master plan comdev hmtm patra itb
DESCRIPTION
Master Plan Comdev PATRA ITB Divisi Perencanaan dan Implementasi Program COMDEV PATRA ITB 2014/2015 Mohammad Sudjatmiko (12211055)TRANSCRIPT
1
PRAKATA
Mahasiswa merupakan makhluk sosial yang memiliki posisi sebagai warga sipil terpelajar dan memiliki potensi dan
peran yang sangat penting bagi pembangunan bangsa. Wahana ekspresi mahasiswa adalah melalui istitusi perguruan
tinggi. Institusi perguruan tinggi harus menjunjung tinggi nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu penelitian, pendidikan
dan pengabdian masyarakat, sehingga peran mahasiswa sangat vital dalam mewujudkan nilai tersebut.
Institut Teknologi Bandung hingga saat ini tidak berhenti untuk menjunjung nilai tersebut, termasuk berlaku hingga
entitas terkecil pada elemen organisasi kemahasiswaan. Melalui Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan – Institut
Teknologi Bandung (HMTM PATRA –ITB) , kami berupaya untuk melakukan salah satu kewajiban kami terhadap Tri
Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di himpunan
kami meliputi kegiatan yang bersifat community service dan community development.
Community Development HMTM PATRA ITB merupakan salah satu perwujudan untuk melaksanakan kegiatan
kemasyarakatan oleh HMTM PATRA ITB. Dalam pelaksanaannya tentunya harus memiliki arah dan dasar acuan dalam
melakukan pemberdayaan masyarakat khususnya kepada desa binaan. Sesuai dengan arahan ketua himpunan dan
kebutuhan terkini kegiatan community development, maka dibuatlah penyusunan blueprint atau cetak biru untuk yang
digunakan sebagai pedoman utama arah pemberdayaan masyarakat.
Rasa syukur tak terkira kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya “MASTER PLAN COMMUNITY
DEVELOPMENT HMTM PATRA ITB”. Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota HMTM PATRA
ITB dan seluruh pihak yang turut serta aktif membantu dalam penyusunan master plan ini.
Dalam penyusunan master plan ini, kami telah berusaha dengan segenap dan semampu kami, namun tentunya masih
banyak ditemukan kekurangan dan kesalahan. Kami membuka selebar-lebarnya kritik dan saran pembaca agar master
plan ini menjadi lebih baik dan bermanfaat.
Kami berharap semoga master plan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan bisa memotivasi kedepan,
khususnya bagi anggota HMTM PATRA untuk lebih bersemangat dalam melakukan kegiatan pengabdian masyarakat.
Amiin.
PATRA BESAR !! PATRA KUAT!!
Bandung , 28 Februari 2015
Tim Penyusun
Divisi Perencanaan dan Implementasi Program
Community Development HMTM PATRA ITB
2
DAFTAR ISI
PRAKATA .................................................................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................................. 2
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 3
BAB II : COMMUNITY DEVELOPMENT UMUM .............................................................................................................. 7
BAB III : COMMUNITY DEVELOPMENT HMTM PATRA ITB ......................................................................................... 20
BAB IV : PEMETAAN SOSIAL-KEPENDUDUKAN ........................................................................................................ 27
BAB V : PEMETAAN EKONOMI DAN SARANA PRASARANA ....................................................................................... 36
BAB VI : ANALISIS POTENSI MASALAH ................................................................................................................... 45
BAB VII : STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN ............................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................................. 56
TIM PENYUSUN MASTER PLAN COMMUNITY DEVELOPMENT ................................................................................... 57
3
BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Mahasiswa adalah insan akademik yang mempunyai kebebasan berpikir dan bertindak berdasarkan kebenaran ilmiah.
Sebagai salah satu institusi pendidikan terbaik di Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB) menjunjung tinggi Tri
Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi aspek pendidikan, penelitian, dan pendidikan masyarakat, berlaku hingga entitas
terkecil pada elemen organisasi kemahasiswaan. Melalui Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan – Institut Teknologi
Bandung (HMTM PATRA –ITB) , kami berupaya untuk melakukan salah satu kewajiban kami terhadap Tri Dharma
Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat.
Pengabdian masyarakat dewasa ini terbagi menjadi kegiatan yang bersifat community service dan community
development. Secara umum perbedaan antara keduanya adalah dalam segi keberlanjutan dan jangka waktu. Kegiatan
community service merupakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan memberikan suatu kegiatan sosial yang
bersifat eventual dan efek yang dirasakan bersifat jangka pendek. Kegiatan community service dalam HMTM PATRA-ITB
sudah difasilitasi oleh Divisi Pengabdian Masyarakat HMTM PATRA-ITB. Sedangkan kegiatan community development
merupakan kegiatan pengabdian masyarkat yang bersifat keberlanjutan dan memberikan efek yang jangka panjang.
Kegiatan community development HMTM PATRA-ITB saat ini difasilitasi oleh suatu Departemen Khusus Community
development HMTM PATRA ITB. Saat ini fokus kegiatan community development HMTM PATRA-ITB adalah pengembangan
kemandirian dalam suatu lingkup desa atau biasa disebut desa binaan.
Kegiatan Community development HMTM PATRA ITB sampai saat ini telah mencapai tahun ketiga sejak pertama kali
dicetuskan pada tahun 2011. Inisiator dalam pembuatan kegiatan community development di HMTM PATRA ITB adalah
Badan Pengurus HMTM PATRA ITB periode 2011/2012. Sampai saat ini penurunan dasar dan arahan kegiatan community
development untuk kepengurusan selanjutnya hanya berdasarkan arahan secara lisan dan pengelaman dari para
pengurus community development periode sebelumnya kepada periode berikutnya. Oleh karena itu, pentingnya dibuat
sebuah acuan dasar yang menjadi sumber informasi mengenai kegiatan community development HMTM PATRA-ITB yang
nantinya dapat dipergunakan untuk kepengurusan pada saat itu dalam melaksanakan program kegiatan di desa binaan
serta untuk kepengurusan selanjutnya dalam menentukan kebijakan program kegiatan yang berkelanjutan berdasarkan
sumber informasi acuan dasar yang telah dibuat agar tujuan dan arah kegiatan community development bisa lebih jelas
dan tepat sasaran.
Atas alasan itulah perlu dibuat acuan atau arahan dasar kegiatan community development HMTM PATRA-ITB yang
bernama MASTER PLAN COMDEV HMTM PATRA ITB. Master Plan Comdev adalah Dokumen yang berisi acuan dasar
kegiatan community developmnet, khusunya mengenai informasi dasar,struktur, tahapan, potensi ,tujuan kegiatan,
arah pengembangan desa binaan. Tujuan Master Plan Comdev secara umum yaitu sebagai pedoman dan memberikan
batasan kegiatan community development.
Master Plan Comdev sejatinya sudah dirintis pada periode kepengurusan Badan Pengurus HMTM PATRA ITB 2012/2013.
Namun, kendala utama adalah kurangnya pengarsipan master plan yang jelas dan transisi kepengurusan tim community
development pada periode bawahnya mengakibatkan belum rampungnya master plan ini. Kemudian pada periode
berikutnya ternyata memiliki kendala yang sama dengan sebelumnya sehingga fokus terselesaikannya master plan
belum mengalami kemajuan yang berarti. Pada periode kepengurusan Badan Pengurus HMTM PATRA ITB 2014/2015,
4
berdasarkan arahan ketua himpunan dan melihat semakin perlunya fiksasi arahan baku mengenai kegiatan community
development maka Master Plan Comdev harus diselesaikan dengan memaksimalkan arsip dan informasi dari
kepengurusan sebelumnya, serta ditambah dengan updating kondisi terkini desa binaan.
Master Plan Comdev memiliki sifat yang merepresentasikan tujuan pembuatannya yaitu fundamental, transparan dan
baku. Secara umum dalam Master Plan Comdev ini terdapat template tahapan community development yang dapat
berlaku untuk semua calon desa binaan yang akan digunakan sebagai kegiatan. Namun, dalam Master Plan Comdev juga
terdapat bagian yang menggambarkan kondisi spesifik suatu desa binaan yang saat ini sebagai tempat kegiatan
community development HMTM PATRA ITB. Sehingga sangat mungkin terjadi perubahan dalam Master Plan Comdev
khususnya pada saat kegiatan community development telah memiliki desa binaan yang baru.
1.2 Tujuan dan Sifat Master Plan Comdev
Tujuan dari pembuatan Master Plan Comdev HMTM PATRA-ITB antara lain :
1. Menjadi pedoman arah pemberdayaan tim community development HMTM PATRA ITB
2. Memberikan batasan yang jelas untuk program pemberdayaan masyarakat kedepannya
Sifat dari Master Plan Comdev antara lain :
1. Fundamental
Fundamental disini maksudnya adalah sebagaimana layaknya undang-undang dalam mengatur suatu negara.
Sebagai acuan dasar dalam melakukan setiap kegiatan community development HMTM PATRA ITB, khususnya
pada bagian tahapan community development secara umum. Sekaligus bersifat mengikat karena harapannya
kegiatan harus berada dalam koridor yang telah tercantum dalam Master Plan Comdev. Jadi, Master Plan
Comdev menjadi dasar pertama dan utama yang harus dijadikan arahan kegiatan community development
HMTM PATRA ITB.
2. Transparan
Sifat ini menunjukkan keterbukaan mengenai kemudahan para pembaca khususnya Massa HMTM PATRA ITB
untuk mengakses informasi seluas-luasnya mengenai kegiatan community development tanpa ditutupi oleh
kepentingan apapun. Selain itu terbuka terhadap masukan dan saran dari para pembaca yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas dari Master Plan Comdev ini.
3. Baku, untuk satu desa binaan tertentu
Baku disini memiliki arti bahwa maka dilakukannya pemberdayaan masyarakat harus sesuai berdasarkan
informasi kondisi pemetaan desa binaan tersebut, sehingga diharapkan bisa sesuai dan tepat sasaran
terhadap pengembangan desa binaan tersebut. Bisa bersifat dinamis apabila telah terjadi perubahan yang
ekstrim pada desa binaan tersebut yang memungkinkan berubahnya sebagian besar kondisi pemetaan desa
binaan yang tentunya juga harus mempengaruhi arah pemberdayaan masyarakat.
1.3 Alur Berfikir Master Plan Comdev
5
Awal pembuatan Master Plan Comdev tentunya harus mempertimbangkan berbagai faktor, tentunya faktor antara lain :
- Kondisi Masyarakat Desa Binaan
- Kondisi Massa HMTM PATRA-ITB
- Kebijakan Pemerintah yang berlaku di Desa Binaan
- Kondisi Eksternal
Berikut penjelasan dari faktor-faktor diatas
Kondisi Masyarakat Desa Binaan merupakan kondisi yang menjadi parameter oyektif pertama dati tim community
development dalam menyusun arah pemberdayaan masyarakat. Sumber Daya Manusia dari desa binaan adalah bahan
bakar utama dalam menentukan masa depan desa binaan tersebut. Analisis mengenai perilaku, budaya, etnografi dan
hubungan antar-sosial masyarakat tentunya mempengaruhi apa yang selama ini mereka peroleh. Sehingga
kemungkinan munculnya permasalahan dalam bidang adalah akibat dari masyarakat itu sendiri. Sesuai dengan tujuan
community development, masyarakat desa binaan harus dapat dibimbing terlebih dahulu agar dapat menjadi lebih
mandiri setelahnya dan akhirnya yang diharapkan masyarakat desa binaan jugalah yang mengupayakan solusi dari
permasalahan tersebut.
Kondisi Massa HMTM PATRA-ITB merupakan kondisi internal himpunan dimana yang terdiri dari individu mahasiswa yang
memiliki kesamaan keprofesian pada bidang teknik perminyakan terhadap peran dan potensi yang dimiliki dan
diwujudkan dengan kontribusi terhadap kegiatan community development. Selain itu, melihat bagaimana himpunan
mampu mengakomodasi kebutuhan dalam melakukan kegiatan community development.
Kebijakan pemerintah di tempat desa binaan merupakan faktor penting sebagai acuan bahwa kegiatan community
development yang dilaksanakan tidak berseberangan dengan tujuan dan kebijakan pemerintah berlaku. Sejatinya bahwa
kegiatan ini harus selaras dan membantu percepatan untuk mencapai tujuan dan kebijakan pemerintah terhadap
kesejahteraan desa binaan tersebut. Selain itu, juga untuk mengetahui sistem birokrasi yang berlaku khususnya yang
berhubungan dengan kegiatan community development.
Kondisi eksternal disini dimaksudkan untuk pertimbangan pihak-pihak luar yang terkait dalam kegiatan community
development misalnya LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan Pihak Donatur/Pendanaan.
Secara Skematik alur berfikir dalam pembuatan Master Plan Comdev
6
Siklus dalam skematik diatas merupakan alur kegiatan kajian tim penyusun master plan, pertama yaitu melihat kondisi
masyarakat dengan menggunakan hasil arsip yang sudah ada dan updating data kondisi desa binaan terbaru. Sehingga
didapatkan beberapa pemetaan pada berbagai bidang. Setelah mengetahui kondisi masayarakat yang sudah dipetakan
tiap bidangnya maka dilakukan perumusan masalah berdasarkan data yang dipunya dan informasi yang diperoleh dari
masyarakat secara langsung baik melalui observasi dan wawancara.
Setelah dilakukan perencanaan solusi masalah tersebut yang bersifat step by step yang tentunya diwujudkan dalam
program bentukan. Program bentukan ini dibenturkan terhadap kondisi massa HMTM PATRA ITB dengan potensi dan
keprofesiannya harus memberikan kontribusi yang nyata, pada kasus ini dikhususkan pada kegiatan community
development serta kondisi eksternal baik dari kebijakan pemerintah maupun pihak-pihak luar yang terkait.
Program bentukan yang sedang berjalan ini harus memiliki fungsi kontrol agar dapat dilihat apakah sesuai yang
diharapkan atau tidak. Apabila ternyata kurang sesuai yang diharapkan maka terus dilakukan evaluasi program. Fungsi
evaluasi program ini sebagai penanda seberapa efektifkah permberdayaan masyarakat berjalan. Secara khusus Master
Plan Comdev ini hanya mampu memberikan evaluasi program untuk kegiatan-kegiatan sebelum pembuatan master plan
ini. Setelah itu goal yang ingindicapai oleh pembuatan master plan ini adalah mewujudkan cita-cita community
development yaitu kemandirian masyarakat.
1.4 Sasaran Master Plan Comdev
Sasaran Master Plan Comdev antara lain :
1. Badan Pengurus HMTM PATRA ITB
2. Tim Community Development HMTM PATRA ITB
3. Massa HMTM PATRA ITB
4. Alumni yang ingin mengetahui perkembangan kegiatan community development di HMTM PATRA ITB
5. Pihak luar yang bekerja sama dengan kegiatan community development HMTM PATRA ITB
Sasaran tambahan dari pembuatan Master Plan Comdev adalah bagi pihak luar yang ingin melakukan studi banding
mengenai pembuatan master plan kegiatan yang berbasis pemberdayaan masyarakat.
7
BAB II : COMMUNITY DEVELOPMENT UMUM 2.1 Pengertian Community Development
2.1.1 Tinjauan Konsep Community Development
Secara umum community development dapat didefinisikan sebagai kegiatan pengembangan masyarakat yang diarahkan
untuk memperbesar akses masyarakat untuk mencapai kondisi sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik apabila
dibandingkan dengan sebelum adanya kegiatan pembangunan. Sehingga masyarakat di tempat tersebut diharapkan
menjadi lebih mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik. Program Community Development
memiliki tiga karakter utama yaitu berbasis masyarakat (community based), berbasis sumber daya setempat (local
resource based) dan berkelanjutan (sustainable). Dua sasaran yang ingin dicapai yaitu: sasaran kapasitas masyarakat
dan sasaran kesejahteraan. Sasaran pertama yaitu kapasitas masyarakat dapat dicapai melalui upaya pemberdayaan
(empowerment) agar anggota masyarakat dapat ikut dalam proses produksi atau institusi penunjang dalam proses
produksi, kesetaraan (equity) dengan tidak membedakan status dan keahlian, keamanan (security), keberlanjutan
(sustainability) dan kerjasama (cooperation), kesemuanya berjalan secara simultan.
Untuk keperluan praktis, dapat dikemukakan bahwa dalam ilmu sosial banyak terdapat istilah-istilah yang berbeda
dengan pengertian yang sama. Istilah pengembangan masyarakat sesungguhnya bersumber pada istilah community
development, yang kemudian oleh Jack Rothman (1979), disamakan pula dengan locality development. Dengan demikian
jika dalam tulisan ini disebutkan ke tiga istilah tersebut, sesungguhnya pengertiannya sama.
Pengembangan masyarakat didefinisikan sebagai :”sebuah model pengembangan masyarakat yang menekankan pada
partisipasi penuh seluruh warga masyarakat”. PBB (1955) mendefinisikan pengembangan masyarakat sebagai berikut:
"Pengembangan masyarakat didefinisikan sebagai suatu proses yang dirancang untuk menciptakan kemajuan kondisi
ekonomi dan sosial bagi seluruh warga masyarakat dengan partisipasi aktif dan sejauh mungkin menumbuhkan
prakarsa masyarakat itu sendiri”.
Tropman, dkk (1993) mengemukakan, bahwa :
"…locality development merupakan suatu cara untuk memperkuat warga masyarakat dan untuk mendidik mereka
melalui pengalaman yang terarah agar mampu melakukan kegiatan berdasarkan kemampuan sendiri untuk
meningkatkan kualitas kehidupan mereka sendiri pula”.
Dari ke dua definisi tersebut dapat difahami dua hal :
Masalah utama dalam CD (Community Development)/LD (Local Development) adalah sosial ekonomi.
Mensyaratkan partisipasi penuh warga masyarakat di dalam seluruh proses kegiatan (mulai dari gagasan
sampai kepada pemanfaatan).
Konsep ini diterapkan pada sebuah lingkungan masyarakat setempat (locality/community), yang biasanya masih
memiliki norma-norma sosial tentang konsensus, homogenitas, dan harmoni (identik dengan masyarakat perdesaan).
1. Tujuan :
8
o Tujuan antara : membangkitkan partisipasi penuh warga masyarakat.
o Tujuan akhir : perwujudan kemampuan dan integrasi masyarakat untuk dapat membangun dirinya
sendiri.
2. Pendekatan
Dengan bertumpu pada inisiatif dan partisipasi penuh warga masyarakat, maka penerapan CD/LD lebih ditekankan
kepada upaya untuk mengembangkan kapasitas warga masyarakat (client-centered) daripada pemecahan masalah
demi masalah (problem-centered). Bagi para perancang program pengembangan masyarakat, locality development
berarti program pendidikan bagi masyarakat untuk mampu mengaktualisasikan dirinya sendiri dalam program-
program pembangunan.
3. Kandungan operasional dalam Locality Development
a. Kepemimpinan lokal
Dengan system kemasyarakatan local yang relative masih bersifat organis dengan pola interaksi harmonis, maka
dalam perencanaan dan implementasi program pengembangan masyarakat perlu dipertimbangkan, bahwa pemimpin-
pemimpin masyarakat masih menempati posisi kunci baik dalam pembuatan keputusan maupun sebagai representasi
masyarakat lokal itu sendiri.
b. Jaringan Hubungan antar Kelompok (Intergroup relations)
Masyarakat merupakan suatu system sosial yang besar, yang di dalamnya berisikan unit-unit sosial yang lebih kecil
yang disebut kelompok. Dalam praktik pengembangan masyarakat, sesungguhnya yang dihadapi dan dikembangkan
adalah kelompok-kelompok warga masyarakat sehingga menjadi sebuah jaringan kerja yang sinergis. Demikianlah
mengapa pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (community organization and community development),
sering pula disebut sebagai „intergroup relations‟.
Dihubungkan dengan interaksi industri-masyarakat sekitar, maka fihak industri harus merancang dan mengembangkan
program-program pengembangan masyarakat dengan pengertian konsep termaksud. Hal tersebut berarti bahwa fihak
industri harus menjalin kerjasama dengan masyarakat dalam durasi yang panjang, yang tidak hanya bertumpu pada
pemberian bantuan sosial yang sifatnya sementara dan pendukung; bahkan dalam jangka panjang bersifat kontra-
produktif baik untuk pengembangan masyarakat maupun untuk pengembangan industri itu sendiri.
Assumsi yang fundamental bagi Community Social Work (Murray G. Ross, 1967):
1. Sebuah komunitas dapat mengembangkan kapasitasnya untuk menghadapi masalah-masalah mereka;
2. Orang-orang ingin berubah dan memiliki kemampuan untuk melakukannya;
3. Orang-orang perlu berpartisipasi dalam pembuatan, penyesuaian, dan pengendalian Perubahan dalam
kehidupan masyarakat yang berdasarkan kepada self-imposed dan self developed memiliki pengertian dan
ketetapan bahwa perubahan yang dipaksakan tidak dapat dilakukan;
4. Sebuah “pendekatan yang holistik” dapat lebih berhasil dalam mengatasi permasalahan yang tidak dapat
diatasi oleh “pendekatan yang terfragmentasi”;
5. Demokrasi membutuhkan partisipasi dan tindakan yang kooperatif dalam persoalan masyarakat, dan orang-
orang harus mempelajari berbagai keterampilan yang membuatnya menjadi memungkinkan;
6. Pada umumnya orang-orang membutuhkan bantuan dalam pengorganisasian untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya sebagai individu membutuhkan bantuan dalam mengatasi kebutuhan individualnyaperubahan
penting yang terjadi dalam komunitasnya;
9
Karakteristik Community Development (W. David Harrison, 1995)
1. Praktek CD memiliki fokus secara luas pada tujuan partisipasi masyarakat;
2. Praktek CD meliputi penemuan tujuan-tujuan yang biasanya terdapat dalam masyarakat;
3. Praktek CD hampir selalu melibatkan organisasi, dan khsususnya berkenaan dengan menolong anggota
masyarakat mengembangkan cara baru untuk menjaga keberfungsian organisasi (Selsky, 1991).
Asumsi Fundamental Community Development (Murray G.Ross,1967).
1. Sebuah komunitas dapat mengembangkan kapasitasnya untuk menghadapi masalah- masalah mereka.
2. Orang-orang ingin berubah dan memiliki kemampuan untuk melakukannya.
3. Orang-orang perlu berpartisipasi dalam pembuatan, penyesuaian, dan pengendalian perubahan penting yang
terjadi dan komunitasnya.
4. Perubahan dalam kehidupan masyarakat yang berdasarkan kepada self imposed dan self developed memiliki
pengertian dan ketetapan bahwa perubahan yang dipaksakan tidak dapat dilakukan.
5. Sebuah pendekatan yang holistik dapat lebih berhasil dalam mengatasi permasalahan yang tidak dapat diatasi
oleh pendekatan yang terfragmantasi.
6. Demokrasi membutuhkan partisipasi dan tindakan yang kooperatif dalam persoalan masyarakat, dan orang-
orang harus mempelajari berbagai keterampilan yang membuatnya menjadi memungkinkan.
7. Pada umumnya orang-orang membutuhkan bantuan dalam pengorganisasian untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya. Sebagai individu membutuhkan bantuan dalam mengatasi kebutuhan individualnya.
Prinsip-prinsip Community Development
1. Integrated development: Program CD harus mencakup aspek sosial, ekonomi, politik, budaya, lingkungan, dan
personal/spiritual.
2. Confronting structural disadvantage: Struktural sosial dalam masyarakat yang tidak menguntungkan dan
menghambat perkembangan masyarakat yang dihilangkan.
3. Human rights: Protection human rights Promotion human rights
4. Sustainability: Penggunaan sumber daya yang reneweble daripada non reneweble. Hilangnya ketergantungan
masyarakat membuat program bisa berkelanjutan.
5. Empowerment: Menyediakan sumber, kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan untuk meningkatkan
kapasitas warga masyarakat untuk menentukan masa depannya sendiri, dan berpartisipasi dalam dan
mempengaruhi kehidupan masyarakatnya.
6. The personal and the political: Permasalah pribadi dan publik saling berkaitan.
7. Community ownership: Aset masyarakat bersama perlu untuk perkembangan warganya.
8. Self reliance: Masyarakat harus berusaha untuk menggunakan sumber daya miliknya daripada tergantung
kepada dukungan eksternal.
9. Independence from state: Sedapat mungkin tidak tergantung kepada simber-sumber yang diberikan negara
agar dapat mengontrol negara.
10. Immadiate goals and ultimate visions: Immadiate goals perlu segera dipenuhi, tapi tidak mengabaikan
ultimate visions. Pemenuhan immadiate goals dalam kerangka pencapaian ultimate visions.
11. Organic development: Masyarakat bersifat organis, memiliki kapsasitasnya sendiri untuk berkembang dan
tergantung kepada lingkungannya. CD merupakan proses yang komplek dan dinamis; seni.
12. The pace of development: Masyarakat tidak bisa dipaksa untuk berubah secara cepat;masyarakat memiliki
kecepatan berubah sendiri.
10
13. External expertise: Penggunaan keahlian yang berasal dari luar harus memperhatikan sifat unik dari
masyarakat (local context).
14. Communtiy building: CD berusaha mencapai penguatan interaksi sosial dalam masyarakat, kebersamaan
warga masyarakat, membantu masyarakat untuk berkomunikasi satu sama lain yang dapat menimbulkan
adanya dialog, kesepahaman, dan tindakan sosial bersama.
15. Process and outcome: Proses menentukan hasil; proses dan hasil harus terintegrasi. Proses harus
merefleksikan hasil;terlalu berkonsentrasi pada proses dapat menyebabkan pencapaian hasil terabaikan.
16. The integrity of process: Proses yang terjadi dalam CD harus mampu mencakup pendekatan, teknik, metode,
dan lain-lain yang terpadu dan saling mendukung.
17. Non-violence: CD tidak dilakukan dengan cara kekerasan (pemaksaan).
18. Inclusiveness: Proses harus mencari cara ” to include” daripada ”to exclude”, semua orang harus dighargai
walupun mereka berlawanan dan diberikan kesempatan merubah kedudukannya tanpa perlu ”kehilangan
muka”.
19. Consensus: Proses CD dibangun atas dasar konsensus;ada kesepakatan.
20. Cooperation: Dalam proses CD masyarakat bersama-sama mengatasi masalah mereka.
21. Participation: CD harus selalu berupaya memaksimalkan partisipasi dengan tujuan membuat semua orang
terlibat secara aktif dalam proses aktivitasnya.
22. Defining need: CD harus mencapai kesepakatan mengenai kebutuhan yang teridentifikasi. Definisi kebutuhan
masyarakat harus oleh masyarakat sendiri.
2.1.2 ANALISIS PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MENURUT PRINSIP-
PRINSIP COMMUNTY DEVELOPMENT (CD) Integrated development
Program CD harus mencakup aspek sosial, ekonomi, politik, budaya, lingkungan, dan personal/spiritual.
Program pemerintah dalam pemberdayaan Karang taruna melalui program LPM, jika ditinjau dari perspektif prinsip
community development, jelas sekali program pemerintah tersebut mencakup aspek-aspek ekonomi, sosial, politik,
budaya, lingkungan, dan personal/spiritual. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya program-program pemerintah
yang dilaksanakan oleh karang taruna yang mengarah kepada aspek-aspek tersebut,misalnya dengan diadakan kerja
bakti yang berfokus kepada lingkungan sekitar. Kemudian adanya program kewirausahaan, serta forum-forum yang
mengarah kepada keakraban yang mengidikasikan aspek ekonomi, sosial, politik, serta budaya tercakup dalam program
karang taruna terrsebut.
Empowerment
Menyediakan sumber, kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan untuk meningkatkan kapasitas warga
masyarakat untuk menentukan masa depannya sendiri, dan berpartisipasi dalam dan mempengaruhi kehidupan
masyarakatnya.
Menyediakan sumber-sumber kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan, guna meningkatkan kapasitas atau
kemampuan warga, termasuk kedalam program pemerintah yang dilaksanakan oleh karang taruna, ditandai dengan
adanya kegiatan-kegiatan seperti penyuluhan serta pelatihan-pelatihan yang berguna bagi masyarakat, yang
diharapkan setelah masyarakat menerima transfer pengetahuan dari narasumber, masyarakat mampu
11
mendayagunakan atau meningkatkan kemampuan mereka, yang juga berpengaruh terhadap kemajauan masyarakat itu
sendiri pada khususnya serta mampu memajukan bangsa dan negara pada umumnya.
Sustainability
Penggunaan sumber daya yang reneweble daripada non reneweble.
Hilangnya ketergantungan masyarakat membuat program bisa berkelanjutan.
Program pemerintah dalam pemberdayaan Karang taruna melalui program LPM, jika ditinjau dari perspektif prinsip
community development, jelas sekali program pemerintah tersebut memiliki sifat sustainability yaitu dengan
diindikasikan bahwa program karang taruna terjadi secara berkelanjutan, misalnya saja program kerja bakti dan senam
pagi, program tersebut, selalu dilakukan warga masyarakat setiap hari minggu, dan juga indikasi keberhasilan program
tersebut ditandai dengan hilangnya ketergantungan warga masyarakat dengan karang taruna, yaitu pada intinya
masyarakat mampu melakukan kegiatan tersebut tanpa dampingan pihak karang taruna.
Consensus
Proses CD dibangun atas dasar konsensus;ada kesepakatan.
Konsensus dalam program karang taruna sangatlah penting, soalnya setiap program yang dicetuskan atau yang
diusulkan oleh karang taruna tidaklah dapat berjalan tanpa adanya kesepakatan bersama dari semua pihak warga
masyarakat. Konsensus pulalah yang mendasari dilakukannya program, karena tidak akan ada program yang tidak
sesuai dengan keinginan warga masyarakat terkait. Misalanya saja program rehabilitasi sosial, program tersebut tentu
tidak akan berjalan, dengan tanpa didasari terlebih dahulu oleh konsensus setiap masyarakat sekitar, karena dengan
adanya kesepakatan bersama dalam menentukan program,maka masyarakat pun akan senantiasa tulus dalam
melakukan program tersebut.
Participation
CD harus selalu berupaya memaksimalkan partisipasi dengan tujuan membuat semua orang terlibat secara
aktif dalam proses aktivitasnya.
Partisipasi dalam program karang taruna sangatlah penting, soalnya setiap program yang dicetuskan atau yang
diusulkan oleh karang taruna tidaklah dapat berjalan tanpa adanya partisipasi dari semua pihak warga masyarakat.
Partisipasi pulalah yang mendasari dilakukannya program, Misalanya saja program rehabilitasi sosial, program
tersebut tentu tidak akan berjalan, dengan tanpa didasari terlebih dahulu oleh partisipasi setiap masyarakat sekitar,
karena dengan adanya partisipas bersama, maka program tersebut senantiasa masyarakat akan berjalan dengan baik.
Cooperation
Dalam proses CD masyarakat bersama-sama mengatasi masalah mereka
Maka LPM yang dilaksanakan merupakan kerjasama dari masyarakat untuk mengatasi masalah mereka seperti
mengurangi pengangguran menangangi kemiskinan dengan secara bersama-mengatasinya dengan melibatkan segala
pihak dari sturktur kemasyarakatan. Karena program yang dilaksanakan adalah pemberdayaan masyarakat.
Non-violence
CD tidak dilakukan dengan cara kekerasan (pemaksaan).
Tentu saja program LPM yang dilakukan tanpa kekerasan tapi dengan ajakan-ajakan yang halus agar masyarakat mau
ikut tanpa keterpaksaan. Sehngga kreatifitas masyarakat dapat maksimal
12
Communtiy building
CD berusaha mencapai penguatan interaksi sosial dalam masyarakat, kebersamaan warga masyarakat,
membantu masyarakat untuk berkomunikasi satu sama lain yang dapat menimbulkan adanya dialog, kesepahaman,
dan tindakan sosial bersama.
Progam LPM intinya adalah Comunity Building dengan mengembangkan masyarakat dibidang ekonomi keterampilan
pengentasan kemiskinan dan kependudukan yang seluruhnya melibatkan kerjsama dari masyarakat. Dengan suatu
pengarahan yang dilakukan pada kemampuan dan minat masyarakat yang diasah dengan kepedulian masyarakat
terhadap lingkungan dan masyarakatnya dan yang dipengaruhi oleh kecenderungan masyarakat indonesia dalam gotong
royong. Seperti dalam hal pembangunan konomi bersama dan kependudukan semua tersebut tidak akan berhasil tanpa
partisifasi dan kerjsama masyarakat dengan proses komunikasi yang searah karena tidak akan diketahui minat dan
bakat masyarakat maka yang dilakukan adalah komunikasi yang melibatkan masyarakat dengan menuju pada
kesepakatan bersama.
The pace of development
Masyarakat tidak bisa dipaksa untuk berubah secara cepat;masyarakat memiliki kecepatan berubah sendiri.
Semua aktivitas yang dilakukan semuanya adalah inisiatif atau keinginan dari masyarakat. Dan perubahan yang
dilakukan pun sesuai dengan kemampuan dari masyarakat seperti dengan ajakan atau suatu pancingan-pancingan yang
bisa menarik masyarakat masuk program seperti terbukanya lapangan kerja mendapatkan penghasilan tambahan dua
hal tersebut adalah umpan yang terbaik dalam menarik minat masyarakat dalam program itu sendiri terdapat
pengembangan ekonomi bersama yang sangat sesuai dengan minat masyarakat untuk ikut berpartisifasi dalam
program tersebut.
The personal and the political
Permasalah pribadi dan publik saling berkaitan.
Tentu saja dalam program tersebut adalah untuk mencapai tujuan tertentu dari individu yang berkaitan dengan
kepentingan publik tetapi berjalan dengan positif dan selaras. Tujuan pribadi ialah bagai mana individu dari masyarakat
tersebut mempu untuk mencari penghasilan atau pengakuan atas eksistensinya yang kedua hal tersebut berjalan
seiring dengan tujuan bersama yang saling mendukung yaitu untuk mampu hidup mandiri dan layak.
Community ownership
Aset masyarakat bersama perlu untuk perkembangan warganya.
Program LPM yang dijalankan oleh Karang Taruna tersebut harus memanfaatkan aset yang ada dan sumberdaya yang
dimiliki oleh para anggotanya serta yang dimiliki oleh masyarakat pada umumnya. Aset bersama tersebut harus sebisa
mungkin dimanfaatkan untuk kepentingan dan demi perkembangan masayarakat. Seperti minat dan masyarakat dan
peran-peran mereka yang beragam dapat merupakan suatu hal yang saling melengkapi dan menutupi kekurangan
masing. Maka saat program kependudukan digalakan maka masyarakat menempati minat, bakat serts peran masing-
masing. Sehingga mampu untuk saling melengkapi dan menyempurnakan.
Organic development
Masyarakat bersifat organis, memiliki kapsasitasnya sendiri untuk berkembang dan tergantung kepada
lingkungannya.
13
CD merupakan proses yang komplek,seni dan dinamis.
Maka porogram tersebut melihat kemampuan dan minat dari msyarakat serta mengarahkan atau memfasilitasi mereka
untuk mengembangkan atau memberdayakan kreatifitas dari kemampuan dan kreatifitas mereka. Seperti minat mereka
pada bidang ekonomo maka progam yang di galakan adalah memfasilitasi mereka dalam kemampuan dan modal yang
mengarah pada kemampuan mereka.
Defining need
CD harus mencapai kesepakatan mengenai kebutuhan yang teridentifikasi.
Definisi kebutuhan masyarakat harus oleh masyarakat sendiri.
Progam tersebut adalah mengenai apa yang disepakati oleh masyarakat dalam membuat kebjakan melalui
pembimbingan dan mengidentifikasi kebutuhkan mereka sendiri sperti dalam hal kependudukan maka masyaarakat
diarahkan untuk dapat mengerti sendiri mengenai kependudukan agar program atau tata kehidupan dari pemerintah
maupun masyarakat dapat menjadi lebih baik.
Human rights
Protection and Promotion human rights
Progam yang dilakukan adalah mengenai pembelaan masyakat dalam hal kehidupan dengan meningkatkan kualitas
masyarakat dengan perbaikan keterampilan, pemahaman dan ekonomi masyarakat dalam progam pengembangan
ekonomi bersama, pelatihan kependudukan dan keterampilan.
2.2 Alur Community Development
Secara garis besar, perencanaan arah pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan mengikuti 4 Tahap
pelaksanaan sebagai berikut :
Berikut penjelasan pada tiap-tiap tahapan :
Tahap 1. Seleksi Lokasi
Tahap 2. Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat
Tahap 3. Proses Pemberdayaan Masyarakat
• Kajian Keadaaan Pedesaan Partisipatif
• Pengembangan Kelompok
• Penyusunan Rencana dan Pelaksanaan Kegiatan‐Monitoring & Evaluasi Partisipatif
Tahap 4. Pemandirian Masyarakat
14
Tahapan pertama : Seleksi Lokasi
Pemilihan lokasi dilakukan sesuai dengan kriteria yang disepakati oleh lembaga, pihak‐pihak terkait dan
Masyarakat.
Agar tujuan lembaga dalam Pengembangan Masyarakat akan tercapai serta pemilihan lokasi dilakukan sebaik
mungkin.
Kriteria lokasi diusulkan berdasarkan :
Kesediaan masyarakat menerima kegiatan non‐fisik
Tidak terlalu banyak kegiatan keproyekan lain
Adanya masyarakat yang terpinggirkan
Dukungan dari aparat desa serta tokoh‐tokoh masyarakat
Lokasi terjangkau bagi tim Pengembangan Masyarakat , sesuai kemampuan dan sarana.
Tahap Kedua : Sosialisasi Masyarakat
Sosialisasi pada masyarakat membantu untuk meningkatkan pengertian masyarakat dan pihak terkait tentang
program.
Proses sosialisasi sangat menentukan ketertarikan masyarakat untuk berperan dan terlibat di dalam
program.
Tahapan dan Metode dalam proses sosialisasi meliputi :
Pertemuan formal dengan Aparat Desa dan tokoh‐tokoh masyarakat
Menyepakati wilayah kerja (dusun)
Pertemuan formal dengan masyarakat
Pertemuan informal dengan masyarakat: kunjungan rumah, diskusi kelompok, berpartisipasi dalam kegiatan
masyarakat (sosial, agama, lapangan)
Tahap Ketiga : Tahapan Proses pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan adalah suatu proses yang berjalan terus menerus.
Dalam proses tersebut masyarakat bersama‐sama :
Mengidentifikasi dan mengkaji permasalahan, potensi serta peluang pengembangan
Menyusun rencana kegiatan kelompok, berdasarkan hasil kajian
Melaksanakan rencana kegiatan kelompok
Memantau proses dan hasil kegiatannya secara terus menerus (Monitoring dan Evaluasi Partisipatif (M&EP)
Tahap Keempat : Pemandirian Masyarakat
Proses Pengembangan Masyarakat merupakan proses pembelajaran terus‐menerus dengan tujuan kemandirian
masyarakat dalam upaya‐upaya peningkatan taraf hidupnya. Artinya bahwa inisiatif Tim Pengembangan Masyarakat
akan pelan‐pelan dikurangi dan akhirnya akan berhenti. Peran Tim sebagai fasilitator akan dipenuhi oleh pengurus
kelompok atau pihak lainyang dianggap mampu oleh masyarakat. 2.3 Metode dan Teknik Yang digunakan Dalam Community
Development 2.3.1 Social Mapping
15
Pemetaan sosial (social mapping) merupakan upaya mengidentifikasi dan memahami struktur sosial (sistem
kelembagaan dan individu) tata hubungan antar lembaga dan atau individu pada lingkungan sosial tertentu. Pemetaan
sosial dapat juga diartikan sebagai social profiling atau “ pembuatan profil suatu masyarakat “ Identifikasi kelembagaan
dan individu ini dilakukan secara akademik melalui suatu penelitian lapangan, yakni mengumpulkan data secara
langsung, menginterpretasikannya dan menetapkan tata hubungan antara satu dengan lain satuan sosial dalam
kawasan komunitas yang diteliti (Dody Prayogo,2003).
Social mapping terbagi menjadi tiga komponen penting yaitu :
- Etnografi
- Analisa Jaringan Sosial
- Forum Group Discussion
1. Etnografi
Etnografi merupakan kegiatan dalam pemetaan sosial yang berguna untuk Mendeteksi kebiasaan sehari-hari, Observasi
dan Partisipasi, Tempat-Pelaku-Aktivitas. Pada penulisan laporan etnografi digambarkan benda-benda budaya, tingkah
laku budaya, serta pengetahuan budaya, yang dilakukan untuk memahami lingkungan di mana masyarakat tersebut
tinggal, baik lingkungan alam, sosial, maupun budaya. Dengan membaca laporan etnografi, pembaca akan paham
bagaimana masyarakat tersebut hidup, bagaimana mereka memaknai alam dan lingkungannya lewat hubungan
keseharian mereka dengan alam dan lingkungan, serta bagaimana mereka bertahan, bernegosiasi dengan lingkungan
tempat tinggalnya hingga saat ini.
Terdapat tiga elemen utama yaitu, Tempat, Pelaku, dan Aktivitas
a) Tempat
o Gambarkan suasana tempat di wilayah pemberdayaan seperti di ladang, tempat penyortiran, hasil
pertanian, PLTA, dll
o Memcatat dan menggambarkan pelaku dan aktivitas apa saja yang ada di tempat
b) Pelaku
o Identifikasi/tentukan pelaku yang akan kita amati (nama, peran/status/mata pencaharian,usia, jenis
kelamin)
o Mencatat dimana saja tempat yang biasanya didatangi pelaku dan apa saja aktivitas pelaku di
tempat-tempat tersebut
c) Aktivitas
o Identifikasi aktivitas yang akan kita amati
o Mencatat aktivitas tersebut terdapat dimana dan siapa saja pelaku yang terlibat dalam aktivitas
tersebut
Metode untuk mendapatkan data etnografi dapat berupa:
Data Sekunder : Data yang bersal dari laporan secara statistik
Data Primer : Data Secara Kualitatif, misalnya berupa kuesionair, wawancara, observasi secara langsung
2. Analisa Jaringan Sosial
16
Analisa jaringan sosial merupakan data yang harus didapatkan untuk mengetahui hubungan utama sosial yang terjadi
dalam wilayah pemberdayaan. Hal ini cukup penting dalam mengetahui seberapa besar pengaruh kelompok sosial
warga terhadap warga yang lain atau bahkan kita juga dapat mengetahui bagaimana kelompok warga sedang
mengalami konflik dan sejenisnya.
Analisa jaringan sosial menggambarkan suasana kejadian atau hubungan yanga ada dalam komunitas terkait dengan
tingkat ekonomi, kekerabatan, agama, politik dll. Analisa jaringan sosial juga akan menghasilkan gambaran patron-klien.
Proses yang dilakukan yaitu mendiskusikan dengan informan tentang siapa yang biasanya terkait dengan suasana
tersebut. Kemudian hasil yang diperoleh di dokumentasikan dengan cara membuat gambar di sebuah kertas dengan
simbol-simbol khusus, hubunganya dilukiskan dengan garis tebal, putus-putus, dsb.
3. Forum Group Discussion (FGD)
Kegiatan FGD merupakan kegiatan dengan melakukan diskusi yang melibatkan pihak fasilitator dengan beberapa
stakeholder warga dalam sebuah forum kecil. Tujuan dari kegiatan FGD ini adlah memastikan kondisi permasalahan
yang berasal dari hipotesis awal terhadap kondisi sebenarnya yang sedang dihdadapi oleh warga, dimana disini diwakili
oleh para stakeholder dan warga desa yang tentunya memiliki pengaruh. Inti dari FGD adalah indentifikasi masalah
sosial yang ada dari hasil observasi, pengalaman komunitas dalam memecahkan masalah, mencari solusi bersama, dan
mencari celah untuk menerapkan pembangunan komunitas.
Elemen dalam FGD antara lain :
- Informan terdiri dari 10 orang
- Informan dalam satu strata (petani,berdagang, peternak dalam usia yang relatif setara)
- Proses 2 jam ( 1 orang dapat berbicara selama 10-15 menit)
- Fasilitator minimal 3 orang : Pemimpin diskusi, pencatat, dan sebagai anggota FGD
Contoh Kegiatan FGD Warga
17
2.3.2 Rapid Rural Appraisal (RRA)
Metoda RRA digunakan untuk pengumpulan informasi secara akurat dalam waktu yang terbatas ketika keputusan
tentang pembangunan perdesaan harus diambil segera. Dewasa ini banyak program pembangunan yang dilaksanakan
sebelum adanya kegiatan pengumpulan semua informasi di daerah sasaran. Konsekuensinya, banyak program
pembangunan yang gagal atau tidak dapat diterima oleh kelompok sasaran meskipun program-program tersebut sudah
direncanakan dan dipersiapkan secara matang, karena masyarakat tidak diikutsertakan dalam penyusunan prioritas
dan pemecahan masalahnya.
Pada dasarnya, metoda RRA merupakan proses belajar yang intensif untuk memahami kondisi perdesaan, dilakukan
berulang-ulang, dan cepat. Untuk itu diperlukan cara kerja yang khas, seperti tim kerja kecil yang bersifat multidisiplin,
menggunakan sejumlah metode, cara, dan pemilihan teknik yang khusus, untuk meningkatkan pengertian atau
pemahaman terhadap kondisi perdesaan. Cara kerja tersebut tersebut dipusatkan pada pemahaman pada tingkat
komunitas lokal yang digabungkan dengan pengetahuan ilmiah.
Komunikasi dan kerjasama di antara masyarakat desa dan aparat perencana dan pelaksana pembangunan
(development agent) adalah sangat penting, dalam kerangka untuk memahamimasalah-masalah di perdesaan. Di
samping itu, metoda RRA juga berguna dalam memonitor kecenderungan perubahan-perubahan di perdesaan untuk
mengurangi ketidakpastian yang terjadi di lapangan dan mengusulkan penyelesaian masalah yang memungkinkan.
Menurut James Beebe (1995), metoda RRA menyajikan pengamatan yang dipercepat yang dilakukan oleh dua atau lebih
pengamat atau peneliti, biasanya dengan latar belakang akademis yang berbeda. Metoda ini bertujuan untuk
menghasilkan pengamatan kualitatif bagi keperluan pembuat keputusan untuk menentukan perlu tidaknya penelitian
tambahan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan.
Metoda RRA memiliki tiga konsep dasar yaitu; (a) perspektif sistem, (b) triangulasi dari
pengumpulan data, dan (c) pengumpulan data dan analisis secara berulang-ulang (iterative).
2.3.3 Participatory Rural Appraisal (PRA)
Konsepsi dasar pandangan PRA adalah pendekatan yang tekanannya pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan
kegiatan. Metoda PRA bertujuan menjadikan warga masyarakat sebagai peneliti, perencana, dan pelaksana program
pembangunan dan bukan sekedar obyek pembangunan. Walaupun ada beberapa kesamaan antara metoda PRA dan RRA,
tetapi ada perbedaan secara mendasar. Metoda RRA penekannya adalah pada kecepatannya (rapid) dan penggalian
informasi oleh órang luar. Sedangkan metoda PRA penekannya adalah pada partisipasi dan pemberdayaan.
PRA diterapkan dan dikembangkan untuk dua tujuan utama, yaitu :
1. Tujuan praktis (tujuan jangka pendek) adalah menyelenggarakan kegiatan bersama masyarakat untuk
mengupayakan pemenuhan kebutuhan praktis dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekaligus sebagai
sarana proses belajar tersebut.
2. Tujuan strategis (tujuan jangka panjang) adalah mencapai pemberdayaan masyarakat dan perubahan sosial
melalui pengembangan masyarakat dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
18
PRA dapat digunakan untuk :
1. Penjajagan/Pengenalan Kebutuhan
2. Perencanaan Kegiatan
3. Pelaksanaan/Pengorganisasian Kegiatan
4. Pemantauan Kegiatan (Monitoring)
5. Evaluasi Kegiatan, yaitu :
o Evaluasi setelah melihat adanya perkembangan‐perkembangan atau perubahan‐perubahan yang
terjadi di masyarakat dengan adanya kegiatan bersama (program).
o Evaluasi akhir program, dilakukan antara lain untuk: mengkaji tujuan program apa saja yang sudah
tercapai dan apa yang belum tercapai, serta mengapa terjadi demikian, mengkaji pengaruh program
terhadap kesejahteraan masyarakat (disebut Studi Dampak), pertanggungjawaban lembaga
pendamping program, biasanya juga keperluan laporan kepada lembaga donor.
Teknik-Teknik PRA adalah alat unutk melakukan PRA. Total ada 12 teknik PRA. Teknik PRA yang akan dilakukan akan
disesuaikan dengan kebutuhan situasi dan kondisi saat pelaksaan PRA dilakukan.
Nama Teknik Ciri/Tanda Penjelasan Jenis Informasi
Teknik Penelusuran Sejarah
Desa
Waktu Mengkaji suatu keadaan
desa dalam waktu tak
terbatas
Informasi umum,asal-usul
desa, perkembangan
masyarakat termasuk
pertanian
Teknik pembuatan Bagan
Kecenderungan dan
Perubahan
Waktu Mengkaji keadaan desa
dengan hingga terbatas
pada aptokan waktu
tertentu (misal per lima
tahun,dsb)
Perubahan-perubahan desa
yang paling menonjol
Teknik Penyusunan
Kalender Musim
Waktu Mengkaji keadaan desa
dengan jarak waktu hanya 1 tahun musim
Pola kegiatan masyarakat
terutama pola kegiatan pertanian dan perkebunan
Teknik Jadwal Sehari Waktu Mengkaji keadaan desa dengan jarak waktu 24 jam
Pola kegiatan keseharian masyarakat terhadap
keluarganya
Teknik Pembuatan Peta
Desa
Ruang Mengkaji keadaan suatu
wilayah berdasarkan batas-batas desa/dusun
yang mengelilinginya
Mengetahui sumber daya
alam, masalah pertanian dan teknologi pertanian
Teknik Penelusuran Desa Ruang Mengkaji keadaan suatu
wilayah dengan mengamati langsung ke lokasi
Mengetahui sumber daya
alam, masalah pertanian dan teknologi pertanian
Teknik Pembuatan Gambar Kebun
Ruang Mengkaji ruang atau wilayah yang kecil,yaitu
kebun atau lahan pertanian
tertentu
Pola tanam dan teknologi pengelolaan kebun
Teknik Kajian Lembaga-
lembaga Desa (Diagram
Venn)
Sistem Mengkaji sistem organisasi
dan lembaga desa serta
hubungan dengan
Fungsi kegiatan-kegiatan,
manfaat lembaga desa
dalam kehidupan
19
masyarakatnya masyarakat
Teknik Pembuatan Bagan
Alur
Sistem Mengkaji sistem terntu - Alur produksi pertanian
dan pemasaran hasil
- Sistem pengelolaan air
desa, dsb
Teknik Kajian Mata Pencaharian
Urutan Mata pencaharian desa diurutkan berdasarkan
yang paling utama/banyak
dilakukan oleh masyarakat
Mata Pencaharian utama masyarakat potensi
pengembangan usaha
Teknik Matriks Ranking Urutan Teknik serba guna untuk
mengurutkan berbagai hal
yang akan diprioritaskan
- Pilihan prioritas kegiatan
- Pilihan prioritas masalah
Teknik Wawancara Individu/Keluarga Digunakan dalam kelompok
diskusi masyarakat
- pendataan keluarga
- sumber daya yang dimiliki
keluarga
- kesehatan dan hubungan sosial
Berikut contoh hasil jadi teknik dalam PRA
Diagram venn Pemetaan Lokasi
Kalender Musim
20
BAB III : COMMUNITY DEVELOPMENT HMTM
PATRA ITB 3.1 Sejarah Comdev PATRA
Kegaiatn community development HMTM PATRA ITB sampai saat ini sudah berjalan sekitar tahun ketiga di desa binaan,
namun secara tahapan yang telah dilaluinya saat ini kegiatan sudah berusia empat tahun. Menurut sumber, semangat
kegiatan yang bertemakan pengembangan masyarakat ini mulai booming sejak adanya kegiatan ITB FAIR 2010. Tema
utama yang dibawa dalam kegiatan ITB FAIR 2010 tersebut adalah realisasi nyata dan kontribusi ITB terhadap
pengembangan masyarakat. Dalam hal ini istilah pengembangan masyarakat atau lebih familiar disebut dengan
community development telah menjadi trend yang positif se-antero kampus. Sehingga setelah kegiatan tersebut
semangat melakukan community development menular hingga terhadap entitas himpunan bahkan unit. Beberapa
himpunan telah mencanangkan kegiatan berbasis keprofesian yang berhubungan langsung dengan pengembangan
masyarakat seperti HME dengan Palapa-nya, HMS dengan Sibades-nya. Melihat ini merupakan budaya pengabdian
masyarakat yang bagus apabila diterapkan, timbullah ide dari abang-abang PATRA 2008 dan 2009 untuk melakukan
kegiatan sejenis. Mungkin apabila harus dipaksakan agar sesuai dengan keprofesian, maka cukup sulit untuk
direalisasikan. Hal ini karena hubungan keprofesian teknik perminyakan merupakan keprofesian yang tidak berdampak
langsung terhadap masyarakat. Tentunya dengan mempertimbangkan analisis kemampuan dan kebutuhan Massa HMTM
PATRA ITB maka akhirnya kegiatan community development dapat sustain hingga saat ini. Berikut lini waktu sejarah
penting dalam kegiatan community development HMTM PATRA-ITB :
Akhir Tahun 2011 : Insisasi dan perumusan awal kegiatan community development, yang berperan sebagai
penanggung jawab pada saat itu adalah Naufal Firas Lubaba (12209029).
Awal Tahun 2012 : Pergantian kepengurusan Badan Pengurus HMTM PATRA ITB, pertama kali tim community
development masuk dalam struktur kepengurusan. Ketua comdev adalah Soni Sumantri
(12209061)
Feb-April Tahun 2012 : Survey Penentuan calon desa binaan berdasarkan berbagai sumber data dan
pertimbangan akses. Diperoleh empat calon desa binaan antara lain Desa Kidang
Pananjung (Bandung Barat), Desa Srikandi (Bandung Barat), Desa Citiis (Bandung Selatan)
dan Desa Kasepen (Bandung Selatan).
19 Mei 2012 : Pemaparan hasil survey dan bridging tim community development ke seluruh massa
HMTM PATRA ITB. Penentuan Desa Kasepen sebagai desa binaan.
26 Mei -2 Juni 2012 : Kegiatan Implementasi 1 community development HMTM PATRA ITB. Agenda utama
melakukan sosialisasi dan Forum Group Discussion bersama warga desa terhadap
rangkaian kegiatan community development selanjutnya.
8 – 13 Januari 2013 : Kegiatan Implementasi 2 community development HMTM PATRA ITB. Agenda utama
Penyuluhan Pertanian dan evaluasi pemberdayaan ibu-ibu.
21
27 – 31 Mei 2013 : Kegiatan Implemetasi 3 community development HMTM PATRA ITB. Terjadi pergantian
badan pengurus, ketua departemen community development saat itu adalah Devi Anggara
(12210066). Agenda utama berupa packaging produk olahan makanan Desa Kasepen hasil
pemberdayaan ibu-ibu.
22 – 25 Desember 2013 : Kegiatan Implemetasi 4 community development HMTM PATRA ITB. Agenda utama ialah
meningkatkan hubungan baik terhadap seluruh elemen warga.
19 Januari 2014 : Silaturahmi Kasepen bersama alumni sebagai rangkaian kegiatan Dies Emas HMTM
PATRA-ITB
25 Mei 2014 : Silaturahmi Besar Kasepen. Terjadi pergantian badan pengurus, ketua departemen
community development saat itu adalah Agung Setiaji (12211053). Agenda utama
pengambilan data sekunder dan update social-mapping.
22-24 Desember 2014 : Kegiatan Implemetasi 5 community development HMTM PATRA ITB. Agenda utama berupa
pembentukan dan approach organisasi kepemudaan warga Desa Kasepen sebagai
pemberdayaan terhadap pemuda.
Harapannya tim community development berikutnya yang melanjutkan mampu menuliskan agenda dan kegiatan yang
dilakukan serta dapat diarsipkan secara rapi untuk mengetahui bagaimana sejarah kegiatan community development
yang pernah dilakukan oleh HMTM PATRA ITB.
3.2 Latar Belakang Comdev PATRA
Mahasiswa,menurut KBBI pengertian mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi,secara adminitrasi
mereka terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi. Tapi pengertian itu tidakhanya sebatas itu, Mahasiswa itu
mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar terdaftar secara administrasi. Akan tetapi menjadi mahasiswa
itu mengandung arti yang sangat luas,mahasiswa adalah agen pembawa perubahan. Menjadi mahasiswa itu merupakan
kebanggaan dan juga sebagai tanggung jawab besar sebagai agen pembawa perubahan. Menjadi seseorang yangakan
memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat. Sebagai kaum intelektual, mahasiswa memiliki
peranan yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa. Yang pertama Sebagai Agent Of Change, mahasiswa sebagai
agen perubahan dituntut bersifat kritis dan diperlukan implementasi yang nyata. Peranan Mahasiswa yang kedua adalah
sebagai Control Sosial,Mahasiswa sebagai penengah antara pemerintah dan masyarakat, disinilah peranan mahasiswa
sebagai pengontrol. Mahasiswa menyampaikan aspirasi masyarakat terhadap pemerintah dan juga mahasiswa
menunjukkan sikap yang baik terhadap masyarakat sebagai kontrol sosial. Peran Mahasiswa yang ketiga adalah Iron
Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memilik kemampuan dan akhlak mulia yang
nantinya dapat menggantikan generasi sebelumnya.
Selain peran diatas, mahasiswa juga memiliki potensi dan posisi dalam kehidupan bermasyarakat. Potensi mahasiswa
yang bersifat muda, kritis, energik, penuh semangat, idealis, independen, banyak jaringan dan memiliki multidisiplin
ilmu. Posisi mahasiswa adalah sebagai masyarakat sipil terpelajar, sehingga mempunyai kebebasan dalam bersikap.
Sebagai salah satu institusi pendidikan terbaik di Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB) menjunjung tinggi Tri
Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi aspek pendidikan, penelitian, dan pendidikan masyarakat, berlaku hingga entitas
22
terkecil pada elemen organisasi kemahasiswaan. Melalui Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan – Institut Teknologi
Bandung (HMTM PATRA –ITB) , kami berupaya untuk melakukan salah satu kewajiban kami terhadap Tri Dharma
Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat.
Dengan membenturkan potensi dan peran mahasiswa terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi yang secara khusus pada
pengabdian masyarakat maka HMTM PATRA ITB turut berperan serta dalam bentuk membuat program kerja pengabdian
masyarakat yang dilakukan oleh massa HMTM PATRA ITB. Perkembangan kegiatan pengabdian masyarakat dalam skala
kampus memiliki perubahan arah yang cukup berarti pada saat dilangsungkannya kegiatan ITB FAIR 2010, dimana
konsep pengabdian masyarakat berbasis pemberdayaan masyarakat atau community development menjadi tagline
besar pada saat itu. Akibatnya sebagian besar elemen kampus tersuasanakan akan konsep community development
bukti nyatanya yaitu terhadap berbagai himpunan sekarang mulai fokus melakukan pemberdayaan masyarakat skala
desa(atau desa binaan) dengan memanfaatkan keprofesian mereka.
Alhasil beberapa anggota HMTM PATRA ITB tertarik untuk melakukan inisiasi kegiatan tersebut. Sesuai dengan AD-ART HMTM PATRA ITB bahwa HMTM PATRA ITB berkewajiban untuk turut mendukung kegiatan kemahasiswaan di dalam
kerangka Tridarma Perguruan Tinggi yang diadakan dalam skala kampus sesuai dengan kemampuan berdasarkan
objektivitas dan kebenaran ilmiah. Poin pengabdian masyarakat adalah kunci utama bagaimana kegiatan community
development berjalan. Setelah pengkajian yang cukup mendalam ternyata kegiatan community development
memberikan dampak positif baik bagi internal Massa HMTM PATRA ITB maupun bagi kelompok masyarakat yang akan
diberdayakan.
Kunci latar belakang pembuatan community development HMTM PATRA ITB : Po-po-pe Mahasiswa, Tri Dharma
Perguruan Tinggi, Pengabdian Masyarakat, arah pemberdayaan masyarakat, inisiasi dan ketertarikan anggota terhadap
community development, kebermanfaatannya bagi internal.
3.3 Visi & Misi Comdev PATRA
Visi
Mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya pengabdian masyarakat dengan arah pemberdayaan masyarakat
melalui nilai sosial kemanusiaan anggota HMTM PATRA ITB
Misi
1. Meningkatkan peran anggota HMTM PATRA ITB dalam kegiatan pengabdian masyarakat khususnya dalam
bidang pemberdayaan masyarakat
2. Meningkatkan pemahaman anggota HMTM PATRA ITB terhadap kegiatan pengabdian masyarakat khususnya
dalam bidang pemberdayaan masyarakat
3. Meningkatkan nilai humanis, empati dan simpati anggota HMTM PATRA ITB dengan berinteraksi langsung ke
masyarakat
4. Mendorong masyarakat desa binaan untuk mencapai kemandirian
23
3.4 Struktur Ke-Organisasian
Struktur keorganisasian yang terdapat dalam tim community development HMTM PATRA ITB merupakan suatu tataran
sistematis dalam menyeimbangkan peran konseptor, supporting dan eksekusi. Secara hierarkis, tim community
development HMTM PATRA ITB selalu berada langsung oleh arahan ketua himpunan. Berdasarkan arahan yang terdapat
pada GBHK HMTM PATRA ITB mengenai community development secara umum membutuhkan tiga komponen penting
yaitu sebagai planning financial, peran sosialisasi, dan peran tataran konsepsi. Community development HMTM PATRA
ITB dari awal pembentukannya berupa departemen khusus. Khusus disini dalam artian memiliki struktur pendukung
dalam hal kesekretariatan dan keuangan yang tidak bergantung langsung terhadap kegiatan administratif himpunan.
Berikut Struktur Keorganisasian Departemen Khusus Community development HMTM PATRA ITB
Berikut Deskripsi tiap bagian bagan diatas :
Departemen Khusus Community Development diketuai oleh kepala departemen bertugas sebagai penanggungjawab
utama keberjalanan community development HMTM PATRA ITB, berfungsi mengontrol keberjalanan ketiga elemen
community development yang tercantum dalam GBHK HMTM PATRA ITB agar dapat berjalan secara seimbang dan
selaras demi tujuan kemandirian masyarakat desa binaan.
Divisi Suporting Manajemen dikepalai oleh ketua divisi. Divisi ini bertugas sebagai fungsi kesekretariatan dan manajerial
segala kegiatan community development. Selain itu, juga dapat membantu dalam hal pemasaran produk desa binaan
kepada pihak luar.
Divisi Perencanaan dan Implementasi Program dikepalai oleh ketua divisi. Divisi ini memiliki tugas kerja sebagai
perencana haluan pengembangan Desa binaan yang dituangkan dalam Master Plan Comdev serta disosialisasikan
kepada Massa HMTM PATRA ITB. Selain itu juga bertanggungjawab terhadap pelaksanaan program implementasi
community development.
Departemen Khusus Community
Development
Divisi Supporting Manajemen
Divisi Perencanaan dan Implementasi Program
Divisi Mediasi Massa
24
Divisi Mediasi Massa dikepalai oleh ketua divisi. Divisi ini memiliki tugas kerja sebgai jembatan penghubung informasi
segala kegiatan community development antara Massa PATRA ITB dengan masyarakat desa binaan. Selain itu juga
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kunjungan Massa HMTM PATRA ITB ke desa binaan.
Walaupun setiap pergantian kepengurusan memiliki kebijakan terhadap bentuk struktur organisasi community
development , harus mengandung minimal tiga komponen penting seperti yang dijelaskan diatas.
Berikut ini adalah pertimbangan untuk menjadikan community development HMTM PATRA-ITB sebagai Badan Semi
Otonom (Hasil Kajian dengan Divisi Kajian Strategis) :
Plus comdev jadi BSO Minus comdev jadi BSO
Waktu pembahasan comdev dalam ADRT belum jelas Belum adanya input mengenai comdev sendiri dari
masyarakat
Isu memasukkan comdev dalam ADRT masih terkesan
terlalu gegabah, ambisius, dan masih ada solusi lain untuk menjadikan comdev BSO dengan evaluasi kinerja comdev
sendiri
Memungkinkan partisipasi massa berkurang akibat
comdev sendiri yang menjadi BSO
Jalur komando dan koordinasi antara comdev dan Kahim menjadi lebih jelas
Belum punya SDM yang mencukupi baik secara kuantitatif maupun kualitatif
Membuat tujuan comdev bukan lagi hanya menumbuhkan
rasa simpati dan empati masyarakat, tetapi lebih kepada
menumbuhkan dan mengembangkan masyarakat menjadi
hidup mandiri
Masih kurangnya pensuasanaan yang melibatkan massa
PATRA yang dilakukan oleh comdev sendiri ketika turun ke
masyarakat, sehingga terbatasnya ide dan partisipasi
massa
Adanya desakan dari pengurus comdev agar intervensi
kahim dikurangi secara signifikan dan legalitas comdev,
bukan sekedar titipan dan bisa lebih fokus
Kesiapan comdev untuk jadi BSO masih belum siap,
perlunya ada masa transisi yang cukup lama agar comdev
berubah dari departemen menjadi BSO
Mencegah terjadinya perlakuan khusus dari kahim yang
memperlakukan comdev sebagai departemen khusus yang
berbeda dari departemen lainnya yang dapat
menimbulkan dualisme departemen
Kurangnya apresiasi terhadap pengurus BSO comdev
karena struktur diluar badan pengurus
Dalam pelaksanaan porgram pengembangan masyarakat oleh HMTM Patra ITB ini, diperlukan suatu lembaga semi
otonom di dalam struktur kelembagaan HMTM Patra ITB yang terjamin eksistensinya. Lembaga semi otonom ini memiliki
batasan tertentu, yaitu otonom dari segi pendanaan dan administrasi. Sedangkan eksistensi keberlangsungan lembaga
ini harus terjamin dan memiliki kekuatan yang cukup untuk bisa tetap ada yang boleh jadi tertuang dalam AD/ART atau
konsesi/kesepakatan bersama agar terus terjaga eksistensinya.
Analisis masalah bentukan lembaga semi otonom dalam struktur HMTM PATRA ITB
Departement Community development HMTM PATRA ITB adalah lembaga yang bergerak di pengembangan masyarakat.
Kondisi masyarakat yang dinamis mengharuskan lembaga ini juga menjadi lembaga yang dinamis menyesuaikan dengan
kondisi masyarakat saat ini. Oleh karenanya, departement ini memerlukan suatu bentukan semi otonom dari aspek
pendanaan dan administrasi untuk menunjang kedinamisan hal tersebut. Berbeda dengan HMTM Patra ITB yang
menaungi departement ini di dalamnya yang kaku sehingga memang perlu bentukan semi otonom ini diterapkan kepada
Departement Community development. Pada tahapan awal pengembangan masyarakat, kedinamisan ini sering terjadi,
mulai dari perubahan rencana program hingga perubahan anggaran yang sudah disusun. Hal ini terjadi karena
25
keterbatasan data yang didapatkan pada tahap awal pengembangan masyarakat. Dan walaupun data sudah cukup
didapatkan, hal tersebut masih belum cukup untuk meredam perubahan-perubahan tersebut karena adanya
kedinamisan dari masyarakat itu sendiri yang sulit untuk diprediksi sehingga diperlukan pengaktualan data lagi.
Permasalahan yang muncul jika pembentukan lembaga semi otonom ini terealisasikan adalah ketersediaan sumber
daya manusia yang cukup, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Terlalu banyaknya lembaga di kemahasiswaan
Teknik Perminyakan ITB seperti SPE SC ITB, IATMI SM ITB, HMTM Patra ITB yang semuanya beranggotakan mahasiswa SI
Teknik Perminyakan ITB menyebabkan ketidakefektifan kinerja dari masing-masing lembaga tersebut. Hali ini bisa
menjadi lebih parah jika di dalam HMTM PATRA ITB dibentuk suatu lembaga baru berbentuk semi otonom yang pastinya
akan menyerap banyak sumber daya manusia.
3.5 Analisis Massa PATRA 3.5.1 Analisis Massa PATRA
Secara umum potensi ada kekuatan (Strength) Massa HMTM PATRA ITB antara lain :
- Inputan individu yang memiliki intelegensia diatas rata-rata
- Energik, muda dan penuh semangat
- Mampu manajemen diri dan waktu
- Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
- Bersikap Kritis dan mampu memberikan solusi yang solutif
Kekurangan atau kelemahan (Weakness) Massa HMTM PATRA ITB terhadap kegiatan community development antara lain
:
- Sedikit yang minat terhadap kegiatan bersifat sosial
- Lebih suka kegiatan yang bersifat eventual
- Sebagian besar tertarik terhadap kegiatan yang bersifat keprofesian dan kekeluargaan
- Kurangnya apresiasi terhadap kegiatan community development, sehingga masih dianggap sebelah mata dan
kurang penting bagi massa
- Kurang memahami pentingnya melakukan kegiatan berbasis pengabdian masyarakat
Kesempatan atau Peluang (Opportunity) untuk mengatasi kelemahan tersebut adalah telah adanya wadah untuk
menampung kegiatan community development dalam HMTM PATRA ITB. Kedepannya dilakukan pengembangan kegiatan
yang dapat melibatkan lebih banyak lagi Massa HMTM PATRA ITB.
Ancaman (Threat) adalah semakin sedikit sumber daya massa yang terlibat terhadap kegiatan community development,
maka kinerja tim community development semakin kurang terapresiasi dan mempengaruhi proses arah pemberdayaan
masyarakat yang akan dapat bersifat seadanya atau bahkan berhenti sama sekali tanpa menghasilkan apapun.
3.5.2 Analisis Kelembagaan
Analisis masalah eksistensi Departement Community Development HMTM PATRA ITB
26
Tahapan panjang pengembangan masyarakat mulai dari survey desa hingga tahap pemandirian membutuhkan waktu
yang tidak singkat. Setidaknya memerlukan waktu minimal 5 tahun untuk mencapai itu semua. Oleh karena itu, program
pengembangan masyarakat yang bersifat multiyears ini memerlukan adanya keterjaminan eksistensi Departement
Community Development HMTM PATRA ITB di masa yang akan datang. Jaminan keberadaan Departement ini bisa
tertuang dalam AD/ART atau konsepsi/kesepakatan bersama untuk mempertahankan eksistensi departement ini.
Analisis masalah sumber daya manusia
Sumber daya manusia yang terlibat dalam program pemberdayaan masyarakat ini menjadi sangat penting saat
implementasi program yang telah dirancang benar-benar memerlukan sumber daya anggota yang cukup banyak. Bukan
hanya dari segi kuantitas, tetapi juga dari segi kualitas. Kurangnya rasa simpati dan empati Massa Patra saat ini
terhadap realitas bangsa yang terjadi sangat menyulitkan departement ini mengajak Massa Patra untuk ikut terlibat
dalam implementasi program pemberdayaan masyarakat dusun kasepen ini. Akar permasalahan ini bisa berasal dari
beberapa faktor. Input mahasiswa ITB yang memiliki profil mahasiswa individualistik dan apatis yang tinggi bisa jadi
merupakan salah satu penyebab hal tersebut terjadi. Faktor lainnya adalah sistem kaderisasi yang kurang
menyuarakan secara gamblang mengenai realitas masalah bangsa dan sosial dibandingkan dengan porsi materi
lainnya.
Analisis masalah pembiayaan dan pemodalan
Sumber dana Department Community Development Patra secara struktural terpisah dengan organisasi HMTM Patra
ITB yang menaunginya. Hal ini berarti, departement ini harus mencari dana untuk menjalankan semua programnya
secara mandiri. Pembiayaan dan pemodalan yang menjalankan departement ini bisa berasal dari dana hibah alumni,
CSR perusahaan, sponsorship, dana kemahasiswaan dari fakultas, usaha bisnis departement, atau pengajuan proposal
lainnya kepada institusi tertentu. Beberapa opsi tersebut masih belum bisa menjamin pendanaan departement ini. Jika
dalam satu tahun periode departement ini tidak mendapatkan dana, maka akan berdampak buruk pada keuangan
departement ini di tahun selanjutnya sehingga memungkinkan terjadi penggunaan dana abadi yang semestinya tidak
digunakan.
27
BAB IV : PEMETAAN SOSIAL-KEPENDUDUKAN 4.1 Kependudukan
4.1.1 Lokasi
Dusun Kasepen secara geografis terletak di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Dusun yang berada di daerah perbukitan dan dekat dengan hutan cagar alam ini memiliki suhu antara 180 – 240C
sehingga banyak sekali tanah yang difungsikan sebagai ladang sayuran. Berdasarkan rencana tata ruang dan wilayah
kecamatan pangalengan, dusun kasepen termasuk ke dalam daerah wisata Kampung Adat Cikondang sehingga adat
budaya dan ritual yang ada di dusun ini masih sangat kental. Dusun Kasepen merupakan lingkup daerah yang setingkat
Rukun Warga (RW). Awalnya Dusun Kasepen terbagi menjadi dua kampung, yaitu Kampung Kasepen dan Kampung
Cinangka. Namun dengan kondisi terbaru, dimana Kampung Cinangka terjadi musibah kelongsoran yang mengakibatkan
sebagian besar warga Kampung Cinangka eksodus dan bermukim di Kampung Kasepen. Sampai saat ini Dusun Kasepen
wilayahnya terbagi menjadi empat Rukun Tetangga (RT) termasuk warga Kampung Cinangka yang berpindah ke
Kasepen.Berikut Peta Lokasi Dusun Kasepen
Lokasi Dusun Kasepen dan ladang warga
Sangiang
(Ladangwarg
a)
Cinangk
a
Kasepen
PLTA Lamajang
28
Penampakan Kasepen dari Atas
Letak Bendungan PLTA Cikalong dan SD Lamajang 02
SDN Lamajang 02
29
4.1.2 Pemerintahan
Pemerintahan merupakan komponen penting dalam pengaturan kebijakan kewilayahan yang terdapat dalam tatanan
kehidupan masyarakat, sehingga sangat perlu bagi tim community development untuk mengumpulkan data dan
informasi pemerintahan yang melingkupi Dusun Kasepen. Berikut informasi mengenai pemerintahan.
Tingkat Kecamatan
Kecamatan : Kecamatan Pangalengan
Kepala Camat : Drs. Yayan Suharman, Msi
Alamat Kantor : Jalan Raya Pangalengan No. 1
No Telp. : (022) 5979404 ; email : [email protected]
Tingkat Kelurahan/Desa
Kelurahan : Desa Lamajang
Kepala Desa : Nana Suparna
Alamat Kantor : Jalan Raya Pangalengan-Banjaran Masuk Komplek PLTA Cikalong ;
No Telp. : (022) 5973299 ; Kodepos : 40378
Tingkat Rukun Warga (RW)
Kepala Warga : Pak Juju
No. Telp : 081322005744
Tingkat Rukun Tetangga (RT)
Wilayah RT 1 RT 2 RT 3 RT 4
Kepala RT Pak Dadang Pak Dadan Pak Dadi Pak Sukiman
No. Telp - - - -
4.1.3 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk disini kami identifikasikan mengenai jumlah penduduk terhadap parameter-parameter lain seperti
berdasarkan kepala keluarga, usia, status, dan agama. Beberapa parameter lain yang menyangkut tentang jumlah
penduduk seperti pendidikan terakhir dan mata pencaharian akan dicantumkan ke dalam sub-bab lain yang lebih
berhubungan.
30
Jumlah Penduduk
Wilayah RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 Total Jumlah
Pria (orang) 43 58 48 67 216
Wanita (orang) 46 47 59 67 219
Total Jumlah Penduduk Dusun Kasepen 435
Jumlah Kepala Keluarga
Wilayah RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 Total Jumlah
Jumlah KK 34 32 43 36 145
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
Wilayah RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 Total Jumlah
Anak-anak 17 24 19 33 93
(0-13 Tahun)
Pemuda – Pemudi 14 10 20 24 68
(13 -23 Tahun)
Dewasa 58 71 68 77 274
( > 23 Tahun)
Jumlah penduduk berdasarkan status
Status RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 Total Jumlah
Kawin 64 70 76 86 296
Belum Kawin 25 46 31 48 150
Rata2 Umur
Nikah RT 1 RT 2 RT 3 RT 4
Rata-rata
Keseluruhan
Pria 18 25 17 17 19,25
Wanita 16 23 17 17 18,25
Rata-rata umur menikah penduduk Dusun Kasepen yaitu untuk Pria adalah 19,25 tahun dan wanita 18,25 tahun.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Agama RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 Total Jumlah
Islam 89 106 107 134 435
Seluruh Warga Dusun Kasepen memeluk Agama Islam.
31
4.1.4 Pendidikan
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia. Manusia dalam kenyataan hidupnya menunjukkan suatu proses
belajar yang memungkinkan dirinya untuk menyatakan eksistensinya secara utuh dan seimbang. Pentingnya pendidikan
dalam masyarakat adalah membentuk individu-individu yang memiliki usaha proses belajar yang bertujuan untuk
meningkatkan kehidupannya yang lebih baik agar dapat membangun dan meningkatkan kemajuan masyarakat
kedepannya.
Tujuan kegiatan pendidikan bagi warga Dusun Kasepen secara umum juga sama seperti uraian diatas. Kami telah
melakukan pemetaan mengenai keseluruhan kegiatan warga yang berhubungan dengan pendidikan seperti jumlah siswa
tiap jenjang pendidikan, sarana/akses pendidikan dan pendidikan agama. Hasil pemetaan ini akan digunakan sebagai
acuan untuk menentukan analisis masalah yang selanjutnya ditentukan strategi penyelesainnya dengan basis
pemberdayaan masyarakat.
Jumlah penduduk berdasarkan pendidikan terakhir
Jenjang Pendidikan RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 Total Jumlah
SD (orang) Banyak Banyak banyak 8 Banyak
SMP (orang) 7 21 7 4 39
SMA (orang) - - 1 - 1
Sarjana (orang) - - - - -
Sebagian besar warga Dusun Kasepen merupakan tamatan setingkat Sekolah Dasar. Jumlah yang banyak ini bersal dari
pengambilan data primer berupa wawancara dan minta data kependudukan kepada tiap kepala RT, sedangkan sampai
saat ini kami belum mengecek ulang secara pasti mengenai jumlah warga yang memiliki pendidikan terakhir setingkat
SD. Hal ini terjadi karena kurangnya data sekunder yang tepat dan rinci mengenai bagian ini.
Akses Pendidikan
Usia pendidikan warga yang paling dominan saat ini adalah setingkat SD. Beberapa mampu untuk melanjutkan
menempuh pendidikan setingkat SMP. Sampai saat ini hanya satu warga yang melanjutkan pendidikan setingkat
SMA/SMK.
Sekolah Dasar terdekat yang adalah SD Lamajang 02, akses yang harus ditempuh oleh para siswa dari warga Dusun
Kasepen adalah sekitar 2 km melewati Bendungan PLTA Cikalong. Perjalanan paling cepat harus menempuh instalasi
pemimpaan PLTA melewati sekitar 200 anak tangga. Rutinitas berangkat dan plang sekolah para siswa adalah berjalan
kaki bersama-sam. Kegiatan Sekolah dimulai pukul 07.30 hingga pukul 13.00.
32
Gambaran jalur yang dilewati anak-anak SD saat sekolah
Tempat SMP yang tempat bersekolah para siswa warga Dusun Ksepen setingkat SMP adalah MTSS AL-JIHAD
Pangalengan yang terletak di kampung Cibiana. Lokasinya berada sekitar 7 km dari Dusun Kasepen. Akses yang
digunakan para siswa dari warga Dusun Kasepen yaitu menggunakan angkutan umum dan sepeda motor. Khusus untuk
angkutan umum, siswa harus turun dusun hingga berada di jalan raya Pengalengan. Untuk para siswa yang bersekolah
tingkat SMA/SMK, harus menempuh jarak lebih jauh, karena yang terdekat berada di daerah Pangalengan.
Pemenuhan sarana penunjang pendidikan warga Dusun Kasepen dapat dilakukan melalui beberapa toko kelontong yang
menjual buku dan alat tulis. Namun jumlahnya sangat terbatas. Komputer atau laptop hanya dimiliki oleh dua kepala
keluarga saja. Media informasi dan pengetahuan utama warga berasal dari televisi dan radio. Akses informasi
tambahan cukup terbatas karena ketiadaan akses internet.
Pendidikan Agama
Pendidikan agama ini sangat penting dalam membentuk karakter dan perliaku budi pekerti baik dan berkeyakinan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kebutuhan akan pemenuhan pendidikan agama tugas adalah bersama warga dengan
melibatkan pengetahuan mengenai agama dan fasilitas peribadatan yang tersedia.
Kegiatan mengaji Al-Quran bersama Mahasiswa
33
Berdasarkan data kependudukan sebelumnya bahwa seluruh warga Dusun Kasepen memeluk agama islam. Kegiatan
pendidikan agama sampai saat ini telah berlangsung setiap setelah shalat maghrib di musholla Dusun Kasepen.
Kegiatan berupa mengaji AL-Qur‟an bersama yang dipandu oleh seorang warga yang memiliki kemampuan
mengajarakan membaca Al-Qur‟an bahkan beberapa kali mengundang ustad dari luar dusun. Selain mengaji, kegiatan
keagamaan juga ditambahakan kegiatan bernuansa seni islam yaitu pelatiihan permainan alat musik rebana. Sebagian
besar sasaran kegiatan pendidikan agama diperuntukkan bagi anak-anak. Pendidikan agama bagi warga yang dewasa
masih dirasa kurang, terlihat dari kehadiran shalat jumat di musholla yang terbilang sangat sedikit. Hal ini terjadi
karena sebagian besar bapak-bapak sedang bekerja di ladang.
4.1.5 Analisis Jaringan Sosial
Kondisi lingkungan sosial masyarakat Dusun Kasepen masih memegang nilai gotong-royong yang cukup baik. Setiap kali
salah satu warga mengadakan hajatan ataupun membangun rumah, maka hampir semua warga ikut membantu. Hampir
semua warga Dusun Kasepen memiliki hubungan kekerabatan terutama di RT 1,3, dan 4 sedangkan di RT 2 sebagian ada
yang merupakan pendatang sehingga tidak terlalu dekat dengan warga RT yang lainnya. Terdapat beberapa orang
tengkulak yang sangat berpengaaruh di Dusun Kasepen ini dimana hampir semua produk pertanian warga dijual kepada
para tengkulak ini karena para petani hanya memiliki lahan yang sangat terbatas dan menghasilkan produk yang sedikit
sehingga tidak mungkin untuk menjualnya sendiri. Terlihat bahwa warga Dusun Kasepen sangat bergantung pada
tengkulak ini, sedangkan tengkulak tidak begitu tergantung pada para petani karena kedua tengkulak ini memiliki ladang
sendiri yang sangat luas.
Sebagian besar masyarakat Dusun Kasepen sangat bekerja keras dalam mencari nafkah terutama berladang hingga
melupakan waktu untuk beribadah dimana seluruh warga menganut agama Islam. Adanya beberapa pendatang yang
tinggal di Dusun Kasepen ini cukup berpengaruh terhadap pola kehidupan sosial-budaya pada Dusun Kasepen sehingga
menyebabkan adanya perbedaan kondisi sosial-budaya dengan Kampung Adat Cikondang yang memang dijaga
keasliannya.
Jaringan sosial yang dimiliki terlihat cukup homogen. Hal ini dapat terjadi karena sebagian besar warga yang mendiami
di Dusun Kasepen memiliki hubungan kekeluargaan. Kejadian pernikahan dalam satu hubungan kekeluargaan yang besar
sangat mungkin terjadi. Letak rumah tetangga terdekat sebagian besar masih ada hubungan persaudaraan, misalnya
rumah sang nenek, kakaek , adik, atau kakak ipar sangat mungkin berdekatan.
Selain mengenai hubungan sosial kemasyarakatan, berikut dapat dilihat jaringan analisis sosial mengenai distribusi
komoditas di Dusun Kasepen
34
Pak Juju
(Bandar)
Pak Haji UU
(Mertua Pak Juju) Pak Acep
Pak Dadi
(RT 3)
50 %
wargacinangk
a
80 %
wargakasepe
n
PasarBanja
ran PasarCarin
gin
Pak Sukiman
(Bandar) PasarCaringin
Pak Ade
Pak Dede
Pak Tarna
(Eks Ketua
RW)
Pak Nana
(Sopir) Pak Oman
(Pemilik
Pak Dadan Ketua RT 2
Skema distribusi hasil komoditas pertanian dengan Pak Juju sebgai Bandar
Skema distribusi komoditas pertanian bandar (Pak Sukiman)
35
4.1.6 Kesehatan
Pentingnya kesadaran masyarakat akan kesehatan merupakan salah satu faktor yang cukup berpengaruh dalam
menentukan seberapa baik kondisi kesehatan masyarakat itu sendiri. Masalah kesehatan masyarakat di dusun Kasepen
yang terlihat adalah kesehatan ibu hamil dan kesehatan balita. Berdasarkan hasil pemetaan sosial, diketahui terdapat
dua anak yang memiliki keterbelakangan mental. Satu anak yang berumur 6 tahun terkena penyakit infeksi selaput otak
yang menyebabkan kemampuan berpikirnya kembali lagi seperti anak umur satu tahun dan yang satunya lagi adalah
anak yang berumur lima tahun yang masih belum bisa bicara yang diindikasikan karena ketidaknormalan saat proses
persalinannya.
Setiap bulan rutin ada kegiatan posyandu yang diperuntukkan bagi anak-anak dan balita. Baru saja dibangun tempat
khusus yang diperuntukkan kegiatan posyandu warga. Terdapat beberapa ibu kader posyandu dari dusun Kasepen.
Akses terdekat kesehatan selanjutnya adalah puskesmas. Puskesmas yang terdekat adalah puskesmas Cikalong yang
berjarak sekitar 2,5-3 km dari dusun. Apabila terdapat kondisi warga melahirkan, terdapat bidan dari desa sebelah.
Namun, jika dibutuhkan terdapat warga yang berperan sebagai paraji (tenaga penolong persalinan). Obat-obatan ringan
tersedia di salah satu toko kelontong, walaupun jumlahnya sangat terbatas.
36
BAB V : PEMETAAN EKONOMI DAN SARANA
PRASARANA 5.1 Potensi dan Sumber Daya Alam
Kenampakan alam dari dusun Kasepen merupakan daerah lereng gunung yang dikelilingi oleh hutan. Lahan pertanian
yang menghampar dan mengikuti kontur tanah yang tidak rata, sehingga mudah dijumpai lahan yang berkelok-kelok,
miring dan datar. Secara geografis potensi utama Dusun Kasepen ini adalah di bidang pertanian, perkebunan, dan
Peternakan. Potensi ekonomi masih belum optimal karena terkendala masalah teknologi, modal, dan kapasitas warga
dalam mengelola lahan pertanian/sumber daya alam yang ada. Selain itu, di Dusun Kasepen terdapat potensi sebagai
daerah wisata yang dapat meningkatkan ekonomi warga, seperti Bendungan PLTA Cikalong berupa kolam pemancingan
dan panorama yang indah di Dusun Kasepen, serta aktivitas warga yang bisa dijadikan kegiatan homestay.
Dari segi produk olahan warga seperti makanan khas Kasepen berpotensi untuk dikembangkan atau
dikomersialisasikan. Beberapa contoh makanan olahan seperti genar, kecimpring, pareret, opak, rengganing dan
bawang goreng. Sebagian besar makanan olahan terbuat dari ubi dan singkong. Selain itu, terdapat pula produk olahan
warga yang berupa kerajinan seperti perkakas dan perabotan kayu.
Kondisi sekeliling dusun yang berupa hutan seringkali membuat banyak pendatang dari luar dusun menuju ke hutan
tersebut untuk melakukan kegiatan berburu. Hewan yang diburu bermacam-macam seperti sejenis burung, celeng,
sejenis rusa, dsb. Dulu di daerah tersebut terjadi secara besar-besaran melakukan kegiatan pembukaan lahan
pertanian, dengan cara menebang hutan. Menurut hasil observasi dan wawancara kami, kegiatan tersebut sudah jauh
berkurang namun diindikasikan masih ada. Padahal wilayah hutan yang mengelilingi dusun tersebut termasuk wilayah
yang harus dilindungi atau hutan lindung.
Selain itu, kondisi yang berada di lereng gunung juga rawan terhadap bencana khususnya tanah longsor yang bisa
terjadi pada musim penghujan. Bahkan sekitar akhir tahun 2013, peristiwa tanah longsor terjadi menimpa dusun
Cinangka. Hal ini mengakibatkan kerugian infrastruktur dan tempat tinggal. Setelah kejadian tersebut mulai terjadi
pemindahan secara berangsur-angsur warga dusun Cinangka menuju ke dusun Kasepen.
Kenampakan alam Dusun Kasepen
37
5.2 Ekonomi 5.2.1 Mata Pencaharian
Mata pencaharian merupkan tolak punggung perekonomian utama yang menghidupi dan meningkatkan taraf hidup suatu
tatanan masyarakat. Mata pencaharian ini bergantung terhadap kondisi sosial dan bentang alam yang berada pada
daerah tersebut. Seperti yang diketahui dengan kondisi bentang alam dusun Kasepen maka sebagian besar mata
pencaharian warga dusun Kasepen adalah sebagai petani dan buruh tani. Sebagian kecilnya lagi, ada yang bekerja
sebagai buruh bangunan, pegawai koperasi, pegawai PLTA, pedagang, tukang ojek, tengkulak, tukang sortir sampah,
sopir, pengrajin perkakas, dan pengrajin perabotan. Beberapa penduduk bekerja merantau hingga ke luar desa.
Biasanya tiap akhir minggu atau waktu liburan mereka baru bisa kembali pulang.
Kegiatan bercocok tanam warga
Berdasarkan mata pencaharian terseebut, sebagian besar warga memiliki penghasilan sebesar pada kisaran 3-8
juta/tahun. Beberapa warga yang bahkan memiliki penghasilan kurang dari 3 juta/tahun. Namun, besaran ini
tergantung kepada hasil panen dan kondisi cuaca. Apabila dalam satu tahun tersebut, dapat menghasilkan panen yang
berlimpah maka penghasilan bisa mencapai 8 juta tiap panen. Bahkan untuk para tengkulak atau distributor utama hasil
panen warga ke pasar mendapatkan keuntungan hingga 10 juta tiap panen. Harga komoditas tergantung kondisi dan
permintaan pasar.
5.2.2 Kegiatan Ekonomi dan Sarana Pendukung
Kegiatan ekonomi warga dusun Kasepen lebih dominan yang akan dibahas dalam bidang pertanian. Dalam bidang
pertanian, warga dusun Kasepen berperan sebagai petani, buruh tani dan tengkulak. Petani merupakan warga dusun
yang memiliki lahan garapan dan dikerjakan sendiri. Sedangkan buruh tani merupakan warga dusun yang bekerja untuk
mengerjakan lahan garapan milik orang lain. Sebagian tenaga buruh tani dusun Kasepen dikirm untuk mengerjakan
lahan yang berada di daerah Sangiang. Setiap pukul tujuh pagi tenaga petani dan buruh tani sudah berangkat dari
kediaman masing-masing menuju ke ladangnya. Khusus tenaga buruh tani, biasanya terdapat angkutan penjemput
untuk memobilisasi mereka ke lahan garapan.
38
Tengkulak atau disebut juga bandar merupakan pihak yang membeli langsung hasil panen dari lahan warga dusun
Kasepen. Bandar ini biasanya membantu dalam hal distribusi penjualan hasil panen warga. Biasanya bandar juga
memiliki lahan pertanian sendiri dan cukup luas. Bandar disini adalah dipandang sebagai orang yang secara
penghasilan boleh dikatakan sangat mampu dan memiliki jaringan pemasaran hasil panen yang luas. Distribusi hasil
penjualan warga dusun Kasepen dikirim ke Pasar Caringin, Banjaran dan ke kota Bandung. Bahkan beberapa komoditas
dijual hingga ke luar kota seperti Karawang, Bekasi dsb.
Berikut mekanisme bagi hasil antara bandar terhadap hasil panen warga :
Wilayah lahan pertanian milik warga Desa Kasepen membentang dari wilayah barat hingga timur atau berada di
belakang desa. Hampir 50% warga memiliki lahan pertanian sendiri-sendiri yang letaknya lumayan jauh dari tempat
tinggal. Untuk mencukupi kebutuhan,sebagaian besar warga bekerja sebagai buruh tani untuk mengerjakan lahan
pertanian milik warga lainnya yang menjadi tuan tanah. Luas total wilayah pertanian desa adalah sekitar 7 hektar.
Masing-masing warga memiliki luas lahan pertanian sekitar 10-50 tumbak (1 tumbak = 14 m2).
Sarana pendukung kegiatan pertanian warga seperti pupuk, alat pengusir hama dan insektisida biasanya warga titip
membelinya melalui bandar.Beberapa komoditas seperti cabai membutuhkan penanaman dengan media hidroponik.
Sarana pengangkutan hasil panen dan barang pendukung masih dapat diakomodasi oleh kendaraan berupa motor dan
pickup. Bahkan apabila dalam jumlah besar, truk pengangkut hasil panen bisa datang langsung ke dusun Kasepen.
Kegiatan berternak warga selama kegiatan observasi tim, hanya mengetahui proses warga dalam memberikan asupan
atau makanan bagi hewan ternaknya. Permintaan akan hewan ternak meningkat pada saat momen atau kejadian
tertentu seperti idul adha atau lagi ada hajatan warga. Sebagian besar penjualan ternaknya dijual di pasar terdekat
baik di Pangalengan, Cimaung dan Caringin. Bagi para warga yang memiliki hewan ternak, mereka telah menempatkan
beberapa kandang. Namun sepertinya masih belum ada sistem pembuangan kotoran yang baik.
Kegiatan perekonomian yang lain yaitu berupa warung dan toko kelontong.Jumlah seluruhnya terdapat tiga toko
kelontong yang menjual kebutuhan sehari-hari warga seperti sembako, sayur, mi instan, alat kebersihan badan dan
pulsa. Jam operasional rata-rata 06.00 – 19.00. Jika ada kebutuhan yang tidak terdapat di toko kelontong, warga
membeli ke daerah Pangalengan atau Cikalong.
Petani menyerahkan komoditas untuk dijual
oleh tengkulak Tengkulak jual ke pasar
tengkulak ambil untung dari komoditas
hasil penjualan dikurangi potongan tengkulak diberikan
kpd petani
39
5.3 Komoditas
Komoditas merupakan hasil alam pada suatu wilayah yang memiliki nilai ekonomi untuk dijual. Kabupaten
Bandung,secara umum komoditas utama berupa hasil pertanian dan peternakan. Selanjutnya di bawah ini akan
dijelaskan hasil komoditas dari dusun Kasepen.
5.3.1 Pertanian dan Perkebunan
Hasil komoditas atau produk pertanian dan perkebunan dusun Kasepen antara lain padi, jagung, bawang Batu (bawang
merah), kacang merah, cabai merah besar, cabai keriting, tomat, sawi, kol, kentang dan kopi.
5.3.2 Peternakan
Hasil komoditas atau produk peternakan dusun Kasepen antara lain kambing, sapi pedaging dan unggas (ayam, itik, dan
bebek). Berikut hasil rekap jumlah ternak warga dusun Kasepen :
Hewan Ternak Jumlah
Sapi 12 ekor
Kambing 90 ekor
Unggas Banyak
5.3.3 Kalender Musim
Kalender musim merupakan tabel kegiatan dalam daur kehidupan masyarakat yang menunjukkan perubahan dan
perulangan keadaan-keadaan seperti cuaca, siklus tanaman, pembagian tenaga kerja, keberadaan hama dan lain-lain
dalam satu kurun waktu tertentu (biasanya dalam satu tahun).
Berikut tahapan dalam pembuatan kalender musim :
1. Menggambar sebuah kalender dengan 12 bulan (atau 18 bulan) sesuai kebutuhan. Tidak perlu mengikuti
kalender tahunan, bisa mulai pada bulan lain, misalnya sesuai musim tanam.
Contoh hasil komoditas dusun Kasepen bidang pertanian dan peternakan
40
2. Diskusi umum tentang jenis-jenis kegiatan serta keadaan yang paling sering terjadi pada bulan-bulan tertentu
& apakah kegiatan itu selalu terulang dari tahun ke tahun
3. Menggambar kegiatan-kegiatan utama serta keadaan-keadaan kritis yang berakibat besar bagi masyarakat
dalam kalender (menyepakatitentang simbol-simbol dulu).
4. Mendiskusikan tentang keadaan, masalah2, sebab & akibatnya
5. Menyesuaikan gambaran dengan hasil diskusi
6. Menyimpulkan apa yang dibahas dalam diskusi
7. Pencatat mendokumentasi semua hasil diskusi
Berikut hasil Kalender Musim untuk kegiatan pertanian dan peternakan dusun Kasepen :
No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bertani Padi
A A B B B B C C
2 Bertani Bawang B B C
A B B C
A
3 Bertani Kol
A B B B C
4 Bertani tomat B C
A B B B C
A B B
5 Bertani Kentang B B C
A B
6 Bertani Cabai Kering
A B C A B C
7 Bertani Cabai Besar
A B B C A B B C
8 Beternak Kambing Permintaan tergantung Musim Idul Adha
9 Beternak Sapi Permintaan naikt saat Idul Adha dan Ramadhan
10 Beternak Unggas Sepanjang Tahun produksi
11 Kopi A A B B C
Keterangan Pengisian sebagai berikut :
A = Kegiatan Menanam, meliputi kegiatan penyiangan, bajak sawah, dan menanam bibit
B = Menunggu Panen, meliputi kegiatan pemeliharaan seperti pemupukan, penambahan insektisida, pencabutan
tanaman terkena hama, dsb
C = Panen, meliputi kegiatan panen dan distribusi hasil panen
5.4 Sarana
Sarana dan prasarana disini merupakan segala fasilitas dan penunjangnya yang berhubungan dengan semua aspek
bidang kegiatan sehari-hari warga dusun Kasepen. Sarana yang dimaksudkan disini adalah segala sesuatu berupa
tempat statis yang digunakan warga dalam kegiatan sehari-hari dalam berbagai bidang. Misalnya adanya rumah,
sekolah, sarana perdagangan, dll. Sarana pendidikan dan perdagangan sudah dijelaskan pada subbab sebelumnya.
5.4.1 Sarana Kediaman
Kediaman atau rumah merupakan salah satu kebutuhan paling utama dalam kehidupan suatu tatanan masyarakat.
Tujuan dari pemetaan sarana kediaman ini adalah mengetahui kelayakan warga dalam bertempat tinggal. Berikut hasil
pemetaan terhadap sarana kediaman warga dusun Kasepen :
41
Jenis Dinding RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 Total Jumlah
Beton 0 3 2 0 5
Kayu 17 22 36 48 123
Total Jumlah Rumah di Kasepen 128
Perbedaan antara jenis dinding ini secara langsung juga mengindikasikan kemampuan finansial warga dusun. Dinding
rumah berupa beton menunjukkan kondisi keluarga tersebut dalam keadaan lebih mampu dan mapan dibanding jenis
rumah dengan dinding kayu. Konstruksi rumah yang terbuat kayu dibuat berundak atau tidak langsung berbatasan
dengan tanah. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kerusakan apabila terjadi guncangan akibat gempa dan
menjaga kekuatan kelabilan tanah. Secara umum rumah yang terbuat dari kayu berasal dari kayu sengon dan bambu
yang dapat diperoleh dengan mudah di lahan hutan belakang dusun Kasepen.
5.4.2 Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan yang terdapat hanya sebuah Musholla berukuran 8 x 4 meter berada di RT 3. Kondisi musholla ini
sederhana dan cukup untuk digunakan sebagai pusat kegiatan ibadah seluruh warga Desa Kasepen. Invetaris musholla
seperti sound, mimbar, al quran masih layak untuk digunakan. Bahkan juga terdapat penyimpanan rebana. Terdapat
pula surau kecil yang kondisinya sudah tidak terawat.
Contoh sarana kediaman warga yang berdinding kayu
Kondisi Luar dan Dalam Musholla dusun Kasepen
42
5.4.3 Sarana Transportasi
Sarana transportasi berguna untuk proses mobilisasi warga dan barang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dusun
Kasepen memiliki jarak yang cukup jauh terhadap ajalan protokol sehingga keperluan akan sarana transportasi menjadi
sangat vital. Secara umum fungsi utama yaitu untuk mengangkut hasil panen, keperluan pertanian, berangkat dan
pulang kerja pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang tidak tersedia di dusun. Berdasarkan hasil observasi tim
community development, sebagian besar warga sudah memiliki sepeda motor. Total jumlah kendaraan roda empat
termasuk mobil pick-up ada tujuh buah yang terdapat di dusun Kasepen.
5.4.4 Sarana Balai Pertemuan Warga
Balai pertemuan warga merupakan wahana berkumpulnya warga untuk melakukan kegiatan bersama berupa
musyawarah atau kegiatan lain yang membutuhkan partispasi warga tersebut. Sampai saat ini dusun Kasepen memiliki
satu bangunan yang difungsikan sebagai balai pertemuan warga yaitu bangunan baru yang berada di dekat lapangan
warga. Bangunan ini juga difungsikan sebagai pusat kegiatan posyandu dan basecamp karang taruna.
5.4.5 Sarana MCK
Sarana Mandi Cuci Kakus merupakan sarana yang berfungsi untuk menjaga kebersihan dan lesehatan lingkungan warga.
Berikut kondisi MCK yangberada di dusun Kasepen.
Jenis MCK RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 Total Jumlah
MCK Pribadi 10 35 23 48 116
MCK Umum 1 1 0 1 3
Kebersihan dan kelengkapan dari beberapa MCK warga masih kurang. Misalnya tiadanya jamban dan saluran
pembuangan yang kurang higenis.
5.5 Prasarana
Prasarana disini merupakan suatu akses yang dapat digunakan untuk menuju ke tempat sarana atau dalam
kelangsungan keseharian warga dusun Kasepen.
5.5.1 Jalan dan Penerangan
Kondisi jalan dibagi menjadi kondisi jalan antar desa dan di dalam desa. Kondisi jalan antar desa hanya dilalui oleh satu
jalan utama menuju kebawah. Jalan tersebut sudah beraspal, namun beberapa bagian jalan sudah tidak rata atau
bahkan rusak. Saat hujan cukup licin. Kondisi jalan didalam desa cukup bagus karena sudah dibuat dari semen, sudah
tidak lagi berupa tanah yang dapat mengakibatkan becek jika terjadi hujan
43
Kondisi jalan menuju dusun Kasepen.
Penerangan jika malam sudah cukup banyak,khususnya yang berada di wilayah RT 1 dan RT 4. Sedangkan untuk
penerangan dari wilayah lingkar luar desa masih cukup minim, begitu juga untuk penerangan jalan setapak menuju
keatas. (Wilayah dekat rumah bapak RW)
5.5.2 Listrik dan Telepon
Kondisi prasarana listrik warga dusun Kasepen terdapat berasal dari PLN. Sumber listrik dari PLN berasal dari PLTA
sekitar dari sektor PLN Majalaya. Apabila dalam kondisi hujan, seringkali aliran listrik diputus oleh pihak PLN. Sedangkan
untuk pembayaran warga, digunakan Token dengan dikenakan biaya 20000/bulan dengan token baru. Total warga Desa
Kasepen yang menggunakan token adalah 30 KK (Kepala Keluarga)
Kondisi Komunikasi dengan penggunaan telepon/handphone, hampir setiap rumah sudah memiliki alat komunikasi
berupa handphone.
5.5.3 Pengairan
Sistem pengairan dusun Kasepen berasal dari sumber mata air yang berada di sebelah selatan dusun
Kasepen.Beberapa titik juga mengambil dari sumber air dari PLTA. Harus ada penjagaan dalam pengambilan air karena
dikenakan sanksi apabila tidak dilaksankan. Masalah hanya jika terjadi pada musim kemarau. Aliran air cukup lancar dan
memnuhi kebutuhan warga sehari-hari.
5.5.4 Keamanan
Keamanan disini maksudnya adalah kegiatan yang melibatkan warga dengan menjaga rasa aman dan nyaman selama
bertempat tinggal. Sampai saat ini penjagaan keamanan dusun Kasepen dengan sistem SISKAMLING berupa ronda
malam rutin yang gilirannya dirotasi tiap RT (tiap satu RT beranggotakan 4 orang).
5.5.5 Energi
Sumber energi yang digunakan oleh masyarakat dusun Kasepen adalah menggunakan listrik yang dipasok oleh
perusahaan listrik negara dengan kapasitas sebagian besar 450 Watt per rumah. Daya listrik sebesar 450 Watt ini
44
sebagaian ada yang dimanfaatkan bersama oleh beberapa rumah. Sedangkan untuk penerangan umum di jalan tidak
ada sama sekali sehingga dipastikan jarang sekali ada aktivitas warga di malam hari. Untuk bahan bakar, sebagian kecil
masyarakat sudah menggunakan LPG dan sebagian besar lainnya masih menggunakan kayu bakar yang diambil dari
hutan di sekitar dusun kasepen. Minimnya sumber energi di dusun kasepen juga merupakan salah satu faktor yang
menghambat perkembangan ekonomi masyarakat di dusun kasepen ini mengingat energi adalah salah satu faktor
produksi yang penting jika masyarakat ingin mengembangkan produk komoditas lokal yang memiliki nilai tambah di
dalamnya.
Contoh penggunaan kayu bakar sebagai bahan bakar memasak warga
45
BAB VI : ANALISIS POTENSI MASALAH 6.1 Cakupan Potensi Masalah
Dalam kegiatan pemberdaayaan masyarakat, analisis potensi masalah merupakan bagian yang sangat penting karena
berbagai solusi dan langkah utama dalam proses pemberdayaan yang akan dilaksanakan harus mampu menjawab
permasalahan tersebut. Data pemetaan sosial yang sudah diperoleh, diurunkan atau dikhususkan melihat kondisi yang
tidak sesuai dengan kondisi ideal maka itulah salah satu proses analisis potensi masalah. Namun, tidak semua yang
tidak sesuai merupakan potensi masalah yang harus menjadi concern tim community development upayakan untuk
diperoleh solusinya. Dalam pembahasan ini kita akan mengetahui sejauh mana lingkup kondisi masyarakat yang menjadi
cakupan potensi masalah.
6.1.1 Definsi dan Lingkup Potensi Masalah
Potensi masalah secara pengertian adalah segala sesuatu yang tidak sesuai terhadap kondisi ideal dalam suatu tataran
kehidupan bermasyarakat. Definisi ini cukup luas unutk mengakomodasi potensi masalah yang terjadi dalam desa
binaan community development. Terdapat dua faktor yang menentukan adanya potensi permasalahan yang terdapat
pada desa binaan yaitu : faktor luar/eksternal dan faktor internal.
Faktor luar/eksternal adalah berbagai pertimbangan yang mempengaruhi penentuan analisis potensi masalah yang
berasal dari luar tim community development.
Faktor internal adalah berbagai pertimbangan yang mempengaruhi penentuan ananlisis potensi masalah yang berasal
dari dalam tim community development.
Bahasan saat ini dikerucutkan kepada kondisi yang terjadi pada dusun Kasepen. Contoh faktor luar yang menjadi
pertimbangan adalah kebijakan pemerintah dalam hal pembuatan suatu sarana infrastruktur dan kebudayaan yang
mengakar dari sumber daya manusia warga dusun. Faktor internal yang menjadi pertimbangan adalah analisis massa
HMTM PATRA –ITB seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya.
Kebijakan pemerintah dalam hal pembuatan infrastrukur harus dipahami batasannya sebagai penurunan potensi
masalah. Dalam keberjalanan memang secara akses dan sarana merupakan kendala utama, tapi seperti yang dikatakan
sebelumnya bahwa kegiatan kita harus mendukung kebijakan pemerintah maka yang harus dilakukan adalah selektif
memilih sarana dan akses yang memang menjadi kewajiban pemerintahan dalam pemenuhannya. Hal ini menunjukkan
bahwa kekuatan intervensi kita sudah diakomodasi lebih luas oleh kebijakan pemerintah.
Kebudayaan yang menjadi habit atau mengakar pada dusun Kasepen adalah salah satu kearifan lokal yang harus tetap
terjaga sebagai identitas dusun tersebut. Cakupan masalah harus tetap menjaga koridor agar tidak merubah total
kebudayaan mengakar yang baik dari warga dusun Kasepen. Kebudayaan ini juga menyangkut keadaan politik yang
terjadi di dalam dusun Kasepen.
Ruang lingkup yang dapat dijadikan potensi masalah di dusun Kasepen yaitu pengupayaan kegiatan yang menjawab
ketidak idealan kondisi dengan kesesuaian terhadap potensi internal tim community development. Ketidakidealan
46
kondisi disini yang bukan dari intervensi politik dan kebijakan dari pemerintah yang berlaku sesuai dengan paparan
diatas.
6.2 Analisis Masalah Bidang Pendidikan
Secara umum, masalah yang terjadi pada bidang pendidikan di dusun Kasepen adalah kurangnya akses informasi
mengenai pengetahuan dan wawasan dan minimnya motivasi putra daerah untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
setinggi mungkin.
6.2.1 Akses informasi dan Pengetahuan
Keterbatasan perolehan informasi mengenai pengetahuan merupakan imbas adari letak dusun yang jauh dari pusat
sumber informasi. Sedikitnya akses informasi dan pengetahun yang dapat dinikmati oleh warga mengakibatkan kurang
berkembangnya sumber daya manusia. Khusus untuk anak-anak usia sekolah perlunya akses pengetahuan yang mudah
dicapai adalah untuk meningkatkan kompetensi dan wawasan mereka. Karena merekalah calon generasi kedepan, maka
harus dipersiapkan sebaik-baiknya. Kriteria akses informasi dan penegtahuan yang diperlukan haruslah mudah,
diperuntukkan bagi siapapun serta jika perlu dilakukan asistensi atau bimbingan sebagai sarana mempercepat
penerimaan informasi dan pengetahuan tersebut.
6.2.2 Motivasi Melanjutkan Pendidikan ke Jenjang Lebih Tinggi
Sebagian besar pemuda di dusun Kasepen tidak melanjutkan pendidikannya setelah tamat SMP bahkan setelah sekolah
dasar. Alasan mereka adalah ingin segera membantu orang tua dan bekerja untuk menghasilkan uang. Selain itu,
minimnya kesadaran masyarakat untuk mengenyam pendidikan yang tinggi juga malah memperparah kondisi ini. Hal
tersebut terjadi akibat beberapa faktor seperti ekonomi atau kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan dari para
orang tua sehingga permasalahan ini menjadi semakin larut dan sepertinya sulit untuk terselesaikan. Kemiskinan akan
terus terpelihara jika tingkat pendidikan masyarakat rendah dan pendidikan sulit untuk diraih jika masyarakat masih
terjerat oleh kemiskinan. Hal ini akan menjadi lingkaran setan yang sangat sulit diatasi jika tidak ada intervensi dari
luar yang dapat memotong lingkaran setan tersebut.
Faktor Luar
Faktor Internal
Cakupan Potensi Masalah
Semua Permasalahan
Yang terjadi Dusa
Kasepen
47
Berdasarkan data pemetaan sosial, sebagian besar sekitar 90% warga dusun kasepen merupakan lulusan SD dan Tidak
tamat SD, sedangkan sisanya lulusan SMP, dan hanya beberapa orang saja yang mencapai tingkat SMA. Selain itu, bukan
hanya dari segi pendidikan formal saja yang masih kurang, tapi dari segi pendidikan agama juga masih rendah.
Kurangnya pengajar agama atau ustadz yang berada di dusun kasepen ini merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan hal ini terjadi. Faktor lainnya adalah kesadaran masyarakatnya yang kurang.
6.3 Analisa Masalah Bidang Komunitas
Komunitas adalah kelompok masyarakat yang terdiri dari suatu kesamaan. Dalam hal ini tim memetakan menjadi tiga
komunitas utama dalam keseharian warga.
6.3.1 Komuitas Bapak-Bapak
Komunitas bapak-bapak maksudnya adalah segala kegiatan warga yang hanya melibatkan para kepala keluarga. Secara
umum kegiatan bapak-bapak dalam keseharian adalah upaya untuk pemenuhan nafkah bagi keluarganya. Berdasarkan
hasil pemetaan sebelumnya, dimana sebagian besar mata pencaharian adalah petani dan buruh tani sehingga
kemungkinan untuk dilakukan pemberdayaan cukup sulit karena hampir seharian berada di ladang atau tempat kerja.
Kegiatan yang berhubungan dengan bapak-bapak ini adalah musyawarah seluruh warga dan kegiatan hajatan warga.
Namun, kegiatan musyawarah warga tidak bersifat rutin melainkan diadakan apabila hanya saat ada informasi penting
yang harus segera disampaikan ke seluruh warga.
6.3.2 Komunitas Ibu-Ibu
Kegiatan ibu-ibu dusun Kasepen sebagian besar juga seperti bapak-bapak yaitu ikut membantu bekerja di ladang.
Perbedaannya pada saat tengah hari, ibu-ibu sudah balik ke kediaman untuk mempersiapkan makan siang dan kegiatan
rumah tangga. Nilai utama dari komunitas ibu-ibu adalah kreatif, ke-telaten-an dan gotong royong. Komunitas ibu-ibu
memiliki kegiatan yang sudah berjalan antara lain kegiatan posyandu dan pembuatan produk olahan dusun Kasepen.
Kedepannya modal utama komunitas ibu-ibu ini dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain yang juga dapat memanfaatkan
potensi dusun serta bernilai keekonomian untuk membantu meningkatkan taraf kehidupan keluarga.
6.3.3 Komunitas Kepemudaan
Kegiatan kepemudaan dusun Kasepen sebagian besar adalah membantu menginkatkan taraf ekonomi keluarga. Pada
saat pagi hari ada yang bekerja di luar dusun, ikut membantu di kadang, dan sebagainya. Sekitar pukul 14.00 – 16.00
kegiatan tersebut telah usai. Mereka belum memiliki kegiatan lain yang bisa dilakukan setelah jam bekerja. Para pemuda
mulai terberdayakan apabila terdapat kegiatan perayaan tujuh belas Agustus-an dan hajatan warga. Sesekali mereka
juga membantu kegiatan gotong-royong warga misalnya untuk kerja bakti dan membangun rumah. Berdasarkan
wawancara kami kepada stakeholder dusun Kasepen ingin lebih meningkatkan kegiatan kepemudaan. Hal ini untuk
meningkatkan keberdayaan pemuda terhadap lingkungan dusun.
Kegiatan kepemudaan dusun Kasepen dimotori oleh karang taruna yang baru saja terbentuk akhir tahun 2014. Karang
taruna tersebut bernama “AMER” atau ASKAS MERDEKA. Kata “Askas” sendiri merupakan singkatan dari asli kasepen.
Ketua karang taruna saat ini dijabat oleh kang Usep. Sampai saat ini kegiatan kepemudaan yang masih aktif adalah
48
berlatih rutin futsal pada tiap seminggu sekali. Tim futsal pemuda dusun Kasepen bernama “Kasepen FC”. Berdasarkan
hasil sharing dengan karang taruna, mereka mengaku masih membutuhkan bantuan dalam meningkatkan kompetensi
mereka dalam ke-organisasian seperti elemen dan unsur keorganisasian. Selain itu juga mereka ingin mengadakan
kegiatan besar yang rencanaya dilangsungkan di dusun Kasepen dengan mengundang warga dari dusun luar. Mereka
mengaku belum menemukan gambaran bahkan pengalaman dalam melakukan hal seperti itu, khususnya mengenai
perizinan dan sponsorship. Prestasi kegiatan kepemudaan dusun Kasepen sampai saat ini adalah sebagai juara dua
lomba pawai pada tingkat kecamatan Pangalengan.
Kegiatan Bareng Pemuda Kasepen
6.4 Analisa Masalah Bidang Kesehatan
Warga dusun kasepen memang memiliki akses kesehatan yang sudah cukup bagus. Kegiatan posyandu adalah salah
satunya yang bersifat ruitn. Kendala dari keberjalanannya adalah siatem yang dibuat masih belum baik. Perlunya
sebuah sistem kesehatan secara terpadu dengan meibatkan warga secara masif dan rutin atas dasar bantuan dari
dinas kesehatan.
Kondisi MCK dan kandang hewan yang memiliki pembuangan yang belum terstruktur. Bau yang tak sedap menyebar dan
masih terdapatnya saluran MCK warga yang langsung pembuangan terhadap tanah bukan saluran septic tank.
Peningkatan mutu dan higenis merupakan poin penting dalam perbaikan MCK.
6.5 Analisa Masalah Bidang Potensi
Potensi yang dapat dikembangkan disini yaitu produk olahan warga. Sampai saat ini baru genar yang menjadi produk
olahan warga yang dibantu oleh tim community development HMTM PATRA ITB. Padahal sangat mungkin utnuk dilakukan
produksi olahan lain seperti kecimpring dan rengginang. Namun untuk produksi genar saja masih terkendala oleh
bebrapa kendala seperti produksi yang tidak menentu. Produksi yang tidak menentu ini disebabkan oleh dua hal yaitu
manajemen produksi yang masih belum rapi dan infrastruktur pendukung kegiatan produksi.
Manajemen yang belum rapi misalnya mengenai jumlah pemberdayaan komunitas ibu-ibu yang terlibat masih minim dan
pembagian tugas masih belum ada standar prosedur yang yang jelas. Infrastruktur pendukung juga diperlukan
49
mengingat dalam proses pengolahan produk ini sangat bergantung terhadap kondisi cuaca. Apabila hujan secara terus
menerus maka proses pengeringan genar juga sangat sulit dilakukan. Pada hari cerah saja membutuhkan proses
pengeringan setidaknya 2-3 hari. Selain masalah produksi, kendala juga berada pada masalah pemasaran. Pemasaran
belum mencapai sasaran yang lebih tinggi akibat kurang stabilnya pasokan produksi. Faktor lain berupa belum memiliki
izin resmi produksi makanan dan juga belum menemukan metode pemasaran yang efektif dan tepat.
Potensi lain yang dapat dikembangkan yaitu potensi pembuatan kerajinan. Dimana subyek yang mengerjakan bisa
dilakukan oleh komunitas pemuda agar dapat membuat kerajinan yang memiliki nilai ekonomi.
Memaksimalkan hasil komoditas merupakan berupa peningkatan kerjasama warga dusun dengan dinas pertanian dan
koperasi unit desa juga dapat dilakukan.
Contoh Hasil Produk Olahan Warga Dusun Kasepen
50
BAB VII : STRATEGI DAN RENCANA
PENGEMBANGAN 7.1 Tujuan Pengembangan Kawasan
Tujuan pengembangan kawasan dusun Kasepen antara lain:
1. Mandiri dalam memanfaatkan dan memaksimalkan potensi dan komoditas yang ada
2. Mandiri dalam melakukan kegiatan bermasyarakat dalam membentuk swadaya masyarakat
3. Mandiri dalam mepersiapkan generasi muda yang nantinya akan membangun dusun untuk ke arah yang lebih
baik
4. Mandiri dalam penjagaan kondisi warga dusun dan lingkungan sekitarnya.
7.2 Strategi Umum dan Khusus
Strategi umum merupakan rencana pengembangan yang secara umum ingin dilakukan utnuk menjawab semua hasil
dari analisis potensi masalah.Strategi secara umum untuk dusun Kasepen yaitu bagaimana membuat pengembangan
program yang mampu menjawab permasalahan di bidang pendidikan, komunitas, potensi dan kesehatan.
Strategi umum pengembangan dusun Kasepen antara lain :
Bidang Pendidikan
- Meningkatkan akses informasi dan pengetahuan yang dapat digunakan secara mudah oleh warga dusun
Kasepen, khususnya bagi anak-anak dan remaja
- Meningkatkan kesadaran generasi penerus kasepen untuk melanjutkan jenjang sekolah yang lebih tinggi
Bidang Komunitas
- Meningkatkan peran kepemudaan dalam pembangunan dusun Kasepen
- Meningkatkan kompetensi keorganisasian pemuda dusun Kasepen
Bidang Potensi
- Membuat sistem manajemen yang baik mengenai pembuatan produk hasil olahan
- Meningkatkan pemberdayaan komunitas dengan pembuatan produk asli dusun Kasepen yang bernilai jual
- Meningkatkan kerjasama antara elemen-elemen yang berkaitan terhadap hasil komoditas dusun Kasepen
Bidang Kesehatan
- Membuat sistem penjaminan kesehatan yang melibatkan warga dan dinas kesehatan pemerintah
51
- Meningkatkan kualitas MCK
Strategi Khusus
Strategi khusus merupakan sasaran utama sebagai poros pengembangan permberdayaan untuk mencapai tujuan
pengembangan kawasan. Strategi khusus dalam pengembangan dusun Kasepen yaitu pada penyelesaian permasalahan
pada komunitas kepemudaan. Komunitas kepemudaan merupakan generasi muda yang bisa menjadi motor kemandirian
dusun. Pemberdayaan pemuda bertujuan untuk menjadikan kelompok pemuda tersebut mempunyai kompetensi dan
semangat untuk mandiri. Berasal dari kelompok pemuda inilah diharapkan aspek-aspek lain dapat terbantu
terselesaikan. Kelompok pemuda nantinya memiliki sifat inisiatif dan mandiri terhadap kondisi dusun dengan bekal yang
diperoleh dari tim community development HMTM PATRA ITB. Berikut skematik pencapaian tujuan pengembangan
kawasan :
7.3 Rencana dan Evaluasi Pengembangan Program
Rencana dan evaluasi pengembangan program merupakan berisi tahapan penyelesaian masalah dan evaluasi
keberjalanan program agar kedepannya tepat sasaran sesuai tujuan pengembangan kawasan. Dalam sub-bab ini akan
dibahas untuk tiap bidang yang termasuk analisis kondisi masalah.
7.3.1 Rencana dan Evaluasi Pengembangan Program Bidang Pendidikan a) Masalah pemenuhan akses informasi dan pengetahuan.
Tahapan rancangan program pengembangan
Tahapan jangka pendek
1. Memetakan potensi anak-anak dusun Kasepen
2. Melakukan metode pengajaran secara berkala
3. Melakukan pemetaan akses sumber informasi warga
4. Melakukan inisiasi pembentukan dan pengumpulan bank buku
5. Melakuakan sortir terhadap bank buku
6. Menambahkan rak atau lemari sebagai tempat penyimpanan buku
7. Mencari tempat yang akan digunakan sebagai perpustakaan umum
Tujuan Pengembangan Kawasan Dusun Kasepen
Strategi Umum :
Menjawab permasalahan tiap bidang
Strategi Khusus : Pemberdayaan
Pemuda
52
Tahapan jangka panjang
1. Membuat sistem peminjaman buku dan penjagaan keluar masuk buku
2. Membuat sistem manajemen perpustakaan dusun
3. Membuat sistem standar pemenuhan informasi, misalnya butuh internet harus bagaimana
4. Membuat sistem kontrol keberlangsungan perpus dusun, misalnya membuat hari membaca atau sebagai pusat
kegiatan anak-anak
Evaluasi rancangan program
1. Harus libatkan unsur kepemudaan dalam proses inisiasi hingga terbentuknya perpustakaan dusun
2. Lakukan evaluasi dan studi dalam mengelola perpustakaan untuk lebih memahami sistem manajemennya
3. Lakukan sebuah metode persuasi kepada anak-anak bahwa kegiatan membaca itu menyenangkan dan sangat
bermanfaat
4. Upayakan buku harus disortir sesuai dengan keperuntukkan
b) Masalah motivasi jenjang sekolah lebih tinggi
Strategi pengembangan untuk mengatasi masalah ini antara lain :
1. Melakukan kegiatan motivasi cita-cita dan anjuran sekolah yang lebih tinggi
2. Melakukan pemetaan alasan mengapa putus sekolah
3. Melakukan persuasi non-formal kepada orang tua anak agar dapat dianjurkan untuk melanjutkan ke jenjang
sekolah yang lebih tinggi (wajib belajar 12 tahun)
4. Pencarian donatur sebagai orang tua asuh pemberi beasiswa bagi anak-anak dusun Kasepen yang
berkeinginan melanjutkan sekolah namun terbentur biaya, diutamakan yang memiliki prestasi sebelumnya.
Evaluasi rancangan program
Pahami dulu bagaimana alasan tidak melanjutkan sekolah, apakah alasan dari lingkungan, ekonomi,keluarga atau
internal yang bersangkutan
7.3.2 Rencana dan Evaluasi Pengembangan Program Bidang Kepemudaan a) Peran Kepemudaan dalam pembangunan dusun Kasepen
Tahapan rancangan program pengembangan
Tahapan jangka pendek
1. Memetakan jadwal mingguan kelompok pemuda
2. Menentukan jadwal rutin pertemuan internal karang taruna
3. Menggalakkan kembali beres-beres lapangan
4. Menentukan kegiatan olahraga selain futsal
5. Membuat pelatihan hasil kerajinan
Tahapan jangka panjang
53
1. Menentukan jadwal rutin kegiatan pemuda dalam bidang olahraga dan pelatihan kerajinan
2. Ikut dalam kompetisis olahraga regional
3. Mengembangkan produk hasil kerajinan pemuda hingga bernilai jual
4. Mempersiapkan manajemen hasil produk kerajinan dari pemuda
5. Menentukan wilayah pemasaran dan produksi hasil kerajinan
7 Membuat sistim kontrol keberlangsungan kegiatan kepemudaan dalam bidang olahraga dan pemberdayaan produk
kerajinan
Evaluasi rancangan program
Lakukan pemetaan produk kerajian yang feasible dilakukan oleh kelompok pemuda dan cari yang berpotensi
menghasilkan uang
b) Kompetensi keorganisasian pemuda dusun Kasepen
Tahapan rancangan program pengembangan
Tahap jangka pendek
1. Pemetaan potensi anggota karang taruna pemuda
2. Melakukan bimbingan mengenai keorganisasian dasar
3. Melakukan bimbingan mengenai rencana pembuatan suatu kegiatan
4. Pelatihan pembuatan proposal sponsorship dan kesekretariatan
Tahap Jangka Panjang
1. Restrukturisasi karang taruna pemuda
2. Pemilihan ketua dan Kaderisasi karang taruna secara berkala
3. Kegiatan besar yang diinisiasi oleh karang taruna
4. Inisiasi dalam membantu keberlangsungan kegiatan pemberdayaan pada aspek yang lain
Evaluasi rancangan program
1. Lakukan pendekatan secara informal kepada karang taruna, khusunya ketua dan tangan kanannya
2. Lakukan timeline penjenjangan yang progresif dan feasible dilakukan oleh pihak kita dan karang taruna
3. Ikut dalam kepanitiaan kegiatan yang dinisiasi pemuda, sebagai sarana bimbingan
7.3.3 Rencana dan Evaluasi Pengembangan Program Bidang Potensi a) Perbaikan Sistem Produksi dan Pemasaran“Raos Pisun”
Tahapan rancangan program pengembangan
Tahap jangka pendek
1. Membuat langkah kerja pembuatan “Raos Pisun” secara rapi, mulai dari bahan mentah hingga jadi
2. Menentukan kembali jumlah SDM yang terlibat
3. Mempunyai pembukuan yang rapi mengenai penjualan “Raos Pisun”
54
4. Penjadwalan rutin pengambilan produk
5. Kerjasama bimbingan produksi dengan LSM luar
6. Penjualan dalam skala kampus
7. Pencarian informasi mengenai izin pemasaran dan izin resmi kesehatan makanan
Tahap Jangka panjang
1. Membuat SOP keseluruhan produksi disertai dengan MoU kedua belah pihak
2. Penentuan rumah produksi yang terhindar dari gangguan cuaca, tempat dari segala kegiatan produksi mulai dari
bahan mentah, proses pengeringan hingga packaging
3. Peningkatan wilayah pemasaran, baik sekitar kampus maupun dusun Kasepen
4. Sistem kontrol yang melibatkan warga utnuk menjaga keberlangsungan kegiatan
Evaluasi program
1. Pastikan secara betul jumlah produksi yang akan diambil dari dusun Kasepen sebelum dijual di sekitar kampus
2. Kontrol secara ketat cashflow pengeluaran, apabila sasaran penjualan adalah massa himpunan
3. Rancangan MoU yang bersifat win-win solution
4. Segera tentukan alternatif rencana apabila terjadi vakum produksi
b) Inisiasi Produk Olahan Lain
Tahapan secara umum yaitu sama seperti awal pembuatan produk olahan “ Raos Pisun”. Lakukan pemetaan potensi
sumber daya manusia, rencana jumlah produksi, sistem pembuatan, branding, packaging dan pencarian wilayah
pemasaran yang potensial
Evaluasi perencanaan program yaitu berdayakan satu persatu dulu jenis produk olahan makanan dan dilihat lagi produk
yang memiliki nilai jual yang berpotensi tinggi.
7.3.4 Rencana dan Evaluasi Pengembangan Program Bidang Kesehatan a) Sistem penjaminan kesehatan warga dusun Kasepen
Tahapan dalam perencanaan program
1. Mengetahui jadwal rutin kegiatan posyandu
2. Pemetaan penyakit yang diderita oleh warga dusun Kasepen
3. Membuat SOP penanganan warga apabila berada dalam kondisi darurat
4. Bekerjasama dengan dinas kesehatan dalam usaha pencerdasan kesehatan
Evaluasi pernecanaan program
1. Kegiatan semula diinisiasi oleh tim, namun kedepannya harus dari pihak warga untuk mandiri dalam
melaksanakannya.
2. Libatkan pemuda dalam membuat kegiatan yang berhubungan dengan pihak luar
b) Peningkatan Kualitas MCK
55
Tahapan pengembangan program
Tahap Jangka pendek
1. Pembuatan parameter penilaian kualitas MCK
2. Pemetaan MCK warga yang memiliki kualitas rendah
3. Pemetaan jalur saluran pembuangan MCK
Tahap Jangka Panjang
1. Merenovasi MCK dan saluran pembuangan
2. Kolaborasi dengan pihak luar untuk membantu peningkatan kualitas MCK
Evaluasi pengembangan program
1. Libatkan secara penuh warga dalam mengetahui tingkat kualitas MCK
2. Jika memang membutuhkan dana besar, cari donatur yang siap membantu atau kerjasama dengan pemerintah
daerah
3. Kolaborasi kegiatan dengan himpunan lain yang berhubungan.
56
DAFTAR PUSTAKA
AD-ART HMTM PATRA ITB
RUK KM-ITB
Garis Besar Haluan Kepengurusan (GBHK) HMTM PATRA ITB
Bank Data Sosial Kegiatan Community Development HMTM PATRA ITB
Dokumentasi Pribadi Kegiatan Community Development HMTM PATRA ITB
Jim Ife dan Frank Tesorerio.2008. Community Develoment. Penerjemah Sastrawan Manullang dkk. Jogjakarta : Pustaka
Pelajar
Mawardi, M. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Madani. 2009
Notulensi Hasil Kajian Kastrat HMTM PATRA ITB 2013/2014 mengenai Community Development HMTM PATRA ITB
Phillips, Ronda dan Robert H. Pittman.2009. An Introduction to Community Development. Routledge
PJRN Pangalengan 2005
Rahardian, Faisal. Pengembangan Masyarakat (Comdev).2008
Solihin, Dadang. 2010. Community Development
Sumantri, R. Gumilar. Community Development dan Pengembangan Masyarakat Desa yang Pastrisipatif.2009
www.bandungkab.go.id
57
TIM PENYUSUN MASTER PLAN COMMUNITY
DEVELOPMENT Master Plan disusun oleh tim penyusun dari Divisi Perencanaan dan Implementasi
Program (PIP) Community Development HMTM PATRA ITB 2014/2015
Penanggung Jawab / Ketua Himpunan : Fajar Caesar Ramadhan (12211047)
Kepala Departemen Khusus Comdev : Agung Setiaji (12211053)
Kepala Divisi PIP Comdev : Mohammad Sudjatmiko (12211055)
TIM PENYUSUN
KETUA TIM PENYUSUN : Mohammad Sudjatmiko (12211055)
ANGGOTA TIM : Duto Hakim Maulana 122 12 001
Simon Threo Tampubolon 122 12 051
Gabriel Friedrichson 122 12 054
Muhammad Ansy Alghasy 122 12 071
Eki Wicaksono Pambayun 122 13 035
Enrico Adiputra 122 13 046
Rindang Riyanti 122 13 052
Luthfi Andhika 122 13 070
Hangga Yudha Wibisana 122 13 083