mandiri ske 2

9
LI 1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etika dalam melakukan euthanasia 1.1 Definisi euthanasia Euthanasia berasal dari bahasa Yunani Euthanathos. Eu= baik, tanpa penderitaan, sedang tanathos= mati. Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk memperpanjang hidup seorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu untuk memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang pasien, dan ini dilakukan untuk kepentingan pasien sendiri. 1.2 Jenis-jenis euthanasia A. Euthanasia aktif adalah tindakan secara sengaja yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lain untuk memperpendek atau mengakhiri hidup pasien. Merupakan tindakan yang dilarang, kecuali di negara yang telah memperbolehkan lewat peraturan perundangan. Pada tahun 2012, euthanasia dilegalkan di Belgia, Belanda, dan Luksemburg. Di beberapa negara lain, seperti Swiss dan Colombia, membantu seseorang untuk mati adalah sah dalam keadaan tertentu. Di Amerika Serikat, euthanasia legal hanya di negara bagian Washington, Oregon, dan Montana. B. Euthanasia pasif adalah dokter atau tenaga kesehatan lain secara sengaja tidak (lagi) memberikan bantuan medis yang dapat memperpanjang hidup pasien. Misalnya menghentikan pemberian infus, makanan lewat sonde, atau alat bantu nafas. C. Auto euthanasia adalah seorang pasien menolak secara tegas dengan sadar untuk menerima perawatan medis & dia mengetahui bahwa hal ini akan memperpendek atau mengakhiri hidupnya.

Upload: laudyastika

Post on 14-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

blok etik

TRANSCRIPT

LI 1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etika dalam melakukan euthanasia

1.1 Definisi euthanasia

Euthanasia berasal dari bahasa Yunani Euthanathos. Eu= baik, tanpa penderitaan, sedangtanathos= mati. Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk memperpanjang hidup seorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu untuk memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang pasien, dan ini dilakukan untuk kepentingan pasien sendiri.

1.2 Jenis-jenis euthanasia

A. Euthanasia aktif adalah tindakan secara sengaja yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lain untuk memperpendek atau mengakhiri hidup pasien. Merupakan tindakan yang dilarang, kecuali di negara yang telah memperbolehkan lewatperaturan perundangan. Pada tahun 2012, euthanasia dilegalkan di Belgia, Belanda, dan Luksemburg. Di beberapa negara lain, seperti Swiss dan Colombia, membantu seseorang untuk mati adalah sah dalam keadaan tertentu. Di Amerika Serikat, euthanasia legal hanya di negara bagian Washington, Oregon, dan Montana.

B. Euthanasia pasif adalah dokter atau tenaga kesehatan lain secara sengaja tidak (lagi) memberikan bantuan medis yang dapat memperpanjang hidup pasien. Misalnya menghentikan pemberian infus, makanan lewat sonde, atau alat bantu nafas.

C. Auto euthanasia adalah seorang pasien menolak secara tegas dengan sadar untuk menerima perawatan medis & dia mengetahui bahwa hal ini akan memperpendek atau mengakhiri hidupnya.

1.3 Indikasi dilakukannya euthanasia

Seseorang dianggap mati sehingga dapat diberlakukan hukum-hukum syara yang berkenaan dengan kematian, apabila telah nyata dari salah satu dari indikasi berikut :

1. Apabila jantungnya telah berhenti dan tidak bernafas lagi secara sempurna dan para dokter ahli telah memastikan bahwa berhentinya pernafasan itu tidak dapat kembali lagi (irreversible).2. Apabila seluruh organ otak telah tidak berfungsi lagi secara total (mati batang otak) dan para dokter ahli telah memastikan tidak dapat kembali lagi (irreversible), sementara otaknya mulai mengurai.

1.4 Hukum euthanasia berdasarkan KODEKI dan KUHP

Dalam mengamalkan pasal 7d KODEKI, yang berbunyi "Setiap dokter harussenantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani", maka yang jelas dilarang baik oleh Kode Etik Kedokteran, juga dilarang oleh Agama maupun Undang-Undang Negara adalah perbuatan-perbuatan: 1. Menggugurkan kandungan (abortus) tanpa indikasi yang benar. 2. Mengakhiri kehidupan seseorang pasien dengan alasan bahwa menurut ilmu kedokteranpenyakit yang dideritanya tidak mungkin lagi bisa disembuhkan (euthanasia).Pasal 344 KUHPBarang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang itu sendiri,yang disebutnya dengan nyata dan dengan sungguh-sungguh, dihukum penjara selama-lamanya dua belas tahun.

Pasal 338 KUHPBarang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain, dengan penjara selama-lamanya lima belas tahun.

Pasal 340 KUHPBarang siapa dengan sengaja dan direncanakan lebih dahulu menghilangkan jiwa orang lain, dihukum, karena pembunuhan direncanakan (moord), dengan hukuman hati atau penjara selama-lamanya seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun.

Pasal 359 KUHPBarang siapa karena salahnya menyebabkan kematian seseorang dihukum penjara selama-lamanya lima tahun atau kurungan selama-lamanya satu tahun.

Pasal 345 KUHPBarang siapa dengan sengaja menghasut orang lain untuk membunuh diri, menolongnya dalam perbuatan itu, atau memberikan daya upaya itu jadi bunuh diri, dihukum penjara selama-lamanya empat tahun.

LI 2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Bioetik dan Hukum Kedokteran

2.1 Definisi bioetik

Bios yang memiliki arti kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetik merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan juga ilmu kedokteran.Etik profesi kedokteran merupakan seperangkat perilaku para dokter dan dokter gigi dalam hubungannya dengan pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat dan mitra kerja. Rumusan perilaku para anggota profesi disusun oleh organisasi profesi bersama-samapemerintah menjadi suatu kode etik profesi yang bersangkutan. Tiap-tiap jenis tenaga kesehatan telah memiliki Kode Etiknya, namun Kode Etik tenaga tersebut mengacu pada Kode Etik kedokteran Indonesia ( KODEKI ).

2.2 Prinsip Kaidah Dasar Bioetik

Prinsip Bioetik BeneficienceYaitu prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan ke kebaikan pasien atau penyediaan keuntungan dan menyeimbangkan keuntungan tersebut dengan risiko dan biaya. Dalam Beneficence tidak hanya dikenalperbuatan untuk kebaikan saja, melainkan juga perbuatan yang sisi baiknya (manfaat) lebihbesar daripada sisi buruknya (mudharat). Tapi kewajiban berbuat baik ini bukan tanpa batas. Ada empat langkah proses untuk menilai risiko, sehingga kita bisa memperkirakan sejauh mana suatu kewajiban bersifat mengikat :1. Orang yang perlu bantuan itu mengalami suatu bahaya besar atau risiko kehilangan sesuatu yang penting2. Penolong sanggup melakukan sesuatu untuk mencegah terjadinya bahaya atau kehilangan 3. Tindakan penolong agaknya dapat mencegah terjadinya kerugian itu4. Manfaat yang diterima orang itu melebihi kerugian bagi penolong dan membawa risiko minimal.

Ciri-ciri Prinsip Bioetik Benefience, antara lain :a. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain)b. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusiac. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tak hanya menguntungkan dokterd. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannyae. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayangf. Menjamin kehidupan baik minimal manusiag. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien)h. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasieni. Minimalisasi akibat burukj. Kewajiban menolong pasien gawat daruratk. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhanl. Tidak menarik honorarium di luar kewajaranm. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhann. Mengembangkan profesi secara terus meneruso. Memberikan obat berkhasiat namun murahp. Menerapkan golden rule principle

Prinsip Bioetik Non-MalefienceTidak berbuat yang merugikan (non-maleficence). Praktik Kedokteran haruslah memilih pengobatan yang paling kecil risikonya dan paling besar manfaatnya. Misalnya segera melakukan pemeriksaan kerana kecurigaan. Kaidah ini pula penting terutama sekali ketika waktu-waktu emergensi atau gawat darurat. Kaidah ini bermaksud tidak menimbulkanbahaya atau kecederaan kepada pasien dari segi fisik atau psikologis. Prinsip non-maleficence ini boleh digambarkan dengan primum non nocere yaitu pertamajangan menyakiti. Prinsip ini menjadi suatu kewajipan apabila:1. Pasien berada dalam keadaan yang sangat berbahaya atau berisiko kehilangan sesuatu yang sangat penting seperti nyawa atau anggota badan.2. Tindakan dokter tadi ialah yang paling efektif pada waktu itu.3. Manfaat bagi pasien adalah lebih berbanding manfaat kepada dokter.Prinsip tidak merugikan (non maleficence), merupakan prinsip dasar menurut tradisi Hipocrates, primum non nocere. Jika kita tidak bisa berbuat baik kepada seseorang, paling tidak kita tidak merugikan orang itu. Dalam bidang medis, seringkali kita menghadapi situasidimana tindakan medis yang dilakukan, baik untuk diagnosis atau terapi, menimbulkan efekyang tidak menyenangkan. Ciri-ciri Prinsip Bioetik Non-Maleficence ialah:a. Menolong pasien yang emergensib. Mengobati pasien yang lukac. Tidak membunuh pasiend. Tidak menghina atau memanfaatkan pasiene. Tidak memandang pasien sebagai obyekf. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaiang. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan atau kerumah sakitan yang merugikan pihak pasien atau keluarganyah. Memberikan semangat hidupi. Melindungi pasien dari seranganj. Manfaat bagi pasien lebih banyak daripada kerugian dokter

Prinsip Bioetik Justice (Keadilan)Prinsip keadilan (justice), berupa perlakuan yang sama untuk orang-orang dalam situasi yang sama, artinya menekankan persamaan dan kebutuhan, bukannya kekayaan dan kedudukan sosial. Dalam rangka memberikan kepastian dan pelayanan yang standar dalambidang kedokteran, prinsip ini menuntut agar kita memperlakukan orang lain sesuai dengan haknya. Hakorang lain perlu dihargai dan jangan sampai dilanggar, persis seperti kita pun mengharapkan agar hak kita dihargai dan tidak dilanggar. Prinsip ini mengatur agar kita bertindaksedemikian rupa sehingga hak semua orang terlaksana secara kurang lebih sama sesuai dengan apa yang menjadi haknya tanpa saling merugikan. Ciri-ciri Prinsip Bioetik justice :a. Memberlakukan segala sesuatu secara universalb. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukanc. Menghargai hak sehat pasiend. Menghargai hak hukum pasiene. Menghargai hak orang lainf. Tidak melakukan penyalahgunaang. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosialh. Tidak memberbeban berat secara tidak merata tanpa lasan tepat atau sahi. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten

Prinsip Bioetik Otonomi ( Self-Determination )Prinsip menghormati otonomi pasien (Self-Determination), merupakan suatukebebasan bertindak dimana seseorang mengambil keputusan sesuai dengan rencana yangditentukannya sendiri. Di sini terdapat 2 unsur yaitu : kemampuan untuk mengambilkeputusan tentang suatu rencana tertentu dan kemampuan mewujudkan rencananya menjadikenyataan. Dalam hubungan dokter-pasien ada otonomi klinik atau kebebasan professionaldari dokter dan kebebasan terapetik yang merupakan hak pasien untuk menentukan yangterbaik bagi dirinya, setelah mendapatkan informasi selengkap-lengkapnya.

2.3 Manfaat Bioetik

Persamaan etik dan hukum :1. Sama-sama merupakan alat untuk mengatur terbitnya hidup bermasyarakat.2. Sebagai objeknya adalah tingkah laku manusia.3. Mengandung hak dan kewajiban anggota masyarakat agar tidak salig merugikan.4. Mengggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi.5. Sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para anggota senior.

Perbedaan etik dan hukum antara lain :

1. Etik berlaku untuk lingkungan profesi, sedang hukum berlaku untuk umum.2. Etik disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi, sedang hukum disusun oleh badanpemerintah.3. Etik tidak seluruhnya tertulis, hukum tercantum secara terinci dalam kitab undang-undang dan lembaran/berita Negara.4. Sanksi terhadap pelanggaran etik berupa tuntunan, sanksi terhadap pelanggaran hukumberupa tuntutan.5. Penyelesaian pelanggaran etik tidak selalu disertai bukti fisik, penyelesaianpelanggaran hukum memerlukan bukti fisik

LI 3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan euthanasia menurut sudut pandang Islam

3.1 Menurut Al-QuranEuropean Council for Fatwa and Research (ECFR) pada 30 Juli 2008 menulis artikel "Final Statement: Eleventh Ordinary Session of the European Council for Fatwa and Research". Setelah mempertimbangkan sikap hukum yang berbeda di negara-negara Barat tentang Euthanasia , baik dalam persetujuan atau penolakan , Dewan memutuskan sebagai berikut : Pelarangan euthanasia aktif langsung dan larangan bunuh diri serta ikut membantu. Karena menurut syari'at membunuh seorang pasien yang menderita penyakit tidak diperbolehkan bagi dokter , keluarga pasien atau pasien sendiri . Apapun penyakitnya dan bagaimanapun sakitnya dia tidak akan dibunuh karena putus asa dan kehilangan harapan dalam pemulihan. Al-Qur'an menegaskan tanpa keraguan bahwa pembunuhan dilarang mutlak.Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.(QS Al-Maidah: 32)

Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). (QS Al-Anam: 151) Dan tidak layak bagi seorang mumin membunuh seorang mumin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja). (QS An-Nisa: 92)

3.2 Menurut Al-Hadits

Pada prinsipnya pembunuhan secara sengaja terhadap orang yang sedang sakit berarti mendahului takdir. Allah telah menentukan batas akhir usia manusia. Dengan mempercepat kematiannya, pasien tidak mendapatkan manfaat dari ujian yang diberikan Allah Swt kepadanya, yakni berupa ketawakalan kepada-Nya. Euthanasia menandakan bahwa manusia terlalu cepat menyerah pada keadaan (fatalis), padahal Allah swt menyuruh manusia untuk selalu berusaha atau berikhtiarsampai akhir hayatnya. Bagi manusia tidak ada alasan untuk berputus asa atas suatu penyakit selama masih ada harapan, sebab kepadanya masih ada kewajiban untuk berikhtiar. Dalam hadits Nabi disebutkan betapapun beratnya penyakit itu, tetap ada obatpenyembuhnya.(HR Ahmad dan Muslim)

Daftar PustakaHanafiah MJ, Amir A. 2008. Buku Etikdan Hukum Kesehatan Edisi 4. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC.http://euthanasia.procon.org/http://www.amazine.co/14525/apa-itu-euthanasia-legalitas-euthanasia-di-berbagai-negara/Zuhroni, Riani N, Nazaruddin N. 2003. Islam Untuk Disiplin Ilmu Kesehatan dan Kedokteran 2 (Fiqih Kontemporer). Jakarta: Departemen Agama RI