manual kapasitas jalan indonesia · pdf filetipe hambatan 2/2 ud 4/2 ud ½ ud alinyemen...
TRANSCRIPT
MANUAL KAPASITAS JALAN
INDONESIA
From : BAB 5 (MKJI)
JALAN PERKOTAAN
1. PENDAHULUAN
1.1. Lingkup dan Tujuan
1.1.1. Definisi segmen jalan perkotaan :
Mempunyai pengembangan secara permanen dan
menerus minimum pada salah satu sisinya, jalan di atau
dekat pusat perkotaan dengan penduduk > 100.000
orang.
Indikasi antara lain karakteristik arus lalu lintas puncak
pagi dan sore (didominasi kend. Pribadi dan sepeda
motor), peningkatan arus yang cukup pada jam puncak.
Tipe jalan perkotaan adalah : 2/2 UD, 4/2 UD, 4/2 D,
6/2 D, Jalan satu arah (1-3/1)
1.1.1. Penggunaan
Tipe Jalan ini tidak harus berkaitan dengan sistem
klasifikasi fungsional jalan Indonesia, UU Jalan No. 13,
1980 & UU tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
No. 14 tahun 1992.
Dapat digunakan pada kondisi:
Alinyemen datar atau hampir datar
Alinyemen horisontal lurus atau hampir lurus
Mempunyai karakteristik yang hampir sama
sepanjang jalan
1.1.3. Segmen Jalan :
Diantara simpang dan tidak terpengaruh oleh simpangbersinyal atau simpang tak bersinyal utama dan
Mempunyai karakteristik yang hampir sama sepanjang jalan.
Batas segmen jalan perkotaan dapat berupa :
Perubahan karakteristik jalan yang berarti walaupuntidak ada simpang di dekatnya.
Penentuan akses segmen jalan ke jalan perkotaan bebashambatan
Jalur hubung dan daerah jalinan harus dipisahkan dari jalanumum.
Analisa menggunakan prosedur jalinan dan/ atau jalan bebashambatan.
1.1.4. Jaringan jalan/koridor dibagi dalam komponen
sbb :
Segmen jalan
Simpang bersinyal
Simpang tak bersinyal
Bagian Jalinan
Analisa masing-masing kemudian digabung untuk
memperoleh kapasitas dan kinerja sistem secara
menyeluruh.
Jika analisa jaringan diperlukan prosedur perhitungan
segmen jalan dapat digunakan pada dengan cara:
Hitung waktu tempuh, dengan prosedur segmen
jalan perkotaan seolah-olah tidak ada gangguan
dari persimpangan untuk daerah jalinan.
Untuk setiap simpang atau daerah jalinan utama
pada jaringan, hitung tundaannya.
Tambahkan tundaan simpang/jalinan ke waktu
tempuh tak terganggu (untuk memperoleh waktu
tempuh keseluruhan)
Kecepatan rata-rata adalah jarak keseluruhan
dibagi waktu tempuh keseluruhan.
1.2. KARAKTERISTIK JALAN
1.2.1. Geometrik
Tipe jalan berpengaruh terhadap kinerja jalan (seperti :
UD/D/SATU ARAH
Lebar jalur lalu lintas (lebar bertambah kecepatan arus bebas dan
kapasitas bisa bertambah)
Karakteristik bahu (sebagai batas denan trotoar berpengaruh pada
hambatan samping, kapasitas dan kecepatan)
Median (dengan adanya median dapat meningkatkan kapasitas)
Lengkung vertikal (makin berbukit makin lambat kecepatn
kendaraan)
Lengkung horizontal (jari-jari tikungan tajam makin memaksa
kendaraan bergerak makin lambat)
Jarak pandang
KOMPOSISI ARUS DAN PEMBAGIAN ARAH :
Pembagian arah lalu lintas
Komposisi lalu lintas, mempengaruhi hubungan arus-
kecepatan jika kapasitas dinyatakan dalam kend. per jam
PENGENDALIAN LALU-LINTAS :
Batas kecepatan (jarang diberlakukan => hanya sedikit
berpengaruh pada kecepatan arus bebas),
Kinerja lalu-lintas dipengaruhi oleh : pembatas parkir,
berhenti sepanjang sisi jalan, akses tipe kendaraan tertentu,
akses dari lahan samping jalan
TATA GUNA LAHAN DAN AKTIVITAS
SAMPING JALAN :
Aktivitas samping jalan menimbulkan hambatan
samping seperti : pejalan kaki, angkutan umum
dan kendaraan lain yang berhenti, kendaraan
lambat, keluar masuknya kendaraan dari samping
jalan.
Oleh karena itu maka MKJI mengelompokannya
dalam lima kelas (sangat rendah => sangat tinggi
sebagai fungsi frekuensi kejadian sepanjang
segmen jalan yang diamati.
PERILAKU PENGEMUDI DAN
POPULASI KENDARAAN
Di Indonesia perilaku pengemudi dan tingkat
perkembangan daerah perkotaan menunjukkan
keanekaragaman.
Begitu pula dengan populasi kendaraan dalam
umur, tenaga dan kondisi kendaraan.
Pengaruh-pengaruh ini diperhitungkan dalam
UKURAN KOTA.
DEFINISI DAN ISTILAH
D Kapasitas (PCU/h) Arus lalu lintas maksimum yang dapat
dipertahankan sepanjang potongan jalan
dalam kondisi tertentu
DS Derajat Kejenuhan Rasio arus terhadap kapasitas
Wc Lebar Jalur Lebar (m) jalur jalan yang digunakan
untuk lalu lintas, tidak termasuk bahu
Ws Lebar Bahu Lebar bahu (m) di samping jalur jalan
Wk Jarak Penghalang
Kereb
Jarak dari kereb ke penghalang di trotoar
misal pohon, tiang lampu)
Q Traffic Flow Jumlah kendaraan bermotor yang melalui
suatu titik pada jalan per satuan waktu,
dinyatakan dalam kendaraan/jam (Qkend),
smp/jam (Qsmp) atau AADT
JUMLAH LAJUR JALAN PERKOTAAN
Lebar Jalur Efektif
Wce (m)
Jumlah lajur
5 10,5 2
10,5 - 16 4
UKURAN KOTA UNTUK JALAN PERKOTAAN
Ukuran Kota
(juta penduduk)
Kelas Ukuran Kota
CS
< 0,1 Sangat kecil
0,1 0,5 Kecil
0,5 1,0 Sedang
1,0 3,0 Besar
> 3,0 Sangat besar
KELAS HAMBATAN SAMPINGAN JALAN
PERKOTAAN
Kelas Hambatan
Samping
(SFC)
Kode Jumlah berbobot kejadian
per 200 m per jam
(dua sisi)
Kondisi khusus
Sangat rendah VL < 100 Daerah pemukiman; jalan
samping tersedia
Rendah L 100 299 Daerah pemukiman, bbrp
angkt, umum tersedia
Sedang M 300 499 Daerah industri; bbrp toko
sisi jalan
Tinggi H 500 899 Daerah Komersial;
aktivitas sisi jalan tinggi
Sangat tinggi VH 900 Daerah komersial;
aktivitas pasar sisi jalan
2. METODOLOGI
2.1. Pendekatan umum
2.2. Variabel
2.3. Hubungan Dasar
2.4. Karakteristik Geometrik
2.5. Panduan Rekayasa Lalu Lintas
2.6. Bagan Alir Prosedur Perhitungan
2.1. PENDEKATAN UMUM
Prosedur perhitungan dalam Bab ini secara umum, serupa
dengan US Highway Capacity Manual 1994 dan 2000)
2.1. Tipe Perhitungan
Kecepatan arus bebas,
kapasitas,
derajat kejenuhan,
kecepatan pada kondisi arus sesungguhnya,
Arus lalu lintas yang dapat ditampung oleh segmen
jalan tertentu dengan mempertahankan tingkat
kinerja atau derajat kejenuhan tertentu.
2.1.2. Tingkat Analisis
Tahap analisis operasional dan perencanaan
Tahap perancangan,
Perbedaannya adalah tingkat ketelitiannya
2.1.3. Periode Analisis
Analisis kapasitas, arus dan kecepatan menggunakan periode satu jam puncak untuk operasional dan perencanaan.
Untuk perancangan digunakan AADT yang dikonversikan ke arus dengan tabel yang disediakan
2.1.4. Jalan terbagi dan tak terbagi
Untuk jalan tak terbagi analisanya berdasarkan gabungan kedua
arah pergerakan
Untuk jalan terbagi perlakuannya terpisah untuk masing-masing
lintasan seperti jalan satu arah.
2.2. VARIABEL
2.2.1. Arus dan komposisi lalu lintas
Nilai arus lalu lintas (Q) mencerminkan komposisi
lalu lintas dalam satuan mobil penumpang (smp)
Pengaruh kendaraan tak bermotor dimasukkan
sebagai kejadian terpisah dalam faktor penyesuaian
hambatan samping.
2.2.2. Kecepatan Arus Bebas
FV = (FVO + FVW) x FFVSF x FFVcs
2.2.3. Kapasitas
C = C0 x FCw x FCSP x FCSF x FCCS
2.2.4. Derajat Kejenuhan
DS = Q/C
2.2.5. Kecepatan
V = L/TT
2.2.6. Perilaku Lalu Lintas
Berdasarkan nilai-nilai dari kecepatan, derajat kejenuhan
2.3. HUBUNGAN DASAR
2.3.1. Hubungan Kecepatan arus kerapatan
V = FV x [ 1- D/Dj)(1-1)]1(1-1)
D0/Dj = [(1-m)/(1-m)]1/(1-1)
2.4. KARAKTERISTIK GEOMETRIK
2.4.1. Jalan Dua-Lajur Dua Arah Tak Terbagi (2/2 UD)
Lebar Jalur lalu-lintas lebih kecil atau sama dengan 10,5 m
Kondisi Dasar tipe jalan ini :
1. Lebar Jalur lalu lintas 7,0 m
2. Lebar bahu efektif 2 m pada masing-masing sisi
3. Tidak ada median
4. Pemisahan arah lalu lintas 50-50
5. Kelas hambatan samping rendah (L)
6. Ukuran kota 1,0 3,0 juta
7. Tipe alinemen datar
2.4.2. Jalan Empat-Lajur Dua Arah Tak terbagi (4/2D)
Lebar jalur lalu-lintas lebih dari 10,5 m kurang dari 16 m.
Kondisi Dasar tipe Jalan ini :
1. Lebar jalur 3,5 m (lebar jalur lalu lintas total 14,0 )
2. Kereb (tanpa bahu)
3. Jarak kereb dan penghalang terdekat pada trotoar 2 m
4. Tidak ada median
5. Pemisahan arah lalu lintas 50-50
6. Kelas hambatan samping : Rendah (L)
7. Ukuran kota 1,0 3,0 juta
8. Tipe alinemen : datar
2.4.3. Jalan Enam-Lajur Dua Arah Terbagi (6/2 D)
Lebar jalur lalu-lintas lebih dari 18 m kurang dari 24m.
Kondisi Dasar tipe jalan ini :
1. Lebar jalur 3,5 (lebar jalur lalu lintas total 21,0 m)
2. Kereb (tanpa bahu)
3. Jarak antar kereb dan penghalang terdekat pada trotoar
2m
4. Ada median
5. Pemisahan arah lalu lintas 50-50
6. Kelas hambatan samping : Rendah (L)
7. Ukuran kota 1,0 3,0 juta
8. Tipe alinemen : datar
2.4.4. Jalan satu arah
Lebar jalur lalu-lintas dari 5 m sampai dengan 10,5 m
Kondisi Dasar tipe Jalan ini :
1.