mansuk mansuh

14
Mata kuliah Dosen pembimbig Study Al-Qur’an Muslim, M. AG NASIKH-MANSUKH Disusun oleh: JOHAN SAFRIJAL ERISMAN PERPAJAKAN Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RIAU SULTAN SYARIF KASIM 1

Upload: johan-safrijal

Post on 22-Jun-2015

476 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Silahkan dowload buat yg membutuhkan makalah nasikh mansukh

TRANSCRIPT

Page 1: Mansuk mansuh

Mata kuliah Dosen pembimbig

Study Al-Qur’an Muslim, M. AG

NASIKH-MANSUKH

Disusun

oleh:

JOHAN SAFRIJALERISMAN

PERPAJAKAN

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RIAU SULTAN SYARIF KASIM

RIAU

2013/2014

1

Page 2: Mansuk mansuh

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka

penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Nasih Mansuh”.

Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan

tugas mata kuliah Study AL Qur’an di jurusan Adm. Perpajakan Tahun 2012 UIN SUSKA Riau

Dalam Penulisan makalah ini penyusun merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik

pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk

itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan pembuatan

makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang tak

terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya

kepada :

1. Rekan-rekan tim penyusun makalah jurusan ADM. Perpajakan angkatan 2012 UIN SUSKA

Riau

2. Secara khusus penyusun menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah

memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama

menyelesaikan makalah ini

3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan

dalam penulisan makalah ini.

Akhirnya penyusun berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka

yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin

Yaa Robbal ‘Alamiin.

Pekanbaru, 7 Oktober 2013

2

Page 3: Mansuk mansuh

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................3

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................................3

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................3

C. Tujuan Makalah ...............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................4

A. Pengertian .........................................................................................................................4

B. Rukun dan Syarat .............................................................................................................5

C. Dasar-dasar Penetapan .....................................................................................................5

D. Bentuk dan Macam Nasihk-Mansukh ..............................................................................6

E. Hikmah adanya Nasikh-mansukh ....................................................................................7

BAB III PENUTUP .....................................................................................................................8

A. Kesimpulan ......................................................................................................................8

B. Saran .................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................9

3

Page 4: Mansuk mansuh

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an merupakan sumber ilmu yang tak akan habis-habisnya untuk dikaji dan

diteliti. Banyak cabang-cabang ilmu pengetahuan yang digali dari Al Qur’an. Cabang ilmu

tersebut antara lain : ilmu bahasa dan sastra, ilmu sosial, ilmu bumi dan alam, ilmu hitung,

ilmu kesehatan, ilmu jiwa, ilmu teknologi, ilmu astronomi dan semuanya hanya bersumber

pada Al-Qur’an. Dalam makalah ini kami mencoba sedikit membahas tentang ilmu Nasikh-

Mansukh yang cukup panjang pembahasannya namun, kami telah berusaha untuk lebih teliti

dan jeli dalam mempelajarinya. Dengan harapan sebagai seorang muslim yang taat dan

paham kita memahami isi kandungan Al-Qur’an yang benar dan baik.

B. Rumusan Masalah

Setelah melewati berbagai pemikiran dan pencarian data, maka kami dapat menyajikan

ada beberapa permasalahan-permasalahan yang akan kami bahas dalam makalah,

diantaranya :

1. Pengertian Nasikh-Mansukh

2. Rukun dan Syarat Nasikh-Mansukh

3. Dasar Penetapan Nasikh-Mansukh

4. Bentuk-bentuk Nasikh-Mansukh

C. Tujuan Makalah

Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah agar kita bisa lebih mengenal tentang silsilah

Nasikh-Mansukh dan lebih memudahkan kita untuk mempelajari lebih jauh lagi sehingga

dalam proses mempelajarinya kita tidak menemukan kesulitan.

4

Page 5: Mansuk mansuh

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nasikh-mansukh

Nasikh-mansukh berasal dari kata nasakh. Dari segi etimologi kata ini dipakai untuk

beberapa pengertian : pembatalan, penghapusan, pemindahan, dan pengubahan. Secara

istilah yang berarti proses penghapusan atau pembatalan hukum Syar’i yang telah ada untuk

kemudahan digantikan dengan hukum syar’i yang datang kemudian.

Beberapa pengertian nasakh antara lain:

1. Menghilangkan (izalah) yaitu mengganti ayat sebelumnya

2. Mengganti (takdil) yaitu mengoreksi dan meralat kalimat dengan yang lebih baik,

namun kandungannya tetap

3. Memalingkan(tahwil) yaitu ayat yang mansukh di perbarui kandungan-kandungan

sehingga lebih jelas

4. Menukil yaitu memindahkan peletakan kata dalam suatu ayat agar lebih baik arti dan

maknanya

5. Mengkhususkan (tahshish) yaitu mengususkan/menspesifikkan pembahasan ayat

menjadi lebih terperinci sehingga lebih mudah dipahami.

B. Rukun dan Syarat Nasikh-mansukh

a. Rukun Nasikh-mansukh

1. Adat nasikh adalah pernyataan yang menunjukan adanya pembatalan hukum yang

telah ada

2. Nasikh yaitu dalil kemudian yang menghapus hukum yang telah ada, pada hakikatnya

Nasikh berasal dari Allah, karna Dia lah yang membuat hukum dan Dia pulalah yang

menghapus

3. Mansukh yaitu hukum yang dibatalkan, dihapuskan, atau dipindahkan

4. Mansukh’anh yaitu orang yang dibebani hukum

b. Syarat-syarat Nasikh-mansukh

1. Yang batalkan adalah hukum Syara’

2. Pembatalan itu datangnya dari tuntutan syara’

5

Page 6: Mansuk mansuh

3. Pembatalan hukum tidak disebabkan oleh berakhirnya waktu pemberlakuan hukum

4. Tuntutan yang mengandung Nasikh harus datang kemudian.

C. Dasar-dasar Penetapan Nasikh-mansukh

Manna’ Al-Qathathan menetapkan tiga dasar unuk menegaskan bahwa suatu ayat

dikatakan bahwa Nasikh (menghapus) ayat lain Mansukh (dihapus) yaitu :

1. Melalui pentransmisian yang jelas dari Nabi dan para sahabat, seperti hadist : aku

(dulu) melarang kalian ziarah kubur, sekarang berziarahlah

2. Melalui kesepakatan umat bahwa ayat ini Nasikh dan ayat ini Mansukh

3. Melalui studi sejarah, mana ayat yang lebih belakang turun, sehingga disebut

Nasikhn, dan mana yang duluan turun disebut Mansukh.

D. Bentuk dan Macam-macam Nasikh-Mansukh dalam Al-Qur’an

Berdasarkan kejelasan dan cakupannya, Nasikh-mansukh dalam Al-Qur’an dibagi

menjadi 4 macam yaitu:

1. Nasikh sharih, yaitu ayat yang secara jelas menghapus hukum yang terdapat pada ayat

terdahulu. Misalnya ayat tentang perang (qital) pada ayat 65 Surat Al-Anfal yang

mengharuskan satu orang muslim melawan sepuluh kafir. “Hai nabi, Kobarkanlah

semangat para mukmin untuk berperang. jika ada dua puluh orang yang sabar

diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. dan jika

ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan

seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak

mengerti”. Ayat ini, menurut jumhur ulama dinasikh oleh ayat yang mengharuskan satu

orang mukmin melawan dua orang kafir pada ayat 66 dalam surat yang sama: “Sekarang

Allah Telah meringankan kepadamu dan dia Telah mengetahui bahwa padamu ada

kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan

dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang

sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah.

dan Allah beserta orang-orang yang sabar”.

6

Page 7: Mansuk mansuh

2. Nasikh dhimmy, yaitu jika terdapat dua nasikh yang saling bertentangan dan tidak

dikompromikan, dan keduanya turun untuk sebuah masalah yang sama, serta kedua-

keduanya diketahui waktu turunnya, ayat yang datang kemudian menghapus ayat yang

terdahulu. Contohnya, ketetapan Allah yang mewajibkan berwasiat bagi orang-orang

yang akan mati yang terdapat dalam Surat Al-Baqarah 180: “Diwajibkan atas kamu,

apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan

harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (Ini

adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa”. Ayat ini, menurut pendukung teori

naskh di-naskh oleh hadis Ia washiyyah li waris (Tidak ada wasiat bagi ahli waris).

3. Nasikh Kully, yaitu menghapus hukum yang sebelumnya secara keseluruhan. Contohnya,

ketentuan 'iddah empat bulan sepuluh hari pada surat Al-Baqarah ayat 234. “Orang-

orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah

para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber'iddah) empat bulan sepuluh hari. Kemudian

apabila Telah habis 'iddahnya, Maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka

berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu

perbuat”. (Q.S. Al-Baqarah : 234). Dinasikh oleh ketentuan 'iddah satu tahun pada ayat

240 dalam surat yang sama. “Dan orang-orang yang akan meninggal dunia di antara

kamu dan meninggalkan isteri, hendaklah berwasiat untuk isteri-isterinya, (yaitu) diberi

nafkah hingga setahun lamanya dan tidak disuruh pindah (dari rumahnya). akan tetapi

jika mereka pindah (sendiri), Maka tidak ada dosa bagimu (wali atau waris dari yang

meninggal) membiarkan mereka berbuat yang ma'ruf terhadap diri mereka. dan Allah

Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

4. Nasikh Juz’iy, yaitu menghapus hukum umum yang berlaku bagi semua individu dengan

hukum yang hanya berlaku bagi sebagian individu, atau menghapus hukum yang bersifat

muthlaq dengan hukum yang muqayyad. Contohnya, hukum dera 80 kali bagi orang yang

menuduh seorang wanita tanpa ada saksi pada Surat An-Nur ayat 4 “Dan orang-orang

yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak

mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan

puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. dan

7

Page 8: Mansuk mansuh

mereka Itulah orang-orang yang fasik”. Dihapus oleh ketentuan lain, yaitu bersumpah

empat kali dengan nama Allah, jika si penuduh suami yang tertuduh, pada ayat 6 dalam

surat yang sama” Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), padahal mereka

tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, Maka persaksian orang itu

ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, Sesungguhnya dia adalah termasuk

orang-orang yang benar”.

Dilihat dari segi bacaan dan hukumnya, mayoritas ulama membagi Nasikh-mansukh tiga

macam yaitu :

1. Penghapusan terhadap hukum (hukm) dan bacaan (tilawah) secara bersamaan. Ayat-ayat

yang terbilang kategori ini tidak dibenarkan dibaca dan tidak dibenarkan diamalkan

2. Penghapusan terhadap hukumnya saja, sedangkan bacaannya tetap ada. Contohnya,

ajakan para penyembah berhala dari kalangan musyrikin kepada umat lslam untuk saling

bergantian dalam beribadah, telah dihapus oleh ketentuan ayat qital (peperangan). Akan

tetapi, bunyi teksnya masih dapat kita temukan dalam Surat Al-Kafirun ayat 6. ”

Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

3. Penghapusan terhadap bacaannya saja, sedangkan hukumnya tetap berlaku. Contoh

kategori ini biasanya diambil dari ayat rajam. Mula-mula ayat rajam ini terbilang ayat

Al-Quran. Ayat yang dinyatakan mansukh bacaannya, sementara hukumnya tetap

berlaku.

Adapun dari sisi otoritas mana yang lebih baik menghapus dan dihapus, ulama membagi

empat macam Nasikh-mansukh :

1. Nasikh-mansukh Al-Qur’an dengan Al-Qur’an

2. Nasikh-mansukh Al-Qur’an dengan As-sunnah

3. Nasikh-mansukh As-sunnah dengan Al-Qur’an

4. Nasikh-mansukh As-sunnah dengan As-sunnah

E. Hikmah adanya Nasikh-mansukh

a. Mengetahui keshalihan seorang hamba

b. Menuju derajat syari’at yang sempurna

c. Menguji orang-orang mukallaf dengan mengikuti adanya nasikh mansukh

d. Menjelaskan hal-hal yang baik dan mudah bagi umat.

8

Page 9: Mansuk mansuh

 BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara terminologi Nasikh adalah raf’u Al-hukm Al-syar’i bin Al-khitab Al-syar’i

(menghapuskan hukum syara dengan kitab syara pula) atau raf’u Al-hukm bil Al-dalil Al-

syar’i (menghapus hukum syara dengan dalil syara lain). Sedangkan Mansukh adalah hukum

yang diangkat. Rukun Nasikh-mansukh ada empat yaitu : Adat Nasikh, Nasikh, Mansukh dan

mansukh ‘anh. Syarat Nasikh-mansukh yaitu : yang dibatalkan adalah hukum syara’,

pembatalan itu datang dari tuntutan syara’, pembatalan hukum tidak disebabkan oleh

berakhirnya waktu, dan tuntutan yang mengandung Nasikh harus datang kemudian. Selain

yang disebutkan dalam Nasikh-mansukh terdapat dasar-dasar penetapan Nasikh-mansukh,

bentuk dan macam-macam nasikh-mansukh dalam Al-Qur’an dan hikmah keberadaan

Nasikh-mansukh.

Ada beberapa pengertian nasakh antara lain :

1. Menghilangkan (Izalah)

2. Mengganti (Tabdil)

3. Memalingkan (Tahwil)

4. Menukil (memindahkan)

5. Mengkhususkan (Tahshish)

Pembagian Nasakh

a. Nasakh Al-Qur’an dengan Al-Qur’an

b. Nasakh Al-Qur’an dengan Hadits

c. Nasakh Hadits dengan Al-Qur’an

d. Nasakh Hadits dengan Hadits

B. Saran

Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan baik dalam penjelasanmaupun

dalam penulisan kami mohon maaf. kami mengharap kritik dan saranyang membangun agar

dapat menjadi sumber rujukan sehingga menjadika apayang kami buat ini lebih baik di masa

mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.

9

Page 10: Mansuk mansuh

DAFTAR PUSTAKA

Syaikh Muhammad Bin Sholel al Utsaimin. 2004. Pengantar Ilmu Tafsir. Jakarta :

Darus Sunnah Press.

Denffer, Ahmad. 1988. Ilmu Al-Qur’an. Jakarta : Rajawali.

Abdul HA, Djalal, H. Prof., Dr. 2000. Ulumul Qur’an (Edisi Lengkap). Surabaya :

Dunia Ilmu.

Hamzah, Mukhotob. 2003. Study Al-Qur’an Komprehensif. Yogyakarta : Gema

Media.

Chirzin, Muhammad. 1998. Al-Qur’an Dan Ulumul Qur’an. Jakarta : Dana Bhakti

Prima Yasa.

10