manifestasi penyakit endokrin pada rongga mulut

5
MANIFESTASI PENYAKIT ENDOKRIN PADA RONGGA MULUT Manifestasi oral dari penyakit endokrin : 1. Diabetes Mellitus (DM) Banyak manifestasi rongga mulut pada DM, beberapa diantaranya dapat diketahui sejak awal tahun 1862. Pada umumnya gejala-gejalanya tampak parah, dan sangat progresive pada pasien IDDM (Independent Insulin DM) yang tidak terkontrol dari ada pasien NIDDM yang terkontrol. Penelitian menunjukkan bahwa umur, lama penyakit, dan tingkat kontrol metabolik memegang peranan penting timbulnya manifestasi-manifestasi rongga mulut pasien diabetes daripada jenis diabetes apakah IDDM atau NIDMM. Sekitar sepertiga pasien diabetes mempunyai keluhan xerostomia yang mana hal ini berkaitan dengan menurunnya aliran saliva dan meningkatnya glukosa saliva. Kemudian, pembesaran glandula parotis bilateral difus, keras, yang disebut sialadenosis dapat timbul. Proses ini tidak reversibel meskipun metabolisme karbohidrat terkontrol baik. Perubahan pengecapan dan sindrom mulut terbakar juga dilaporkan pada pasien DM tak terkontrol. Xerostomia merupakan faktor predisposisi berkembangnya infeksi rongga mulut. Mukosa yang kering dan rusak lebih mudah timbulnya infeksi oportunistik oleh Candida albican. Candidiasis erytematosus tampak sebagai atropi papila sentral pada papila dorsal lidah dan terdapat pada lebih dari 30% pasien DM.

Upload: rieeyha-zha

Post on 08-Feb-2016

338 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

:)

TRANSCRIPT

Page 1: Manifestasi Penyakit Endokrin Pada Rongga Mulut

MANIFESTASI PENYAKIT ENDOKRIN PADA RONGGA MULUT

Manifestasi oral dari penyakit endokrin :

1. Diabetes Mellitus (DM)

Banyak manifestasi rongga mulut pada DM, beberapa diantaranya dapat diketahui sejak

awal tahun 1862. Pada umumnya gejala-gejalanya tampak parah, dan sangat progresive pada

pasien IDDM (Independent Insulin DM) yang tidak terkontrol dari ada pasien NIDDM yang

terkontrol. Penelitian menunjukkan bahwa umur, lama penyakit, dan tingkat kontrol metabolik

memegang peranan penting timbulnya manifestasi-manifestasi rongga mulut pasien diabetes

daripada jenis diabetes apakah IDDM atau NIDMM. Sekitar sepertiga pasien diabetes

mempunyai keluhan xerostomia yang mana hal ini berkaitan dengan menurunnya aliran saliva

dan meningkatnya glukosa saliva. Kemudian, pembesaran glandula parotis bilateral difus, keras,

yang disebut sialadenosis dapat timbul. Proses ini tidak reversibel meskipun metabolisme

karbohidrat terkontrol baik. Perubahan pengecapan dan sindrom mulut terbakar juga dilaporkan

pada pasien DM tak terkontrol. Xerostomia merupakan faktor predisposisi berkembangnya

infeksi rongga mulut. Mukosa yang kering dan rusak lebih mudah timbulnya infeksi oportunistik

oleh Candida albican. Candidiasis erytematosus tampak sebagai atropi papila sentral pada papila

dorsal lidah dan terdapat pada lebih dari 30% pasien DM. Mucormycosis dan glossitis migratory

benigna juga mempunyai angka insidensi yang tinggi pada IDDM di populasi umum.

Telah ditemukan bahwa terdapat insidensi yang tinggi karies gigi pada pasien dengan

DM yang tidak terkontrol. Hal ini dihubungkan dengan tingginya level glukosa saliva dan cairan

krevikuler. Penyembuhan luka yang tidak sempurna, xerostomia yang diikuti dengan

penimbunan plak dan sisa makanan, kerentanan terhadap infeksi, dan hiperplasi attached gingiva,

semua memberi kontribusi meningkatnya insidensi penyakit periodontal pada pasien diabetes.

2. Hypoparatiroidisme

Penurunan sekresi hormon paratiroid (PTH) dapat terjadi setelah pengambilan glandula

paratiroid, begitu juga destruksi autoimun terhadap glandula paratiroid. Sindrom-sindrom yang

jarang, seperti Digeorge Syndrome dan Endocrine-candidiasis syndrome sering dihubungkan

dengan keadaan ini. Hipocalcemia terjadi mengikuti turunnya hormon paratiroid. Chvostek sign,

Page 2: Manifestasi Penyakit Endokrin Pada Rongga Mulut

tanda khas hipokalsemia, dicirikan dengan berkedutnya bibir atas bila nervus facialis diketuk

tepat dibawah proccesus zygomaticus. Jika hipoparatiroid timbul di awal kehidupan, selama

proses odontogenesis/pertumbuhan gigi, dapat terjadi hipoplasi email dan kegagalan erupsi gigi.

Adanya candidiasis oral persisten pada pasien muda menunjukkan mulai terjadinya sindrom

endocrine-candidiasis.

3. Hyperparatiroidisme

Manifestasi awal hiperparatiroid adalah hilangnya lamina dura di sekitar akar gigi dengan

perubahan pola trabecular rahang yang muncul kemudian. Terdapat penurunan densitas

trabecular dan kaburnya pola normal yang menghasilkan penampakan ”ground glass” pada

gambaran radiografiknya. Dengan menetapnya penyakit, lesi tulang lainnya muncul, seperti

hiperparatiroid ”brown tumor”. Nama ini berasal dari warna spesimen jaringan yang mencolok,

biasanya merah tua-coklat akibat perdarahan dan tumpukan hemosiderin dalam tumor.

Gambaran radiografik menunjukkan lesi ini unilokuler atau multiloculer radiolusen yang

berbatas tegas yang biasanya merusak mandibula, clavicula, iga, dan pelvis. Lesi ini soliter,

namun lebih sering multipel. Lesi yan bertahan lama dapat mengakibatkan ekspansi cortical yang

nyata. Secara histologik, lesi ini dicirikan sebagai proliferasi hebat jaringan granulasi vascular

yang menjadi latar belakang timbulnya multi-nucleated osteoclast-type giant cells. Hal ini

identik dengan lesi lain yang dikenal dengan lesi giant cell sentral pada rahang.

4. Hypercortisolisme

Hypercortisolisme atau Cushing’s syndrome, berasal dari meningkatnya glukokortikoid

darah yang terus-menerus. Hal ini juga bisa berkaitan dengan terapi kortikosteroid lain atau

produksi berlebih endogen dari glandula adrenal. Horman adrenokorticotropik (ACTH) yang

berlebih dari tumor pituitari juga menyebabkan hipercortisolisme dan penyakit Cushing’s.

Penumpukan jaringan lemak di area wajah dikenal sebagai ”moon facies”. Pasien juga

mengalami facial hirsutism yang bervariasi. Fraktur patologis mandibula, maxilla atau tulang

alveolar juga dapat terjadi karena trauma benturan ringan akibat osteoporosis. Penyembuhan

fraktur, begitu juga penyembuhan tulang alveolar dan jaringan lunak setelah pencabutan gigi

menjadi tertunda.

Page 3: Manifestasi Penyakit Endokrin Pada Rongga Mulut

5. Hypoadrenocortisisme

Hypoadrenocortisisme berasal dari kurangnya produksi horman kortikosteroid adrenal

karena adanya kerusakan cortex adrenal, kondisi ini dikenal sebagai hypoadrenocortisisme

primer atau Addison’s disease. Hal ini biasanya berkaitan dengan autoimmune, juga dapat

disebabkan karena infeksi seperti tuberculosis, tumor metastase, amyloidosis, sarcoidosis atau

hemochromatosis. Hypoadrenocortisisme sekunder berkembang karena fungsi glandula pituitary

yang inadequate. Manifestasi orofacial termasuk A ”bronzing” hyperpigmentasi pada kulit,

terutama pada area yang paling banyak terpapar matahari (sun-exposed area). Hal ini disebabkan

karena meningkatnya kadar beta-lipotropin atau ACTH, yang keduanya dapat menstimulasi

melanosit. Perubahan kulit ini didahului oleh melanosis mukosa mulut. Pigmentasi kecoklatan

difus atau bercak sering terjadi di mukosa buccal, namun dapat terjadi di dasar mulut, ventral

lidah dan bagian lain mukosa mulut.

Dafpus:

Noormaniah, Farah Dibayanti & Tetrawindu Agustino Hidayatullah. 2012. Manifestasi

Penyakit Sistemik Pada Rongga Mulut. Mataram: Universitas Mataram