masalah lalu lintas
DESCRIPTION
Masalah Lalu LintasTRANSCRIPT
Masalah Lalu-LintasPermasalahan lalu lintas biasanya tumbuh lebih cepat dari upaya untuk melakukan
pemecahan permasalahan transportasi sehingga mengakibatkan permasalahan menjadi
bertambah parah dengan berjalannya waktu. Untuk bisa memecahkan permasalahan lalu lintas
perlu diambil langkah-langkah yang berani atas dasar kajian dan langkah-langkah yang pernah
dilakukan dikota-kota lain.
A. Kemacetan lalu lintas
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya yang ditandai dengan menurunnya
kecepatan perjalanan dari kecepatan yang seharusnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang
disebabkan oleh banyaknya jumlah lalu lintas kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan
merupakan permasalahan yang umum terjadi dan banyak terjadi di kota-kota besar yang pada
gilirannya mengakibatkan kota menjadi tidak efisien dan bisa mengakibatkan kerugian ekonomi
yang tidak sedikit. Kemacetan ini disebabkan beberapa permasalahan:
a. Rasio infrastruktur transportasi dengan luas lahan.
Bila dibandingkan dengan kota-kota dunia, kota-kota di Indonesia mempunyai rasio
infrastruktur transportasi dengan luas lahan yang cenderung rendah, sebagai contoh, Jakarta
hanya memiliki ratio sebesar 6 persen sedangkan kota-kota di Amerika Utara berkisar di
antara 25-35 persen di Eropah berkisar antara 15 persen sampai 25 persen. Padahal jumlah
kendaraan per kapita juga sudah sangat tinggi sehingga kemacetan merupakan salah satu
permasalahan di kota-kota besar Indonesia.
b. Geometrik jalan yang tidak memenuhi persyaratan.
Masih banyak ditemukan jalan dengan kualitas geometrik yang tidak memenuhi
persyaratan, keadaan ini mendorong tingginya angka kecelakaan serta berbagai
permasalahan lainnya. Permasalahan yang terkait geometik antara lain meliputi:
1. rancang bangun ruas jalan atau persimpangan yang tidak memenuhi persyaratan karena
radius tikung, jarak pandang bebas, Jarak pandang menyiap yang tidak memenuhi
persyaratan
2. ruas jalan yang tidak memiliki bahu, tidak cukup lebar sehingga dapat membahayakan
pengguna
3. drainase yang tidak direncanakan dengan baik
4. konstruksi dan perawatan yang tidak dilakukan dengan baik, sehingga banyak kerusakan
yang dapat mengakibatkan kecelakaan.
5. pemasangan rambu dan marka yang tidak dilakukan dengan baik.
c. Jaringan jalan yang tidak memadai
1. Jaringan jalan untuk kendaraan
Jaringan jalan terutama di kawasan perkotaan yang tidak memiliki konsep jaringan yang
memadai yang mengakibatkan pilihan rute menuju suatu kawasan terbatas sehingga beban
jalan-jalan tertentu menjadi sedemikian padatnya. Hal ini diperparah dengan jumlah
kendaraan yang sangat tinggi, sebagai contoh panjang jalan untuk setiap kendaraan di Jakarta
hanya mencapai 1,17 m, sehingga kalau kendaraan disusun bumper to bumpertidak akan
mencukupi panjang jalan yang ada DKI Jakarta, dan kalau menggunakan kriteria lainnya yaitu
panjang jalan per kapita hanya 0,88 m, angka yang kecil kalau dibandingkan dengan kota-kota
lain didunia (kota-kota di Eropah berkisar 2,5 m/kapita dan kota-kota Amerika Utara berkisar
5 m/kapita).
2. Jaringan jalan bagi pejalan kaki
Fasilitas pejalan kaki umumnya tidak mendapat perhatian yang cukup oleh pemerintah
daerah, dan kalaupun fasilitas pejalan kaki tersedia tidak didukung dengan standar desain
yang baik sehingga tidak bisa digunakan oleh pngguna yang berkebutuhan khusus baik yang
menggunakan kursi roda maupun yang penderita yang buta. Keadaan ini diperparah lagi oleh
pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar ataupun digunakan untuk kendaraan parkir.
Permasalahan lain yang terkait dengan pejalan kaki adalah kurangnya fasilitas penyeberangan
yang dikendalikan didaerah pusat kota, ataupun ketidak patuhan pemakai kendaraan bermotor
untuk tiodak memberikan perioritas terhadap pejalan kaki.
d. Tata Ruang yang tidak terkendali
Permasalahan lainnya yang besar adalah tata ruang yang tidak terkendali sehingga
mengakibatkan berbagai permasalahan, di antaranya jalan yang tidak teratur terutama
dikawasan pemukiman dan terkadang didaerah yang kumuh gang-gang yang ada sedemikian
sempitnya sehingga bila terjadi kebakaran sulit untuk dimasuki mobil pemadam kebakaran.
e. Pertumbuhan kendaraan yang sangat tinggi
Pertumbuhan pemilikan kendaraan pribadi yang sangat tinggi antara 8 sampai 13 persen
setahun yang pada gilirannya digunakan di jalan sehingga bebabn jaringan jalan menjadi
semakin berat. Tingkat pemilikan kendaraan dikota-kota besar sudah mencapai angka 300 an
kendaraan per 1000 orang, suatu angka yang sangat tinggi. Pemilikan kendaraan pribadi ini
didominasi oleh sepeda motor dengan pangsa hampir sebesar 80 persen. Angka pemilikan
kendaraan yang tinggi ini pada gilirannya mengakibatkan permasalahan parkir yang cukup
serius dengan serinnya dilakukan pelanggaran parkir.
f. Tidak memadainya pelayanan angkutan umum
Angkutan umum yang tidak memadai mendorong masyarakat untuk menggunakan
kendaraan pribadi. Permasalahan pelayanan angkutan umum yang dihadapi pemerintah
daerah khususnya dikawasan perkotaan di antaranya adalah:
Pada trayek-trayek tertentu jumlah bus yang melayani angkutan tidak mencukupi,
khususnya pada saat permintaan puncak, tapi pada trayek lainnya terkadang sangat
melebihi kebutuhan sehingga pada gilirannya untuk mempertahankan operasi operator
menterlantarkan kualitas pelayanan,
Ukuran kendaraan tidak sesuai dengan permintaan yang ada, di banyak kota pelayanan
angkutan pada koridor utama dengan permintaan yang tinggi dilayani dengan angkutan
umum ukuran kecil/angkot yang kapasitas angkutnya hanya pada kisaran 10 orang.
Kualitas angkutan yang sangat tidak memadai
Jadual yang tidak teratur
Fasilitis perhentian yang tidak memadai, atap bocor, tidak dilengkapi dengan informasi
jaringan angkutan umum yang melewati perhentian tersebut, tidak dilengkapi dengan
jadwal keberangkatan.
B. Pelanggaran ketentuan lalu lintas
Pelanggaran ketentuan lalu lintas yang dilakukan masyarakat kian tambah memprihatikan
dari tahun ke tahun yang pada gilirannya akan mengakibatkan peningkatan kecelakaan lalu lintas
dengan korban meninggal ataupun luka-luka yang tidak sedikit. Disamping itu ketidak tertiban
juga akan mengganggu kelancaran lalu lintas yang akan menurukan kecepatan perjalanan. Untuk
meningkatkan ketertiban masyarakat perlu dipelajari dan dipetakan kembali profil pelanggaran
yang dilakukan masyarakat termasuk juga pelanggaran yang dilakukan oleh petugas.
Pengamatan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat:
1. Tingginya pelanggaran terhadap batas kecepatan yang seolah-olah tidak ada batasan
kecepatan yang diberlakukan hal ini terutama menjadi masalah pada jalan yang lalu lintas
sedang sepi.
2. Tingginya pelanggaran pada persimpangan yang dikendalikan lampu lalu lintas
khususnya didaerah pingiran kota. Pelanggaran terutama tinggi dilakukan oleh
pengendara sepeda motor, pengemudi angkutan umum khususnya angkot. Pelanggaran
lain yang juga terjadi bahwa pengemudi tetap masuk persimpangan pada saat lampu
sudah berubah menjadi merah dan kadang bila lalu lintas didepannya macet pengemudi
akan menghambat lalu lintas yang mendapatkan lampu hijau dan akhirnya persimpangan
akan terkunci.
3. Tidak berjalannya aturan penggunaan persimpangan perioritas atau bundaran lalu lintas,
pelanggaran ini pada gilirannya mengakibatkan persimpangan terkunci. Memang
pengertian masyarakat tentang hak menggunakan persimpangan masih sangat rendah
terutama pada persimpangan yang dilengkapi dengan rambu beri kesempatan ataupun
rambu stop.
4. Pelanggaran jalur yang dilakukan oleh pengguna jalan dengan berjalan menggunakan
jalur lawan pada jalan-jalan yang dipisah dengan median ataupun jalan satu arah.
Pelanggaran ini terutama dilakukan oleh pengguna sepeda motor.
5. Pelanggaran terhadap penggunaan jalan, khususnya dijalur khusus bus yang lebih dikenal
sebagai Busway.
6. Pelanggaran tertib penggunaan perangkat keselamatan seperti helm dan sabuk
keselamatan yang cenderung masih tinggi terutama di kawasan pinggiran kota.
C. Kecelakaan lalu lintas
Angka kecelakaan di Indonesia cenderung cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara-
negara lain di Asean. Berbagai langkah perlu dilakukan untuk bisa mengendalikan angka
kecelakaan tersebut. Faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan adalah:
a. Faktor manusia
Faktor manusia merupakan penyebab kecelakaan yang paling besar, bisa mencapai 85
persen dari seluruh kejadian kecelakaan. Hampir seluruh kejadian kecelakaan didahului
dengan pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundangan tentang lalu lintas dan
angkutan. Faktor manusia berupa keahlian yang tidak memadai dalam menjalankan
kendaraan, kesalahan menginterprestasikan aturan, pengemudi sedang mabuk atau sakit,
atau terkadang sengaja melakukan pelanggaran karena ingin lebih cepat sampai di tujuan
dengan mengemudikan kendaraan lebih cepat dari ketentuan atau sengaja melanggar lampu
lalu lintas dan berbagai penyebab lainnya.
b. Faktor Kendaraan
Faktor kendaraan di antaranya yang paling sering terjadi adalah ban pecah, rem tidak
berfungsi sebagaimana seharusnya, kelelahan logam yang mengakibatkan bagian kendaraan
patah, peralatan yang sudah aus tidak diganti dan berbagai penyebab lainnya. Keseluruhan
faktor kendaraan sangat terkait dengan teknologi yang digunakan, perawatan yang dilakukan
terhadap kendaraan. Untuk mengurangi faktor kendaraan perawatan dan perbaikan
kendaraan diperlukan, disamping itu adanya kewajiban untuk melakukan pengujian
kendaraan bermotor secara reguler.
c. Faktor jalan
Faktor jalan terkait dengan kecepatan rencana jalan, geometrik jalan, kemiringan
permukaan jalan (super elevasi jalan),pagar pengaman di daerah pegunungan, tidak adanya
median jalan, jarak pandang dan kondisi permukaan jalan, tidak memadainya bahu jalan
fasilitas pejalan kaki yang sering diabaikan atau tidak tersedia. Jalan yang rusak/berlobang
sangat membahayakan pemakai jalan terutama bagi pemakai sepeda motor.
d. Faktor cuaca
Faktor Cuaca seperti hari hujan juga mempengaruhi unjuk kerja kendaraan seperti jarak
pengereman menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang juga terpengaruh
karena penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan
mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek. Asap dan kabut juga bisa mengganggu
jarak pandang, terutama di daerah pegunungan
Jumlah kecelakaan lalu lintas yang tercatat di Kepolisian Republik Indonesia ditunjukkan
dalam gambar berikut:
D. Manajemen lalu lintas yang tidak optimal
Dengan segala permasalahan kemacetan lalu lintas dan angka kecelakaan yang tinggi
menjadi lebih parah kalau tidak didukung dengan manajemen lalu lintas untuk mengurangi angka
kecelakaan, mengoptimalkan penggunaan jaringan jalan, meningkatkan efisiensi sistem
transportasi.
E. Pencemaran lingkungan
Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat perlu mendapat penanganan
secara serius oleh semua pihak untuk dapat menanggulangi akibat buruk yang terjadi karena
pencemaran, bahkan sedapat mungkin untuk dapat mencegah jangan sampai terjadi pencemaran
lingkungan.
Salah satu dampak negatif sebagai akibat performansi lalu lintas yang jelek, bahan bakar
yang buruk serta teknologi kendaraan yang sudah ketinggalan akan mengakibatkan pencemaran
lingkungan. Dampak pencemaran lingkungan ini berupa:
1. Emisi gas buang yang berupa gas dan partikel beracun seperti, gas CO, HC, NO x, Benzen
dan berbagai gas lainnya serta berbagai partikel seperti senyawa karbon lepas, timbal dan
berbagai partikel lainnya.
2. Emisi gas rumah kaca, yang saat ini dianggap sebagai pemicu terjadinya perubahan iklim.
Peran gas rumah kaca dari sektor transportasi berada pada kisaran 15 sampai 20 persen
yang merupakan angka yang tidak kecil.