mata merah visus normal

6
Mata merah visus normal: mengenai struktur vaskuler non- refraktif (konjungtiva atau sklera) o Pterygium o Konjungtivitis o Pinguekula dan pinguekula iritan o Hematoma subkonjungtiva o Episkleritis dan skleritis o Trakoma a. Pterigium Pterygium lebih sering dijumpai pada laki-laki yang bekerja di luar rumah. Bisa unilateral atau bilateral. Kira-kira 90% terletak di daerah nasal. Pterygium yang terletak di nasal dan temporal dapat terjadi secara bersamaan walaupun pterygium di daerah temporal jarang ditemukan. Kedua mata sering terlibat, tetapi jarang simetris. Perluasan pterygium dapat sampai ke medial dan lateral limbus sehingga menutupi sumbu penglihatan, menyebabkan penglihatan kabur. Secara klinis pterygium muncul sebagai lipatan berbentuk segitiga pada konjungtiva yang meluas ke kornea pada daerah fissura interpalpebra. Biasanya pada bagian nasal tetapi dapat juga terjadi pada bagian temporal. Deposit besi dapat dijumpai pada bagian epitel kornea anterior dari kepala pterygium (stoker's line). Pterygium dibagi menjadi tiga bagian yaitu : body, apex (head) dan cap. Bagian segitiga yang meninggi pada pterygium dengan dasarnya kearah kantus disebut body, sedangkan bagian atasnya disebut apex dan ke belakang disebut cap. A subepithelial cap atau halo timbul pada tengah apex dan membentuk batas pinggir pterygium. Pembagian pterygium berdasarkan perjalanan penyakit dibagi atas 2 tipe, yaitu :

Upload: rothen

Post on 21-Feb-2016

10 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Mata

TRANSCRIPT

Page 1: Mata Merah Visus Normal

Mata merah visus normal: mengenai struktur vaskuler non-refraktif (konjungtiva atau sklera) o Pterygiumo Konjungtivitiso Pinguekula dan pinguekula iritano Hematoma subkonjungtivao Episkleritis dan skleritiso Trakoma

a. PterigiumPterygium lebih sering dijumpai pada laki-laki yang bekerja di luar rumah. Bisa unilateral atau bilateral. Kira-kira 90% terletak di daerah nasal. Pterygium yang terletak di nasal dan temporal dapat terjadi secara bersamaan walaupun pterygium di daerah temporal jarang ditemukan. Kedua mata sering terlibat, tetapi jarang simetris. Perluasan pterygium dapat sampai ke medial dan lateral limbus sehingga menutupi sumbu penglihatan, menyebabkan penglihatan kabur.Secara klinis pterygium muncul sebagai lipatan berbentuk segitiga pada konjungtiva yang meluas ke kornea pada daerah fissura interpalpebra. Biasanya pada bagian nasal tetapi dapat juga terjadi pada bagian temporal. Deposit besi dapat dijumpai pada bagian epitel kornea anterior dari kepala pterygium (stoker's line).

Pterygium dibagi menjadi tiga bagian yaitu : body, apex (head) dan cap. Bagian segitiga yang meninggi pada pterygium dengan dasarnya kearah kantus disebut body, sedangkan bagian atasnya disebut apex dan ke belakang disebut cap. A subepithelial cap atau halo timbul pada tengah apex dan membentuk batas pinggir pterygium.Pembagian pterygium berdasarkan perjalanan penyakit dibagi atas 2 tipe, yaitu :

- Progresif pterygium : tebal dan vaskular dengan beberapa infiltrat di depan kepala pterygium (disebut cap pterygium).

- Regresif pterygium : tipis, atrofi, sedikit vaskular. Akhirnya membentuk membran tetapi tidak pernah hilang.

Pada fase awal pterygium tanpa gejala, hanya keluhan kosmetik. Gangguan terjadi ketika pterygium mencapai daerah pupil atau menyebabkan astigatisme karena pertumbuhan fibrosis pada tahap regresi. Kadang terjadi diplopia sehingga menyebabkan terbatasnya pergerakan bola mata.Pembagian lain pterygium yaitu :1. Tipe I : meluas kurang 2 mm dari kornea. Stoker's line atau deposit besi dapat

Page 2: Mata Merah Visus Normal

dijumpai pada epitel kornea dan kepala pterygium. Lesi sering asimptomatis meskipun sering mengalami inflamasi ringan. Pasien dengan pemakaian lensa kontak dapat mengalami keluhan lebih cepat.2. Type II : menutupi kornea sampai 4 mm, bias primer atau rekuren setelah operasi, berpengaruh dengan tear film dan menimbulkan astigmatisma.3. Type III : mengenai kornea lebih 4 mm dan mengganggu aksis visual. Lesi yang luas terutama yang rekuren dapat berhubungan dengan fibrosis subkonjungtiva yang meluas ke fornik dan biasanya menyebabkan gangguan pergerakan bola mata.

Pterygium juga dapat dibagi ke dalam 4 derajat yaitu :1. Derajat 1 : jika pterygium hanya terbatas pada limbus kornea.2. Derajat 2 : jika sudah melewati limbus kornea tetapi tidak lebih dari 2 mm

melewati kornea.3. Derajat 3 : sudah melebihi derajat 2 tetapi tidak melebihi pinggiran pupil mata dalam

keadaan cahaya normal (pupil dalam keadaan normal sekitar 3 – 4 mm)4. Derajat 4 : pertumbuhan pterygium melewati pupil sehingga mengganggu

penglihatan.

Pterigium Pseudopterigium

sebab Proses degeneratif Reaksi tubuh penyembuhan dari luka bakar, GO, difteri, dll

sonde Tak dapat dimasukkan di bawahnya

dapat dimasukkan di bawahnya

kekambuhan Residif Tidak

usia Dewasa anak

b. Pinguekula Pinguekula adalah suatu penonjolan berwarna putih kekuningan yang tumbuh di dekat kornea. Ukurannya bisa semakin besar. Penyebabnya tidak diketahui tetapi pertumbuhannya didukung oleh pemaparan sinar matahari dan iritasi mata. Pinguekula tidak enak dilihat tetapi biasanya tidak menyebabkan masalah yang serius dan tidak perlu dibuang/diangkat

c. Konjungtivitis o Konjungtivitis bakteri

Gejala-gejala yang timbul pada konjungtivitis bakteri biasanya dijumpai injeksi

Page 3: Mata Merah Visus Normal

konjungtiva baik segmental ataupun menyeluruh. Selain itu sekret pada kongjungtivitis bakteri biasanya lebih purulen daripada konjungtivitis jenis lain, dan pada kasus yang ringan sering dijumpai edema pada kelopak mata.

Ketajaman penglihatan biasanya tidak mengalami gangguan pada konjungtivitis bakteri namun mungkin sedikit kabur karena adanya sekret dan debris pada lapisan air mata, sedangkan reaksi pupil masih normal. Gejala yang paling khas adalah kelopak mata yang saling melekat pada pagi hari sewaktu bangun tidur.o Konjungtivitis virus

Gejala klinis pada konjungtivitis virus berbeda-beda sesuai dengan etiologinya. Pada keratokonjungtivitis epidemik yang disebabkan oleh adenovirus biasanya dijumpai demam dan mata seperti kelilipan, mata berair berat dan kadang dijumpai pseudomembran. Selain itu dijumpai infiltrat subepitel kornea atau keratitis setelah terjadi konjungtivitis dan bertahan selama lebih dari 2 bulan. Pada konjungtivitis ini biasanya pasien juga mengeluhkan gejala pada saluran pernafasan atas dan gejala infeksi umum lainnya seperti sakit kepala dan demam.

Pada konjungtivitis herpetic yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) yang biasanya mengenai anak kecil dijumpai injeksi unilateral, iritasi, sekret mukoid, nyeri, fotofobia ringan dan sering disertai keratitis herpes.

Konjungtivitis hemoragika akut yang biasanya disebabkan oleh enterovirus dan coxsackie virus memiliki gejala klinis nyeri, fotofobia, sensasi benda asing, hipersekresi airmata, kemerahan, edema palpebra dan perdarahan subkonjungtiva dan kadang-kadang dapat terjadi kimosis.o Konjungtivitis alergi

Gejala klinis konjungtivitis alergi berbeda-beda sesuai dengan sub-kategorinya. Pada konjungtivitis alergi musiman dan alergi tumbuh-tumbuhan keluhan utama adalah gatal, kemerahan, air mata, injeksi ringan konjungtiva, dan sering ditemukan kemosis berat. Pasien dengan keratokonjungtivitis vernal sering mengeluhkan mata sangat gatal dengan kotoran mata yang berserat, konjungtiva tampak putih susu dan banyak papila halus di konjungtiva tarsalis inferior.

Sensasi terbakar, pengeluaran sekret mukoid, merah, dan fotofobia merupakan keluhan yang paling sering pada keratokonjungtivitis atopik. Ditemukan juga tepian palpebra yang eritematosa dan konjungtiva tampak putih susu. Pada kasus yang berat ketajaman penglihatan menurun.

d. Hematom subkonjungtivaTerjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang terdapat pada atau di bawah konjungtiva (a.konjungtiva dan a episklera). Terjadi pada keadaan dimana pembuluh darah rapuh:

- Usia lanjut- Hipertensi- Aterosklerosis

Page 4: Mata Merah Visus Normal

- Konjungtivitis hemoragik- Anemia- Pemakaian antikoagulan- Batuk rejan- TraumaPada fraktur basis cranii hematom kacamata (karena berbentuk kacamata yang berwarna biru pada kedua mata)

Pengobatan: kompres hangat dalam 1-3 minggu akan diserap secara spontan

e. Trakhoma

Konjungtivitis karena chlamidia trachomatis

- cenderung menginfeksi kedua mata- awalnya mirip konjungtivitis kronis yang lainStadium:

1. edem palpebra + hiperemi konjungti2. a. hipertrofi folikular

a. hipertrofi folikular + papilar 3. sikatriks yang masih aktif4. sequele/sikatrik tidak aktif