manajemen waktu pd mhs yg bekerja
TRANSCRIPT
-
MANAJEMEN WAKTU DITINJAU DARI
MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA BEKERJA
SKRIPSI
Kathie Purnamasari Kusuma 04.40.0036
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2008
-
i
MANAJEMEN WAKTU DITINJAU DARI
MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA BEKERJA
SKRIPSI
Kathie Purnamasari Kusuma 04.40.0036
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2008
-
ii
MANAJEMEN WAKTU DITINJAU DARI
MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA BEKERJA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna
Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi
Kathie Purnamasari Kusuma 04.40.0036
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2008
-
iii
Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Dan Diterima untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna
Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi
Pada Tanggal
16 Juni 2008
Mengesahkan
Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Soegijapranata
Dekan,
( Th. Dewi Setyorini, S.Psi, M.Si )
Dewan Penguji Tanda Tangan
1. Drs. Pius Heru Priyanto, M.Si
.
2. Dra. Lucia Hernawati, MS
.
3. Dra. Emmanuela Hadriami, MS
.
-
iv
PERSEMBAHAN
Karya skripsi ini saya persembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus,
Papi, Mami, Kakak, Adik,
Someone Special, dan
Teman-teman
yang selama ini telah mendukung dan memberikan semangat
yang luar biasa besarnya
I LOVE YOU ALL
-
v
MOTTO
Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi (Ayub 28:28) Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11) Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28) Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya (1 Korintus 10:13) Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13) Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu (1 Tesalonika 5:18) Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa (Ibrani 4:15) Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yakobus 5:16b)
-
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus penulis
haturkan karena berkat rahmat dan anugerah-Nya, akhirnya penulis telah
berhasil menyelesaikan karya skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang berperan besar dalam terselesaikannya
karya skripsi ini, yaitu:
1. Th. Dewi Setyorini, S.Psi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
2. Ferdinandus Hindiarto, S.Psi, M.Si, selaku dosen wali yang telah
membantu dan memberikan bimbingan serta dukungan dari awal kuliah
hingga lulus jenjang sarjana.
3. Dra. Lucia Hernawati, MS, selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk membimbing penulis dengan penuh
kesabaran, memberikan petunjuk dalam penulisan skripsi, dan
mendorong penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. Pius Heru Priyanto, M.Si dan Dra. Emmanuela Hadriami, MS,
selaku dosen penguji yang telah membantu dalam penyempurnaan karya
skripsi ini.
5. Semua dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya sebagai
pengetahuan baru kepada penulis.
6. Semua staf TU (Tata Usaha) Fakultas Psikologi Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang yang telah banyak membantu dalam segala
urusan administrasi maupun birokrasi.
-
vii
7. Papi, Mami, Ko Kenny dan Kevin yang selama ini telah memberikan
dukungan kepada penulis.
8. Alfred Kusuma, my special person, yang selalu memberikan semangat
dan dukungan serta doa kepada penulis dan yang sudah memberi banyak
pelajaran tentang kehidupan serta saran dan masukan yang sangat
berharga dan berguna.
9. Trifena Fernandez, Hulda Gracia, Michally. C, Synthia, teman-teman
kuliah, dan Meriska (teman SD) yang selalu mendukung dan
memberikan semangat kepada penulis.
10. Ko Otty, Ci Dian, Ci Lis, Nike, teman-teman komsel, dan teman-teman
gereja Kristus Alfa Omega yang telah mendukung dan mendoakan
penulis.
11. Semua mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang
telah membantu penulis dengan menjadi responden penelitian.
12. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam
penyusunan skripsi ini.
Semarang, Juni 2008
Penulis
-
viii
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara motivasi belajar dengan manajemen waktu pada mahasiswa bekerja. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara motivasi belajar pada mahasiswa bekerja dengan manajemen waktu. Semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki seorang mahasiswa bekerja maka semakin tinggi kemampuan manajemen waktunya, sebaliknya semakin rendah motivasi belajar yang dimiliki seorang mahasiswa bekerja maka semakin rendah kemampuan manajemen waktunya. Subyek penelitian memiliki karakteristik, antara lain: mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata semester IV VI yang memiliki pekerjaan sampingan, jam kerja antara 5-7 jam per hari, tidak sedang cuti, dan memiliki pekerjaan sesuai dengan bidang ilmunya.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan alat ukur skala manajemen waktu dan skala motivasi belajar. Kedua skala tersebut disebar di Universitas Katolik Soegijapranata secara incidental sampling dan jumlah subyek didapat sebanyak 50 orang. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Berdasarkan hasil analisis didapatkan r xy = 0,627 dengan p
-
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA.. ii
HALAMAN PENGESAHAN. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.. iv
HALAMAN MOTTO. v
HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH. vi
ABSTRAKSI... viii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB I PENDAHULUAN.. 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Tujuan Penelitian... 9
C. Manfaat Penelitian. 9
1. Manfaat Teoritis 9
2. Manfaat Praktis. 9
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN.. 10
A. Manajemen Waktu. 10
1. Pengertian Manajemen Waktu.. 10
2. Aspek-aspek Manajemen Waktu... 11
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Manajemen Waktu 13
B. Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Bekerja 15
-
x
1. Pengertian Motivasi Belajar pada
Mahasiswa Bekerja... 15
2. Aspek-aspek Motivasi Belajar.. 19
C. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan
Manajemen Waktu Pada Mahasiswa Bekerja 20
D. Hipotesis 23
BAB III METODE PENELITIAN... 24
A. Identifikasi Variabel Penelitian. 24
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 24
1. Manajemen Waktu 24
2. Motivasi Belajar pada Mahasiswa Bekerja... 24
C. Subyek Penelitian... 25
1. Populasi. 25
2. Teknik Pengambilan Sampel. 25
D. Metode Pengumpulan Data 26
1. Metode Skala. 26
2. Blue Print Skala Manajemen Waktu. 27
3. Blue Print Skala Motivasi Belajar. 28
E. Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur. 29
1. Uji Validitas Skala 29
2. Uji Reliabilitas Skala. 30
F. Analisis Data.. 30
BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN.. 31
A. Orientasi Kancah Penelitian...31
B. Persiapan Penelitian... 32
-
xi
C. Pelaksanaan Penelitian... 36
D. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur.. 38
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.. 41
A. Uji Asumsi. 41
B. Uji Hipotesis.. 42
C. Pembahasan 43
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.. 47
A. Kesimpulan 47
B. Saran...47
DAFTAR PUSTAKA. 49
LAMPIRAN 53
-
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Blue Print Skala Manajemen Waktu.. 27
Tabel 2 Blue Print Skala Motivasi Belajar.. 28
Tabel 3 Jumlah Mahasiswa Program S1 Unika Soegijapranata
Semarang 32
Tabel 4 Sebaran item Skala Manajemen Waktu.. 34
Tabel 5 Sebaran Item Skala Motivasi Belajar. 35
Tabel 6 Jumlah Subyek Penelitian... 37
Tabel 7 Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Manajemen Waktu.. 39
Tabel 8 Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Motivasi Belajar.. 40
-
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Skala Penelitian.. 54
A-1 Skala Manajemen Waktu... 56
A-2 Skala Motivasi Belajar... 59
Lampiran B Data Tabulasi Skor. 62
B-1 Data Tabulasi Skor Manajemen Waktu. 63
B-2 Data Tabulasi Skor Motivasi Belajar. 67
Lampiran C Data Validitas Item Skala.. 70
C-1 Data Validitas Item Skala Manajemen Waktu... 71
C-2 Data Validitas Item Skala Motivasi Belajar... 74
Lampiran D Uji Validitas dan Reliabilitas. 76
D-1 Uji Validitas dan Reliabilitas Item Skala
Manajemen Waktu. 77
D-2 Uji Validitas dan Reliabilitas Item Skala
Motivasi Belajar. 84
Lampiran E Uji Asumsi. 89
E-1 Uji Normalitas 90
E-2 Uji Linieritas.. 93
Lampiran F Analisis Data.. 95
Lampiran G Surat Keterangan Penelitian... 97
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Mahasiswa merupakan modal utama pembangunan bangsa
karena mereka telah ditempatkan sebagai generasi penerus cita-cita
perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan nasional. Oleh
karena itu perlu ditingkatkan kualitas dan kemampuannya sehingga
dapat menjadi sumber daya manusia yang potensial bagi pembangunan
di masa mendatang. Salah satunya dengan memberikan perhatian lebih
pada pendidikan dan sumber daya manusia itu sendiri, yaitu dengan
kesungguhan dalam belajar dan menyelesaikan pendidikan dengan hasil
yang optimal untuk tercapainya suatu perubahan yang lebih maju.
Menurut Indarjani dan Milwardani (dalam Handayani, 2002, h.
1), sumber daya manusia yang berkualitas pada dasarnya ditentukan
oleh indikator utama seperti disiplin, kreatif, dan memiliki etos kerja
yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
Sebagai tulang punggung bangsa, mahasiswa memikul tanggung
jawab yang tidak ringan, yaitu mengusahakan agar bangsa dan negara
ini mencapai kemajuan yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu
mahasiswa harus menyadari setiap potensi yang ada pada dirinya dan
mampu mengembangkan aktivitas dan kreativitasnya ke arah yang
positif sehingga dapat meraih prestasi sesuai dengan potensi yang
sesungguhnya dimiliki.
-
2
Pendidikan merupakan salah satu wadah pengembangan potensi
yang dimiliki mahasiswa. Pendidikan nasional yang dilaksanakan
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat
bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman
dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas dan mandiri
sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya
serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan
bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa (Wahyuni, 1997, h.
2).
Peranan sekolah sangat luas, didalamnya berlangsung beberapa
bentuk dasar dari kelangsungan pendidikan pada umumnya, yaitu
pembentukan sikap-sikap dan kebiasaan yang wajar, perangsang
potensi-potensi, perkembangan dan kecakapan pada umumnya, belajar
kerjasama dalam kelompok, memperoleh pengajaran, belajar menahan
diri untuk kepentingan orang lain dan sebagainya yang kesemuanya ini
dapat membentuk kecerdasan otak pada individu (Gerungan, 1996, h.
194).
Kegiatan belajar perlu dilakukan oleh setiap orang karena belajar
adalah sesuatu yang memberikan berbagai informasi baru (Nasution dan
Nasution, 1985, h. 16). Whittaker (dalam Djamarah, 2002, h. 12)
merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan
atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Menurut Winkel (1996, h.
53), belajar adalah suatu aktivitas psikis yang berlangsung dalam
interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam
-
3
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap, dimana
perubahan ini berlangsung relatif konstan dan berbekas.
Belajar merupakan kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan
manusia. Kegiatan belajar dapat terjadi di mana saja, baik di rumah, di
kantor, di pabrik atau di berbagai lembaga pendidikan baik formal
maupun informal. Belajar menuntut ilmu merupakan kegiatan yang
paling pokok di dalam proses pendidikan.
Soeharjono (1996, h. 185) mengatakan bahwa ciri-ciri belajar
adalah sebagai berikut: a) belajar adalah aktivitas yang menghasilkan
perubahan kemampuan pada diri individu yang belajar, b) perubahan itu
pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku
dalam waktu yang relatif lama, c) perubahan itu terjadi karena usaha.
Jadi, dengan kata lain, belajar membutuhkan usaha. Staton (dalam
Setyobroto, 2003, h. 85) mengungkapkan bahwa seseorang akan belajar
apabila ia mempunyai kemauan untuk belajar. Adanya kemauan untuk
belajar tersebut menunjukkan bahwa individu yang bersangkutan
mempunyai motivasi untuk belajar.
Menurut Sardiman (2004, h. 75), motivasi belajar dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri mahasiswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subyek dapat tercapai. Hal ini
menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki motivasi belajar akan
dapat meluangkan waktu belajar lebih banyak dan tekun daripada yang
-
4
kurang memiliki atau sama sekali tidak mempunyai motivasi untuk
belajar.
Setiap aktivitas yang dilakukan tentunya didasari oleh suatu
alasan tertentu. Alasan yang mengarahkan tingkah laku untuk mencapai
tujuan tertentu. Alasan merupakan suatu kekuatan dari dalam diri untuk
melakukan sesuatu. Dengan kata lain, alasan merupakan sumber daya
untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan, sedangkan
motivasi adalah dorongan atau usaha yang dilakukan untuk mewujudkan
perbuatan atau proses menggerakkan alasan-alasan menjadi perbuatan
nyata atau tingkah laku dalam mencapai kebutuhan atau mencapai suatu
tujuan tertentu (Surya, 2003, h. 7).
Menurut Ahmadi (1991, h. 79), motivasi sebagai faktor inner
(batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan
belajar. Motivasi dapat menentukan baik-tidaknya dalam mencapai
tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar
kesuksesan belajarnya. Seseorang yang besar motivasinya akan giat
berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku
untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya
lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak
tertuju pada pelajaran, sering meninggalkan pelajaran akibatnya banyak
mengalami kesulitan belajar.
Mahasiswa memiliki motivasi yang berbeda-beda ketika mereka
belajar di perguruan tinggi. Beberapa diantara mereka datang dengan
motivasi belajar yang tinggi, tetapi ada juga diantara mereka yang tidak
memiliki motivasi apapun dan sekolah hanya mereka anggap sebagai
-
5
rutinitas yang harus mereka hadapi setiap hari. Bagi mahasiswa yang
memiliki motivasi belajar tinggi mungkin hanya diperlukan sedikit
bantuan untuk membangkitkan motivasinya. Kepada mahasiswa yang
masuk sekolah tanpa memiliki tujuan apapun perlu diberikan banyak
bantuan agar mereka melihat tujuan belajar yang bermakna bagi mereka.
Motivasi mempunyai dua sifat, yaitu motivasi intrinsik, yaitu motivasi
yang timbul dari dalam diri mahasiswa sendiri, dan motivasi ekstrinsik,
yaitu motivasi yang timbul karena faktor di luar diri mahasiswa tersebut
(Winkel, 1991, h. 94).
Mahasiswa merupakan suatu golongan yang sedang mengalami
perkembangan dan yang sedang mempersiapkan diri untuk dapat
menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa sepenuhnya. Salah
satu caranya adalah dengan melakukan aktivitas di luar tugas-tugas
akademiknya secara kontinyu dan berdaya guna, misalnya dengan
bekerja. Pada jaman sekarang ini telah banyak ditemukan mahasiswa
yang selain kuliah juga melakukan kegiatan kerja dan umumnya
pekerjaan yang diambil adalah pekerjaan part time sehingga mahasiswa
masih dapat membagi waktu untuk berkuliah serta bekerja. Bekerja
selain merupakan aktivitas manusia untuk mencapai tujuan tertentu
dalam memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, dan sosiologis juga
dapat dijadikan sebagai ajang latihan untuk bertanggung jawab karena
keterkaitannya dengan orang lain dan lingkungan sosialnya (Orr, 1990,
h. 3).
Bekerja pada dasarnya mendidik seseorang menjadi kian dewasa
karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya serta keterampilan
-
6
dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas-tugas yang ada. Jadi,
dengan bekerja mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuan yang
diperolehnya dari kampus sehingga dapat mendukung karir dan apa
yang diperolehnya di dunia kerja dapat memperkaya ilmu
pengetahuannya. Selain itu, mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk
mencoba hal-hal baru sehingga menambah pengalaman kerja yang
berharga (Orr, 1990, h. 1).
Di balik semua manfaat positif yang bisa didapatkan oleh
mahasiswa guna mempersiapkan diri menjadi seorang intelektual muda,
kegiatan kuliah sambil bekerja merupakan hal yang sulit dilakukan.
Mahasiswa harus dapat membagi waktu dan konsentrasinya menjadi dua
serta bertanggung jawab terhadap komitmen dari kedua aktivitas
tersebut. Dalam menjaga komitmen dibutuhkan motivasi yang tinggi,
terutama motivasi belajar karena motivasi belajar mempengaruhi tujuan
dalam berprestasi dan usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut. Dengan adanya motivasi belajar dapat menggerakkan
mahasiswa bekerja untuk lebih rajin belajar dan mengarahkan
mahasiswa bekerja untuk mencapai tujuannya, misalnya dengan
mengatur atau me-manage waktu agar dapat menyelesaikan kuliah tepat
waktu (Purwanto, 2000, h. 72).
Motivasi belajar mempengaruhi mahasiswa bekerja dalam
menyeimbangkan antara kuliah dan pekerjaan. Mahasiswa bekerja yang
memiliki motivasi belajar tinggi biasanya mampu me-manage
waktunya, sedangkan mahasiswa bekerja yang motivasi belajarnya
rendah biasanya kurang mampu me-manage waktunya. Hal ini sesuai
-
7
dengan teori yang mengatakan bahwa seseorang yang memiliki motivasi
belajar rendah tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya
tidak tertuju pada pelajaran, dan sering meninggalkan pelajaran
(Ahmadi, 1991, h. 79).
Manajemen waktu adalah suatu proses menjadikan waktu
menjadi lebih produktif untuk mendapatkan manfaat yang maksimal.
Pada saat seseorang mempunyai niat untuk melakukan suatu pekerjaan
yang belum pernah dilakukan, seseorang harus dapat menyediakan
waktu sehingga pekerjaan tersebut dapat terlaksana. Semua itu berdasar
pada sesuatu yang dikenal dengan manajemen waktu yang efektif
(Taylor, 1990, h. 7).
Faktor kemampuan mengatur waktu sangat berperan dalam
berhasil atau tidaknya mahasiswa yang bekerja dalam mengerjakan
semua tugas-tugasnya, baik tugas akademik maupun tugas pada
pekerjaannya. Waktu adalah musuh tetap bagi mahasiswa yang kuliah
sambil bekerja (Orr, 1990, h. 1). Tidak jarang mereka harus
mengorbankan waktu untuk belajar dan kuliahnya ketika harus
menyelesaikan pekerjaannya karena mereka sudah terikat dengan
tanggung jawabnya terhadap pekerjaan, misalnya bekerja lembur untuk
sekedar membantu rekan kerja karena segan, sementara di sisi lain harus
mengikuti kuliah, menghadiri beberapa pertemuan, dan sebagainya.
Selain itu, banyak waktu seorang mahasiswa terbuang secara sia-sia
terutama karena kebiasaan melakukan sesuatu yang kurang penting
seperti mengobrol omongan-omongan kosong, jalan-jalan ke Mall,
datang ke kafe, menonton televisi, bahkan bermalas-malasan dengan
-
8
menghabiskan waktu untuk tidur dan lain sebagainya yang seharusnya
waktu tersebut digunakan untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahnya
(Gie, 1984, h. 69).
Penulis sempat mewawancarai beberapa mahasiswa yang
bekerja. Dari hasil wawancara, penulis mendapat kesimpulan bahwa ada
sebagian mahasiswa yang merasa senang dan tidak bermasalah jika
menjalani kuliah sembari bekerja karena dapat membagi waktunya
dengan baik. Namun, ada juga sebagian mahasiswa yang akhirnya
berhenti bekerja bahkan berhenti kuliah karena mereka merasa sulit
untuk membagi waktunya antara belajar dan bekerja. Mahasiswa yang
berhenti bekerja lebih memilih menyelesaikan studinya terlebih dahulu.
Mahasiswa yang berhenti kuliah lebih memilih pekerjaannya karena
mempertimbangkan berbagai faktor, misalnya mereka lebih senang
bekerja dibandingkan belajar atau karena faktor keuangan keluarga.
Inilah kenyataannya bahwa harapan dimana mahasiswa yang
bekerja dapat lebih meningkatkan potensinya, baik dalam bidang
pendidikan formal maupun bidang pekerjaannya tidak sesuai. Banyak
mahasiswa yang bekerja justru kurang dapat meningkatkan manajemen
waktunya karena motivasi belajar yang rendah. Mereka cenderung
mengabaikan tugasnya sebagai mahasiswa, seperti malas membuat
tugas, malas berlatih dan mempelajari kembali mata kuliah yang telah
diperoleh, meninggalkan kuliah atau bahkan tidak berangkat kuliah
selama beberapa hari karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikan
atau terlalu lelah menyelesaikan pekerjaannya sehingga saat mengikuti
perkuliahan dan diskusi, mereka menjadi pasif. Akibatnya secara tidak
-
9
langsung akan mempengaruhi indeks prestasinya. Tentu saja hal ini
sangat merugikan mahasiswa yang bersangkutan karena tidak
mendapatkan hasil belajar yang maksimal (Orr, 1990, h. 4).
Melihat kenyataan seperti tersebut di atas, jelas bahwa masalah
motivasi belajar yang dihadapi mahasiswa harus diatasi agar dapat
berhasil dalam belajar di perguruan tinggi. Berangkat dari permasalahan
di atas maka timbul keinginan dari penulis untuk mengetahui Adakah
hubungan antara manajemen waktu dengan motivasi belajar pada
mahasiswa bekerja?.
B. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris
hubungan antara motivasi belajar dengan manajemen waktu pada
mahasiswa bekerja.
C. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
ilmu psikologi sebagai ilmu yang mempelajari perilaku, khususnya
psikologi pendidikan dalam kaitannya antara motivasi belajar dengan
manajemen waktu.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat
khususnya mahasiswa yang bekerja tentang hubungan manajemen
waktu ditinjau dari motivasi belajar.
-
10
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. MANAJEMEN WAKTU
1. Pengertian Manajemen Waktu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002, h. 708),
manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk
mencapai sasaran. Terry (dalam Moekijat, 1984, h. 317)
berpendapat, manajemen adalah pencapaian suatu tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya melalui usaha-usaha orang lain. Pendapat
tersebut diperkuat oleh Brown yang mengatakan bahwa manajemen
adalah penggunaan orang-orang, uang, perlengkapan, bahan-bahan,
dan metode-metode yang efektif untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002, h. 1267), waktu
merupakan seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau
keadaan berada atau berlangsung.
Manajemen waktu adalah menyelesaikan sesuatu dengan
lebih cepat dan bekerja lebih cerdas (Davidson, 2001, h. 6). Menurut
Orr (dalam Saputro, 2006, h. 21), manajemen waktu diartikan
sebagai penggunaan waktu seefisien dan seefektif mungkin untuk
memperoleh waktu maksimal. Timpe (1999, h. 307) berpendapat
bahwa manajemen waktu adalah memprioritaskan dengan strategis,
merencanakan dengan efektif, mendelegasikan dengan cukup,
memanfaatkan waktu sepi, dan menghindari penundaan waktu.
Lebih lanjut Taylor (1990, h. 9) mengatakan bahwa manajemen
-
11
waktu adalah pencapaian sasaran utama kehidupan sebagai hasil dari
menyisihkan kegiatan-kegiatan yang tidak berarti yang sering
memakan banyak waktu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen
waktu adalah proses pencapaian suatu sasaran atau tujuan tertentu
yang telah ditentukan dalam kurun waktu tertentu dengan
menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien, seperti
manusia, uang, perlengkapan, bahan-bahan, dan metode-metode
tertentu serta dengan menyisihkan kegiatan-kegiatan yang memakan
waktu dan tidak berarti sehingga tidak terjadi penundaan.
2. Aspek-aspek Manajemen Waktu
Menurut Timpe (1999, h. 11-19), ada lima aspek yang tidak
boleh ditinggalkan jika hendak meningkatkan pengelolaan waktu,
yaitu:
a. Menghindari kebiasaan menghabiskan waktu
Kebiasaan melakukan pekerjaan yang dianggap tidak perlu dan
tidak disadari telah membuang waktu sebaiknya digunakan untuk
melakukan pekerjaan yang berguna.
b. Menetapkan sasaran
Dengan menetapkan sasaran maka orang menjadi lebih mengerti
mengenai arah yang hendak dituju sehingga akan mempermudah
dalam melaksanakan pekerjaan. Dengan demikian, akan terhindar
dari pemborosan waktu.
-
12
c. Menetapkan prioritas
Proses menentukan prioritas melibatkan perencanaan dengan
memperingatkan menurut derajat kepentingan. Walaupun proses
perencanaan tersebut menyita waktu, tetapi hal itu dapat
memberikan hasil yang lebih baik karena dapat menghemat
waktu.
d. Komunikasi
Dengan komunikasi yang baik akan tercapai kejelasan dari kedua
pihak. Kejelasan dan pengertian yang sama akan membantu
tercapainya sasaran dari suatu pekerjaan yang sudah ditentukan
sebelumnya. Komunikasi hendaknya dilakukan secara singkat,
padat, dan jelas karena hal ini dapat menghindarkan pemborosan
waktu.
e. Penundaan
Penundaan mengakibatkan seseorang tidak dapat menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu. Ada tiga sebab yang mengarah ke
penundaan, yaitu: tidak menyenangkan, proyek yang sulit, dan
keraguan.
f. Sikap asertif
Sikap asertif diperlukan untuk menolak suatu permintaan maupun
tugas yang akan mengurangi efektivitas. Dengan sikap asertif,
individu dapat membatasi diri untuk hanya mengerjakan hal-hal
yang penting saja yang mengarah pada tercapainya tugas akhir.
Menurut Richards dan Mackenzie (dalam Timpe, 1999, h.
188-189), ada beberapa aspek dalam manajemen waktu, antara lain:
-
13
a. Perencanaan: penetapan prioritas dan penetapan tujuan.
b. Organisasi: penataan meja, penetapan wewenang dan tanggung
jawab, dan pengaturan jadwal.
c. Penetapan staf: terlatih atau tidak, jumlah kehadiran dan
kemandirian staf.
d. Mengarahkan: delegasi yang efektif, adanya koordinasi atau
kerjasama.
e. Pengendalian: gangguan telepon atau tamu, sulit menolak suatu
tugas atau permintaan, informasi tidak lengkap.
f. Komunikasi: rapat dan penyampaian instruksi yang jelas.
Membuat keputusan: penundaan atau keraguan, keputusan yang
tergesa-gesa.
Dari uraian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
manajemen waktu memiliki tujuh aspek, yaitu: menghindari
kebiasaan menghabiskan waktu, menetapkan sasaran, menetapkan
prioritas, komunikasi, penundaan, organisasi, dan asertif.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Waktu
Manajemen waktu seseorang bisa berbeda dengan orang yang
lain. Hal ini karena adanya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
manajemen waktu. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah sebagai
berikut:
a. Jenis kelamin
Penelitian Macan dkk (1990, h. 71) telah membuktikan bahwa
manajemen waktu mahasiswa wanita lebih baik dari pada
-
14
manajemen waktu pria. Hal ini ditunjang oleh pendapat yang
mengatakan bahwa bila wanita mempunyai waktu luang, mereka
lebih suka mengisinya dengan mengerjakan berbagai pekerjaan
ringan dari pada hanya santai saja. Oleh sebab itu, dapat
dikatakan bahwa hampir seluruh waktunya diisi dengan kegiatan.
Hal demikian berbeda dengan kaum pria yang lebih suka mengisi
waktu luangnya dengan tidur atau santai (Kartono, 1989, h. 185).
b. Usia
Hasil penelitian Macan dkk (1990, h. 760) juga menunjukkan
bahwa ada hubungan positif antara usia dengan manajemen
waktu mahasiswa. Semakin tinggi usia mahasiswa, semakin baik
pula manajemen waktunya.
Menurut Hofer dkk (2007, h. 17-28), ada tiga faktor yang
mempengaruhi manajemen waktu, yaitu:
a. Pengaturan diri (self-regulation)
Dengan adanya pengaturan diri, seseorang dapat mengatur
waktunya dengan baik.
b. Motivasi
Seseorang yang bermotivasi tinggi memiliki manajemen waktu
yang tinggi. Hal ini ditunjang oleh penelitian Vansteenkiste dkk
(2005, h. 472-473) yang menunjukkan semakin tinggi motivasi
internal seseorang, semakin tinggi manajemen waktunya.
c. Pencapaian tujuan
Seseorang yang berusaha mencapai tujuannya akan dapat
mengatur waktunya dengan baik.
-
15
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
manajemen waktu pada mahasiswa dipengaruhi oleh lima faktor,
yaitu jenis kelamin, usia, pengaturan diri (self-regulation), motivasi,
dan pencapaian tujuan.
B. MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA BEKERJA
1. Pengertian Motivasi Belajar pada Mahasiswa Bekerja
Banyak ahli mendefinisikan motivasi dengan cara dan gaya
yang berbeda, namun esensinya menuju kepada maksud yang sama.
Kata dasar motivasi (motivation) adalah motif (motive) yang berarti
dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Oleh
karena itu, motivasi dapat berarti suatu kondisi yang mendorong atau
menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan / kegiatan yang
berlangsung secara sadar (Suratman, 2003, h. 169-173).
Makmun (1996, h. 37) mendefinisikan motivasi sebagai suatu
kekuatan atau tenaga atau daya atau suatu keadaan yang kompleks
dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan
tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.
Menurut Rivai (2004, h. 455-456), motivasi adalah
serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk
mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan
nilai tersebut merupakan suatu yang invisible yang memberikan
kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam
mencapai tujuan. Apabila individu termotivasi, maka individu akan
-
16
membuat pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu karena dapat
memuaskan keinginannya.
Kartono (1992, h. 290) berpendapat bahwa motivasi
merupakan organisme untuk melakukan suatu sikap atau perilaku
yang dipengaruhi oleh kebutuhan dan diarahkan pada tujuan tertentu
yang telah direncanakan. Pendapat Kartono tersebut didukung oleh
Ahmadi dan Supriyono (1991, h. 139) yang menyatakan kalau
motivasi berhubungan dengan kebutuhan, motif, dan tujuan, yang
sangat mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar. Motivasi sangat
penting dalam proses belajar karena motivasi menggerakkan dan
mengarahkan suatu tindakan serta memilih tujuan yang dirasa paling
berguna bagi mahasiswa.
Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang sangat
penting bagi kelangsungan hidup manusia dalam penyesuaian diri
dengan lingkungan. Dalam proses belajar, seseorang berinteraksi
langsung dengan obyek dan menggunakan alat indera. Whittaker
(dalam Djamarah, 2002, h. 12) merumuskan belajar sebagai proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman. Menurut Winkel, belajar adalah suatu aktivitas psikis
yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, nilai dan sikap. Perubahan ini berlangsung relatif
konstan dan berbekas (Winkel, 1996, h. 36).
Sadli (1986, h. 127) mendefinisikan motivasi belajar sebagai
suatu kecenderungan di dalam individu untuk bertindak mencapai
-
17
suatu tujuan yang konkrit guna memuaskan apa yang akan dicapai
dalam belajar. Sadli juga mengatakan motivasi belajar merupakan
suatu unsur dalam diri individu yang dapat memberikan dorongan
bagi individu untuk bertindak mencapai hasil belajar yang lebih
tinggi.
Menurut Winkel (1996, h. 92), motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri seorang mahasiswa
yang dapat menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi
mencapai suatu tujuan tertentu. Motivasi belajar memegang peranan
penting dalam memberikan semangat dalam belajar sehingga
seorang mahasiswa yang bermotivasi tinggi akan cenderung
memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar.
Prihartini (dikutip Noegroho, 2005, h. 7) menyatakan bahwa
mahasiswa adalah suatu kelompok individu di lingkungan perguruan
tinggi yang sedang mengalami proses belajar untuk mempersiapkan
diri menjadi intelektual muda. Hal ini dapat dilakukan dengan
memperluas intelektual, melatih keterampilan, menumbuhkan sikap
positif, realistis, idealis, pragmatis, dan konseptual untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi serta dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan di berbagai bidang kehidupan maupun dalam
lingkungan masyarakat sesuai dengan profesi yang dipilihnya di
perguruan tinggi.
Kerja memiliki arti melakukan suatu pekerjaan atau berbuat
sesuatu yang digunakan untuk mencari nafkah (Badudu dan Zain,
-
18
1994, h. 488). Sedangkan menurut Ihromi (dalam Nurhayati, 1998,
h. 5), bekerja mempunyai arti kegiatan yang dilakukan seseorang,
baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk mendapatkan
penghasilan dalam bentuk uang ataupun barang, mengeluarkan
energi dan mempunyai nilai waktu. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2002, h. 488) disebutkan bahwa bekerja mempunyai arti
melakukan suatu pekerjaan atau berbuat sesuatu. Sedangkan kerja
part time itu sendiri berarti suatu pekerjaan sampingan selain
pekerjaan utama atau yang biasa disebut kerja sambilan (dikutip
Winarti, 2006, h. 13).
Bekerja tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
keluarga, melainkan juga untuk menerapkan keterampilan dan
pengetahuan yang telah diperoleh serta untuk mengembangkan dan
mengaktualisasikan diri (Winarti, 2006, h. 14). Hal ini didukung
oleh pendapat Orr (1990, h. 3) bahwa bekerja selain digunakan untuk
memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, dan sosiologis juga
dapat dijadikan ajang latihan untuk bertanggung jawab karena
keterkaitannya dengan orang lain dan lingkungan sosial.
Setelah meninjau pengertian motivasi belajar dan mahasiswa
bekerja di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa motivasi belajar
pada mahasiswa bekerja adalah dorongan yang dapat menimbulkan
kegiatan belajar untuk mencapai hasil belajar yang lebih tinggi yang
ada di dalam diri seorang mahasiswa yang sedang meningkatkan
kualitas dirinya dengan pendidikan di perguruan tinggi dan
melakukan aktivitas bekerja sambilan.
-
19
2. Aspek-aspek Motivasi Belajar
Dalam penelitian ini aspek motivasi belajar sama dengan
aspek motivasi pada umumnya. Menurut Purwanto (2000, h. 72),
aspek dari motivasi adalah:
a. Aspek menggerakkan
Aspek ini menunjukkan bahwa motivasi dapat menimbulkan
kekuatan belajar pada mahasiswa, memimpin seorang mahasiswa
untuk bertindak dengan cara tertentu dalam kegiatan belajar.
b. Aspek mengarahkan
Aspek ini menunjukkan bahwa motivasi menyediakan suatu
orientasi tujuan dalam belajar, sehingga tingkah laku mahasiswa
dapat diarahkan terhadap sesuatu.
c. Aspek menopang
Aspek ini digunakan untuk menjaga tingkah laku dalam belajar.
Lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah
dorongan-dorongan serta kekuatan-kekuatan mahasiswa.
Menurut Siagian (1995, h. 138), aspek dari motivasi adalah:
a. Kebutuhan
Kebutuhan timbul dalam diri seseorang apabila ia merasa adanya
kekurangan dalam dirinya.
b. Dorongan
Usaha untuk mengatasi ketidakseimbangan biasanya
menimbulkan dorongan. Dorongan merupakan usaha pemenuhan
kekurangan secara terarah. Dorongan berorientasi pada tindakan
tertentu yang secara sadar dilakukan oleh seseorang.
-
20
c. Tujuan
Tujuan adalah segala sesuatu yang menghilangkan kebutuhan dan
mengurangi dorongan. Dengan kata lain, mencapai tujuan berarti
mengembalikan keseimbangan dalam diri seseorang.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan aspek motivasi
menurut Purwanto, yaitu: menggerakkan, mengarahkan, dan
menopang.
C. HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR PADA
MAHASISWA BEKERJA DENGAN MANAJEMEN WAKTU
Bekerja pada dasarnya mendidik seseorang menjadi kian dewasa
karena ia terbebani oleh suatu tanggung jawab pekerjaan yang harus
diselesaikan. Selain itu dengan bekerja, mahasiswa dapat
mengembangkan pengetahuan yang diperolehnya dari kampus sehingga
dapat mendukung untuk berkarir dan apa yang diperolehnya dari dunia
pekerjaan akan memperkaya pengetahuannya. Blum (1958, h. 553-555)
mengatakan bahwa kerja adalah satu bentuk dari aktivitas yang
mendapat dukungan sosial serta mendapatkan dukungan individu yang
melakukan aktivitas tersebut. Aktivitas sosial tersebut akan menjadi
bentuk yang mantap dalam kehidupan untuk memenuhi kebutuhan dan
tercapainya tujuan seseorang.
Mahasiswa harus dapat membagi waktu dan konsentrasinya
menjadi dua serta bertanggung jawab terhadap komitmen dari kedua
aktivitas tersebut. Dalam menjaga komitmen dibutuhkan motivasi yang
tinggi, terutama motivasi belajar karena motivasi belajar mempengaruhi
-
21
tujuan dalam berprestasi dan usaha-usaha yang dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut. Motivasi belajar adalah dorongan yang dapat
menimbulkan kegiatan belajar untuk mencapai hasil belajar yang lebih
tinggi. Dengan adanya motivasi belajar dapat menggerakkan mahasiswa
bekerja untuk lebih rajin belajar dan mengarahkan mahasiswa bekerja
untuk mencapai tujuannya, misalnya dengan mengatur atau me-manage
waktu agar dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu (Purwanto, 2000, h.
72).
Motivasi belajar mempengaruhi mahasiswa bekerja dalam
menyeimbangkan antara kuliah dan pekerjaan. Mahasiswa bekerja yang
memiliki motivasi belajar tinggi biasanya mampu me-manage
waktunya, sedangkan mahasiswa bekerja yang motivasi belajarnya
rendah biasanya kurang mampu me-manage waktunya. Hal ini sesuai
dengan teori yang mengatakan bahwa seseorang yang memiliki motivasi
belajar rendah tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya
tidak tertuju pada pelajaran, dan sering meninggalkan pelajaran
(Ahmadi, 1991, h. 79).
Motivasi belajar merupakan salah satu kendala yang sering
dialami oleh remaja menjelang dewasa, dalam hal ini termasuk
mahasiswa yang bekerja (Hurlock, 1996, h. 213).
Hidup bagi kebanyakan orang dewasa adalah sangat sibuk.
Kemampuan untuk mengatur waktu seefektif mungkin menjadi sangat
penting jika menginginkan tercapainya sasaran atau tujuan (Brecht,
2000, h. 33). Pada kenyataannya banyak mahasiswa yang bekerja justru
kurang mampu me-manage waktunya untuk meningkatkan prestasinya
-
22
di kampus. Mereka cenderung mengabaikan tugasnya sebagai
mahasiswa. Hal ini dikarenakan apabila mahasiswa yang bekerja tidak
dapat mengatur waktu dengan baik maka selain pekerjaan, tugas-tugas
kuliah pun tidak dapat terselesaikan tepat waktu dan cenderung
melakukan pekerjaan yang sebenarnya tidak perlu dilakukan dalam
waktu yang ada sehingga terjadilah pemborosan waktu dan tenaga
(Hardjana, 1994, h. 47).
Dua macam kebiasaan yang secara tetap melekat pada mahasiswa
yang bekerja adalah suka membuang-buang waktu dan senang
membolos (Taylor, 1990, h. 72). Mahasiswa juga suka menunda-nunda
pekerjaan. Ada tiga sebab yang mengarah ke penundaan, yaitu pekerjaan
yang tidak menyenangkan, pekerjaan yang sulit, dan keraguan. Dengan
menunda-nunda pekerjaan yang semakin menumpuk akan menambah
beban bagi mahasiswa tersebut di kemudian hari. Kondisi tersebut
menyebabkan mahasiswa merasakan adanya tekanan karena terlalu
banyak yang harus dilakukan dan waktu yang ada tidak cukup untuk
mengerjakannya (Gitlin, 1991, h. 72).
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya motivasi belajar diharapkan mahasiswa yang bekerja
dapat meningkatkan manajemen waktunya. Semakin tinggi motivasi
belajar maka semakin tinggi kemampuan manajemen waktunya pada
mahasiswa bekerja.
-
23
D. HIPOTESIS
Dari uraian di atas, penulis mengajukan hipotesis bahwa ada
hubungan positif antara motivasi belajar pada mahasiswa bekerja
dengan manajemen waktu. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi
belajar yang dimiliki seorang mahasiswa bekerja maka semakin tinggi
kemampuan manajemen waktunya. Sebaliknya, semakin rendah
motivasi belajar yang dimiliki seorang mahasiswa bekerja maka
semakin rendah kemampuan manajemen waktunya.
-
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Tergantung : Manajemen Waktu
2. Variabel Bebas : Motivasi Belajar pada Mahasiswa Bekerja
B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
1. Manajemen Waktu
Manajemen waktu adalah proses menjadikan waktu menjadi
lebih produktif untuk mendapatkan manfaat yang maksimal. Untuk
mengukur manajemen waktu dipersiapkan skala manajemen waktu
yang tersusun atas beberapa aspek, yaitu: menghindari kebiasaan
menghabiskan waktu, menetapkan sasaran, menetapkan prioritas,
komunikasi, penundaan, organisasi, dan asertif. Semakin tinggi skor
yang diperoleh maka semakin tinggi kemampuan mengelola waktu
yang dimiliki oleh mahasiswa bekerja. Demikian sebaliknya.
2. Motivasi Belajar pada Mahasiswa Bekerja
Motivasi belajar pada mahasiswa bekerja adalah dorongan
atau keinginan yang ada dalam diri seorang mahasiswa yang sedang
meningkatkan kualitas dirinya dengan pendidikan di perguruan
tinggi dan melakukan aktivitas bekerja sambilan untuk rajin belajar
demi mendapatkan prestasi yang memuaskan selama menjalani
-
25
proses belajar di Universitas. Untuk mengukur motivasi belajar
dipersiapkan skala motivasi belajar yang tersusun atas beberapa
aspek, yaitu: menggerakkan, mengarahkan, dan menopang. Semakin
tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi motivasi belajar
yang dimiliki oleh mahasiswa bekerja. Demikian sebaliknya.
C. SUBYEK PENELITIAN
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang
memiliki pekerjaan sampingan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
b. Tidak sedang cuti
c. Semester IV VI
d. Pekerja paruh waktu dengan jumlah jam kerja antara 5-7 jam per
hari
e. Pekerjaan sesuai dengan bidang ilmunya.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah
dengan menggunakan teknik Incidental Sampling, yaitu pencarian
subyek dari individu-individu yang kebetulan dijumpai atau dapat
dijumpai saja yang diselidiki (Hadi, 2001, h. 80). Penulis memakai
teknik ini karena tidak semua mahasiswa Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang melakukan aktivitas bekerja sambilan dan
-
26
penulis tidak mengetahui secara jelas jumlah mahasiswa yang
bekerja.
D. METODE PENGUMPULAN DATA
1. Metode Skala
Dalam penelitian ini pengambilan data akan dilakukan
melalui teknik skala. Menurut Azwar (2000, h. 4), karakteristik skala
sebagai alat ukur adalah: stimulusnya berupa pertanyaan atau
pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak
diukur dan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang
bersangkutan.
Skala selalu berisi banyak item. Jawaban subyek terhadap
satu item baru merupakan sebagian dari banyak indikasi mengenai
atribut yang diukur, sedangkan kesimpulan akhir sebagai suatu
diagnosis baru dapat dicapai bila semua item telah direspon.
Respon subyek tidak diklasifikasikan benar atau salah.
Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan
sungguh-sungguh. Hanya saja jawaban yang berbeda akan
diinterpretasikan berbeda pula.
Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah skala
manajemen waktu yang berisi 42 item dan skala motivasi belajar
yang berisi 30 item.
-
27
2. Blue Print Skala Manajemen Waktu
Blue print manajemen waktu diungkap berdasarkan aspek-
aspek yang ada dalam manajemen waktu, yaitu: menghindari
kebiasaan menghabiskan waktu, menetapkan sasaran, menetapkan
prioritas, komunikasi, penundaan, organisasi, dan asertif, berbentuk
sebagai berikut:
Tabel 1 Blue Print Skala Manajemen Waktu
Jumlah Item ASPEK favorable unfavorable Jumlah
Menghindari kebiasaan menghabiskan waktu 3 3 6
Menetapkan sasaran 3 3 6 Menetapkan prioritas 3 3 6 Komunikasi 3 3 6 Penundaan 3 3 6 Organisasi 3 3 6 Asertif 3 3 6
Jumlah 21 21 42
Pada skala tersebut masing-masing item menyediakan empat
kategori jawaban (sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, sangat tidak
sesuai). Pemberian skornya adalah:
a. Item Favorable:
Skor 4 untuk kategori jawaban Sangat Sesuai; skor 3
untuk kategori jawaban Sesuai; skor 2 untuk kategori jawaban
Tidak Sesuai; dan skor 1 untuk kategori jawaban Sangat Tidak
Sesuai.
-
28
b. Item Unfavorable:
Skor 4 untuk kategori jawaban Sangat Tidak Sesuai; skor
3 untuk kategori jawaban Tidak Sesuai; skor 2 untuk kategori
jawaban Sesuai; dan skor 1 untuk kategori jawaban Sangat
Sesuai.
3. Blue Print Skala Motivasi Belajar
Blue print motivasi belajar diungkap berdasarkan aspek-aspek
yang ada dalam motivasi belajar, yaitu: menggerakkan,
mengarahkan, dan menopang, berbentuk sebagai berikut:
Tabel 2 Blue Print Skala Motivasi Belajar
Jumlah Item ASPEK favorable unfavorable Jumlah
Menggerakkan 5 5 10 Mengarahkan 5 5 10 Menopang 5 5 10
Jumlah 15 15 30
Pada skala tersebut masing-masing item menyediakan empat
kategori jawaban (sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, sangat tidak
sesuai). Pemberian skornya adalah:
a. Item Favorable:
Skor 4 untuk kategori jawaban Sangat Sesuai; skor 3
untuk kategori jawaban Sesuai; skor 2 untuk kategori jawaban
Tidak Sesuai; dan skor 1 untuk kategori jawaban Sangat Tidak
Sesuai.
-
29
b. Item Unfavorable:
Skor 4 untuk kategori jawaban Sangat Tidak Sesuai; skor
3 untuk kategori jawaban Tidak Sesuai; skor 2 untuk kategori
jawaban Sesuai; dan skor 1 untuk kategori jawaban Sangat
Sesuai.
E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR
1. Uji Validitas Skala
Hadi (2001, h. 102) menyatakan bahwa validitas adalah
seberapa cermat suatu alat ukur dapat mengungkap dengan jitu
gejala-gejala atau bagian-bagian yang hendak diukur. Validitas
dalam pengertian umum merupakan ketepatan dan kecermatan skala
dalam menjalankan fungsi ukurnya, artinya sejauhmana skala itu
mampu mengukur atribut yang harus diukur (Azwar, 2000, h. 7). Uji
validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi Product
Moment dari Pearson. Perhitungan dilakukan dengan alat bantu
komputer dengan program Statistical Packages for Social Sciences
(SPSS) for Windows Release 13.
Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini
masih perlu dikoreksi mengingat ada kelebihan bobot pada koefisien
korelasi tersebut. Kelebihan bobot ini terjadi karena nilai butir item
yang dikorelasikan dengan nilai total masih ikut sebagai komponen
nilai total sehingga menyebabkan koefisien menjadi besar (Ancok,
1987, h. 17). Untuk menghindari terjadinya hasil yang terlalu tinggi
atau over estimate maka digunakan teknik korelasi Part Whole.
-
30
Perhitungan dilakukan dengan alat bantu komputer dengan program
Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) for Windows Release
13.
2. Uji Reliabilitas Skala
Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauhmana hasil
pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya atau diandalkan
(Suryabrata, 2000, hal 29). Hal ini ditunjukkan dengan taraf
keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh para subyek.
Reliabilitas (keterandalan) suatu instrumen merupakan syarat dalam
pengumpulan data sehingga dapat secara konsisten memberi hasil
yang sama meskipun digunakan berulang kali pada waktu yang
berbeda. Uji reliabilitas alat ukur penelitian ini menggunakan teknik
koefisien Alpha Cronbach. Perhitungan dilakukan dengan alat bantu
komputer dengan program Statistical Packages for Social Sciences
(SPSS) for Windows Release 13.
F. ANALISIS DATA
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan untuk
mencari hubungan antara motivasi belajar dengan manajemen waktu
pada mahasiswa bekerja adalah teknik korelasi Product Moment dari
Pearson. Perhitungan dilakukan dengan alat bantu komputer dengan
program Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) for Windows
Release 13.
-
31
BAB IV
PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
A. ORIENTASI KANCAH PENELITIAN
Sebelum penelitian dilaksanakan, tahap awal yang harus
dilakukan adalah menentukan tempat di mana penelitian akan
dilakukan, serta mempersiapkan segala sesuatunya agar kegiatan
penelitian menjadi lancar. Dalam penelitian ini, penulis mengambil
subyek penelitian pada mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang yang memiliki pekerjaan. Alasan penulis melakukan
penelitian pada mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang adalah :
1. Ciri-ciri subyek yang akan diteliti memenuhi syarat tercapainya
tujuan penelitian.
2. Jumlah subyek memenuhi syarat penelitian.
3. Memfokuskan subyek penelitian.
4. Memperoleh ijin dari pihak Rektorat Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang.
Universitas Katolik Soegijapranata terletak di Jalan Pawiyatan
Luhur IV no. 1, Bendan Dhuwur Semarang. Universitas Katolik
Soegijapranata berdiri pada tanggal 5 Agustus 1982 berdasarkan
keputusan koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah Jawa Tengah
No.059/K/22/Kop/VII/1982 yang dikuatkan dengan keputusan
Mendikbud RI tanggal 24 September 1983 No.0400/0/1983. Lembaga
-
32
pendidikan ini berdasarkan Surat Keputusan Yayasan Sandjaja
No.175/YS/SK/VII/1981.
Saat ini Universitas Katolik Soegijapranata Semarang memiliki
sembilan fakultas, yaitu: Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik Industri,
Fakultas Sastra, Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Psikologi,
Fakultas Hukum, Fakultas Arsitektur, Fakultas Teknik, dan Fakultas
Ilmu Komputer, yang terdiri dari 12 program studi, yaitu: Ekonomi
Manajemen, Ekonomi Akuntansi, Ekonomi Perpajakan, Teknik Elektro,
Sastra Inggris, Bahasa Inggris, Teknologi Pangan, Psikologi, Hukum,
Arsitektur, Teknik Sipil, dan Ilmu Komputer. Berdasarkan wawancara,
pada umumnya di tiap fakultas terdapat mahasiswa yang berstatus
kuliah sambil bekerja. Jumlah mahasiswa masing-masing fakultas
terhitung tahun 2005 dan 2006 dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Jumlah Mahasiswa Program S1 Unika Soegijapranata Semarang
Jumlah Mahasiswa No. Fakultas Tahun 2005 Tahun 2006 Jumlah
1 Psikologi 148 190 338 2 Sastra Inggris 34 42 76 3 Ekonomi Akuntansi 183 193 376 4 Ekonomi Manajemen 149 151 300 5 Teknik Sipil 15 26 41 6 Teknik Elektro 19 21 40 7 Teknik Pangan 110 119 229
Total 658 742 1400
B. PERSIAPAN PENELITIAN
Persiapan penelitian yang dilakukan mencakup dua tahap, yaitu
penyusunan skala dan perijinan penelitian.
-
33
1. Penyusunan Skala
Penelitian ini menggunakan skala sebagai alat pengumpul
data. Skala yang digunakan ada dua macam yaitu skala manajemen
waktu dan skala motivasi belajar. Kedua skala tersebut disusun
sendiri oleh penulis sehingga masih perlu diuji validitas dan
reliabilitasnya.
a. Skala Manajemen Waktu
Skala manajemen waktu ini disusun berdasarkan tujuh
aspek yang ada dalam manajemen waktu, yaitu: menghindari
kebiasaan menghabiskan waktu, menetapkan sasaran,
menetapkan prioritas, komunikasi, penundaan, organisasi, dan
asertif. Jumlah item skala manajemen waktu yang akan
digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 42 item. Dari 42
item pernyataan ini terdiri dari 21 item pernyataan favorable dan
21 item pernyataan unfavorable. Setiap item mempunyai empat
kemungkinan jawaban, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S),
Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).
Pernyataan yang bersifat mendukung atau favorable
memiliki skor empat untuk jawaban Sangat Sesuai (SS); skor tiga
untuk jawaban Sesuai (S); skor dua untuk jawaban Tidak Sesuai
(TS); dan skor satu untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS).
Pernyataan yang bersifat tidak mendukung atau unfavorable
memiliki skor empat untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS);
skor tiga untuk jawaban Tidak Sesuai (TS); skor dua untuk
-
34
jawaban Sesuai (S); dan skor satu untuk jawaban Sangat Sesuai
(SS).
Distribusi sebaran item dan jumlah item tiap-tiap aspek
manajemen waktu dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Sebaran Item Skala Manajemen Waktu
Jumlah Item ASPEK favorable unfavorable Jumlah
Menghindari kebiasaan menghabiskan waktu
1, 15, 29 8, 22, 36 6
Menetapkan sasaran 9, 23, 37 2, 16, 30 6 Menetapkan prioritas 3, 17, 31 10, 24, 38 6 Komunikasi 11, 25, 39 4, 18, 32 6 Penundaan 5, 19, 33 12, 26, 40 6 Organisasi 13, 27, 41 6, 20, 34 6 Asertif 7, 21, 35 14, 28, 42 6
Jumlah 21 21 42
b. Skala Motivasi Belajar
Skala motivasi belajar ini disusun berdasarkan tiga aspek
yang ada dalam motivasi belajar, yaitu: menggerakkan,
mengarahkan, dan menopang. Jumlah item skala motivasi belajar
yang akan digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 30 item.
Dari 30 item pernyataan ini terdiri dari 15 item pernyataan
favorable dan 15 item pernyataan unfavorable. Setiap item
mempunyai empat kemungkinan jawaban, yaitu: Sangat Sesuai
(SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai
(STS).
Pernyataan yang bersifat mendukung atau favorable
memiliki skor empat untuk jawaban Sangat Sesuai (SS); skor tiga
-
35
untuk jawaban Sesuai (S); skor dua untuk jawaban Tidak Sesuai
(TS); dan skor satu untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS).
Pernyataan yang bersifat tidak mendukung atau unfavorable
memiliki skor empat untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS);
skor tiga untuk jawaban Tidak Sesuai (TS); skor dua untuk
jawaban Sesuai (S); dan skor satu untuk jawaban Sangat Sesuai
(SS).
Distribusi sebaran item dan jumlah item tiap-tiap aspek
motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5 Sebaran Item Skala Motivasi Belajar
Jumlah Item ASPEK favorable unfavorable Jumlah
Menggerakkan 1, 7, 13, 19, 25 4, 10, 16, 22, 28 10 Mengarahkan 5, 11, 17, 23, 29 2, 8, 14, 20, 26 10 Menopang 3, 9, 15, 21, 27 6, 12, 18, 24, 30 10
Jumlah 15 15 30
2. Perijinan Penelitian
Untuk dapat melakukan suatu penelitian, penulis terlebih
dahulu harus mendapatkan ijin dari pihak yang terkait. Prosedur
pembuatan surat permohonan diawali dengan membuat surat
permohonan untuk dibuatkan surat permohonan ijin penelitian
kepada Dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang yang menyatakan bahwa penulis benar-benar mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
yang akan melakukan penelitian untuk menyusun tugas akhir atau
skripsi. Selanjutnya, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik
-
36
Soegijapranata Semarang memohon ijin dengan surat No.
892/B.7.3/FP/V/2008 tanggal 30 Mei 2008 kepada Wakil Rektor I
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Pada tanggal 04 Juni
2008, Wakil Rektor I memberikan surat ijin No.
1271/B.7.3/WR1/VI/2008 kepada penulis untuk melakukan
penelitian di lingkungan Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang dengan catatan tidak mengganggu aktivitas para
narasumber dan setelah selesai mengadakan penelitian bersedia
memberikan laporan.
C. PELAKSANAAN PENELITIAN
Penulis menggunakan try out terpakai, yaitu pengambilan data
hanya dilakukan satu kali dan sekaligus dipergunakan sebagai data
penelitian. Alasan penulis menggunakan try out terpakai adalah
keterbatasan subyek penelitian dan juga mempertimbangkan efisiensi
waktu, biaya, dan tenaga dalam pelaksanaan penelitian.
Pengumpulan data penelitian dilakukan selama dua hari, yaitu
pada tanggal 4-5 Juni 2008. Penelitian ini dilakukan dengan cara
Incidental Sampling. Subyek yang dijadikan sampel untuk penelitian
harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh penulis, yaitu:
mahasiswa Unika Soegijapranata semester IV VI yang memiliki
pekerjaan sampingan, jam kerja antara 5-7 jam per hari, tidak sedang
cuti, dan memiliki pekerjaan sesuai dengan bidang ilmunya.
Sebelum pengisian dilakukan, penulis mendekati calon subyek,
mengajaknya berkenalan dan menanyakan persyaratan yang telah
-
37
ditentukan penulis supaya calon subyek dapat menjadi subyek penulis.
Setelah proses pengisian selesai, penulis menerima kembali skala yang
telah diisi oleh subyek. Selama proses pengumpulan data, penyebaran
angket dilakukan oleh penulis sendiri. Penelitian dilaksanakan pada 50
mahasiswa yang sesuai dengan ciri-ciri penelitian, alasannya karena
untuk penelitian minimal jumlah subyeknya 30 orang sehingga jumlah
subyek 50 orang dianggap sudah mewakili sebagai sampel penelitian.
Setelah pengumpulan data, penulis melakukan skoring terhadap
jawaban subyek dan membuat tabulasi skor. Hasil tabulasi skor
digunakan untuk melakukan uji alat ukur. Data selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran B. Setelah dilakukan uji validitas dan diketahui
item yang valid dan gugur maka skor item yang gugur disisihkan dan
skor item yang valid ditabulasi ulang. Hasil tabulasi ulang tersebut
dijadikan data penelitian. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
C dan D.
Tabel 6 Jumlah Subyek Penelitian
No. Fakultas Jumlah Subyek 1 Psikologi 34 2 Sastra Inggris 7 3 Ekonomi Akuntansi 4 4 Ekonomi Manajemen 2 5 Teknik Sipil 1 6 Teknik Elektro 1 7 Teknik Pangan 1
Jumlah 50
-
38
D. HASIL UJI VALIDITAS dan RELIABILITAS ALAT UKUR
Pengujian validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur dilakukan
dengan menggunakan program komputer Statistical Packages for Social
Sciences (SPSS) for Windows Release 13 dengan menggunakan korelasi
Product Moment yang kemudian dikoreksi dengan teknik korelasi Part
Whole. Sedangkan untuk uji reliabilitas menggunakan teknik Alpha
Cronbach.
1. Skala Manajemen Waktu
Uji validitas pada skala manajemen waktu dengan r tabel =
0,300 dalam taraf signifikansi 5% dapat diketahui bahwa dari 42
item yang ada, terdapat 20 item valid dan 22 item gugur. Koefisien
validitasnya bergerak dari 0,325 sampai dengan 0,720. Rincian item
yang valid dan gugur pada skala manajemen waktu dapat dilihat
pada tabel 7.
Pengujian reliabilitas untuk skala manajemen waktu
dilakukan berdasarkan atas item yang valid. Hasil uji reliabilitas
skala manajemen waktu adalah = 0,884. Hasil perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran D-1.
-
39
Tabel 7 Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Manajemen Waktu
Jumlah Item ASPEK favorable unfavorable Jumlah
Menghindari kebiasaan menghabiskan waktu
1*, 15, 29* 8, 22*, 36 6
Menetapkan sasaran 9, 23, 37 2*, 16*, 30 6 Menetapkan prioritas 3*, 17*, 31* 10, 24*, 38* 6 Komunikasi 11*, 25*, 39* 4*, 18*, 32 6 Penundaan 5, 19, 33* 12, 26, 40 6 Organisasi 13*, 27, 41 6, 20, 34 6 Asertif 7*, 21*, 35* 14*, 28*, 42 6
Jumlah 21 21 42 Keterangan : Tanda * = item yang gugur
2. Skala Motivasi Belajar
Uji validitas pada skala motivasi belajar dengan r tabel = 0,300
dalam taraf signifikansi 5% dapat diketahui bahwa dari 30 item yang
ada, terdapat 11 item valid dan 19 item gugur. Koefisien validitasnya
bergerak dari 0,341 sampai dengan 0,507. Rincian item yang valid
dan gugur pada skala motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 8.
Pengujian reliabilitas untuk skala motivasi belajar dilakukan
berdasarkan atas item yang valid. Hasil uji reliabilitas skala motivasi
belajar adalah = 0,763. Hasil perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran D-2.
-
40
Tabel 8 Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Motivasi Belajar
Jumlah Item ASPEK favorable unfavorable Jumlah
Menggerakkan 1*, 7, 13*, 19*, 25 4*, 10, 16*, 22*, 28* 10 Mengarahkan 5, 11, 17*, 23, 29 2*, 8, 14*, 20*, 26 10 Menopang 3*, 9*, 15*, 21*, 27 6*, 12*, 18*, 24*, 30 10
Jumlah 15 15 30 Keterangan : Tanda * = item yang gugur
-
41
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. UJI ASUMSI
Setelah dilakukan penelitian, dilakukan beberapa tahapan uji
asumsi untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data penelitian.
1. Uji Normalitas
Data setiap variabel diuji dengan program uji normalitas
sebaran. Perhitungan normalitas sebaran dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis Kolmogorov Smirnov (K-S Z).
Perhitungan dilakukan dengan alat bantu komputer dengan program
Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) for Windows Release
13.
Hasil yang diperoleh menunjukkan K-S Z variabel
manajemen waktu pada mahasiswa bekerja sebesar 0,761 dengan
p>0,05. Sedangkan dari uji normalitas untuk variabel motivasi
belajar pada mahasiswa bekerja adalah 0,755 dengan p>0,05.
Berdasarkan kedua uji normalitas tersebut dapat disimpulkan bahwa
variabel manajemen waktu dan motivasi belajar pada mahasiswa
bekerja berdistribusi normal. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran E-1.
2. Uji Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan dengan alat bantu komputer
dengan program Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) for
Windows Release 13 program linieritas. Hasil uji linieritas
-
42
menunjukkan korelasi yang linier antara manajemen waktu dengan
motivasi belajar pada mahasiswa bekerja, hal ini ditunjukkan dengan
F linier = 31,031 dengan p
-
43
C. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini
diperoleh koefisien korelasi yang positif antara manajemen waktu
dengan motivasi belajar sebesar r xy = 0,627 dengan p
-
44
pekerjaannya. Mahasiswa bekerja yang tidak mampu mengatur
waktunya akan mengalami kesulitan dalam studinya. Mahasiswa bekerja
mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah,
selain itu ia juga dituntut untuk menyelesaikan serentetan pekerjaan
yang juga memerlukan banyak perhatian. Ketidakmampuan mahasiswa
untuk mengatur waktu dengan baik akan menyebabkan keduanya tidak
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu sehingga hasil yang
diperoleh tidak maksimal (Hardjana, 1994, h. 47).
Mahasiswa bekerja yang memiliki motivasi belajar tinggi mampu
me-manage waktunya, sedangkan mahasiswa bekerja yang motivasi
belajarnya rendah kurang mampu me-manage waktunya. Hal ini sesuai
dengan teori yang mengatakan bahwa seseorang yang memiliki motivasi
belajar rendah tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya
tidak tertuju pada pelajaran, dan sering meninggalkan pelajaran
(Ahmadi, 1991, h. 79). Pernyataan ini juga didukung oleh Hofer dkk
(2007, h. 18) yang mengatakan bahwa seseorang yang bermotivasi
tinggi memiliki manajemen waktu yang tinggi. Hal ini ditunjang oleh
penelitian Vansteenkiste dkk (2005, h. 472) yang menunjukkan semakin
tinggi motivasi internal seseorang, semakin tinggi manajemen
waktunya. Di sini tampak kaitan antara motivasi belajar dengan
manajemen waktu dan dari penelitian ini telah membuktikan adanya
hubungan antara motivasi belajar pada mahasiswa bekerja dengan
manajemen waktu.
Berdasarkan hasil analisis lebih lanjut, dari 50 mahasiswa bekerja
di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, terdapat 3 mahasiswa
-
45
bekerja yang motivasi belajarnya tergolong sangat tinggi; 13 mahasiswa
bekerja yang tergolong tinggi; 22 mahasiswa bekerja yang tergolong
cukup; 9 mahasiswa bekerja yang tergolong rendah; dan 3 mahasiswa
bekerja yang tergolong sangat rendah. Sedangkan untuk manajemen
waktunya, terdapat 2 mahasiswa bekerja yang manajemen waktunya
tergolong sangat tinggi; 14 mahasiswa bekerja yang tergolong tinggi; 22
mahasiswa bekerja yang tergolong cukup; 9 mahasiswa bekerja yang
tergolong rendah; dan 3 mahasiswa bekerja yang tergolong sangat
rendah. Dengan demikian, motivasi belajar dan manajemen waktu pada
mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang bekerja
tergolong cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa bekerja
di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang memiliki motivasi
untuk belajar dan mampu mengelola waktunya dengan cukup baik
apalagi pekerjaan yang mereka kerjakan sesuai dengan jurusan kuliah
yang mereka ambil sehingga keduanya dapat saling mendukung.
Ditinjau dari besarnya sumbangan efektif dari korelasi antara
motivasi belajar pada mahasiswa bekerja terhadap manajemen waktu
sebesar 39,3% terbukti bahwa sumbangan motivasi belajar cukup besar.
Selain itu masih ada faktor-faktor lain yang memberikan pengaruh
terhadap manajemen waktu yaitu sebesar 60,7%.
Dari hasil penelitian ini bagaimanapun juga belum bisa dikatakan
sempurna. Masih banyak faktor-faktor lain yang luput dari perhatian
penulis, termasuk di dalamnya item-item skala dalam penelitian ini
kemungkinan mengandung social desirability yang secara sadar atau
tidak sadar subyek penelitian memberikan respon sesuai dengan norma
-
46
yang berlaku di masyarakat sehingga jawaban tidak sesuai dengan
keadaan dirinya (faking good or bad). Penggunaan try out terpakai
dalam pengambilan data juga merupakan kelemahan dalam penelitian
ini karena setelah diuji validitasnya banyak item yang tidak valid
sehingga mengotori item-item yang valid.
-
47
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah :
1. Hipotesis penelitian diterima, yaitu ada hubungan positif yang
signifikan antara motivasi belajar pada mahasiswa bekerja dengan
manajemen waktu. Ini berarti semakin tinggi motivasi belajar yang
dimiliki seorang mahasiswa bekerja maka semakin tinggi
kemampuan manajemen waktunya. Sebaliknya, semakin rendah
motivasi belajar yang dimiliki seorang mahasiswa bekerja maka
semakin rendah kemampuan manajemen waktunya. Dengan
demikian, dapat diketahui manajemen waktu dan motivasi belajar
pada mahasiswa bekerja tergolong cukup tinggi.
2. Sumbangan efektif variabel motivasi belajar pada mahasiswa bekerja
terhadap manajemen waktu adalah sebesar 39,3%. Dengan kata lain,
ada variabel-variabel lain yang juga berpengaruh pada manajemen
waktu sebesar 60,7%.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis
memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi mahasiswa yang bekerja diharapkan untuk dapat
mempertahankan motivasi belajarnya, lebih baik lagi jika
ditingkatkan sehingga manajemen waktunya juga dapat lebih tinggi.
-
48
2. Bagi peneliti yang akan datang diharapkan untuk memperhatikan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi manajemen waktu dan
motivasi belajar. Disarankan pula untuk menggunakan try out tak
terpakai dalam pengambilan data.
-
49
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. dan Supriyono, W. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Ancok, D. 1987. Teknik Penyusunan Skala Pengukuran. Yogyakarta: Pusat
Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada Azwar, S. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Liberty _______. 2000. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset Badudu, J.S. dan Zain, S.M. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Brecht, G. 2000. Seri Mengenal Diri: Mengenal dan Menanggulangi Stres.
Alih Bahasa: Tim Redaksi Mitra Utama. Jakarta: PT. Prenhaurdo Davidson, J. 2001. Penuntun 10 Menit Manajemen Waktu. Alih Bahasa:
Niken Hindreswari. Yogyakarta: Andi Offset (Edisi pertama) Djamarah, S.B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Gie, T.L. 1984. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Pusat Kemajuan
Studi _______. 1991. Strategi Hidup Sukses. Yogyakarta: Liberti Gitlin, M. 1991. Kiat Membagi Waktu. Alih Bahasa: Daisy. Jakarta: Arcan
(Edisi kedua) Hadi, S. 2001. Metodologi Riset: Jilid 1. Yogyakarta: Andi Offset Handayani, M. 2002. Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan
Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan)
Handoko, M. 1992. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta:
Kanisius
-
50
Hardjana, A.M. 1994. Stres tanpa Distres: Seni Mengolah Stres. Yogyakarta: Kanisius
Hofer, M., Schmid, S., Fries, S., Dietz, F., Clausen, M., Reinders, H. 2007.
Individual Values, Motivational Conflicts, and Learning For School. Journal Learning and Instruction. Elsevier Ltd. Vol. 17 (17-28)
Hurlock, E.B. 1996. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih Bahasa: Meitasari Tjandrasa. Jakarta: Erlangga
Kartono, K. 1989. Psikologi Wanita Mengenal Gadis Remaja dan Wanita
Dewasa. Bandung: CV. Mandar Maju Macan, T.H., Shahani, C.R., Dipboye, R.L., Philips, A.P. 1990. College
Students Time Management: Correlations With Academic Performance. Journal of Educational Psychology. Washington: American Psychological Association. Vol. 97. No. 4 (760-768)
Makmun, A.S. 1996. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Meichati, S. 1983. Kesehatan Mental. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Moekijat. 1984. Kamus Manajemen. Bandung: Alumni Nasution, T. dan Nasution, N. 1985. Peranan Orangtua Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Anak. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia; dan Yogyakarta: Kanisius
Noegroho, Y.A. 2005. Hubungan antara Problem Focused Coping dan
Kecerdasan Emosional pada Mahasiswa. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan)
Orr, F. 1990. Sukses Belajar Sambil Bekerja. Jakarta: Binarupa Aksara Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka (Edisi ketiga) Rachmawati, W. 2001. Motivasi Belajar Siswa SLTP ditinjau dari Persepsi
terhadap Penerimaan Teman Sebaya dan Persepsi terhadap Guru.
-
51
Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan)
Rivai, V. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan:
Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Rusyan, A.T. 1992. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya Sadli, S. 1986. Inteligensi, Bakat dan Tes IQ. Jakarta: PT. Dian Rakyat Saputro, M.F.D.A. 2006. Prestasi Kerja Ditinjau Dari Kemampuan
Manajemen Waktu Pada Karyawan Bagian Marketing. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan)
Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada Setyobroto, S. 2003. Psikologi Olah Raga. Jakarta: Percetakan SOLO Soeharjono, L.B. 1996. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar.
Anima. Vol.XI. No. 42, Januari Maret Surya, H. 2003. Kiat Mengajar Anak Belajar dan Berprestasi. Jakarta:
Gramedia Suryabrata, S. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta:
Andi Offset Taylor, H.L. 1990. Manajemen Waktu: Suatu Pedoman Pengelolaan Waktu
Yang Efektif dan Produktif. Jakarta: Binarupa Aksara Timpe, A.D. 1999. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia: Mengelola
Waktu. Alih Bahasa: Susanto Budidharmo. Jakarta: Gramedia Vansteenkiste, M., Zhou, M., Lens, W., Soenens, B. 2005. Experiences of
Autonomy and Control Among Chinese Learners: Vitalizing or Immobilizing?. Journal of Educational Psychology. Washington: American Psychological Association. Vol. 97. No. 3 (468-483)
-
52
Wahyuni, S. 1997. Stress Kerja Wartawan TV Ditinjau Dari Manajemen Waktu dan Rasa Aman. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan)
Winarti, P.R. 2006. Problem Focused Coping pada Mahasiswa yang
Bekerja ditinjau dari Self Efficacy dan Jenis Kelamin. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan)
Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo
-
53
LAMPIRAN
-
54
LAMPIRAN A
SKALA PENELITIAN
-
55
No. : Jurusan : Semester : Pekerjaan :
PETUNJUK PENGISIAN SKALA
1. Skala ini terdiri dari 2, skala yang pertama berjumlah 30 item dan skala yang kedua berjumlah 42 item.
2. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut, kemudian jawablah dengan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
3. Tidak ada jawaban yang dianggap salah, semua jawaban adalah benar jika diisi dengan jujur sesuai dengan keadaan saat ini.
4. Pilih salah satu dari empat jawaban yang ada dan yang paling sesuai dengan memberi tanda silang (X). Pilihan jawaban yang tersedia sebanyak empat buah, yaitu : SS : Bila pernyataan tersebut SANGAT SESUAI S : Bila pernyataan tersebut SESUAI TS : Bila pernyataan tersebut TIDAK SESUAI STS : Bila pernyataan tersebut SANGAT TIDAK SESUAI
5. Jika Anda merasa bahwa jawaban yang Anda berikan salah dan Anda ingin mengganti dengan jawaban yang lain, maka Anda dapat langsung mencoret jawaban tersebut dengan memberikan tanda dua garis horisontal (=) pada pilihan jawaban yang salah dan menggantinya dengan jawaban yang baru / benar. Contoh : SS S TS STS SS S TS STS
6. Periksalah kembali semua jawaban dan pastikan telah terisi semua. 7. Kerahasiaan jawaban Anda terjamin. Hasil skala ini hanya digunakan untuk
penelitian skripsi. 8. Atas partisipasi dan kerjasama yang baik dari Anda, saya ucapkan terima
kasih.
SELAMAT MENGERJAKAN &
TERIMA KASIH
-
56
LAMPIRAN A-1
SKALA
MANAJEMEN WAKTU
-
57
Skala I
No. Pernyataan SS S TS STS
1 Saya memanfaatkan waktu untuk pergi ke perpustakaan bila ada mata kuliah kosong.
2 Ketika ke toko buku, saya sering tidak tahu judul ataupun nama pengarang dari buku yang hendak saya beli.
3 Saya lebih suka menyelesaikan tugas-tugas terlebih dahulu baru bersantai.
4 Saya lebih suka bertanya pada teman daripada dosen jika ada materi kuliah yang tidak saya mengerti.
5 Saya terbiasa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
6 Pada saat diskusi kelompok, pembahasan sering menyimpang dari materi yang sebenarnya.
7 Saya dengan mudah menolak permintaan tolong teman jika itu mengganggu waktu belajar saya.
8 Saya suka menghabiskan waktu dengan tidur.
9 Sebelum tidur, saya selalu mempersiapkan perlengkapan yang saya perlukan untuk kegiatan esok pagi.
10 Pembuatan jadwal kegiatan bagi saya hanya membuang waktu saja.
11 Dalam waktu singkat saya mampu memahami materi kuliah yang diberikan oleh dosen.
12 Jika merasa bosan, saya akan menghentikan pekerjaan itu kemudian mencari hiburan.
13 Sebelum mengambil mata kuliah tertentu, saya pastikan dahulu jadwal kuliahnya tidak berbenturan satu sama lain.
14 Saya sulit menolak teman yang meminta bantuan walaupun saya sedang sibuk.
15 Saya suka berdiskusi tentang pelajaran bersama teman-teman.
16 Saya sering bingung dengan apa yang harus saya kerjakan setelah selesai mengikuti kuliah.
17 Tugas kuliah yang dikejar deadline akan lebih saya utamakan.
18 Saya lebih suka menyampaikan sesuatu secara panjang lebar pada teman kuliah.
19 Saya tidak membiarkan pekerjaan menumpuk terlalu lama.
20 Kegiatan yang saya atur sebelumnya seringkali tidak terlaksana sesuai dengan jadwal yang sudah ada.
21 Saya akan mengutarakan bahwa waktu saya terbatas untuk melakukan suatu pekerjaan.
22 Saya suka menghabiskan waktu di kantin kampus sembari menunggu jam kuliah selanjutnya.
-
58
23 Saya sudah mempelajari terlebih dulu materi yang akan diberikan oleh dosen pada kuliah esok hari.
24 Saat tugas sudah menumpuk, saya sering tidak tahu mana yang harus saya dahulukan.
25 Saya akan bertanya pada dosen jika tidak mengerti materi yang sedang dijelaskan.
26 Saya baru menyelesaikan tugas atau pekerjaan jika sudah mendekati deadline.
27 Saya berusaha untuk tidak terlalu lama melakukan aktivitas yang tidak penting.
28 Ketika sedang kuliah, saya sering merasa segan untuk mengakhiri pembicaraan dengan teman meskipun itu tidak penting.
29 Usai kuliah biasanya saya langsung pulang. 30 Saya tidak mencatat jadwal kegiatan yang sudah saya susun
sehingga saya sering lupa.
31 Saya akan menyelesaikan tugas-tugas kuliah dari yang paling sedikit jumlahnya dulu baru kemudian yang banyak.
32 Saya lebih suka sms daripada telepon untuk menanyakan tentang tugas kuliah pada teman.
33 Saya tetap menyelesaikan tugas-tugas saya meskipun acara televisi favorit saya sudah mulai.
34 Saya kurang mampu memisahkan antara tugas kuliah dengan pekerjaan.
35 Pekerjaan tambahan akan saya tolak jika pekerjaan lama belum selesai.
36 Saya suka berbagi cerita pada teman tentang apa saja sembari menunggu dosen yang belum datang di kampus.
37 Saya selalu mencatat apa yang harus saya selesaikan dalam satu hari.
38 Saya memulai menyelesaikan pekerjaan darimanapun yang saya suka.
39 Saya sering bertanya pada dosen tentang tugas yang diberikan supaya tidak salah dalam mengerjakan.
40 Saya bersedia menunda pekerjaan saya untuk pergi bersenang-senang dengan teman-teman.
41 Saya mengatur jadwal saya setiap hari.
42 Saya tetap menerima telepon dari siapapun meski sedang sibuk.
-
59
LAMPIRAN A-2
SKALA
MOTIVASI BELAJAR
-
60
Skala II
No. Pernyataan SS S TS STS
1 Saya berusaha mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen.
2 Saya menjadi malas belajar karena sering mendapatkan nilai ujian jelek.
3 Saya tetap belajar dengan giat walaupun jauh dari orang tua. 4 Membaca buku pelajaran membuat saya bosan.
5 Saya belajar dengan tekun agar mendapatkan nilai yang memuaskan.
6 Menurut saya tidak perlu belajar setiap hari apalagi kalau yang dipelajari hanya pelajaran yang membosankan.
7 Saya menghabiskan banyak waktu untuk belajar sebelum ujian.
8 Tugas dari dosen yang terlalu banyak membuat saya malas untuk mengerjakannya.
9 Saya akan tetap gigih berusaha untuk belajar meskipun sering mendapat nilai jelek dalam ujian.
10 Saya hanya belajar apabila besok ada ujian.
11 Saya suka membaca buku-buku pengetahuan umum agar mendapat tambahan ilmu pengetahuan.
12 Bagi saya tidak masalah apabila lupa mengerjakan tugas dari dosen.
13 Saya tidak mengeluh tentang kegiatan di kampus yang sangat melelahkan karena saya menyukainya.
14 Saya merasa bosan jika harus belajar tiap hari.
15 Kritikan dari dosen mendorong saya untuk belajar lebih giat.
16 Saya bosan dengan kegiatan sehari-hari di kampus.
17 Saat kurang memahami materi pelajaran, saya akan bertanya pada dosen.
18 Suasana dalam lingkungan keluarga tidak mendukung saya untuk belajar.
19 Saya akan mencari cara yang baik agar dapat mengerti materi kuliah yang dipelajari di kampus.
20 Saya tidak akan belajar sebab nilai ujian saya sudah baik.
21 Dukungan dari orang tua membuat saya semangat untuk belajar.
22 Kalau ada tugas dari dosen, saya minta bantuan teman untuk mengerjakan.
23 Saya mencari buku yang direferensikan oleh dosen di perpustakaan.
24 Terlalu banyak materi yang harus dipelajari membuat saya
-
61
stress untuk mempelajarinya. 25 Saya selalu meluangkan waktu untuk belajar.
26 Materi kuliah yang sulit dimengerti membuat saya malas untuk belajar.
27 Saya memiliki teman-teman yang rajin belajar sehingga memacu semangat saya untuk belajar.
28 Saya jarang mengulangi kembali materi kuliah yang telah disampaikan di kampus.
29 Saya belajar tiap hari supaya nilai ujian saya tidak jelek.
30 Saya mudah terpengaruh dengan teman-teman untuk tidak menyelesaikan tugas-tugas kampus.
logo: