masalah lalu lintas

10
Masalah Lalu-Lintas Permasalahan lalu lintas biasanya tumbuh lebih cepat dari upaya untuk melakukan pemecahan permasalahan transportasi sehingga mengakibatkan permasalahan menjadi bertambah parah dengan berjalannya waktu. Untuk bisa memecahkan permasalahan lalu lintas perlu diambil langkah-langkah yang berani atas dasar kajian dan langkah-langkah yang pernah dilakukan dikota-kota lain. A. Kemacetan lalu lintas Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya yang ditandai dengan menurunnya kecepatan perjalanan dari kecepatan yang seharusnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah lalu lintas kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan merupakan permasalahan yang umum terjadi dan banyak terjadi di kota-kota besar yang pada gilirannya mengakibatkan kota menjadi tidak efisien dan bisa mengakibatkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit. Kemacetan ini disebabkan beberapa permasalahan: a. Rasio infrastruktur transportasi dengan luas lahan. Bila dibandingkan dengan kota-kota dunia, kota-kota di Indonesia mempunyai rasio infrastruktur transportasi dengan luas lahan yang cenderung rendah, sebagai contoh, Jakarta hanya memiliki ratio sebesar 6 persen sedangkan kota-kota di Amerika Utara berkisar di antara 25-35 persen di Eropah

Upload: oxi

Post on 11-Jul-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Masalah Lalu Lintas

TRANSCRIPT

Page 1: Masalah Lalu Lintas

Masalah Lalu-LintasPermasalahan lalu lintas biasanya tumbuh lebih cepat dari upaya untuk melakukan

pemecahan permasalahan transportasi sehingga mengakibatkan permasalahan menjadi

bertambah parah dengan berjalannya waktu. Untuk bisa memecahkan permasalahan lalu lintas

perlu diambil langkah-langkah yang berani atas dasar kajian dan langkah-langkah yang pernah

dilakukan dikota-kota lain.

A. Kemacetan lalu lintas

Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya yang ditandai dengan menurunnya

kecepatan perjalanan dari kecepatan yang seharusnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang

disebabkan oleh banyaknya jumlah lalu lintas kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan

merupakan permasalahan yang umum terjadi dan banyak terjadi di kota-kota besar yang pada

gilirannya mengakibatkan kota menjadi tidak efisien dan bisa mengakibatkan kerugian ekonomi

yang tidak sedikit. Kemacetan ini disebabkan beberapa permasalahan:

a. Rasio infrastruktur transportasi dengan luas lahan.

Bila dibandingkan dengan kota-kota dunia, kota-kota di Indonesia mempunyai rasio

infrastruktur transportasi dengan luas lahan yang cenderung rendah, sebagai contoh, Jakarta

hanya memiliki ratio sebesar 6 persen sedangkan kota-kota di Amerika Utara berkisar di

antara 25-35 persen di Eropah berkisar antara 15 persen sampai 25 persen. Padahal jumlah

kendaraan per kapita juga sudah sangat tinggi sehingga kemacetan merupakan salah satu

permasalahan di kota-kota besar Indonesia.

b. Geometrik jalan yang tidak memenuhi persyaratan.

Masih banyak ditemukan jalan dengan kualitas geometrik yang tidak memenuhi

persyaratan, keadaan ini mendorong tingginya angka kecelakaan serta berbagai

permasalahan lainnya. Permasalahan yang terkait geometik antara lain meliputi:

1. rancang bangun ruas jalan atau persimpangan yang tidak memenuhi persyaratan karena

radius tikung, jarak pandang bebas, Jarak pandang menyiap yang tidak memenuhi

persyaratan

Page 2: Masalah Lalu Lintas

2. ruas jalan yang tidak memiliki bahu, tidak cukup lebar sehingga dapat membahayakan

pengguna

3. drainase yang tidak direncanakan dengan baik

4. konstruksi dan perawatan yang tidak dilakukan dengan baik, sehingga banyak kerusakan

yang dapat mengakibatkan kecelakaan.

5. pemasangan rambu dan marka yang tidak dilakukan dengan baik.

c. Jaringan jalan yang tidak memadai

1. Jaringan jalan untuk kendaraan

Jaringan jalan terutama di kawasan perkotaan yang tidak memiliki konsep jaringan yang

memadai yang mengakibatkan pilihan rute menuju suatu kawasan terbatas sehingga beban

jalan-jalan tertentu menjadi sedemikian padatnya. Hal ini diperparah dengan jumlah

kendaraan yang sangat tinggi, sebagai contoh panjang jalan untuk setiap kendaraan di Jakarta

hanya mencapai 1,17 m, sehingga kalau kendaraan disusun bumper to bumpertidak akan

mencukupi panjang jalan yang ada DKI Jakarta, dan kalau menggunakan kriteria lainnya yaitu

panjang jalan per kapita hanya 0,88 m, angka yang kecil kalau dibandingkan dengan kota-kota

lain didunia (kota-kota di Eropah berkisar 2,5 m/kapita dan kota-kota Amerika Utara berkisar

5 m/kapita).

2. Jaringan jalan bagi pejalan kaki

Fasilitas pejalan kaki umumnya tidak mendapat perhatian yang cukup oleh pemerintah

daerah, dan kalaupun fasilitas pejalan kaki tersedia tidak didukung dengan standar desain

yang baik sehingga tidak bisa digunakan oleh pngguna yang berkebutuhan khusus baik yang

menggunakan kursi roda maupun yang penderita yang buta. Keadaan ini diperparah lagi oleh

pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar ataupun digunakan untuk kendaraan parkir.

Permasalahan lain yang terkait dengan pejalan kaki adalah kurangnya fasilitas penyeberangan

yang dikendalikan didaerah pusat kota, ataupun ketidak patuhan pemakai kendaraan bermotor

untuk tiodak memberikan perioritas terhadap pejalan kaki.

d. Tata Ruang yang tidak terkendali

Permasalahan lainnya yang besar adalah tata ruang yang tidak terkendali sehingga

mengakibatkan berbagai permasalahan, di antaranya jalan yang tidak teratur terutama

Page 3: Masalah Lalu Lintas

dikawasan pemukiman dan terkadang didaerah yang kumuh gang-gang yang ada sedemikian

sempitnya sehingga bila terjadi kebakaran sulit untuk dimasuki mobil pemadam kebakaran.

e. Pertumbuhan kendaraan yang sangat tinggi

Pertumbuhan pemilikan kendaraan pribadi yang sangat tinggi antara 8 sampai 13 persen

setahun yang pada gilirannya digunakan di jalan sehingga bebabn jaringan jalan menjadi

semakin berat. Tingkat pemilikan kendaraan dikota-kota besar sudah mencapai angka 300 an

kendaraan per 1000 orang, suatu angka yang sangat tinggi. Pemilikan kendaraan pribadi ini

didominasi oleh sepeda motor dengan pangsa hampir sebesar 80 persen. Angka pemilikan

kendaraan yang tinggi ini pada gilirannya mengakibatkan permasalahan parkir yang cukup

serius dengan serinnya dilakukan pelanggaran parkir.

f. Tidak memadainya pelayanan angkutan umum

Angkutan umum yang tidak memadai mendorong masyarakat untuk menggunakan

kendaraan pribadi. Permasalahan pelayanan angkutan umum yang dihadapi pemerintah

daerah khususnya dikawasan perkotaan di antaranya adalah:

Pada trayek-trayek tertentu jumlah bus yang melayani angkutan tidak mencukupi,

khususnya pada saat permintaan puncak, tapi pada trayek lainnya terkadang sangat

melebihi kebutuhan sehingga pada gilirannya untuk mempertahankan operasi operator

menterlantarkan kualitas pelayanan,

Ukuran kendaraan tidak sesuai dengan permintaan yang ada, di banyak kota pelayanan

angkutan pada koridor utama dengan permintaan yang tinggi dilayani dengan angkutan

umum ukuran kecil/angkot yang kapasitas angkutnya hanya pada kisaran 10 orang.

Kualitas angkutan yang sangat tidak memadai

Jadual yang tidak teratur

Fasilitis perhentian yang tidak memadai, atap bocor, tidak dilengkapi dengan informasi

jaringan angkutan umum yang melewati perhentian tersebut, tidak dilengkapi dengan

jadwal keberangkatan.

Page 4: Masalah Lalu Lintas

B. Pelanggaran ketentuan lalu lintas

Pelanggaran ketentuan lalu lintas yang dilakukan masyarakat kian tambah memprihatikan

dari tahun ke tahun yang pada gilirannya akan mengakibatkan peningkatan kecelakaan lalu lintas

dengan korban meninggal ataupun luka-luka yang tidak sedikit. Disamping itu ketidak tertiban

juga akan mengganggu kelancaran lalu lintas yang akan menurukan kecepatan perjalanan. Untuk

meningkatkan ketertiban masyarakat perlu dipelajari dan dipetakan kembali profil pelanggaran

yang dilakukan masyarakat termasuk juga pelanggaran yang dilakukan oleh petugas.

Pengamatan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat:

1. Tingginya pelanggaran terhadap batas kecepatan yang seolah-olah tidak ada batasan

kecepatan yang diberlakukan hal ini terutama menjadi masalah pada jalan yang lalu lintas

sedang sepi.

2. Tingginya pelanggaran pada persimpangan yang dikendalikan lampu lalu lintas

khususnya didaerah pingiran kota. Pelanggaran terutama tinggi dilakukan oleh

pengendara sepeda motor, pengemudi angkutan umum khususnya angkot. Pelanggaran

lain yang juga terjadi bahwa pengemudi tetap masuk persimpangan pada saat lampu

sudah berubah menjadi merah dan kadang bila lalu lintas didepannya macet pengemudi

akan menghambat lalu lintas yang mendapatkan lampu hijau dan akhirnya persimpangan

akan terkunci.

3. Tidak berjalannya aturan penggunaan persimpangan perioritas atau bundaran lalu lintas,

pelanggaran ini pada gilirannya mengakibatkan persimpangan terkunci. Memang

pengertian masyarakat tentang hak menggunakan persimpangan masih sangat rendah

terutama pada persimpangan yang dilengkapi dengan rambu beri kesempatan ataupun

rambu stop.

4. Pelanggaran jalur yang dilakukan oleh pengguna jalan dengan berjalan menggunakan

jalur lawan pada jalan-jalan yang dipisah dengan median ataupun jalan satu arah.

Pelanggaran ini terutama dilakukan oleh pengguna sepeda motor.

5. Pelanggaran terhadap penggunaan jalan, khususnya dijalur khusus bus yang lebih dikenal

sebagai Busway.

6. Pelanggaran tertib penggunaan perangkat keselamatan seperti helm dan sabuk

keselamatan yang cenderung masih tinggi terutama di kawasan pinggiran kota.

Page 5: Masalah Lalu Lintas

C. Kecelakaan lalu lintas

Angka kecelakaan di Indonesia cenderung cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara-

negara lain di Asean. Berbagai langkah perlu dilakukan untuk bisa mengendalikan angka

kecelakaan tersebut. Faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan adalah:

a. Faktor manusia

Faktor manusia merupakan penyebab kecelakaan yang paling besar, bisa mencapai 85

persen dari seluruh kejadian kecelakaan. Hampir seluruh kejadian kecelakaan didahului

dengan pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundangan tentang lalu lintas dan

angkutan. Faktor manusia berupa keahlian yang tidak memadai dalam menjalankan

kendaraan, kesalahan menginterprestasikan aturan, pengemudi sedang mabuk atau sakit,

atau terkadang sengaja melakukan pelanggaran karena ingin lebih cepat sampai di tujuan

dengan mengemudikan kendaraan lebih cepat dari ketentuan atau sengaja melanggar lampu

lalu lintas dan berbagai penyebab lainnya.

b. Faktor Kendaraan

Faktor kendaraan di antaranya yang paling sering terjadi adalah ban pecah, rem tidak

berfungsi sebagaimana seharusnya, kelelahan logam yang mengakibatkan bagian kendaraan

patah, peralatan yang sudah aus tidak diganti dan berbagai penyebab lainnya. Keseluruhan

faktor kendaraan sangat terkait dengan teknologi yang digunakan, perawatan yang dilakukan

terhadap kendaraan. Untuk mengurangi faktor kendaraan perawatan dan perbaikan

kendaraan diperlukan, disamping itu adanya kewajiban untuk melakukan pengujian

kendaraan bermotor secara reguler.

c. Faktor jalan

Faktor jalan terkait dengan kecepatan rencana jalan, geometrik jalan, kemiringan

permukaan jalan (super elevasi jalan),pagar pengaman di daerah pegunungan, tidak adanya

median jalan, jarak pandang dan kondisi permukaan jalan, tidak memadainya bahu jalan

fasilitas pejalan kaki yang sering diabaikan atau tidak tersedia. Jalan yang rusak/berlobang

sangat membahayakan pemakai jalan terutama bagi pemakai sepeda motor.

d. Faktor cuaca

Faktor Cuaca seperti hari hujan juga mempengaruhi unjuk kerja kendaraan seperti jarak

pengereman menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang juga terpengaruh

karena penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan

Page 6: Masalah Lalu Lintas

mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek. Asap dan kabut juga bisa mengganggu

jarak pandang, terutama di daerah pegunungan

Jumlah kecelakaan lalu lintas yang tercatat di Kepolisian Republik Indonesia ditunjukkan

dalam gambar berikut:

D. Manajemen lalu lintas yang tidak optimal

Dengan segala permasalahan kemacetan lalu lintas dan angka kecelakaan yang tinggi

menjadi lebih parah kalau tidak didukung dengan manajemen lalu lintas untuk mengurangi angka

kecelakaan, mengoptimalkan penggunaan jaringan jalan, meningkatkan efisiensi sistem

transportasi.

E. Pencemaran lingkungan

Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat perlu mendapat penanganan

secara serius oleh semua pihak untuk dapat menanggulangi akibat buruk yang terjadi karena

pencemaran, bahkan sedapat mungkin untuk dapat mencegah jangan sampai terjadi pencemaran

lingkungan.

Salah satu dampak negatif sebagai akibat performansi lalu lintas yang jelek, bahan bakar

yang buruk serta teknologi kendaraan yang sudah ketinggalan akan mengakibatkan pencemaran

lingkungan. Dampak pencemaran lingkungan ini berupa:

1. Emisi gas buang yang berupa gas dan partikel beracun seperti, gas CO, HC, NO x, Benzen

dan berbagai gas lainnya serta berbagai partikel seperti senyawa karbon lepas, timbal dan

berbagai partikel lainnya.

2. Emisi gas rumah kaca, yang saat ini dianggap sebagai pemicu terjadinya perubahan iklim.

Peran gas rumah kaca dari sektor transportasi berada pada kisaran 15 sampai 20 persen

yang merupakan angka yang tidak kecil.