materi - 2 - fiat justitia, et pereat mundus | … · web viewmembuat prediksi atau ramalan,...

35
MATERI - 2 PENELITIAN PADA UMUMNYA Pengertian Penelitian (Ilmiah) Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan maupun teknologi. Hal ini disebabkan karena penelitian ditujukan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis, dan konsisten. Melalui proses penelitian tersebut diadakan analisa dan konstruksi terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah. 1 Oleh karena penelitian ilmiah merupakan sarana pengembangan bagi ilmu pengetahuan, maka metode penelitian ilmiah yang diterapkan senantiasa disesuaikan dengan ilmu pengetahuan yang menjadi induknya. Oleh karena itu menurut Soerjono Soekanto, merupakan suatu yang lazim jika terdapat sedikit perbedaan antara satu metode dengan metode lainnya. Namun hal ini tidak berarti terdapat perbedaan yang utuh antara satu metode penelitian yang dikembangkan satu disiplin ilmu dengan metode penelitian yang dikembangkan oleh disiplin ilmu lainnya. Perbedaan ini karena masing-masing 1 Soerjono Soekanto, dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif ; Suatu Tinjauan Singkat, Edisi 1, Cetakan Ketujuh, Rajawali Press, Jakarta, 2003, Hal. 1 20

Upload: letruc

Post on 17-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

MATERI - 2

PENELITIAN PADA UMUMNYA

Pengertian Penelitian (Ilmiah)

Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam

pengembangan ilmu pengetahuan maupun teknologi. Hal ini

disebabkan karena penelitian ditujukan untuk mengungkapkan

kebenaran secara sistematis, metodologis, dan konsisten. Melalui

proses penelitian tersebut diadakan analisa dan konstruksi terhadap

data yang telah dikumpulkan dan diolah.1 Oleh karena penelitian

ilmiah merupakan sarana pengembangan bagi ilmu pengetahuan,

maka metode penelitian ilmiah yang diterapkan senantiasa

disesuaikan dengan ilmu pengetahuan yang menjadi induknya. Oleh

karena itu menurut Soerjono Soekanto, merupakan suatu yang

lazim jika terdapat sedikit perbedaan antara satu metode dengan

metode lainnya. Namun hal ini tidak berarti terdapat perbedaan

yang utuh antara satu metode penelitian yang dikembangkan satu

disiplin ilmu dengan metode penelitian yang dikembangkan oleh

disiplin ilmu lainnya. Perbedaan ini karena masing-masing ilmu

pengetahuan memiliki identitas masing-masing. Misalnya metode

penelitian dalam ilmu psikologi tidak selalu dapat dipaksakan

terhadap penelitian-penelitian juridis normative, karena kedua

bidang ilmu ini (psikologi dan hukum) masing-masing memiliki

karakter khusus. Psikologi meneliti masalah kejiwaan manusia

1 Soerjono Soekanto, dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif ; Suatu Tinjauan Singkat, Edisi 1, Cetakan Ketujuh, Rajawali Press, Jakarta, 2003, Hal. 1

20

Page 2: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

sedangkan ilmu hukum kebanyakan meneliti tentang hukum yang

mengatur tingkah laku manusia.2

Soejono dan Abdul Rahman dalam menjelaskan pengertian

penelitian ilmiah menyinggung dua dasar hukum yakni Surat Edaran

Bersama Kepala BAKN dan Ketuan LIPI tanggal 29 Januari 1983 No.

02/SE/1983 dan No. 75/Kep/J/10/1983 tentang Angka Kredit bagi

Jabatan Peneliti dan PP No. 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan

Tinggi.

Penelitian dalam Surat Edaran Bersama Kepala BAKN dan

Ketuan LIPI tanggal 29 Januari 1983 No. 02/SE/1983 diartikan

sebagai berikut :

“Penelitian adalah suatu kegiatan penyelidikan yang dilakukan menurut metode ilmiah yang sistematik untuk menemukan informasi ilmiah dan teknologi yang baru, membuktikan kebenaran atau ketidak benaran hipotesis sehingga dapat dirumuskan teori dan atau proses gejala alam dan atau gejala sosial.”3

Selanjutnya dalam PP No. 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan, pada

Pasal 3 ayat (3) dan dipertegas dalam Penjelasan memberikan

pengertian penelitian sebagai berikut :

“Penelitian adalah kegiatan dalam upaya menghasilkan pengetahuan empiris, teori, konsep, metodologi, model atau informasi baru yang memperkaya ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian.”4

M. Solly Lubis mengatakan bahwa sistim inkuiri dalam arti

sempit adalah suatu metode untuk mengkaji kenyataan-kenyataan

mengenai sesuatu, dan atau untuk menyelidiki dan mengumpulkan

2 Ibid., Hal. 1- 2 3 Dikutip dalam Soejono dan Abdurrahman, Metode Penelitian Hukum, Cetakan Kedua,

Rineka Cipta, , Jakarta, 2003, Hal. 59.4 Ibid., Hal. 59.

21

Page 3: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

informasi mengenai sesuatu. Dengan pengertian sempit itu, system

inkuiri identik dengan sesuatu metode untuk meneliti sasaran

tertentu. Tapi dalam pengertian yang lebih luas, sistim inkuiri

berarti suatu kompleks kegiatan keilmuan (berfikir ilmiah dan

melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah) yang bertujuan untuk

mendapatkan sesuatu pengetahuan yang benar.5 Dengan demikian

penelitian adalah suatu wujud kebulatan dari serngkaian kegiatan

ilmiah.

Soerjono Soekanto menyatakan penelitian adalah usaha untuk

menghimpun serta menemukan hubungan-hubungan yang ada

antara fakta yang diamati secara seksama, sistematis dan

menggunakan metode-metode atau tehnik-tehnik tertentu. Dengan

demikian maka suatu kegiatan ilmiah adalah usaha untuk

menganalisa serta mengadakan konstruksi secara metodologis,

sistematis dan konsisten.6

Penelitian menurut Bambang Sunggono adalah upaya

pencarian kembali pengetahuan yang benar, bukan sekedar untuk

mengamati dengan teliti terhadap suatu objek yang mudah

terpegang di tangan. Penelitian untuk mencari kebenaran ada yang

dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah dan non ilmiah.

Metode ilmiah dalam menemukan kembali kebenaran dilakukan

secara sistematis, objektif, rasional dan teruji.7

5 M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 1994, Hal. 3-46 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Cetakan Ketiga, UI Press, Jakarta, 1986,

Hal. 3 7 Lebih lanjut Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta, 1998,

Hal. 45-47.

22

Page 4: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

Dari sejumlah pengertian tentang penelitian tersebut diatas,

dapat dirumuskan sejumlah unsur penting yang terdapat dalam

pengertian penelitian, sebagai berikut :

1. serangkaian kegiatan. Suatu kegiatan penelitian terdiri dari

sejumlah kegiatan yang merupakan suatu kesatuan yang

bulat dan utuh. Kegiatan penelitian tidak cukup hanya sekedar

mengumpulkan data saja atau menganalisis data saja, atau

hanya merupakan kegiatan perumusan masalah dan hipotesis

atau pengambilan kesimpulan, akan tetapi seluruh kegiatan-

kegiatan tersebut harus dilakukan sebagai bagian yang

integral dari sebuah penelitian.

2. sistematis. Rangkaian kegiatan-kegiatan dalam penelitian

dilakukan secara sistematis dimulai dari perumusan masalah,

telaah pustaka untuk membantu penyusunan hipotesis,

menyusun kerangka berfikir untuk menguji hipotesis,

pengumpulan data, analisis data, penarikan kesimpulan.

Kegiatan ini dilakukan secara berurutan dan teratur

(sistematis).8

3. Objektif. Penelitian adalah sebuah kegiatan yang objektif

dimana si peneliti terlepas dari prasangka-prasangka tertentu

pada objek penelitian yang dapat mempengaruhi atau

mengarahkan pandangan peneliti.9

8 Namun meskipun demikian untuk jenis penelitian kualitatif dengan design yang lebih longgar antara satu jenis kegiatan dengan kegiatan lain dapat dilakukan secara bersamaan, misalnya pengumpulan data dapat dilakukan secara bersamaan dengan analisis data, karena dalam penelitian kualitatif analisis data dilakukan sepanjang penelitian, tidak harus menunggu selesainya pengumpulan data.

9 Meskipun demikian patut pula untuk dipahami bahwa dalam penelitian kualitatif subjektifitas si peneliti sangat mempengaruhi hasil penelitian, misalnya keahlian si peneliti dalam

23

Page 5: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

4. Konsisten. Penelitian selain konsisten terhadap tahapan-

tahapan penelitian juga harus konsisten dengan kebenaran-

kebenaran terdahulu yang dihimpun dan dirumuskan baik

dalam kerangka teori atau tinjauan pustaka.

5. bertujuan mencari dan menemukan kebenaran. Setiap

penelitian apapun tipologinya, bagaimana pun metode yang

dikembangkannya hanya mempunyai satu tujuan yakni

menemukan kebenaran. Kebenaran disini adalah kebenaran

ilmiah yang teruji dan terukur.10

Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan sebuah penelitian adalah untuk mencari

atau menemukan kebenaran atau pengetahuan yang benar. Dalam

uraian yang lebih rinci, Satjipoto Rahardjo menjabarkan pandangan

Selltiz tentang tujuan penelitian dengan mengemukakan bahwa

suatu penelitian memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut :

1. mendapatkan pengetahuan tentang suatu gejala, sehingga

dapat merumuskan masalah secara tepat ;

2. memperoleh pengatahuan yang lebih mendalam tentang

suatu gejala, sehingga dapat merumuskan hipotesa ;

menafsir atau menganalisis sebuah fenomana berpengaruh besar pada hasil penelitian. 10 Suatu kebenaran ilmiah adalah bukan merupakan kebenaran yang bernilai absolute.

Kebenaran ilmiah bersifat relative atau mendekati kebenaran sesungguhnya. Relatifitas dari kebenaran ilmiah menyebabkan banyak pakar mengartikan kebenaran ilmiah sebagai sebuah konsensus masyarakat ilmiah dalam ilmu pengetahuan yang bersangkutan untuk satu masa tertentu. Jadi bisa saja sebenarnya consensus itu suatu saat tidak lagi diterima sebagai sebuah consensus atau tidak dianggap consensus oleh segolongan masyarakat ilmiah lainnya.

24

Page 6: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

3. untuk menggambarkan secara lengkap karakteristik atau ciri-

ciri dari suatu keadaan, perilaku individu dan perilaku

kelompok ;

4. mendapatkan keterangan tentang frekwensi suatu peristiwa ;

5. memperoleh data mengenai hubungan antara satu gejala

dengan gejala lain ;

6. menguji hipotesa yang berisikan hubungan sebab akibat

(untuk sebuah penelitian yang didasarkan pada sebuah

hipotesa).11

Sunaryati Hartono menjelaskan lima tujuan penelitian, yakni :

1. menggambarkan secara jelas dan cermat hal-hal yang

dipersoalkan ;

2. menerangkan kondisi-kondisi yang mendasari peristiwa ;

3. menyusun teori, artinya mencari dan merumuskan dalil-dalil

hukum (hukum-hukum atau kausalitas mengenai hubungan

antara kondisi yang satu dan kondisi yang lain, atau hubungan

antara peristiwa dengan peristiwa yang lain ;

4. membuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi

peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang

akan timbul ;

5. melakukan pengendalian atau pengarahan, yaitu melakukan

tindakan-tindakan guna mengendalikan atau mengarahkan

peristiwa-peristiwa atau gejala-gejala tertentu kearah yang

dikehendaki ;

11 Satjipto Rahardjo, Pengantar Penelitian Hukum, Op.cit, Hal. 9

25

Page 7: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

Kelima tujuan ini sesuai dengan ucapan August Comte, bahwa ilmu

sesungguhnya mempunyai tugas praktis, karena katanya “savoir

pour prevoir, prevoir pour prevenir” (dengan mengetahui kita dapat

meramalkan, dank arena kita dapat meramalkan kita dapat

mencegah bahaya).12 Berdasarkan pandangan ini Sunaryati Hartono

berpandangan bahwa sebuah penelitian tidak berhenti pada

perumusan teori saja, akan tetapi harus mengembangkan prediksi

berdasarkan teori yang sudah dirumuskan.

Tipologi Penelitian

Pembicaraan tentang tipe penelitian, maka akan sangat

tergantung pada sudut pandang yang dipergunakan dalam

mengkategorikan penelitian. Berikut ini akan dikutipkan sejumlah

tipe penelitian berdasarkan sudut pandang tertentu :

1. dilihat dari sudut sifatnya, penelitian terdiri dari penelitian

eksploratoris, penelitian deskriptif dan penelitian eksplanatoris.

Penelitian eksploratoris dilakukan apabila pengetahuan

tentang suatu gejala yang akan diteliti masih sangat kurang bahkan

mungkin tidak ada., sehingga diperlukan penjelajahan lebih jauh.

Terkadang penelitian ini disebut dengan feasibility study, yang

bertujuan untuk memperoleh data awal. Penelitian jenis ini lebih

ditujukan untuk mengumpulkan data atau informasi sebanyak-

banyak tentang suatu gejala sehingga memungkinkan untuk

12 Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia pada Akhir Abad Ke-20, Alumni, Bandung, 1994, Hal. 102-103.

26

Page 8: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

merumuskan permasalahan secara tepat atau hipotesis secara

tepat dalam penelitian lebih lanjut.

Penelitian deskriptif adalah tipe penelitian untuk memberikan

data yang seteliti mungkin tentang suatu gejala atau fenomena.

Penelitian deskriptif sangat berguna untuk mempertegas sebuah

hipotesa, agar dapat membantu dalam memperkuat teori-teori yang

sudah ada, atau mencoba merumuskan teori baru.

Apabila pengetahuan, dalam arti data atau informasi sudah

cukup memadai, maka dipergunakan penelitian ekplanatoris yang

terutama ditujukan untuk menguji hipotesis-hipotesis tertentu.

Penelitian eksplanatoris sering disebut dengan istilah penelitian uji,

karena ditujukan untuk menguji hipotesis atau hubungan antar

variable penelitian.

2. dilihat dari segi bentuknya, penelitian terdiri dari penelitian

diagnostic, penelitian preskriftif dan penelitian evaluatif.

Penelitian diagnostic merupakan suatu penelitian yang

ditujukan untuk mendapatkan keterangan mengenai sebab-sebab

terjadinya suatu gejala atau beberapa gejala. Apabila sebuah

penelitian dilakukan untuk menemukan saran-saran atau alternative

penyelesaian atas satu atau lebih problem yang sedang terjadi,

maka penelitian tersebut dinamakan penelitian preskriftive.

Sedangkan apabila penelitian diarahkan untuk menilai program-

program yang tengah dijalankan, penelitian ini disebut dengan

penelitian evaluatif.

27

Page 9: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

3. Penelitian dari sudut tujuannya

Dilihat dari segi tujuannya dikenal penelitian untuk

menemukan fakta belaka (fact finding). Penelitian semacam ini

dapat dilanjutkan dengan penelitian untuk menemukan masalah

(problem finding), untuk kemudian menuju pada problem

identification. Tidak jarang penelitian dilanjutkan kepada penelitian

yang bertujuan untuk mengatasi masalah (problem solution).

4. Penelitian dari sudut penerapannya, dibedakan atas penelitian

murni, penelitian yang berfokus masalah dan penelitian terapan.

Penelitian murni atau juga disebut dengan penelitian dasar,

pure research, basic research atau penelitian fundamental adalah

penelitian yang ditujukan untuk mengembangkan ilmu itu sendiri,

untuk keperluan pengembangan teori atau untuk keperluan

pengembangan metodologi penelitian. Penelitian ini mengkaji

masalah-masalah yang sangat mendasar dari sebuah ilmu, misalnya

tentang pengertian-pengertian yang dipergunakan dalam sebuah

ilmu.

Penelitian berfokus masalah adalah sebuah penelitian yang

difokuskan pada suatu masalah tertentu yang ditentukan atas dasar

kerangka teoritis. Selanjutnya penelitian terapan (applied research)

selalu diartikan sebagai penelitian yang tujuannya untuk

memecahkan masalah-masalah praktis dalam masyarakat.

28

Page 10: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

Di samping tipe-tipe tersebut, sebenarnya dalam banyak

literatur bisa ditemukan sejumlah tipe-tipe lain yang perumusannya

didasarkan pada sudut pandang tertentu. Beberapa tipe penelitian

lain yang akan sering dijumpai misalnya penelitian kuantitatif,

penelitian kualitatif, penelitian mono disiplin, inter disiplin dan multi

disiplin, dan lain sebagainya.

Jenis Data dan Sumber Data Penelitian.

Pada umumnya dalam penelitian data dibagi dalam dua jenis

data, yakni data primer dan data sekunder. Data primer (primary

data) adalah data yang diperoleh peneliti langsung dari sumber

pertama, yakni perilaku individu atau masyarakat. Untuk

memperoleh data primer, peneliti melakukan pengumpulan data

langsung kepada masyarakat. Sejumlah cara dapat dilakukan untuk

mengumpulkan data primer, seperti wawancara, questioner/ angket,

pengamatan (observasi) baik secara partisipatif maupun non

patisipatif.

Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh dari sumber

pertama. Data sekunder bisa diperoleh dari dokumen-dokumen

resmi, buku-buku, hasil penelitian, laporan, buku harian, surat

kabar, makalah, dan lain sebagainya. Ciri-ciri umum data sekunder,

antara lain ;

29

Page 11: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

1. pada umumnya data sekunder dalam keadaan siap tersaji dan

dapat segera dipergunakan oleh peneliti ;

2. baik bentuk maupun isi data sekunder, telah dibentuk dan

diisi oleh peneliti-peneliti terdahulu sehingga peneliti

kemudian tidak memiliki pengawasan terhadap pengumpulan,

pengolahan, analisis maupun konstruksi data.

Dari sudut tipe-tipenya, data sekunder dapat dibedakan

antara :

1. data sekunder yang bersifat pribadi, antara lain mencakup : (a).

dokumen-dokumen pribadi seperti surat-surat, buku harian, dan

lain-lain ; (b). data pribadi yang tersimpan dalam lembaga-

lembaga dimana pribadi yang bersangkutan pernah bekerja atau

sedang bekerja.

2. data sekunder yang bersifat public, antara lain : (a). data arsip,

yakni data yang dapat dipergunakan untuk kepentingan ilmiah

oleh para ilmuwan ; (b). data resmi pada instansi-instansi

pemerintah, yang terkadang tidak mudah untuk diperoleh, oleh

karena mungkin bersifat rahasia ; (c). data lain yang

dipublikasikan misalnya yurisprudensi Mahkamah Agung.

Dalam penelitian ilmu-ilmu sosial dan sosiologi khususnya,

dikenal beberapa tipe data dan sub-klasifikasinya sebagai berikut :

1. perilaku manusia.

Data tentang perilaku manusia terbagi atas dua sub-klasifikasi,

yakni perilaku verbal dan perilaku nyata yang cirinya dapat

diamati. Perilaku verbal, adalah perilaku yang disampaikan

30

Page 12: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

secara lisan dan kemudian dicatat. Misanya pencatatan hasil

wawancara yang dilakukan terhadap seorang responden. Perilaku

nyata yang cirri-cirinya dapat diamati, misalnya interaksi antara

dua orang, cirri-ciri badaniyah seseorang, pencatatan terhadap

frekwensi perbuatan-perbuatan tertentu, dan lain-lain.

2. hasil dari perilaku manusia dan cirri-cirinya, mencakup

peninggalan-peninggalan pisik masa lalu dan arsip (misalnya

data sensus, statistic vital, semua jenis data statistic, data

demografi, catatan harian dan sejarah hidup sesorang atau

kelompok, bahan-bahan mass media, surat kabar, majalah, film,

radio, dan lain-lain.

3. data simulasi, yakni data yang diperoleh dari hasil simulasi.

Sehubungan dengan tipe data tersebut diatas, HL. Manheim

lebih lanjut menggolongkan data berdasarkan tingkat kepercayaan

terhadap data tersebut (levels of data) yang dibedakan atas tiga

golongan, yakni :

a. first level data, yakni gejala yang secara langsung diteliti/

diamati oleh peneliti.

b. second level data, yang mencakup pengamatan yang dilakukan

peneliti terhadap gejala-gejala tertentu. Dalam hal ini hasil

pengamatan sangat dipengaruhi oleh persepsi dari si peneliti

yang bersangkutan.

c. third level data, yaitu data observasi yang tercatat.13

13 HL. Meinheim, dikutip dalam Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, op.cit., Hal. 7-9

31

Page 13: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

Alat Pengumpul Data

Pada umumnya dalam penelitian dikenal tiga alat

mengumpulkan data, yakni studi dokumen atau bahan pustaka,

pengamatan atau observasi dan wawancara (interview).

Ad.1. Studi dokumen/ pustaka

Studi dokumen merupakan suatu alat pengumpulan data yang

dilakukan terhadap data-data tertulis dengan mempergunakan

metode content analysis. Dalam stdi pustaka/ dokumen seorang

peneliti terlebih dahulu harus memahami batas-batas masalah yang

menjadi objek penelitiannya. Kemudian diinventarisasi semua

subjek yang relevan dengan objek penelitian. Setelah itu dilakukan

penelusuran sumber-sumber dokumen tersebut, misalnya

perustakaan, atau instansi/ lembaga-lembaga yang urusannya

terkait dengan objek yang menjadi permasalahan penelitian. Data

yang sudah terkumpul, kemudian dipilih sedemikian rupa agar

diperoleh data yang benar-benar relevan dengan masalah yang

akan diteliti. Penelusuran kepustakaan mutlak didukung oleh

pengetahuan tentang prosedur atau tehnik penelusuran bahan-

bahan di perpustakaan.

Ad.2. Pengamatan/ observasi

Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan

dengan melihat dan mendengar suatu kebiasaan atau perilaku

seorang atau sekolompok individu tanpa mempengaruhi proses

32

Page 14: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

tersebut dan selanjutnya melakukan interpretasi atas gejala-gejala

yang ditangkap selama pengamatan. Tujuan dari suatu kegiatan

pengamatan pada dasarnya adalah untuk mendapatkan data yang

menyeluruh dari perilaku individu atau sekelompok individu

sebagaimana terjadi sesuai kenyataannya, mendapatkan deskripsi

yang relative lengkap mengenai kehidupan sosial atau salah satu

aspeknya, dan untuk melakukan sebuah kegiatan penjelajahan

(eksplorasi) atas suatu gejala untuk mendapatkan data yang

lengkap.

Ciri-ciri pokok dari suatu proses pengamatan/ observasi antara

lain :

a. pengamatan mencakup seluruh konteks sosial alamiah dari

perilaku manusia yang nyata ;

b. menangkap gejala atau peristiwa yang penting, yang

mempengaruhi hubungan antara orang-orang yang diamati

perilakunya ;

c. menentukan apakah yang disebut sebagai kenyataan dari sudut

pandangan hidup atau falsafah pihak-pihak yang diamati ;

d. mengidentifikasikan keteraturan perilaku atau pola-polanya.

Dilihat dari perspektif keterlibatan si peneliti, maka pada

umumnya observasi dibedakan atas observasi partisipatif dan

observasi non pertisipatif. Dalam observasi yang partisipatif,

peneliti terlibat langsung dan menjadi bagian dari gejala yang

diamatinya, yang semula adalah pihak luar dari yang diamati.

Sebaliknya observasi non partisipatif, pengamat menempatkan

33

Page 15: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

posisnya sebagai pihak luar sehingga pengamat tidak terlibat atau

terpengaruh dari objek yang tengah diamati.

Ad.3. Wawancara

Secara sederhana wawancara dapat diartikan sebagai14 untuk

mendapatkan sejumlah informasi.

Dalam wawancara dapat dipergunakan sejumlah alat bantu,

seperti pedoman wawancara seperti pokok-pokok yang diperlukan

untuk wawancara, wawancara questioner baik yang sifatnya terbuka

atau tertutup (wawancara terstruktur). Wawancara terstruktur

dengan menggunakan kuesioner penggunaannya dipengaruhi oleh

pengetahuan peneliti tentang seluk beluk populasi yang ia teliti dan

kemampuan peneliti untuk mengantisipasi sejumlah jawaban yang

mungkin diberikan oleh responden penelitian.

Pada questioner tertutup peneliti menyediakan secara

limitative jawaban-jawaban yang harus dipilih oleh responden. Cara

seperti ini umumnya dipergunakan jika si peneliti benar-benar

mengetahui populasi yang ia teliti dan mampu mengantisipasi

jawaban-jawaban yang mungkin diberikan oleh responden.

Sebaliknya jika peneliti tidak mengetahui benar tentang populasi

dan sulit merumuskan secara pasti tentang kemungkinan jawaban

14 Responden adalah orang yang memberikan informasi tentang sikap, tindakan, persepsi, tanggapan atau segala sesuatu menyangkut dirinya sendiri. Sedangkan informan adalah orang yang memberikan informasi mengenai sikap, tindakan, persepsi, tanggapan atau segala sesuatu tentang orang lain yang memiliki hubungan tertentu dengan dirinya.

34

Page 16: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

yang bakal diberikan oleh responden, maka sebaiknya wawancara

terstruktur dengan questioner terbuka dijadikan pilihan. Dengan

cara terbuka ini, daftar jawaban sedikit lebih fleksibel, karena

responden dibenarkan untuk memberikan jawaban sendiri tanpa

terikat oleh pilihan-pilihan jawaban yang telah disediakan terlebih

dahulu oleh peneliti. Hanya saja wawancara terstruktur dengan

daftar pertanyaan yang terbuka juga memiliki sejumlah kekurangan,

antara lain adanya kesulitan dalam melakukan analisis data,

terutama dalam mengklasifikasikan jawaban responden. Disamping

itu cara ini juga membutuhkan waktu pengisian jawaban yang lebih

lama dan tak jarang sejumlah pertanyaan tersebut tidak dipahami

oleh responden/ informan.

Contoh pertanyaan terstruktur bersifat tertutup :

- 1. Apakah menurut Saudara perubahan status USU dari

Perguruan Tinggi Negeri menjadi BHMN dapat lebih

meningkatkan kualitas pelayanan dan lulusan ?

a. Ya

b. Tidak

c. Tidak Mengetahui

Contoh pertanyaan terstruktur bersifat terbuka

- 1. Menurut Saudara factor-faktor apa saja yang menyebakan

pemilik modal tidak mau menanamkan modalnya di Indonesia ?

Jawaban :

……………………………………………………………………………..

35

Page 17: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

Wawancara mendalam (indepth interview) merupakan salah

satu bentuk wawancara yang tidak terstruktur. Dalam wawancara

mendalam peneliti tidak dibatasi oleh sejumlah pertanyaan yang

disusun secara terstruktur, akan tetapi lebih merupakan diskusi

antara peneliti dan responden/ nara sumber/ informan. Dalam

wawancara mendalam peneliti bermaksud mencari informasi

sedalam-dalamnya tentang suatu gejala yang diteliti. Oleh karena

pewawancara dalam hal ini “mengejar” secara intensif sejumlah

informasi yang ingin ia dapatkan. Dalam wawancara ini dapat

dikatakan bahwa peneliti harus memiliki atau menguasai informasi

yang benar-benar cukup tentang subjek yang akan dijadikan focus

wawancara.

Sekali lagi ditegaskan bahwa bentuk-bentuk wawancara

tersebut diterapkan sesuai dengan keperluan peneliti dan

kemampuan peneliti.

Metode Sampling

Idealnya data penelitian dikumpulkan dari seluruh objek yang

dipermasalahkan. Hanya saja hal tersebut sulit dilaksanakan

mengingat keterbatasan waktu dan biaya penelitian. Oleh karena

itu, dalam suatu penelitian umumnya hanya dipergunakan sebagian

saja dari keseluruhan objek penelitian. Bagian dari objek yang

dijadikan sasaran pengumpulan data penelitian dikenal dengan

istilah sample penelitian, sedangkan cara pengambilan sample

penelitian disebut sampling.

36

Page 18: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

Sampling merupakan salah satu bagian penting dari sebuah

penelitian. Sampling penting untuk menentukan validitas penelitian,

dalam arti seberapa jauh keberlakuan generalisasi hasil penelitian

tersebut. Sampling juga penting dalam penentuan derajat

kebenaran hasil penelitian. Umum disebutkan bahwa semakin besar

sampling penelitian, maka semakin dekat hasil penelitian tersebut

pada kebenaran yang sebenarnya.

1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek dengan ciri

yang sama. Populasi dapat berupa himpunan orang, benda,

kejadian-kejadian, kasus-kasus, putusan-putusan atau tempat yang

memiliki cirri yang sama. Contoh populasi adalah mahasiswa

fakultas hukum universitas sumatera utara, dosen fakultas hukum

USU, putusan-putusan pengadilan tentang perkara tertentu untuk

satu kurun waktu tertentu, dan lain-lain.

Secara umum dikenal beberapa pengertian tentang populasi

dalam penelitian, antara lain :

a. target population dan sampled population

Target population adalah populasi kepada siapa kesimpulan

akan diberlakukan atau digeneralisasikan. Sedangkan sampled

population adalah darimana sample diambil. Idealnya dalam sebuah

penelitian, target population identik dengan sampled population.

b. problem population dan data populasi

Problem population adalah populasi yang menjadi objek

penelitian, kepada siapa hasil penelitian diberlakukan atau

37

Page 19: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

digeneralisasikan. Populasi ini pada umumnya sudah tercermin

dalam rumusan masalah penelitian.

Data populasi adalah populasi darimana data diperoleh

melalui sample populasi tersebut. Idealnya problem population

identik dengan data populasi.

Sample adalah himpunan bagian atau sebagian dari populasi

yang menjadi sumber pengumpulan data penelitian. Dalam sebuah

penelitian, pengamatan umumnya tidak dilakukan terhadap semua

populasi, mengingat adanya keterbatasan waktu dan biaya

penelitian. Disamping itu ada beberapa alasan mengapa dilakukan

pengambilan sample penelitian, antara lain :

a. apabila pengambilan sample didasarkan atas asas probabilitas,

maka penggunaan data dari sample untuk pengambilan

kesimpulan tentang populasi dapat dipertanggungjawabkan ;

b. apabila populasi homogen, maka sample adalah identik dengan

populasinya ;

c. apabila observasi atau eksperimentasi bersifat merusak unit

sample, maka apabila dipergunakan populasi akan sangat

merusak ;

d. apabila populasi jumlahnya tak terbatas, pemakaian populasi

adalah sesuatu yang tidak mungkin ;

e. apabila diperlukan adanya control atau pengaturan terhadap

variable tertentu atas populasi ;

38

Page 20: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

f. lingkup penelitian dapat diperluas dan diperdalam oleh karena

jumlah yang diobservasi dan diberi perlakuan lebih sedikit,

dengan demikian informasi yang diperoleh akan lebih teliti.15

2. Teknik Sampling

Pada dasarnya teknik sampling dibedakan atas probabilitas

sampling atau random sampling dan nonprobabilitas sampling atau

non random sampling. Pada random sampling tiap-tiap unit atau

individu populasi mempunyai kesempatan atau probabilitas yang

sama untuk menjadi sample penelitian. Pada non random sampling

kesempatan tiap unit atau individu untuk menjadi sampling tidak

sama. Apabila pengambilan sample dilakukan dengan cara non

random, maka penggunaan statistika inferensial/ induktif

dipertanyakan keabsahannya.

2.1. Random Sampling

Beberapa tehnik dalam penentuan sample dengan tehnik

random sampling dapat diuraikan secara ringkas sebagai berikut :

a. simple random sampling

Cara ini dipergunakan apabila populasi dianggap homogen.

Tersedia daftar dari seluruh unit populasi, berikut nomor urut dari

seluruh unit populasi tersebut. Pengambilan unit sample dapat

dilakukan dengan melalui cara lotre atau dengan bilangan

random.

15 Bambang Sunggono, op.cit, Hal. 123

39

Page 21: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

Keuntungan dari tehnik ini adalah harga rata-rata sample

merupakan estimator rata-rata populasi yang “unbias” dan

pelaksanaannya mudah. Sedangkan kelemahannya adalah

sample dapat menyebar pada jarak yang jauh atau justru akan

mengumpul pada area tertentu saja, memerlukan daftar populasi

yang lengkap;

b. Systematic random sampling

Cara ini dipergunakan untuk populasi yang dianggap

homogen. Tersedia daftar seluruh populasi berikut nomor

urutnya. Pengambilan sample pertama dilakukan dengan sama

dengan cara simple random sampling, sedangkan untuk sample

kedua, ketiga dan seterusnya, ditentukan secara sistematis,

yaitu meloncat ke nomor berikutnya dengan jarak tertentu.

Contoh akan diambil 20 sample dari 100 unit sample dalam

populasi. Dalam hal ini jarak besar loncatan ditetapkan sebesar

100 : 20 = 5. misalnya sample pertama jatuh ke unit nomor 5

(pengambilan dengan lotre), maka sample kedua dan seterusnya

akan jatuh pada nomor 10 (5 + 5), 15 (10+5), demikian

seterusnya sampai diperoleh 20 unit sample.

c. stratified random sampling

Cara ini digunakan apabila populasinya heterogen. Dalam

populasi yang heterogen tersebut ternyata terdiri dari lapisan/

tingkatan yang bersifat homogen. Apabila jumlah unit tiap

tingkatan sama, maka digunakan cara simple stratified random

sampling, akan tetapi apabila jumlah unit untuk tiap tingkatan

40

Page 22: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

tidak sama, maka dipergunakan proportional stratified random

sampling. Cara ini diambil dalam rangka meningkatkan derajat

keterwakilan sample yang akan diambil terhadap populasinya.

Keuntungan cara ini adalah bahwa dengan adanya stratifikasi

akan meningkatkan presisi dari sample terhadap populasi, dan

realtif pelaksanaannya mudah, sedangkan kelemahannya adalah

sample dapat menyebar dengan jarak yang jauh dan diperlukan

daftar seluruh populasi beserta sifatnya.

d. cluster random sampling

Cara ini dipergunakan apabila populasinya heterogen, dimana

di dalamnya terdiri dari kelompok-kelompok (cluster) yang di

dalamnya masih mengandung unit populasi yang heterogen. Dari

cluster-cluster diambil secara acak dan selanjutnya dari cluster

terpilih diambil unit populasi secara random sehingga diperoleh

sample. Dalam hal ini heterogenitas sample diharapkan sama

dengan heterogenitas populasinya.

Cluster random sampling sering juga disebut area random

sampling. Area dalam hal ini dapat berupa suatu area

administratif, misalnya kecamatan, kelurahan, kabupaten, RT/RW

dan lain sebagainya. Dapat juga area dalam artian geografis,

seperti pantai, sungai, dataran tinggi, dataran rendah dan lain

sebagainya.

Kelemahan cara ini adalah sulit diperoleh cluster dengan

heterogenitas yang benar-benar sama, sehingga sample yang

diperoleh merupaka estimator yang kasar untuk populasinya.

41

Page 23: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

Sedangkan keuntungannya adalah penyebaran unit populasi

dapat ditekan, dan tidak diperlukan daftar dari seluruh unit

populasi, akan tetapi cukup daftar unit populasi dalam cluster

atau area terpilih.

e. multistage random sampling

Cara ini merupakan kombinasi dari cara-cara diatas, yaitu

kombinasi antara simple stratified – cluster random sampling,

dengan urutan-urutan bervariasi

2.2. Non random sampling (non probability sampling)

Seperti diuraikan sebelumnya tehnik sampling ini

menyebabkan kesempatan setiap unit populasi untuk menjadi

sample tidak sama. Contoh penggunaan tehnik ini, misalnya tehnik

purposive sampling, yang banyak dipergunakan dalam penelitian

kualitatif. Tehnik ini tidak mengutamakan derajat keterwakilan

populasi dari sample, akan tetapi sample dipilih sesuai dengan

keperluan penelitian dan yang dianggap peneliti paling tepat untuk

memberikan informasi, data, atau pandangan yang terpercaya.

Dengan cara seperti, maka benar bahwa setiap unit populasi tidak

memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sample penelitian.

Hipotesis

Secara sederhana hipotesis selalu diartikan sebagai jawaban

sementara atas permasalahan-permasalahan (problems) penelitian.

Penyusunan hipotesis sangat didukung oleh masukan-masukan dari

penelaahan awal terhadap bahan-bahan pustaka atau teori-teori

42

Page 24: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

yang menjadi kerangka acuan atau pisau analisis penelitian.

Hipotesis akan diuji pada saat analisis data. Sebagai kesimpulan

penelitian hipotesis dapat diterima ataupun ditolak oleh hasil

analisis data.

Meskipun demikian, bahwa tidak setiap penelitian wajib

memiliki hipotesis. Hipotesis diperlukan dalam penelitian-penelitian

yang bertujuan untuk menguji teori atau menguji keterkaitan antar

variable penelitian, atau pada penelitian-penelitian preskriftif yang

focus pada pemecahan problem yang terdapat dalam penelitian.

Analisis Data

Dalam penelitian-penelitian sosial umumnya dikenal dua

macam analisis data, yakni analisis kwantitatif dan analisisi

kualitatif. Perbedaan kedua bentuk analisis data ini dipengaruhi oleh

dua aliran penting dalam ilmu-ilmu sosial, yakni aliran positivis dan

aliran fenomenologi. Ajaran positivisme memandang bahwa yang

43

Page 25: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

terpenting adalah meneliti fakta atau sebab-sebab terjadinya gejala-

gejala sosial tertentu. Oleh karena itu aliran ini berusaha untuk

mengumpulkan data melalui daftar pertanyaan yang terstruktur dan

lain alat pengumpulan data yang ditujukan untuk menghasilkan

data-data kuantitatif serta memungkin melakukan korelasi antara

gejala-gejala dengan mempergunakan bantuan statistic.

Sebaliknya ajaran fenomenologi memandang yang terpenting

dan utama adalah memahami perilaku manusia dari sudut

pandangan orang yang bersangkutan itu sendiri. Oleh karena itu

seorang peneliti fenomenolog akan berusaha mengumpulkan data

dengan menggunakan pengamatan partisipatif, pedoman

pertanyaan atau pedoman wawancara dan jika memungkinkan

menganalisis dokumen-dokumen yang bersifat pribadi. Oleh karena

itu penelitian kwalitatif sering disebut sebagai penelitian yang

holistic karena mencari informasi yang sedalam-dalamnya dan

sebanyak-banyaknya tentang aspek yang diteliti. Dengan ketentuan

bahwa data-data yang berbeda tersebut merupakan satu kesatuan

yang utuh dari objek yang diteliti.

Pendekatan kuantitatif pada dasarnya berarti penyorotan

terhadap masalah serta usaha pemecahannya yang dilakukan

dengan upaya-upaya yang banyak didasarkan pada aspek

pengukuran yang ketat yang dilakukan dengan memcahkan objek

penelitian ke dalam unsur-unsur tertentu untuk kemudian ditarik

suatu generalisasi yang seluas mungkin ruang lingkupnya.

Pendekatan kualitatif sebenarnya merupakan tata cara penelitian

44

Page 26: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

yang menghasilkan data deskriftif, yaitu apa yang dinyatakan

responden secara lisan atau tertulis dan perilaku nyata dari

responden yang diamati. Penelitian dengan analisis kualitatif

mengkaji objek secara utuh.

I. Gadaourek menyatakan bahwa fungsi-fungsi analisis

kuantitatif sebagai berikut :

a. secara efesien menghimpun, mengolah dan menganalisa data

penelitian terutama dalam penerapan perencanaan penelitian

survey ;

b. dengan mengadakan kuantifikasi, secara lebih mudah untuk

mengadakan studi perbandingan dan menarik suatu

generalisasi ;

c. lebih mudah menerapkan metode induksi terhadap hasil

penelitian ;

d. penelitian kuantitatif lebih tepat diterapkan untuk menguji

hipotesis, terutama dalam penelitian-penelitian yang bersifat

eksplanatoris ;16

Sebagian ahli menyatakan bahwa analisis kwantitatiflah yang

merupakan analisis ilmiah dalam arti yang sebenarnya, karena

penelitian kwantitatif menerapkan tahapan-tahapan penelitian

ilmiah secara ketat dan terstruktur. Sementara penelitian kwalitatif

sering disebut dengan penelitian alamiah dan sangat dipengaruhi

oleh subjektifitas atau keahlian si peneliti. Design penelitian

kualitatif lebih fleksibel dari pada penelitian kuantitatif. Misalnya

16 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, op.cit, Hal. 31-32

45

Page 27: MATERI - 2 - Fiat Justitia, Et Pereat Mundus | … · Web viewmembuat prediksi atau ramalan, estimasi dan proyeksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, atau gejala-gejala yang akan

dalam penelitian kualitatif analisis data dapat dilakukan sepanjang

penelitian dan design dapat dirubah sesuai keperluan apabila

ternyata ditemukan hal-hal spesifik yang dipandang penting oleh si

peneliti.

46