mas fahruh

Upload: fahruh-juhaevah

Post on 09-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

vdsdcs

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pemecahan masalah matematika merupakan hal yang penting dalam pembelajaran matematika. Hal ini dikarenakan pemecahan masalah dapat membangkitkan siswa untuk merespon pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, siswa menjadi terampil dalam memilih dan mengidentifikasi kondisi dan konsep yang relevan, mencari generalisasi, merumuskan rencana penyelesaian dan mengorganisasikan keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya (Hudojo, 1977). Mengenai pemecahan masalah, Liana (2013) juga menyatakan bahwa pemecahan masalah bukan sekedar keterampilan untuk diajarkan dan digunakan dalam matematika tetapi juga merupakan keterampilan yang akan dibawa pada masalah-masalah keseharian siswa. Dengan demikian kemampuan pemecahan masalah dapat membantu seseorang dalam kehidupannya. Senada dengan hal tersebut, Halmos (1980) menegaskan bahwa Problem solving is the heart of mathematics yang berarti jantungnya matematika adalah pemecahan masalah. Oleh karena kemampuan pemecahan masalah merupakan hal yang penting, NCTM (National Council of Teacher of Mathematics) menegaskan bahwa kemampuan pemecahan masalah sebagai salah satu aspek penting dalam menjadikan siswa mahir dalam matematika (Romberg, 1994). 2

Melihat begitu pentingnya matematika diberikan di berbagai jenjang pendidikan formal, diharapkan disiplin ilmu ini dapat dikuasai siswa dengan baik. Namun, suatu fenomena menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang tidak menyukai belajar matematika. Hal ini sesuai dengan Turmudi (2008) yang mengemukakan bahwa bertahun-tahun telah diupayakan agar matematika dapat dikuasai siswa dengan baik oleh ahli pendidikan dan ahli pendidikan matematika, namun hasilnya masih menunjukkan bahwa tidak banyak siswa yang menyukai matematika dari setiap kelasnya.

Pemecahan Masalah Siswono (2008) menyatakan bahwa masalah dapat diartikan suatu situasi atau pertanyaan yang dihadapi seorang individu atau kelompok ketika mereka tidak mempunyai aturan, algoritma/prosedur tertentu atau hukum yang segera dapat digunakan untuk menentukan jawabannya. Senada dengan peryataan tersebut, Lester (1980) mendefinisikan masalah sebagai situasi dimana perorangan atau kelompok diminta untuk menyelesaikan sebuah tugas yang belum tersedia algoritma yang sesuai sebagai metode penyelesaian. 31

Berdasar definisi-definisi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa masalah ialah suatu situasi atau pertanyaan yang dihadapi seorang individu saat menyelesaikan sebuah tugas dan belum tersedia algoritma/prosedur sesuai yang dapat segera digunakan sebagai metode penyelesaian. Siswono (2008) memberikan ciri-ciri dari suatu masalah ialah sebagai berikut. 1. Individu menyadari / mengenali suatu situasi (pertanyaan-pertanyaan yang dihadapi). Dengan kata lain individu tersebut mempunyai pengetahuan prasyarat. 2. Individu menyadari bahwa situasi tersebut memerlukan tindakan (aksi). Dengan kata lain menantang untuk diselesaikan. 3. Langkah pemecahan masalah tidak harus jelas atau mudah ditangkap orang lain. Dengan kata lain individu tersebut sudah mengetahui bagaimana menyelesaikan masalah itu meskipun belum jelas.

Untuk menyelesaikan masalah, maka diperlukan suatu pemecahan masalah. Mengenai pemecahan masalah, pada tahun 1983 Mayer mendefinisikan pemecahan masalah sebagai suatu proses banyak langkah dengan si pemecah masalah harus menemukan hubungan antara pengalaman (skema) masa lalunya dengan masalah yang sekarang dihadapinya dan kemudian bertindak untuk menyelesaikannya (Kirkley 2003). 32

Siswono (2008) menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah suatu proses atau upaya individu untuk merespon atau mengatasi halangan atau kendala ketika suatu jawaban atau metode jawaban belum tampak jelas. Sejalan dengan beberapa pendapat tersebut, Polya (1981) mengemukakan bahwa pemecahan masalah adalah upaya mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai suatu tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai. Berdasar definisi-definisi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pemecahan masalah ialah suatu upaya untuk menyelesaikan atau mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, halangan, dan kendala guna mencapai tujuan yang tidak dapat segera dicapai. Lebih lanjut, kemampuan pemecahan masalah didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyelesaikan atau mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, halangan, dan kendala guna mencapai tujuan yang tidak dapat segera dicapai. Dalam bukunya yang berjudul How to Solve It, Polya (1973) mengembangkan empat tahap proses pemecahan masalah yang terdiri dari: 1. Memahami Masalah (1) Dapatkah Anda menyatakan masalah dalam kata-kata sendiri ? (2) Apa yang Anda coba cari atau kerjakan ? (3) Apa yang tidak diketahui ? (4) Informasi apa yang Anda dapatkan dari masalah yang dihadapi ? (5) Jika ada, informasi apa yang tidak tersedia atau tidak diperlukan ? 33

2. Merencanakan Penyelesaian Masalah (1) Mencari pola. (2) Menguji masalah yang berhubungan serta menentukan apakah teknik yang sama bisa diterapkan atau tidak. (3) Menguji kasus khusus atau kasus lebih sederhana dari masalah yang dihadapi untuk memperoleh gambaran lebih baik tentang penyelesaian masalah yang dihadapi. (4) Membuat sebuah tabel. (5) Membuat sebuah diagram. (6) Menulis suatu persamaan. 3. Melaksanakan Rencana Penyelesaian Masalah (1) Melaksanakan strategi sesuai dengan yang direncanakan pada tahap sebelumnya. (2) Melakukan pemeriksaan pada setiap langkah yang dikerjakan. Langkah ini bisa merupakan pemeriksaan secara intuitif atau bisa juga berupa pembuktian secara formal. (3) Upayakan bekerja secara akurat. 4. Pemeriksaan Kembali (1) Periksa hasilnya pada masalah asal. (2) Interpretasikan solusi dalam konteks masalah asal. Apakah solusi yang dihasilkan masuk akal ? (3) Apakah ada cara lain untuk menyelesaikan masalah tersebut ?

DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2010. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Abdussakir. 2011. Pembelajaran Geometri Sesuai Teori Van Hiele. Jurnal Kependidikan dan Keagamaan. Vol. VII. No. 2. Anggraeni, Tya. 2012. Hubungan Antara Kecemasan Dalam Menghadapi Mata Pelajaran Matematika dengan Prestasi Akademik Matematika pada Remaja.http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2010/Artikel_10505235.pdf. Diakses tanggal 22 April 2013. Anita, Ika Wahyu. 2012. Pengaruh Kecemasan Matematika (Mathematics Anxiety) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis SMP. Diterbitkan dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung. Anwar, 2009. Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara. Arem, C. 2010. Conquering Math Anxiety. Belmont. CA: Brooks/Cole. Ashcraft, M. & Faust, M. 1994. Mathematics Anxiety and Mental Arithmetic Performance: An Exploratory Investigation. Cognition and Emotion. Vol. 8. No. 2. pp: 97 125. Atkinson, Rita L., Richard C. Atkinson., Ernest R. Hilgard. 2001. Pengantar Psikologi. Jilid Dua. Alih Bahasa : Widjaja Kusuma. Batam: Interaksara. Azwar, Saifuddin. 2013. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bandura, Albert. 1993. Perceived Self Efficacy in Cognitive Development and Functioning. Educational Psychology. Vol. 28. Pp: 117 148. Bandura, Albert. 1997. Self Efficacy: The Exercise of Control. New York: Freeman. Baron, R. A. & Byrne, D. 2002. Social psychology: Understanding Human Interaction. Boston: Allyn and Bacon. Calhoun, J.F., Acocella, J.R. 1990. Psychology of Adjustment and Human Relationship. New York: McGrawHill Publishing Company. Cooper, S. E., & Robinson, D. A. 1991. The Relationship of Mathematics Self-Efficacy Beliefs to Mathematics Anxiety and Performance. Measurement 101

and Evaluation in Counseling and Development. Vol. 24. No. 1. pp: 4 - 11. Corey, Gerald. 2005. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Penerjemah E.Koswara. Bandung: PT. Refika Aditama. Dacey, J.S. 2000. Your anxious child :How parents and teachers can relieve anxiety in children. San Fransisco: Jossey-Bass Publishers. Dusek, J. B. 1980. The Development of Test Anxiety in Children. Dalam I. G. Sarason (Ed.). Test Anxiety: Theory, Research, and Application. NJ: Erlbaum. Efianingrum, Ariefa. 2010. Metode Penenlitian Kualitatif dan Kuantitatif. http: staff.uny.ac.id sites default files SEMINAR 20SOSIOLOGI.pdf . Diakses tanggal 10 Maret 2014. Elliot, Stephen N., Thomas R. Kratochwill., Joan Littlefield Cook., John F. Travers. 2000. Educational Psychology. Third Edition : Effective Teaching, Effective Learning. USA: McGraw-Hill. Fadhlilah, Umi. 2011. Pengaruh Kecemasan Matematika dan Efikasi Diri dalam Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) dengan Pendekatan Kontekstual Berbantuan Monopoli Matematika Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Materi Statistika Kelas XI IPA. Universitas Negeri Semarang. Fedi, Sebastian. 2013. Kecemasan Matematika (Math Anxiety). http://www.academia.edu/5615323/Kecemasan. Diakses tanggal 15 Januari 2014. Fennema,E & Sherman, J.A. 1976. Fennema-Sherman Mathematics Attitude Scales: Instruments Designed to Measure Attitudes Toward the Learning of Mathematics by Females and Males. Catalog of Selected Documents in Psychology. Vol. 6. No. 2. pp: 31. Halmos, P. 1980. The Heart of Mathematics. American Mathematical Monthly. Vol. 87. No. 7. pp: 519 524. Hasan, M.Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Hasan, M.Iqbal. 2010. Pokok-pokok Materi Statistik 2. Jakarta: PT.Bumi Aksara. Hermanto, Didik. 2013. Efikasi Diri dan Kecemasan Siswa Kelas V SD dalam Memecahkan Masalah Pecahan ditinjau dari Kemampuan Matematika. Universitas Negeri Surabaya. 102

Hoffman, Bobby. 2010. I think I can, but Im afraid to try : The Role of Self Efficacy Beliefs and Mathematics Anxiety in Mathematics Problem Solving Efficiency. Learning and Individual Differences. Vol.20. pp: 276 283. Hudojo, Herman. 1977. Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi PPLPTK. Hudojo, Herman. 1996. Pembelajaran Konstruktivis pada Matematika. Makalah Seminar Nasional. Malang: IKIP. Hurlock, E.B. 1997. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih Bahasa : Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga. Kartono, Kartini. 2011. Patologi Sosial 3 : Gangguan-gangguan Kejiwaan. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada. Kendall, P. C., & Hammen, C. 1998. Abnormal psychology. Boston: Houghton Mifflin Company. Kirkley, Jamie. 2003. Principles for Teaching Problem Solving. Plato Learning, Inc. Lazarus, R. S. 1976. Pattern of Adjusment and Human Effectiveness. Tokyo: McGrawhill Kogausha. Lester, F. K., Jr. 1980. Research on mathematical problem solving. Dalam Shumway, R.J., (Eds), Research in mathematics Education. pp: 287. Virginia: NCTM, Inc. Levine, G. 1995. Closing The Gender Gap: Focus on Mathematics Anxiety. Contemporary Education. Vol. 67. No. 1. pp: 42 45. Liana, Eva. 2013. Pengembangan Strategi Polya Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Pecahan Pada Siswa Yang Mengalami Problema Belajar Matematika. http://repository.upi.edu/3838/4/T_PKKH_1004797_Chapter1.pdf. Diakses tanggal 15 Oktober 2013. Lilik, Fatmala. 2009. Pengaruh Tingkat Kecerdasan Intelektual Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Tahun Ajaran 2007-2008. http://mulok.library.um.ac.id. Diakses tanggal 30 September 2013. Ma, X. 1999. A Meta-Analysis of the Relationship Between Anxiety Toward Mathematics and Achievement in Mathematics. Journal For Research In Mathematics Education. Vol. 30. No. 5. pp: 520 540. 103

Martin, F.S. 1996. Studi Eksperimental Untuk Mengurangi Kecemasan Siswa Sekolah Menengah Pertama terhadap Pelajaran Matematika. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Meece, J. L., & Eccless, J. S. 1990. Predictor of Math Anxiety and Its Performance in Mathematics. Journal of Educational Psychology. Vol. 82. No. 1. pp:60 70. Muhidin, Sambas Ali dan Abdurrahman, Maman. 2007. Analisis Korelasi Regresi dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia. Munasiroh, Lulu Arifatun. 2011. Keefektifan Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Handout Terhadap Mathematics Self Efficacy Dan Kemampuan Pemecahan Masalah di SMP. Universitas Negeri Semarang. Nawangsari, N. A. F. 2001. Pengaruh Self Efficacy dan Expectancy Value Terhadap Kecemasan Menghadapi Matematika. Jurnal Psikologi Pendidikan: Insan media Psikologi. Vol. 3. No. 2. pp:75 88. Nobel, Alwin. 2012. Hubungan antara Self-Efficacy dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Psikologi Fakultas Humaniora Binus University Tahun Ajaran Genap 2011-2012. Jakarta: Binus University. Nursilawati. 2010. Hubungan Self Efficacy Matematika dengan Kecemasan Menghadapi Pelajaran Matematika. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Nuryani, Rini. 2011. Self Efficacy Matematika. http://www.slideshare.net/Interest_Matematika_2011/self-efficacy-matematis. Diakses 25 April 2013. Oct. 2001. For Test Taking Success. http://www.oct.cc.mo.us/students/couseling/consul/time. Diakses 25 Mei 2013 Pajares, F. 1996. Self-efficacy beliefs and mathematical problem-solving of gifted students. Contemporary Educational Psychology. Vol. 21. pp: 325 344. Pajares, F., & Graham, L. 1999. Self-Efficacy, Motivation Constructs, and Mathematics Performance of Entering Middle School Students. Contemporary Educational Psychology. Vol. 24. pp: 124139. Pajares, F., & Kranzler, J. 1995. Self-Efficacy Beliefs and General Mental Ability in Mathematical Problem-Solving. Contemporary Educational Psychology. pp: 20, 426443. 104

Pajares, F., & Miller, M. D. 1994. Role of Self-Efficacy and Self-Concept Beliefs in Mathematical Problem Solving: A Path Analysis. Journal of Educational Psychology. Vol. 86. No. 2. pp: 193203. Polya, 1973. How to Solve It : a New Aspect of Mathematical Method. USA : Princeton University Press. Polya, G. 1981. Mathematical Discovery: On Understanding, Learning and Teaching Problem Solving. New York: Wiley. Quilter, D. & Harper, E. 1988. Why We Didnt Like Mathematics and Why We Cant Do It. Educational Research. Vol. 30. pp:121 134. Romberg, T.A. 1994. Classroom Instruction that Foster Mathematical Thinking and Problem Solving: Connections between Theory and Practice.dalam Mathematical Thinking and Problem Solving. Editor: Schoenfeld, A.H. Hove, UK: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers. Rosadah, Miftachul., Mega Teguh Budiarto. 2013. Profil Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika diiringi Musik Ditinjau dari Tingkat Kecemasan dan Kemampuan Matematika Siswa. MATHEdunesa. Vol. 2. No. 1. pp: 1 8. Santrock, J. W. 2007. Perkembangan Anak. Edisi Ketujuh Jilid Dua (Editor : Wibi Hardiani, Alih Bahasa : Mila Rahmawati dan Anna Kuswanti). Jakarta: Erlangga. Siswono, Tatag Yuli Eko. 2008. Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Surabaya: Unesa University Press. Solikah, Mutiatus. 2012. Pengaruh Kecemasan Siswa Pada Matematika Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dawarblandong Mojokerto. Universitas Negeri Surabaya. Strecher, Victor J., Brenda McEvoy De Vellis, Marshall H. Becker, Irwin M. Rosenstock. 1986. The Role of Self-Efficacy in Achieving Health Behavior Change. Health Education Quarterly. Vol. 13. No. 1. pp: 73-91. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Tobias, Sigmund. 1979. Anxiety Research in Educational Psychology. Journal of Educational Psychology. Vol. 71. pp: 573 582. Turmudi. 2008. Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika: Paradigma Eksploratif dan Investigatif. Bandung: Leuser Cipta Pustaka. 105

Wintarti, Atik., Endah Budi Rahaju., R. Sulaiman., C. Yakob., Kusrini. 2008. Contextual Teaching and Learning : MATEMATIKA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Woolfolk, Anita. 2009. Educational Psychology : Active Learning Edition. Edisi Kesepuluh (Penerjemah : Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Xinbing Luo, Fengkui Wang & Zengru Luo. 2009. Investigation and Analysis of Mathemataics Anxiety in Middle School Students. Journal of Mathematics Education. Vol. 2. pp: 12-19. Yoenanto, N. H. 2001. Kecemasan Siswa pada Bidang Matematika di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Surabaya. Media Psikologi INSAN. Vol. 3. No. 1. pp: 41 49. Zimmerman, B. J., Bandura, Albert., & Martinez-Pons, M. 1992. Self Motivation for Academic