanpa injeksi antibiotika.
MORTALITAS DAN PENAMPILAN ANAK BABI PRASAPIH
YG DIINJEKSI DENGAN TYSINOL PADA UMUR YG BERBEDA
No.
Variabel
Injeksi Tysinol (hari)
SEM
Io I1 I3
1. Berat badan sapih (kg) 3,36b 4,68a 4,30b 0,1302
2. Pertambahan Berat Badan (kg) 0,08b 0,11a 0,09b 0,0002
3. Lingkar dada (cm) 36,25b 38,38a 36,88b 0,0954
4. Panjang badan (cm) 35,62b 37,75a 36,25b 0,1250
5. Tinggi badan (cm) 27,13a 28,38a 27,38a 0,3532
6. Mortalitas (%) 0 0 0 0
Simpulan Dari hasil penelitian yang diperoleh, untuk mendapatkan penampilan produksi anak babi lepas sapih yang
maksimal sebaiknya injeksi Tysinol dilakukan pada umur 1 (satu) hari. Tidak ditemukan mortalitas pada ketiga perlakuan yang diberikan.
PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK KERING PADA RANSUM BABI TERHADAP DAYA SIMPAN DAGING DAN DAMPAK LINGKUNGAN SEBAGAI USAHA MENUJU PETERNAKAN
BABI YANG RAMAH LINGKUNGAN
Umur simpan daging Pertumbuhan Total Mikroba (TPC) pada Daging Babi yang Diberi Probiotik Starbio selama Penyimpanan pada Suhu Ruang.
Simpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penggunaan probiotik starbio dapat memperlambat/mengurangi jumlah mikroba pathogen selama
daging disimpan dan berada pada ruang terbuka. 2. Penggunaan probiotik starbio dapat mengurangi jumlah mikroba pathogen dan kandungan amonia
pada feces dan urine ternak babi (mengurangi dampak lingkungan).
PENGARUH MODEL LANTAI KANDANG DAN JENIS KELAMIN
TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI ANAK BABI LEPAS SAPIH
Perlakuan
Penampilan Produksi
BB akhir (kg)
Panjang Badan (cm)
Lingkar Dada (cm)
Tinggi Badan (cm)
Lantai Kandang (L)
Ls 13,43a 45,27a 52,90a 34,12a
Lp 13,27a 45,19a 52,60 a 33,75a
Lb 11,88b 42,77b 48,17b 31,12b
Jenis Kelamin (K)
Kj 12,84A 44,42A 51,27A 33,01A
Kb 12,87A 44,40A 51,16A 32,98A
Simpulan
Tidak terjadi interaksi antara jenis kelamin dengan model lantai kandang terhadap penampilan ternak babi lepas sapih. Pemeliharaan anak babi lepas sapih pada model lantai sekam dan lantai panggung diperoleh penampilan yang hampir sama, dan nyata lebih baik jika dibandingkan dengan penampilan anak babi lepas sapih yang dipelihara pada model lantai beton.
STATUS FISIOLOGI BABI YANG DIBERI ORALIT SELAMA
PENUNDAAN WAKTU PEMOTONGAN
Penun- daan wkt pemoto- ngan
H1 H2 H3 H4
FN DN ST FN DN ST FN DN ST FN DN ST kali/mnt kali/mnt 0 C kali/mnt kali/mnt 0 C kali/mnt kali/mnt 0 C kali/mnt kali/mnt 0 C
L0 122,4 b 108,2a 41,0 a
L1 117,2 a 106,1 a 40,9 a 92,7 b 81,7 b 40,1 a
L2 112,1 a 108,2a 41,0 a 87,2 ab 76,2 a 41,0 a 82,9 b 82,9 b 39,9b
L3 117,2 a 106,2 a 40,8 a 85,1 a 79,2 ab 39,9 a 84,1 a 81,2 a 39,9 a 75,8 b 58,1 b 39,7 b
SEM 2.24 1.19 0.12 2.06 1.49 0.14 1.05 1.20 0.12 1.28 0.68 0.09
Oralit
O0 127,3 B 111,5B 41,4B 93,8B 83,6B 40,4 B 87,4 B 88,8B 40,6 B 78,3a 66,5 a 40,9 a
O1 109,5A 105,0 A 40,8 A 85,8 A 74,9 A 39,8 A 82,6 A 78,9 A 39,7 A 74,3 a 56,8 b 39,1 b
O2 110,4A 104,9 A 40,7 A 85,3 A 78,5 A 39,8 A 80,5 A 78,5 A 39,5 A 74,8 a 51,0 c 39,3 b
SEM 2.01 1.03 0.10 2.06 1.49 0.14 1.28 1.47 0.15 2.22 1.18 0.15
Normal 83 55-86 38-39 83 55-86 38-39 83 55-86 38-39 83 55-86 38-39
Simpulan Penundaan waktu pemotongan menyebabkan perubahan parameter fisiologi. Penundaan waktu pemotongan yang optimum bisa dilakukan pada 1 sampai 2 hari. Larutan oralit yang baik perlu diberikan pada babi dengan berat 96±1,5 kg yang sedang mengalami penundaan waktu pemotongan, agar dapat memperbaiki kondisi fisiologisnya adalah larutan oralit O1 (gula 150 g + garam 15 g)/1-1,5 l air.
PENAMPILAN FISIOLOGIS BABI LANDRACE PERSILANGAN SEBAGAI AKIBAT PERBEDAAN LAMA Wkt PENGANGKUTAN
Perlakuan Variabel
W1
9.30 W2
11.30 W3
13.30 W4
15.30 Normal SEM
Suhu Tubuh (0C ) 39,01c 40,26b 40,79a 38,82c 38,2-39,8 0,119
Denyut Nadi (kali/menit)
94,30d 107,10b 115,50a 103,10c 55-86 0,948
Frekuensi Nafas (kali/menit)
88,80d 92,50b 101,00a 93,50c 83 0,915
Kesimpulan 1. Waktu pengangkutan dari kandang ke rumah potong sangat berpengaruh terhadap kondisi fisiologis
ternak babi landrace persilangan. 2. Penampilan fisiologis yang terbaik didapat bila babi diangkut pada perlakuan untuk Suhu tubuh
terendah diproleh pada perlakuan W4 namun untuk W1 (suhu 250C-260C) suhu 28,50C-300C)
PENANGANAN SEBELUM PEMOTONGAN DAN
PENGARUHNYA Thd HASIL DAN KUALITAS KARKAS
BABI LANDRACE PERSILANGAN
Pengaruh Penundaan Waktu Pemotongan dan Pemberian Larutan G-G terhadap Karakteristik Karkas (penilaian karkas secara objektif).
Variabel:
BP, BKS, Teb.LP, UDMR
Kualitas kimia/fisik Dgg, LARUTAN G-G
Profil mikroba-daya simpan Dgg
Dll….
HASIL PENELITIAN PRAKTIS LAINNYA
Pemberian tambahan gula aren pada induk masa kering/pra kawin terhadap produksi anak
Pemberian tambahan daun papaya sebagai upaya memperpendek masa wkt kering pada induk babi
Kemampuan hidup ternak babi di area TPA Suwung...
Dll….
KESIMPULAN
• Titik-titik kritis (critical point) dalam menjalankan usaha peternakan babi sangat perlu diperhatikan.
• Komunikasi dua arah antara peternak babi : Produsen pakan : akademisi ternak babi sangat diperlukan dengan difasilitasi oleh PPL peternakan babi.
• Pelestarian dan eksistensi peternakan babi di Bali perlu dipertahankan dengan memperhatikan efisiensi-efektivitas dan dampak terhadap lingkungan untuk menuju peternakan babi yang berkelanjutan.
SARAN
Perlu memperhatikan dan menerapkan manajemen (tatalaksana
dan pakan) peternakan babi dengan baik, efisien, dan efektif.
Pendampingan PPL (secara teori dan praktik) terhadap
peternak babi sangat diperlukan, terutama peternak pemula.